Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bad Hero : New Kings New Kingdom Vol. 2

Episode 12 : Tutinia

Di Istana kerajaan Aphadetia salah seorang mengirimkan surat kepada perdana mentri yang di terukan kepada raja. Raja Apadetia yang mendengar tentang adanya kerajaan Lunaria yang mengeklaim wilayah Sarvagos adalah milik mereka serta perairan di sekitarnya, raja Aphadetia malah tertawa terbahak bahak ia menganggap bahwa orang orang yang mendirikan negara Lunaria tersebut orang orang bodoh.

Tempat itu adalah tempat yang tidak mungkin di jadikan sebuah negara karena batu karang dan pusaran air yang dapat menghancurkan kapal kapal nelayan serta kapal besar, Aphadetia pun memilih untuk diam karena tempatnya juga jauh dari daratan kerajaan Aphadetia.

Berita tentang kekuatan militer serta kapalnya di anggap hanya sebuah propaganda dari kerajaan Ticodia, semuanya terdengar seperti dongeng yang terdengar di buat buat. Sementara itu aku memutuskan untuk kembali dan menugaskan sebas sebagai duta besar dari kerajaan Lunaria di kerajaan Ticodia. Sedangkan Lutinia turut ikut dengan ku dengan menaiki kapal perang Lunaria. Ia terlihat sangat senang dan terkagum kagum seperti biasa ia bertanya dan terus bertanya wajar saja karena semua yang ia lihat baru pertama kali ini ia temui.

Lonceng di ikuti suara peluit panjang terdengar.

“ Apa itu ? “ tanya Lutinia

“ Itu tandanya kita akan segera sampai, sebaiknya kita ke dek melihat apa yang mereka lakukan “ ajak ku

Pintu besi yang tertutup rapat di buka dimana aku dan Lutinia keluar dari anjungan dan disana Lutinia melihat semua tentara dan awak kapal berbaris di sisi kapal. Begitu juga tentara sihir yang menggunakan alat terbang mereka. Adelia berdiri di ujung kapal dengan pedangnya di bawah dan jubahnya berkibar di tiup angin.

“ Salut ! “ Adelia dengan nada lantang

Kapal mulai memasuki wilayah pelabuhan militer kerajaan Lutinia, di pelabuhan terlihat orang orang sibuk dan tali kapal di lempar dimana mereka.

“ gagahnya “ ujar Lutinia

“ ....... “

Kapal mulai merapat, tangga kapal mulai turun, saat kami berjalan ke tengah kapal menuju tangga adelia datang dan ia segera memberikan hormat melaporkan bahwa kapal sudah merapat dan aman. Kami pun turun ke dek untuk bersiap turun dari kapal, Adelia datang memberikan hormat dan melaporkan tentang situasi kapal dan status kapal, aku pun memberikan ijin kepadanya. Tangga kapal mulai turun dan aku membantu Lutinia turun karena pakaian yang terlihat sangat merepotkan.

Fiona pun menghampiri kami yang baru saja turun dari kapal.

“ Yang mulia selamat datang “ Fiona dengan nada lembut

“ Terimakasih Fiona “ balas ku sambil tersenyum

Kedua mata Fiona mengarah ke Lutinia

“ Yang mulia dia ? “ Fiona

“ Perkenalkan ini duta besar dari negara Ticodia “ aku memperkenalkan mereka

“ Saya Lutinia Von Bozes adik sepupu dari ratu Ticodia Tifa Von Asamus “ Lutinia memperkenalkan diri ala bangsawan

“ Saya Fiona salah satu mentri kerajaan Lunaria “

“ Ada berapa mentri di kerajaan ini, soalnya biasanya hanya satu “ Lutinia

“ Total ada 12 Mentri sebagai pembantu yang mulia Ragis Lucius “ Fiona

“ 12 Mentri !? “ Lutinia

“ Iya, aku mengangkat 12 mentri yang bekerja sesuai dengan tugas dan bidang mereka “ ujar ku

“ Anda mungkin terkejut jika berada di depan gerbang kota “ Fiona tertawa kecil

Lutinia penasaran apa yang di maksud dengan Fiona, dan aku pun segera mengajaknya, tentara bersenjata sebanyak sepuluh orang turut mengawal kami hingga gerbang kota karena pelabuhan militer ini di luar ibu kota.

“ Tempat ini memiliki aura sihir yang sangat kuat “ Lutinia

“ Seperti yang kamu rasakan, karena aura sihir itulah yang membuat pulau ini terlindungi dan memiliki tanah yang subur serta hasil alam yang melimpah “

“ Karena tempat ini sangat jauh dari kerajaan Aphadetia itu sebabnya mereka tidak mengekspolorasi tempat ini,malah di jadikan tempat pembuangan yang di anggap para kriminal tapi ke banyakan menurut informasi yang aku dapatkan mereka di buang di tengah tengah perjalanan menuju pulau ini “

“ Mulai sekrang tempat ini bukan lagi tempat pembuangan para kriminal “ balas ku singkat

Tidak lama sebuah kereta kuda datang dan kami menaikinya, agar perjalanan lebih cepat. Lutinia menikmati pemandangan.

“ Itu tiang penerangan ? “ tanya Lutinia

“ Iya, kami menggunakan untuk menerangi tempat tempat yang sering di lalui sekaligus sebagai pengaman dari monster sihir yang berbahaya “

“ Anda benar benar luar biasa “ Puji Lutinia

“ Itu biasa saja “

Kami asik berbicara didalam kereta dimana Lutinia sering melemparkan berbagai pertanyaan, dia seperti anak kecil yang selalu bertanya saat melihat hal yang baru dengan tatapan mata yang berbinar binar. Setibanya kami di depan gerang ibu kota kerajaan Lunaria tentara mulai bersusun rapi menyambut kedatangan aku dan Lutinia. Aku pun turun dari kereta kuda terlebih dahulu kemudian Lutinia.

Saat ia melihat tentara yang berjaga ia pun terkejut.

“ Yang mulia ragis... itu monster goblin... “ Lutinia ketakutan

“ Saya kepala regu penjagaan gerbang maria atau gerbang selatan kerajaan Lunaria “ Goblin memberikan hormat dan ia juga memiliki nama bernama Aron

“ Dia berbicara ! “ Lutinia

“ Aku sudah pernah menceritakan bahwa negara Lunaria ini multi ras “

“ Mohon maaf yang mulia saya telah menakuti tamu anda “ Aron meminta maaf

“ Aron “ panggil ku

“ Da ! “ Aron dengan posisi siap

“ Kerja bagus “ aku tersenyum

“ Terimakasih yang mulia “

Aku tidak ingin menggunakan kereta kuda, dan pintu gerbang pun di buka dimana aron memberikan isyarat, pintu gerbangpun perlahan terbuka dimana kedua mata Lutinia membesar, ia melihat Orc dan Goblin serta manusia sedang bekerja sama membangun wilayah ini. Aku pun mempersilahkan Lutinia untuk mengikuti ku, dan semua orang disana memberikan salam.

“ orang ini, siapa sebanarnya, mahluk yang kami kenal sebagai monster seperti Goblin dan Orc mereka berbicara dan ras lainya juga sangat akrab, bahkan dari wajah mereka terlihat akan gambaran kebahagiaan mereka “ gumam Lutinia dalam hati

Lutinia terus memperhatikan Ragis, dimana tentara pengawalnya pun tidak melarang siapapun yang mendekati Ragis.

“ Untung saja Ticodia tidak menjadikan musuh Lunaria, siapapun yang menjadikan Lutinia musuh bisa di pastikan mereka memilih lawan yang salah, bentuk bangunan, semua di tata dengan rapi, pakaian yang berbeda mereka lebih terlihat sangat nyaman, mereka sangat menyayangi raja yang masih muda ini, ini sudah di luar akal sehat ku, tapi raja Ragis ini sangat menarik bagaimana bisa ia membangun seperti ini, aku harus mendapatkan banyak informasi tentang Lunaria ini “ bisik Lutinia dalam hatinya

Jalan yang lebar semuanya di keraskan lalu di letakan batu bata untuk memperkuat jalan mereka juga menyemenya.

“ Lutinia “

“ Saya yang mulia “ Lutinia tiba tiba bersikap formal

“ Kita akan makan di sini “ balas ku

“ Eh tidak di istana ? “

“ Tidak mungkin kamu akan menyukainya “ balas ku

Lutinia mengikuti ku dimana saat ini ia berhenti untuk bertanya.

“ kacanya sangat bersih, tempat ini juga memiliki papan dengan tulisannya juga menggunakan bahasa yang sama dengan negara kami “ Lutinia masih berbicara dalam hatinya

Benteng pertahanan yang besar, dan kami melewati lagi benteng besar lainya, Lutinia memikirkan mungkin tempat bangsawan dan rakyat biasa di pisah dengan benteng ini, namun sekali lagi ia terkejut dan ia segera melihat ke belakang. Lutinia sadar benteng ini bukan pemisah kasta karena ukuran rumah sama dan penjagaan juga sama, ini adalah benteng pertahanan kedua mereka.

“ Ragis dimana tempat para bangsawan ? “ tanya Lutinia

“ Negara kami tidak memiliki bangsawan “ balas ku

“ Eh “

Lutinia pun terdiam lagi, system pemerintahan negara ini berbeda, padahal negara ini sama dengan Ticodia sebagai negara monarki, tapi dia tidak menempakan system bangsawan.

“ 12 mentri tidak akan cukup bukan untuk membantu mu menjalankan negara ini “

“ Tentu saja tidak cukup “

“ Terus siapa yang bekerja membantu para mentri ? “

“ Bisa di bilang mereka adalah pegawai negeri, rakyat ku di wajibkan untuk mengenyam pendidikan lalu memilih pekerjaanya, dan setiap mentri memiliki orang orang yang membantunya dari para pelajar yang berhasil di terima sebagai pembantu mentri “

“ Bagaimana dengan militer apa mereka juga dari rakyat biasa ? “

“ Mungkin sedikit berbeda dari negara Ticodia, dalam militer siapapun bisa memiliki ke dudukan tinggi tidak hanya dalam militer bahkan dalam pemerintahan dan semua faktor yang mentukannya adalah prestasi dan nilai akademis mu tapi aku lebih mementingkan prestasi berupa pemikiranya dalam hal kreative dan inovasi sesuai dengan bidang yang mereka inginkan “

“ Terus apakah setiap mentri akan mengurus pajak ? “ tanya Lutinia lagi

“ Pajak di urus oleh Mentri keuangan bersama dengan para pembantunya “

“ Jadi mentri yang lain tidak bisa menerapkan pajak ? “

“ Pajak di atur oleh mentri keuangan, setiap mentri memiliki hak dan kewajiban masing masing tanpa mencampuri tugas yang lainya “

“ Begitu ya, lalu kenapa orang yang membawa senjata berbeda beda dari segi pakaianya ? “

“ Untuk pengamanan sipil yang bertugas adalah kesatuan ke amanan rakyat, penjaga gerbang adalah tentara Imperial, dan banyak lagi kesatuan bersenjata yang memiliki tugas yang berbeda pula “

“ Anda memaksimalkan semuanya dan mengatur agar mereka tidak berbuat lebih jauh “

“ Sebearnya agar mereka tidak bekerja melebihi akan kemampuan mereka , lebih tepat di katakan seperti itu “ balas ku

“ Aku sangat menyukainya “

“ Nah sekarang kita sudah sampai “

“ Ini bar ? “ Lutinia melihat logo yang aneh di depan pintu

Saat masuk kami di persilahkan duduk dan seorang pelayan dengan pakian rapi dan bersih dia adalah demi human dari ras rubah. Kami memesan makan dan ia penuh hormat melayani kami, Lutinia juga melihat angka yang tertera.

“ Mata uang kami adalah Gil, menggunakan coin dan bahan yang sesuai dengan nilainya “

“ Ini seperti di istana, pelayanya sangat penuh hormat dan berakaian bersih serta rapi “

“ Karena negara kami juga mengatur standar dalam membuka rumah makan tentunya harus bersih “

“ Apa disini ada alkohol ? “

“ Ada tapi tidak sekeras minuman alkohol lainya, karena mentri ku mengatur soal kadar alkohol yang boleh beredar di negara ku “

“ Di atur !? “

“ Tentu saja, karena mengosumsi alkohon secara berlebihan itu tidak baik, mentri kesehatan mengajukan aturan aturan standar kepada ku dan aku tanda tangani “

“ Jadi seorang mentri tidak bisa menerapkan secara langsung “

“ Tentu saja tidak, karena ada beberapa peraturan mentri yang bisa di jadikan perundang undangan karena negara kami ini masih baru, lalu undang undang baru akan di sediakan pada layanan publik diaman layanan publik bertugas untuk menyampaikan hal tersebut, begitu juga aduan masyarakat atas ketidak puasan terhadap kinerja pemerintahan “

“ Rakyat disini bisa mengeritik raja ? “

“ Bahkan aku bisa di seret ke pengadilan “ ujar ku

Lutinia pun tertawa kecil, lalu hidangan kami pun tiba dimana Lutinia sedikit bingung dengan bentuk masakannya, ia memperhatikan cara ku untuk makan dan ia terkejut saat merasakan makanan di kecap oleh lidahnya. Makanan yang sangat nikmat lalu minuman yang manis, kue yang sangat lembut dan ini bukan kue kering. Bahkan Lutinia memesan sampai tiga kali untuk menu makanan yang di sebut dengan agar agar dan puding.

“ Dari kedua makanan ini aku sangat menyukai yang kenyal ini, jika boleh tahu apa namanya ? “ tanya Lutinia

“ Pelayan “ panggil ku

“ Saya yang mulia “

“ panggil orang yang membuat hidangan ini, tamu ku ada yang ingin ia tanyakan “

“ Baik yang mulia “

Tidak lama kemudian orang yang membuat hidangan tadi pun datang.

“ Ada apa yang mulia “

“ Jelaskan terbuat dari apa makanan yang kenyal itu “

“ baik yang mulia “

Ia pun menjelaskan dimana ia mendapatkanr esep pertama kali yaitu dari bangku sekolah khusus memasak lalu buku buku di perpustakaan negara, kemudian ia mencoba mengolahnya karena negara Lunaria di kelilingi laut tidak sulit untuk mencari bahan utamanya yaitu rumput laut, tapi dari semua jenis rumput laut tidak semua bisa di gunakan, Lutinia menyimak dengan sangat baik dan ia juga berdialog dengan tukang masak tadi, tidak lama pelayan membawa meja jorong dengan roda, dimana sang koki menjelaskan lebih rinci, dan Lutinia juga terlihat sangat senang.

Karena ini adalah musim panas maka agar agar atau jely yang dingin sangat cocok dengan ke adaan saat ini. Setelah selesai makan, kami menaiki kereta kuda dan tiba di mana tempat tinggal untuk Lutinia, saat itu ia melihat bangunan yang besar dengan halaman yang cukup luas.

“ Apa ini tempat tinggal ku ? “ tanya Lutinia

“ Bangunan ini di buat ada dua bagian, bagian depan adalah bangunan utama untuk kantor kedutaan Ticodia, lalu bagian belakang adalah tempat tinggal dutabesar “

“ Sangat luar biasa “

“ Dari gerbang ini, yang digunakan sudah hukum internasional yang pengertianya bahwa dari gerbang dan luas tanah disini menggunakan hukum kerajaan Ticodia,dimana hukum kerajaan Lunaria tidak berlaku walau tempatnya berada di kerajaan Lunaria , tapi ini tidak permanen karena kapanpun jika terjadi masalah yang fatal maka kami bisa mengusir seluruh orang didalam kedutaan ini walau begitu semua keamananya di atur dan di jamin oleh kerajaan Lunaria hingga ia selamat keluar dari wilayah kerajaan Lunaria atau negara manapun yang mengakui akan hukum internasional ini sebagai salah satu hukum negara mereka “ aku menjelaskan dengan singkat

“ Aku telah membaca dan mengingat semua itu, jadi saya berhak melakukan apa saja di tempat ini ? “

‘ Tentu saja selama tidak melanggar hukum internasional “

“ Saya mengerti “

Catatan Penulis :
Akhirnya Bab 2 sudah berakhir dengan 12 Episode di lanjutkan ke Bab 3 di treath yang sama yaitu LUNARIA KINGDOM ini jedul bab 3 ya bukan Vol 3 hehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd