Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bercinta dengan Diana

baru ngasih privat 1x langsung dikasih perawannya...apa ga kecepatan bos
 
Udah merasa enaknya iwik iwik, pasti nanti minta lagi..... Lanjutkan, Hu...
 
Hubungan yang semakin dekat

9 Bulan kemudian, Aku tidak melakukan hubungan ranjangku dengan Ibu Guru Diana. Masalah terbesarnya aku fokus berkerja dan tidak berapa lama aku dipromosikan. Aku harus diminta untuk melanjutkan karierku di Jakarta. Mungkin bagi banyak orang ini masalah kecil, namun bagiku masalah besar. Perusahaan di Jakarta memiliki tanggung jawab yang mefokuskan diri pada perusahaan besar dan rekanan usaha yang lain. Selain itu, mau tidak mau aku akan mengajak Jerry untuk pindah.

Aku mengutarakan masalah ini ke Ibuku, Dia menolak usulku untuk membawa Jerry. Ia meminta Jerry di Bandung sampai kenaikan kelas. Pada saat itu masih 6 bulan lagi. Maka 6 Bulan pertama aku tinggal sendiri di Jakarta sambil sesekali menemui Jerry atau Diana untuk sekedar nonton atau bertemu. Aku awalnya ingin memutuskan hubunganku dengan Diana, namun aku menahannya dan tidak pernah mengatakan. Aku sendiri berpikir untuk mencari pasangan adalah pekerjaan yang tidak bisa dilakukan diburu-buru.

Bagimanapun, aku sudah menikah dan memiliki anak. Dalam artian singkat, Duda 1 anak yang membuat Perempuan menyiritkan dahi. Terlebih jika melihat usia Diana masih 23 tahun dan aku 32 tahun membuat kami memiliki jarak umur yang cukup banyak. Namun awalnya aku ingin memberi tahunnya setelah ambil Raport sekalian mengurus surat pindah Jerry. Aku pun sudah mencari sekolah yang menjadi tempat pembelajaran Jerry.

Namun rencanaku mendadak lenyap. 2 bulan terakhir, Diana memutuskan nomornya.

Aku pikir dia marah ke Jerry atau padaku, namun Jerry mengatakan Ibu Diana tidak marah kepada dirinya. Saat membagikan Raport aku terkejut, saat sosok yang ada didepan kelas dan menyapaku bukan Dian. Merupakan Guru lain. Pada saatku, aku bersiap. Puji Syukur anakku naik kelas terlebih ketika menyadari masalahnya dalam 9 bulan terakhir ( 9 Bulan dihitung sejak kematian Istriku) terjadi banyak hal. Iseng aku bertanya pada guru tersebut.

“Bu, Ibu Guru Diana kok tidak ada?”

Guru itu tersenyum, “Ada pak, tapi dikantor Kepala Sekolah Kabarnya mau melanjutkan kerja baru.”

“Kenapa?”

“Tidak hanya iseng aja.”

Singkat cerita, aku pergi ke Kantor Kepala Sekolah, ternyata ada Ibuku, Kepala Sekolah, dan Diana. Mereka membicarakan kepindahan Jerry. Ketika aku datang, mereka langsung mengatakan memintaku untuk tidak memindahkan Jerry terlebih dahulu. Terlebih secara emosional, Jerry masih rentan jika dipindahkan karena masih duduk lulus dikelas 1. Awalnya aku menolak dan tetap berkeras. Namun ketika Diana dan Kepala Sekolah diberi tahu Ibuku, aku belum memiliki seseorang yang menjaga Jerry di Appartement yang kubeli. Aku menjadi semakin sulit, karena Diana memang tahu benar, meski menyayangi Jerry aku tidak ahli dalam mengurusi rumah. Akhirnya aku tidak jadi memindahkan Jerry.

Akupun hanya sibuk untuk membantu menyiapkan kebutuhan Jerry saat kenaikan kelas. Itupun dibantu Ibuku dan hanya akhir pekan saja aku bisa bertemu dan berkumpul dengan Jerry. Hal itu menjadi rutinitasku, Aku kembali ke Jakarta pada Minggu Siang, dan mulai berkerja da hari Senin. Rutinitas yang bertahanan sampai 3 Bulan.

Ya, kini sudah berjalan 3 Bulan sejak aku bertemu dengan Diana. Tiba-tiba aku memikirkannya dan bertanya dalam hatiku dimana ia berada. Aku melajukan mobilku untuk menuju Mall, sesampai di Mall aku berniat mencari makan dan bersantai disana. Aku memang lebih sering menghabiskan berjalan dan mengujungi banyak tempat pada waktu senggangku.

Aku mulai memikirkan bagimana memberikan Ibu Baru untuk anakku Jerry yang kini sudah naik kelas 2 SD. Aku memulai belanja bahan makanan instan untuk persediaan di Apartemen yang kutinggali, ketika aku berada di lorong Mie dan Makanan, aku memilih makanan untuk persediaan Seminggu. Aku membeli makanan untuk cadangan, karena terbiasa makan diluar. Setelah membayar makanan aku keparkiran dan menjalankan mobil.

Tiba-tiba, aku melihat sosok yang sepertiku aku kenal. Sosok yang seperti Diana yang sedang berbicara pada 2 orang Pria. Aku menghentikan mobil dan keluar, benar saja. Sosok yang sedang berbicara dengan orang itu adalah Diana. Aku pun mendekatinya, dan sedikit bersembunyi.

“Jika tidak bisa membayar 25 juta. Kamu jadi Pelacur saja, kamu kan cantik.”

“Tolonglah, berikan waktu 9 bulan lagi. Saya akan berusaha mencicil uang itu, saya memang meminjam untuk biaya kuliah, saya juga baru dipecat. “ kata Diana memohon, pembicaraan aku makin mengerti bahwa Diana baru saja dimengambil pekerjaan di Jakarta dan ingin S2. Namun terpaksa ditunta karena uangnya habis.

Ketika suasana makin pelik, Diana akan ditarik. Aku pergi untuk melindungi Diana. “Berhenti lepaskan dia.” ujarku menghentikan gerak mereka. “Kenapa? Dia harus ikutin hukuman dari Bos Gua kecuali bayar 25 Juta. Loe sanggup?” tanya Lelaki itu. Lelaki yang memiliki badan yang cukup besar dan berotot.

“Gimana kalo saya bayar lunas. Kamu lepasin dia, dan saya akan bayar uang pinjaman dari Diana.”

“Baik, Tapi apa jaminannya?”

Aku mengeluarkan Handphone ku dengan harga cukup mahal ke Preman itu, aku menilai mereka adalah negosiator ulung. Preman yang tidak hanya bermain otot namun otak, maka aku berani menawarkan barang. Terlebih ini kesempatanku melepas kangen pada Diana. Aku pun mengajak mereka ke Apartemen untuk mengambil uang. Uang yang dulu kusimpan untuk menyewa rumah dan memindahkan Jerry. Namun semua tidak jadi, uang kubelikan Apartemen, dan tidak jadi memindahkan Jerry. Aku mencari uang itu yang memang masih tersisa 25 juta, uang itu adalah uang dari penjualan Rumah Lama, karena Jerry pindah ke rumah orangtuaku.

Setelah mengambil uang, aku pergi ke Bos Preman yang meminjamkan uang. Aku memberikan uang, dengan jaminan berupa Handphone diberikan. “Pergi sana, saya tidak punya urusan lagi sama kalian. Loe boleh ngapain sama dia. Kami tidak akan cari-cari masalah sama kalian.” kata Bos Preman tersebut, lalu kubawa Diana keluar dari tempat itu.

“Jadi kamu pergi kuliah di Jakarta.”

“Tidak pak, tidak jadi. Saya berniat kuliah dan sudah membayar, tapi pas mereka minta pembayaran saya gak bisa bayar.”

“Emang kamu kerja dimana?”

“Jadi SPG baru 2 minggu. Tapi dipecat, saya gak punya uang.”

Aku terdiam, disana aku memiliki ide lumayan gila. “Sekarang kamu jadi punya hutang sama saya, bagimana kamu membayar?” tanyaku. Dian menunduk tanda malu, “Saya akan cari pekerjaan.” Ucapnya.

“Bgaimana jika kita pakai cara lain. Saya sekarang bisa bayar kuliah kamu.”

“Bagimana caranya pak? Saya bersedia ikutin apapun.” ucap Diana menaikan kepalanya ia ingin menyetujui tawaranku.

“Kamu masih cinta sama saya? Kamu masih cinta sama Jerry?” tanyaku sambil asyik menyetir. Mobilku yang kubawa dari Apartemen ke Markas kemudian menjauhi lokasi tersebut.

“Sayang pak, sudah saya bilang dulu saya mencintai Bapak. Demikian juga saya mencintai Jerry.”

Aku tersenyum mendengar perkataannya. Sambil mendekatinya, “Saya butuh seseorang yang mau tinggal disini sama saya. Kamu harus mau tinggal disini saya akan hidupin kamu sebagai pacar saya.”ucapku menawarkan tempat tinggal. “Tapi nanti Jerry dan orangtua bapak bagimana?” tanyanya padaku. Aku merasa Diana mengerti maksud yang aku inginkan hanya saja, menjaga segala kemungkinan. Padahal jujur saja, aku adalah lelaki yang sudah menyukai Dinda, selain Cantik, menyayangi Jerry dan baik. Ia memiliki tubuh yang indah, aku beruntung yang berhasil memperawaninya.

“Itu saya akan memikirkannya, gimana jika kamu pindah saja. Lagian aku mulai bosan makan diluar, lama-lama aku sakit. Makanan yang aku buat, kamu tahu sendirikan rasanya.”

“Baiklah pak, saya menerimanya, tapi bapak janji akan menghidupi saya.”

“Saya janji, ngapain saya bayar uang itu lagian gak sedikit kan? Kamu sekarang milik saya.”

“Sebetulnya saya tahu bapak dulu menghindari saya karena Bapak adalah ayah dari murid saya. Tapi sekarang kenapa sekarang Bapak mau lanjutin hubungan.”

“Karena saya udah pernah main sama kamu. Sekarang kita gak ada yang menentang lagi.” kataku. Sebetulnya alasanku menghindari Diana adalah itu. Aku tidak ingin Diana dan aku menjadi cibiran, meski Diana adalah perempuan yang aku dambakan.

“Hanya itu?”

“Iya.” kataku sambil memeluknya. Diana membalas pelukanku. “Jika begitu, saya bisa pulang sekarang biar besok atau lusa saya datang mulai tinggal.” tawar Diana.

“Tidak. Kamu ambil pakaian besok sama saya.”

“Terus Saya tidur dimana? Saya gak punya baju ganti.”

Aku mengajak Diana ke kamarku, “Disini, kita kan pernah tidur berdua kan.” kataku menunjukan ranjang. Diana menatap ranjang dan terdiam, aku mengambil Pakaian Sexy Mantan Istriku yang sempat terbawa.

“Ini pakai pakaian ini. Sekarang kamu ke kamar mandi disana.” ucapnya , kemudian Diana mengikuti perintahku.

15 menit kemudian, Aku terpana. Di hadapanku berdiri Diana datang hanya mengenakan baju kimono yg terbuat dari sutra tipis sepanjang hanya 15 cm di atas lutut. Paha dan betis yg tdk ditutupi kimono itu tampak amat mulus. padat dan putih.

Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yg pendek. Pinggulnya yg besar melebar dengan aduhainya. Pinggangnya kelihatan ramping. Sementara dibalik kimono ada gaun tidur yang menutupi dada yang rendah dan membentuk gundukan dengan cara sempurna. Toketnya yang montok itu menyembul di belahan baju. Toket yang membusung itu dibalut oleh kulit yg putih mulus. Lehernya jenjang. Berbagai helai rambut terjuntai di leher putih tersebut. Sementara aroma harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya. Agaknya dirinya sedang mandi, alias baru saja berakhir mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, Penisku berdiri melihat kesegaran tubuhnya.

“Ehem.”

“Pak...Kenapa?” sapanya membuyarkan keterpanaanku. Diana tampak cantik dengan penampilan ini, pikiranku sempat melayang dan membanyangkan bagimana aku bergerilya kembali diatas tubuhnya.

“Saya haus. Mau minum yang dingin. Bisa buatkan.” Kataku asal, sialnya Diana menganggukan kepalanya.

Aku berjalan mengikutinya menuju ruang tamu. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yg besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Edan! Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan penisku di liatnya gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas toket montoknya habis-habisan. Terlebih bau harumnya yang membuatku makin tidak nyaman untuk mendekapnya.

Sesekali aku melihat membuat Es Teh untuk aku dan dirinya. Tubuhnya indah sudah cukup terampil saat membuat minuman. Saat itu minuman datang, ia memberikanku Es Teh Manis buatannya.

“Kamu benaran S2?”

“Iya pak, saya ambil Bahasa Indonesia. Hanya untuk mengisi waktu luang saya.”

“Waktu luang?”

“Saya tidak diperpanjang jadi guru. Orangtua udah gak ada, saya cari kerja.”

“Baiklah, mulai sekarang kamu tanggung jawabku.” Jawabku sambil meminum Es Teh Manis, manisnya seimbang. Setelah menengaknya habis, aku menarik Diana kekamarku. Aku tidak sabar untuk langsung menyetubuhinya. Aku membawanya ke depan Ranjang, lalu aku memposisikan dia membelakangi ranjang.

Aku tersenyum menatapnya, lalu tanpa basa basi aku menunduk dan mulai melumat bibirnya dengan nafsu. Secara naluri, dia pun mengikutinya, kami berciuman dengan panas. Lepas melumat bibirnya, wajahnya merah dan menatapku pasrah.

Tanganku pun langsung meraba bagian dadanya. Bagian paling mengoda dahulu, Buah Dadanya menjadi sasaranku. Gaun Tidurku membuatku leluasa menjelajahi. Dari luar pakaian tipis itu Jariku mengitari Puting Susunya. Permainan itu rupanya membuat dia merasa terangsang saat itu juga. Birahi kami mulai meningkat, atau Diana merasakan nafsunya meningkat drastis. Aku menggigit bibirnya, sambil terus meraba raba Putting Susu Diana yang sudah menonjol dan mengeras itu.

Tanganku menyusup ke balik gaun tidur itu. Aku makin sering dan senang memainkan putting susunya. Diana mendesah ”Ashhh pak…ih..aku ..aku..nafsu banget?? ujarnya , tanpa bisa menyembunyikan rasa malu. Sering dengan desahan Diana dua tangannya menyelinap masuk , meraba raba buah dadanya yg sudah keras itu.

Diana mulai merasakan hal yg lain, selain permainan dibuah dadanya. Tak lama Tangan Kanan Aku turun ke bawah, mulai meraba raba Paha Diana. Lalu sebelah Kakinya Aku angkat pada atas tepat pada ujung ranjang. Membuat posisi Diana menyamping, Tangan Kananku itu terus meraba raba Paha Diana. Sedangkan Tangan Kirinya merabai buah dadanya. Dia terus merasa nikmat, dan mulutnya tak henti mendesah.

Saat Tangan Kananku, berjalan ke arah selangkangan Celana Dalam Diana yang sudah basah itu. Tepat saat aku menyentuhnya, Diana menjerit.


“Aghhh … Pa..Le..o..” desah Diana, ia merasa sepeti disengat aliran listrik.Jari dari Tangan Kanan terus meraba-raba selangkangan Celana Dalamnya. Klitorisnya membesar, kali ini dia benar benar terangsang hebat. Tubuhnya gementar.Tak beberapa lama , Diana merasa orgasmenya sudah mendekat.

”Aghh Pak ..aku sudah gak tahan.. itil nya gatel banget?? katanya tanpa rasa malu . tekanan kuat dari dalam Perutnya , rasanya seperti ingin pipis. Jariku makin intens dan terus meraba-raba selangkangan Celana Dalamnya .yang lembut.

Diana benar benar merasakan orgasme yg luar biasa , dan ia merasakan tubuhnya menjadi lemas. Aku membalikan tubuhnya dan memeluknya, kemudian mendudukannya ke pinggir ranjang. Aku menciumi Leher Diana, yang membuat gairahnya naik lagi.


”Sayang , enak gak ?” tanyaku.


“Enak ..enak sekali” katanya pelan.

Kembali Aku membuka lebar Kedua Kaki Diana. Aku berpindah dan berposisi memangku Diana, Tangan Kanan kembali meraba Selangkangan Celana Dalam Diana. Aku tidak peduli dengan Celana Dalam Diana yang basah oleh Air Seni dan Ogasme Diana.


”Ashhh.. Pak..saya nafsu lagi..” erang Diana.

Jariku terus bermain di Selangkangan Celana Dalam Diana. Aku membangun Birahi Diana semakin meninggi . Tak lama Jari jariku menyusup di balik Celana Dalam Diana, dan memainkan Klitoris Diana. Diana pun kembali menjerit kenikmatan.

”Pak .. aghhh..Leo..aghh.” erang Diana membuat nafsuku secara perlahan naik.

Sebentar saja Diana pun merasa akan orgasme lagi, dan Aku semakin cepat memainkan Klitoris Diana. ”Pak..aku mau keluar lagi” erangnyanya. “Yah , keluar saja ..ayo ” bisik Aku di Telingganya ,sambil mempercepat Permainan di atas Klitorisnya. Hal yang tubuhnya kembali mengejang , dan Ia orgasme kembali , dan Diana mengeluarkan cairan kenikmatannya kembali , begitu saja .

Cairan Kenikmatan Diana membasahi lantai kamarku, tetapi aku tak menghiraukannya. Lalu Aku mulai melepas Gaun Tidur yang digunakan Diana kemudian membaringkannya di Tengah Ranjang. Akupun melepaskan pakaianku. Aku memposisikan diri di atas Diana dan melebarkan Kedua Kaki Diana. Diana gelisah, ia seperti tidak tahan untuk melanjutkan permainanku dengannya.

”Pak Leo, ayo masukin ..” ujar Diana membujukku melakukan persetubuhan kembali. Aku hanya tersenyum mendengarkannya, walaupun Penisku sudah pada posisi sempurna.


”Pak,please , masukin aku pingin ?? kata Diana meminta. Aku meraba-raba Bukit Vagina Diana, memainkan bulu bulu di atasnya .

.
“Sabar sayang , malam ini malam panjang..saya pasti akan masukin,sabar” kataku. Diana hanya diam lalu aku berkata. ” Diana , bulu-bulu ini besok kamu cukur yah.” kataku. memberikan perintah dan dibalas dengan anggukan kepala.

Aku tidak memasukan Penisku ke Vagina Diana, tetapi aku mengarahkan Penisku ke Wajah Diana.


”Diana sayang , isepin dulu dong??” pintaku.


Diana tak bisa menolaknya, karena sudah terlanjur nafsu dan Penis dan permainanku memang membuat Diana nafsu, Diana bangkit dan terduduk dan aku berdiri dipinggir Ranjang. Diana menjulurkan Lidahnya dan mulai menjilatinya.

Aku mulai mengerang kenikmatan. Saat dia mempercepat dan mempermainkan Penisku, meski aku tahu dia masih amatir. Cara ia menggengam dan menjilatinya terkesan hati-hati dan pelan. Namun didalam semua itu, aku mengerang.


”Aghh ..iyah ..enak sekali ” erangku, Diana masih memegang Penisku.


Tak lama Aku memintanya untuk mengulumnya, Diana menurutinya. Diana membuka lebar, kesempatan itu ku gunakan untuk memasukan Penisku yang sudah mengeras dan mulai menyodok-nyodok mulutnya.

Tanganku memegang Kepalanya, lalu Aku mengerakan badanku untukmendorong Penisku maju dan mundur. Aku melakukannya dengan kasar, karena aku ingin memberitahunya cara oral yang bisa membuat nikmatku. Alhasil Diana tersedak beberapa kali, dan meronta. Akan tetapi Aku memegang Kepalanya dengan kuat.

Saat itu Diana seperti diperkosa, tapi disisi lain dia seperti tambah bergairah. “Ughh..ugghhhh .” suara Diana tersumbat oleh Penis Besar, Awalnya Tubuhnya terus meronta ,tapi Aku semakin kuat memegang Kepalanya.

Penisku terus bergerak dalam Mulutnya, mendorong masuk hingga Kerongkongan Diana. Cukup lama. Lama-lama Diana mampu mengimbangi dan mengikuti kemauanku. 40 menit, Permainan bertahan cukup lama. Walau akhirnya dia juga klimaks, Diana meminum spermanya yg panas, menuhi mulutnya. Saat Penisku lepas dari Mulutnya, Dian masih mengeluarkan Sisa Spermaku dari Mulut.

Sikap aku mencoba lembut, agar Diana tidak marah. Dengan pelan aku membelai anak rambutnya, dan mengelap mulutku dengan tissu. Setelah bersih bibirnya, lalu aku memanggut Bibirnya.


“Terima kasih sayang , kamu benar benar membuatku puas ..” ujarku.


Diana hanya diam menatapnya, . “Tunggu sebentar sayang saya minum air dulu “kataku keluar kamar dengan telanjang.

Lalu Aku kembali dan mencium bibirnya, dan Tangan Kananku mulai meraba raba Buah Dada Diana lagi. Menanggapi aktivitasku ini Diana pun kembali bersemangat . Memek Diana berdenyut kembali.


“Ahhhs..Pak..” , masukin ..saja.” pinta Diana.
Aku tersenyum dan berkata
“Sabar sayang ..masih lemes nih ” ujarnya , sambil memperlihatkan Penisku yang sudah mengecil .


Diahanya diam, lalu mengaggukan kepala. Untuk mengembalikan nafsu kami, aku meraba-raba Klitorisnya. Secara perlahan namun pasti aku berhasil membuat Diana bernafsu kembali.


” aghhhhh.. Dika..” erang Diana.

Saat itu Aku memasukan Jariku ke dalam liang Memeknya. Jarinya bergetar di dalam Liang Memek Diana. Diana pun merasa nikmat . Jarkui itu bergerak keluar masuk , dan kadang mengerakan dengan cepat yang membuat Diana merasakan jari memberikan getaran.


“Le....ahhh..Leo..enak ..ahhh” erangnya.

Aneh sebentar saja, tubuh Diana menggelijang. Diana lau berorgasme dan cairan membasahi ranjangku.


Aku tersenyum, karena jariku memainkan Klitoris Diana. Membuat birahinya kembali naik . Liang Memek Diana berdenyut .


”Aghh.. Dika.. aghh.”


Aku benar-benar telah mengendalikan Nafsu Diana.”Sayang ..colok kayak tadi dong?? pintanya , agar Aku memasukan Jarinya di Liang Memeknya. Aku mendengarnya puas dan bangga, untuk pertama kalinya Diana memanggilku dengan panggilan sayang. Kedua adalah permintaannya dan desahannya mulai menyerangku dengan kuat untuk menyetubuinya.Aku melakukannya, Permintaan Diana.

”Paak...Leo..aghh , satu saja ..sakit..” erang Diana, saat aku memasukan Dua Jariku menyodok nyodok Liang Memeknya.

Aku mulai membuka lebar Kedua Kaki Diana. Aku langsung mengarahkan Penisku yang sudah tegang itu segar masuk ke dalam Liang Memek Diana

“Aghhh.. ??” jerit Diana.

”Uuuughhh...Pak..” erangnya sambil memegang pundakku.

Aku mendorong Penisku kedalam, mementara Kedua Tanganku berada di Pinggul Diana ke arahku. Berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, jadi disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Diana.

”Ooohhhhhhh …..Oooooooh!”

Rasa nikmat sudah menjalar pada Tubuh Diana, saat Peniski tersebut menerobos masuk ke dalam liang memeknya. Aku terus menekan Pinggang Diana yang dan melekatkan pada Kedua Tanganku sehingga Pantat Diana sedikit terangkat.

Selanjutnya dengan ganasnya Aku memainkan Pinggulnya dengan mengerakan Pinggang Diana maju mundur dengan cepat sambil mulutnku mendesis-desis keenakan. Aku merasakan Penisku terjepit dan tergesek-gesek di dalam Memek Diana. Diana mungkin masih mempunyai sedikit daya tahan cukup untuk bersetubuh. Tapi yang sekarang ia akan kewalahan menghadapi aku yang mulai menganas dan kuat itu.

Sebagai lelaki ten sangatlah luar biasa tenaganya khususnya untuk bersetubuh terlebih aku hampir satu tahun tidak menjalankan juga Diana. Telah hampir tahap dalam persetubuhan kami melakukan dengan tempo permainan yang tetap tetap tinggi dan semangat tetap menggebu-gebu.

“OOOhhhhh….yeeesss……oohhhh…..aduuuuhhh…..agghhh.” desahnya.

Aku akhirnya memeluk Pinggul Diana dan merapat pada badannya. Aku masih memompa Memeknya, aku juga memainkan tubuhnya dengan memposisikan Tubuhku diatas Tubuh. Hingga saat ini Badan Diana melekat pada Badanku. Kedua Buah Dada terjepit pada Dadaku dan memunculkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua puting susunya setiap kali bergesekan dengan Dadaku.

Diana merintih… ooooohhhh…….aouuuwwww……. Kepalanya tergadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya jadi dengan bebasnya aku bisa melumat bibir Perempuan yang agak basah terbuka itu.

Diana mulai mengunakan tenaga terahirnya untuk terus aktif. Ia mulai denganmemacu dan terus menggoyang Pinggulnya. Ia sebetulnya mengikuti keinginaku, ia menyeimbangkan Gerakan Penisku yang mengaduk-aduk dalam memeknya hingga terasa di perutnya. Tidak berselang kemudian, Diana merasaka sesuatu yang sebentar lagi bakal kembali melandanya.

“Terus………terus…….” keluh Diana yang tidak peduli lagi dengan persetubuhan yang awalnya Aku dan Diana tolak ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih memberikan tanpa kepuasan adalah dicari dalam persetubuhan kami. “Ooooooooouh…..oohh……yesss….ssshhhhh…….aduuuuuuuuuhhhhhh………eennaaaaaaakkk,” desahnya akhirnya Klimaks lagi.

“ANAAAAAAAKKKKK….OOOUUUHH.”lanjutnya.

Ketika klimaks itu datang lagi, akhwat ayu itu tidak peduli lagi,

Diana menikmatinya sambil memekik lirih sambil membelai rambutku, lelaki yang memeluknya dengan kencang itu. Permainan kami masih berlanjut.

Tubuh Diana yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberbagi oleh lelaki yang ia cinta. Lelaki itu aku yang memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus semacam kuda liar, selanjutnya dibalas dengan desahan dari Mulut Diana dan Aku yang merasa kenikmatan.

30 menit berlalu, aku mulai merasakan Klimaksku.

“OOoouuuughhhh………auhhh…..au gghh…eennnnnnnaaaaakkkkkkkkkkkkkkkk.” rintihku saat mencapat klimaks.

Tiba-tiba Aku tersebut mengeram panjang dengan suara tertahan, “Agh…AAAAAAHHHHHHHHH…., terus”, dan disertai dengan sebuah dorongan kuat dari Pingulku menekan habis pada Pingul yang telah tidak berdaya itu, panjang

“Sssh…, ooooh! Diana…ENNNAAK…… …..MEMEKMU ENAAAK….U ….”, desahku sambil berteriak. Sementara tubuh membikin gerakan-gerakan mempompa tak lammamerasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang didampakkan oleh Semprotan Sperma ke dalam Memek Diana.

“Croot...Croot...Croot...”

Aku menahan Penis sementara waktu sampai Semprotan tidak menetes lagi. Saat aku mengeluarkannya. Ternyata Diana juga klimaks, artinya Cairan Kami saling menyatu, akupun melihat jam di dinding kamar pukul 3 pagi. Aku pun tidur memeluk Diana.

Jam 5, Diana membangunkanku Tubuhnya terlihat lelah namun masih mengingatku untuk mengantarkan ke Kostnya untuk pindah. Aku membawanya pergi ke Kost dan kembali, sebelumnya ia memintaku untuk belaja bahan makan sarapan. Kemudian kembali lagi, untuk memasuki barangnya dan membiarkan dia beristirahat.

Semua biaya Diana aku tanggung. Dengan catatan ia mau mengurusku dan anakku Jerry. Diana yang sudah kadung mencintaiku dan menyayangi Jerry menyetujuinya. Bahkan ia masih rutin menelepon Jerry belakangan untuk memuaskan rasa kangennya pada anakku. Sejak Diana tinggalku, karirku semakin naik. 2 minggu kemudian, aku dinaikan jabatan menjadi kepala analis. Kehidupanku kembali normal karena ada yang mengurus dengan telaten. Namun kebahagiaan tidak hanya disitu.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd