Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bercinta dengan Diana

Terimakasih atas appresiasinya, tanya dong sekalian cek ombak. Ada ide pertemuan Jerry sama Diana gimana ?
 
Terimakasih atas appresiasinya, tanya dong sekalian cek ombak. Ada ide pertemuan Jerry sama Diana gimana ?
Menurut ane biarlah mengalir tanpa dipaksakan om Jerry bertemu dengan Diana secara kebetulan atau karena ada insiden yg sedikit dibuat drama
 
Boleh tuh dibuat married dengan Diana. Lumayan jadi mama utk Jerry. hehe
 
Miliki Diana, Leo.

Kehidupanku berjalan mersa dengan Diana. Kami benar-benar menjadi sepasang kekasih tanpa mempedulikan penghalang diantara kami. Apartemen yang kami tinggal cukup menjaga privasi kami, dan aku juga tahu bahwa banyak penghuni Apartemen di Jakarta tinggal bersama tanpa ikatan yang jelas.

Hubungan kami sudah berjalan lebih dari 2 Bulan. Kami makin mersa, Diana mengambil peranan sepertinya istriku dahulu. Mengurus rumah dan menyiapkan keperluanku itupun belum termasuk dengan kegiatan seks kami.

Sore itu Diana menghabiskan waktu berjam-jam di sebuah SPA buat menyambut pertemuannya dengan Aku. Aku memang pergi beberapa hari untuk menjadi instruktur neraca keuangan disebuah Sekolah Tinggi. Saat itu, aku dan dirinya merecanakan liburan di Resort di Anyer. Maka ia tahu selama beberapa hari ke depan akan menjadi hari-hari penuh keintiman yang melelahkan bagi kami berdua.

Malamnya aku mengajak Diana makan malam di sebuah restoran terkenal di dekat Hotel. Diana mengenakan gaun malam hitam yang indah terlihat begitu kontras dengan kulitnya yang putih lembut itu. Ia ingin terlihat cantik buat pemuda itu. Para pengunjung lain banyak yang mencuri memandang ke arah mereka sambil berbisik-bisik.

Setelah selesai menikmati makan malam. Mobilku meluncur menembus gemerlapnya malam. Menuju ke sebuah lokasi cukup tenang dengan pemandangan pantai. Pohon Kelapa nyiur melambai kuat di terjang hembusan angin pantai. Sepertinya tak lama lagi bakal turun hujan lebat. Sebuah malam yang sempurna buat aku dan Diana.

“Wah..Kamu cantik sekalii.. harum dan seksi sekali” kataku memuji Diana.

“Betulkah?” tanya Diana walaupun ia tersipu senang.

“Engg..”

“Kenapa Aa...” tanya Diana kepadaku. Ia menoleh dan menatap aku dengan tidak mengedipkan matanya sekalipun.

“Apakah kamu benar-benar mencintaiku?” tanyaku kepada Diana.

Diana menatap mataku dengan lekat-lekat. Ia tahu aku menanyakan kepastian. Dia pun sudah melakukan sebuah pengorbanan besar dan mencoba menolak hasrat untuk memilikiku. Pada akhirnya, dirinya sudah membuktikan betapa besar cintanya kepadaku. Ia memberikan keperawanannya dan kini mau hidup denganku, bahkan bisa dikatakan aku hanya melakukan yang kubisa saat bertemu denganya.maka dengan mampu melewati ujian yang sangat berat itu. Kini aku yang harus memikirkan bagaimana aku membalas semua yang telah dilakukan Diana itu kepadanku dan Jerry.

“Saya mencintai kamu, Leo. Sangat mencintai kamu, Miliki aku.” ucap Diana sambil memeggang Wajahku dengan Kedua Tangannya.

“Din… aku mencintaimu”

“Alfiku tahu itu Aa” balas Diana. Aku menanggapinya dengan tersenyum getir. Ia sudah sering mendengar kata-kata itu terucap oleh Diana namun juga dari wanitanya yang lain. Awalnya aku menganggap itu hanya ekspresi rasa kangen Diana saja. Awalnya aku sering sangsi, mana mungkin Diana benar-benar mencintainya dalam arti yang sebenarnya sebagaimana halnya aku sendiri mencintai mantan guru anakku. Selain itu tak mungkin ia mampu bersaing dengan lelaki yang lebih muda.

“Lantas kenapa sejak pulang Aa belum juga mencium aku?” tanya Diana lirih.

Mendengar pertanyaannya.Aku tak memberi jawaban atau menunggu Diana bertanya lagi. akulangsung memagut Bibir kekasihku itu. Kami langsung menumpahkan segala rasa rindu mereka dalam balutan ciuman yang ketat. Tak ada keliaran di situ. Ini sebuah ciuman yang di dasari oleh perasaan cinta dan kasih sayang dari kedua pelakunya.

“Aa, aku serius. Diana mencintaimu dengan segenap jiwa raga Aa Leo.” ucap Diana seakan tahu apa yang berkecamuk di dalam benak ku. Ia seakan mengucapkan hal itu sambil menatap lekat-lekat Mataku. Ia memang menegaskan kembali menyatakan isi hatinya padaku. Ia tak ingin lagi mengingkari perasaannya yang sebenarnya terhadap ku. Ia sungguh-sungguh mencintaiku. Ini sebuah ciuman yang di dasari oleh perasaan cinta dan kasih sayang dari kedua pelakunya. Setelah berciuman, kami kembali. Aku mengajak Diana untuk kembali ke Hotel untuk menikmati malam.

Aku segera memagut Bibir Diana dengan lembut. Diana pun menyambutnya dengan penuh hasrat dan kerinduan. Menjadikan ciuman mereka begitu ketat.

Sementara itu hujan telah turun dengan lebatnya. Udara lembab dan sejuk mengalahkan kenyamanan dari AC modern manapun merasuk masuk ke dalam kamar menyapu hawa panas yang sedang membara berasal dari tubuh dua insan berlainan jenis dan status sosial yang sedang bergumul di atas ranjang. Bila dulu Alfi lah yang kerap merengek-rengek bila kebelet ingin bersetubuh.sedang membara berasal dari tubuh dua insan berlainan jenis dan status sosial yang sedang bergumul di atas ranjang.

Aku berlaku sabar dalam melakukan cumbuan awal untuk memulai sebuah persetubuhan. Bibir mereka saling menghisap satu sama lain. Saling kecup. Bergantian memasukan lidah dan saling bertukar cairan mulut. Ciumanku menjalar ke Leher Jenjang Diana. Ia kecupi setiap jengkal kulit putih bak pualam itu. Diana memejamkan matanya meresapi setiap kecupanku yang jauh berkelana hingga ke dadanya yang membusung.

Tubuh Diana maupun dirinya masih tertutup oleh pakaian lengkap. Begitu juga denganli. Tak sukar bagi Alfi melakukan kemesrahan. Jemarinya yang terlatih dengan cepat berhasil membuka satu demi satu kancing-kancing Gaun Diana. Diana sengaja memakai bra berkait depan. Dan ketika Alfi membuat satu gerakan lagi maka dada Diana yang membusung indah itupun terbebas.

Aku menjatuhkan kecupanku pada puncak bukit putih yang berwarna merah muda itu. Diana menangkapnya dalam mulutnya. Menguncinya dengan bibirnya. Lalu menghisap Bibirku dengan kuat.

“Arggg…sayanggggg” rintih Diana dalam kenikmatan. Lidahku berputar liar menyapu setiap sisi puting susunya di dalam kevakuman Rongga Mulutku. Rasa nikmat itu membaur dalam rasa deg-degan. Tak ada yang menandingi anak ini dalam urusan yang satu ini. Diana benar-benar dibuatnya semakin melambung. Aku juga memberikan porsi yang sama pada puting susu satu persatu. Bila sudah demikian ia akan melakukannya paling tidak satu dua menitan. Meski ke Dua Puting Diana sudah berdiri penuh Aku akan tetap akan menempel di situ persis seperti seorang bayi yang sedang menyusu. Itu pula yang sangat disukai Diana. Aku mampu membuat seks pada puting susu menjadi begitu mengasyikan.

Ohh..Aa geliiii” pekik Diana.


Geli itu di barengi tumpahnya cairan-cairan cinta yang membasahi rongga-rongga liang senggamanya. Diana mulai kewalahan buat mengalihkan gairah yang berubi-tubi kuberikan ke tubuhnya. Gairahnya terpompa naik dengan cepat oleh setiap sentuhanku. Diana tahu bahwa aku tak akan melewati setiap tahapan foreplay yang ada.

Aku tak akan mendapat penuntasan dalam waktu dekat. Jemari Diana menggapai-gapai berusaha meraih sesuatu pada selangkangan anak itu. Ia berusaha menyusupkan jemarinya ke dalam Celanaku. Namun nampaknya begitu sulit baginya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

“Aaaa…buka semuanyaaa” rengek Diana.

Aku bangkit. Aku melepas semua pakaian yang masih melekat di tubuhnya satu persatu. Diana-pun tak tinggal diam. Ia-pun melakukan hal yang sama. Lalu aku berdiri pada ke dua lututnya. Membuat Wajah Diana persis berada di selangkangannya. Hal itu untuk memudahkan kekasihnya itu melakukan apa saja yang ia mau pada kemaluannya.

Diana menatap benda panjang hitam sedang teranguk-anguk garang di hadapannya itu. Benda itu sudah berdiri penuh dan pada ujungnya bertumpahan cairan lengket. Benda ini yang dulu telah merenggangkan selaput daranya hingga berdarah. Menodai kesuciannya yang telah susah payah ia jaga selama dua puluh lebih. Tak hanya itu benda itu juga pernah memberikan rasa sakit dan nikmat secara bersamaan pada Vaginanya untuk pertama kalinya.

Tapi benda itupun kini tak lagi sama ukurannya dengan dulu. Selama dua tahun ini besar dan panjangnya tumbuh semakin meraksasa hingga ke ukuran puncaknya.

Diana menggenggam Pangkal Kemaluanku dan mulai mengocok pelan. Membuat kulit Penisku yang terbuka dan menutup. Wajahnya bergerak mendekat hingga hanya berjarak beberapa senti meter saja lagi. Dan…”Leppp” Diana memasukan ujung organ tersebut ke dalam mulutnya. Lalu dengan telaten mengulum dan menjilatinya. Mengambil alih untuk sementara tugas Vaginanya memberi kenikmatan pada Penisku ini.

“Ooohh… Dia…na....ooohh…”, desahan keluar dari Mulutku terdengar lirih setiap kali batang Penisku memasuki mulut Kekasihku. Penisku terus dibetot oleh mulut Diana dengan hisapan liar yang dahsyat.

Deburan ombak terdengar seakan menggambarkan letupan gelombang gairah kedua insan tersebut. Semilir udara dingin ditambah hembusan AC tak mampu menahan butir-butir peluh yang mulai membintik di sekujur tubuh ke duanya. Diana menyadari sepenuhnya. Aku memang bukan lagi diri yang Diana kenal berberapa yang lalu. Tubuh ku masih lebih tinggi meski masih berselisih jauh dengannya. Dadanya membidang basah oleh peluh mengucur hingga Bungkahan Otot-otot di Perutku.

Aku meletakkan sebuah bantal di tengah tempat tidur. Aku meminta Diana berbaring tengkurap dengan posisi bantal tersebut tepat di bawah Pinggul Diana. Dengan demikian Ia mendapatkan ruang yang paling terbuka untuk mengoral Diana. Vagina Diana memang terekspos sempurna. Bibirnya yang telah basah itu membuka, kesempatan itu kugunakan untuk menyelinap di antara Kedua Paha Diana dan menempatkan kepalanya tepat di depan Vagina Wanita Cantik itu. Aku mulai dengan mengecup Ke Dua Pipi Bukit Cantik itu. Lalu menjilat apapun yang ada dihadapannya bagai seseorang anak kecil melahap sebuah es krim yang lezat. Gelombang kenikmatan dengan cepat merasuki Diana. Ia sudah pasti akan orgasme dalam waktu dekat. Tiba-tiba saja Diana menjauhkan pinggulnya dari Wajahku sebelum hal itu terjadi.

Kenapa sayang?”



“Aaa udahhhh! Aku lagi pengen nih.” ujar Diana terengah-engah. Ia tak ingin orgasme dulu sebelum Penisku masuk ke tubuhnya.Diana mengubah posisi tubuhnya menjadi terletang.

“Lho? Kenapa?”



“Diana ingin Aa nindih Diana dari depan seperti waktu pertama kali kamu ngambil perawan Diana.” Dulu.” ucap Diana.

“Tenang sayang, aku akan menjadikan kamu kekasihku. Kamu akan menjadi Perempuan paling sempurna.” kataku.

Posisi misionari adalah posisi keintiman yang paling kami sukai. Bagi Diana ini merupakan cara penyatuan yang sempurna dan penuh dengan kenangan bagi mereka berdua. Posisi yang dilakukan kami saat persetubuhan di Flatku.

Aku mengangkat Tubuh Diana bergeser ke tengah-tengah tempat tidur agar memperoleh posisi yang lebih nyaman. Setelah itu Aku masih menindih Tubuh Diana. sekaligus memberinya ciuman yang ketat. Tubuh kami-pun menyatu tanpa ada penghalang. Diana merasakan Ujung Penis Aku mengusap-usap permukaan Vaginanya. Cairan cintanya merembes keluar dan melicinkan bagian dalam Vaginanya. Aku membuka Kedua Kaki Diana lebih lebar memberi akses seluasnya bagi aku memasuki dirinya. Tanpa perlu dibimbing, Penisku seakan tahu di mana jalan yang harus ia jelajahi.

Perlahan setahap demi setahap mulai Kepala Penis yang bulat bak Tomat membelah dan masuk lalu Batang Penis tempat berkumpul kulit kulupnya yang tertarik hingga akhirnya Seluruh Batang Penisku tertelan utuh ke dalam liang kenikmatan Kekasihku yang cantik itu.

“Arrgghkkhh…!”, Diana dan aku mendesah bersamaan saat penyatuan itu berlangsung.

Sebuah penyatuan yang sempurna. Meski bukan di kamar yang sama dan ranjang yang sama dikala Diana ternoda dulu. Diana sang mantan guru langsung orgasme secepat begitu Penisku mengisinya. Sungguh luar biasa nikmatnya Penisku bisa merasakan Vagina Diana yang demikian sempurna.

Vaginanya terasa begitu penuh. Seperti Monopoli atas Tubuh Diana demikian yang mampu menyentuh dasar Vagina hanya Penisku. Dan kami saling menikmati permainan ini.“Ouhhhhh..sayaaangggg!!”pekik Diana tertahan.

Kedua Lutut Diana membuat satu garis lurus hingga ke kesepuluh ujung jemarinya yang menegang. Aku tahu apa yang harus dilakukannya saat itu. Ia menahan gerakannya. Sehingga Ujung Penisku tetap menekan Dasar Vagina Diana. Membiarkan Vagina Diana berpuas-puas mengulumi Penisku.

Tak beberapa lama kemudian, setelah orgasme pembuka yang berlangsung beberapa detik tersebut usai. Barulah aku mulai menggerakan Pinggulku naik turun. Aku yang melakukannya dengan sangat lambat. Menarik Penisku sampai batang. Melakukan kocokan kecila yang lambat beberapa kali. Lalu pelan-pelan mengirim utuh Semua Penisnku ke Bagian Terdalam Vagina Diana. Lalu menekannya Dasar Rahim Diana beberapa detik. Lalu melakukan kocokan pendek namun dalam pada kedalaman itu.

“Ooohhh…sa..yanggggg…ohhhhh” Rintihan dan desahan silih berganti keluar dari Bibir Diana akibat perlakuanku tersebut. Gerakan Kepala Penisku yang bulat besar itu terasa bagaikan mengulek dasar vaginanya di sepanjang persenggamaan. Liang senggamanya yang selama beberapa pekan belum ku jamah toh tidak merubah sesuatu Dalam Vaginanya. Hanya terasa tetap rapat dan tak berubah sama sekali bagiku.

“Cleks..clks…ckleks…”Suara lembut berasal dari tautan kemaluan kam berdua mengiringi. Terutama setiap kocokanju . Sepuluh menit berlalu dan sebuah orgasme kembali melanda Diana. Kuku-kukunya menghujam dan menekan bongkahan Pantatli. Berusaha menahan Aku agar tak menarik Penisku.

“Ughhh….!!! Aaaa …Diana dapettt lagiii!”


Aku mencoba menahan gerakanku. Membiarkan Diana menikmati setiap detik kenikmatan yang diakibatkan Penisku itu. Meski dalam keadaan diam namun dengan kekuatan ototku, Aku mampu membuat Penisku berdenyut-denyut dengan kuat. Sementara Penisku bekerja, aku berusaha menambah rasa kenikmatan yang dialami Diana dengan mengecupi seputar leher jenjang kekasihku itu atau memberinya lumatan di bibir. Kedua tanganku-pun tidak tinggal diam. Payudara dan pinggul Diana secara bergantian ia remas-remas secara kembut.

“Hmm..punya aa enak banget sayangg” puji Diana setelah orgasmenya mereda. Jemarinya dengan lembut mengelus-elus perut hingga pubikku yang menempel pada miliknya. Sementara Penisku masih tetap menegang keras dan mengeram di dalam Vaginanya.

Demikian percintaan itu terus berlangsung penuh cita rasa bagi kamu berdua. Hingga akhirnya Diana sampai pada fase multiorgasme-nya. Penisku mulai memberinya orgasme yang luar biasa nikmat secara beruntun tanpa henti. Vaginanya tak lagi berhenti berkontraksi.. Lepas dari sebuah orgasme kuat maka sebuah orgasme berikut datang melandanya. Begitu seterusnya. Kenikmatan itu datang susul menyusul bagai bergelombang ombak yang tak pernah terputus.

Multiorgasme yang melanda Diana itu membuat lumatan liang vaginanya menjadi miliku. Saat seperti menjadi hal paling dinikmati. Tempaan seks sejak lama menjadikan otot-otot sekitar kelaki-lakiannya senjata. Meski aku tidak bukan pemain seks, namun aku bisa mendapatkan kenikmatan ini bersama Diana. Aku selalu berhasil mengontrol dirinya dalam durasi waktu yang panjang. Aku membiarkan Diana menikmati proses orgasme demi orgasme tersebut berlangsung dengan kondisi Penisku tetap ber-ereksi penuh di dalam Vaginanya. Hampir satu jam aku bertahan dalam sebuah persetubuhan yang emosional.

“Diana …..aku sudah mau mun..crattt” bisikku lirih.

“Ohhh…sa..yanggggku…La..ku..kan.”erang Diana di antara kesadarannya yang memudar akibat balutan kenikmatan dasyat itu, Diana dapat melihat wajah kekasihnya yaitu aku sendiri itu memucat. Bola mata hanya terlihat putihnya saja. keningnya mengerenyit seolah menahan sakit yang amat sangat.

Aku menyusupkan Kedua Telapak Tanganku ke Bawah Bongkahan Pantat Diana yang montok. Dengan mengerahkan Seluruh Kekuatan Pinggulku, aku mulai mengocok secara cepat dan bertenaga. untuk mengakhiri sesi ini. Desahan Diana kini terdengar semakin kencang seiring Kocokan Diana yang semakin cepat. kewanitaannya yang dalam kondisi mengecut itu teraduk-aduk hebat olehku. Ia tahu ini akan menjadi sebuah akhir yang dasyat. Kedua Lengan Diana rangkulkan pada Leherku. Aku dan Diana menikmati momen secara berbarengan.

“Sekaranggg Aaaku...sayaanggggg!…sekaranggggggg!!”rintih Diana memberi isyarat pada ku.

“Arghhhh kakaaakk!!!” aku menggeram kuat saat melepas kenikmatan itu dalam satu hujaman akhir yang kuat dan dalam. Diana mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi menyambut hujaman darikui tersebut. Di saat itulah Kepala Penisku seakan meledak di Mulut Rahim Diana.

“Crooott...Crooott!.....Crooott!!! Diana pun terkaget ketika sesuatu yang amat kental melenjit masuk jauh menjangkau bagian rahimnya. “Argghhhhh….Aaaaa!!!!” Diana memekik nikmat saat mencapai puncak kenikmatan.

Tubuhku kami saling berdekapan. Tak hanya tubuh, namun jiwa kami-pun bersatu dalam puncak kenikmatan tersebut. Dua tubuh yang yang begitu berbeda kontras bagai dua buah kutub magnet yang berlawanan namun melekat dengan sangat kuat. Proses orgasme berbarengan yang hanya berlangsung mungkin tidak selama alur persetubuhan yang berlangsung berberapa jam. Akan tetapi seakan terasa bagai sebuah tingkat kesenangan yang berlangsung berabad-abad bagi mereka. Hingga akhirnya fase yang penuh keindahan itu berakhir kami masih tetap berpelukan mesra. Diana mengecupi Wajahku dengan lembut. Ia lakukan itu sebagai ungkapan bahagia. Puas. Terima kasih dan bahagia tentunya.

Bibir Diana yang mengiurkan itu kembali kusambar. Kami kembali larut dalam lautan French kiss yang menghanyutkan. Kami langsung mencurahkan semua perasaan bahagia kami salurkan. Demikianlah kami mereguk madu kasih berdua tanpa memikirkan hal lain malam itu. Panasnya gairah berbaur dengan letupan kasih sayang membuat kami bersetubuh menikmati waktu.

Bahkan terjangan orgasme dariku yang terjadi itu masih tetap deras dan banyak walau telah ia tumpahkan dalam rahim Diana yang kucinta. Diana sungguh merasakan luapan kebahagiaan. Setelah percintaan kami usai ia menyusupkan kepalanya di dadaku Lalu tertidur dalam belaian sang kekasih sejatinya.

Kami tidur dan bangun pukul 7.30. Kami mandi dan bersiap untuk sarapan. Dan turun ke lantai bawah tempat kami menikmati sajian hotel. Aku hanya duduk, semetara Diana dengan sigap melayaniku seperti Istri kepada suaminya. Aku sangat senang, aku memang tidak membutuhkan cara mengendap-endap dalam menjalankan hubunganku, karena kami sudah berkomitmen untuk serius dalam hubungan ini dan akan melanjurkannya ke tahap lebih serius.



Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd