Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Antara Khilaf dan Penasaran

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Whaini...
Incest
Stw
Cocok...
Lanjutken..
Tamatken...
Crooootken...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Siiip dexh tuh ngiri banget pengalaman sm org baru knal di perjalanan bisa pejuhin mulutnya
 
saya suka saya suka, enak banget klo punya adik kayak gitu :semangat: besok2 mbaknya juga disodok juga karena suaminya lama keluar jawa.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
“wates.. wates.. wates..” teriak sekumpulan bapak bapak porter menawarkan jasanya. Kubuka mataku, kulihat hp ku, ada 2 misscall dari adikku, dan 1 misscall dari no. Yang tidak aku kenal.

“Mbak, bangun.. sudah diwates.. setengah jam lagi sampai.” Bisikku ke mbak ayu.

“hhmm..” mbak ayu memelukku erat tanpa membuka matanya.

“mbakk.. bangun, nanti sampai sana malah dibawa balik kejakarta loh.” Ucapku

“iyaa iyaa...” mbak ayu mulai membuka matanya tak lupa juga dia mengucek matanya.

“mmmhhh....” desah mbak ayu sambil meregangkan badannya.

“jangan desah gitu akh mbak, nanti aku naik lagi.” Godaku

“iihh mas bisa aja, “ mencubit perutku

Aku mengabari adikku dan mbak ajeng lewat sms kalau sudah sampai wates. Kulihat mbak ayu disampingku, nampak muka bantalnya yang sangat merangsang, ku cium pipinya.

“mbak cantik banget”

“gombal dasarrr..” ejek mbak ayu, “eh.. catat no. Hape ku ya, nanti kalau kamu ada waktu kita ngangkring bareng.”

“oh iya mbak.” Ucapku

Kami saling bertukar no.hape dan ngobrol tentang latar belakang masing masing, yang paling mengesankan adalah, respon mbak ayu yang sangat manja, dia terus menyenderkan badannya ke samping kananku, bagaimana aku tidak terangsang, payudaranya yang begitu besar nempel dempet dan terasa empuk sekali.

Singkat cerita, kami sampai distasiun trakhir. Kami turun dari kereta dan masih tetap gandengan. “Mas, tungguin aku yah, aku ke WC dl,” ucap mbak ayu

“iya mbak, saya juga mau mengabari orang kantor” ucapku.

“mbak ajeng saya sudah sampai, saya pakai jaket hitam, dan celana jeans, pakai kacamata.” Isi pesan singkatku.
“baik mas, saya menunggu didekat Ind****et pintu keluar.” Balasnya.

Saya dan mbak ayu berpisah didepan pintu keluar, dan sebelum kami berpisah dia berbisik “telpon aku kalau ada waktu ya mas tomy” bisiknya sambil tersenyum. Aku hanya membalas dengan senyuman dan menaikan alisku bertanda iya.

AKu menghubungi mbak ajeng, dan semua diluar dugaanku.

“mas tomy yah?” ucap seorang wanita yang tersenyum, postur badannya tinggi sepundakku, dan warna kulitnya coklat, khas asli orang plat AB.

“iya, mbak ajeng, sekretaris pak Sugeng yah?” ucapku tersenyum.

Lalu kami saling bersalaman, kulihat dari atas sampai bawah, Ajeng memakai rok sedengkul, dan kemeja putih lengan panjang, kulihat lekuk tubuhnya, agak chubby, yang paling aku suka adalah senyum manisnya yang dicover dengan bibir tipis dan lipstik merah yang membuat semua orang terpana.

“gk usah dibantu mbak, saya kuat kok” sambil tersenyum kepada mbak ajeng yang ingin membantu mengangkat tas ku.

“mas tommy putih dan tinggi yah, beda sama foto WA” ucap mbak ajeng

“akkh.. masa sih mbak, mbak ajeng malah saya lihat di WA gk ada potonya hehehe...” timpal ku

“nanti kita ke tempat homestay mas tommy dulu, lalu jam 7 kita janjian dengan Pak Sugeng,” ucap mbak ajeng memberitahu

Aku menggangguk, dan bengong terpana dengan senyumnya ditambah gigi gingsulnya ternyata tersembunyi dibalik pipi chubbynya. “Andai saja aku single, aduuhhh..” aku bergumam dalam hati.

“mas bisa nyetir mobil?”

“bisa mbak, kebetulan aku ada sim A dan C”

“wah pas banget mas, kebetulan supirnya nanti jam 6 dia minta ijin.”

“oh yasudah gpp mbak, kebetulan saya juga belum terlalu capai”

Kami berjalan menuju parkiran, dan sepanjang jalan kulihat mata para pria memandangi mbak ajeng, aku pun bingung ada apa. Ternyata, kalau dilihat dari jauh, kemeja putih ini menerawang, nampak mbak ajeng mengenakan bra warna pink, dan berrenda.

“sebentar mbak,” aku membuka jaket ku

“panas mas?” tanya mbak ajeng

Aku hanya tersenyum dan berbisik “daleman atas mu warna pink yah?”

Sontak, muka mbak ajeng langsung memerah menahan malu. “mm.. mas kok tau, punya indra ke 6 yah?”

“bukan, tapi kemeja menerawang, sini” akupun memberikan jaket ku untuk menutupi kemejanya “tahan sebentar yah mbak, mobilnya udah deketkan?”

“iya mas, terima kasih.” Mbak ajeng tertunduk malu dengan menahan rona muka yang memerah

Tak lama ada seorang bapak – bapak membuka bagasinya. “monggo mas, taro sini saja tasnya” ucap bapak itu (mari mas, letakkan disini saja tasnya)

“ini pak anton, driver pribadi Pak Sugeng, Pak Anton ini mas Tommy yang bakal mengikuti test promosi jabatan.” Ucap mbak ajeng mengenalkan kami.

“widih.. ganteng e mas, hati hati mas, ajeng suka khilaf kalau liat yang putih tinggi macam mas tomy ini.” ucap pak anton seakan bersahabat

“apa toh pakk.. hayokk ke homestay, nanti bapak boleh pulang, biar aku saja yang menemani mas tomy ketemu pak Sugeng nanti malam.” Ucap mbak Ajeng

Aku hanya tersenyum kecil, sambil bingung harus berkata apa. Kami bertiga langsung naik mobil dan bergerak menuju homestay yang dimaksud. Dimobil, aku melihat mbak ajeng membuka jaket ku, payudaranya menyembul keluar, tiba tiba dia melirik kearahku, aku langsung salting dan langsung membuang muka.

“terima kasih ya mas jaketnya,” mbak ajeng menyerahkan jaketnya, dan langsung membuka 2 kancing kemejanya, dari situ benar, pink dan berenda. Aku hanya menelan ludahku,

“panasnya..” ucap mbak ajeng sambil menaikkan suhu AC di kursi tengah, bukan main, indah bener hari ini. mbak Ajeng melirik ku dengan tersenyum dan mengedipkan matanya. Aku semakin salah tingkah, dan hanya membalasnya tersenyum. Aku mencoba menahan si tole yang baru saja menyemburkan spermanya tadi siang, masa harus berbagi jatah lagi hari ini.

“masih jauh gak pak Anton,” aku coba mengalihkan perhatian.

“sepertinya 15 menitan”

“kalau gitu aku tidur dulu saja yah, lumayan.”

Kalau aku tidak tidur, bisa bisa si tole berontak, dan aku tidak bisa menutupi si tole dengan tas ku, karena tasku semuanya dibelakang. Aku mulai memejamkan mataku dan terlelap. Sekitar 20 menitan aku tertidur, dan pahaku digoyang goyangkan mbak ajeng.

“mas tomy... bangun,” suaranya yang lembut dan mencubit pipiku.

“oh sudah sampai ya mbak.” Aku langsung membuka mataku dan merasakan si tole sedang dalam kondisi on. Memang kebiasaan si tole, kalau bangun tidur pasti dia ikutan bangun.

“iya mas, mmmhh.. itu mas..” mbak ajeng menunjuk kearah si tole.

“oh.. shit..” aku langsung membuka jaketku, dan menutup sitole. Mbak ajeng hanya tersenyum genit dan langsung turun menyusul pak Anton. Aku mengambil tas selempang ku, dan mengabari orang rumah kalau sudah sampai.

Dengan memasang muka sok cool, aku mencoba menutupi rasa malu ku ke mbak Ajeng, kulihat mbak ajeng seperti senang sekali, “sekarang 1-1 sama ya mas,” bisik mbak ajeng. Aku cuma senyum keblingsatan, dan mencoba menerka apa yang akan terjadi selanjutnya.

“ini Bu Tini, pemilik homestay, dan ini mas Tomy staffnya pak Sugeng.” Ucap mbak Ajeng. Memperkenalkan kami,

“kamar no.7 ya mas, sesuai pesanan Pak Sugeng,” ucap Bu Tini

Selintas tak ada yang aneh pada pandangan pertamaku dengan bu Tini, mungkin usianya sekitar 55an tahun, dan yang paling menarik perhatian adalah, bongkahan pantat Ibu Tini ini. pada saat itu Bu Tini memakai celana panjang ketat dan kaos v-neck.

“Pak Anton kalau mau pulang gpp,” ucap mbak Ajeng.

“siap bu manager” canda pak Anton

“mari mas, saya antar,” kata Bu Tini.

Aku mengangkat tas ku dan berpamitan dengan pak Anton, dan pak Anton memberikan kunci mobilnya. Aku berjalan menuju kamarku, kulihat ada beberapa orang asing yang tinggal disini, dan beberapa anak rantauan gedongan. Namanya homestay pasti bebas, mau pria dan wanita, mau short time atau long time. Pikirku dalam hati.

Aku tiba dikamarku, bu Tini berpamitan, dan berkata untuk menghubungi dia kalau ada sesuatu yang ku perlukan.

“mas tomy, aku ke WC sebentar yah.. udah gk tahan hehehe” ucap mbak Ajeng, yang langsung berlari menuju ke WC. Aku menaruh tasku, dan coba menset suhu ruangan, dan mencoba channel tv. Aku mencoba beradaptasi dengan lingkungan baruku. Aku masuk kedapur. Kamar tidur dan WC/Dapur berbeda ruangan, dibatasi dengan 1 pintu.

Ketika aku masuk dapur, ternyata pintu kamar mandinya tidak tertutup, kulihat mbak ajeng sedang jongkok, dan langsung “maaf mbak, gk sengaja” aku langsung balik keteras, dan membakar rokok ku untuk menurunkan detak jantung ku ini.

Baru 5 hisap rokok ku, mbak Ajeng memanggilku,

“mas tomy... sini deh... bantuin aku..”

“iya mbak sebentar,” kumatikan rokokku, dan masuk kedalam.

Bukan main, mbak ajeng ternyata hanya mengenakan BH dan Cdnya, “karena skor 2-1, aku ngalah deh,”

“mm.. maksudnya apa ya mbak, aku gk ngerti”

Mbak ajeng menghampiriku, dan membuka retsletingku, dan langsung meraba si tole dari luar CD ku,

“hhhmm.. gara gara ini, hari ini terasa panas banget”.

“mbak jangan sekarang, nanti saja setelah ketemu pak Sugeng,”

Tanpa menghiraukan perkataanku, mbak ajeng melumat bibirku, kurasakan bibir tipisnya menggigit bibir bawahku, payudaranya menempel di dadaku, membuat hawa nafsuku semakin naik, tanganku dibimbing dan dilingkarkan dibadannya.

Aku mulai terbawa suasana, aku mulai melakukan perlawanan, “tak bisa didiamkan masa cowo kalah sama cewe” ucapku dalam hati. Mbak ajeng memasukkan lidahnya kedalam mulutku, sesekali meraba dinding atas mulutku, ku sedot lidahnya, kumainkan dengan lidahku, ku gigit kecil bibir bawahnya. Kusedot lidahnya,

“nngghh...” lenguhan mbak ajeng keluar. Dia mendorongku kedinding.

Aku mengusap rambut dan meraba lehernya, ku ciumi kupingnya, ku jilati belakang kupingnya.

“mass... mmmhhh...” mbak Ajeng lirih.

“nanti saja yah, setelah ketemu pak Sugeng kita lanjut.” Bisikku pelan.

Mbak ajeng geleng kepala, dan dia langsung menekukkan lututnya, dia raih batang penis ku, dikocoknya pelan, dijilatinya ujung penisku, membuat ku semakin tergila. “aku harus bisa nahan, jangan sampai batal.”

Kulihat kebawah, mbak ajeng sibuk memainkan lidahnya dibuah zakarku, tangannya mengocok penisku pelan, aku merem melek menikmati, “mmmbb... mbbbakk.. stop, janji jangan sekarang, kalau nanti aku turutin semua mbak mau apa. mmhh..” aku mencoba menahan.

Mbak ajeng melihat keatas dan menghentikan permainannya, dia tersenyum dan berkata “oke deh mas, tapi janji yah.” Aku mengangguk, dan menyuruh mbak ajeng mandi, agar terlihat segar.



Bersambung, tergantung respon, tunggu kejutannya di next update.

Salam Lobang Kenikmatan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd