Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bercinta dengan Diana

pencerita

Suka Semprot
Daftar
6 Dec 2019
Post
11
Like diterima
59
Bimabet
Namaku Leo Saputra. Sebagai seorang kepala rumah tangga yang memiliki seorang anak laki-laki yang telah memasuki ke ajang pendidikan tentunya sangat membahagiakan. Ini terjadi denganku dikala anakku yang bernama Jerry telah memasuki SD kelas 1. Setelah istriku meninggal dunia karena terkena penyakit kanker payudara, akulah satu-satunya yang mesti mengurusi anakku, Jerry. Secara jujur, kehidupanku sangat menyedihkan dibandingkan sebelum istriku meninggal. Sekarang semuanya kulakukan sendiri seperti mengajari anakku mengerjakan PR-nya, memasak yang tentunya bercampur dengan kesibukanku di kantor sebagai salah satu orang terpenting di perusahaan Jepang yang berdomisili di Bandung.

Kadang-kadang aku menjadi bingung sendiri karena bagaimanapun masakanku tidak sesempurna istriku dan untunglah Jerry, anakku satu-satunya tidak pernah mengkritik hasil masakanku walaupun aku tahu bahwa semua hasil masakanku tidak bisa dimakan karena kadang-kadang terlalu asin dan kadang-kadang gosong. 3 Bulan kemudian Jerry memberitahuku bahwa aku mesti datang ke sekolahnya karena gurunya ingin bertemu denganku. Aku merasa ini umum untuk anak seusianya, memiliki pengaruh besar untuknya.


Pada hari yang sudah ditentukan, aku pergi ke sekolah anakku untuk bertemu Ibu Guru yang bernama Diana dan sewaktu aku bertemu dengannya. Aku menjadi cukup gugup dan untunglah perasaan itu dapat kukuasai karena bagaimanapun aku pergi dengan anakku dan aku tidak ingin anakku membaca kegugupanku itu. Akhirnya aku dipersilakan duduk oleh ibu guru yang ternyata belum menikah itu karena aku tidak melihat cincin kawin di jarinya dan juga dia mengaku sendiri bahwa dia masih single ketika kupanggil awalnya dia dengan sebutan Ibu Diana. Namun dia meminta untuk memanggil dengan namanya saja.

Didalam percakapan itu, dia menceritakan mengenai pelajaran Jerry yang agak tertinggal dengan murid-murid lainnya. Ternyata baru ketahuan dari pengakuan Jerry, bahwa walaupun dia rajin mengerjakan PR tetapi dia tidak pernah mengulang pelajarannya karena waktunya dihabiskan untuk bermain Play Station yang kubelikan untuknya sehari setelah kepergian istriku supaya dia tidak menangis lagi.


Akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa Diana akan memberikan anakku les privat dan setelah kami sama -sama sepakat mengenai harga perjamnya, kami bersalaman dan meninggalkan sekolah itu. Selama perjalanan ke rumah, aku selalu teringat dengan wajah imut guru muda anakku itu. Sore harinya setelah aku tidur sore, aku teringat bahwa 1 jam mendatang guru anakku akan datang dan berarti aku juga harus bersiap -siap untuk menyambutnya. Setelah guru Jerry datang dan aku mengajaknya ngobrol untuk beberapa saat, dia kemudian minta izin untuk memulai les privat untuk anakku. Aku hanya mengangguk dan meninggalkan mereka berdua. Aku mulai membaca koran hari itu dan aku sekali-kali mencuri pandang pada guru anakku yang sedang mengajari Jerry.

Kulihat bahwa Diana ini cukup pengertian dalam mengajari anakku yang kadang-kadang masih cukup bingung akan materi yang dipelajarinya.Dua jam berlalu sudah dan kusadari bahwa jam privat les sudah usai dan ketika dia hendak pulang ke rumahnya, aku menawarkan kepadanya untuk mengantarkannya berhubung hari sudah malam dan aku tahu persis bahwa tidak ada lagi kendaraan umum pada jam-jam begitu di sekitar rumahku. Akhirnya aku mengeluarkan Mobil Sedan kesayanganku dan setelah aku bersiapsiap, aku menyuruh Jerry untuk mengulang pelajaran yang tadi sementara aku akan mengantarkan gurunya pulang. Jerry menuruti ucapanku dan tanpa basa basi dia mulai membuka kembali bukunya dan mengulang materi yang baru saja dipelajarinya.


Aku kemudian meminta Diana untuk masuk dan kemudian aku memulai mengendarai mobil itu setelah aku menutup pintu gerbang tentunya karena aku belum mempunyai Pembantu Rumah Tangga saat itu. Di tengah perjalanan, kami ngobrol mengenai banyak hal termasuk perubahan yang dialami Jerry setelah ibunya meninggal dunia. Nampaknya Diana serius sekali mendengarkan curahan hatiku yang kesepian setelah ditinggal oleh istriku.

Tiba-tiba ketika kami sedang asyik bercakap-cakap, aku melihat sekilas seorang anak kecil yang sedang lari menyeberang sehingga dengan secepat kilat, aku langsung mengerem secara mendadak dan disaat aku mengerem mendadak itu, karena Ibu Diana lupa tidak memakai Seatbelt, dia menabrak Dashboard Mobilku. Aku langsung memegangnya untuk memeriksa. Untungnya ia tidak teluka parah atau memar. Hanya Dia nampaknya malu sekali karena tidak memakai Seatbelt. Ia mecoba mengendalikan dirinya, akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba ia meminta mempercepat perjalanan karena dia ingin buang air kecil. Aku berusaha untuk secepatnya untungnya kami ke kontrakannya. Ia memintaku untuk masuk, rumah kontrakanya. Aku menunggu ruangan tengah dalam rumah kontrakan.

Diana dengan kecepatan yang luar biasa langsung pergi ke arah toilet yang berada di dalam kontrakannya. Beberapa menit kemudian, aku dikagetkan oleh Ibu Diana yang keluar dari dalam toilet dengan mendadak. Kemudian ia menutup pintu masuk kontrakan dan menahan tubuhnya di Pintu. “Bu Diana.. ada apa?” tanyaku sambil gugup melihat tingkahnya. Kemudian ia berjalan kamarnya, dan kemudian menatapku dan masuk kedalam kamar. Aku bertambah bingung, dengan kelakukan Diana dan memilih masuk ke dalam kamarnya. Karena ia mengunci pintu masuk.


Saat aku masuk, ia tidak melihat Diana dalam kamar hanya ruangan rapih dengan harum dengan nuasan Pink penuh dalam kamar. “Clek,” bunyi ditutup pelan. Suara yang membuatku bebalik badan. Diana berada didepanku, ia mendekatiku dan berbicara.

"Pak Leo, boleh ngobrol sebentar?”

“Boleh, mau ngobrol apa? Kok pintunya dikunci.”

“Gak papa, cuma biar gak ada yang tahu aja.”

Tiba-tiba suasana terkesan serius dan membuatku sedkit panas. “ Apakah Diana salah , Jika Diana naksir Bapak?” tanyanya. Pertanyaannya membuatku semakin terkejut.

Aku belum menjawab apapun, suasana terkesan cangung. “Saya sebenernya malu mengakuinya, tapi Maafin Saya yach, Saya udah ngerepotin Pakk, padahal kan tidak tepat, tapi Saya malah nahan Pak disini." Ucapnya. Aku terdiam, mendengar kejujuran dan kepolosannya. Tanpa aku dadari,Tangan Kananku begerak kepalanya dan membelai rambutnya. Aku merasa, Almarhum Istriku kembali hidup. Aku merasa cukup nyaman seperti sudah lama mengenal dia. Disaat itu, HP berdering. Ibuku menelepon.

“Halo, Leo. Kamu ada dimana?” tanya suara diseberang telepon.

Rupanya ibuku meneleponku. “Lagi dijalan bu, abis antar Gurunya Jerry abis privat. Tapi mau ngobrol sama boss tadi dipanggil.” Ucapku.

“Untung ada Ibu lagi ke rumah. Jerry ada yang jaga, ya udah jangan terlalu malam. Ibu lagi di rumahmu.

Obrolan ditutup, aku ingin pergi. Namun Diana menahanku dengan sedikit menarik ujung lengan kemejaku. Aku sedikit terkejut, dan membalik badanku kembali. Ketika aku menatapnya ia terlihat sangat cantik. Ketika dia menatapku dengan tatapan yang tajam, secara perlahan aku mencium keningnya. Tapi tiba-tiba membalas dengan hal yang tidak kuprediksikan Diana menarik leharku akibat Kepala sedikit menuduk dan langsung ia mencium Bibirku. Aku terkejut, harus bagimana.

Bagai seseorang yang tidak mau kehilangan sesuatu, dia memelukku dengan erat sekali. Sambil terus menikmati bibirku, tangannya terus mengelus dan mengusap seluruh bagian tubuhku. Mungkin beginilah cara dia mengungkapkan rasa sayangnya terhadap diriku. . Tapi sekarang aku yang bingung, bercampur kepingin melihat tubuh Diana yang sangat indah itu. Diana yang tingginya 168 cm, rambut panjang dan tubuhnya sempurna sekali, padat, keras, sedikit berotot perut, pokoknya seksi sekali. Karena kemeja dan rok saja membuatku cukup terhipnotis. Apalagi kita sedang berdrkatan dengan posisi cukup mersa. Diana menuntun tanganku ke dadanya. Disuruhnya aku meremas-remas dadanya. Belakangan kuketahui ukuranya 34C. Aku memutuskan untuk menikmati suasana ini, ia menempelkan Telapak Kakinya diatas Kakiku dan berjalan ke Tepi Ranjang.

Aku mengambil kesempatanitu, dengan sedikit memainkan Payudaranya, kemudian mendudukan dia ke Pinggir Ranjang. Sebentar meski terhalang oleh Kemeja yang ia kenakan. Sementara Kedua Tanganku mulai berusaha membuka Kemeja lengan Panjangnya. Satu demi satu, hingga aku akhirnya menatap karena aku tidak mau pandanganku yang tertuju kepada Kedua Payudaranya. aku buka, Branya pun sudah aku lepaskan. Kemudian terlihatlah semua bagian tubuhnya yang biasanya tersembunyi. Dadanya yang montok kencang menggantung-gantung. Sejenak aku terpana melihat keindahan bentuk payudaranya itu, namun hanya sebentar.

Karena aku ingin segera menikmati dan merasakan keindahan itu, kuremas kedua susunya, dengan mesra aku mulai menghisap putingnya yang sudah agak mengeras dan berwarna kecoklatan. Kucium dan kujilati bagian tubuhnya, mulai dari leher, terus bergerak turun dan menuju putingnya kembali. Ketika aku mulai mencium dan menjilati Kedua Payudaranya, Diana mulai mendesah kenikmatan.

“Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh.. ennaakk banget Pak.. geli.. tapi nick..maatt.. teeruus.. aacchh.." ia merancau kenikmatan. Disaat ia meracau kenikmatan, aku menghentikan kemudian membuka Celana Panjangnya. Sehingga Diana hanya memakai Celana Dalam Putih saja, Sementara Batang Pesnisku juga sudah membesar mengeras lebih dari biasanya. Diana menarikku keranjang tepat diatasnya, sehingga tubuhku merapat diatasnya tubuhnya. Meski kami masih berada jarak.

“Pak Leo, boleh nanya gak? Kalo kaya gini enaknya ngapain ya?” tanya Diana sedikit manja.

“Aduh, Ibu yakin mau?”

“Jujur, Pak. Apa Pak Leo anggap saya cantik?”

“Ibu Cantik sekali juga sexy, tapi kalo ada ngintip atau denger bagimana?”

“Ah, Tenang aja. Ini daerah sepi kalau jam segini. Lagian diujung jalan juga.”

“Ya, sudah kita lanjutin yuk” ajakku.


Mendengarnya Diana tersenyum lalu melepas kemejaku yang kebetulan memakai Kemeja Lengan Pendek. Ia membuka kaus dalamku kemudian memintaku berganti posisi aku dibawah dan Ia diatasku. Setelah berada diatasku, Diana mencium dadaku menjilati perutku dan terus ke bawah. Aku masih diam saja. Kemudian membuka Celana Panjang dan Celana Dalamku, hal ini membuatnya melihat Batang Penisku seluruhnya yang sudah menonjol besar sejak tadi.

“Wah, ini akan hebat sekali. Begitu besar, keras. Belum pernah aku melihat seperti ini di film porno,” ujarnya takjub. Aku diam sambil tersenyum.


Diana mulai bermain dengan Batang Penisku “Aaarghh.. argh..” aku baru sekali senikmat itu. Ia mengoral Penisku, hal ini memberikan rasa nikmat untuk kali pertama. Almarhum Istriku tidak pernah melakukannya. “Kamu mulai bergairah kan,?” aku menangguk. Dia mulai menjilat dan mengulum Penisku. Mendapat perlakuan seperti itu, aku yang semula mendominasi permainan, hanya diam saja menikmati permainan Diana. Dengan bibir indahnya, ia mengulum dan mengeluar masukan Penisku ke dalam mulutnya, dan sesekali, dengan menggunakan kelembutan lidahnya, dia mengusap dan menjilat Kepala Penisku.

Diana mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merangsang dan memanjakan kita dalam permainan seksnya. Aku berusaha agar tidak sampai kebobolan ketika dia melakukan oral terhadapku. Setelah 30 menit ia melakukanya. Memberikan rasa nikmat tidak terkira. Maka saat mencapai titik puncaknya. Aku menembakan Spermaku dalam mulut, ia menerima dengan senang. Terakhir ia memuji Spermaku. aku menjambak rambut dan menarik kepalanya sambil mendesah menahan kenikmatan saat spermaku akan keluar. Tanpa perasaan jijik, Diana menelan semua sperma yang ada di dalam mulutnya, seperti tidak puas, dia menjilati Penisku yang masih ada sisa-sisa spermanya.

"Pak, enak juga ya rasa sperma lo, gurih-gurih gimana gitu..", kata Diana memuji.

“Ah, kamu bisa aja.”

Setelah oral, aku menjadi bersemangat, kupengang Kedua Bahu Diana dan berguling kembali diatas Ranjang. Aku bersiap untuk menyetubuhinya. Sesaat aku memandang lekuk-lekuk tubuh Diana yang telanjang tanpa sehelai benangpun menutupinya. Kuperhatikan lagi Vaginanya yang dihiasi oleh bulu-bulu halus itu, ternyata, warnanya agak memerah, kujilati liang kewanitaannya yang sedikit basah itu. “Nnngghhh.. ngghhh.. aaahh… ahhh” Diana mulai mengerang-ngerang karena perlakuanku. Lalu aku mencoba variatif dengan Lidah Dan Jari-Jariku. Tapi itu membuatnya makin bergairah. Untuk menambah kenikmatan kuhisapi puting susunya yang berwarna pink. Kumasukkan jariku ke liang senggamanya. Kusodok-sodok makin lama makin cepat. Diana hanya bisa mengerang, mendesah kembali.

Aahhh.. yeahh.. Tak kusangka kamu agresif sekali,” ujarnya 10 menit kemudian ia mengeluarkan cairan kenikmatannya.

Aku menyedotnya tanpa malu. Kemudian berkata "Makasih ya Mut..” sambil menciumi Vaginanya.

"Pak, boleh tidak kalau Aku i minta memeknya d jilatin lagi, abis enak banget sih..", tanya Diana sambil memohon.

“Boleh saja sih, tapi boleh tidak kalau Saya ngentot kamu , soalnya Penis saya udah tidak kuat, pengen buru-buru berada di dalam Vaginamu. Boleh yach?" kataku.


"Aduh Pak, awalnya Diana maunya Cuma buat kaya tadi. Malah kaya gini.”



“Maksudmu apa Diana?”

“Begini Pak, Diana belum berani sih. Takut sakit sama ketahuan, , tidak mau ah.. ntar kalau sakit gimana?", tolak Diana.


"Udah, coba aja dulu biar tahu. ", kataku sambil mulai menjilati Vagina Diana.



Ketika Diana belum memutuskan, aku berpikir untuk bertindak dahulu. Kesempatan tidak datang dua kali. Pada awalnya aku menganggap dia hanya berpura-pura Perawan karena mengaku belum mencobanya.

Dengan melebarkan pahanya, aku memperbesar ruang gerak, mungkin karena aku akan menciumi Vaginanya dahulu, Diana membantu melebarkan Vaginanya agar mempermudah ku di dalam mencumbui Vaginanya. Kujilati klitorisnyanya agar dia diamuk oleh gairahnya sendiri, ketika kulihat tubuhnya mulai menegang, dan mengalami orgasme, entah untuk yang keberapa kali, aku langsung memindahkan cumbuanku kedaerah putingnya yang sudah sangat kencang. Kuciumi bagian bawah susunya, kusedot dan kumainkan lidahku di daerah tersebut.

”Ohh.. enak sekali sayang.. acchh.. oohh.." desah Diana

Sengaja aku terus menjilati klitnya,saat dia diamuk oleh gairahnya sendiri, ketika kulihat tubuhnya mulai menegang, dan mengalami orgasme, entah untuk yang keberapa kali, aku langsung memindahkan cumbuanku kedaerah putingnya yang sudah sangat kencang. Kuciumi bagian bawah susunya, kusedot dan kumainkan lidahku di daerah tersebut.


“Pak, cepat masukkan.. ahhnggh.. cepat, Diana udah nggak tahan.. ahhh.. Tapi pelan-pelan, Diana masih perawan.” pintanya


Aku hanya memasukkan batang kemaluanku dengan pelan -pelan, terasa sempit sekali kupikir mungkin saja masih perawan, Liang Vaginanya begitu ketat menjepit batang kejantananku. Sampai akhirnya Batang Penisku amblas semua.

“Aaakkhhh…” lagi -lagi teriakannya membuatku bersemangat sekali.Kusodok perlahan namun secara perlahhan aku mempercepat

.

“Ngghhh.. Pak.. nikmat.. aanggghh…enak sekali rasanya..ohhh.” desahnya, Kemudian kami mengganti posisi nungging. “Plok.. plok.. plok..” suara waktu aku sedang menggenjotnya dari belakang.

Dadanya berayun-ayun. Melihatnya aku memakai kedua tanganku untuk memainkanya.


“Aahhh.. lagi.. lebih cepat.. Aaahhh.. Diana udah keluar.. Kamu keluarin di luar, ya!” Tidak lama kemudian akupun keluar juga.Kusemprot maniku ke sekujur tubuh Diana yang lemas tak berdaya. Dijilatinya lagi batang kenikmatanku sampai lama sekali sampai-sampai keluar lagi. Dengan nafas masih memburu terengah-engah, aku memakai pakaianku kembali. Sudah cukup lama kami bermain waktu sudah menujukan pukul 7 malam. Sudah 3 jam kami bermain.

Saat kamu bangun dari ranjang, Diana mencoba membenarkan posisi tidurnya sambil menutup tubuhnya dengan selimut. Aku melihat sesuatu yang tidak biasa, darah sedikit nempel di Sprei.

“Kamu hebat sekali Diana. Aku harap kamu jangan bilang siapa-siapa saya puas sekali.”

“Kalo Pak Leo puas, saya senang.”

“Bu Diana, maaf apa ini pertama kalinya? Tadi saya melihat noda darah.”

Ia menganggukan kepala,

“Pak Leo, tenang saja. Saya pun minta jugakan tadi. Saya janji, malam ini saja terjadi.”

“Maksud ibu, kita akan merahasiakanya?”

“Betul, sebentulnya saya suka sama tapi…”

“Gak papa, bu. Asal sementara ini Ibu bisa menjaga Jerry saya bisa lakukan apa saja.”



Malam itu sebelum keluar kamar Diana kembali mencium bibirku. Kemudian aku pulang dan mencoba merahasiakannya. Diana berusaha untuk merahasiakannya, karena takut diketahui teman sesama penggajar. Maka didepan Ibuku dan Jerry, aku mencoba tidak menghubungi Ibu Diana sebagai orang yang menyukainya. Namun perlahan kejadian ini mengantarkan kami jalan yang lain.


Bersambung

Part 2

Part 3
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd