zhuquejr92
Guru Semprot
- Daftar
- 28 Jan 2015
- Post
- 677
- Like diterima
- 13.476
Part 21
Andre mendengar suara jeritan senang saat dera menelpon dona di balkon, tapi tak bagi andre, ia menunggu telepon dari kedua orang tuanya
Karena kesibukannya sampai hanya satu bulan satu kali ia mendapat kabar, andre pun membuka foto di ponselnya, foto ke orang tuanya.
Memang begini cara andre saat kangen dengan kedua orang tuanya. di lihatnya satu persatu sampai habis. dan sisa foto tahun kemarin.
“anak mami ya lo” celetuk dera tanpa sepengetahuan dirinya yang melihat foto-foto.
“haa?” andre dengan sigap langsung memasukan ke dalam sakunya.
“kangen aja, bukan anak mamii” jawab andre menahan gengsinya
“ouuuuhhh,”anggukan pelan dera.
“dona udah tau kita udah balik ke tubuh masing-masing?” anggukan dera yang duduk di sampingnya.
“terus doni?” tanya balik dera, andre hanya menggelengkan kepala.
“ah gue punya ide, gimana kita camping aja, di tebing sana, sekalian bikin balikan si doni sama dona” dera langsung menoleh kearahnya.
“tergantung si doni, kalau masih punya rasa ke si dona gue sih mau aja,” jawab dera pelan dan terlihat sangat kalem.
“masih kok, makanya gue kasih saran kayak gini”
“ouh oke, pas liburan sebelum UN sama uas aja kebetulan ada fesival laut juga” anggukan setuju andre.
“tapi gimana jawaban lo?”
“jawaban apa?” tanya dera seolah lupa.
“ya udah kalau lupa, gpp kok“ andre langsung bangun dan memilih ke akmarnya.
“iah, nanti gue jawab, gue masih bimbang, minggu depan pas liburan sebelum UN sama UAS” jawab dera memegang tangannya. Andre hanya tersenyum
Walau dera belum memberikan jawaban, tetapi secara tak langsung ia sudah memberikan jawaban, tetapi masih ragu dengan keputusannya. Dera tak ingin salah lagi menerima seseorang di hatinya.
***
Seperti di sekolah lain-lainya, sebelum UN di mulai di berikan waktu 1 minggu untuk libur. setelah mendapat izin untuk camping dari orang tua masing-masing,
Andre dan dera pun menyiapkan perlengkapan termasuk tenda, karena ia akan camping hanya berempat.
Tas ranselnya lagnsung penuh dengan makanan, padahal ia akan camping hanya semalam saja. Doni pun menunggu. Mereka semua berangkat agak siang karena Di tambah mala mini ada perlepasan lampion oleh para nelayan, sebagai syukur hasil laut yang melimpah.
“deraaaaa uhhhhh” teriak dona langsung mendekati andre,
“eitsss, dona, gue disini” ucap dera saat dona mau memeluknya.
“oh ia lupa hehe, gue kira lo masih ketuker.” Dona cuman menyengir
“emang lo aja yang kegenitan” gumam dera tersenyum palsu. Mereka pun langsung berjalan kaki menuju tebing di pinggir pantai tempat yang biasa dera merenung.
“turun ke bawah lagi aja, di situ lebih enak buat camping, soalnya bisa ke pinggiran pantai.” Pinta dera, mereka pun menyetujuinya dan turun ke bawah, walau pun jalan kesana agak curam.
“disini?” tanya andre. Langsung menurunkan ranselnya dan berisitirahat karena kakinya terasa pegal.
“ya udah buat aja tendannya, “ dera memilih bermain air bersama dona.
“eh dera tapi kenapa lo ajak doni?” bisiknya sambil merphatikan doni dan andre membuat tenda yang tak jadi-jadi.
“biar deketin lo berdua, i biar lo sama doni banyak ngobrol.” Ledeknya menyiramkan air.
“ihh parah lo ahhh” dona membalas dengna raut wajah antar senang dan malu. Setelah cukup curhatan sesana wanita, dera pun membantu andre yang sama sekali tak bisa memasang tenda. termasuk doni mereka berdua tak ada satu pun yang bisa memasang tenda walau tenda hanya cukup untuk berdua.
***
Hampir satu jam lebih akhirnya persiapan selesai termasuk tenda, kompor listrik. Dan bahan makanan lainnya.
“gue cari kayu bakar ya, “ andre langsung bangun,
“gue ikut andre” doni langsung menyusul andre.
“lo yakin cari kayu bakar disini?” tanyanya yang gak yakin karena di atas sini hanya ranting-ranting pohon.
“kagaklah, kita cari aja tempat bokapnya si dera kerja, kemarin gue liat banyak kayu-kayu buat di bikin keranjang” tawanya.
“tau gitu, mendingan gak usah ikut”
“saiapa suruh ikut, katanya mau perbaikin hubungan lo sama dona??, “
“malu gue,” jawab doni menghela nafas,
“gpp malu, asal jangan malu-maluin hahahaa” tawa ledek andre sangat puas melihat doni langsung terdiam.
Andre dan doni langsung mengumpulkan sisa-sia kayu yang terbelah sampai dua ikat. Setelah cukup mereka kembali ke tempat camping. doni terlihat masih malu untuk memulai pembicaraan walau duduk sudah bersampingan.
Tak terasa matahari mulai terbenam setelah semuah persiapan telah selesai, termasuk kayu buat api unggun,
“jam berapa mulainya?” andre tak sabar, karena baginya ini sebuah moment yang sangat tepat seumur hidup melihat lampion.
“jam 7an” jawab dera membawa sesuatu, yang ternyata lampion.
“nih buat kalian satu-satu, nanti ikutan aja” ucapnya.
Doni masih canggung mengobrol dengan dona, ia memilih membakar sosis yang sengaja ia bawa. Andre dan dera pun menyusul, tak ada obrolan serius. Hanya ada dera memancing doni agar mengobrol dengan dona, begitu pun degan dona.
“tuh tuh tuh liat” tunjuk andre dengan ampusias melihat beberapa lampion sudah terlihat dari tempatnya.
“ayo-ayo cepet” dera pun bergegas mempersiapkan lampionnya termasuk dona dan doni.
Mereka pun bergegas ke pinggiran pantai untuk melepaskan lampion, dan sadar ombak cukup besar karena mereka terlalu ke pinggir.
“1…
“2…”
“3…” bersamaan mereka melepaskan lampion,
“ahhhh” jerit dona yang ternyata terpeleset saat melepas lampion dan dirinya langsung terseret ombak. Doni tanpa pikir panjang langsung mengejar dona yang terbawa ombak,
“itu dona ke batu itu” tunjuk dera, saat melihat doni berenang mendekati batu itu,” dera tanpa sadara mengencengkram tangan andre erat, karena takut dona terjadi apa-apa.
Beruntung dona bisa berpegangan ke batu itu, dan ia belum terseret terlalu jauh. doni perlahan membantu dona kembali ke darat.
“kaki lo berdarah dona” ucap dera menunjuk betisnya yang terus mengeluarkan darah,
“sini gue yang bawa ke tenda” doni langsung menggedongnya ke tenda, lukanya cukup panjang dari betis sampai tumit, mungkin karena batu saat terseret.
Doni dengan sebisanya memberishkan lukanya terlebih dahulu, “ kasih betadine aja, terus gulung sama perban” ucap dona melihat doni bingung apa yang harus di lakukan terlebih dahulu.
Doni menuruti perkataanya dona, dari kejahuan dera dan andre memperhatikan mereka berdua, dan dari situ doni memberanikan diri berbicara dengan dona.
***
Langit malam ini di hiasi lampion, mereka berempat duduk di dekat api unggung sambil memandang langit.
Bintang-bintang terasa begitu banyak malamini, dona dan doni duduk bersamping dan juga andre dan dera.
“eehh?” dera sontak terkejut saat tangannya di pegang oleh andre.
“jangan liatin si doni” ucap andre menolehkan kepala dera yang penasaran, dan ternyata mereka berdua berciuman mesra.
“berhasil rencana lo” bisiknya sambil tersenyum.
“sekarang gimana sama lo?” tanyanya mendekatkan wajahnya ke wajah dera.
“ituuu” jawabnya. Melirik doni menggotong dona ke dalam tendanya meninggalkan mereka berdua.
“itu si doni mau ngapain?” tanya dera mengalihkan pembicaraan.
“bukan urusan lo kali, urusan lo disini” andre menolehkan kembali kepalanya dengan wajahnya.
“dan jawabannya gimana?” tanya andre dengan serius.
“kalau gak kenapa kalau ia kenapa?” tanya pelan.
“kalau misalnya gak, ya gpp sih. Gue incer si nesya aja buat jadi pacar,” jawabnya dengan enteng.
“kalau ia, ya jelas gue seneng banget haha” lanjutnya tertawa.
“iah” jawab dera singkat, dan jantung terasa berdebar-debar menjawabnya, ia langsung posisi duduk dekat. Andre pun langsung duduk di belakangan sambil memeluknya erat.
“kalau boleh tau alasan kenapa lo terima gue?”
“ha itu?” dera sontak kembali terkejut dan wajah langsung memerah.
“entahlah, gue seneng aja lo cowok yang salah gue pikirin, ternyata lo lebih baik dari yang gue pikirin” jawabnya pelan
“contohnya?”
“lo gak se playboy yang gue kira, dan gue percaya lo pacaran cuman dua kali, “
“terus?”
“ihh,,, hmmm"
"terima kasih udah bantu pulihin kondisi gue” senyum malu-malu
“ke dalam tenda yuk ah, dingin disini, lagian berisik liat si dona sama doni” ajak andre masuk ke tenda.
“ish parah yah, langsung kawin “celetuknya sambil tersenyum saat andre menarik tangannya ke dalam tenda.
“biarinlah, gue mau ngomong ke lo dera” andre langsung berbaring.
“gue yang bolongin kondom si hasley, dan gue yakin si evelyn hamil”
“haa? Seriusan?” anggukan pelan andre,dera pun langsung berbaring di sampingnya. wajah mereka saling bertatap satu sama lain, saling pandang, tanpa sepatah kata.
“gue pengen tau lo yang lebih dalam ndre” senyumnya langsung berciuman mesra.
“ya udah kita dalamin aja sekarang” andre membalas ciumannya dan menindih tubuhnya.
“ih mau apa?” dera terlihat salah tingkah saat ndre menindihnya pelan.
“sstt, jangan berisik, nanti ganggu si dona sama doni” bisiknya mengusap perut dera perlahan. Dera sadar suara erangan terdengar dari dalam tenda sebelah.
Tak habis pikir dona dengan mudahnya melakukannya dengan doni dalam kejadian itu, dera menikmati rangsangan kecil. Tinggal dirinya yang terhipnotis rangsangan dari andre.
Rangsangan ini tak biasanya ia alami, begitu sangat lembut dan nyaman. Berbeda dengan rangsangan yang hawa nafsu.
Bibir mereka saling berpangut, tangan andre semakin menjalar ke dada bawah dera, ia merasakan dengan jelas rangsangan di bawah tali bra nya. Semakin ia menolak semakin dalam pangutan di bibir andre.
“aahhhh” jeritnya saat tiba-tiba tangan andre langsung masuk ke selangkangannya dan menglus belahan vaginannya yang tercukur rapih nyaris tanpa sehelai benang.
“mantabkan cukuran gue? Tanpa bulu” bisiknya membuat dera tersipu malu.
“gue suka lo yang kalem gini, lebih manis.” Lanjutnya sambil terus mengelus berlahan vaginnya, membuat dera tersentak sambil memejamkan matanya. Andre pun menarik kaos dera sampai terlepas, dan sisa branya.
Dera hanya terdiam mengikuti arahan andre sambil membuka branya, dan terlihat putingnya sudah menegang. Jari andre kembali mengelus vaginanya dan kini bibirnya mengemut pelan putting susu dera.
“aashhhhhh” desahnya merangkul kelapa andre. Lidahnya kini berputar bergantian. Tanpa penolakan dera andre melepaskan celananya dan juga celana dalamnya.
Sinar bulan yang sangat terang membuatmenerobos masuk ke dalam tenda membuat vagina dera terlihat sangat menggoda, dan langsung mengangkat ke dua kakinya.
“slrruuuppss” dengan mudah andre menep\mukan klitorisnya daripada punya nesya. Di hisapnya kencang sampai dera menjerit menutup mulutnya.
Kedua jari andre langsung masuk merogoh-rogoh, mencari sesauatu sambil terus memainkan klitorisnya.
“awhhh” jerit andre saat dera mennjambak rambutnya yang sedang asik mengocok dan memainkan vaginnya.
“aagghghhhh” tubuhnya langsung mengejang hebat di ikut cairan seperti pipis keluar dari vaginnya cukup banyak.
“haaaa” dera terlihat kebahisan nafas.
“enak yah? Ternyata lo bisa squirt juga” senyum andre melihat lantai tenda basah oleh cairan dera. Ia tak menjawab hanya membuka tutup matanya.
Andre tau rasanya squirt karena ia pernah melakukan satu kali dengan tubuhnya saat itu. Ia pun melucuti pakaianna satu persatu. Ia mengocok sendiri penisnya yang sudah menegang,
Andre menarik kedua kakinya langsung kembali di buka lebar, kepala penisnya di selipkan di dalam vaginanya. Dan tekan perlahan.
Ia merasakan sangat sesak, dan sempit. Vagina dera seperti tak pernah tersentuh walaupun sudah sering keluar masuk dildo. Dera memejamkan matanya sambil memegang erat tangannya.
“aegghhh” lenguh dera merasakan penis andre sudah masuk semua, ande membungkukan badannya setelah manaruh kedua kaki dera di pundaknya. Dan pinggulnya di gerakan perlahan.
Dera menatapnya sambil merem melek, dan menahan desahnya pelan. Andre menahan kedua tangannya dan menggerakan pinggulnya cepat.
Buah dada dera yang ikut berogyang menjadi sasaran selanjutnya, andre meremas pelans ambil memutar putingnya dengan jari-jarinya. Dera kembali mendongakkan kepalanya.
“engghhh” dera meeregangkan kepalanya dan melilitkan ke pinggul andre,
“gueeeee ahhhhhh gak kuat” ucapnya dengan nafas terputus.
“ohhh” dera ternyaya klimaks, membuat urat-urat di vaginya meminjit batang penis andre. Membuat dirinya hampir klimaks, dengan cepat ia mencabutnya
“ohh shit” gumamnya dan tak lama cairan putih muncrat di atas perutnya dera yang terengah. Andre menepuk-nepukan penisnya di belahan vagina dera.
Keringat bercucur deras karena di dalam tenda terasa sangat panas, dan tak ada suara desahan di samping tenda,
Andre dan dera merapihkan pakaiannya, dan keluar dari tenda satu persatu. Dan bersikap seperti biasanya.
Dera langsung membakar sosis yang tertunda, begitu pun andre menyusul duduk tak jauh darinya.
Mereka terdiam sejenak karena seperti tak percaya ia melakukan dengan mesra, baginya ini belah duren yang sempurna.
“ahh jerit dona” keluar tenda melihat dera dan andre berada di depan tendanya. Mereka seperti terpegoki, padahal mereka melakukannya seperti dunia milik mereka berdua.
“puas?” ledek andre.
“ihh apa sih, lo berdua ngintip ya?” tanya dona keluar perlahan karena kakinya masih sakit. Disusul doni memakai bajunya.
“ngapain ngintip, kita disini aja sambil ngobrol aja” jawab dera santai,
“haha yoi, dah tenang aja, lanjut aja.. asal jangan tekdung nanti” tawa andre tersenyum.
Mereka hanya bisa tersenyum karena tak tahu harus menjawab apa, mereka benar-benar lupa ada andre dan dera disini.
Malam ini di lanjut kembali bakar-bakar sisa bahan makanan sampai perut kenyang. kini tak ada rasa gengsi, pembicaraan tak jelas pun menjadi bahan pembicaraan malam ini.
To Be Continue...
#Note, baru bisa update masalah laptop lagi hahaa... update seadannya. terima kasih suhu... muach.