Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Boby Red Bull

Bimabet
Team Taktis Red Bull
PART1





PT. Entod International Multi Finance, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Keuangan. Menyediakan berbagai macam produk kredit seperti Kredit Pembiayaan Kendaraan, Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan KTA Online. Sebenarnya untuk penagihan, perusahaan ini lebih banyak memakai jasa Collector eksternal. Adapun Collector internal itu statusnya kontrak. Ane salah satu collector senior di perusahaan itu, dan beruntung ane diangkat sebagai pegawai tetap.

Waktu menunjukan pukul 09.30 pagi, saat itu semua orang mulai sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sementara dari sebuah ruangan terlihat ada kesibukan lain yang berbeda dengan kesibukan pekerja lainya di kantor tersebut. Seorang perempuan muda tampak sedang sibuk menghisap lolipop daging milik seorang pria paruh baya.

Pria itu duduk di sebuah kursi mewah sambil memejamkan mata saat merasakan bibir mungil peremuan itu menyentuh kepala penisnya. Sangat ringan. Penis itu mulai hidup dan berdiri. Terlihat bibir perempuan mulai mencium kepala penis Si Pria. Ohh, bibirnya mulai terbuka dan meletakkan kepala penis itu ke mulutnya. Penis pria itu mulai masuk ke mulutnya. Dan dengan perlahan mulut gadis itu mulai menghisap.

“Jangan keras-keras …,” bisik pria itu sambil mengelus dan membelai rambutnya.

Sepertinya perempuan ini sudah sering melakukan ini. Mulutnya seperti mesin yang stimulasi penis dengan kuat. Dia berhenti sejenak, dan kemudian menjilati bagian bawah penis pria itu. Tidak hanya menjilati, lidahnya juga gemetar saat dia bergerak di sepanjang daging panjang itu.

“Ooohhh …” kali ini Pria itu dipaksa merintih. Dia tahu benar titik-titik kelemahan pria itu.

Mulut perempuan itu lalu bergerak ke biji pelir sang pria. Diciuminya sebentar, kiri dan kanan, lalu letakkan di mulutnya.

"Ohhhh … " pria itu kembali mendesah ketika perempuan itu mengisap bola naganya.

Sambil tangannya mengocok penis pria itu, lidah perempuan itu tampak menari di biji pelir sang pria.

"Ahhhh.. Jessica.. saya tidak tahan lagi." ujar pria itu.

"Tahan sebentar Ko!" jawabnya.

Kembali mulut gadis bernama Jessica itu bergerak ke kepala penis Si Pria. Mengulumnya lagi. Atas dan bawah. Kali ini hisapanya makin kuat dan kencang.

“Aaaahhhhh …”

Ujung penis itu mengejang. Sekali. Aliran sperma pun menyemprot ke mulutnya. Dua kali. Tiga kali. Empat kali. Selama waktu itu mulutnya masih mencengkeram kepala penis pria itu.

"Aaaaahhhhhhh..." perempuan itu tampak menelan seluruh sperma pria itu.

"Terimakasih Jessica." Kamu sudah menyelamatkan nyawa saya lagi." ujar Pria paruh baya itu.
Pria itu Robert Hartawan namanya. Robert Wong alias Koko Robert, karena dia suka gak mau dipanggil bapak. Seorang pengusaha Tionghoa kaya yang merupakan Director sekaligus Founder perusahaan ini. Usianya 55 tahun, dan dia memiliki masalah lemah jantung yang sudah lama dideritanya. Selain tergantung pada obat, Jessica sekertarisnya kerap melakukan "pertolongan pertama" agar detak jantung Koko Robert kembali normal.


Sekertarisnya namanya Jessica. Jessica termasuk primadona di kantor ane. Orangnya tinggi, cantik, putih dan sexy. Tubuhnya indah bak model profesional. Apalagi tokednya Hu. Beuh bikin orang gak nahan. Usianya 25 tahun. Dan Jessica ini statusnya masih singel. Tapi kata orang-orang sih ni cewek pemain Hu. Suka ganti-ganti cowok.

"Sama-sama Ko." jawab Jessica sambil kembali mengancingkan kancing-kancing bajunya.

Mereka pun tampak sudah beres merapikan pakaian masing-masing.

"Saya permisi dulu Ko.." imbuhnya.

"Oya Jess, tolong nanti kamu panggil Boby ke ruangan saya." pinta Koko Robert.

"Baik Ko.." jawab Jessica.

Jessica pun pergi ke luar ruangan. Dan betapa kagetnya kalo orang yang dimaksud atasanya tadi sudah ada menunggu di luar ruangan.

"Eh, lu dah di sini aja." ujar Jessica.
"Iya dong." jawab ane.

"Abis ngapain lu betewe..?"
"Mau tau aja lu.."

"Itu pejunya lap dulu yang bener. Hihihii.." ujar ane sambil menunjuk ke arah bibir sebelah kiri.

"Sialan Lu.." ujar Jessica.

Ane pun ngeloyor pergi masuk ke ruangan Koko Robert.

"Pagi Boss.." ujar ane menyapa.

"Kopi Bob?" tanya Koko Robert.

"Boleh deh." jawab ane.

Kalo dipikir kunyuk juga ane ya. Masa majikan ane bikinin kopi buat ane sementara ane makanin cemilan di mejanya.

"Ada apa nih Boss panggil saya" tanya ane.

"Kita udah lama aja gak ngobrol." jawabnya.

"Sebelah sini aja biar enakan. Tu makanannya bawa sini." pinta Koko Robert sambil menyimpan secangkir kopi buat ane di atas meja kecil dekat sofa.

Ruangan boss ane ini cukup luas. Selain ada meja kerjanya, juga ada deretan sofa dan meja kecil di ruangan itu. Biasanya ini buat ngobrol santai atau rebahan si Boss. Dan jadi saksi bisu Si Boss kalo lagi dapat "pertolongan pertama" dari sekertarisnya, Jessica.

"Boss apa kabar?" tanya ane sambil nyuruput kopi.

"Kabar gue baik-baik aja Bob. Tapi you tau lah Bob. Gue ini udah gak muda lagi. Dan dengan kondisi kesehatan gue sekarang, gue gak mungkin ikut terjun lagi ke lapangan kaya dulu." kata Si Boss.

Koko Robert ini bukan tipe booss yang bisanya nyuruh doang. Dia pun suka terjun ke lapangan. Dia suka ngasih contoh langsung ke anak buahnya. Nagih juga suka ikut dulu mah. Dan kalo udah ijut nagih, beeeeeuuuhhhh kenceng banget. Tapi ya bahasanya sopan, halus tapi kenceng. Dia juga orangnya berani, ngadepin preman, oknum ormas apa masa eehh gak mundur dia. Bila perlu ribut ya ribut, selama kita posisinya bener.

Namun semenjak kesehatan jantungnya terganggu, Koko Robert udah gak pernah lagi terjun ke lapangan.

"Gue udah gak mungkin lagi terjun ke lapangan. Tapi, debitur yang perlu penanganan khusus tetap aja ada. Gue gak bisa biarin gitu aja karena bisa ngeganggu performa perusahaan ini. Apalagi you tau kan kalo sekaeang kita udah go public, gue gak mau ngecewain para pemegang saham." ujarnya.

Koko Robert beranak sejenak. Dia lalu kembali ke meja kecil dekat sofa sambil membawa sebuah berkas debitur.

"Ini orang macet. Sisa pokok utangnyaa masih gede. Udah saatnya kita tarik unit Alphard yang memang hak punya kita. Ini orang sama sekali gak punga itikad baik. Dia bayab preman buat halangin petugas kita. Gua mau Red Bull yang urus ini." ujar Koko Robert.

"Pilihanya sederhana. Bayar lunasi semua atau balikin Alphard yang memang hak kita. Gak ada opsi lain. Usahakan pakai negosiasi. Ini ada 5 juta buat akomodasi negosiasi. Hindari bentrok fisik. Hindari urusan hukum. Tapu kalo itu udah gak bisa dihindari, jangan mundur!" tegasnya sambil menyodoroan amplop coklat berisi uag itu.

"Mundur? Bossa tau kalo itu gak akan terjadi kalo urusan ini usah dipegang saya. Gak akan terjadi!" jawab ane.

"Saya berangkat sekarang." ane pamit ke boss ane sambil ngeloyor pergi meninggalkan ruangan.


***
Kita kenalan dulu sama Team Red Bull. Team taktis ane. Apalagi kalo ada tugas khusus seperti ini ane pasti panggil mereka.


Yang pertama adalah Danang Senopati. Senopatinya ane. Tangan kanan ane alias Second in Comand. Jagonya strategi. Apalagi dalam urusan Tekmentung, Teknik Menagih Tunggakan.

Dia seangkatan sama ane. Masuk ke perusahaan ini bareng sejak kontrak dulu. Dia dulu partneran sama ane. Dia lebih ke urusan taktik sedangkan ane urusan otot. Tapi karena orangnya yang gak mau tampil, dingin dan semaunya dia gak pernah mau ambil posisi sebagai penanggubgjawab. Type konspirator di belakang layar.

Trio ABC. Mereka kerja satu team sepaket. Tiga sejoli yang tak pernah terpisahkan sejak kecil. Alumni sekaligus pentolan STM paling bar bar di kota ini. Mereka ini collector freelance dengan kinerja yang memuaskan. Ane suka panggil mereka sebagai team taktis jika mendapat tugas khusus seperti ini. Mereka adalah....

Andreas Stefanus Wibowo alias Andre yang berada di tengah. Pemuda paling ganteng yang sebenernya barbar. Dia punya cara paling baik dalam berkomunikasi. Denger-denger bapaknya adalah pensiunan tentara berpangkat Jendral.

Di sebelah kanan Andre ada Budi. Budi Utomo namanya. Sosok anak kingkong yang berhati melankolis. Tampanya mamang paling seram, namun di antara ketiganya Budi yang punya adab dan akhlak yang paling baik.

Candrakirana, Candra. Laki-laki jangkung berambut gondrong dan berwajah dingin sebelah kiri Andre. Kepribadianya tertutup dan introvert. Namun di lapangan dia dikenal sebagai DC yang galak karena perannya. Peran? Ya peran.

Trio ABC ini selalu satu paket dalam bekerja mengejar tunggakan. Candra yang berwajah dingin itu akan pakai pendekatan keras. Dia bagian presur emosi. Walau tanpa bicara kasar, kata-kata halus pun akan terdengar menusuk dari mulutnya. Dengan memainkan nada, pemilihan diksi dan intonasi membuat mental lawan bicaranya berada di titik terendah.

Budi tugasnya sederhana. Cukup diam. Ya diam. Cukup diam saja, berdiri atau duduk tanpa ekspresi sambil memandangi terget sasaran. Biasanya orang akan ciut kalo dipelototin anak kingkong kaya Si Budi. Soalnya kalo dia ikut ngomong kadang jatuhnya malah lucu bukan serem. Jadi cukup diem atau di depan rumah berdiri sambil ngerokok.

Nah Si Ganteng Andre ini yang akan melakukan penetrasi secara persuasif. Dengan mulut manis ala playboy cap bayawak dia akan menegosiasi dengan debitur untuk memberikan "solusi terbaik".


Satu lagi anggota di Team Taktis Red Bull. Dialah bidadari paling cantik di team ini. Iya lah, cewek satu-satunya. Namanya Emi. Emi Fuadah. Emamg orangnya cantik Hu. Rambut pendek berkacamata dengan tubuh proporsional serba padat. Padet banget toket sama pantatnya Hu.

Emi ini type wanita cerdas dan mandiri. Di usianya yang baru 22 tahun ini, Emi sudah mendapat gelar master di bidang hukum bisnis. Di perusagaan ini Emi statusnya memang DC kontrak. Tapi da emang dia yang mau. Karena sebenarnya dia itu sekalian menyiapkan buat riset disertasinya nanti. Karena sekarang Emi juga sedang mengambil study S-3 di salah satu universitas bergengsi di negeri ini.

Dia kalo nagih kenceng juga. Crewet lagi. Apalagi dengan pengtahuan dia tentang hukum yang mendalam jangan harap bisa menang debat ma dia.

Team taktis ane udah kumpul, kita pun langsung berangkat ke alamat target memakai mohil Avanza dari kantor. Dan benar saja, di depan rumahnya tampak dua orang tengah berjaga.

"Ada yang back up itu mah." ujar Andre.

"Pastinya. Dah sikat aja lah yuk." Candra yang udah gak sabar rupanya.

"Makan bae lu dari tadi." seru Andre ke Budi.

"Lah gue mah nunggu komando aja. Disuruh ribut ya gue turun. Gak disuruh ya gue makan di mobil." jawab Budi.

"E eh. Ni Trio Kwek-kwek malah pada ribut. Anteng sih napa?" celetuk Emi.

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka pun pada anteng lagi.

"Gimana, Nang?" tanya ane ke Danang.

"Hmmm.. kayaknya mending lu masuk deh Bob. Sama Emi. Biar gue pantau keadaan. Dan kalo ada apa-apa ini anak sepaket gerak." jelasnya ke ane.

Ah, ane paham maksudnya. Emi ma ane masuk biar kesannya resmi dan gak mengintimidasi. Dan kalo dia debat hukum toh Emi bisa handle. Kalo mereka maen fisik, gue masih bisa hadel sambil Emi ngasih sinyal buat anak-nak di mobil pada gerak.

Ane sama Emi turun dari mobil. Ane sapa kedua "bodyguard" yang jagain debitur penunggak itu. Untungnya mereka mempersilahkan ane masuk sehingga kita gak ada cek-cok di luar.

Di dalam rumah tampak debitur ane yang tengah ditemani seseorang. Debitur ane keliatan tengil sambil ongkang-ongkang kaki.

"Selamat siang Pak." ujar ane.

Dia pun mempersilahkan ane sama Emi untuk duduk. Kita jelaskan soal maksud kedatangan ke sini. Soal tunggakan dia d kantor ane yang udah masuk kolek macet. Soal Alphard yang mau kita tarik berdasarkan perjanjian kredit di awal.

Dia menolak dan sempat terjadi perdebatan. Berbagai alasan ia kemukakan. Namun seperti biasa orang-orang macam gini dibikin kikuk mati kutu oleh Emi.

"Iya, saya paham. Tapi kan ini semua sudah terjadi. Saya juga sudah kadung kerjasama dengan klien saya soal rentalan mobil ini dengan skema bagi hasil. Nanti gimana kalo ini ditarik?" bantahnya.

"Ya itu urusan Bapak sama klien Bapak." jawab Emi tegas.

"Yasudah kita tunggu saja klien saya datang. Dia sedang dalam perjalanan ke sini." ujarnya.

Ane tau kalo dia ngulur waktu sampe back up dia full team dateng semua. Udah paham ane mah type-type orang katak gini.

"Jadi maksud Bapak jika seandainya klien Bpak setuju mobil ditarik berarti gak ada masalah kan kita tarik?" tanya ane.

"Ya, tentu saja." jawabnya.

"Yaudah kita tunggu saja." imbuh ane.

Emi sempet kaget dengan jawaban ane. Tapi ane udah kasih kode kalo situasinya aman terkendali.

Tak berapa lama pun tampak sebuah mobil SUV datang. Keluar sekitar delapan orang dari mobil itu. Dan seorang tampak tinggi besar yang pastinya dia boss preman-preman ini.

Pria itu tampak memasuki rumah bersama seorang yang kawal. Sisa enam orang lagi berjaga di luar. Disusul Danang, Andre, Budi dan Candra pun keluar dari mobil dan merapat di depan gerbang.

Debitur Penunggak itu tampak senang. Wajahnya berbinar-binar saat jagoannya memasuki ruangan. Sementara di luar situasi tak kalah menegangkan. Bentrok fisik bisa terjadi kapan saja antara team ane dan sekelompok preman ini.

"Oh jadi begitu?" ujar Ketua Preman itu sambil mengangguk-ngangguk saat Si Debitur menjelaskan situasinya.

"Jadi Bapak ini dari pihak kantor ya?" ujarnya ke ane.

"Betul." jawab ane.

"Kalo begitu, sebaiknya kita berbicara secara empat mata saja." lanjut orang itu ke ane.

"Ya. Memang sebaiknya begitu." jawab ane.

Orang-orang yang berada di ruangan pun sementara diminta untuk ke luar. Termasuk Debitur itu. Sementara ane akan 'berdiskusi empat mata' dengan Si Kepala Preman ini.

Dia masih tampak dengan gaya sombong dan jumawanya meneriaki anak buah nua di luar.

"Kalo setengah jam gue gak ke luar. Lu semua dobrak pintunya!" perintahnya.

"Siaaaaappppp!!!!" jawab anak buahnya kompak.

Pintu pun di tutup. Dan dikunci. Hanya ada kami berdua yang ada di ruangan ini. Dia berbalik memandang ke arah ane.

Dan.......

"Ini dengan Kang Boby ya?" tanyanya ekspresi yang sok ramah dang nyebelin. Ane pun cuma mengangguk mengiyakan.

Kitik.kitik.kitik.kitik.

Dia lalu menghampiri ane dan malah langsung sungkem di hadapan ane yang posisinya lagi duduk di sofa.

"Maaf Kang. Saya gak tau kalo urusanya sama akang." ujarnya sambil meraih tangan ane dengan muka memelas.

"Kamu tau saya dari mana?" tanya ane.

"Tadi Kang Gun-Gun nelpon saya." ujarnya.

Gun Gun alias Guntur adalah salah satu preman yang ditakuti preman-preman lainya. Dia sempet jadi anak buah ane waktu freelance jadi DC eksternal. Ane emang kontak dia saat mau ke sini.

"Siap. Saya akan urus kang!" ujarnya di telpon tadi sebelum ke sini.

Kembali ke ruangan. Si Ketua Preman bertubuh tinggi besar itu terlihat masih gemetaran dengan muka yang pucat pasi di hadapan ane.

"Kamu tau kalo urusan sama saya itu gimana?" tanya ane.

"Kata Kang Gun Gun kalo urusan sama akang, cuma dua kemungkinannnya."

"Apa katanya?"

"Kalo enggak 'Sakit parah'. Maot!"

Karena memang sudah ditelpon dan ditatar sama "senior" nya. Pikiranya juga sudah dalam keadaan "dikondisikan", ane jadi lebih mudah menanamkan doktrin di pikirannya. Bahwa ane ini superior, macem-macem ma ane fatal urusanya. Tidak sulit memanipulasi pikiran orang-orang typikal gini. Karena otaknya jarang dipake.

"Kamu tau kalo saya ini orang Pakidulan." ujar ane.

Pakidulan adalah istilah orang Sunda untuk menyebut wilayah pesisir selatan Jawa Barat. Seperti halnya wilayah pesisir selatan pulau Jawa pada umumnya, wilayah ini juga terkait dengan mitos Nyi Roro Kidul. Di wilayah ini pula, orang Sunda meyakini sebagai tempak moksanya Prabu Siliwangi. Selain mitos keghainan lainya, di wilayah ini juga dipercaya sebagai kampungnya orang-orang yang punya keterampilan santet.

"Pengen ngerasain gimana rasanya Kulkas masuk ke perut??" tanya ane.

"Ih amit-amit. Enggak Kang. Gak mau." jawabnya sambil geleng-geleng.

"Terus gimana urusanya sekarang?" tanya ane lanjut.

"Saya mundur kang. Beneran saya mundur." jawabnya.

"Tapiiiii....."
"Tapi apa lagi?" tanya ane.

"Yaaa akang juga tau lah. Kalo saya ini kan ibarat kata kan 'pebisnis'. Dan ini kan mungkin akan mengecewakan klien saya."

"Terus?"

"Ya saya mohon kebijaksanaan akang. Kalo ada ini mah. Yaaa sekedar buat saya ngopi-ngopi lah sama temen-temen." jawabnya.

"Jangan ngopi melulu. Gak bagus buat kesehatan. Sekali-sekali ajal temen-temen kamu makan di restoran." ujar ane sambil kasih di 10 lembar pecahan serstus ribuan.

Mukanya langsung seneng pas udah dikasih duit 1 juta.

"Balik!" ujar dia ke anak buahnya saat membuka pintu.

Para preman yang back up Debitur macet itu pun bubar jalan. Gak ada yang back up mau gak mau dia harus menyerahkan mobil Alphard yang cicilanya macet ke kantor ane. Dan misi penarikan unit pun berjalan mulus.

Mission Complete!!!!
------
Berhubung sudah jam nya makan siang, setelah beres misi penarikan unit itu ane bawa team taktis ane ke sebuah restoran padang. Kalo udah gini ya pesen komplit dong. Berbagai hidangan tersaji mulai dari rendang, kikil tunjang, gulai kepala ikan dan lain-lain.

"Lua liat debitur tadi? Mukanya pucet banget pas preman-preman itu pergi." ujar Danang dan disambut helak tawa yang lainya.

"Tapi ada yang kurang?" ujar Andre.

"Kenapa emang?" tanya Danang.

"Kita gak jadi olahraga. Hehehehe." jawab Andre.

Tak terasa kami pun sudah selesai makan siang. Danang, Andre, Budi dan Candra lagi asik menghisap rokok mereka dan nyeruput minuman kopi hitam, teh tarik dan es jeruk pesanan mereka. Si Budi malah sambil nyemilin sisa krupuk. Sementara Emi terlihat sibuk dengan HPnya.

"Masih jam 2 nih. Lanjut ke mana kita? Jangan ke kantor lah." ujar Emi.

"Ke mana dong?" tanya Andre.

"Koke aja yuk!" karaoke maksud Emi.

"Bener tuh! Duit akomkdasi masih ada kan Bob? tanya Danang.

"Sembarangan! Gue lapor boss dulu lah." jawab ane tegas.

"Ya elah Bob. Gitu aja lapor. Entar aja ngomongnya.

"Engak ngak ngak. Gak bisa gua mah." ujar ane sambil beranjak ke luar hendak nelpon boss ane.

Tuuuuuuttt...

"Gimana Bob?" tanya Boss ane.

"Beres Boss. Unit udah ketarik." jawab ane.

"Yaudah. Santai aja. Masih siang ini kan? Bebas lah kalian mau ke mana, mau ngapain." jawab boss ane.

"Sekalian mau laporan Boss."

"Laporan apa?

"Soal uang akomodasi."

"Emang kenapa dengan akomodasi?"

"Ya kan boss kasih ke saya lima juta. Nah itu baru kepake buat negosiasi, saya kasih ke pihak sana satu juta. Tadi anak-anak makan Padang abis lima ratus ribu."

"Lha terus?"

"Masih sisa banyak boss." jawab ane.

"Ya Tuhaaannnn.. Boby kayak gitu aja lu lapor gua. Lu kan leader. Cobalah lu dewasa. Yang kayak gitu lu jangan tanya lagi ke gua. Terserah sisanya lu mau bakar apa mau sebar ke laut. Jangan sibukan gua dengan hal-hal remeh seperti itu. Tuuuuttt.." kata Boss ane sambil menutup telponnya.



Bersambung....​
 
Terlalu emang baru part 1 aja udah bikin ngaceng, part 2nya makin bikin berdenyut. Terlalu bener dah ni crita. Lanjutkan kak suhu!
 
Bimabet
Hmmm dunia yg agak gelap tapi narasinya bagus bener... Perlu dilanjut ini 👍👍👍
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd