Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Buah Yang Sama

Aku menunggu Mas Heru nggak pulang - pulang. Padahal sudah jam sepuluh malam.

Angga yang baru pulang dari kampus langsung tidur. Sepertinya lemas sehabis kuliah.

Aku kembali mengecek jam, masih jam setengah dua belas. Mas Heru sudah nggak sayang sama aku, ya?

Aku nangis. Padahal aku masih mencintainya. Aku melakukan perselingkuhan juga karena ingin memberinya momongan.

Tempo hari aku nggak sengaja mendapati kecupan bibir di bajunya. Lipstik merah yang berbentuk bibir.

"Mbak, nggak tidur?"


Angga memijat tengkukku. Enak sekali rasanya, sampai aku memejam. "Nunggu masmu, belum pulang."


"Mungkin Mas Heru sibuk. Ayo, Mbak tidur dulu aja." Pijatannya berhenti. Tangannya menyusup dari atas meremas tetekku yang kanan dan kiri. "Kalau nggak ngantuk, bagaimana kalau aku bantu membuat momongan."

Mataku terbelalak mendengar bisikan itu. "Ang, aku--" belum sempat bicara, bibirku dilumat.

Aku nerusaha melepas remasan Angga pada bongkahan dadaku, tetapi gagal. Tangannya semakin keras meremas. Semakin nikmat.


Bibirnya mengecupi leherku dan tangannya menyusup masuk dari baeah, menarik kaosku hingga bh ku terpampang jelas.

Angga menarik kursi makan yang aku duduki hingga menjauhi meja makan. Dia duduk di tepi meja makan menunjukkan batang kemaluannya yang meninggi seperti pohon kelapa. Sambil mengocok dia membimbing kepalaku untuk mengulum.


Aku menuruti kemauannya. Desahan Angga mulai muncul. "Mbaag. Terus. Shhh enak banget. Pake lidah mbak."

Aku sudah seperti pelacur yang dijambak. Maju mundur gerak kepalaku. Liur mulai menetes dari sela bibirku.

Nikmat. Aku mulai menikmati rasa daging di mulutku. Dia membuatju kecewa ketika menarikku berdiri. Kami berpagut liar dan dia membalik badanku, membuat aku duduk di atas meja makan.

Entah sejak kapan, kaos kani lepas. Angga membetet tali bh di depan laku mukutnya rakus mengunyah tetek kananku.

Aku mendesah sambil mendongak. Satu tangan meremas rambutnya, satu lagi menyangga badan di meja makan.

"Mbak, aku mencintaimu."

Aku terdiam ketika dia mengecupku. Lidahnya menerobos masuk, membuat geli semua rongga mulut.


Cinta?


Angga, kamu nggak salah ngomong? Cinta?


Dia menarik bibirnya. Sehelai liur menjadi jembatan di antara bibir kami. Mata kami saling mengumpan rasa.


"Aku suka Mbak."

Aku bingung. Kami seperti ini karena ingin membuat Mas Heru bahagia. Aku ... apa yang harus aku lakukan?


Ujung batang kemaluan Angga mendorong celana dalamku, seperti mengetuk ingin masuk. Lihat dia memaju mundurkan pinggang sambil terus membuaiku dengan lirikan mata redup.


"Mas Heru nggak pulang. Entah dia sama siapa." Angga berkata, sambil meremas dadaku. "Mbak, udah basah, kan?"

Aku biarkan tangannya menyibak celana dalamku. Rok yang aku pakai telah tersingkap ke pinggang dan kepala kemaluannya mulai masuk.


Aku memejam, menggigit bibir sambil mendongak seakan hendak roboh ke belakang. Tangan remaja itu menahan oinggangku dan rakus bibirnya melahap dadaku yang kanan.

Genjotan pertama membuat rongga vaginaku mulai terbuka penuh. Sodokan kedua begitu lambat dan penuh cinta. Ketika, dia menarik kasar lalu mendorong keras hingga ujung. Dia diam sebentar, lalu menariknya lagi. Kali ini kembali ke rithme pertama.

"Angg ... enak."

angga menyeringai puas. Dia menjulurlan lidah dan seperti paham apa yang harus kulakukan, aku menghisap lidah itu.

cinta. Aku bingung, tetapi pejantan ini mampu membuatku meminta lagi dan lagi.

Tiba tiba suara mobil membuat kami panik.
 
Angga nggak berhenti menggenjot.

"Ang, siaoa tahu Mas Heru. Cukup Ang, cukup." Mulutku dia sumpal dengan bibir.


Aku ketakutan. Bagaimana kalau Mas Heru melihatku dan Angga bercinta? Tidak, Mas Heru tidak boleh tahu.

Aku mendorong Angga sekuat tenaga hingga dia mundur. Batangnya yang berlumuran cairan cinta mengkilap di terpa cahaya.

Aku mengambil kaos, meeapikan penampilan. Sial, BH ku mana? Tidak penting, aku harus menyambut Mas Heru.

Sepintas aku menoleh ke belakang. Angga kasar mengambil pakaiannya, juga bhku.

Ternyata benar, Mas Heru pulang. Dia kecaoekan dan aroma parfum wanita menempel di pakaiannya.

"Mau mandi dulu, Mas?"


"Boleh. Siapkan air panas ya, aku tunggu di kamar. Capek."

Apa dia kecapekan dengan wanita lain. Aku hendak menangis meremas jas hitam miliknya yang aku peluk.

Sebagai istri aku juga selingkuh, apa berhak aku marah?

Aku merebus air untuknya mandi. Ketika menoleh ke belakang, Angga menyerangku. Dia langsung mengecupku.


"Jangan Ang, ada Mas Heru."

"Makannya jangan berisik. Aku tahu mbak nanggung, aku juga nanggung."

Tanpa banyak foreplay, dia langaung menusuk vaginaku. Terpaksa aku menutup mulut.

Dia menggenjotku dengannkasar sambil mengangkat satu kakiku.

Mas Heru, maaf.

Dia melepas kaosnya dan tidak sengaja mengenai oenutup oanci. Pancipun jatuh menimbulkan suara bising.


Kami terdiam sejenak, memastikan Mas Heru tidak turun. Aku membungkuk mengambil tutup panci, tanpa mencabut batangnya dariku.


Angga menekan punggungku dan menggenjot liar. Aku seperti anjing! Tapi entah kenapa ini nikmat.

Tangan Angga menggerayangi buah dadaku yang bergelantungan, meremas dahsyat.

"Ang, Anga!"

Angga membungkam mulutku dengan bibirnya, lalu menekan pundakku. Dadaku menempel di lantai dan dia semakin kasar menyodok seperti kesetanan.


"Mbak!" Batangnya membesar dan berkali - kali menyemprotkan lahar panas ke rahimku.

Sungguh aku lemas tidak berdaya. Aku terkapar di dapur kelelahan. Angga oun duduk di depanku berselonjor kaki.

Dia terengah menjambakku, menyuruhku mengulum, membersihkan sisa cairan cinta di batangnya.


Air mendidih. Panci bergoyang. Aku merapikan diri, membawa panci panas masuk ke kamar mandi.

Setelah itu aku menuju kamar. Tak sengaja di anak tangga, aku menginjak cairan lengket.
 
Pov Angga.

Setelah percintaan kami, aku mengambil handphone yang sembaritadi aku taruh di atas kulkas. Tadi aku merekam semuanya.

Dengan menzoom aku bisa melihat adeganntadi berkali kali dan kontolku kembali ngaceng.

Mbak memang idolaku.

Tiba -tiba telepin berbunyi. Telepon dari Fara, adik pacarku yang baru lulus dari SMA. Dia mau masuk ke kampusku dan kebetulan, aku korlap.

Aku masih waras. Dia adik pacarku. Aku enggan membalas, mengingat sekarang pukul satu malam. Tetapi dia malah mengirim pesan.


[Kak Angga, besok jam berapa mulainya?]

Aku capek mengetik, aku telepin saja. "Nggak tidur Fara?"


"Nggak bisa Bang. Mikirin besok ...."
 
Nganterin pacar kuliah udah kewajiban. Ntar kalai nggak diantar, seperti tulang nikmat digondol anjing, gimana? Di lampus banyak anjing soalnya.

Nganterin adik ke tempat temannya, nah ini ... di sini aku ngerasa jadi babu.

Jadi tadi pacarku nitip adiknya, sepulang OSPEK anterin dia ke tempat temannya. Katanya ulang tahun temannya.

Fine, tapi sebagai bayaran aku minta ke pacar nanti malam temenin aku.

Entahlah, aku tuh punya libido gede. Cuma sama Bunga, mana cukup. Bunga sepertinya lelah, jadi pacar harus mau dong, ngelayanin nafsuku.

Kembali lagi ke Fara, adik pacarku. Sekilas tentang nih cewek. Kalian kenal Jeje Slebew? Nah, mirip dia, cuma rambutnya panjang dan tete runcing baru tumbuh. Kulitnya juga warna sawo matang, nggak putih, dan harumnya harum melon, entah kalau Jeje harum apa.

Tiba - tiba di pesta dia nangis, minta dianterin pulang. "Pacar aku diambil orang." Gitu jawabnya.

Kasihan emang. Pacarnya diambil siapa?

"Diambil temen aku."

Aku berusaha ngehibur tapi di dalam hati ketawa. Mampus, salah siapa pacar dibiarin nggak dikerangkeng. Cowok tuh mirip kucing, dibebasin, ya udah main ke mana -mana.

Eh sialnya pas aku nganterin Fara beli jajan di CFC, ketemu Kakaknya. Dia sedang sama sahabatku, makan berduaan, mesra banget.

Karma kali, ya. Sontak aku ngeremas tangan, ingin ke sana nyongorin muka Riki si bodybuilder dan njanbak tuh cewek kerudungan pulang. Tapi tidak .... aku nggak berani. Ntar babak belur.

Lagi pula ribut sekarang, aku bakalan nggal daoat jatah dari pacarku. Hmmm tunggu dulu.

Aku perhatikan pantat Fara lumayan seksi. Kecil, enak kali kalau diremas, terus dijilat. Cewek yang sedang patah hati, gampang dimanipulasi.

Dia datang ngebawa dua kotak ayam CFC. "Abang, pulang yuk. Aku pingin curhat. Boleh?"

"Masalah cowok?" Aku nebak dan ternyata ....

Dia ngangguk pelan, lemas.

"Jangan di rumah," jawabku. "Mending ikut aku, ntar aku bawa ke tempat indah dan tenang. Mau?"

Fara mengangguk. "Pokoknya aku pengen curhat, Bang." Yah, nangis lagi. Cewek kerudungan berpakaian kaos lengan panjang ini bener - bener memancingku! Sumpah pengen nyubit.

Kami pun pergi dari sana. Pacar laghnat, berani dia selingkuh? Ok Fine, aku buat perhitungan pakai adiknya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd