Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Antara Khilaf dan Penasaran

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
gelar tiker dulu hu dimari, bagus nih kayaknya
 
“buka IG akh, sambil nunggu jam 4.” Gumamku,

“tok .. tok.. tok” bunyi pintu kamarku, “pasti mama ini atau enggak eyang,” dalam hatiku. Diluar dugaan ternyata Ina adikku,

“kamu ngapain toh dik, masih subuh ini..” ucapku, mataku setengah sadar pun melotot melihat adikku yg hanya memakai tanktop tanpa bra dan CD. “jiann... dek, klambimu ning ndii.. masuk angin nanti”

“akh mas ingkar janjiii, katanya mau lanjutin, tp malah tidur,” seru adikku smbil mencubit perutku.

“ternyata bener yo mas, mas e klo tidur mung pake celana tok, itu ada yg bediri mas. Hehehe...” rayu adikku sambil meremas si tole.

Tanpa sepatah kata membalesnya, bibirku langsung dilumat dan dia memaksa ku untuk masuk kedalam kamar. Aku yg masih baru bangun tidur dan belum 100% pulih tidak sanggup melawan. Dipegangnya daguku, dilumat bibir bawah ku, kadang dia sedot dia emut. Aku merasakan lidahnya yang agresif.

“dek, km kok ganas men toh.. pelan pelan.”

“nek alon” keburu eyang bangun mas,”

Aku pun menuntun adikku kekasur ku, ku ciumi keningnya, pipinya, sementara tangannya dia sibuk menggerayangi dadaku. Dimainkannya pentilku ini. aku turun kebibirnya, aku gigit pelan bibir bawahnya, aku sedot sedikit, lidah adikku pun tak kalah agresif, seakan ular kobra yang mengejar mangsanya, jujur ini lebih parah dibanding pacarku. Aku mulai turun lagi kelehernya, badannya dia pun menggelinjang,

“mas ngghh... tinggalin jejak dileher belakang.. ngghh” bisik adikku,
sluurrpp... 2-3 tanda merah dibelakang lehernya, sejenak kulihat adikku yang sedang mengigit bibirnya. Entah sakit atau geli atau rasa enak yang dialaminya.

Tanganku pun mulai memasuki tanktopnya, kuraba dari bawah pusar, pelan pelan, “mas .. geli tanganmu kok pinter banget nggghh...” ku raih dada kanannya, dan tangan kiriku memegang lehernya sambil tetap merangsang otot otot syaraf yang ada dikepala.

“Hhmmm.. hhmmm.. mas,, isep mas, aku gk kuat..” akupun tak mau langsung menuruti, kumainkan dulu disekitar pentilnya, aku jilatin sambil aku remas, sampai pentilnya muncul. Aku lumat pentil adikku, lidahku memutari payudara kanannya, “hhmmm mas...” lenguh adikku.

Tangan kiri ku mulai memegang payudaranya sebelah kiri, beda dengan yang kanan, pentilnya agak menonjol.

“kamu wis horny po dik?” adikku hanya mengangguk sambil merem dan menggigit bibir bawahnya. Aku pun mulai turun, kebawah kuciumi dari belahannya, perutnya, sampai diluar cdnya. Kucium wangi khas Ms. V. Pelan pelan ku buka CD hitamnya. Cairan ms.v nya sudah membasahi bibir Ms.Vnya.

“mass.. masukin ya.. ina mohon”

“sebelum aku masukkin, jawab sek.. koe diprawani karo sopo.. jujur, nek ra jujur aku ragelem”

“aku gk pernah ML mas, sueerr.., pernahnya sama teman ku si ayu. Dia punya dildo. Aku diajarin dia.”

“sama pacarmu?”

“punya e cilik mas, terus baru diisep sudah keluar, jadi aku belum coba”

“tenan..??”

“nggeh mas..” mukanya memelas,

Kuciumi keningnya, “mas masukkin, tapi pake kondom yah,” bisikku, adikku hanya mengangguk.

Aku kembali bermain di Ms. Vnya. Kubuka bibir vaginanya, kumasukkan jari tengahku, lalu ku arahkan ke dinding atasnya. Kujiliatin clitorisnya yang bersembunyi rambut rambut ms.v,

“mas... ngghh... mas..”

“ojo banter banter..”

Ku sedot clitorisnya, kini kumasukkan 2 jari, kumaju mundurkan jariku dilubang vaginanya. Jempol ku tekan keclitorisnya, lalu ku kocok vaginanya, sambil ku sedot payudaranya, kucupang ditengah tengah.

“mas.. mas.. aku mau pipis mas... nghhhhh... mass sekkkk” lenguh adikku panjang. Aku tak menghiraukan perkataanya, aku tau dia akan orgasme, ku percepat fingeringku, sambil kembali kujilati clitorisnya. Lubang vaginanya mengejang, dengkulnya pun ikut menengang. Kurasakan adanya denyutan didalam, dan lidahku terkena semburan cairan orgasmenya, rasanya asin.

“mas.. nnngghh..” nafas adikku yang tidak beraturan mencoba memanggilku.

“enak ya?”

“urung, aku mau itu. Mau rasain yang asli” pinta manja adikku sambil mengatur nafasnya yang terputus putus

Aku berdiri kelemari, ku ambil kondomku.

“pelan – pelan ya mas, takut sakit”

“iya.” Senyumku

Kuangkat kedua kakinya, kuarahkan penisku, ku usap usap dahulu dibibir vaginanya, “ngghh...” rintih adikku. Pelan pelan ku masukkan, rasanya sempit sekali, mungkin karena faktor tidak terlalu sering berhubungan. Kumasukkan kepala penisku, adikku kaget, kembali ku coba pelan – pelan, bleess.. penis ku masuk setengah, aku pun mulai maju mundur secara pelan pelan untuk melihat respon raut muka adikku.

“aku tekan ya dik” bisiku

aaahh... aaahh...” desah adikku. “percepat mas.. nnghh”

Aku pun melihat jam sudah menunjukkan jam 4 lewat 10 menit, aku pun mulai memainkan tempo cepat.

“akkhh.. akkhh.. sempit banget dek..”

“ii... iyaa.. mas..”

Sambil kugoyang maju mundur penisku, ku remas kedua belah payudaranya, ku kecup dibawah pentilnya, aku tinggalkan jejak disana.

“mass.. aaa.. aku mau pi.. pipis lagi... mass”

“tunggu bareng de..”

aaahh... mass.. aku pii piis lagi.. nngghh”

Jepitan dinding vaginanya pun terasa, seakan akan penis ku digenggam erat, ini membuatku ingin keluar. Adikku mukanya mulai melemas, tapi karena nafsu diujung tanduk,

“dik, nungging yah” bisikku

Adikku membalikkan badannya, kali ini tidak sulit untuk masuk kedalam vaginanya. sslleepp penis ku mulai memasuki lubang vagina adikku, “cceepp... ceppp .. ceppp” suara ketika paha kami saling beradu.

“mas.. enakk.. mas.. cepetin, akkhh..”

“hhmmhhh... hmmmhhh.. dikit lagi dek, dikit lagi..”

5 menit berselang, setelah kunaikkan tempo doggie style spermaku keluar.
“dek, aku keluar de, jepit dek”

Dinding vagina adikku langsung mengeras, menjepit erat penisku, ku remas pantat adikku.

“aaaahhhhhhh...” lenguh panjangku

“mas keluar de,”

“iya mas, lepas dong, nanti mau lagi.”

“iya lupa he.. hee.. hee”

Kucium lembut bibir adikku, dan kucabut kondomnya.

“banyak yah mas hehehe baru liat ini toh sperma” kata adikku

Aku hanya senym, “janji yah, kalau kamu butuh atau kepengen, gk usah pake dildo temenmu lagi, bilang aja sama mas, nnt mas kasih” ucapku sambil mengusap rambut adikku

“nanti pacarnya mas gimana”

“selang seling aja dek hehehe..” kucium lagi kening adikku, “pake dl sana bajunya, keburu eyang bangun”

“sendiko dawuh kakang prabu” dengan logat wayang orang.

Adikku mengenakan pakaiannya, dan menyelinap pelan pelan naik keatas.

Jam 4.30 sudah, alarm berbunyi, aku pun mulai ambil handuk, untuk mandi dan bersih – bersih. Selesai mandi, aku mulai menyeduh kopi dan membangunkan seisi rumah, ternyata dilantai 2 sudah ada eyang yang sedang menyiapkan bekal ku untuk dikereta.

“sugeng enjang eyang” sapaku kepada eyang, memang kita hidup di Ibukota, tetapi aku dan keluarga besar selalu diajarkan sopan santun dan bahasa jawa untuk menghormati orang tua.

“nggeh.. iki wis eyang buatke roti karo telor favoritemu, ojo bawa indomie banyak – banyak, nnt keriting usus e”

“nggeh eyang matur nuwun..”

Tak lama mama keluar dari kamarnya ternyata sudah dandan, “adikmu ra digugah po? Melu ra?”

“mbuh mam, nanti tak ketokin pintune”

“woyy.. bangun kebo...” teriak ku, padahal aku tau dia tidak tidur semalaman

“iyaa sabar, lagi ngumpulin nyawa” balas adikku.

Jam menunjukkan setengah 6, mereka sudah siap semua untuk mengantarku kestasiun.
=====================
Bersambung lagi, dan akan di update berkala sesuai waktu senggang saya, mohon maaf bila berantakan, tetep tunggu yah
 
terima kasih atas respon positif dari semua suhu, saya newbie masih butuh banyak bimbingan dalam membuat cerita, mohon kritik dan saran ya suhu agar bisa menambah fantasi para suhu semua disini.

salam lubang nikmat
 
Nunggu main ama ibu dan eyangnya ah.. Oya umur simbok ama eyangnya berapa ini hu.
 
I
“buka IG akh, sambil nunggu jam 4.” Gumamku,

“tok .. tok.. tok” bunyi pintu kamarku, “pasti mama ini atau enggak eyang,” dalam hatiku. Diluar dugaan ternyata Ina adikku,

“kamu ngapain toh dik, masih subuh ini..” ucapku, mataku setengah sadar pun melotot melihat adikku yg hanya memakai tanktop tanpa bra dan CD. “jiann... dek, klambimu ning ndii.. masuk angin nanti”

“akh mas ingkar janjiii, katanya mau lanjutin, tp malah tidur,” seru adikku smbil mencubit perutku.

“ternyata bener yo mas, mas e klo tidur mung pake celana tok, itu ada yg bediri mas. Hehehe...” rayu adikku sambil meremas si tole.

Tanpa sepatah kata membalesnya, bibirku langsung dilumat dan dia memaksa ku untuk masuk kedalam kamar. Aku yg masih baru bangun tidur dan belum 100% pulih tidak sanggup melawan. Dipegangnya daguku, dilumat bibir bawah ku, kadang dia sedot dia emut. Aku merasakan lidahnya yang agresif.

“dek, km kok ganas men toh.. pelan pelan.”

“nek alon” keburu eyang bangun mas,”

Aku pun menuntun adikku kekasur ku, ku ciumi keningnya, pipinya, sementara tangannya dia sibuk menggerayangi dadaku. Dimainkannya pentilku ini. aku turun kebibirnya, aku gigit pelan bibir bawahnya, aku sedot sedikit, lidah adikku pun tak kalah agresif, seakan ular kobra yang mengejar mangsanya, jujur ini lebih parah dibanding pacarku. Aku mulai turun lagi kelehernya, badannya dia pun menggelinjang,

“mas ngghh... tinggalin jejak dileher belakang.. ngghh” bisik adikku,
sluurrpp... 2-3 tanda merah dibelakang lehernya, sejenak kulihat adikku yang sedang mengigit bibirnya. Entah sakit atau geli atau rasa enak yang dialaminya.

Tanganku pun mulai memasuki tanktopnya, kuraba dari bawah pusar, pelan pelan, “mas .. geli tanganmu kok pinter banget nggghh...” ku raih dada kanannya, dan tangan kiriku memegang lehernya sambil tetap merangsang otot otot syaraf yang ada dikepala.

“Hhmmm.. hhmmm.. mas,, isep mas, aku gk kuat..” akupun tak mau langsung menuruti, kumainkan dulu disekitar pentilnya, aku jilatin sambil aku remas, sampai pentilnya muncul. Aku lumat pentil adikku, lidahku memutari payudara kanannya, “hhmmm mas...” lenguh adikku.

Tangan kiri ku mulai memegang payudaranya sebelah kiri, beda dengan yang kanan, pentilnya agak menonjol.

“kamu wis horny po dik?” adikku hanya mengangguk sambil merem dan menggigit bibir bawahnya. Aku pun mulai turun, kebawah kuciumi dari belahannya, perutnya, sampai diluar cdnya. Kucium wangi khas Ms. V. Pelan pelan ku buka CD hitamnya. Cairan ms.v nya sudah membasahi bibir Ms.Vnya.

“mass.. masukin ya.. ina mohon”

“sebelum aku masukkin, jawab sek.. koe diprawani karo sopo.. jujur, nek ra jujur aku ragelem”

“aku gk pernah ML mas, sueerr.., pernahnya sama teman ku si ayu. Dia punya dildo. Aku diajarin dia.”

“sama pacarmu?”

“punya e cilik mas, terus baru diisep sudah keluar, jadi aku belum coba”

“tenan..??”

“nggeh mas..” mukanya memelas,

Kuciumi keningnya, “mas masukkin, tapi pake kondom yah,” bisikku, adikku hanya mengangguk.

Aku kembali bermain di Ms. Vnya. Kubuka bibir vaginanya, kumasukkan jari tengahku, lalu ku arahkan ke dinding atasnya. Kujiliatin clitorisnya yang bersembunyi rambut rambut ms.v,

“mas... ngghh... mas..”

“ojo banter banter..”

Ku sedot clitorisnya, kini kumasukkan 2 jari, kumaju mundurkan jariku dilubang vaginanya. Jempol ku tekan keclitorisnya, lalu ku kocok vaginanya, sambil ku sedot payudaranya, kucupang ditengah tengah.

“mas.. mas.. aku mau pipis mas... nghhhhh... mass sekkkk” lenguh adikku panjang. Aku tak menghiraukan perkataanya, aku tau dia akan orgasme, ku percepat fingeringku, sambil kembali kujilati clitorisnya. Lubang vaginanya mengejang, dengkulnya pun ikut menengang. Kurasakan adanya denyutan didalam, dan lidahku terkena semburan cairan orgasmenya, rasanya asin.

“mas.. nnngghh..” nafas adikku yang tidak beraturan mencoba memanggilku.

“enak ya?”

“urung, aku mau itu. Mau rasain yang asli” pinta manja adikku sambil mengatur nafasnya yang terputus putus

Aku berdiri kelemari, ku ambil kondomku.

“pelan – pelan ya mas, takut sakit”

“iya.” Senyumku

Kuangkat kedua kakinya, kuarahkan penisku, ku usap usap dahulu dibibir vaginanya, “ngghh...” rintih adikku. Pelan pelan ku masukkan, rasanya sempit sekali, mungkin karena faktor tidak terlalu sering berhubungan. Kumasukkan kepala penisku, adikku kaget, kembali ku coba pelan – pelan, bleess.. penis ku masuk setengah, aku pun mulai maju mundur secara pelan pelan untuk melihat respon raut muka adikku.

“aku tekan ya dik” bisiku

aaahh... aaahh...” desah adikku. “percepat mas.. nnghh”

Aku pun melihat jam sudah menunjukkan jam 4 lewat 10 menit, aku pun mulai memainkan tempo cepat.

“akkhh.. akkhh.. sempit banget dek..”

“ii... iyaa.. mas..”

Sambil kugoyang maju mundur penisku, ku remas kedua belah payudaranya, ku kecup dibawah pentilnya, aku tinggalkan jejak disana.

“mass.. aaa.. aku mau pi.. pipis lagi... mass”

“tunggu bareng de..”

aaahh... mass.. aku pii piis lagi.. nngghh”

Jepitan dinding vaginanya pun terasa, seakan akan penis ku digenggam erat, ini membuatku ingin keluar. Adikku mukanya mulai melemas, tapi karena nafsu diujung tanduk,

“dik, nungging yah” bisikku

Adikku membalikkan badannya, kali ini tidak sulit untuk masuk kedalam vaginanya. sslleepp penis ku mulai memasuki lubang vagina adikku, “cceepp... ceppp .. ceppp” suara ketika paha kami saling beradu.

“mas.. enakk.. mas.. cepetin, akkhh..”

“hhmmhhh... hmmmhhh.. dikit lagi dek, dikit lagi..”

5 menit berselang, setelah kunaikkan tempo doggie style spermaku keluar.
“dek, aku keluar de, jepit dek”

Dinding vagina adikku langsung mengeras, menjepit erat penisku, ku remas pantat adikku.

“aaaahhhhhhh...” lenguh panjangku

“mas keluar de,”

“iya mas, lepas dong, nanti mau lagi.”

“iya lupa he.. hee.. hee”

Kucium lembut bibir adikku, dan kucabut kondomnya.

“banyak yah mas hehehe baru liat ini toh sperma” kata adikku

Aku hanya senym, “janji yah, kalau kamu butuh atau kepengen, gk usah pake dildo temenmu lagi, bilang aja sama mas, nnt mas kasih” ucapku sambil mengusap rambut adikku

“nanti pacarnya mas gimana”

“selang seling aja dek hehehe..” kucium lagi kening adikku, “pake dl sana bajunya, keburu eyang bangun”

“sendiko dawuh kakang prabu” dengan logat wayang orang.

Adikku mengenakan pakaiannya, dan menyelinap pelan pelan naik keatas.

Jam 4.30 sudah, alarm berbunyi, aku pun mulai ambil handuk, untuk mandi dan bersih – bersih. Selesai mandi, aku mulai menyeduh kopi dan membangunkan seisi rumah, ternyata dilantai 2 sudah ada eyang yang sedang menyiapkan bekal ku untuk dikereta.

“sugeng enjang eyang” sapaku kepada eyang, memang kita hidup di Ibukota, tetapi aku dan keluarga besar selalu diajarkan sopan santun dan bahasa jawa untuk menghormati orang tua.

“nggeh.. iki wis eyang buatke roti karo telor favoritemu, ojo bawa indomie banyak – banyak, nnt keriting usus e”

“nggeh eyang matur nuwun..”

Tak lama mama keluar dari kamarnya ternyata sudah dandan, “adikmu ra digugah po? Melu ra?”

“mbuh mam, nanti tak ketokin pintune”

“woyy.. bangun kebo...” teriak ku, padahal aku tau dia tidak tidur semalaman

“iyaa sabar, lagi ngumpulin nyawa” balas adikku.

Jam menunjukkan setengah 6, mereka sudah siap semua untuk mengantarku kestasiun.
=====================
Bersambung lagi, dan akan di update berkala sesuai waktu senggang saya, mohon maaf bila berantakan, tetep tunggu yah
Incest nih.. jadi penasaran sama kelancrotan nya..
Tetap semangat berkarya suhuuu..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd