Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG BENI

Narkoba dan seks bebas ibarat lem dengan kertas. Jika sudah menjadi pecandu barang haram itu, biasanya dilanjutkan dengan pesta seks. Semua itu tak lepas dari pengaruh zat yang terkandung dalam narkoba, entah itu pil ekstasi/ineks maupun sabu-sabu. Begini lah keadaan ku sekarang wanita yang dulunya seorang ibu rumah tangga yang santun menjujung tinggi nilai agama malah menjadi maniak kontol kafir dan juga seorang junkis, malah lebih jahat nya aku sudah mencelakakan suami ku sendiri, tanpa bisa di hindari dan tak mungkin balik lagi ke kehidupan ku seperti dulu akhirnya aku berfikir masa bodoh, yang aku inginkan sekarang hanyalah kesenangan dan kepuasan, sudah hampir 3 bulan sejak rencana ku dan pak Beni berjalan dan dalam periode tiga bulan itu aku selalu melakukan perizinahan dengan penjantan baruku, tanpa mengenal tempat dan waktu bahkan tak jarang kami ngentot didepan anakku Fara dan aku mempunyai rencana juga untuk Fara dimana dia akan ku pindahkan sekolah nya ke sekolah khusus k***en biar dia di suggest dengan ajaran baru, yang tadinya sekolah Is*** Terpadu, ya mulai sekarang aku akan mengikuti keyakinan dari pak Beni aku benar-benar jatuh cinta kepada dia, mas Fauzi sekarang lebih kurus dan pucat kerja pun sekarang dia sudah jarang-jarang, banyak kolega dari kantornya menanyakan kondisi dia tapi aku dan mas Fauzi selalu beralasan bahwa kondisi badannya memang sedang sakit, padahal dia sudah kecanduan sabu, dari tiga minggu yang lalu sebenarnya mas Fauzi sudah tau bahwa aku dan pa Beni meracuni dia dengan barang tersebut, dia sangat marah pada saat itu dan aku hanya menanggapinya dengan dingin.


Awal pengakuan



“mah apa yang mamah lakukan ke papa? Laknat sekali perbuatan mu!!”. Fauzi kaget bukan main ketika dengan sengan Dila memberitahukan kelakuannya pada sang suami. Saat itu Dila hanya diam saja.


“dan kamu Beni dasar bajingan, sudah saya tolong, tapi ini balasan kamu”. Umpan Fauzi kepada mereka berdua.


“hehehe pa Fauzi sebenernya kami ingin menjebloskan anda ke penjara, tapi sepertinya pa Fauzi sudah ketagihan dengan barang itu, anda juga tidak bisa melaporkan kami, kalau kamu melapor malahan bukan kami yang di tangkap tapi anda, sudahlah pasrah saja dengan keadaan yang sekarang hehehe”. Ucap Beni dengan liciknya dia menjelaskan keadaannya sekarang yang menguntungkan baginya.
Sejenak Fauzi terdiam apa yang dikatakan Beni sangat bener dia tidak bisa melaporkan istrinya dan juga pembantunya itu, malahan akan lebih merugikan dia sebagai pejabat terpandang, dan juga memang saat ini Fauzi sudah ketergantungan dengan sabu-sabu, diq akan merasakan sakau bila tidak mencoba barang tersebut. Dia dengan pasrah menerima takdirnya sekarang ini. Fauzi masih termenung meratapi nasibnya bagaimana bisa seperti ini dijebak oleh istri kesayangan yang Soleha dia tak menyangka bahwa Dila sudah rusak oleh kenikmatan duniawi.


“bagaimana Pa Fauzi? Apa yang saya ucapkan benarkan?”. Timpal Beni lagi
“jika bapa ingin mengkonsumsi barang itu terus , kamu harus relakan istri mu seutuhnya menjadi betina ku, dan apapun yang kami inginkan, kamu harus turuti semua”.


“iya pah sekarang hati, tubuh dan imanku seutuhnya menjadi milik pa Beni, mulai sekarang tubuhuku haram untuk dijamah oleh mu pah, dan kami juga akan mendidik Fara sesuai yang kami inginkan”. Ucap Dila sambil berciuman dengan Beni di depan suaminya. Fauzi tak percaya apa yang dia lihat dan dengar keluar dari ucapan istri nya itu, tapi apa daya dia sekarang menjadi pesakitan dan seorang pecandu tak bisa berbuat apa-apa yang dia inginkan sekarang hanyalah serbuk jahanam tersebut untuk di konsumsinya. Tanpa berpikir lama dan memang sudah tak bisa berpikir sehat lagi Fauzi menyanggupi syarat yang di ajukan Beni dan Dila.


“Baiklah aku mengikuti kemauan kalian asalkan saya bisa menikmati barang itu”. Ucap Fauzi dengam lemah.


“Hahahaha pilihan yang bagus pah, tenang saja istri mu ini akan selalu memberi takaran yang pas buat kamu hahahaha”. Ucap Dila dengan tawa penuh kemenangan.
Kembali ke masa sekarang
kini kehidupan berubah drastis di dalam rumah yang tadinya begitu damai, harmonis,dan tenang tiap hari rumah itu selalu diisi oleh persetubuhan yang begitu panas dan brutal oleh dua insan berlainan jenis dan fisik si wanita yang dulunya soleh dan taat sekarang berubah menjadi betina binal penyuka kontol kafir cebol si wanita sekarang bahkan sudah hilang akal nilai-nilai luhur yang dulu iya pegang kokoh sekarang runtuh hanya untuk mencapai kenikmatan bagi kelaminnya. tidak ada lagi rasa sungkan, tak ada lagi lagi sembunyi sembunyi mereka sesuka hati memuaskan nafsu birahi mereka setiap saat dimanapun mereka mau, bahkan sering mereka melakukan hubungan perzinahan di depan anak semata wayangnya itu Fara, Fara yang memang belum mengerti hanya bertanya sekenannya saja tanpa tau maksud pertanyaan. tidak ada lagi rasa malu pada dirinya untuk berkata kotor dan berbuat cabul, layaknya seorang lonte murahan.
penampilan Dila pun juga berubah, jika sebelumnya dia memakai pakaian yang begitu sopan dan soleh, kini Dila lebih sering telanjang hanya memakai hijabnya saja, wajah Dila sekarang lebih menor dari biasanya make up yang selalu on dia tampilkan bukan untuk suaminya melainkan untuk sang pejantan barunya, seperti sekarang Dila dan Beni sedang melakukan ngentot di kamar Fara yaitu kamar anaknya.
“Ayo sayang langsung sodok kontolmu”. Pinta Dila.


“sabar anjing ini aku mau jilat dulu itilmu”. Jawab Beni
“uuuh....iya ghii...tu...teruuuuss aaahhkkk....jilaaat teruuuss”. Desah Dila kemabali. Sambil lidahnya menjulur seperti anjing dan bola matanya mendelik keatas merasakan sensai nikmat yang tiada tara


“Ogghh, sayang, adduuhh, ngentooot gelii, babi uuuhh ahhhh”. Kata-kata laknat terus saja terlontar dari mulut manis nya Dila.
Beni masih saja terus menjilati seluruh memeknya dengan membabi buta, dihirup seluruh cairannya yang wangi itu, sekali-kali lubang pantatnya tak lepas dari jilatan lidah kasar Beni dan Dila masih menggelinjang dan merintih setiap kali dijilatt pantatnya.
“siap-siap sayang kontol kafir ini akan mengisi rahim mu dengan penuh kepuasan hahahaha”. Ujar Beni dengan bentuk kontol berkulup hitam legamnya siap menuju lubang suragawi milik Dila.


“iya cepet masukin aahhhh anjiijng, mentok ****** aaahhh kontol nikamat...uuuhhh...aaahhh....terus genjooot sayang”. Desahannya keluar begitu lantang dari mulut si Betina ketika kontol kesayangan nya itu sudah menusuk memeknya, sekarang Dila sudah tak peduli lagi pada sekitar nya mau dia berucap apapun tak ada yang berani melarangnya termasuk suaminya sendiri.


Dengan gaya MOT Beni terus saja menggempur Dila dengan habis-habisan cupangan dimana-mana keringat dan ludah sudah merajalela di tubuh mereka berdua, dengan berbagai gaya yang memudahkan Beni untuk menggenjot, Dila lah yang bekerja keras karena memang tubuh Beni tidak memungkinkan untuk menggunakan gaya oada umumnya, hampir 3 jam berlalu mereka bercinta sudah 6 kali Dila orgasme dengan hebatnya tapi lagi-lagi Beni menunjukkan keperkasaannya dia belum sekalipun mencapai puncak masih terus saja menggejot memek Dila , ketika sedang asyik-asyiknya tiba-tiba tak diketahui mereka, datang seseok anak kecil yang baru saja pulang dari sekolah nya dengan cueknya Fara masuk kemarnya hanya untuk menaruh peralatan sekolah, ya Fara sudah terbiasa melihat ibunya dan Beni melakukan kegiatan tersebut sampai-sampai Fara dididik jika kelak sudah dewasa dia di sarankan mencari pasangan yang kontol nya besar dan dia juga sekarang sudah du cuci otaknya oleh mereka berdua untuk membenci ayah kandungnya sendiri dan memanggil nama Beni dengan sebutan ayah. Bahkan sekarang Fara sudah tidak lagi menggunakan kerudung karena dia sudah pindah sekolah ke sekolahan Ka***k dan sudah di Ba***s oleh kepala sekolah nya langsung.

“Eh anak oohhh...uuhh...ayah...udhaaaah...phuu...laaang”. Sapa Beni sambil terus menggenjot ibunya si anak tanpa berhenti sedikit pun.

“huuh mama sama ayah gini terus jadi basah deh kasur Fara”. Ujar Dia dengan wajah cemberutnya
“Iyaa sayang ahhhh....terus...oohhh...nanthii...biar si brengsek yang beresin kasur kamunya...aahhh... Terus...teken..bentar lagiii aku nyampppee.....Yahhhh”. Jawab Dila, yang di maksud “si brengsek” itu adalah suaminya sendiri yang tak lain adalah ayah kandungnya Fara.


“iya iya deh mah ya udah mama lanjut lagi aja maen kuda-kudaan nya sama ayah Beni, ara mau maen hp aja”. Ucap anak itu dengan polosnya.


Sementara mereka berdua melanjutkan kegiatan berkeringat nikmat bersama, Beni yang sedari tadi terus menggempur memek Dila akhirnya dia akan mencapai klimaksnya.


“ aku keluarin di memek mu... moga-moga hamil.. suapa Fara dapet aduk hahaha“. Kata Beni, lalu ia langsung menyemprotkan banyak-banyak seluruh spermanya ke rahim Dila.


“uuuuh....iyaaa....pa...banyak pejuh...Fara liat mama..mu...ini akan segera hamil kamu punya adik nanti aaaahhhh”. Bagi Dila ini adalah sensasi paling hot yang ia alami selama beberapa bulan terakhir karena sering dilihat oleh suaminya atau anaknya ketika sedang di ewe oleh Beni.

“Dasar lonte, ada anaknya malah terus ngewe… huahahaha..” katanya merendahkan Dila. Bukannya marah di hina seperti itu Dila hanya terus mendesah.


“biarin aja pa dia lihat, dia juga harus tau nanti ketika dewasa bagaimana nikmatnya kontol besar”. Sungguh jawaban yang absurd sekali.


“hahaha liat Ara sayang mama mu udah cinta banget sama aku” ucap Beni lagi.


“hore ara mau punya adik ya mah, ara pengen punya adik yang lucu mah, ayah Beni tolong buatin ara adik ya soalnya ara nanti di rumah bisa main sama adik bayi”. Lagi-lagi ucapan polos keluar dari mulut gadis kecil itu.


“oooh pasti nya sayang ayah Beni akan terus tiap hari bantuin kamu punya adik”. Jawab si cebol.



Setelah mereka selesai bercinta Dila membuka bungkusan plastik kecil dsn mengeluarkan isinya berupa serbuk putih, di atur nya serbuk itu diatas meja sehingga menjadi gundukan kecil dengan sekali hisap oleh hanya sebelah hidungnya serbuk itu langsung masuk ke dalam tubuhnya, ya Dila sekarang sama seperti suaminya menjadi pecandu Cuma bedanya Dila masih bisa mentakar gramannya sehingga masih bisa ia kendalikan efek jangka panjangnya sedangkan Fauzi dia cekoki terus samapai tubuhnya kurus kering seperti tengkorak berjalan, dikamar itu Dila dan Beni sama-sama menikmati sabu, miras dan ***** sudah menjadi keseharian mereka saat ini, saat sedang melepas lelah sesuai bertempur tiba-tiba masuklah Fauzi dengan wajah yang sakau.



“Maaah....pa Beni masih ada barangnya? Aku udah ga tahan”.​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd