Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG AZUMATH: WORLD OF MAGIC

Status
Please reply by conversation.
Ini pertama kalinya ane baca cerita sekuel tanpa baca cerita prekuelnya, jd ane sbnernya blm baca cerita suhu @Aswasada yg Meteor Azka. Tp ane ttep bisa ngikutin alur cerita ini, & ane suka bgt ama cerita ini. meskipun tema nya fantasi, tp ga lebay. malah ane salut bgt ama imajinasi suhu bisa bikin cerita fantasi ky gini. Keren hu ๐Ÿ‘ lanjutkan & tetep semangat.
 
CHAPTER 12


Benar kata orang-orang kalau wanita Elf memang makhluk penggoda. Tetapi bagiku mereka bukan penggoda, mereka makhluk yang menggoda. Itulah penilaianku. Penggoda dan menggoda adalah dua hal yang berlainan. Di sini, makhluk cantik berbangsa Elf ini memang menggoda. Penampakan makhluk cantik itu sangat sempurna dan sangat mempesona. Siapapun tak akan mampu menerjemahkan pesona yang sebenarnya. Sosok yang penuh misteri itu membuat hatiku seakan ditarik-tarik ingin memiliki mereka. Mereka seperti mantra magis yang sangat kuat, yang menawarkan dampak luar biasa memikat bagiku.

Aku terus berbincang-bincang dengan fokus yang terbelah dan konsentrasi yang kurang. Pikiranku benar-benar berkecamuk tak bisa aku urai dengan baik. Kadang aku harus menghela nafas panjang untuk mengembalikan fokus dan konsentrasi. Lama-lama aku semakin tersiksa dan tiba-tiba aku berdiri.

โ€œMaaf semuanya ... Aku butuh udara segar. Silahkan dilanjut dulu.โ€ Kataku dan tanpa menunggu jawaban aku berjalan keluar ruangan pertemuan.

โ€œRaja Azka ... Apakah Raja Azka baik-baik saja?โ€ Tanya Kivn dengan nada khawatir.

โ€œAku baik-baik saja.โ€ Kataku tak menghiraukan lagi suasana serius yang sedang terjadi di ruang pertemuan ini.

Setelah berada di luar ruangan, aku segera melesat ke bangunan para pejabat istana di bagian barat istana. Beberapa detik berselang, aku melihat dari kejauhan Puspa dan ibunya sedang bercengkrama. Mereka berdua lari-larian seperti sedang bermain kucing-kucingan. Bahagia itu ketika melihat mereka bercanda dan tertawa. Tentu saja aku tidak ingin mengganggu momen bahagia mereka.

Kemudian aku melesat ke bagian belakang kompleks perumahan pejabat. Di sebuah taman yang luas aku mulai bermeditasi untuk mengembalikan energi sihirku, sekaligus untuk menenangkan diri. Aku mulai bermeditasi, keluar dari diriku, jiwa lepas dari waktu, waktu yang membuat muda menjadi tua. Aku memulai permenungan dan refleksi dalam dirku sendiri. Namun kali ini aku merasakan ada kelainan. Energi sihirku seakan tidak berkurang banyak. Dan yang aku rasa sekarang adalah proses pengembalian energi sihirku begitu terasa cepat, hingga tidak lebih 15 menitan energi sihirku kembali pulih. Jelas, aku merasakan ketenangan dalam meditasiku. Dalam perenungkan ini, tiba-tiba aku teringat Petteri, makhluk cahaya penguasa ilmu pengetahuan jagat raya.

โ€œPetteri ... Petteri ... Aku membutuhkanmu ...โ€ Aku berkata dalam hati di tengah meditasiku.

Kontak batin pun langsung terjadi. Petteri menjawab panggilanku, โ€œAda apa Raja Azka?โ€

โ€œKenapa aku merasa tidak kuat berhadapan dengan wanita Elf?โ€ Tanyaku masih dengan telepati.

โ€œBangsa Elf memiliki aura suci sejak lahir. Hembusan setiap aura suci mereka adalah cinta dalam sanubari dunia. Bangsa Elf diciptakan dalam keindahan sanubari dunia, menyebarkan lantunan-lantunan yang mengelilingi fatamorgana cinta. Mereka tidak bermaksud memperdaya, tetapi aura suci itu lah yang tidak bisa mereka cegah selalu memperdaya setiap makhluk yang berdekatan dengan mereka. Cara untuk bisa kita tidak terperdaya aura suci bangsa Elf, kita harus mempunyai aura suci yang sama dengan mereka. Kau bisa menciptakan aura suci itu dengan sinar sihir elemen cahayamu. Tetapi, ada satu elemen yang kau perlukan sebagai pelengkap membuat aura suci bangsa Elf.โ€ Jelas Petteri yang menurutku tak tuntas.

โ€œElemen apa itu, pet?โ€ Tanyaku tentang elemen pelengkap yang dikatakan Petteri.

โ€œCairan cinta. Kau tentunya lebih tahu dariku apa itu cairan cinta.โ€ Jawab Petteri yang sontak membuatku lumayan terkejut. Sejujurnya aku paham dengan maksud ucapan Petteri itu.

โ€œTidak Pet ... Aku takut salah memahami ucapanmu. Beritahu definisi yang sebenarnya tentang cairan cinta itu.โ€ Kataku.

โ€œCairan yang dikeluarkan tubuh makhluk Elf saat mereka melepaskan gelombang kenikmatan seksual mereka. Kau sebagai laki-laki, cairan cinta wanita Elf yang kau perlukan. Bagi ras manusia perempuan, cairan cinta Elf laki-laki yang diperlukan. Kau bisa memasukkannya ke dalam tubuhmu cairan cinta itu lalu membuat aura suci dengan energi sihir elemen cahayamu. Konsep dan mantranya sama dengan membuat sihir pelindung.โ€ Jelas Petteri.

โ€œOh ... Sesederhana itu.โ€ Kataku.

โ€œYa ... Tapi yang perlu kau ingat, saat cairan itu masuk ke dalam tubuhmu lekas-lekaslah kau baca mantera sihir pelindung elemen cahaya. Rasakan bersatunya cairan cinta itu dengan energi sihirmu. Satu lagi, aura suci yang kau ciptakan hanya menahan efek hipnotis aura suci bangsa Elf. Perasaanmu yang murni masih tetap bekerja. Pesona kecantikan wanita Elf harus kau kendalikan dengan logikamu. Bagaimana pun wanita Elf adalah makhluk yang sangat cantik. Jangan kau lupakan logikamu untuk menilai mereka.โ€ Jelas Petteri.

โ€œBaik.โ€ Jawabku.

โ€œSemoga berhasil ...โ€ Ujar Petteri dan langsung saja kontak komunikasiku terputus.

Aku pun terus melakukan meditasi dan setelah satu jam lebih, aku merasa energi sihirku sudah pulih. Menurutku waktu yang lumayan singkat. Ketika membuka mata jantungku seperti mau copot karena di depanku Puspa sedang berdiri dan menatapku dengan tatapan lucunya. Aku meraih tubuh anak angkat perempuanku itu lalu menggendongnya.

โ€œAnak bapak kok ada di sini?โ€ Tanyaku sedikit heran.

โ€œPuspa diajak tante cantik itu, pak ...โ€ Ucap Puspa sambil menunjukan telunjuknya ke arah samping.

Aku pun menoleh dan aku kembali terkejut ketika mataku melihat sosok wanita Elf sedang memandangku dengan senyumannya yang memikat hati. Rasanya aku lagi-lagi diserang oleh aura sucinya karena tanpa aku inginkan perasaanku seperti dihujam oleh ribuan rasa cinta. Namun kali ini aku masih bisa mengontrol logikaku karena aku sudah mengetahui sabab musabab kenapa bangsa Elf seperti itu.

โ€œRaja Azka ternyata penuh kasih sayang. Tidak menyangka kalau Raja Azka sangat menyayangi Puspa meskipun bukan anak sendiri.โ€ Suara Charla begitu lembut merayapi sel-sel gendang telingaku.

โ€œAnak ini sangat lucu. Aku menyukainya.โ€ Kataku sambil mencium pucuk kepala Puspa.

โ€œBapak ... Tante itu cantik sekali ya ... Puspa mau seperti tante itu.โ€ Celoteh lucu Puspa membuatku tersenyum.

โ€œPuspa lebih cantik dari Tante Charla kok ...โ€ Kataku menggoda.

โ€œIh ... Benar pak? Puspa lebih cantik?โ€ Ujar Puspa kegirangan.

โ€œIya ... Anak bapak lebih cantik dari semua perempuan di dunia ini.โ€ Lanjutku sambil mencium keningnya.

โ€œBapak baik sekali ...โ€ Puspa pun memelukku erat. Aku merasakan kasih sayang yang tulus dari pelukannya.

โ€œRaja Azka memang luar biasa. Aku sangat kagum pada Raja Azka.โ€ Ucap Charla sembari menghampiriku.

โ€œSudah sepantasnya seorang orangtua memuji anaknya sebagai bentuk kasih sayang. Sejatinya anak memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orangtua sekecil apapun bentuknya. Orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter atau kepribadian sorang anak. Anak akan memiliki sifat yang baik seperti sikap, tingkah laku, tata krama, sopan santun dan budi pekerti tergantung pada sifat-sifat yang tumbuh pada kehidupan keluarga di mana anak dibesarkan. Sehingga orangtua lah yang memiliki peranan besar dalam membentuk watak dan kepribadian anak.โ€ Kataku sambil mengelus kepala Puspa.

โ€œLuar biasa ...โ€ Puji Charla dengan mata membola. Tangannya tiba-tiba memegang lenganku. Matanya menatap mataku dengan lembut. Seakan menembus mataku, meneropong isi hatiku. Karuan saja jantungku semakin tak beraturan berdetak. Aku mencoba mengatur napasku tanpa diketahui olehnya.

โ€œTidak ada yang luar biasa. Semua itu adalah normal dan semua tahu tentang itu.โ€ Kataku masih mencoba menenangkan diri. Benar-benar aura suci wanita Elf ini seperti menggerogoti jiwaku.

โ€œBukan itu Raja Azka ... Bukan itu ... Tetapi ketahanan Raja Azka saat berdekatan dengan kami. Aku merasakan Raja Azka sangat kuat menghalau aura suci kami. Dan yang aku kagum, Raja Azka menyalurkan kasih sayang itu pada orang yang tepat. Sangat beruntung anak ini mempunyai ayah sehebat Raja Azka.โ€ Ucap Charla yang tedengar sangat mengagumiku.

โ€œSejujurnya ... Aku sangat terpengaruh oleh aura suci kalian. Aku tidak bisa membayangkan jika aku berada di antara puluhan wanita cantik sepertimu. Aku yakin, aku akan jatuh juga.โ€ Kataku sambil tersenyum.

โ€œBukankah Raja Azka sudah mempunyai solusinya?โ€ Charla bertanya dengan menatapku sungguh-sungguh. Tentu saja aku terhenyak mendengarnya.

โ€œMaksudmu?โ€ Tanyaku sangat penasaran.

โ€œSatu jam yang lalu, aku tak sengaja ke sini. Dan aku tak sengaja mendengar percakapanmu dengan Petteri. Oh, Dewa yang agung, aku juga tak menyangka kalau Raja Azka bersahabat dengan Petteri. Aku sangat ingin bertemu dengannya.โ€ Kata Charla dan untuk kesekian kalinya aku terhenyak.

โ€œJadi ... Kamu mendengarkan percakapan itu?โ€ Tanyaku dengan dada deg-degan.

โ€œSemuanya ...โ€ Charla kini mengulum senyum.

โ€œWaduh ... Gawat ...!!!โ€ Batinku berteriak. โ€œTapi bagaimana bisa kamu mendengarkan percakapan kami? Kami melakukannya dengan telepati.โ€ Tanyaku kemudian.

โ€œBangsa Elf adalah makhluk telepati. Kami bisa mendengar obrolan yang menggunakan telepati dalam jarak yang dekat.โ€ Jawab Charla dan aku mengerti sekarang.

โ€œPantas aja.โ€ Gumamku dalam hati.

โ€œDan aku akan memberikan apa yang Raja Azka perlukan.โ€ Lirih Charla sambil menundukan kepala.

โ€œApa?โ€ Aku memekik tidak percaya. Namun di saat yang bersamaan aku seperti mendapat bulan jatuh. Kebahagiaan tak terduga kudapatkan secara tiba-tiba.

Charla kemudian menengadahkan wajahnya dan menatapku, โ€œRaja Azka memang memerlukannya supaya bisa tenang hidup di tengah-tengah kami. Bagaimana Raja Azka bisa melakukan misi dengan baik, jika terganggu oleh aura suci bangsa kami. Terlebih bila tergoda oleh musuh yang seharusnya Raja Azka perangi.โ€ Lanjutnya.

โ€œTe..terima kasih ...โ€ Kataku pelan berusaha menyembunyikan perasanku saat ini.

โ€œKalau begitu ... Aku tunggu Raja Azka di kamarku ...โ€ Ujar Charla kemudian berlalu meninggalkanku.

โ€œBapak suka ya sama tante itu ...โ€ Tiba-tiba suara Puspa membuyarkan lamunanku.

โ€œIya ...โ€ Jawabku singkat.

โ€œKalau begitu ... Kejar sana ...โ€ Celoteh Puspa sambil menunjuk-nunjuk wanita Elf itu yang sedang berjalan menjauh.

โ€œBapak harus mengantarkan kamu dulu ke ibumu.โ€ Kataku lalu berjalan meninggalkan taman.

Sepanjang jalan ke kompleks para pejabat istana, Puspa terus berceloteh. Namun aku kurang fokus mendengarkannya karena pikiranku sudah mendahului menggambarkan apa yang akan aku lakukan Charla di kamar pribadinya. Gairahku seakan menggelora setiap kali membayangkan dirinya. Tubuh sempurna dihiasi bulu halus di sekujur lengannya meningkatkan andrenalinku. Terkadang Puspa mencubit hidungku ketika ocehannya tidak aku tanggapi. Aku pun tersenyum dan tak lama aku berikan Puspa pada ibunya.

Setelah berbasa-basi sebentar, aku langsung bergerak ke ruangan pribadi Charla. Tak sulit aku menemukannya, karena aku sangat mengetahui ruangan-ruangan khusus untuk tamu kehormatan di istana ini. Aku membuka sebuah pintu besar dan masuk ke dalam ruangannya. Darahku langsung tersirap naik ke permukaan wajahku. Kudengar pukulan jantung pada dadaku. Aku sepertinya disergap kobaran birahi. Betapa tidak, aku melihat Charla sudah berbaring di atas ranjang tanpa benang sehelai pun. Aku semakin kagum sekaligus semakin terangsang melihat kemolekan tubuhnya yang betul-betul menggairahkan nafsu birahiku. Tubuh Charla begitu sempurna, putih dan bersih. Dia terlihat agak malu ketika tubuhnya yang sudah telanjang kutatap seperti itu.

โ€œKemarilah rajaku ...โ€ Lirih Charla sembari melayangkan senyumnya.

Aku segera menutup pintu lalu menghampiri tubuh molek yang menggetarkan kejantananku itu. Kedua payudaranya begitu bulat dan menonjol tampak naik turun seiring napasnya. Kedua payudaranya itu tegak dengan puting yang masih rata dengan areolanya menghiasi kedua gunung kembarnya dengan sempurna. Letak pentilnya hampir tempat di tengah-tengah. Payudaranya berkategori besar tetapi tidak terlihat turun. Payudara ini tampak begitu tegak menantang. Payudara yang belum pernah diremas oleh lelaki.

โ€œRajaku ... Kenapa bengong saja?โ€ Lirihnya lagi membuyarkan lamunan kekagumanku.

Saat aku akan naik ke atas ranjang, Charla menyuruhku melepas pakaianku. Tanpa harus diperintah dua kali, aku melepas seluruh kain tanpa sisa. Setelahnya aku naik ke atas ranjang. Rasanya birahiku semakin meledak-ledak mengalami kejadian yang tidak terduga ini. Kuberanikan diri untuk mendekatkan wajahku ke wajahnya perlahan, semakin dekat dan dekat sampai akhirnya Charla pun mengambil inisiatif untuk menciumku terlebih dahulu. Kubalas ciuman mesra Charla dengan mesra juga. Ku cium dia mesra dan dia pun membalasnya dengan lebih mesra. Ku remas-remas payudara putih Charla. Ciuman kami sudah berubah menjadi lumatan-lumatan nikmat. Napas kami kini tersengal-sengal. Kulepaskan lumatan mulutku dan kuserang leher Charla.

โ€Oohhhhhhh...โ€ Desah Charla menahan kenikmatan. Kedua tangannya meremas-remas bagian belakang kepalaku. โ€œAahhhhh...โ€ Desahnya berulang-ulang. Aku tak menyangka kalau Charla sangat mudah terangsang hanya dengan foreplay yang sebentar.

โ€œHhhmm ... Rajaku pintar sekali ...โ€ Ucap Charla sambil menahan kenikmatan saat kulumat buas kedua payudaranya.

Aku raba vagina Charla dengan tanganku dan mulai memainkan jariku di bibir vaginanya yang sangat lembut. Aku putar-putar sampai aku masukan jariku ke dalam vagina Charla.

โ€œAahhhhhhh....โ€ Desah Charla keras.

Aku rasakan vagina Charla mulai basah oleh cairan cintanya, terus kupermainkan klitoris Charla dengan lincah. Rasanya sudah cukup lama mulutku melahap buas payudara Charla. Kuturunkan seranganku ke tubuh bagian bawah Charla sampai akhirnya mulutku tepat berada di depan lubang vaginanya. Aroma vagina Charla tercium sangat jelas, namun tidak seperti aroma vagina yang pernah aku cicipi. Vagina Charla mengeluarkan wangi seperti kayu putih dan ini membuat birahiku terus memuncak. Segera kujilati vagina Charla dengan ganas. Kuisap klitorisnya, kusapu dinding bagian dalam vagina yang berwarna merah dengan lidah kasarku.

โ€œOhhhsssssssssssssttttttt...โ€ Desah Charla menahan kenikmatan yang dirasakannya. โ€œEnnnakkkk... Rajaaakkkuuu...โ€ Desahnya berulang-ulang. Baru lima menit aku serang vagina Charla, tubuhnya mulai mengejang kuat sampai akhirnya dijepitnya kepalaku dengan kedua pahanya.

โ€œOohhhhhhh... Rajaaakkkuuu...โ€ Teriak Charla saat puncak kenikmatan dirasakannya. โ€˜Creett..Creeetttt..Creeettt..โ€™ vagina Charla menyemprotkan cairan cinta mengenai lidahku. Rasanya asin dan gurih. Charla menyemprotkan cairan cintanya begitu deras. Tentu saja aku telan semuanya. Kemudian aku merapal mantera sihir pelindung elemen cahaya. Tiba-tiba mataku memanas dan cahaya sangat terang menghalangi pandanganku. Tetapi itu hanya beberapa menit saja. Setelahnya keadaan kembali normal seperti sediakala.

Terasa kalau tubuh Charla melemas dan saat kepalaku terbebas dari himpitan kedua kaki Charla, kumainkan kembali lidahku pada vaginanya. Kujilat habis sisa-sisa cairan kenikmatan dengan rakus. Jilatan dan sedotanku yang berulang-ulang membuat tubuh Charla kembali mengejang hebat.

โ€œOoooohhh...โ€ Desahnya kencang saat puncak kenikmatan kembali dirasakan Charla.

Ya, Charla mengalami multi orgasme. Matanya dipejamkan dengan kuat, tubuhnya melengkung ke atas saat kenikmatan melanda dengan dasyat. โ€˜Creeeetttttttt.....creeeeeeeeeeeeettttttt...โ€™ Semburan cairan cinta kembali menyembur lidahku. Kujilati cairan itu sampai habis dan segera kurapal mantera sihir pelindung elemen cahaya. Terjadi lagi mataku yang memanas dan terhalang oleh cahaya terang. Setelah keadaan kembali normal, aku merebahkan diri di samping tubuh Charla.

โ€œTerima kasih ...โ€ Ucapku.

โ€œHemmmm luar biasa nikmatnya.โ€ Jawab Charla dengan jawaban lain sambil tersenyum. โ€œRajaku hebat ... Enak sekali ...โ€ Ucap Charla sambil bangkit dari tidurnya dan memposisikan tubuhnya di atas tubuhku. Aku mainkan puting Charla dengan jari-jariku. โ€œAaahhh... Raja Azka ... Raja nakal ...โ€ Ucap Charla genit. Aku tersenyum sambil terus memainkan payudara Charla.

Tiba-tiba Charla menggenggam kejantananku yang sudah sangat tegang dan segera diarahkannya tepat di lubang kenikmatan miliknya. Sesaat Charla menggesek-gesekan kepala kejantananku di bibir vaginanya yang terasa licin.

โ€œOoooohhhhhh...โ€ Desah Charla saat menikmati kenikmatan gesekan kejantananku di bibir vaginanya. Diturunkannya tubuhnya sedikit demi sedikit. Kontolku pun mulai masuk perlahan ke dalam vagina wanita cantik ini.

โ€œAaaahhhhhhh...โ€ Desah Charla saat kepala kejantananku berhasil menerobos masuk pintu gerbang vaginanya.

Tak lama, dalam perjalanan ke dalam vagina Charla, kejantananku seperti tertahan lapisan lembut. Namun Charla dengan begitu saja terus menurunkan tubuhnya hingga kepala kejantananku berhasil merobek sesuatu di dalam vaginanya. Charla menengadah kepala ke atas saat dia terus menurunkan tubuhnya. Sampai akhirnya, โ€˜blesssss...!โ€™ Kejantananku masuk sempurna ke dalam vagina Charla. Kurasakan dinding vagina Charla menjepit kuat kejantananku.

โ€œOoohhh ...โ€ Desahku saat merasakan pijatan dinding vagina Charla yang begitu ketat.

โ€œHuuuuuussssssstttt...โ€ Desah Charla saat mulai menggoyangkan pingulnya ke kiri dan ke kanan. Kuraih kedua payudara Charla yang menggelantung indah, ku remas-remas dan kupijit-pijit putingnya. โ€œAahhhhhhsssssst...โ€ Desah Charla menahan kenikmatan yang kutimbulkan di bagian payudaranya.

Tubuh Charla pun semakin lincah bergerak di atas tubuhku. Terasa benar kocokan vagina Charla saat dia bergerak. Rasa gatal dan nikmat sangat kurasakan, lama kelamaan rasa itu semakin nikmat. Kuimbangi gerakan tubuh Charla dengan cepat. Kedutan dinding vagina Charla pun terasa semakin lama semakin ketat. Terus kuremas dan pijat payudara Charla dengan intensitas tinggi. Tubuh Charla pun mulai mengejang. Semakin lama kejangannya semakin kuat sampai akhirnya, tubuhnya mengejang sangat kuat.

โ€œOooohhhhh... Rajaku!!!โ€ Teriak Charla sambil menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku. Dipeluknya tubuhku dengan kuat.

โ€˜Creeeettt... Creeeeetttt... Creeeetttt...โ€™ Kurasakan semburan lendir kenikmatan di kepala kejantananku. Aku rasakan lendir itu terasa hangat. โ€œOooooohhhh...โ€ Desah Charla saat aku mendorong kuat kejantananku ke dalam vaginanya.

โ€œAaiiiiihhhhhhhh...โ€ Pekik Charla saat aku dengan tiba-tiba membalikan tubuhnya tanpa melepaskan kejantananku di dalam vaginanya. Kini aku berada di atasnya. Kuangkat kedua kaki Charla dan meletakannya di atas pundakku. Vagina Charla kini sedikit terangkat, dan tanpa buang waktu lagi dengan cepat aku hentakan kejantananku ke dalam vaginanya.

โ€œOoohhhhh... Ooohhhhh... Ooohhhhh...โ€ Desah Charla saat meraskan kepala kejantananku menekan-nekan dinding rahimnya berulang-ulang. Rasa gatal yang tadi sempat hilang kini mulai kurasakan lagi. Rasa gatal berubah menjadi rasa nikmat yang luar biasa. Semakin cepat aku genjot kejantananku, semakin kuat rasa nikmatnya.

Rasa nikmat, mulai menjalar ke seluruh tubuhku, dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun. Keringat mulai menetes deras dari tubuhku dan jatuh di tubuh Charla. Kulihat mata Charla terpejam, setiap kuhentakan kejantananku. Tangannya meremas tanganku. Aku rasakan vagina Charla mulai berkedut-kedut, semakin lama semakin kuat kedutan itu. Sungguh kedutan yang menambah kenikmatan, semakin cepat aku genjot kejantananku.

โ€œOooooohhhhh... Aaakuuuuu laaaaaagiiii ...โ€ Teriak Charla menggema di seluruh sudut ruangan.

Gerakan tubuh Charla mulai tidak terkendali. Kepalanya digelengkan ke kiri dan ke kanan dengan cepat. Aku pun mulai merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar dari dalam kejantananku. Rasanya puncak kenikmatan akan segera aku rasakan. Saat kembali aku hentakan kejantananku, tubuh Charla pun mengejang kuat, mata wanita Elf itu melotot saat puncak kenikmatan melandanya.

โ€œOoooooohhh...!!!โ€ Teriak Charla.

โ€˜Creeeeeeetttttt... Creeetttt.....creeeetttttt...โ€™ Semburan lendir kenikmatan kembali menyiram kejanatananku. Rasanya begitu hangat cairan itu.

Beberapa detik kemudian tubuhku pun mulai mengejang. Kupeluk tubuh Charla kuat-kuat. Kutekan kejantananku di dalam vagina Charla. Ingin rasanya kuhujamkan lebih dalam lagi kejantananku ke dalam rahim Charla. โ€˜Croooottttt... Croooootttt... Croooootttttt...โ€™ Kurasakan begitu banyak air maniku menyemprot di dalam rahim Charla. โ€œAaahhhhhhhh ...!!!โ€ Teriakku menyambut puncak kenikmatanku. Tubuh kami pun berkelenjotan saat menikmati puncak kenikmatan. โ€œOooohhh ... Nikmaaat sekali kamuuuuu.โ€ Desahku sambil terus memeluk tubuh Charla. Kubiarkan tubuhku menghimpit tubuh Charla. Kubiarkan kejantananku menikmati sisa-sisa kenikmatan di dalam vagina Charla untuk beberapa saat.

Kurebahkan tubuhku di samping tubuh Charla saat kejantananku mulai meredup di dalam vagina Charla. Dengan napas yang terengah-engah kucium bibir Charla dengan mesra. Charla pun membalas kecupan sayangku. Setelah kami bisa menguasai diri masing-masing, kami pun duduk bersandar di sandaran tempat tidur. Charla merebahkan kepalanya di dadaku, sementara tanganku melingkari pinggangnya.

โ€œTerima kasih ... Kamu sudah memberikan apa yang aku perlukan ...โ€ Kataku pelan.

โ€œJangan sungkan rajaku ... Rajaku memang memerlukannya. Bahkan aku bangga bisa membantu rajaku membuat aura suci untuk membendung efek aura suci bangsa Elf.โ€ Katanya lemah lembut.

Aku memeluknya erat dan entah kenapa aku merasakan perasaan suka yang murni pada wanita Elf yang satu ini. Ada rasa ingin memiliki yang begitu kuat. Jauh dari lubuk hatiku, ada perasaan cinta yang tumbuh. Sesungguhnya perasaan itu bukan paksaan. Dan cinta itu bukan perasaan sesaat. Tetapi sesuatu yang benar-benar hadir dari dalam jiwaku.

โ€œAku menyukaimu rajaku ... Tetapi aku tidak bisa mewujudkan perasaanku itu, karena aku tidak siap untuk menjadi bagian dari bangsa manusia.โ€ Tiba-tiba Charla mengatakan itu, seakan dia tahu apa yang ada dalam hatiku.

โ€œKenapa?โ€ Tanyaku yang kepalang tanggung. Aku menganggap Charla tahu perasaanku saat ini.

โ€œAku makhluk abadi dan rajaku makhluk fana. Jika kita bersatu dan mempunyai keturunan berarti aku akan menjadi makhluk yang fana. Aku tidak siap menjadi makhluk yang fana.โ€ Jawabnya.

โ€œOh ... Tapi ... Bagaimana dengan air maniku tadi yang masuk dalam tubuhmu?โ€ Tanyaku ingin tahu.

โ€œTidak akan menjadi bayi, rajaku ... Sebelum rajaku masuk tadi, aku sudah meminum ramuan anti hamil.โ€ Jawabnya lagi.

โ€œOh ...โ€ Gumamku agak kecewa. Sebenarnya aku berharap Charla mengandung anakku. Tapi, ya sudahlah. Dia memang tidak berkeinginan menjadi makhluk fana seperti manusia. โ€œBoleh aku bertanya sesuatu yang agak pribadi?โ€ Tanyaku kemudian.

โ€œApa itu?โ€ Tanya Charla sambil menghadapkan wajahnya ke wajahku.

โ€œApakah benar wanita Elf selalu perawan?โ€ Aku sedikit mengulum senyum.

โ€œApakah rajaku tadi merasakannya?โ€ Charla malah balik bertanya yang juga mengembangkan senyumnya.

โ€œYa ... Tapi ...โ€ Aku ragu meneruskannya.

โ€œTapi apa?โ€ Charla tampak penasaran.

โ€œSaat aku menembus selaput daramu ... Aku tidak melihat kamu kesakitan dan tidak mengeluarkan darah ...โ€ Kataku.

โ€œHi hi hi ... Saat pertama kali wanita Elf berhubungan badan, kami juga merasakan sakit dan mengeluarkan darah. Tetapi setelah itu kami tidak lagi akan merasakan sakit dan mengeluarkan darah. Memang kami selalu menjadi perawan dengan tumbuh lagi selaput dara, tetapi selaput dara setelah hubungan badan yang pertama tidak sama dengan selaput dara perawan. Dia hanya sebagai tanda kalau wanita itu masih sendiri atau belum menikah. Wanita Elf yang sudah menikah dan mempunyai anak tidak akan lagi tumbuh selaput dara.โ€ Jelas Charla lalu cekikikan.

โ€œJadi hanya sebagai tanda saja?โ€ Tanyaku ingin keyakinan.

โ€œYa ... Hanya sebagai tanda. Tanda bahwa wanita itu masih sendiri dan belum melahirkan anak.โ€ Tegasnya.

โ€œOh ... Begitu ya ...โ€ Gumamku sambil tersenyum.

โ€œLagi pula ... Selaput dara akan tumbuh setelah sebulan tidak berhubungan badan. Jika rajaku bercinta lagi denganku sekarang, maka rajaku tidak akan menemukan selaput dara itu di tubuhku.โ€ Jelasnya lagi.

Kami pun ngobrol kesana-kemari. Tanya sana-tanya sini. Jawab sana, jawab sini. Hingga Charla pun akhirnya bercerita tentang kehidupan seksual di bangsa Elf. Pada bangsa Elf kebanyakan warganya tidak cukup hanya mempunyai satu pasangan saja. Walaupun mereka benar-benar terikat dalam pernikahan justru banyak melakukan poligami atau poliandri karena warga Elf tidak cukup hanya dengan satu pasangan saja. Bakal susah mencari pasangan yang setia di bangsa Elf dikarenakan mempunyai pasangan lebih dari satu sudah menjadi budaya di sana. Bicara tentang seks, sudah menjadi hal yang biasa dan bukan hal yang tabu. Bagi bangsa Elf berbicara tentang seks adalah sesuatu yang sangat menarik dan tidak merasa malu lagi. Namun demikian, warga Elf adalah warga yang tidak ingin mempunyai keturunan, sehingga wajar jika jumlah penduduknya kalah jauh dengan penduduk bangsa manusia.

โ€œMempunyai anak adalah sangat merepotkan dan membatasi gerak kami. Bangsa Elf biasanya berkeinginan untuk memiliki keturunan saat di usia uzur.โ€ Charla menutup penjelasannya.

โ€œHhhmm ... Banyak sekali bangsa manusia yang terjerat oleh bangsa Elf. Bahkan sebagian wanita manusia mengatakan kalau wanita Elf adalah wanita penggoda.โ€ Kataku.

โ€œSebenarnya wanita Elf kurang menyukai laki-laki bangsa manusia. Ya maklum, karena laki-laki bangsa manusia kalah menarik oleh laki-laki bangsa Elf. Wanita Dark Elf lah yang suka menjerat laki-laki bangsa manusia untuk dijadikan budaknya.โ€ Jawab Charla.

โ€œOh ... Begitu ya ...โ€ Kataku lirih.

Akhirnya, aku dan Charla membersihkan diri kemudian berpakaian lagi. Kami keluar dari kamar. Charla memilih untuk bergabung dengan sesama Elf, sementara aku menemui Puspa untuk membawa anak itu kembali ke kerajaanku. Lagi-lagi aku melihat kebersamaan Puspa dan ibunya yang bahagia. Aku sedikit merasa tidak enak hati untuk mengganggu mereka, terutama Ana.

โ€œBapak mau pulang. Apakah Puspa mau tinggal di sini sama ibu?โ€ Tanyaku pada Puspa.

โ€œPuspa ikut bapak!โ€ Anak itu tiba-tiba memburuku lalu memeluk pahaku.

Aku pun menatap Ana yang sedang berkaca-kaca, โ€œAnak ini ingin pulang bersamaku.โ€

โ€œYa, saya tidak apa-apa Raja Azka.โ€ Suara sedih Ana bergetar, lembut dan lemah.

โ€œApakah ayahnya masih tidak menginginkan bapaknya?โ€ Tanyaku dan langsung dijawab dengan anggukan.

โ€œKenapa dia begitu? Bukankan anak ini adalah anaknya sendiri? Dia adalah bapak biologisnya.โ€ Tanya heran karena ada bapak yang tidak menyayangi anaknya sendiri.

Ana pun membulatkan matanya dan berkata, โ€œDia tidak mengakui Puspa sebagai anaknya. Dia menganggap Puspa adalah anak dari Anggabaya.โ€

Aku menghela napas. Kemudian pura-pura tidak peduli dengan ucapan Ana barusan, โ€œKalau begitu, Puspa akan aku bawa pulang. Bilang pada Uraga kalau dia akan menyesal tidak mengakui anak ini sebagai anaknya.โ€

โ€œHiks ... Hiks ... Hiks ...โ€ Ana pun menangis sambil menatap Puspa yang juga sedang memandang wajah ibunya.

Di dunia manapun, mungkin hanya cinta ibu kepada anak yang paling murni. Tentu saja, aku harus mengecualikan Ana yang lebih memberikan cinta murninya pada Uraga. Kemudian aku menggendong Puspa dan pergi meninggalkan Ana yang semakin keras menangis. Sebenarnya, aku hanya ingin menyampaikan sebuah pesan, bahwa penyesalan itu memang licik, ia tak berada di awal cerita, ia tak memberi tanda apa-apa, ia datang tanpa rasa bersalah. Mirisnya lagi, penyesalan tidak akan peduli sama sekali.

Aku pun memasuki istana dan langsung ke ruang pertemuan. Di sana Ratu Treysca bersama kelima makhluk bangsa Elf sudan berada. Aku turunkan Puspa di ambang pintu masuk ruangan. Aku berjalan dengan menggandeng tangan Puspa menghampiri Ratu Treysca.

โ€œAku akan kembali ke kerajaanku.โ€ Kataku pada Ratu Treysca. Lalu aku mengalihkan pandangan kepada Kivn, โ€œAku akan datang ke kerajaanmu setelah peperangan berakhir.โ€

Kivn langsung menjawab, โ€œKami tunggu kedatangan Raja Azka.โ€

Setelah berbasa-basi sebentar, aku dan Puspa meninggalkan ruangan pertemuan Ratu Treysca lantas langsung keluar dari istana. Aku gendong Puspa dan memberinya selubung cahaya. Baru kemudian melesat meninggalkan kerajaan Tinberg. Tidak lebih dari 10 menit aku sudah berada di kerajaanku. Kedatanganku disambut dengan keterkejutan karena di balairung kerajaan sudah terdapat banyak orang yang memang sedang menunggu kedatanganku. Balairung hampir penuh dengan orang-orang yang hadir. Aku pun duduk di singgasana, sementara Puspa dibawa pelayan istana ke tempat lain.

โ€œRaja Azaka.โ€ Kata Panglimaku, Gardana. โ€œMereka ini adalah clan dari raja yang terkudeta oleh Raja Alvar dan Akseli. Mereka ingin bicara dengan Raja Azka.โ€ Ungkap Gardana pelan.

โ€œSaudara-saudara ...โ€ Kataku pada delapan orang di hadapanku yang menurut informasi Gardana kesemuanya adalah anggota clan raja terkudeta oleh Raja Alval yang bersekutu dengan Akseli. โ€œApa yang saudara-saudara ingin katakan?โ€ Tanyaku kemudian.

โ€œMohon maaf yang sebesar-besarnya, Raja Azka. Kami bukan ingin mengganggu ketenangan Raja Azka. Tetapi kami ingin memberitahukan sesuatu yang mungkin akan menjadi pertimbangan Raja Azka. Yang Mulia Raja Azka, ketahuilah bahwa wilayah kerajaan Azka adalah milik leluhur kami yang diakui hingga sekarang. Tak satu pun raja-raja manusia di Azumath yang menyangkal tentang itu, termasuk Raja Duvador. Dengan rasa hormat yang sedalam-dalamnya, kami meminta tahta kerajaan ini kembali kepada kami. Kami tahu kalau kami sangat naif, tetapi kami juga harus berusaha memperjuangkan yang menjadi hak kami.โ€ Paparnya begitu mengejutkan.

Aku termenung sambil menatap wajah kedelapan orang di depanku yang semuanya menunduk tak berani menatap wajahku. Jujur, otakku dipaksa bekerja keras di luar kemampuannya. Jiwaku meraung bebas di alam bawah sadarnya, dan logika mendorongku ke tempat yang gelap tanpa cahaya.

โ€œApakah ini hanya lelucon semata?โ€ Batinku menjerit, hatiku menentang. Sementara aku sibuk menangkan jantungku yang tiba-tiba meloncat-loncat tak terkendali.

โ€œKami tidak memaksa Yang Mulia Raja. Kami hanya memberitahukan keadaan yang sesungguhnya. Bila Yang Mulia Raja berkehendak menjadi raja di tanah leluhur kami, kami tidak keberatan. Namun, kami meminta setelah Yang Mulia Raja tidak berkuasa lagi, tahta kerajaan harus kembali kepada kami.โ€ Ujar pemimpin rombongan dengan kepala semakin menunduk.

โ€œAku telah menghentikan kekacauan, aku telah membersihkan orang-orang yang berkhianat pada kerajaan. Tak satu pun aku menyisakan mereka. Raja, permaisuri, selir sampai anak-anak mereka dan para pengikutnya sudah aku musnahkan. Keadaan kerajaan sudah aman dan damai. Rakyat hidup tenang dan bahagia. Kemudian, kalian tiba-tiba datang meminta tahtaku. Aku ingin bertanya, di mana kalian saat kerajaan ini kacau balau?โ€ Kataku tajam dan tegas.

Mereka terdiam, aku rasa mereka mengakui kesalahannya. Suasana hening, tidak ada perbincangan antara kami sampai beberapa menit terlewati. Perang batin pun dimulai, segala rasa yang tak aku mengerti mulai berkecamuk dan meluluh-lantakkan semuanya. Tiba-tiba terngiang ucapan kakek yang membuatku tersadar, โ€œKuasailah ilmu pengetahuan untuk membantu orang lain bukan menguasai orang lain. Kakek sudah melihat segala bentuk rezeki tetapi tidak kakek temukan rezeki yang lebih baik daripada kesabaran. Oleh sebab itu seseorang memang tidak sepatutnya mengambil apa yang sudah menjadi hak orang lain.โ€

โ€œPanglima Gardana.โ€ Ujarku.

โ€œHamba Yang Mulia Raja.โ€ Jawab Panglima Gardana yang berada di sampingku.

โ€œApakah mereka benar-benar pewaris wilayah kerajaan ini?โ€ Tanyaku.

โ€œBenar Yang Mulia Raja.โ€ Jawab Panglima Gardana.

โ€œSaudara-saudara ...โ€ Kataku dengan keyakinan level dewa. Sebagian mengangkat kepalanya dan memandangku. โ€œAku akan serahkan tahta kerajaan ini pada kalian. Tetapi, jika tahta yang kuberikan ini kalian salah-gunakan dan membuat kekacauan, aku lah yang akan membinasakan kalian, semuanya tanpa sisa. Aku ingin kekuasaan kalian ini dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat dan perdamaian dunia. Apakah kalian menerima persyaratanku?โ€

Sontak kedelapan orang di hadapanku jatuh berlutut dalam posisi menyembah, โ€œKami sangat berterima kasih atas kebesaran hati yang Mulia Raja. Kami bersumpah atas langit dan bumi, kami akan melakukan yang Raja Azka inginkan dan kami bersumpah akan menerima hukuman bila kami berlaku salah.โ€ Ujar sang pimpinan.

Suara riuh rendah pun terdengar di seantero balairung. Samar-samar terdengar suara kekecewaan dari orang-orang yang hadir dengan keputusanku. Ada juga yang tak percaya dengan apa yang terjadi. Langsung saja aku mengangkat tangan meminta yang hadir untuk diam.

โ€œSaudara-saudaraku ... Kerajaan ini bukan milikku. Bahkan aku hanyalah seorang pendatang yang tidak baru mengenal wilayah ini. Aku serahkan tahta kerajaan kepada orang yang benar-benar berhak karena aku tidak ingin mengambil hak orang lain. Siapapun rajanya, saudara-saudara harus patuh dan mendukung sepanjang dinilai baik. Aku yakin, di tangan raja yang baru ini, keadaan kerajaan akan menjadi lebih aman dan sejahtera.โ€ Kataku kepada semua orang yang berada di balairung. Keadaan senyap dan sepi namun penuh khidmat.

โ€œBaiklah ... Siapa yang akan menjadi raja di antara kalian?โ€ Tanyaku kepada delapan orang yang tengah bersujud di depanku.

โ€œAnak dari raja yang jatuh akibat pemberontakan Yang Mulia.โ€ Sahut sang pimpinan rombongan.

โ€œMana?โ€ Pintaku.

Sang pemimpin rombongan bertepuk tangan sekali lumayan keras. Sedetik kemudian muncul dari balik kerumunan orang-orang, seorang wanita cantik berpakaian bangsawan. Aku sampai memicingkan mata mengamati wanita cantik yang sedang berjalan menghampiriku dengan pengawalan dua prajurit. Wajah wanita itu terus menunduk, sampai akhirnya dia berada di hadapanku dan langsung berlutut hormat.

โ€œSiapa namamu?โ€ Tanyaku.

โ€œRetania, Yang Mulia ...โ€ Jawabnya sangat pelan dan bergetar.

Aku kemudian mengambil mahkota kerajaan yang selalu aku simpan di meja kecil samping kursi singgasana. Aku bawa ke hadapan wanita yang bernama Retania. Akhirnya aku meletakkan mahkota itu di kepala Retania. Setelanya, aku angkat bahu wanita yang kini sah menjadi Ratu Kerajaan Alvar. Ratu Retania pun berdiri, matanya yang sembab menatapku dalam.

โ€œSapalah rakyatmu, Ratu Retania!โ€ Kataku sambil tersenyum dengan telapak tangan terbuka menunjuk hadirin di balairung.

Ratu Retania pun membalikkan badan lalu melambaikan tangan pada hadirin dengan disertai isak tangis kebahagiaan. Semua hadirin pun bertepuk tangan pertanda menerima peralihan jabatan raja ini. Tak lama, Ratu Retania berkata kalau dia berjanji akan memakmurkan rakyatnya dan bersumpah akan menjalankan roda kehidupan kerajaan dengan sebaik-baiknya. Tepuk tangan semakin bergemuruh diselingi suitan untuk beberapa saat.

Peralihan tampuk pimpinan Kerajaan Alvar pun disebar hari itu juga. Pesta pengangkatan raja pun akan dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Di dalam kamar aku merenung, berusaha meyakinkan diri bahwa apa yang aku lakukan adalah benar. Aku mengkaji diri kalau kedatanganku ke Azumath dalam misi menyelamatkan ras manusia bukan mencari kekuasaan. Aku berpikir dengan menjadi orang biasa akan lebih mudah menjalankan misiku dari pada harus direpotkan dengan urusan kenegaraan.

โ€œKamu sungguh luar biasa, saudaraku ... Aku salut padamu. Aku tidak salah pilih orang untuk melakukan misi kemanusiaan ini.โ€ Tiba-tiba terdengar suara Petteri yang sukses membuyarkan lamunanku.

โ€œHa ha ha ... Tapi kelihatan seperti orang bodoh, Pet. Kekuasaan yang sudah di tangan, aku berikan begitu saja pada orang lain.โ€ Kataku bercanda.

โ€œMenurutku, keputusanmu sangat tepat karena kamu lebih bebas bergerak kemana saja. Lagi pula, kamu harus menjelajah ke seluruh Azumath. Bangsa Demon telah merambah kemana-mana. Mereka telah menyusup dan merencanakan sesuatu yang sangat besar di Azumath ini.โ€ Jelas Petteri.

โ€œYa ... Mereka telah membuat kekacauan di mana-mana ... Pet, aku jadi ingin bertemu Naga Suci Khor. Kenapa dia diam saja dengan situasi seperti ini. Seharusnya dengan kekuatannya, dia yang harus mengamankan Azumath. Dia sudah pasti tahu apa yang dilakukan Bangsa Demon untuk mengacaukan Azumath.โ€ Kataku mengungkapkan kekecewaanku pada Naga Suci Khor.

โ€œKau tidak bisa menyalahkan Naga Suci Khor. Dia sudah menasehati dan mewanti-wanti kekacauan ini pada bangsa manusia dan bangsa Elf. Tetapi bangsa manusia dan bangsa Elf tidak mau mendengarkan nasehat Naga Suci Khor. Naga Suci Khor menganggap semua ini kesalahan bangsa manusia dan bangsa Elf sendiri yang mau menerima bangsa Demon di tengah-tengah mereka. Ya karena itulah, mengapa Naga Suci Khor tidak ingin bertindak, karena alasan penerimaan bangsa manusia dan bangsa Elf kepada bangsa Demon. Dan itu natural, bukan kewenangan Naga Suci Khor untuk mengaturnya.โ€ Jelas Petteri.

โ€œSeharusnya tidak begitu.โ€ Lirihku masih kecewa.

โ€œSudahlah, jangan terlalu dipikirkan masalah Naga Suci Khor. Itu alasannya kenapa aku mengirimmu ke sini. Sekarang aku akan memberimu hadiah.โ€ Ujar Petteri.

โ€œWow! Hadiah? Menarik ini. Hadiah apa?โ€ Tanyaku sangat bersemangat.

โ€œWanita ... Wanita tercantik di Azumath ...โ€ Jawab Petteri membuatku kontan terperanjat.

โ€œAh! Serius! Kamu tidak sedang bercanda kan?โ€ Tanyaku langsung bangkit dari posisi dudukku. Lalu menghampiri jendela menatap langit seolah aku melihat Petteri sedang melayang-layang di angkasa.

โ€œKau terlalu lama tidak beranak pinak. Seharusnya kau sudah mempunyai minimal satu keturunan selama dua tahun lebih di sini. Sekarang, terpaksa aku yang turun tangan membantumu.โ€ Ujar Petteri terdengar dengan nada kecewanya yang rendah.

โ€œTadinya aku berharap mendapat keturunan dari Ratu Padmasari.โ€ Jelasku.

โ€œDia itu tidak akan memberimu keturunan. Ratumu itu mandul. Sekarang dengarkan! Kau harus pergi ke Selatan benua. Kau sudah tahu kerajaan Danrubin, bukan? Dari sana kau arahkan perjalananmu ke arah Barat Laut. Pakai kekuatan cahayamu untuk menjangkaunya karena sjarak tempuhmu sangat jauh. Jika memakai kapal layar setahun belum tentu sampai. Sebuah pulau yang letaknya di tengah samudera yang belum pernah terjangkau bangsa manusia dan juga bangsa-bangsa lain kecuali Raja Demon saja yang pernah datang ke sana. Pulau tak bernama hanya saja kau bisa memindai ciri-cirinya. Di pulau itu terdapat gunung berapi yang tak pernah berhenti mengeluarkan magma. Berangkatlah sekarang juga!โ€ Jelas Petteri yang diakhiri dengan perintah.

โ€œSebentar Pet ... Dalam waktu dekat ini, Kerajaan Duvador akan berperang dengan Kerajaan Bhodur, kerajaan Dark Elf. Aku dibutuhkan tenagaku di sana. Kalau aku pergi ke pulau itu, sangat dipastikan aku tidak akan berada di medan peperangan.โ€ Kataku.

โ€œTidak apa-apa ... Aku yakin selama kau pergi, Kerajaan Duvador akan masih bertahan, bahkan kemenangan ada di tangan mereka.โ€ Jawab Petteri sangat yakin.

โ€œAku percaya padamu ...โ€ Kataku lega. โ€œOh ya, Pet ... Apakah energi sihirku akan sampai mengantarkanku ke pulau itu? Apakah ada pulau persinggahan untuk memulihkan energi sihirku kalau habis?โ€ Tanyaku lagi.

โ€œDengan kapasitas energi sihirmu yang sudah lebih 700.000 poin, kau tak perlu lagi memulihkan energi sihirmu dengan bermeditasi. Karena energi sihirmu akan merecovery dengan sendirinya.โ€ Jelas Petteri membuatku bingung.

โ€œMasa iya? Saat pertama aku menggunakannya dalam perjalanan dari Qaarsut ke Danrubin, energi sihirku habis banyak. Terus, waktu aku bertempur dengan pasukan Kerajaan Alvar, energi sihirku juga habis.โ€ Kataku.

โ€œBagaimana pun energi sihir akan habis jika digunakan berlebihan dan terus menerus. Untuk pertama kali memang energi sihirmu akan terkuras jika digunakan dengan kapasitas mendekati maksimal. Tetapi semakin sering energi sihirmu kau gunakan di batas maksimal, semakin cepat recovery energi sihirmu. Jadi, seharusnya kau sesering mungkin menggunakan energi sihirmu sampai batas maksimal agar recovery energi sihirmu semakin cepat. Perjalanan jauhmu kali ini sekaligus melatih recovery energi sihirmu supaya cepat. Tetapi bagaimana pun tubuh manusiamu ada batasnya, kau akan merasa ngantuk dan kelelahan. Selama perjalananmu kau akan menemukan pulau-pulau kecil untuk beristirahat.โ€ Jelas Petteri.

โ€œOh ... Begitu ya ...โ€ Gumamku. โ€œBaiklah ... Aku akan berangkat sekarang.โ€ Kataku lagi.

Hubungan komunikasiku pun terputus. Aku tersenyum sendiri saat mengingat Petteri akan memberiku wanita tercantik se-Azumath. Aku tidak bisa membayangkan segimana cantiknya wanita itu, padahal wanita-wanita Elf pun menurutku cantik luar biasa. Aku keluar dari kamarku dan berbicara dengan Daru dan Puspa kalau aku akan pergi dalam waktu yang agak lama. Untungnya kedua anak angkatku mengerti dan mendukungku. Setelah itu, aku bicara dengan Ratu Retania, memita izinnya untuk meninggalkan istana. Ratu baru itu pun berjanji akan mengurus Daru dan Puspa sebaik-baiknya.

Tak lama berselang, aku melesat meninggalkan istana Kerajaan Alvar yang meriah dengan perayaan pengangkatan ratu baru. Tujuanku adalah Danrubin, Kota Pelabuhan yang sangat ramai. Tidak lebih lima menit, aku sampai di Danrubin. Aku bertemu dengan beberapa pegawai pelabuhan dan memantau keadaan. Ternyata di bawah kekuasaan Kerajaan Duvador, Danrubin menjadi lebih teratur dan rapi. Ya, Kerajaan Danrubin kini dikuasai oleh Kerajaan Duvador karena masih dalam proses transisi. Ada seorang pewaris Kerajaan Danrubin yang usianya masih remaja. Sang pewaris masih menimba ilmu sihir di Kerajaan Duvador. Menurut informasi yang aku dapat, lima tahun ke depan Kerajaan Danrubin akan dipegang oleh sang pewaris ini.

Aku pikir semua sudah berada dalam jalurnya. Saatnya aku melesat ke arah barat laut. Matahari sudah mulai cepat turun rendah dan terang siang hari sudah mulai pendek. Kini aku mulai melakukan perjalanan terjauhku selama dua tahun lebih di Azumath. Aku melesat di udara dengan kecepatan cahaya. Aku melesat bagaikan tanpa berpijak kepada apa pun selain kepada air. Itu pun kulakukan sesekali yang bermaksud menggenjot kecepatan cahayaku agar lebih cepat melaju. Tak terasa aku terus melesat, hingga langit menjadi gelap. Untungnya ada sinar bulan menerangi permukaan laut.

Saat bulan tepat berada di atas kepala, aku menemukan perkampungan di atas laut atau tepatnya di tengah laut. Luar biasa! Aku bisa katakan perkampungan ini adalah kota terapung. Aku langsung menjejakan kakiku di sisi kampung berbatasan dengan laut. Apa yang aku pijak adalah beton yang aku yakin sengaja dibuat. Tapi bagaimana cara membuatnya. Apakah mereka membuat pondasi bangunan jauh di bawah laut? Sebaiknya aku mencari tahu.

Tiba-tiba aku melihat kelebatan beberapa orang mendatangiku, โ€œSIAPA SAUDARA?!โ€ Salah satu dari mereka berteriak, dan lima orang di depanku memasang sikap waspada.

โ€œAku hanya pelancong yang membutuhkan tempat istirahat.โ€ Jawabku sambil menjura hormat pada mereka.

โ€œPELANCONG?โ€ Suaranya sarat dengan keheranan. โ€œApakah saudara penyihir elemen air?โ€ Tanya orang itu dengan nada melunak. Pandangannya mengedar seperti sedang menyelidiki sesuatu di belakangku.

Sejenak aku bingung untuk menjawabnya. Tetapi setelah dipikir, berbohong akan membuat masalah menjadi rumit, lantas aku menjawab apa adanya, โ€œAku penyihir elemen cahaya.โ€

โ€œAPA??โ€

โ€œCAHAYA??โ€

โ€œBENARKAH??โ€

Suara-suara langsung terdengar riuh. Mereka memandangku tak percaya. Aku membalas tatapan mereka heran dengan kedua alis hampir menyatu. Tiba-tiba mereka melepas sikap waspadanya. Dan tiba-tiba juga wajah mereka berubah sumringah. Mereka segera menghampiriku. Orang berambut putih yang paling antusias berlari dan menerjang tubuhku. Memelukku dan menepuk punggungku tegas.

โ€œKamu sudah menantikan Tuan. Beberapa hari ini kami menunggu tuan.โ€ Kata si orang tua sambil memegangi bahuku dengan kedua tangan keriputnya.

โ€œAda apa? Apakah kalian mengenalku?โ€ Tanyaku semakin bingung dibuatnya. Sungguh, aku tidak mengerti.

โ€œPeramal kami mengatakan kalau tuan akan datang dan menolong kami.โ€ Jawabnya. Aku pun tersenyum setelah mendengar penuturan si orang tua.

โ€œSebenarnya apa yang terjadi?โ€ Tanyaku sungguh-sungguh.

โ€œBagaimana kalau kita bicarakan di pos penjagaan.โ€ Ajak salah satu dari mereka.

Kami pun berjalan menuju pos penjagaan. Sungguh aku kagum dengan perkampungan di atas laut ini. Suasana perkampungan tertata rapi dan bikin betah siapa pun yang tinggal di sini dan perkampungan yang bikin kangen warga yang berkunjung. Seluruh bangunan terbuat dari tembok dengan pasangan batu bata. Zona pejalan kaki dengan keramik berwarna-warna. Banyak pepohonan yang tertanam dalam pot besar dan kecil. Aku melihatnya daerah seperti taman yang asri.

โ€œBagaimana kalian bisa membuat kota ini di tengah laut?โ€ Tanyaku sangat penasaran.

โ€œSebenarnya di bawah kami ini adalah sebuah pelau kecil batu karang. Dalamnya kurang dari lima meter. Kami membuat pondasi pancang di batu karang dan mengembangkannya di atas sini.โ€ Jelas salah seorang dari mereka.

โ€œOh pulau yang terendam rupanya ...โ€ Kataku sambil tersenyum. Pantas saja pondasi kota ini sangat kokoh.

Tak lama, aku memasuki sebuah ruangan yang berisikan sebuah meja panjang yang di sisinya berjejer beberapa kursi. Aku mendapat jamuan yang lumayan, segelas air putih dan buah-buahan. Lantas kami berkenalan. Kelima orang yang membawaku ke tempat ini berturut-turut bernama Kabir, Harsa, Gala, Darya, dan Nala. Kabir seorang yang paling tua menjadi juru bicara dalam pertemuan ini.

โ€œBeberapa hari ini, kami tidak bisa keluar dari tempat kami ini karena dalam perjalanan ke daratan kami diganggu makhluk air yang buas dan ganas. Sudah ada korban jiwa dari keganasan makhluk air itu. Penyihir kami tidak bisa mengalahkan makhluk air tersebut karena sangat kuat. Peramal kami mengatakan akan ada penyihir elemen cahaya yang akan datang ke sini dan penyihir inilah yang bisa mengalahkan makhluk air itu. Saudara Azka mengaku penyihir elemen cahaya, oleh karena itu kami memohon pertolongan saudara Azka untuk melenyapkan makhluk air yang mengganggu perjalanan kami.โ€ Papar Kabir sangat jelas.

โ€œSemacam apa makhluk air itu?โ€ Tanyaku.

โ€œIkan pemburu raksasa. Besarnya melebihi kapal layar kami yang tingginya 3 meter dan panjang 20 meter. Kami rasa ikan pemburu itu semacam magical beast yang keluar dari persembunyiannya.โ€ Jawab Kabir.

โ€œIkan itu kebal dari senjata apapun.โ€ Sambung Harsa.

โ€œYa ... Para penyihir kami tidak bisa membunuhnya.โ€ Sahut Nala.

โ€œKami para penyihir elemen air tidak mampu mengalahkan makhluk itu walau sudah kami kerubuti belasan orang.โ€ Kata Gala melengkapi informasi tentang makhluk yang mengganggu mereka.

โ€œKalau begitu ... Antar saya ke tempatnya ...โ€ Kataku.

โ€œSaudara Azka lebih baik istirahat saja dulu. Karena makhluk itu keluarnya di siang hari.โ€ Kata Kabir.

โ€œOh ... Begitu ya. Baiklah, besok kita buru makhluk itu.โ€ Kataku sambil tersenyum.

Kami berenam akhirnya ngobrol, seperti tidak ada pembatas apapun diantara pembicaraan kami. Sampai kami pun kehabisan topik untuk dibicarakan. Aku diberi ruang istirahat yang cukup nyaman dalam pos penjagaan ini. Sebuah kamar yang berisikan hanya tempat tidur. Sungguh nyaman berbaring di kasur ini, aku pun mulai memejamkan mata dan tak lama aku tertidur pulas.

.....
.....
.....


Pagi ini terdengar ramai suara orang-orang yang memulai aktivitasnya. Aku terbangun dari tidur karena suara-suara itu. Angin laut berhembus ringan melewati jendela yang memang terbuka mengubah hawa hangat menjadi hawa sejuk. Aku terduduk di sisi tempat tidur. Sejenak kurentangkan tangan untuk melemaskan otot-ototku. Setelah itu, aku bangkit dan berjalan keluar pos penjagaan.

Sungguh, mataku terbuka lebar saat melihat orang-orang di sekitar sini. Tempat yang tadi malam sangat lengang kini berubah menjadi pasar. Banyak sekali aktivitas jual beli. Aku mengedarkan pandangan ke sekitar. Akhirnya aku menemukan kamar mandi di sebelah pos penjagaan. Aku langsung saja memasuki kamar mandi dan melakukan pembersihan badan. Walaupun air terasa sedikit asin dan hangat, namun cukup membuat badanku terasa segar. Setelah selesai mandi, aku langsung kembali ke dalam pos penjagaan.

โ€œSelamat pagi saudara Azka ...โ€ Sapa Kabir sangat bersemangat.

โ€œBagaimana dengan hari ini? Apa kita jadi berburu?โ€ Tanyaku setengah bercanda.

โ€œTentu saja ... Kita sudah ditunggu tim di kapal layar.โ€ Jawab Kabir sembari mengajakku ke dermaga.

Sebuah kapal layar yang besar telah menungguku di dermaga. Sekitar 25 orang telah berada di atasnya. Aku pun naik ke kapal layar yang sekilas persis dengan kapal Pinisi Nusantara milik Angkatan Laut Indonesia. Setelah berkenalan dengan seluruh awak kapal, kapal mulai memasang layarnya dan pergi ke tengah lautan. Aku berdiri di haluan kapal, menghadap angin laut. Laut begitu tenang, nyaris tanpa gejolak. Kapal terus melaju dengan kencang hingga tak terasa hari sudah berada di pertengahan.

โ€œSaudara Azka ... Biasanya makhluk air itu menyerang di sini.โ€ Ucap Kabir.

โ€œYa ... Kita tunggu saja ...โ€ Jawabku sambil berwaspada.

Benar saja, selang dua menit, seorang awak kapal sebelah kiri berteriak bahwa makhluk air datang. Para penyihir yang ikut dalam misi ini segera membuat benteng air bermaksud menahan laju makhluk air menerjang kapal. Aku pun sudah menyiapkan pedang cahayaku dan langsung saja melesat menembus benteng air yang dibuat para penyihir. Itulah keunggulan sihir elemen cahaya yang tidak terpengaruh oleh sihir pelindung elemen sihir apapun.

โ€œSaudaraku ... Bunuh binatang buas itu. Ikan itu binatang yang sudah hidup jutaan tahun dan aku namakan dengan istilah demonic beast. Setelah kau bunuh binatang itu, ambil jantung dan matanya. Jantung dan mata makhluk itu mempunyai kekuatan magis yang dahsyat. Kau makan jantungnya karena jantung binatang buas itu berkhasiat membuatmu awet muda, proses penuaanmu menjadi sangat lambat. Sedangkan matanya berkhasiat, kau akan bisa melihat di kegelapan. Tak perlu memakan semuanya, asal ada bagian jantung dan matanya yang kau makan, itu sudah cukup.โ€ Tiba-tiba terdengar suara Petteri.

โ€œBaik.โ€ Jawabku singkat.

Aku berkelebat menyambut kedatangan binatang buas berbentuk ikan hiu raksasa. Satu tebasan pedang cahayaku mengenai tubuh ikan hiu raksasa dengan mata merah sehingga terbelah mejadi dua. Aku seperti sedang memfillet ikan. Tentu saja binatang buas itu sudah tidak bernyawa lagi. Selanjutnya dengan kecepatan kilat aku melakukan tebasan-tebasan yang jumlahnya tidak bisa aku hitung karena aku fokus mengambil jantung dan mata sang ikan. Aku pun mendapatkan kedua benda itu lalu memakannya. Sial! Aku ternyata menyukai jantung dan mata ikan buas ini, aku memakan kedua organ ikan itu cukup banyak dan menjadi kenyang. Setelahnya, aku kembali ke kapal layar dengan tubuh dilumuri darah.

โ€œIKAN ITU MATI!โ€

โ€œYA ... MATI ...!โ€

โ€œKITA TERBEBAS ... KITA TERBEBAS ...!โ€

Sorak-sorai membahana meramaikan seisi kapal layar. Kabir Mendatangku dan mengucapkan terima kasih sambil menjabat tanganku erat. Semua awak kapal pun mengucapkan terima kasih dan menyalamiku. Semua tampak gembira, sampai-sampai mereka yang sedang bertepuk tangan langsung disambar pelukan oleh teman yang lainnya. Kami pun meninggalkan kawasan di mana air laut dipenuhi darah. Sepanjang perjalanan pulang terdengar nyanyian khas mereka yang menurutku seperti mars angkatan bersenjata di bumi. Suasana gembira membuat perjalanan pulang terasa sebentar dan saat matahari hampir tenggelam kapal pun bersandar di dermaga.

Aku dan rombongan disambut dengan sorak sorai kegembiraan yang sangat heboh. Masyarakat tentu mengelu-elukan kami seolah kami adalah pahlawan yang baru saja datang dari medan peperangan. Dan malam ini, langsung diadakan pesta dadakan seluruh warga. Jelas, aku lah yang menjadi primadona. Semua warga sepertinya ingin mengenalku dan berebutan untuk berbicara denganku. Saat malam sudah melebihi waktu tengahnya, pesta pun usai. Semua warga kembali ke tempat mereka masing-masing. Sama pula denganku, kini aku tidur sangat nyenyak di kamar mewah sebuah penginapan.

.....
.....
.....


Pagi belum terlalu jauh berlalu, namun aku sudah melesat membelah lautan meneruskan perjalanan. Entah sudah berapa jauh aku meninggalkan daratan benua manusia. Pulau-pulau kecil tak berpenghuni telah kulewati, tak sedikit pun aku tertarik untuk singgah. Hingga matahari hendak tenggelam, terpaksa aku transit di sebuah pulau kecil untuk beristirahat. Hal pertama yang aku lakukan adalah memetik buah kelapa dan meminum airnya. Ternyata aku kehausan karena seharian aku tidak minum. Dua buah kelapa muda kutenggak airnya, tinggal aku mencari buah-buahan untuk dimakan. Aku pun melesat lebih ke dalam pulau dan memasuki hutan yang sangat lebat.

Tak lama, aku sampai di sebuah bukit yang sudah jarang pepohonan. Di sini aku menemukan pohon pisang yang buahnya sudah matang. Tak berpikir lama, aku sambar tiga buah pisang tampa merusak pohonnya. Tiga buah pisang sudah cukup membuat perutku kenyang. Samar-samar aku mendengar bunyi kemericik air, dan aku yakin itu adalah sumber air tawar di pulau ini. Segera saja aku melesat ke arah sumber suara.

Aku pun sampai di sebuah air terjun kecil yang tingginya kurang dari 10 meter. Di bawah air terjun mengalir sungai dengan air yang sangat jernih yang dihiasi bebatuan yang lumayan besar-besar. Cepat aku meloncat ke salah satu batu besar di tengah sungai yang airnya sangat dangkal. Tiba-tiba mataku terbelalak saat melihat seekor burung raksasa tergeletak di sungai. Wujudnya seperti burung elang tetapi kuperkirakan badan burung elang itu sebesar sapi atau kerbau.

โ€œApa lagi ini?โ€ Tanyaku sambil perlahan mendekati makhluk yang tampaknya tidak berdaya.

โ€œItu binatang yang umurnya jutaan tahun yang aku pernah sebut demonic beast.โ€ Tiba-tiba terdengar suara Petteri.

โ€œApa demonic beast itu?โ€ Tanyaku ingin kejelasan sambil terus mendekat dan kini aku berada persis di samping burung elang raksasa yang tergeletak itu.

โ€œDemonic beast adalah binatang yang bertahan sampai jutaan tahun. Ingat dia adalah binatang. Dia bisa dimasukkan ke dalam ras monster walau tidak sepenuhnya. Demonic beast cenderung memiliki energi negatif seperti kebuasan, dendam, dan kebencian. Oleh karena itulah disebut demonic beast atau dengan bahasamu bisa disebut binatang setan. Lebih baik kau tinggalkan. Kalau diselamatkan akan merepotkan.โ€ Jelas Petteri.

Aku tertegun sejenak sambil memperhatikan elang raksasa di hadapanku. Tampak dadanya bergerak naik turun yang berarti dia masih hidup. Akhirnya aku memutuskan untuk membiarkannya sebagaimana yang diinginkan Petteri. Lantas aku melesat ke arah air terjun. Dan lagi-lagi aku menemukan elang raksasa tergeletak dekat air terjun. Bukan main-main, kini aku melihat tiga ekor tergeletak tak berdaya dengan posisi berdekatan.

โ€œGila!โ€ Gumamku bermonolog.

Aku yang curiga masih banyak burung elang raksasa lainnya, segera melesat mengelilingi lokasi air terjun. Benar saja, aku menemukan tidak kurang dari lima belas elang raksasa yang tidak berdaya. Mulailah perang batin dalam diriku, apa yang harus kulakukan? Menolong mereka atau membiarkan mereka? Aku melesat kembali ke air terjun. Sambil mencuci muka dan meminum airnya, aku berpikir cukup keras. Tiba-tiba saja aku teringat petuah kakek lagi, โ€œKebahagiaan adalah ketika kau memanfaatkan hidupmu untuk berbagi dan menolong sesama.โ€

Tanpa berpikir panjang lagi, aku memburu seekor elang raksasa yang tergeletak tak jauh dariku. Aku ubah warna energi sihirku menjadi hijau lalu kurapal manteri sihir pendeteksian. Ternyata elang raksasa ini menderita luka dalam yang cukup parah. Segera saja aku obati dengan sihir pengobatan khusus untuk luka dalam. Telapak tanganku mengeluarkan sinar hijau dan sinar hijauku masuk ke dalam tubuh elang raksasa yang kuobati. Setelahnya, satu persatu elang raksasa yang jumlahnya belasan kuselamatkan.

Aku duduk bersila di atas batu ceper besar di atas sungai agak jauh dari posisi elang-elang raksasa. Selang sekitar setengah jam, elang pertama yang kuobati bergerak lalu berdiri walau terlihat masih sempoyongan. Berikutnya, elang raksasa kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Aku memperhatikan mereka dengan sikap waspada, takut dengan tiba-tiba mereka menyerangku.

AWWKKK...

AWWKKK...

AWWKKK...

Terdengar suara burung elang raksasa yang cukup memekakan telinga. Mereka mulai mengepak-ngepakan sayapnya hingga terasa angin lumayan deras menerpa tubuhku. Salah satu burung mulai terbang dan melayang-layang di angkasa. Kemudian burung lainnya pun mulai berterbangan, dan aku tersenyum saat semua burung elang raksasa itu berterbangan ke angkasa. Namun senyumku seketika hilang ketika mataku melihat sebuah cahaya laser berwarna merah menerjang kawanan burung elang raksasa itu. Sontak saja semua burung elang raksasa kalang kabur. Semua terbang sangat cepat menghindari sinar laser merah yang menyerangnya. Tampak burung elang itu mahir menghindari serangan tak terduga dengan bermanufer lalu terbirit-birit terbang, hilang entah kemana.

Tak lama, aku melihat seekor naga melintas cepat di atas kepalaku. Sepertinya sang naga sedang mengejar burung elang raksasa yang kabur. Ternyata kaburnya burung elang raksasa itu disebabkan oleh sang naga. Tentu saja, hatiku menjadi ciut, dan pernyataan dalam hatiku yang muncul adalah aku harus segera kabur. Saat aku baru saja ingin mengubah warna sinar elemen sihirku, tiba-tiba batu pijakanku bergoyang hebat disertai dengan dentuman suara keras yang berasal dari arah belakangku. Reflek aku berbalik badan. Dan yang kulihat adalah moncong naga yang besarnya sebadan gerbong kereta sudah berada satu meter dariku. Aku kemudian melihat bola mata sang naga yang besarnya seperti ban truk gandeng. Bola mata itu berwarna merah kegelapan. Yang tak kalah mengerikan adalah hembusan napas sang naga yang terasa panas dan membuatku harus menahan dorongan angin yang keluar dari hidungnya agar tidak terjengkang ke belakang.

โ€œModar aku ...!!!โ€ Batinku berteriak.

Bersambung
Chapter 13 di halaman 110 atau klik di sini.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd