Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Antara Khilaf dan Penasaran

Status
Please reply by conversation.
Weeeeessssss ojo nganti bimo murko
Eh salah ojo nganti mandek iki crito joooosssss pokok'e
 
Hu di bikin Bahasa Indo nya dong.... gk ngerti soalnya hehe... sekedar saran aja Hu
 
Nunggu main ama ibu dan eyangnya ah.. Oya umur simbok ama eyangnya berapa ini hu.

klo biyung'e umur 55'an suhu, nek eyang wis sepuh..

Hu di bikin Bahasa Indo nya dong.... gk ngerti soalnya hehe... sekedar saran aja Hu
oh iya maap suhu, nanti segera saya buatkan subt indo'a..

=================
mohon bersabar yah para suhu, sedang dalam proses tata edit..
 
Sekedar saran suhu, kalo bisa dikurangi obrolan pake bahasa daerahnya. Soalnya banyak yang dari daerah lain yang gak ngerti, contohnya saya hehehehe
 
dilanjud hu ....
pov adik dong , kenapa prawannya di kasih ke dilbo
 
Jam setengah 7 kami tiba distasiun, aku pun pamitan, sungkem sama mama dan eyang, adikku ina? Aku hanya cium pipinya saya dan keningnya sambil usap usap rambutnya.

“nah gitu dong akur kan enak diliatnya,” ejek mamaku.

Aku melangkah kedalam stasiun, dan check in tiket. Tepat jam 7, keretaku datang, dan aku langsung mencari tempat dudukku. Baru kali ini rasanya naik kereta api kelas bisnis. Disamping ku duduk wanita kira kira usianya 40 tahunan. Aku hanya menatap dan saling melempar senyum. Yang bikin aku menarik menatap wanita itu adalah kancing bajunya, ketika aku duduk disampingnya, terlihat belahan dadanya, dan bra kuning yang dia pakai. “lumayan ada hiburan, 8 jam dijalan.” Ucapku dalam hati.

Satu jam berlalu kami masing masing sibuk dengan gadget, aku lirik kesebelah, sedang apa wanita itu, “wih.. poto IG’a keren keren..”

“main IG juga mbak?” sapaku untuk mencairkan suasana.

“hehehe iya mas, iseng iseng saja sih.”

“tomy,” aku menjulurkan tanganku

“ayu mas,” kita pun saling bertukar IG, dan ngobrol ngalor ngidul

“aku tak tidur ya mas, ngantuk juga ini.. heehhe”

“iya mbak,” sesekali mata ku melirik ke belahan dadanya, dan nampaknya mbak ayu ini sadar dan sengaja.

Ting.. tong.. ada message masuk kedalam hape ku. “mas ini saya Ajeng, diperintahkan Bapak Sugeng untuk menjemput mas, tolong kabari jika sudah sampai, terima kasih.”

Kubuka applikasi musik, kupasang headset, dan aku mulai memejamkan mata.

Baru juga satu jam aku tertidur, tiba tiba .... Bbuukk...

“aduuhh..”

Aku kaget, dan membuka mata ku, kulihat wanita disampingku tertimpa kardus, aku pun dengan sigap membantu mengangkatnya, ternyata gk berat, mungkin hanya sedikit baju.

“maaf mbak, maaf.. barang saya menimpa kepala mbak,” ucap bapak – bapak dibelakang.

“lain kali taroh yang benar dong..” ucap mbak ayu ketus.

“maaf mas, saya gk bermaksud mengganggu pacar mas,”

“loh.. pak..” tiba tiba perutku dicubit oleh mbak ayu ini. dan aku paham kode ini,

“yasudah pak saya bantu, taroh kembali.” Ucapku.

Aku kembali duduk ketempat ku semula, dan tak sengaja memegang tangan mbak ayu, yang dekat dengan batas senderan tangan, dan dia hanya tersenyum.

“masih sakit mbak?” tanya ku coba menghibur.

“lumayan mas, nih disini.”

Aku coba mengusap usap dengan tangan kanan.

“emang umurnya berapa ya mbak, kok bisa bisanya aku dianggap pacar, hahahah”

“aku 42 mas,”

“hah? Serius?” ucapku kaget

“iya mas, anakku yang sulung SMP kelas 1, dan yg kecil SD kelas 3,”

“awet muda ini mbaknya.. heheh”

“mas pinjem bahunya yah, gk biasa tidur gk ada bantal,”

“oh nggeh mbak...”

Bahuku disenderi kepalanya, dan tanganku melingkar diatas pundaknya, sambil tetap mengusap – usap rambutnya. “rejeki anak soleh ini” ucapku dalam hati. Tangan mbak ayu diletakkan diperutku, aku tak tahu harus bagaimana, ini istri orang, dan ini ditempat umum, wahh gawat ini kalau sampai si tole bangun. Kurasakan gerakan nafasnya yang halus, ku turunkan tanganku ke perut mbak ayu, tiba tiba tanganku diraihnya, dan diarahkan kedadanya. Memang posisi kami saat itu hanya tertutup selimut, dikarenakan dinginnya AC.

“mbak jangan, aku takut mbak”

“gk kelihatan mas, tenang aja”

Aku buka kancing 3 bajunya, aku mulai bergerilya dari balik bajunya. Kuremas – remas payudaranya yang kanan, rasanya dag dig dug. Tangan mbak ayu mulai masuk kedalam bajuku, diusap usap dadaku, tangannya halus sekali seperti bukan tangan wanita 40tahunan.

“mbak jangan disini yah..” bisikku

“aku kepengen mas, suami ku TKI, postur tubuh mas,dan raut wajahnya mirip” bisiknya merayu

“dasar cowo, nolak nolak, tapi tangannya tetep main.” Ucapku dalam hati. Aku gk bisa berkutik, aku hanya bisa mengikuti alurnya.

Kumainkan pentilnya, kupelintir, kucubit kecil. Tangan kiriku menyentuh bibir dia, di emut telunjukku, dimainkan dengan lidahnya. Kini tangan mbak ayu membuka retsleting celanaku, dipegang sitole yang sedang setengah sadar,

“mas aku isep, tapi mukanya jangan merespon yah,” bisik mbak ayu

Aku cuma membalasnya dengan senyum, karena bingung mau nolak tapi nanggung.

Kurasakan lidahnya menyentuh penisku, dijilatnya kepalanya, lidahnya berputar tepat dilubang kepala penis ku, rasa nikmat dari ujung kaki sampe ujung rambut. Tangan ku tetap meremas payudaranya, sambil kumainkan pentilnya. Aku cubit pelan pelan, aku remas dari bawah.

“hhmmmm...” desahku. Perutku dicubit oleh mbak ayu. Kode berarti tidak boleh bersuara.

Kini penisku dikulumnya, kurasakan lidahnya berputar, sedotannya kuat sekali. Kini penisku berdiri tegak, siap memasuki lubang ms.v mbak ayu, namun apa daya, posisi tempat dudukku tidak mendukung untuk seperti itu.

Mbak ayu menghentikan permainan mulutnya, “mas kalau udah ngaceng gini, gede banget yah. 15cm kah?” bisik mbak ayu. “gak tau aku mbak, heheh”

Mbak ayu pindah posisi, kini badannya disenderkan disampingku, dan tanganku diturunkan kebawah, mbak ayu membantu buka retsleting jeans’a, rambut kemaluannya lebat sekali, mungkin tidak pernah dipotong, ku raba dari atas ms.v’a, aku sentuh clitorisnya pelan pelan, badan mbak ayu mulai beraksi. Tangan kiri ku pun tak diam saja, aku masukkan kedalam selimut dia, aku raba payudara kirinya dari luar bajunya. Kulihat dari atas mbak ayu mengigit bibir bawahnya.

Aku naikkan tempo jariku yang diclitorisnya. Aku naik turunkan jari tengahku, badan mbak ayu semakin gk teratur, tangan kirinya menggengam erat selimutnya. Kini aku pindahkan jari tengahku agak ke bawah, ku rasakan betapa basahnya bibir vagina mbak ayu, aku mainkan jari tengah dan jari manisku diluar bibir vaginanya, aku sengaja tidak aku masukkan jariku, agar semakin tinggi rangsangannya. Kini aku sentuh clitorisnya dengan 2 jariku, aku mainkan kiri kanan, tangan mbak ayu kembali masuk kedalam selimutku, dipeganggnya penisku sambil dikocoknya pelan.

Aku masukkan jari tengahku kedalam lubang vaginanya, licin, dan sangat basah sekali, ketika masuk, jari tengahku dijepit oleh dinding vaginanya, seakan dipijit – pijit, “sempit banget mbak,” bisikku ditelinganya. Mbak ayu hanya senyum sambil mengigigit bibirnya. “rada cepat ya mas, udah gk kuat aku.” Ku naikan tempo ku sesuai keinginannya, kumasukkan jari manis dan jari tengah, ku sentuh dinding atas vaginanya, mbak ayu melotot dan tersenyum. “jarimu pintar banget mas..” bisiknya pelan, jari tengah dan manis aku naik turunkan dengan cepat..

“eemmhmh... mmmhh..” mbak ayu mulai mendesah pelan

“jangan kenceng kenceng mbak, nnt diliat orang.” Bisikku

Diusia 40 tahun, dinding vagina mbak ayu masih sangat aktif, jepitan dinding vaginanya terasa sekali dijariku. Kini jari ku pindah keclitoris lagi, aku naik turunkan jariku,

“dikit lagi mas...” bisik mbak ayu.

tak lama kemudian, “akkhh.. aku keluar mas,” tanganku dipaksa masuk kedalam vaginanya, aku rasakan ada cairan yang mengenai jariku, dan dinding vaginanya yang berkedut. Tanganku ditahannya didalam sana, sampai kedutannya itu hilang. Kukeluarkan tangan kiri ku yang dari tadi meremas payudaranya.

“mas jago banget.” Bisik mbak ayu, “giliranku yo mas.”

Aku hanya bisa tersenyum, dan penasaran, si tole yang sudah tegang mau diapakan oleh wanita 40 tahun ini.

Mbak Ayu masuk kedalam selimut ku seperti tadi, dikulumnya penisku tanpa bantuan tangannnya. Penis ku merasakan tenggorokannya, baru kali ini aku merasakan oral sex seperti ini. dimundurkan kepala mbak ayu, dia hisap kepala penisku, kini tangan kanannya masuk dan mengocok penisku cepat sekali, lidah mbak ayu seperti blender memutar kepala penisku, sedotan mulutnya seakan menarik – narik penisku. Aku hanya bisa memejamkan mata, sesekali melihat keadaan sekitar.

10 menit mbak ayu memainkan penisku, buah zakar ku juga kadang diremasnya. Aku merasakan penisku akan orgasme, aku sentuh berkali kali pundak mbak ayu menandakan aku akan orgasme, tapi dia hanya merespon dengan mengeluarkan jempol. Aku pun tidak kuat tahan lagi, penisku ingin mengeluarkan sperma, ku tekan kepala mbak ayu agar masuk lebih dalem lagi.

Crroottt.. croott.. 6x sperma ku muncrat kedalam mulut mbak ayu, disedotnya dari tengah sampai ujung penisku, seakan menyapu bersih sisa sisa sperma. Kepala mbak ayu keluar dari balik selimut, dan aku lihat senyumnya yang berbeda, dia mengambil tasnya, lalu mengambil tisu, dilap air liur dan beberapa sperma ku yang nampak dibibirnya. Aku tersenyum sambil menutup retsleting celana ku.

“mbak hebat banget, terima kasih ya, baru kali ini aku dapat oral sex dan pengalaman di kereta” bisikku.

Mbak ayu hanya tersenyum, dan menutup retsletingnya, lalu jalan menuju WC kereta. Aku bingung apakah dia marah? Atau kenapa. 5 menit berselang, mbak ayu kembali ke tempat duduk, dilihatnya kondisi gerbong, ternyata penumpangnya tertidur semua.

“mbak marah ya?” tanya ku

“hah? Marah kenapa? Aku seneng kok mas, puas malah sama jari mas, nih tisu basah, dicuci dulu jarinya, masih bekas yang tadi kan, hehehe” ucap mbak ayu

“iya mbak terima kasih, terus tadi kenapa raut mukanya, senyumnya juga beda?” tanya ku mempertegas.

“ohh ituu, kan mulutnya lagi penuh mas, kalau aku ngomong, nanti keluar ini benih benih masa depanmu mas, hehehe” canda mbak ayu sambil memegang tanganku

“hehehe salah aku,”

“aku senderan lagi yah mas, tangan mas diperut aku saja, nyaman rasanya.”

“iya mbak,”

Aku lihat jam dihape ku, ternyata sudah jam 12, berarti 4 jam lagi sampai tujuan. Aku lihat mbak ayu mulai menutup matanya sepertinya kelelahan setelah orgasme, kubiarkan dia nyaman dipelukanku. Aku pun menyimpan hapeku, dan tertidur.

====================
maaf baru update, ada kesibukkan di RL yang gk bisa ditinggal. sekali lagi mohon kritik dan sarannya.

Salam Lubang Nikmat
 
ini thread pertama saya sejak bergabung dengan forum ini. Ada beberapa foto SSI binor maupun temen seperjuangan waktu sekolah, tapi saya masih ragu buat sharenya dikarenakan polda cukup galak.

Saya tomi, pria keturunan jawa dan besar diibukota, kelahiran 90an. Anak pria satu satunya dari 3 bersaudara. Kebetulan Mbak ku sudah menikah, dan ikut suaminya ke kota P. Orang tuaku cerai waktu umur adikku 5tahun, dan FYI aku dan adikku selisih 2tahun.

Hubungan kami pun wajar wajar saja layaknya kakak dan adik, saling cubit, jewer, kelitik – kelitikkan. Hingga suatu saat, waktu adikku kuliah disalah satu universitas swasta dikota T, aku ditugaskan bekerja diluar kota tepatnya di kota J pada tahun 2013 awal.

“dadah mas... jangan lupa kabarin orang dirumah klo udah sampe,” ucap adikku waktu mengantarku ke stasiun. Mungkin ini berat buat seorang ibu yang melepas anaknya merantau hanya untuk mencukupi keluarga kecilnya, yupz dirumah cm ada ibu, eyang, dan adikku, dan hanya akulah laki laki dirumah.

Malam sebelum pergi keluar kota, aku packing barang yang akan ku bawa untuk merantau. “tok.. tok.. tok..” tiba tiba pintu kamar ku ada yang ngetok, ku pikir mama ku soalnya emang biasa bantu aku packing. Ketika aku buka ternyata adikku, yang hanya mengenakan tanktop tanpa bra, wajar saja ini dirumah memang biasanya dia memakai tank top dan celana pendek, tp tak biasanya dia tanpa bra. “mas lagi apa? Packing yah, mau dibantu gak?” tanya adikku, “ra usah, aku iso kok” jawabku. Dia masuk kekamarku dan tidur – tiduran dikasurku.

“mas bener jadi pergi po?” tanya adikku manja, aku menoleh dan hanya senyum, aku pun kaget melihat sebuah gundukkan belahan dada adikku, entah dia sengaja atau tidak sadar. Aku tidak tahu ukuran pastinya, seingatku 36B waktu aku menemaninya beli underware.
“done.. huahh banyak juga.” Ucapku,
“hi.. hi.. hi.. kok banyak yo mas katanya Cuma seminggu, tp tasnya ampe 3” ejek adikku.

Lalu aku duduk dikasur persis disampingnya, dan tepat diatas gundukan dada adikku. “ngeekk” bunyi ranjangku karena adikku pindah tidurnya dipangkuanku. “kamu tuh kenapa toh? Tumben manja banget” tanyaku, “ya rapopo sekali kali manja begini, sesuk kan mas udah pergi jauh.” Timpal dia. Aku usap usap rambutnya dengan tangan kanan, dan tangan kiri ku diatas perutnya. Ehh... seperti durian runtuh, dia membalikkan kepalanya kearah perutku yg semula menatap daguku. Si tole pasti merasakan adanya daging kenyal.

“dek.. wis malem, tidur sana..”

“nanti akh, masih mau disini, atau aku tidur disini aja ya mas?” pinta adikku,

“ya jangan dong.. nanti ketahuan kalo aku tidurnya telanjang”

“masa sih mas telanjang, tanpa baju gitu?”

“ya pake celana tok, tapi gk pake daleman” ucapku sambil menahan si tole yang mulai agak mengeras ditimpa dua gunung kembar.

“dik, bangun dl pegel” alasanku agar dia tidak tahu kalau sitole mulai mengeras, “akhh gk mauu” tangannya pun melingkar dipinggangku. Aku mundurkan dudukku kedinding. Adikku bangun dan mengambil bantal, “nah gitu kek pake bantal” dia hanya menjulurkan lidahnya. Diluar dugaan, bantalnya dia taruh disamping kaki ku, lalu dia duduk dipangkuanku. “dek jangan.. aku takut khilaf.” Pintaku, emang sih munafik, Cuma gimana lagi, dia adikku.

Tak menghiraukan ucapanku, dia mencium pelan bibirku, digigitnya bibir bawahku, disedot,

“ngghh.. dek ojo..” pintaku lagi.

“mas, kan mau pergi, aku mau jujur sebenarnya aku dari dulu pengen cium bibir mas.” Ucapnya.

Antara iba dan terlanjur basah, aku balas ciumnya, aku mulai bermain dibibirnya, bibir atas, bibir bawah, lidahnya aku lumat habis, tanganku mengusap usap rambutnya, “mmmhh... mas..” aku cepatkan tempo ku, tanganku masuk kedalam tanktop, ku usap punggungnya dan aku merasakan kulitnya yang mulus,

“kok mulus banget dek”, “ iya..mas.. mmhh” desah adikku, dari bibirnya aku mulai turun kelehernya, aku gigit kecil, “mmmh.. mas.. aku merinding..” ucap adikku. Aku sudahi acara ciumnya. Lalu dia memelukku erat.

“kamu gk pake bra po?”

“gak mas, sengaja hehehe...” sambil tersenyum nakal.

“aku takut khilaf je dik.. stop yah” pintaku.

“mas nanggung, aku belom pernah ngerasain merinding kaya gini,”

“lah pacarmu? Emang ngapain selama pacaran?” tanyaku kepo.

“ya biasa nonton, ciuman bibir, Cuma dia gk pandai, kalau masalah duit sih okelah, tapi tetap aja gk bisa romantis kaya km mas.”

“walah.. gombalmu dekk..” sambil kucubit pipinya, “dadamu kok gede yah” sambil kupegang kedua dadanya,

“masa sih mas, kayanya biasa aja,”

Dari sinilah aku mulai berani meremas dadanya, kembali aku ciumi lehernya, “mass.. merinding lagi” ucap dia. Semula dari luar tank top, aku masukkan tangan kananku dari bawah, dan tangan kiri ku memegang tengkuk lehernya, aku ciumi dari leher turun kedada, kebelahannya, aku rebahkan dia dikasur.

“aku isap ya dek”, adikku Cuma menganguk dan matanya merem.

Kini, terlihat sudah kedua gunung adikku, bulat, dan pentilnya masih masuk kedalam, baru kali ini aku liat pentil yang ngumpet. “dek pentilmu ngumpet.”

“disedot aja mas, kali aja dia nongol.” Ucap dia sambil gigit bibir bawahnya.

Tiba – tiba,

“dek.. kamu dimana.. ini indomie jadi dimasak ndak?” seru mamaku dari lantai 2 rumah.

“waduhh mama dek..” aku langsung mengakhiri,

“kamu bandel sihh... untung aja belom khilaf,”

“nanggung mas.. ish..” manja adikku, “dikamar mas tomy,” teriak adikku.

“mas nanti malem lanjutin lagi yah” pinta adikku sambil cium pipiku,

“kalau ndak ngantuk yah”

Dia keluar kamar, dan aku segera membenahi barang barang ku. “kok iso yo.. iki mimpi kah?” gumamku dalam hati. Aku keluar kamar, dan segera melihat mama dan adikku yang lagi berisik didapur.

“barang barang udah beres? Masih ada yang mau dibantu gak?” tanya mamaku,

“gk usah mam, tadi dibantuin si ina” jawabku.

Mendengar itu adikku cengengesan, padahal dia hanya tidur – tiduran. Aku langsung nyalain tivi, dan nonton sambil tiduran disofa, mama dan adikku masih sibuk didapur. Malam sudah datang, aku lihat jam ternyata udah jam 11an. Adikku dan mama masuk kamar masing – masing, yupz hanya kamar aku doang yang dilantai 1, dan kamar tamu. Aku set alarm jam 4.30, sebabnya keretaku jam 7 pagi. Aku mulai turun kebawah, dan masuk kamar. Rasa ngantuk pun melanda hingga akhirnya aku ketiduran.

Jam 3.35 aku kebangun dari tidur, “duh jam 4 masih lama lagi” aku coba cek hape ku, ternyata ada 10misscall dari adikku, “oh iyaa.. shit.. lupa lagi” “dek, maaf mas ketiduran, cape banget” aku balas chatnya di sebuah applikasi sosmed. Antara takut khilaf dan rasa penasaran akan kemolekkan tubuh adikku, tapi bagaimanapun juga aku bingung mau mengungkapkannya.

===============================================================

bersambung, tergantung respon

update 1
update 2
Uapik trnan
 
oh iya suhu, numpang nyusu eh usul: mohon untuk dialog dalam bahasa jawa agar ada terjemahannya dalam bahasa indonesia, soalnya nggak semua ngerti. trims, hu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd