Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Birahi Lelaki

Siapa yang akan menjadi Istri dari Arman


  • Total voters
    379
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Bener kan nayla yg main sama pa Yunus di ruang rapat. dan ternyata khafsah udah jadi peliharaan pak herman, kirain masih malu" dia.

Saran hu, sex scenenya lebih di bikin detail hu, terutama percakapan dan adegan hummiliation nya

Over all mantap
Anjirr 😂😂 kirain udah poll. Ternyata masih kurang. Ane usahain lagi buat nextnya. Emang masih kurang di percakapan pas main sih.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Alur nya pas ini, g terlalu lambat dan g cepet2 banget, cuma perlu nambah adegan aja sih menurut ane, terutama yg dilakukan bukan tokoh utama nya aka arman. yg dapat porsi banyaknya arman untuk adegan, sedang yg lain agak kurang

semoga sampai tamat, cerita akhwat sampai tamat tu barang langka :mantap:
 
Bab 9: Pembagian dan Pengumuman

(Kampus STISKA dua bulan kemudian)

Seminggu setelah bulan puasa, gw akhirnya kembali ke kota Alpa lagi. Sebelum berangkat, gw sempat menziarahi makan ayah gw. Ibu gw yang saat itu masih sibuk mengurusi usaha ayahku pun masih sempat menawarkan bantuan untuk bisa mengantarku kembali ke kota Alpa. Meski pada akhirnya, aku menolak tawaran ibuku tersebut.

Dalam 3 hari ke depan, gw akan berangkat KKN. Di tanganku sudah ada daftar nama teman seposko gw yang akan menjadi rekan dan teman serumah gw dalam kurang lebih waktu sebulan ke depan:

Kabupaten P, kecamatan Roka, posko 3:

  • 10100216996980013 – Hemi Thania – Sastra Inggris
  • 10300116996980009 – Ariendra – Sastra Jepang
  • 10400116996980049 – Eliza Farhana – Sastra Jerman
  • 20100216996980023 – Rian Arnold – Pend. Guru Sekolah Dasar
  • 20200216996980001 – Chinta Karisma – Pend. Bhs. Indonesia
  • 20500216996980033 – Fathia Almira – Pend. IPA
  • 30100116996980016 – Arman Adi Putra – Psikologi
  • 30100216996980017 – Yasmin fathia – Psikologi
  • 30200116996980001 – Toni Setya Angkasa – Bimbingan dan konseling
Supervisor: 996969289018928 – Hafzah Azizah – Psikologi

Gw sendiri tidak menyangka pembagiannya bakal seaneh ini. Bayangin aja, gw, Yasmin, Hemi, dan Toni ada dalam posko KKN yang sama. Bahkan, kami juga punya supervisor yang aku kenal. Setelah melakukan dua kali pertemuan yang heboh, pada akhirnya waktu pemberangkatan sisa 3 hari lagi. Gw sendiri sebenarnya berharap dapat teman seposko yang lebih beragam. Tapi yaa, mau gimana lagi ya.

Sedangkan bagi gw pembagian posko ini sangat membosankan, bagi Toni, justru pembagian ini sangat menguntngkan baginya. Bagaimana tidak, dia bisa satu posko dengan orang yang selama ini dia suka. Yaaa, meski itu bukan berarti bahwa dia kan bisa mendapatkan Yasmin. Soalnya, meskipun Yasmin juga sudah sering datang ke kostku., emang dianya aja yang ngga berani buat melakukan pendekatan secara terbuka pada Yasmin.

Minggu ketiga puasa, atau minggu terakhir kuliah, gw sempat ketemu lagi dengan Nadila. Dia kembali menanyakan apakah pakaiannya yang menjadi alasan gw buat ngga mau deket lagi ama dia. Gw ngga bisa menjawab. Sebab, jika kujawab dengan jujur, ia bisa saja menggila dan memutuskan untuk membuka jilbab lebarnya. Selama dua bulan terakhir pula, gw Cuma bisa meniduri Riana sebanyak 2 kali dan Hemi sebanyak sekali saja. Menurut Riana, ia sedang dapat banyak panggilan main dengan om-om.

-Lo di mana Yasmin?- To Yasmin

-Gw lagi pengajian man. Kenapa?- From yasmin


-Ngga. Kirain lagi di kostan. Gw lagi gabut- To Yasmin

Yasmin tidak membalas lagi. Akhir-akhir ini, Kak Hafzah makin intensif memberikan pengajian kepada anggota liqa’ yang dibimbingnya. Barangkali karena KKN sudah semakin dekat dan seringkali terjadi beragam kasus hubungan antara lawan jenis selama KKN. Meski pada akhirnya, hal tersebut tidak menyebabkan hubunganku dengan Yasmin berubah. Dia tetap rajin berkunjung kostku, gw juga tetap sering menjemputnya di kostnya. Kadang-kadang, kami juga pergi nonton bareng di bioskop. Ya, semua terasa normal-normal saja. Kemarin, aku dan Yasmin baru selesai membeli perlengkapan yang kira-kira bakal kami butuhkan selama masa KKN kami nanti.

“Arman, keluar yuk!”, ajak Toni tanpa mengetuk pintu kamarku terlebih dahulu.

“Mau ke mana?”, tanya gw yang masih malas di dalam kamar kost gw.

“Temenin gw benerin laptop gw”,

“Lah? Bukannya lo mau beli yang baru?”, tanya gw penasaran.

“Setelah gw hitung-hitung, duit gw ngga cukup. Hehe”,

“Emang tuh laptop ngga ada rencana mau dijual apa? Udah butut begitu”, tawarku pada Toni.

“Yeee. Makanya ini mau gw pergi servis”,

“Hoo. Gitu toh. Ya udah, gw mandi dulu ya Ton”, dia mengiyakan dan kembali ke kamarnya.

Sekarang adalah pukul 4 sore. Suasana pusat perbelanjangan barang elektronik kota Alpa ini tidak begitu luas. Karena hal itu, kesan ramai dan padat bisa kita rasakan ketika masuk ke dalamnya. Setelah berdesak-desakan, kami akhirnya bisa menyelesaikan urusan kami. Sepulang dari tempat tersebut, Toni mentraktir gw di sebuah warung sari laut. Setelah kenyang, kami pun kembali ke kostan kami.

“Man, menurut lo gw ada peluang ngga sih buat ama Yasmin?”, tanya Toni.

“Ya gimana ya Ton. Masalahnya kan tiap dia ke kamar gw kan lo malah ngumpet. Ya gimana bisa dapet kalau begitu?”, tanyaku kembali kepada Toni.

“Ehm. Seenggaknya dukung gw lah man”,

“Iya deh. Gw tetep dukung lo kok Ton”.

Setelah berbasa basi sedikit dengan Toni, gw pun memutuskan untuk beristirahat. Jam di dinding menunjukkan pukul setengah 11 malam. Namun, entah mengapa aku merasa ada yang sedikit aneh dengan perasaanku. Aku tidak tenang, entah apa yang akan terjadi berikutnya.

(Rumah Pak Herman – Jam 9 malam)
Cad-Hafzah-Azizah-hafshahcoacoh-1.jpg

Hafzah Azizah
Yasmin-fathia-New-6.jpg

Yasmin Fathia
Cecilia-Triana-6.jpg

Cecilia Triana

Mereka bertiga sedang duduk di sebuah ruangan yang cukup luas di lantai 2 rumah Pak Herman. Kak Hafzah mendapatkan izin dari Pak Herman untuk dapat mengadakan pengajian mingguan bersama anak pengajiannya di tempat tersebut. Hari ini, pengajian sebenarnya telah selesai sebelum shalat isya. Hanya saja, mereka juga mengadakan makan bersama dan shalat isya bersama. Pak Herman sendiri sedang tidak berada di tempat kata Kak Hafzah. Keluar kota katanya. Setelah beres makan, kak Hafzah menyuruh Kak Putri, Nurmala, dan kak Putri untuk pulang terlebih dahulu. Kak Hafzah hendak memberikan wejangan kepada dua orang yang akan berangkat KKN ini.

“Yasmin, kamu ada di posko 3 kecamatan Roka kan?”, tanya Kak Hafzah. Yasmin mengiyakan.

“Cecil, kamu sendiri ini serius ngga ikut KKN?”, tanya Kak Hafzah yang nampak membolak-balikkan kertas pengumuman pembagian posko KKN.

“Eh? Serius kak? Kemarin aku dikirimin email kalau berkasku ada yang bermasalah sih. Besok disuruh menghadap ke Pak Hermannya langsung. Ngga tahu salahnya apa”, jelas Cecil.

“Oh. Kesalahan berkas toh. Ya udah. Yang sabar ya ukh. Entar juga masalahnya pasti terlewati”, hibur Kak Hafzah.

“na’am kak. Ana selalu bersabar”,

“Bagus ukh. Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar”, hibur Kak Hafzah lagi pada Cecil.

“Na’am kak”,

“Oh iya Yasmin. Karena kamu berada di bawah pengawasan ana, kakak harap kamu bisa jaga sikap ya”, pinta Kak Hafzah.

“Na’am kak. Ana akan selalu berusaha sebaik mungkin”,

“Oh iya. Tolong kamu batasi pergaulan dengan Arman ya. Ana ngga mau kejadian di ruang rapat itu kejadian lagi di tempat antum KKN. Kampus bisa malu”, ujar Kak Hafzah mengungkit permasalahan lama itu lagi.

“Astaghfirullah kak. Bukan ana yang menlakukan itu. Bukan ana yang berhubungan dengan lelaki di ruang rapat”, bantah Yasmin.

“Ngga apa kok kalau ukh mau ngaku di sini. Ana ngga bakal sebar kok”, Kak Hafzah tidak berhenti menekan yasmin.

“Ana berani sumpah kak. Bukan ana pelakunya. Ana kan udah bilang, waktu itu ana kepleset di toilet ruang dosen. Jadinya ana ganti jilbab lagi”,

“Ukh. Ukh tahu kan hukuman orang yang berbuat zina di akhirat nanti? Lekaslah Ukhtiy bertaubat”, Kak Hafzah belum menyerah.

Kondisi memanas. Cecilia yang berusaha menenangkan situasi malah berujung kepada kebimbangan luar biasa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia tidak tahu harus berada di pihak yang mana. Ditambah, ia tidak berada di lokasi ketika perdebatan panjang di pagi hari tersebut terjadi. Alhasil, ia hanya memilih diam.

“Ana udah bilang berkali-kali kak. Bukan ana pelakunya. Ana berani sumpah atas nama Allah”, Yasmin masih ngotot.

“Ngga usah ngotot sumpah ukh. Begini, di tempat itu, yang make jilbab peach cuma kamu, Ukh Nayla, sama Cecil. Dari mereka semua, cuma kamu yang bawa jilbab cadangan”, jelas Kak Hafzah.

“Terus bagaimana dengan kasus jilbab Kak Putri yang hilang? Kan hari itu katanya jilbab yang mau dia kasih ke temennya hilang di tas bawaannnya?”, Yasmin tidak menyerah membela diri.

“Astaghfirullah ukh. Jadi kamu nuduh mereka yang ada di ruang rapat mencuri dan berbuat zina? Istighfar ukh”, Paksa Kak Hafzah.

Wajah yasmin memerah menahan amarah. Ia kali ini benar-benar kesal terus-terusan dituduh sebagai pezina. Ia merasa bukan dirinya yang berhubungan suami istri di ruang rapat dan meninggalkan jilbab peach yang penuh noda peju lelaki.

“SUDAH!! AKU MUAK KAK. ANA MUAK DITUDUH TERUS!”, Yasmin berdiri dan menarik tasnya. Ia benar-benar marah.

“Ukh! Ukhtiy mau ke mana? Kalau ukhtiy kabur, berarti emang kamu pelakunya ukh!”, hardik kak Hafzah.

“KALAU EMANG GW PELAKUNYA LO MAU APA? KERJAANNYA CUMA NUDUHIN ORANG MULU TANPA BUKTI OTENTIK. GW BERHENTI DARI PENGAJIAN NGGA JELAS INI!”, Yasmin benar-benar kehilangan kendali. Ia sudah bergegas berjalan.

Melihat situasi yang memanas dan hafzah yang sudah muak dengan tekanan yang diberikan kak Hafzah sehingga menyebaban Yasmin mau pergi, Cecilia berinisiatif berdiri dan mencoba menahan kepergian Yasmin dengan menarik tangannya dari belakang. Sedangkan Kak Hafzah tidak tahu hendak berbuat apa-apa sekarang.

“Ukh, sabar ukh. Ini cuma salah paham saja. Kak Hafzah cuma frustasi karena pelakunya belum ketemu sedangkan dia terus yang ditekan ama Pak Herman. Maafin kak Hafzah ukh”, pinta Cecilia pada teman satu fakultasnya tersebut.

“Afwan ukh. Ana ngga punya kesabaran jika terus-terusan dituduh sebagai pezina”, Yasmin menepis tangan Cecilia. Ia berjalan dua langkah namun dihadang lagi oleh Cecil yang memeluk tubuhnya.

“udah ukh. Kalau begitu, minum dulu. Ukhtiy cuma kurang tenang aja tadi. Kan mubazir minuman yang udah disajikan kalau ngga minum”,

Praaaaang!

“BODO AMAT! GW MAU PERGI DARI TEMPAT INI”, Yasmin menepis tangan Cecil yang memegang gelas sehingga menyebabkan gelas itu jatuh dan pecah berantakan.

Melihat kejadian itu, Cecil tidak bisa berkata-kata dan berdiri mematung. Sedangkan Kak Hafzah yang nampak begitu stress dari matanya menahan amarah. Dengan penuh emosi, dia berteriak, “DASAR LONTE! PELACUR KAMU YASMIN! KAMU PELACUR SIALAN! KAMU AKAN DILAKNAT DAN DILEMPAR KE NERAKA. MEMEK KAMU AKAN DITUSUK DENGAN BESI PANAS. DASAR PELACUR RENDAHAN!”, Kak Hafzah juga kehilangan kendali dan mengeluarkan kata-kata kasar nan kotor kepada Yasmin. Namun, Yasmin tidak menggubris hal itu.

Cecil yang sudah kaget melihat reaksi Yasmin sebelumnya, kini tambah shock melihat respon kasar Kak Hafzah yang selama ini ia junjungi dan hormati. Melihat Cecil yang shock, Kak Hafzah berdiri dan mengambil air minum yang awalnya ia sajikan untuk mereka berdua.

“Afwan ukh. Ana kelepasan karena Yasmin ngga mau ngaku. Ana cuma pengen yang terbaik buat dia ukh”, ujar Kak hafzah sembari menyodorkan minuman kepada Cecil. Cecil meminumnya.

“Iya kak. Ngga papa. Ana cuma shock aja melihat kalian berdua bertengkar begitu”, Cecil berusaha mengendalikan napasnya yang tadi tidak karuan karena kaget.

Setelah benar-benar tenang, Cecil merasa mengantuk dan sangat ingin pulang. Namun, Kak hafzah memaksanya untuk menunggu sebentar lagi. Sebab, berdasarkan telepon yang diterima Kak Hafzah, Pak Herman akan segera sampai di rumah itu. 30 menit setelah pertengkaran hebat Kak Hafzah dengan Yasmin, Pak Herman tiba di rumah. Kak Hafzah turun untuk menyambutnya. Di lain pihak, Cecil benar-benar telah terlelap di sofa lantai 2 rumah Pak Herman.

“Selamat datang Pa…”,

Belum selesai Kak Hafzah menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya segera ditarik Pak Herman ke dalam rangkulan Pak Herman. Menggunakan tangan kirinya, Pak Herman menyingkap niqab yang dikenakan kak Hafzah dan mulai melumat bibirnya yang indah. Hafzah pasrah saja menerima perlakuan tidak senonoh Pak Herman tersebut. Mereka bertahan dalam posisi saling berpagutan selama sekitar 5 menit. Dada Kak Hafzah kembang kempis menerima ciuman liar Pak Herman yang membangkitkan libidonya. Pak Herman lalu melepaskan ciumannya dan tersenyum.

“Bagaimana kabar calon target kita sayang?”, tanya pak Herman sembari memandangi mata Kak Hafzah.

Kak Hafzah menunduk dan berkata, “Maaf pak. Yasmin lepas. Dia tadi marah sama saya karena saya nuduh dia yang ngentot di ruang rapat itu. Di atas cuma ada Cecil pak”, Pak Herman memegang dagu Kak Hafzah. Ia lalu mengangkat wajah kak Hafzah dan memandanginya.

Dengan secepat kilat, tangannya bergerak. PLAAAAAKKKK!!. (Bersambung ke Bab 10: Rencana )
 
Terakhir diubah:
Anjirr 😂😂 kirain udah poll. Ternyata masih kurang. Ane usahain lagi buat nextnya. Emang masih kurang di percakapan pas main sih.
Kalo boleh saran, cerita mahasiswi yg dijadiin budak pak herman dan pak yunus cs jangan cuma dibuat sekilas, tapi diceritain secara detail. Kalo perlu dalam 1 episode fokus ceritanya adalah ngejebak calon budak.
 
Kurang si kalo tokoh hafzah terlalu memojokan seperti itu hu, yang ada malah umpannya ga di gigit
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd