Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Anak Gunung

V

Sepanjang hari yang membosankan itu aku lewati tanpa ada peristiwa yang berarti… vandela pun tak ku jumpai karena dia ternyata pulang duluan…

“huuhh… flat banget hari ini… bangsat dahh…” keluh ku dalam hati

Sahabatku sudah pada pulang duluan karena ada urusan masing-masing, sisa aku yang sekarang sedang menuju parkiran karena aku baru saja menyelesaikan tugas di perpus…

“huuffthhh… dah ah pergi ke toko dulu kali yee… beli makanan untuk perjalanan besok…” aku sebenarnya belum pernah benar-benar naik ke atas gunung, karena dulu aku berfikir bahwa gunung adalah tempat yang membosankan yang dikelilingi pohon saja… beberapa kali dulu aku dan keluarga ke gunung itupun hanya di kaki gunung untuk berfoto-foto… satu-satunya motivasiku mendaki gunung wirawa adalah untuk mematahkan hal mistis yang menjadi skeptis manusia pada umumnya dan untuk meningkatkan adrenaline ku.

Lalu dari kampus aku mengendarai benelli ku menuju sebuah swalayan cukup besar di kota ku… mulai dari bermacam keripik, roti panggang (karena kami berencana untuk membangun api unggun), marsmellow, beberapa minuman softdrink.

“duhh jadi bingung sendiri gimana bawanya kan… ” bingung karena banyaknya makanan yang ku beli sehingga sulit dibawa dimotor, dan lagian plastic yang ku gunakan seakan mau sobek

“pakai ini aja mas…” ujar seorang gadis cantik dengan rambut gelombangnya sangat indah sambil memberiku sebuah tas (tote bag) kepadaku

“ehhh… gausah mbak…” tolak ku halus karena bagaimanapun aku tidak mengenalnya dan aku tidak tau cara mengembalikan tas ini nanti padanya

Tiba-tiba saja seolah alam menginginkan pertemuan kami terjadi… plastik yang ku gunakan tadi robek dan menjatuhkan beberapa belanjaanku

Tanpa diminta dan dengan reflek kami sama-sama turun untuk mengutip belanjaanku yang jatuh… dan… ya, padahal aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menghindari tangannya namun tetap terjadi… tanpa sengaja tanganku memegang punggung tangan halusnya seperti di film-film

“ehh maaf mbak…” ucapku langsung agar menghindari kesalah pahaman yang kemungkinan terjadi

“huuummmpphh….” Harum ini…. Aroma harum ini seolah aku mengenalnya… tapi siapa??... kenapa seperti mengenal aroma ini??.... batinku saat merasakan aroma parfum unik yang seperti pernah ku cium tapi dimana??

“gapapa mass… ini pakai aja… biar ga kesulitan…” ucapnya dan tidak mengangkat wajahnya untuk mellihatku

“siapa wanita ini??... kenapa dia enggan melihatku??...” batinku

“yasudah saya duluan ya mas…” ucapnya langsung membalikkan badan dan tetap menghindari tatapan ku

“ehh… iya makasih ya mbak…” ucapku berterima kasih

“saya Cuma ga mau mas kesusahan… itu saja…” ucapnya singkat dan berjalan pergi menuju mobilnya meninggalkanku yang masih melihat kepergiannya

“siapa yaa??… apa aku kenal dia??... atau sebaliknya??... ” aku masih heran dengan gelagat dan sikap gadis barusan, aroma nya sepertinya ingin membuka sedikit memoriku tapi aku belum sanggup mengingat apapun dan sikapnya yang berusaha untuk tidak memperlihatkan wajahnya

“ahh… ya sudahlah yang penting karena dia aku jadi tertolong… makasih malaikat tak bernama…” ucapku dalam hati

Disisi lain ada sebuah mobil yang mengarungi jalanan yang sepi… di dalam nya hanya ada seorang gadis yang mengemudikan mobil dengan berlinangan air mata…

“bagass… kamu belum berubah sedikitpun… masih seperti bagas yang dulu aku kenal…” ucapnya dalam tangisnya

“aku kembali kesini hanya untuk menemui mu… tapi kenapa setelah bertemu justru hati ini bergetar hebat… mata ini tidak sanggup membendung…” ia terus mengemudi dengan cucuran air mata yang terus mengalir

“aku pernah berjanji akan kembali setelah satu purnama… dan kamu akan menunggu ku, itu ucapmu… maaf tapi aku belum siap… tapi aku pasti akan datang padamu bagas… apapun yang terjadi aku akan menememui mu… itu janji ku…” ucap sang gadis dan memacu mobilnya semakin kencang

Ya itulah sang gadis… salah satu heroine yang pernah mengisi hidup bagas dan akan kembali dalam usaha untuk bisa mengisi kembali hidup bagas

“kamu jadi lanjut kemana??...” ucap sang bocah remaja lelaki dengan senyuman yang berseri

“aku..?? aku juga ga tau…” jawab anak gadis itu

“disini saja… di kota ini… aku mau kamu tetap disini…” tambah bocah remaja itu

“aku ga bisa di kota ini sementara waktu… aku mau ke rumah kakek-nenek ku… aku ingin tenang untuk sementara waktu disana…” jawab sang gadis

“tapi dimana??... ” tanya polos remaja yang mau mendekati masa kematangannya

“ga terlalu jauh… hanya melewati 3 kota dari sini…” balasnya

“jadi kamu ga akan kesini lagi yaa…??” tanya remaja itu

“padahal aku mau tetap menghiburmu… dan kamu tetap mengobrol denganku…” ucap si remaja seolah mereka anak smp yang baru memadu kasih…

“enggak… aku enggak akan lama disana…” jawab gadis itu sambil menggenggam tangannya di belakang dan bersandar ke tembok kelas… mereka berada diujung bangunan agar bisa berbicara berdua

“janji…??...” jawab polos si bocah remaja… entah kenapa dihadapan gadis ini dia seolah berubah menjadi seperti anak kecil dengan kepolosannya. Padahal bocah remaja itu bukanlah remaja lemah dan mudah ditundukkan atau ditaklukkan

“iya aku janjii…” ucap manis gadis tersebut yang sebenarnya sudah memenangkan hati sang bocah remaja… namun mereka tidak ingin merusak suasana ini dengan cara mengakui perasaan masing-masing

Sang bocah remaja di depan gadis yang se-umuran-nya ini seolah mendapat kasih seorang kakak yang tidak pernah dia miliki, namun karena perasaan itu dia tidak mau mengungkapkan rasa cintanya pada gadis ini… dan gadis itu sendiri juga mencintai remaja ini tapi dia tahan karena percuma juga, sebentar lagi mereka akan berpisah…

“berapa lama??... seberapa lama aku akan menunggu??...” tanya remaja itu meminta kepastian

“satu purnama… aku berjanji akan kembali setelah satu purnama…” jawab gadis itu menahan air mata nya, karena bagaimana pun dia juga sebenarnya tidak siap meninggalkan bocah lelaki itu…

“baiklah… akan aku tunggu janji mu untuk kembali setelah satu purnama… setelah tiba waktunya kembali lah padaku dan aku akan menyambutmu…” jawab si bocah remaja…

mereka terkadang menggunakan bahasa frasa untuk menutupi perasaan masing-masing dan sebagai kode sesuatu yang tidak pasti… purnama… salah satu yang mereka gunakan untuk waktu yang tidak pasti akan datang atau tidaknya… namun tetap mimilih untuk percaya satu sama lain bahwa waktunya akan tiba

mereka memang menyukai hal seperti itu… saling berbagi cerita dan terkadang saling membuat puisi yang membuat mereka ingin selalu bersama… sebenarnya si bocah remaja bukan seorang yang menyukai puisi namun karena si gadis akhirnya bocah itu mulai menyukainya… dan ketika gadis itu pergi seketika itu juga motivasinya untuk menyukai puisi juga sirna…

……

Dalam perjalanan ke rumah bagas masih terus merenungkan dan berusaha siapa gadis tadi… masih mencoba mengingat-ingat gadis yang seperti dikenalnya dari aromanya itu. Tapi ya mau bagaimana lagi, karena cukup banyak juga gadis yang mengisi hidupnya walau tidak semua memiliki hatinya.

“kamu ini mau ngapain bagas beli makanan sebanyak itu…” ucap ibunya pada bagas ketika sudah masuk kedalam rumah

“ohhh ini persiapan bu…” balas bagas singkat dan mau menuju ke kamarnya

“sini dulu bagas… ” panggil ibunya dan bagas pasti menuruti

“iya bu… ada apa…??... bagas masih capek nih…” balasku karena pasti ada yang mau di omongin ibu

“kamu mau persiapan apa??... kok banyak begitu belanjanya…” tanya ibu

“bagas besok mau pergi bu bareng teman-teman…” ucapku singkat agar cepat selesai obrolan ini

“kamu mau pergi terus ga izin dulu sama ibu gitu..??” tanya ibu dengan mengerutkan alisnya

“yak an perginya besok bu… jadi izin besok juga…” aku sebenarnya sudah ingin tidur sekali karena ingin mengisi tenaga agar fit

“emang kamu mau pergi kemana gass??...” waduhh kalau ku jawab jujur pasti ada sedikit gesekan, tapi kalau berbohong aku tidak bisa… huhhh…

“mau naik gunung bu…” jawabku sedikit ragu

“wahh… bagus dongg… kamu kan belum pernah naik gunung, jadi biar ada pengalaman…” lohhh… tumben tidak ada larangan ibu, agak heran juga hehheh

“berapa malam nakk??...” tanya ibu lagi

“dua malam bu… berangkat besok pagi jam 1… berlima bareng mada, jaya, tian, sama pacar mada…” jawabku dengan penuh agar tidak banyak lagi tanya ibu

“ohh.. tapi mau naik ke gunung mana kalian??...” astaga kirain udah semua pasti terjawab

“wirawa bu… yang tingkat 4 nya…” jawabku lagi agar ibu selesai

“duhh… kok harus ke gunung itu sih gass??... kamu tau kan rumor tentang gunung itu…” malah diperpanjang lagi sama ibu haduuhhhhh

“iya buu… bagas tau… bagas paham… bagas juga ga takut dang a percaya…” jawabku singkat

“udah ya… bagas mau tidur bu isi tenaga…” tambahku

“duhh kamu ini bagas… yaudah kamu dah besar semua harus kamu lakukan dengan sadar dan bertanggung jawab… yaudah tidurlah…” ucap ibu, akhirnya beliau mengerti kantuk dan lelah yang ku rasakan

“tapi ingat jangan langgar pantangan… dan hormati larangan…” tambah ibu ketika aku berjalan melewatinya

“ibu ini kayak ga kenal anaknya aja… dikira aku percaya gituan… huhh” dengusku dalam hati sambil terus berjalan menuju kamar peristirahatan tercinta

Lalu aku ke kamar dan langsung tidur sore… aku tertidur sampai sekitar jam 7 malam, dan akhirnya dibangunkan dinda untuk disuruh makan malam

“kak bangun… diajakin makan bareng ayah sama ibu itu dibawah…” ajak dinda

“udah kalian duluan aja… kakak mau siap-siap barang dulu” jawabku sambil berusaha bangkit dan mempersiapkan baju dan tenda yang ku sewa tadi

“emang kakak mau kemana??...” tanya dinda penasaran

“mau naik gunung besok…” jawabku singkat pengaruh baru bagun juga sih

“wihhh… seru dong… kak jaya ikut nggak?...” tiba-tiba dinda bertanya seperti itu seolah dia tidak malu lagi mengakui perasaannya di hadapanku

“kamu ga malu lagi bahas jaya depan kakak??...” tanyaku dengan menatapnya

“engga dong… biar kakak nanti gampang setuju sama kak jaya…” jawabnya girang

“dinda adik kakak… kamu boleh cinta sama orang… tapi dia sekarang belum menjadi milik mu, jadi tahan dan kendalikan dirimu… jangan nanti kamu sakit sendiri” ucapku karena bagaimanapun cinta bisa menjadi obat sekaligus racun disaat yang bersamaan

“ii… iya kak… maaf…” jawabnya dan terlihat hilang raut ceria di wajahnya

“kakak ga masalah… tapi simpan cintamu yang membara itu, jaga agar tetap menyala… jaya akan datang untuk menjemput cintamu, jadi sembunyikan untuk saat ini ya adik kakak yang manis…” ucapku memberi semangat agar dia tidak murung sambil mengusap kepalanya dengan lembut

“makasih kakak… sayang banget sama kakak…” ucapnya dengan senyum dan langsung memelukku

“iya iya… yaudah kamu makan sana… kakak mau beresin ini dulu…” suruhku padanya agar tidak telat makan

“iya kak… oh iya kakak jaga diri ya, aku gamau kakak nanti diculik penghuni gunung sana…” ucapnya

“ihh kamu ini bawel…” jawabku dan dinda pun langsung turun untuk makan

“huhh… empat baju, tiga celana udah lebih dari cukup nih… eh tapi sepatu sportku yang dulu masih muat ga ya??..” pikirku dalam hati karena aku sebenarnya tidak memiliki sepatu khusus mendaki, lagian sepatu sportku itu juga mahal dan bahan terbaik jadi kupikir akan cocok saja

“yesss… untung masih muat…” lega rasanya saat kakiku masih muat di sepatu yang setahun lalu dibelikan oleh vandela sebagai hadiah ulang tahun, dia membeli dari luar negeri dengan model custom. ya karena dia juga memang anak orang kaya sih padahal aku tidak pernah meminta apapun padanya dan kalau kami makan atau jalan aku tidak pernah mau jika dia yang membayar

Setelah sekitar setengah jam siap juga semua ku siapkan, mulai dari tenda, pakaian di tas gunungku(kebetulan ayahku punya jadi ku ambil secara diam-diam agar tidak curiga), makanan, plastik sampah, alas untuk tidur, dan senter yang aku pakai nanti dalam tujuanku untuk uji mental.

Oh iya kerena kami pendaki pemula semua ya jadi memakai yang instan saja hehehe….

“duhh… akhirnya siap juga…” batinku lega karena semua sudah siap

Lalu karena aku bosan dan bingung mau ngapain lagi, lalu ku ajak ketiga sahabatku untuk nongkrong di café sebentar untuk mengisi malam kami dengan santai

Ku telfon mereka semua, dan semua sudah selesai dengan persiapan mereka masing-masing dan mereka juga lagi pengan nongkrong jadi aku shareloc pada mereka menuju café yang dulu sering kami kunjungi saat sma

“ahh… saatnya berangkat…” aku mulai berjalan keluar kamar, namun mataku tertuju pada tote bag yang diberikan gadis tak dikenal tadi siang

“siapa yang yang memberikan ini… kalau waktu bisa diputar pasti aku akan mengajaknya berkenalan…” ucapku dalam hati sambil merapikan tote bag itu, dan sekilas terlihat seperti inisial di dalam merk tote bag itu

“S.A…. S.A apaan yaa…” pikirku dalam hati
“san andreas kah???... hahahah”

Lalu aku merapikan tote bag itu dan langsung cao pergi ke café untuk nongkrong… dalam perjalanan terasa sangat damai dalam kesunyian malam sekitar jam 8 itu, karena ini bukan malam minggu makanya jalan lebih sepi

Tak sampai 20 menit akupun sampai di café dan rupanya teman-temanku sudah pada berkumpul

“lu yang ngajak lu yang telat ngennn…” maki tian padaku

“hehehe… tadi ada urusan mendadak di rumah…” ucapku memberi alasan

Di situ kami berkumpul bercanda ria dan saling ngecengin… disitu ada jaya, mada, tian, gadis, dan fwb-an tian bernama mina…

“ehh… itu kayak kenal deh…” tiba-tiba mada berkata sambil menunjuk seorang gadis yang hendak membayar minumannya di café ini

“emmm… bentar… iya kayak mirip tapi siapa ya…” ucap tian kemudian…

Aku sebenarnya yang sedang menikmati kopi dan rokok ku tidak peduli dan tidak memperhatikan gadis itu, namun tiba-tiba ada yang berkata…

“ehh… itu kan sartika men… iya itu sartika…” ucap jaya tiba-tiba yang membuatku terkejut dan langusng menoleh mencari gadis yang dimaksud

Gadis yang dulu berjanji padaku. Gadis yang dulu pernah memenangkan hati ku, memberi warna dan kasih yang berbeda dalam hidupku, gadis yang membuatku takluk sehingga selalu bisa bersikap manja padanya, gadis yang selalu ingin ku lindungi karena dia sangat rapuh…

“mana sartika…” ucapku dengan semangat dan ingatan yang tiba-tiba muncul dengan kuat

“itu… SARTIKA…” tunjuk mada dan memanggil sartika dengan sedikit berteriak agar dia menoleh padaku

Sartika yang saat itu menoleh dan langsung tertuju pada mata bagas, membeku untuk beberapa detik dan kemudian mencoba berlari kabur keluar

“SARTIKA… SARTIKA TUNGGU…” teriakku tanpa sadar air mata ku turun dengan sendirinya

Tanpa berfikir panjang aku langsung mengejarnya berharap bahwa dia benar-benar sartika… ohhh TUHAN betapa ku merindukan gadis ini… dan disitu baru kusadari dia adalah gadis yang memberiku tote bag padaku karena baju nya yang masih sama dan ku ingat. S.A, Sartika Abigail, nama lengkap sartika.

“sartika tunggu!!!... kenapa kamu lari??... apa salahku??...” teriakku mengejarnya dengan berlari agar cepat mencapai dirinya

“bagass… maaf…” ucapnya sambil membalikkan badan

Tak ku pedulikan ucapannya k uterus berlari dan langsung memeluk dirinya. Gadis yang sudah lama ku rindukan ini, gadis yang berbeda dalam warna dan gadis yang mengajariku tentang lembut dan indahnya puisi

“kenapa kamu lari??... kenapa??... kamu benci sama aku??...” tanyaku dalam tangis yang pecah karena tak sanggup lagi menahannya.

Kerinduan yang sangat mendalam padanya. Dulu 2 bulan pertama setelah dia pergi aku selalu gusar dan mudah marah, dan dimalam hari pasti ada saja tetesan air mata yang membasahi pipiku. Ke-inginannya untuk pergi mungkin bisa ku terima, namun dia juga memutus kontak kami, dia tidak ingin aku menghubunginya dan tetap menunggunya hingga dia kembali… sungguh egois… egois sekali…

Aku bisa melupakkannya setelah kehadiran vandela dalam hidupku yang membuatku berangsur-angsur kembali menerima cinta. Bukannya aku melupakan sartika, justru aku menguburnya karena aku tidak sanggup melupakannya. Padahal mengubur perasaan itu sama saja seperti bom waktu yang akan bisa meledak kapan saja saat orang itu kembali ke kehidupan kita

Aku tanpa menyadari juga menjadi rapuh disaat dia pergi, untung ada ibu yang menguatkan diri ku.

“mana??... mana janji kamu??... ” tanyaku sambil tetap memeluknya dengan erat berharap dia tidak hilang lagi dariku, tidak pergi lagi dari sisiku, aku membutuhkan kasih yang berbeda darinya

“sudah cukup… sudah cukup lama aku menunggu… kenapa??... kenapa kamu mau lari lagi??...”

“sampai kapan lagi aku harus terus menunggu??... sampai berapa purnama lagi aku harus menunggu kedatangan mu??...” jawabku… memang aku tidak terisak namun aku juga tidak bisa menghentikan air mata yang terus jatuh membasahi rambutnya

“tolong jawab sarr… seberapa lama lagi kamu butuh waktu untuk lari dan menghindar dariku??...”

“aku selalu siap menunggu asal kamu kembali berjanji akan datang padaku… aku akan kembali mengubur cintaku menunggu kedatangan mu”

“aku tidak sanggup lagi menahan bibir ini untuk mengutarakan cintaku padamu… jangan membenciku karena aku sudah terlanjur mencintaimu… kalau kamu mau pergi lagi, silahkan pergi aku tidak akan menahanmu…”

“aku masih dan selalu akan mempercayai janji tentang kembalinya dirimu di sisiku… ” ucapku dengan getir karena apa yang aku lewati dengannya tidak bisa aku rasakan dengan orang lain. Itulah pembeda sartika dengan gadis lain, karena apa yang kami lewati bersama

“bagas… aku hanya belum siap ketemu kamu…” ucapnya dan tetap tidak memandang wajahku

“aku belum siap… hati ku belum kuat…” ucapnya dengan berlinang air mata…

“lihat aku…” ucapku sambil mengangkat wajahnya namun dia menghindar

“jangan paksa aku gass… aku belum siap melihat wajahmu…” ucapnya yang sebenarnya menyakiti hatiku namun tetap ku hormati keinginannya

“kamu sendir yang bilang tidak ingin melihatku menangis… jadi aku belum siap… ” tambahnya

“apa kamu punya tambatan hati lain sarr??... kalau begitu tidak apa-apa… aku akan tetap menunggu mu… aku akan sel..” terpotong ucapanku

“jangan berbicara seperti itu… hanya kamu pemilik hati ku… hanya kamu yang ada di hatiku…” ucapnya sambil menutup mulutku dengan telunjuknya

“cupphhh” di kecupnya bibirku dengan mata yang masih tertutup di sertai linangan air mata

“aku minta waktu sebentar lagi… untuk mempersiapkan hati ku…” ucapnya dengan menatap kebawah dan terus menghindari mataku

“baiklah… akan aku tunggu kamu untuk waktu yang kamu minta…” jawabku, kembali harus mengubur cinta yang baru saja meledak

“terima kasih… aku harus pergi…” ucapnya

“pergilah kemana pun kamu mau, tapi tetap bawa cinta ku bersama mu…” ucapku dan sartika berjalan pergi ke mobil tanpa membalas ucapanku

Lalu dengan perasaan yang membingungkan aku kembali ke teman-temanku untuk menikmati rasa sedihku sendiri dalam kebersamaan ini

Kami kembali bercengkrama dan aku lebih banyak berdiam diri. Mereka memang tidak menanyakan tentang sartika padaku, karena melihat raut wajah sedih yang masih tersisi, dan mereka menghormati ketidaksiapan ku untuk ngobrol tentang sartika jadi mereka mengalihkan pembicaraan ke arah yang lain. Memang teman terbaik kalian jaya, mada, tian.

Sekitar jam 11 lebih aku sudah sampai dirumah, dan langsung menuju kamar untuk tidur. Namun pikiran ku masih terganggu dengan keberadaan sartika yang tiba-tiba muncul dihadapanku

“sartika dan vandela… huhh” ada dua wanita hebat dalam hidupku yang memiliki kelebihan masing-masing.

Aku sendiri bingung dengan apa yang akan aku jalani kedepannya, bagaimana akan memilih karena ini terlalu dan amat sangat berat bagi ku. Dengan pikiran yang berkecamuk ini tanpa sadar aku jatuh kedalam nyamannya tidur.

Malam itu bagas terlelap dalam mimpi dengan damai. Lelah dan sedih adalah perpaduan yang luar biasa akan menjadi tidur yang sempurna. Suatu kelebihan yang dimiliki oleh bagas adalah semakin lelap dia tertidur maka semakin cepat regenerasi sel dalam tubuhnya sehingga sisa dan bekas pertarungan yang dialaminya dua hari lalu bisa sembuh total. Kelebihan yang cukup aneh tapi sangat berguna.

Esok harinya bagas bangun dengan tubuh yang segar dan sangat bertenaga…

“kraakkk… raakkkhhh…” begitu suara yang sangat nyaring saat bagas meregangkan seluruh tubuhnya

“ahh.. nikmat banget…” karena memang siapa yang tidak merasa nikmat apabila meregangkan tulang ototnya

Walau dalam kondisi yang sangat primanya ini, disaat tubuhnya bersemangat, hatinya justru sedang dilema. Pikirannya bercabang, yang satu berkata pada vandela yang lain berkata pada sartika. Dari apa sih wanita tercipta?? Kenapa tanpa menyentuh makhluk ini bisa merusak dan menyembuhkan seorang laki-laki dari dalam? Sungguh luar biasa memang

“sudahlah… yang penting kuliah dulu hari ini…” aku memang ada kelas hari ini tapi hanya dari jam 9-11, lalu kami bisa bersiap dan berkumpul terus berangkat deh ke gunung wirawa

Dalam perjalanan ke kampus hati bagas masih terombang-ambing, bagaimana tidak dia yang sudah sangat lama menanti kedatangan sang pujaan hati sangking lamanya dia sampai harus mengubur perasaannya. 2 tahun penantiannya hingga akhirnya ada vandela yang sanggup mengisi hati dan harinya…

.....
 

Similar threads

Balasan
384
Dilihat
144.341
Balasan
331
Dilihat
355.603
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd