Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Antara Aku, Kamu dan Pemilik Kita

anak gawang

Semprot Holic
Daftar
3 Nov 2011
Post
366
Like diterima
3.148
Bimabet
Pagi yang cerah, matahari bersinar hangat, burung burung berkicau mencari pasangan dan penghidupan. angin berhembus panjang, semilir mengalir, menghantarkan hangatnya pagi yang sempurna ini.

kesempurnaan yang ditambah sebuah berita hangat. sebuah pesan singkat kuterima baru saja, pesan masuk kedalam ponselku, ponsel yang lebih kuat dari tameng kapten amerika, ponsel yang akan sangat bersejarah bagi kehidupan manusia.

sebuah pesan, diterimanya diriku disebuah sekolah tinggi yang begitu aku inginkan, sekolah tinggi yang didalamnya ada sebuah jurusan yang hanya ada beberapa di tanah nusantara ini, tak banyak, tak sebanyak jumlah jari di tangan kanan ini.

aku lulus masuk melalui jalur kusus, jalur beasiswa suatu instansi pemerintahan bekerja sama dengan perusahaan di tempat sekolah tinggi itu berdiri, beasiswa dengan syarat dan ketentuan. secara garis besar aku harus lulus tak lebih dari 10semester dan setelah lulus harus mengabdi di daerah pemberi beasiswa, terserah jadi apa saja, yang penting masih di daerah itu.

sekolah itu jauh dari kampung halamanku, aku tak memiliki sanak keluarga disana. dan itu sudah jadi ketetapanku. Bapak dan Ibuku, juga kedua adikku hanya bisa mengiklaskanku, demi penghidupan yang lebih baik.

Namaku anto, anto nugroho joyowarso. asli pribumi. anak pertama dari pasangan yang serba kecukupan, cukup, tak ada kelebihannya sama sekali. demi kehidupan yang layak, juga sekolah kedua adikku, aku harus rela merantau jauh dan lama, mengenyam pendidikan jalur beasiswa. prinsipku cepat lulus cepat kerja, urusan cinta akan datang dengan sendirinya bila aku sudah berada.

==

Tah butuh waktu lama, kehidupan kuliah aku mulai, dari daftar ulang hingga ospek yang sangat menyakitkan. jurusanku terkenal dengan ospek kebrutalannya, beberapa terdengar ada perawan pecah, juga ada kaki yang patah. itu sudah jadi rumor yang terdengar setiap tahunnya, kata senior-senior ku di kampus maupun di kosan. beruntung aku dapat melewati tanpa harus kehilangan perjakaku.

aku tinggal di sebuah kosan agak jauh dari kampus, jalan kaki butuh lima belas menit. sebuah kos campur nan murah dengan banyak kamar dibelakang rumah pemilik kos.

setiap semester aku lalui, setiap perkuliahan aku jalani. kehidupan sederhana demi menghemat anggaran beasiswa untuk ditabung aku lakoni. hingga liburan panjang menjelang semester tiga kudatangi.

liburan dimulai, kampus dan kosan pun sepi, hanya beberapa yang tersisa.
siang ini, tak seperti biasanya, seorang wanita penghuni kos mendatangiku. dia seniorku, dia sedang menyusun sebuah jurnal yang akan menjadi landasan skripsinya kelakl. dia bernama Ni Luh Wardani, seorang wanita dari pulau seberang. cantik jelita, berbadan kecil namun berdada besar.

Kak Luh, begitu aku menyapanya, aku sudah kenal semenjak tinggal di kosan ini, seorang wanita cantik dan ramah, baik hati juga tidak sombong.

Kak luh berbadan kecil, ramping, pendek, berambut lurus sedikit bergelombang namun panjang se BH, biasanya dikuncir kuda, kadang dikepang. walaupun berbadan kecil, kak luh sangat lincah, bergerak cepat, terlihat pintar dan berwawasan.

walaupun berbadan kecil, kak luh memiliki aset yang cukup besar, dada terlihat bulat melingkar dikeduanya, pantat yang tak kalah bulat dibelakangnya. sungguh cantik dan anggun.

aku dan kak luh tidak terlalu sering bertemu, apalagi berinteraksi, palingan cuma ketika kerja bakti kosan dua minggu sekali, rapat kos sebulan sekali, atau papasan ketika diwarung beli makan. walau cuma sebentar tapi itu sangat aku nantikan, karena bertemu kak luh sangat berkesan bagiku.

Kak luh datang, mengetok pintu kamarku. mengejutkanku.
" tok, ada kah? " tanya luh dibalik pintu
"ada kak bentar " jawabku terkaget, karena ada suara wanita muda memanggilku, kubenahi celanaku, kubuka pintu perlahan dan ku hampiri suara tersebut.
"eh kak luh, ada apa kak? " tanyaku bingung
" em, ada perlu tok "
" iya, masuk kak, duduk aja yang enak "

Kak luh masuk dan duduk dilantai kamarku, ini pertama kalinya dia masuk kamar ini, terlihat ia melihat kekanan dan kekiri memperhatikan setiap sudut kamar kotak ini. kuganjal pintu kamarku agar tetap terbuka, lalu aku ikut duduk didepan kak luh, agak jauh.

" gimana kak ?" tanyaku lagi
" kamu bisa bela diri tok?"
" bisa kak, dikit-dikit "
" bisa bawa motor jauh kan? "
" bisa kak, kenapa, ada yang mau ditotos kah?"
" enggak lah tok, aku kan cinta damai, aku ada penelitian di kampung ujung, mau meneliti batuan. cuma jauh, bisa tak kamu antarkan aku, nanti aku kasih bayar "
" kapan kak, tapi aku tidak tau jalan ke sana apalagi daerah sana "
" aku tau kok jalannya, nanti ada penunjuk arah di desa itu, kalau mau kita berangkat besok "
" oke lah kak, cuma supir kan aku "
" iya, pakai motorku, sisanya aman lah sama aku "
" siap kak " sanggupku yang tak bisa menolak permintaan gadis manis yang terus tersenyum sedari tadi. ah, kena diabetes aku.

Itulah awal mula pembicaraanku dan kak luh, sebuah bantuan kecil untuk mengantarnya.

=

paginya, jam tujuh pagi, kak luh sudah memanasi motor, mengemasi beberapa barang kedalam tas yang cukup besar. aku sendiri hanya memanaskan perut dengan segelas kopi seduhanku sendiri.

kak luh pagi ini mengenakan baju kaos agak ketat, membuat dadanya tercetak bulat menantang, sebuah jaket sedikit kebesaran terpakai namun tidak dikancing bagian depan. sebuah celana taktikal dengan panjang dibawah lutut, menampakkan kulit putih kakinya tanpa bulu. sebuah sepatu kets dan kaos kaki pendek dia pakai. menggambarkan seorang wanita tomboy namun anggun.

" yuk berangkat " ajak kak luh lengkap dengan senyum manisnya
" yuk " jawabku

kuambil kemudi motor kak luh, sebuah motor 100cc keluaran baru, salah satu motor terbaik keluaran prosedur berlogo sayap sebelah.
kak luh duduk dibelakangku, tas gede berisi perbekalan diletakkan didepan, diantara kedua pahaku. bau wangi semerbak dari kak luh sungguh menyenangkanku.

motor mulai melaju, tangan lembut kak luh berpegang di pinggangku, sesekali laju motor tersendat karena rem kuinjak, tak jarang dada kak luh menempel dipunggungku, terasa empuk kenyal dan besar.

" kak, kenapa kok pilih aku buat antar kakak "
" hihihi, entah ya "
" kok entah ?"
" iya, aku bingung mau pergi sama siapa, sama cewek gak mungkin, temen cowok pada pulang kampung, ada pun banyak rese nya, takut aku "
" lah, kalo aku emang gak rese kak "
" kayaknya si enggak. "
" jangan terlalu percaya kak "
" oke, siap, makasih sarannya "
" ih " jawabku agak kecewa

kak luh malah ketawa, terlihat wajahnya dari sepion kiri, manis semakin manis.

" sebenarnya sudah deatline penelitianku tok, aku gak ada yang bisa diajak, eh tiba tiba aku lihat kamu pulang dari warung, jadi ada rencana ajak kamu aja, lagian kan kita sudah lama kenal, ya walau hanya kenal aja "
" ya deh, emang cowok kakak kemana "
" hah, tau dari mana aku punya cowok ?"
" nebak aja, emang bener kan "
" salah ye. aku jomblo ya "
" mosok "
" iya, tapi kamu jangan pdkt ya "
" is, kok gak boleh kak "
" pokoknya jangan "
" yah kecewa aku " aku pura pura merajuk, bagiku kak luh bagai bunga yang jauh dari jangkauanku

perjalanan jauh hampir terenuhi, tengah hari kita istirahat disebuah warung makan, semua kak luh yang bayarin. sebelum berangkat lagi, kusempatkan menghadap Sang Pencipta di langgar samping warung, sedang kak luh yang berbeda server menunggu dengan sabar.

tak lama kita sampai di desa yang dituju, kak luh ditunggu temannya di batas desa, dua orang cewek seumuran kak luh berboncengan motor. kita berempat langsung menuju lokasi penelitian.

di tempat penelitian, kak luh dan kedua temannya langsung beraksi, mengukur, menggali, mengetes beberapa batuan, mencatatnya kedalam sebuah buku, mendiskusikan dengan kedua temannya. aku hanya duduk manis menjaga barang bawaan, sambil menikmati indahnya kak luh yang sedang serius. sesekali kami beradu pandang, dan selalu diakhiri dengan kami tersenyum bersama.

menjelang magrib mereka menyudahi penelitian, membereskan peralatan. dan meninggalkan tempat. kita berempat menuju rumah salah satu teman kak luh tadi untuk beristirahat sembari menunggu malam. tidak baik pergi magrib gitu kata temen kak luh.

kak luh datang menghampiriku yang duduk sendiri di teras rumah.
" magrib jangan ngelamun, ni, kamu suka kopi kan" suguh kak luh segelas kopi untukku
" makasih kak, tau aja ni kesukaanku "
" tau lah, kamu kan tiap pagi ngopi di teras kos "
" kok tau "
" tau lah "
" makasih, tapi daripada kopi ada si yang lebih aku suka "
" apa itu, pasti susu ya " tebak kak luh sambil sedikit membusungkan dadanya
" apaan si kak " jawabku malu
" hihihi, kenapa tok, masih pejaka ya "
" masih lah "
" atau jangan jangan belum pernah dapat susu ya " goda kak luh sambil makin membusungkan dadanya
" ih kakak, aku remas lho "
" ih nakal, tak boleh yau " goda kak luh lagi sambil menyilangkan tangannya menutupi dadanya

ku seruput kopiku, kak luh duduk disampingku di teras, menghadap ke apa yang juga kutatap.

" enak tak ?"
" enak kak "
" aku yang bikin lho "
" enak kak, makin suka deh " godaku lagi
" ih, kamu ni, eh, tau gak, ada yang lebih enak lho "
" apa kak "
" suuuusssuuu " bisik kak luh pelan tapi panjang
" ih, kakak ni….. "
" bercanda, jangan ngambek"
" iya, iya "

" eh kak "
" iya "
" tadi tu batu apa kak, kok aneh, bisa ad ditengah lahan gambut "
" kamu belum dapat ya mata kuliahnya "
" belum kayaknya "
" itu memang anomali tok, jangan jadi patokan batunya, tapi kalo bikin bangunan diatas batu kayak gitu harus lebih hati hati. tanahnya tetap gambut, batunya tidak stabil, jadi tetap harus pakai pasak. ingat ya, pokoknya jangan percaya sama batunya, janhan pernah. itu berbahaya sekali "
" iya kak, jadi kalau bikin bangunan diatasnya gimana kak, kan pasang pasak juga susah karena ada batu ?"
" ya bisa dibongkar dulu batunya kalau kecil, kalau besar ya itu yang jadi penelitianku, nanti kamu baca aja kalau sudah jadi "
" oke "
" janji ya baca "
" iya kakak "
" terus ?"
" terus apa "
" kalau ada susu kamu apain ?"
" is kakakkkkkkk " teriakku, kak luh hanya tertawa sambil pergi meninggalkanku dengan buru buru

selepas isya aku dan kak luh pulang. posisi sama seperti berangkat tadi, hanya saja, kali ini setelah meninggalkan desa kak luh melingkarkan kedua tangannya diperutku, kak luh memelukku ringan, namun kedua dadanya sangat terasa menempel di punggungku. empuk, kenyal, dan besar.

" tok, makasih ya sudah nemani "
" iya kak, kok nempel kak, gak papa ni "
" tak apa apa, aku capek, butuh sandaran "
" ya sudah, jangan sampai ketiduran ya "
" iya "

pelukan kak luh semakin erat, hingga tiba di kos yang memisahkan kita.

=

pagi harinya, siang menjelang.
badan terasa remuk redam, perjalanan jauh, ditambah pulangnya harus menyangga kak luh yang nikmat namun berat.
" tok… tok… dah bangun belum ?" teriak kak luh dibalik pintu
" hemmmmm " jawabku, sambil mengumpulkan tenaga untuk membukakan pintu
" heh, baru bangun anak perjaka ni " ejeknya. kak luh datang dengan pakaian kaos dan celana pendek
" capek kak "
" aduh, supirku kecapean, ni aku bawain sarapan, yuk makan bareng, kamu punya sendok kan ?"
" ada, disitu "
" dah kamu cuci muka gosok gigi, kalo perlu mandi, eh tak usah mandi, lama, cepetan gih, aku tunggu, kita makan bareng "
" iya.. iya… "

dan kitapun sarapan bersama.

" besok kita jalan lagi ya tok "
" hah, masih capek kak "
" is, tak ada waktu lagi ni, tak ada sopir lain selain kamu yang bisa aku percaya "
" tapi masih pegel ni "
" aku pijitin deh, tapi besok berangkat ya, tak jauh kayak kemarin kok, setengahnya lah "
" iya.. iya.. "

selesai makan, dengan cekatan kak luh memberesi piring dan sendok juga gelas, dibungkusnya sampah, disatukan jadi satu hingga siap dibuang.
setelahnya kak luh memaksaku berbaring tengkurap, tangan lembutnya benar benar memijatku, pijatan lemah tak berasa, namun sangat menggoda.

selesai memijit yang tidak begitu lama, giliran kak luh memaksaku memijitnya, hanya kakinya, pegal juga katanya. kulakukan pijitan demi pijitan dengan suka rela, kapan lagi bisa menyentuh kaki betis hingga hampir selangkangannya.

=

pagi harinya, jam tujuh pagi, seperti sebelumnya, aku sibuk menghangatkan badanku dengan segelas kopi panas, sedang kak luh sibuk mengemas peralatan dan perbekalan, ditemani suara motor yang sedang dipanaskan.

" yuk " ajak kak luh, sembari meletakkan tas besarnya di motor.
" yuk " balasku menghampirinya

perjalanan hari ini lebih baik dari hari sebelumnya, kak luh langsung memelukku dari belakang semenjak meninggalkan kosan. sensasi nikmat ini kembali kurasa. sepanjang perjalanan hampir tak ada kalimat yang terucap, hanya komando kak luh menunjukkan jalan, dan jawabku mengiyakan petunjuknya. kak luh begitu mesra dibelakangku.

belum tengah hari kita sudah sampai tujuan, sebuah tempat ditepi pantai, benar benar ditepi pantai. motor dititipkan di rumah penduduk, dan kita berjalan menyusuri bibir pantai hingga bertemu sebuah batu yang sangat besar hingga berbentuk seperti anak bukit menghadap kelaut.

dengan cekatan kak luh mengeluarkan alatnya, meneliti, mengukur, menggali, mencatat, dan masih banyak lagi.

" tok "
" iya kak "
" sini " pinta kak luh untuk duduk didekatnya, bersandar batu besar, menghadap laut.

akupun berjalan kearahnya, duduk disampingnya. ombak laut menghantarkan air nya mendekati kaki kami. sesekali jauh, sesekali hampir mengenai.

" kamu tau tak, kenapa aku tau tempat ini ?"
" entah ya "
" coba tengok kekanan, apa yang kamu lihat "
" batu "
" kalo kekiri ?" tanyanya lagi
" batu " jawabku
" kalo keatas ?"
" batu " jawabku lagi
" kira kira tempat seperti ini biasanya dipakai untuk apa ?"

aku berfikir sejenak, memang sekarang kita berada di sebuah cekungan batu sebesar bukit, seperti tempat persembunyian yang aman. jauh dari kawasan wisata, jauh dari orang lewat. hanya ada kepiting laut dan kita berdua disini.

" emmm, tempat pacaran?" jawabku pelan dan ragu
" pinter kamu "
" kok kak luh bisa tau, pernah pacaran disini ya, hayo ngapain pacaran disini ?" tanyaku menggoda
" kamu ni. bukan aku ya, aku kan tak punya pacar "
" jadi sama siapa kak, ih kakak nakal rupanya disini "
" sembarangan, aku tau tempat ini dari senior ku, cewek, beberapa kali kita kesini, awalnya si dia meneliti batu ini, kayak aku, tapi kelamaan dia bawa cowoknya, malah mesum disini,"
" kakak nonton dong mereka mesum "
" iya lah, dikit dikit, xixixixi "
" nakal "
" biarin "

lama kami terdiam setelah pembicaraan itu, kak luh tiba tiba menyandarkan kepalanya dibahuku. dia mencari posisi ternyaman. mengusap setiap lekuk bahuku dengan kepalanya. hingga akhirnya dia berbaring di pangkuanku, berbaring menyamping menghadap laut. ini pertama kalinya ada anak gadis berbaring di pangkuanku. aku memang pernah pacaran waktu sma, tapi tak pernah ada kontak fisik, hanya pegangan tangan dan sedikit peluk, juga cium, dan beberapa rabaan di dada ratanya dari luar bajunya tentunya.

" kak " panggilku lirih
" emmm " jawabnya lirih juga
" kakak beneran gak punya pacar ya "
" iya "
" emmmmm "
" jangan "
" jangan apa kak "
" jangan jadian sama aku "
" ohhh "

pembicaraan pun berakhir, kulihat wajah cantik kak luh diatas pangkuanku, ditutupnya kedua matanya, sedikit senyum tersungging diujung bibir tipisnya.
aku tak tau apa yang ia pikirkan, apa yang ia rasakan, tapi tiga hari ini, hariku penuh dengannya, aku yang awalnya tak ada rasa, kini mulai tertarik dan mulai menginginkannya, ingin bersamanya. kak luh yang cantik dan menarik, dan wangi.
tapi entah kenapa dia menutup jalan ini sembari tersenyum dipangkuanku, apa maksudnya ini.

kutatap ujung cakrawala, kuusap rambut kak luh pelan, senyumnya semakin lebar dan manis. yah, nikmati saja yang ada.

" kamu punya pacar tok ?" pertanyaan tiba tiba yang mengejutkanku, mengalihkan terawanganku yang jauh disana.
" enggak, kalo kakak ?" jawabku pelan
" kan dah dibilang aku tidak punya pacar, tak percayaan "
" mosok si kak, kakak kan cantik, menarik, mosok gak ada yang pacarin "
" hemmm, memang. "
" tapi pernah kan pacaran " tanyaku
" pernah lah "
" dah berapa lama jomblo kak "
" berapa ya, setahunan lebih kayaknya "
" ohh "
" kamu jangan naksir aku ya, tak boleh pokoknya "
" kenapa kak ?" tanyaku sangat penasaran
" jangan lah tok, "
" kakak gak suka sama aku ya "
" heh, kamu ni, memang tidak peka jadi cowok, kalo aku tak suka, ngapain juga aku peluk kamu, perhatiin kamu, sekarang disini seperti ini sama kamu. dasar "
" jadi kakak suka ya sama aku ?" tanyaku lagi

kak luh tidak menjawab. gadis cantik dipangkuanku membisu, senyumnya menghilang.

" maaf kak "
" kamu tak ada salah kok "
" kak.. "
" sudah tok, seperti ini aja dulu "
" iya kak "

kak luh bangun dari berbaringnya, perlahan duduk kembali seperti tadi, lalu perlahan beralih, bersimpuh menghadapku.

" tok "
" iya kak "
" jangan panggil kak terus dong, panggil luh aja " pinta kak luh sembari mengelus kedua pipiku dengan kedua tangannya. lembut terasa.
" beneran gak papa kak "
" panggil luh aja, jangan kak terus "
" iya. luh "

luh tersenyum manis, langsung dipeluknya kepalaku, kedua dadanya tepat dimukaku, wangi parfum bercampur wangi keringatnya, empuk dan kenyal juga besar. mukaku terbenam di dadanya.

" iya tok " jawab luh

cukup lama luh memelukku, aku peluk pinggangnya, membuat luh semakinkencang memelukku, walau aku kesusahan bernafas, tapi aku menikmatinya. dada besar luh. hingga tak terasa ombak besar datang, menghantam kami, basah. kami hanya tertawa bersama melihat kami basah.

" balik yuk "
" yuk "

kuambil tas peralatan, kita berjalan bersama, kuraih tangannya, kugenggam, tak ada penolakan, kita berjalan bergandengan tangan. senyum kami tebar sepanjang jalan pinggir pantai.

perjalanan pulang kita mulai, luh memelukku erat dari belakang, punggungku terasa berlubang diganjal dada besarnya. luh terlihat kedinginan, sesekali badannya bergetar. baju kami basah, angin pantai berhembus semakin kencang disore hari. laju motor aku pelankan, agar luh tidak makin kedinginan.

dan, baru beberapa gas aku tarik, hujan datang, menyempurnakan hari ini.

" dingin banget tok, menepi, cari tempat "
" iya "

kutepikan motorku, disebuah emperan warung yang tidak buka. kupandang kanan dan kiri, hukan lebat tidka terkira, kupandang atas, seketika langit begitu hitam padahal beberapa saat tadi masih cerah. angin bertiup kencang, menghantarkan air hujan ke tubuh kami.

kupeluk luh tanpa izin terlebih dahulu, kulindungi dia dari terpaan angin dan hujan, luh membalas pelukanku.

" tok "
" iya luh"
" badna kita basah semua, nanti kamu demam "
" aku kuat kok "
" kesitu aja yuk " luh menunjuk kearah bangunan samping toko, sebuah bangunan losmen, namun lebih terlihat seperti hotel melati kusus esek-esek. tamak dipelataran losmen ada seorang bapak-bapak kekar bertato memanggil kami dengan lambaian tangannya.

kulihat lagi sekitar, rumapanya ini memang kawasan losmen cinta.

" tapi ini kan itu luh ?" tanyaku ragu
" aku percaya sama kamu. yuk, daripada kita demam, makin dingin dan basah disini "
" ya udah " jawabku

luh melepas pelukannya, berlari kearah bapak tadi menerjang hujan, sedang aku mengikutinya dengan menuntun motor.

" ayo didalam saja, bisa menghangatkan badan " ajak bapak itu smabil membuka pintu sebuah kamar yang terlihat kosong.
" berapa pak ?" tanya luh
" ah murah, 50ribu sehari semalam "
" iya pak, " luh memberi selembar uang biru ke bapak itu, disambut dengan senyum lebar.
" masukkan saja motornya kedalam, sebentar lagi ada yang bawakan handuk dan minuman hangat. " kata bapak itu sambil berlalu. "

kutuntun motor memasuki kamar, disusul.luh yang berjalan pelan, langsung menuju kamar mandi. tak lama seorang wanita paruh baya datang, membawa dua buah handuk, teh panas dua gelas, dan sebuah sabun batang kecil dengan nampan kayu.

" terima kasih bu " ucapan ketika menerima nampan
" sama-sama, " jawab ibu tadi sambil menutup pintu

kuletakkan nampan diatas meja, kuperhatikan isi kamar ini, sebuah tv tabung layar kecil, sebuah kasur ukuran sedang dengan dipan yang cukup tinggi, sebuah kamar mandi dalam, dan beberapa lukisan menghiasi dinding.

" tok " panggil luh dari dalam kamar mandi
" iya " jawabku
" handuk sudah datang ?"
" sudah "
" berapa ?"
" dua " jawabku sambil memeriksa handuk yang dibawa ibu tadi
" tolong minta satu to "
" iya "

kuberikan handuk ke luh, dia membuka sedikit pintu kamar mandi, mengeluarkan tangan putihnya,
dan langsung menutupnya kembali setelah mendapat handuk.

tak lama luh keluar, hanya mengenakan handuk yang melilit setengah tubuhnya. cantik sekali. rambutnya basah terurai kebelakang, lehernya begitu mulus dihiasi beberapa tahilalat, dadanya setengah terlihat bulat menyembul karena tidak dapat dituruoi handuk, badan kecil, pinggang yang melebar, dan kaki putih yang begitu sempurna.

lama kulihat luh berdiri didepan kamar mandi, dia membawa pakaian basahnya, terlihat ada cd dan bh terselip diantara baju dan celana yang ia lipat. kontolku langsung berdiri, mengetahui luh hanya memakai handuk didepanku, dikamar yang penuh nafsu.

" heyyyy, jangan melamun, nanti kesambet aku yang susah " luh mengeluarkanku dari pandangan nikmat itu
" ii.. ii ya "
" sudah sana bilas badanmu, copot semua baju, keluar pakai handuk saja " perintah luh
" iyyaaa "

sesuai perintahnya, aku mandi, keringkan badan dan keluar hanya memakai handuk. kulihat luh hanya berbaring dikasur, berselimut.

" jemur bajunya dimotor tok "

kulihat motornya sudah jadi jemuran, baju dan celana, juga bh dan cd tergantung indah. akupun meletakkan bajuku di motor yang masih kosong.

" sini " ajak luh agar ku ikut masuk ke selimut
" iya "

luh memalingkan mukanya, menutup matanya dan " lepas handuknya baru masuk, nanti ikut basah "

aku ragu menuritinya, tapi terlihat handuk satunya berserak di lantai, berarti luh telanjang bulat didalam selimut.

" cepetan, dan jangan macam-macam " bentak luk
" iiiyaaa " jawabku

kulepas handuk dan meninggalkannya dilantai. kontolku masih tegang mangacung kearah luh yang memunggungiku. terlihat sedikit punggung halusnya.
aku masuk ke selimut, kurapikan. luh kembali berbaring terlentang, menghadapku.

luh berada di sisi kiri dan aku dikanan, sebelah luh adalah cendela dan pintu keluar, sedang sebelah kananku adalah kamar mandi, didepan kami ada motor dan tv yang tepat dihadapan kaki kami.

" kenapa tok ?"
" malu aku "
" kenapa malu "
" telanjang "
" aku juga malu tau, nanti kamu kira aku cewek tak betul "
" tidak kok luh "
" baguslah, walau telanjang, jangan macam-macam ya "
" iya "


luh mengambil remot tv, dicarinya chanel yang ada, berputar putar hingga sebuah film drama menghentikan pencariannya, sebuah drama luar negeri, dengan artis yang tak kukenal, tapi sepertinya luh tau. diletakkannya remot, sedikit ditariknya selimut yang mampir menampakkan sedikit dadanya. memiringkannya kepalanya hingga diatas bahuku. kutatap wajah cantiknya, dia masih melihat tv yang berada tepat di ujung kaki kami. sesekali kulihat luh melihat tonjolan tower dibawah perutku.

" tok, kamu pernah kayak gini tak sama cewek ?" tanya luh memecah keheningan
" enggak " jawabku jujur
" berdua di kamar hotel ?"
" belum pernah "
" kalau sama cewek telanjang berdua ?"
" belum "
" jadi, kamu belum pernah lihat cewek telanjang ?" tanya luh makin penasaran
" belum "
" is, masih perjaka ya " ledek luh sambil matanya berbinar menatapku
" iya, kamu ?" tanyaku balik
" iss, mau tau aja "
" ih, kamu ya "
" biarin"

luh tiba tiba memiringkan badanya, dadanya bertumpuk, kulihat belahannya tak berongga. lalu luh mengecup pipiku, aku kaget, belum selesau aku kaget, luh memelukku erat, wajahnya tersenyum cantik. dadanya menempel di lengan dan sedikit di perutku. luh memeluk erat, kepalanya diletakkan di dada kiriku, dia pasti tau detak jantungku begitu kencang, sekencang kontolku disana.

" aku suka kamu tok " bisik luh pelan
" aku juga, kamu mau gak kita … "
" jangan tok, tidak boleh " potong luh, sebelum aku selesai menembaknya
" kenapa luh, kita kan sama sama suka "
" pokoknya tidak boleh. cukup kamu tau aku suka kamu, aku sayang kamu, dan aku tau kamu juga begitu ke aku " jawab luh panjang

luh bangkit, pelan dia gerakkan badannya untuk menindihku, hingga badannya benar-benar diatasku.

" tok "
" iya "
" kamu beneran perjaka ?"
" benar "
" sumpah "
" sumpah " jawabku.

luh menindihku sempurna, kontolku tegak dijepit oaha luh, tapat dibawah memeknya. hangat, kontolku terus berkedut, diletakkannya kepalanya dibahu kiriku, dia memelukku. punggungnya terbuka, terluhat halus dan mulus, putih terawat, dengan cekungan tulang leher yang berurutan. sedikit tahi lalat menambah indahnya punggung luh.

kupeluk tubuh telanjang luh, senyum kami beradu.

" pernah pacaran ?" tanya luh
" pernah "
" kamu pernah ngapain aja sama cewek tok ?" tanya luh lagi
" pernah cium, peluk " jawabku
" lebih dari itu ?"
" tidak pernah "
"perjaka banget kamu tok. "

luh sedikit bangkit, dadanya mulai ikut bergerak, terlihat menggantung, hampir terlihat semua, sebagian masih menempel di dadaku.

luh mengecup pipiku, kanan. lalu beralih mengecup pipi kiriku. senyumnya manis sekali. dia turunkan wajahnya mengecup bibirku sekali, aku terkaget.
luh mengecup lagi bibirku, kecupan ringan dan cepat.

dengan pelan luh bangkit, duduk sempurna dipinggulku. selimut yang menutupi setengah badannya tersingkap sempurna. senyumnya begitu manis aku lihat, wajah cantik, dada besar bulat menggantung, dengan puting coklat tua sebesar ujung kelingking bayi. kuperhatikan tanpa ada kedipan kulewatkan.

" is dasar perjaka " ejekan luh membuyarkan pandanganku
" eh, iya " jawabku sejadinya
" kenapa tok, belum pernah lihat cewek telanjang ya ?"
" belum, baru ini " jawabku jujur
" kalo dada cewek ?" goda luh sambil sedikit menjepit dadanya dengan kedua sikunya
" baru kali ini juga "
" is dasar perjaka " ejek luh lagi sambil merebahkan badannya dan kembali memelukku.

sejenak kami berdiam, kulihat punggung luh, kuusap sebentar lalu kupeluk. aku belum bisa melihat pinggul dan pantatnya karena masih tertutup selimut.

" tok, " panggil luh pelan
" iya "
" aku suka kamu "
" aku juga "
" jangan anggap aku murahan ya karena ini, aku malu tapi mau senengin kamu "
" iya luh, aku seneng banget "
" seneng lah bisa lihat badan aku kan "
" iya, seneng juga bisa sama kamu luh "
" iya, gak papa kok, kamu boleh nikmati badan aku, tapi…. "
" tapi apa luh "
" kamu tidak boleh sampe hilang perjaka ya "
" kenapa memangnya luh, kamu masih perawan ya ?"
" nanti kamu juga tau, yang jelas, aku suka kamu, aku rela dan senang, nikmati badan aku semau kamu, tapi jangan sampai perjakamu hilang "
" iya "

aku tidak tahu alasan luh, tapi yang aku tangkap dia tidak mau kemaluannya aku masukin kemaluanku, entah karena apa.

luh kembali bangun setengah duduk, masih menunduk, dikecupnya kembali bibirku pelan namun mendalam, kubalas kecupannya. luh menghisap bibir atasku, aku menghisap bibir bawahnya, kami saling mengulum. kuberanikan menjulurkan lidahku, luh membuka rongga mulutnya, luh juga menjulurkan lidahnya. lidah kami beradu, saling memilin, saling menikmati.

luh mengambil tanganku yang masih dipunggungnya, diambilnya keduanya, dielusnya dari pundak hingga ujung jari. diraihnya kedua telapak tanganku, diangkatnya, diletakkan di kedua dadanya, luh meremas telapak tanganku agar aku meremas dadanya.

keremas pelan dada luh, besar, empuk, kenyal. putingnya begitu kerasa ditelapak tanganku. luh melepas tanganku, membiarkan keduanya meremas dadanya. luh mengusap rambutku, sesekali kudengar lengkuhannya diantara ciuman kami.

luh mengakhiri ciuman kami, begitu lama aku rasa, kami saling beradu nafas yang memburu. dada besar luh masih kugenggam.

" kamu suka ya ?"
" suka banget "
" is, dasar cowok " ejek luh.

luh menaikkan badannya, membuat kedua dadanya tepat diatas mukaku.

" nikmatilah sayang "
" iya "
" aaaaa, buka mulutnya "

luh menurunkan badannya menyodorkan ujung dadanya ke mulutku. tanpa ragu aku langsung melahapnya,

" ahhhh, pelan sayang…. " kusedot dada danan luh, kuremas dada kirinya.

" pertama kali nyusu ya sayang "
" iya "
" dasar perjaka, bukan gitu sayang, buka lebar mulutmu, terus sedot di dadanya, jangan putingnya aja, terus jepit putingnya pake lidah, cobalah "
" iya "
"ahhhhhh, sayang…….. " luh mendesah pelan ketika aku coba yang luha ajarkan
" terus sayang…. " luh terus meracau

lama aku menetek di dada luh, sesekali luh mengganti dengan dada satunya, sesekali juga luh mengajarkan cara netek yang nikmat, mulai dari gerakan lidah hingga gerakan tangan.

luh melepas dadanya dari mulutku, dia bangun dan duduk diatas perutku, nafasnya memburu, lebih kencang dari nafasku. dada luh yang besar menggantung terlihat naik turun dengan cepat.

luh tersenyum manis kepadaku, aku juga tersenyum semanis mungkin membalasnya.
pelan luh berdiri, tepat diatas badanku.

pandangan ku tak lepas dari badannya, wajah yang cantik, dada yang besar, perut langsing dan pinggang yang menggoda.

" kok masih pakai cd ? " tanyaku heran karena tadi kulihat ada cd luh terkemir di motor
" hihihi, biasa kan cewek bawa dalaman tambahan " jawab luh
" oh, baru tau "
" is, sudah belum lihatnya, kalo yang ini kamu tidak boleh lihat ya, nanti kamu pengen" kata luh sambil mengusap cd yang tepat menutupi kewanitaannya
" iya "
" kalau sudah tutup mata sebentar, aku mau lepas cd, basah ni "
" basah kenapa ?"
" pake nanya, badahlah kamu mainin susu aku "
" oh " jawabku sambil menutup mata, terdengar luh melakukan sesuatu. lalu luh merebahkan kembali badannya diatas badanku.

" sudah "
kubuka mataku kembali, luh tersenyum di dadaku.
" sekarang kita sama sama telanjang, jangan perkosa aku ya " goda luh sambil tersenyum manja
" iya, tidak kok " kulirik kebawah, pantat luh kembali tertutup selimut hingga mata kaki.
" hehemmm " jawab luh manja.

luh perlahan menurunkan badannya sambil menciumi dadaku, hingga pangkal pahanya menumbur kontolku yang tegak berdiri sedari tadi.

" aduh, si perjaka keras banget "
" biasa aja " jawabku grogi

luh menggerakkan kakinya, dijepitnya kontolku di pabgkal pahanya, hangat dan enak kurasa.

luh perlahan mengangkat pantatnya, lalu menurunkan perlahan ketika kontolku mau lepas dari pahanya.

" ahhh….. " desahku
" hihi, enak sayang ?" tanya luh
" enak sayang " jawabku

luh mengulanginya lagi, perlahan kontolku dikocok pangkal pahanya, enak, aku beru pertama kali merasakan senikmat ini

" nikmatilah sayang " kata luh sambil kembali mengambil telapak tanganku dan diletakkannya di dadanya kembali. kuremas pelan, sembari menikmati kocokan luh.

" ahhh.. enakk…. ahhh " desahku
" iya sayang, tapi pelan aja ya, takut kepleset masuk kepunyaku, "
" iya, enak ini.. ahhhhhh…. "
" nikmatilah, aku juga enak kok sayang, punyamu keras banget, walau tak masuk tapi bisa gesek punyaku. ahhh…. " luh juga ikut mendesah

luh terus menaik turunkan pantatnya, dadanya kuramas tanpa henti, desahan kami beradu memenuhi ruangan hotel sederhana ini. kuberanikan tangan satuku untuk mengelus penggung luh, turun terus elusanku hingga aku dapat mengelus pantat luh. luh tidak memberikan penolakan, dia terus mengocok kontolku sambil mendesah.

kuremas pantat luh pelan, seirama remasan di dadanya, luh semakin kuat mendesah, semakin cepat juga pinggangnya naik turun.

" aaaaahhhh…. sayang " lengkuhku
" iya sayang…. ahhh"
" aku mau keluar …. "
" keluarin aja sayang, jangan ditahan " izin luh

tak lama, aku mencapai batas, luh menyibakkan selibut dan dilemparkannya entah sampai mana, aku langsung bisa melihat bagian belakang tubuh luh, pantat mulus luh, sungguh indah, pantat bulat mulus, salah satunya sedang aku remas.

" ahhh… aku keluar sayang " lengkuhku panjang, aku keluarkan semua maniku, luh menjepitnya dengan pahanya, tembakan pertama tembus keudara, memancar kuat dan terjatuh di punggung dan kaki luh.

aku terkulai, menikmati sisa sisa kenikmatan jepitan paha luh, luh membaringkan dirinya diatas badanku. kukecup kening luh, kuucapkan terimakasih, lalu kukecup bibir nya sebentar.

" enak sayang ?" tanya luh
" enak banget, makasih ya "
" sama sama, puas kan "
" iya, tapi masih mau lagi " jawabku
" isss, dasar perjaka, "
" boleh kan sayang ?"
" eeeemmm entahya " jawab luh menggoda
" nakal, " jawabku gemas, sambil kupeluk luh kuat

" tutup mata sayang, aku mau kekamar mandi nanti kamu lihat punyaku jadi pengen lagi " pinta luh
" iya, " jawabku sambil menutup mata

terasa luh bangkit dari badanku, dan terdengar dia berlari kekamar mandi setelahnya. luh mandi. dan aku mandi setelahnya.
 
Pembaca sejak jaman Kau Jual Aku Beli
Mantap thor lanjutkan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd