Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Birahi Lelaki

Siapa yang akan menjadi Istri dari Arman


  • Total voters
    379
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
akhirnya update juga.makasih suhu. nunggu cerita giliran menggarap kak puspitanya
 
Bab 24: Kembali

(Rumah Pak Herman)


Arisa-Salsa-Lestina-8.jpg

Nadila Aria Sienna (19)

Dengan napas yang masih terengah-engah, Nadila berhasil menyelinap melewati dapur rumah Pak Herman. Ia tahu kalau tidak mungkin baginya untuk kabur lewat depan, ia yang cukup akrab dengan rumah tersebut, Cuma punya satu pilihan untuk kabur dari rumah tersebut, bagian belakang rumah. Dengan menggunakan gamis, rasanya cukup sulit baginya untuk melewati pagar rumah yang mencapai 2 meter tersebut.

Nadila tidak habis pikir, ia mengambil kursi yang ada di dapur. Dengan hati-hati, diputarnya gagang pintu rumah tersebut. Tanpa ketahuan, ia berhasil keluar dari rumah dan keluar di bagian halaman belakang rumah. Ia tidak pernah tahu apa yang ada di belakang rumah tersebut, namun ia tetap memutuskan untuk mencoba. Ia memncoba melihat kondisi sekitar, nampaknya aman. Pak Herman masih berbincang dengan Pak Yunus di ruang tamu. Sedangkan kak Hafzah masih berada di kamar Pak Herman.

Sebenarnya masih ada jalan lain untuk kabur dari rumah tersebut, yaitu lewat pintu depan. Apalagi, halaman belakang rumah itu terhubung melalui sebelah rumah yang juga sering dijadika Pak Herman sebagai parkiran mobilnya. Namun, karena ruang tamu yang benar-benar berada di depan pintu utama, rasanya hampir tidak mungkin Nadila mencoba kabur lewat pintu depan. Nadila lalu memosisikan kursi yang ia bawa dari dapur. Dengan bantuan kursi yang ia bawa, Nadila berhasil meraih bagian atas pagar belakang. Namun, ketika ia mencoba menaikinya, segera anjing tetangga menyalak menggonggong.

Nadila yang terkejut, terjatuh dari pijakannya dan menyebabkan bunyi yang cukup berisik. Meski begitu, Nadila belum ketahuan, Pak Herman tidak mendengar suara berisik di belakang rumah. Namun, sial bagi Nadila, kursi yang tadi ia jadikan sebagai pijakan malah patah salah satu kakinya. Dengan badan yang masih cukup sakit setelah terjatuh, Nadila tertatih-tatih kembali masuk ke dalam rumah tersebut dengan kondisi brantakan. Ketika ia memasuki rumah, ia terkejut, ia berpapasan mata dengan Pak Herman yang secara kebetulan, masuk untuk mengambil laporan.

Tanpa aba-aba, Pak Herman segera mengejar Nadila. Tanpa diperintah, Nadila pun juga segera berlari tunggang langgang menghindari kejaran dari Pak Herman. Suara berisik dari luar rumah, terdengar oleh Pak Yunus di ruang tamu. Nadila menjerit ketakutan. Sedangkan Pak Herman setengah berteriak memaksa Nadila untuk diam. Sial untuk Pak Herman, karena tidak memperhatikan bagian ujung tembok, ia tersandung dan tersungkur.

Melihat Pak Herman yang teratuh, Nadila berbalik sejenaik dan segera berlari ke bagian samping rumah yang terhubung ke pintu depan, hanya itu harapan dia untuk kabur. Namun, ketika Nadila sudah melewati mobil Pak Herman yang terparkir di bagasi mobil, ia menabrak tubuh seorang lelaki yang ukuran tubuhnya seperti Pak Herman, orang itu adalah Pak Yunus yang tertarik dengan suara keributan di luar rumah. Alih-alih membiarkan Nadila kabur, Pak Yunus malah menangkap Nadila.

“Tenang nak. Tenang. Ada bapak”, ujar Pak Yunus sembari memeluk Nadila.

“Ha. Ha. Ha. Tidak mau sama kontol!”, Nadila berontak berusaha membebaskan diri.

“Eh. Tenang Dila, tenang kamu”,

“Ahhh. Ngga mau. Kontol! Kontol kamu! Kamu kontt..”,

PLAAAKK!!

Belum sempat Nadila menuntaskan kalimatnya, Pak Yunus menamparnya dengan sangat keras sampai membuatnya jatuh dan pingsan seketika. Pak Herman yang mendengar suara Pak Yunus dengan terpincang mendekatinya.

“Apa maksudnya ini pak Herman?”, tanya Pak Yunus.

“Ehm. Nggak Pak. Dia datang lagi ngediskusiin project dia di kampus”, Pak Herman mencari-cari alasan.

“Tapi kok kondisinya begini? Kenapa juga tadi dia menjerit-jerit begitu?”, tanya Pak Yunus lagi.

“Eh. Anu pak. Tadi katanya ada tikus, jadi dia ngejerit. Saya kejar juga tikusnya, tapi malas kesandung tadi”,

“Ya sudah kalau begitu. Biar saya yang antar Dila kembali pulang”, paksa Pak Yunus.

“Eh, tapi pak!..”, Pak Herman tercekat oleh tatapan tajam Pak Yunus.

“Bapak kira saya tidak tahu praktik yang Bapak lakukan ini? Bapak mau maksa anak ini jadi pelacur kan?”, tanya Pak Yunus.

“Ehh. Ngga pak. Itu namanya pencemaran nama baik!”, ancam Pak Herman tidak takut.

“Ya sudah. Kita tunggu dia bangun, lalu kita tanyai saja dia”, Pak Yunus tidak gentar.

“Ehh. Bapak tidak percaya sama saya? Saya ini dosen ya!”, tantang Pak Herman.

“Tapi bapak namanya sudah melanggar kode etik”, perdebatan dua orang tersebut makin menjadi.

“Kode etik yang mana? Saya Cuma ngajar dia nge..”, Pak Herman sadar ia hampir salah bicara.

“Nge apaan? Ngewe kan kata yang bapak maksud? Udah pak”, Pak Yunus menekan Pak Herman.

“ehh. Bapak ngancam saya ya? Awas ya? Saya bisa laporin bapak ke dewan kampus”, ancam Pak Herman.

Buggg!

Pak Yunus yang sudah kepalang emosi melayangkan pukulan ke wajah Pak Herman. Lelaki bertubuh agak gemuk itu jatuh telentang. Tidak cukup sampai di situ Pak Yunus segera memegang kerah kemeja Pak Herman. Dengan genggaman yang sangat kuat.

“I, iya Pak. Bapak bawa aja Dila. Silakan pak. Tapi jangan laporin saya tolong”, tawar Pak Herman.

Tahu dirinya sedang terdesak, pak Herman tidak punya pilihan lain selain mengalah kepada Pak Yunus yang lebih unggul dalam hal baku pukul. Tidak berapa lama, Pak Yunus memasukkan Nadila ke dalam mobil dan pulang.

Dengan kondisi badan yang masih sakit, Pak Herman masuk ke dalam rumah. Menyuruh Kak Caca untuk membereskan barang yang berantakan dan memijit badannya yang masih sakit. Tidak lupa, Kak Caca juga mengunci kamar lantai 2. Malam ini, Pak Herman bertekad untuk kembali mengambil Nadila, tidak peduli bagaimana pun caranya.

(Keesokan harinya – Kost Kak Putri)

Putri-Kaneshia-reistaputrii-2.jpg

Putri Kaneshia (21)

Arman terbangun dari tidurnya setelah semalam bercinta dengan Kak Putri hingga menjelang jam 2 malam. Di sebelahnya, Kak Putri yng masih telanjang bulat dan jilbab yang masih terpasang masih terlelap dalam tidurnya. Arman menarik selimut dan menutupi tubuh polos seniornya tersebut. Arman mencoba bangkit, dikumpulkannya kesadarannya yang masih beterbangan. Terdengar sayup-sayup suara aktivitas pagi hari di luar pagar kostan tersebut. Hari ini, Arman akan kembali ke tempat KKNnya setelah shalat dhuhur. Ia akan berangkat dengan Toni menggunakan motor.

“Kak, Kak Putri ngga shalat subuh?”, tanya Arman kepada Kak Putri sembari berusaha membangunkannya.

“Haa? Hhmmmm. Iyyaahh”, igau Kak Putri yang kemudian melanjutkan tidurnya. Arman hanya tersenyum kecil melihat Kak Putri.

Disingkapnya sedikit selimut yang tadi ia pakai untuk menutupi tubuh indah Kak Putri sehingga terlihatlah bagian atas tubuh Kak Putri. Disingkap pula lah jilbab Kak Putri yang menutupi bagian dadanya. Dengan nakal, Arman memainkan putting payudara Kak Putri hingga menyebabkan Kak Putri yang masih berada di alam mimpi mengeluarkan suara desahan dan menggelinjang menikmati pilinan Arman tersebut. Namun, Kak Putri masih terlihat sangat malas untuk sekadar bangun melaksanakan kewajibannya.

Meski sebenarnya ia baru akan berangkat siang nanti, Arman berpikir sekarang adalah jam terbaik untuk pergi dari kostan tersebut. Apalagi, jam 7 lewat para penghuni kost sudah bangun dan bersiap untuk pergi ke kampus ataupun kerja. Arman tidak ingin kedapatan siapa pun ketika harus kembali.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Kak Putri bangun. Jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat 12 kala itu. Melihat Kak Putri sudah bangun, Arman pun segera membereskan barang-barangnya. Di lain pihak, Kak Putri masih berusaha mengumpulkan kesadarannya.

“Udah mau pergi ya man?”, tanya Kak Putri dengan suara serak.

“Emm. Iya kak. Takutnya entar kedapatan ama orang sini”, jelas Arman.

“Sekarang jam berapa sih?”, tanya Kak Putri sembari melihat ke luar jendela. Cahaya matahari memang belum begitu menyengat mata.

“Ya udah ya kak. Aku balik ke kostan dulu”, ujar Arman.

“Tunggu man!”, Arman berbalik mendengar suara Kak Putri. Ia mendekati Kak Putri yang memberinya kode.

“Nomor HP kamu man”, pinta Kak Putri.

Arman menyebutkan serangkaian nomor HP yang terhubung dengan whatsapp-nya. Kak Putri menyimpan kontaknya dan menelepon nomor Arman. Tidak lupa, Arman juga menyimpan ontan akhwat terbaru yang ia miliki tersebut.

“Ya udah. Makasih ya man kemarin dan tadi malam. Kakak suka ngewe ama kamu”, ujar Kak Putri. Arman tersenyum.

Arman mendekatkan wajahnya kepada Kak Putri. Lagi-lagi, mereka berciuman selama beberapa menit. Kak Putri merangkul leher Arman begitu hangat dan mesra. KEdua insan tersebut seakan-akan telah larut dalam hubungan terlarang mereka. Arman, dengan nakal memilin putting toket Kak Putri yang membuat seniornya tersebut menjerit kecil.

“Nakal ya kamu man”,

“Hehe. Maaf kak. Ya udah, aku balik ya”, kata Arman. Kak Putri membalas dengan anggukan.

Arman meliaht kondisi sekitar, ia perlahan berjalan keluar dari kamar Kak Putri dan mengambil motornya. Ia mendorong motornya keluar dari pagar kost tersebut dan bergegas pulang untuk segera mandi. Sedangkan Kak Putri mengunci pintunya dan malah kembali melanjutkan tidurnya. Sebelum tidur, ia sempatkan mengirim pesan ke Arman.

Kalau kamu udah kelar KKN, datang ke kostan lagi ya syg. Kita ena-ena lagi :* - To Arman

(Kampus STISKA – Pukul 11 siang)

Nurmala-Aindina-C-3.jpg

Nurmala Aindina (19)

Nurmala sedang mengetik sesuatu ketika Arman masuk ke dalam perpustakaan jurusan. Mata mereka bertemu dan saling tatap. Nurmala yang terkejut sempat membuang pandangannya, namun kembali melihat ke mata Arman. Selama beberapa saat, mereka berdua saling tatap.

“Kenapa kak?”, tanya Nurmala.

“Engg. Ngga kok. Kirain tadi siapa. Muka kamu ngga keliatan”, ujar Arman basa-basi.

“Oh. Hehe. Cari Bu Hafzah ya kak?”, tanya Nurmala.

“Ngga. Soalnya tadi waktu ku-chat, dia bilang kalau ngga ke kampus dulu”, balas Arman.

“Ooh. Begitu toh”,

“Ehh. Kakak mau tanya Nur”,

“Nanya apaan kak?’, tanya Nurmala.

“Itu Nadila beneran udah ngga mau berhubungan ama kakak lagi?”, tanya Arman dengan wajah serius.

“Ngga tahu juga sih kak. Enggg. Soalnya, soalnya dia bilang kalau udah nikah. Iya, dia udah mau nikah katanya”, ujar Nurmala.

“Kamu ngga bohong kan Nur?”, tanya Arman.

“Eh. Kok bohong kak? Kan aku sahabatan ama Nadila”,

“Emm. Iya juga sih”, Arman lalu terdiam. Ia nampak merenung sebentar, lalu berbalik menuju pintu.

“Kak Arman mau ke mana”, tanya Nurmala.

“Mau ketemu Toni. Udah hampir jam 12, kakak ada janji sama dia”, jelas Arman dan segera pergi.

Di dalam ruangan perpustakaan, Nurmala hanya mampu menggenggam erat kertas yang barusan disobeknya dari buku. Ia sedikit kesal karena Arman begitu cepat pergi meninggalkannya. Bagi Nurmala, Arman adalah senior favoritnya. Sedari masa maba, ia terkagum-kagum melihat kepiawaian Arman berbicara di depan Maba. Wajar saja, soalnya Arman merupakan koordinator pengkaderan jurusannya.

Sedangkan Arman, sudah bertemu dengan Toni di sekitar kantin kampus. Setelah berdiskusi sebentar, mereka sepakat akan menunggu Kak Hafzah yang baru saja dihubungi Toni dan berjanji akan menemui mereka berdua di ruangannya. Sembari menunggu, kedua lelaki tersebut berjalan menuju kantin untuk mengisi perut yang belum mereka isi sedari pagi.

“Yasmin apa kabar Ton”, tanya Arman membuka percakapan ketika mereka selesai memesan.

“Ya. Udah lumayan sih. Tapi dia masih ngga mau berinteraksi sama gw man”, jelas Toni (Bersambung ke menuju perpisahan)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disclaimer: Seluruh mulustrasi yang saya gunakan dalam cerbung ini bersumber dari instagram. Jika keberatan dengan penggunaan mulustrasi tersebut, silakan kontak saya melalui PM untuk menghapus foto yang bersangkutan. Terima Kasih
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd