Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bumil Fucker : Season 2

MANGSA KE SEMBILAN


Hari ini Nisa berencana mengenalkanku kepada temannya yang hamil juga sama seperti dirinya. Temannya ini namanya adalah Ningsih, seorang guru matematika SMA Negeri di salah satu SMA di kota ini. Usia kandungan Ningsih kata Nisa adalah 37 Minggu. Sedangkan Nisa sendiri sudah menginjak 39 minggu. Namun karena Nisa bekerja sebagai admin, maka dia bisa mengajukan cuti bersalin lebih cepat dari Ningsih. Ningsih sendiri baru bisa cuti besok, sehingga hari ini masih masuk. Walaupun cuma masuk setengah hari.

Siang ini aku menemani Nisa untuk keluar rumah. Karena aku belakangan ini tinggal di rumahnya untuk berjaga-jaga bila Nisa melahirkan lebih awal. Maka jika aku dan Nisa keluar rumah maka Nisa akan menjelaskan ke tetangganya bahwa aku adalah sepupu Imron, walaupun itu benar-benar salah. Tapi daripada tetangga curiga dan menimbulkan fitnah. Maka itu penjelasan terbaik agar tidak digerebek warga komplek.


Ningsih hari ini katanya sedang keluar rumah. Dan akan bertemu dengan kami di rumah Nisa. Nisa hari ini mengajakku untuk berbelanja bahan makanan dan perlengkapan bayi. Nisa mengajakku ke sebuah swalayan di dekat rumah agar tidak melelahkan. Maklum juga sih aku mengingat perutnya yang sudah membesar. Nisa memakai baju hitam dengan jilbab merah muda, dengan celana lengging hitam.

Kami kemudian memesan taksi online dengan handphone milikku. Butuh waktu sekitar 20 menit untuk mobil sambil ke dekat gang perkampungan. Kami berdua kemudian naik taksi ke mall terdekat. Kira-kira kami menghabiskan waktu untuk belanja sekitar 1 jam. Sambil menunggu kabar dari Ningsih, kami mencoba untuk melepas penat di food court Mall.

"Eh Bram, ini si Ningsih katanya minta disamperin di sekolah. Gapapa kan ?"

"Gapapa lah"

Setelah segera menghabiskan makanan kami. Kemudian memesan taksi online untuk pergi ke sekolah tempat Ningsih bekerja. Butuh waktu kira-kira 30 menit untuk sampai ke sekolah. Kami kemudian menunggu di depan sekolah. Siswa-siswi berlalu lalang menjelang pada waktu itu. Waktu memang menunjukan jam pulang sekolah. Guru-guru sudah mulai pulang. Beberapa guru wanita disana juga ada yang sedang hamil juga. Ada yang perutnya sudah sangat buncit, ada pula yang masih hamil muda. Namun wajah mereka agak lebih tua. Mungkin sekitar 30 an tahun. Berbeda dengan Ningsih yang baru masuk sebagai guru muda disana.



Semua guru yang hamil tadi memakai terusan warna hitam untuk menutupi tubuhnya. Dengan seragam batik khas PNS yang dipakai. Kami kemudian segera menuju ke dekat kantor. Karena Ningsih barusan menelpon untuk ke dekat kantor saja. Agar tidak terlalu jauh. Toh dia akan segera pulang bareng kami.

Ningsih kemudian keluar ruangan sambil membawa tasnya. Dia memakai batik dengan terusan hitam polos dan jilbab hitam. Perut buncitnya sudah tidak mampu lagi ditutupi lagi dengan pakaiannya. Nisa lalu segera menghampirinya. Agak riuh canda tawa sejenak memenuhi pertemuan itu.

"Loh, ini siapa Nis ?"

"Ini Bram, sepupu suamiku. Mas Imron ada kerja di luar. Jadi minta tolong sepupu buat jagain aku sebelum lahiran ntar. Minggu ini perkiraan dokter. Eh, btw kamu kok ngga ambil cuti lebih awal ?

"Biar liburnya agak lama, kan hari ini terakhir ngantor. Yuk, makan."

"Aku abis makan ini, belanja dulu buat lahiran"

"Yah"

"Ke rumahku aja dulu, kita bisa ngobrol dulu"

"Yaudah yuk, daripada di rumah aku sepi"

Yes. Ningsih udah bisa ke rumah. Aku bisa perkosa dia nanti. Kami bertiga akhirnya naik taksi online ke rumah Nisa. Perjalanan sekitar 1 jam itu dilewati dengan mudah. Kami akhirnya sampai di rumah. Sebelum turun dari mobil, aku mengintip Ningsih yang duduk disebelah kananku. Wow, perutnya yang menonjol saat duduk itu membuatku berkali-kali menelan ludah. Seksi sekali.


Kami kemudian turun dari mobil. Kemudian berjalan sebentar menujur rumah Nisa. Kami lalu sampai di rumah Nisa. Agak lucu juga aku berjalan di belakang dua wanita yang sedang hamil tua ini, seolah-olah aku adalah suami mereka. Nisa kemudian menuju ke kamar dan dapur untuk meletakkan barang belanjaan. Nisa lalu berkata padaku sebentar

"Abis lu sama Ningsih, gantian sama aku lho ya. Sana main di kamar. Aku mau masak dulu"

Aku hanya membalas dengan anggukan kepala. Lalu aku duduk di ruang tamu dengan Ningsih. Kupandangi wajahnya yang cantik itu. Lalu aku mendekat.



"Halo mbak"

"Eh mas Bram"

"Kerjanya guru apa mbak ?"

"Guru matematika saya mas"

"Pinter dong mbak haha"

"Aduh mas tersipu saya"

"Udah berapa minggu mbak hamilnya ?"

"37 minggu mas"

"Udah ambil cuti mbak ?"

"Besok mas baru cuti, kata dokter tinggal seminggu lagi buat lahirannya"

"Oh gitu"

"Mau meraba perutku ini ?" Kata Ningsih sambil meraba perutnya

"Boleh nih mbak ?"

"Sini tanganmu" kata Ningsih sambil memegang tanganku lalu mengarahkannya ke perutnya. Disana terasa sekali pergerakan bayi dalam kandungannya.

Kuusap-usapkan tanganku ke perutnya. Ningsih merasa nyaman dengan usapanku sampai dia terpejam matanya. Melihat hal itu nafsuku lalu bertambah dan secara reflek meraba ke arah selangkangannya. Ningsih lalu secara reflek menepis tanganku. Namun ketika usapanku kembali meraba-raba bagian bawah perutnya, dia udah masuk ke dalam lingkaran nafsunya sendiri. Bahkan dia mendesah tak karuan saat kuusap-usapkan tanganku ke perutnya.

"Ehmmmm ahhhhh Brammm"

"Pindah kamar ajaaaa"

Desahannya itu kemudian membuatku ingin mencicipi memeknya. Lalu aku membimbingnya untuk menuju ke kamar. Karena dia terlihat agak lemas karena mendesah tadi. Rangsangan yang kuberikan tidak mengalami penolakan.

Kini kami mulai berjalan menuju kamar tersebut. Saat itu Ningsih hanya mengikuti kemauanku. Hasrat biologis tubuhnya teramat ingin dituntaskan. Akhirnya kini kami berdua sudah masuk didalam kamar tersebut. Hanya ada satu kasur besar di dalam kamar tersebut. Aku lalu mengunci pintu kamar dan Ningsih berjalan menuju meja yang ada di kamar tersebut untuk meletakkan tas yang dia bawa. Saat itu ia membelakangi yang sudah melepaskan tas nya dan dengan sigap aku mulai memeluk tubuh Ningsih. Aku lalu mulai membalikkan badan Ningsih. Dengan tanpa banyak berkata lagi lalu memagut bibir Ningsih kembali. Kini kami berdua sudah tahu apa yang harus dilakukan. Ningsih siang itu tampak mulai mengikuti apa kemauanku .

“Emmmmpppphhhh….”

Suara ciuman kami yang sudah dilanda nafsu terlarang itu kembali menyeruak di kamar tersebut. Aku yang tak hanya ingin mencium Ningsih mulai meremas bagian pantatnya tersebut. Kenyal sekali pantat guru alim itu. Remasanku ternyata membuat nafsu Ningsih kembali terpicu. Kini terlihat tangan Ningsih memegangi kedua dada bidang yang masih tertutup kaos tersebut. Tangan kami berdua kini mulai merabai bagian tubuh yang bisa dibelai. Sekitar 10 menitan aksi kami berdua lalu menghentikan ciumanku.

“tunggu dikasur dulu.”

Ningsih lalu menuju ke kasur. lalu mengambil tas lalu kemudian ia mengambil sebuah smartphone. letakkan smartphone itu mengarah kearah kasur.

“geser sedikit ke tengah.”

Ningsih pun mengikuti perintah. Saat sudah siap dengan posisi smartphone itu. Aku lalu kembali menuju kasur. Kini mulai mendekati guru cantik dan alim itu. Kembali tanganku mulai memegangi kepala Ningsih dan sejurus kemudian kembali lumatan bibir menghantam bibir indah Ningsih tersebut.

“Emmmmppphhhh….”

Lama kami berciuman. Lalu melepas bibir. Aku sudah gak sabar untuk melihat tubuh bugil sang guru hamil yang cantik ini.

“buka dulu yuk terusannya”

Aku lalu mencoba membuka terusan Ningsih dari belakang. Ningsih pun hanya mengikuti perintah . Ia kemudian sedikit berbalik membelakangi tubuh indahnya tersebut. lalu membuka resleting terusan tersebut. Perlahan-lahan kini melihat punggung putih mulus Ningsih. Setelah selesai melepaskan terusan atas Ningsih. Aku tak sanggup untuk menahan tangan untuk membelai punggung Ningsih. Aku cuma bisa kagum mungkin inilah persetubuhan yang nikmat yang akan jalani. Tubuh Ningsih yang putih mulus ini dengan perutnya yang buncit karena hamil tua. Kini aku kembali membalikkan badan Ningsih. Kini aku melepaskan pengait bh dari tubuh Ningsih. tampak kini dua payudara Ningsih yang menegang dan membentuk bulat sempurna. lalu mulai mengemut puting payudara Ningsih.

“Arggghhhh….”

Ningsih menahan gairah seksualnya. Bibir bawahnya nampak tergigit oleh giginya. Aku yang tahu kalau Ningsih sudah kuasai mulai melancarkan serangan yang akan membuat Ningsih akan mengenangnya seumur hidup.

“Arggghhhhh Bram… isappppp teruuuusssss……..”

Tampak Ningsih sudah mulai masuk dalam permainan ini. Kini tangannya juga aktif menjambak rambutku . Tanganku juga tak kalah ganasnya meremas payudara Ningsih. Puas dengan payudara Ningsih aku berhenti sebentar. Ia lalu menyuruh Ningsih untuk berbaring ke tengah kasur tersebut.

“baring dulu kesana”

Ningsih lalu mengambil posisi berbaring di tengah kasur tersebut. lalu berdiri dan melepas semua pakaian nya tersebut. Ningsih memandangi lawan seks terlarangnya ini dengan takjub. Aku membuka switer dan baju. Ningsih lalu melihat tubuh kekarku. Terlihat nafsunya kembali bangkit. Sepertinya ia mengalami puber keduanya siang ini. Seakan ia merasa pertama kali ketika sang suami memerawaninya di siang pernikahan mereka. Kini Ningsih mulai melihat yang sudah aku telanjang bugil memandangi dirinya yang masih menyisakan perut buncit dan jilbabnya. Tampak dengan gagahnya aku mendekati Ningsih. Kontol besar yang sempat tadi dilihat dan dipegangnya kini mulai tampak lebih gagah. Kontol yang memiliki kepala jamur yang cukup besar dan batang kontol yang panjang serta gemuk itu membuat Ningsih meneguk air ludahnya. Aku lalu mulai mendekati celana dalam Ningsih dan dengan sekali hentakan dan bantuan Ningsih kini celana dalam itu lolos. Aku menelan ludah tak dia sangka begitu mulusnya tubuh Ningsih. Perut yang tampak sangat buncit. Tubuh sempurna yang pernah lihat selama ini. Aku mulai memegang memek Ningsi. Terlihat basah yang menandakan bahwa Ningsih juga begitu bernafsu. Perlahan-lahan jari-jari mulai bergerak dan mencoba untuk kembali merangsang Ningsih. Sementara Ningsih yang masih mengenakan kacamata itu terlihat meliuk-liukan tubuhnya saat dirangsang. Kini resmi sudah mahkota Ningsih yaitu payudara dan memeknya terpampang kepada laki-laki yang bukan suaminya. Wow… kembali terperangah melihat memek Ningsih yang sedikit dihiasi bulu jembut itu. Terlebih vagina Ningsih tak kalah indahnya dengan memek gadis-gadis. Tak nampak bekas hitam ataupun jejak yang membuat memeknya tak sedap dipandang. Kini aku mulai menaiki tubuh Ningsih. Ningsih memandang kini dengan senyuman penuh nafsu. Tapi bukan aku namanya yang langsung memasukkan kontol besar ke dalam memek Ningsih. Aku kemudian kembali menciumi wajah, bibir Ningsih dan tak lupa kedua tangan meremas dengan ganas payudara Ningsih itu. Aku cubit dan remas dengan sedikit kuat untuk menaikan batas libido Ningsih.

“Emmmppphhhh….“Arggghhhhh…. Bram apa yang kamu lakuin kepada …”

Desah Ningsih saat merangsang dirinya. Kini kepalaku mulai menuruni payudara Ningsih, menuruni perut serta sedikit jilatan yang membuat tubuh Ningsih belingsatan dan kini lidah itu sampai di memek cantik yang diimpikan setiap kaum adam di dunia ini. Perlahan-lahan lidahku menyapu cairan suci Ningsih. Sapuan-sapuan lidah membuat desahan Ningsih terdengar indah di dalam kesunyian.

“Arrggghhhhh……“Arrrggghhhh…. gellliiiiii….Arggghhhhh…..”

Tak hanya lidah. Jari-jari pun ikut menusuk dimana jari-jari lainnya juga menjawili puting susu payudara Ningsih. Tak lama rangsangan yang diberikan oleh . Ningsih akan mendapatkan orgasmenya yang pertama. Setiap bagian tubuhnya terlihat sangat sensitif dan akhirnya sebuah caitan yang sudah tak mampu lagi bertahan akhirnya keluar….

Creeetttttt…. creettttttt…..
“Arggghhhhh……. arggghhhh…..”

Ningsih mengalami orgasme yang hebat. Badannya langsung menegang dan terangkat. Tangannya memegang sprei dan kepala . Sementara itu aku menahan pinggul Ningsih.

“Arggghhhhhh….”
Aku lalu bangkit dan menuju ke meja. Aku ambil air minum dan mendekati Ningsih dan bangunkan badan Ningsih.

“Gimana . Enak gak…..”

“Enak.”

“Mau lagi?”

Ningsih menganggukkan kepalanya. Tapi sebelum itu. Aku lalu menyuruh Ningsih melepas kacamatanya dan menaruhnya di meja beserta air minum.

“Oke. Tadi udah kasih kenikmatan. Sekarang gantian kulum punyaku.”

“Tapi. Aku belum pernah.”

“Udah sini nunduk.”

Kini aku duduk di pinggir kasur. Ningsih kusuruh untuk berlutut di bawah kakiku. Aku melihat wajah Ningsih dan mendekatkannya ke kontol besarku . Ningsih hanya mengikuti kemauanku. Perlahan tangannya mulai memegang kontol besarku . Terlihat bahwa tangan Ningsih tampak kecil untuk menggenggam kontol .

“Ayo dimasukkan. Kasih cairan memek dulu biar licin.”

Ningsih pun mengikuti kemauanku. Perlahan ia menurunkan kepalanya ke kontol besarku dan dengan sedikit membuka mulutnya dimasukkan kepala kontolku. Aku yang mendapatkan rangsangan seperti itu merasakan kepuasaan yang tiada tara. Walau aku tahu bahwa Ningsih baru pertama kali melakukan ini. Tapi justru disitulah sensasi bercinta yang ingin raih. Perlahan-lahan kini mulut Ningsih mengulum penisku . Walaupun tak semuanya bisa masuk.

“Terus ii.. ya gitu.“ (Sambil tanganku menaik-turunkan kepala berjilbab merah itu)

Lama Ningsih melakukan kuluman. Walau masih terlihat amatir tapi membuatku hampir orgasme. Sadar aku mulai dikuasai nafsu berlebih. Aku pun menyetop perbuatan Ningsih.

“Udah cukup.”

Ningsih nampak lega. Bagaimanapun kontol besarku membuat ia juga susah bernafas. Tanpa ba bi bu langsung menarik Ningsih untuk berdiri. Dan langsung kembali menaruh tubuh Ningsih untuk terlentang. Nafsu yang sudah sangat tinggi membuat segera mengeksekusi Ningsih.
Kini tubuh Ningsih kembali terbaring di kasur. Sementara itu tubuhku diatas mulai menggesekan kontol di memek Ningsih. Aku lalu menciumi mulut Ningsih yang dibalas dengan Ningsih. kini tangan kami berdua ini mulai aktif meraba dan membelai tubuh untuk menuntaskan nafsu yang sudah tinggi ini. Aku mulai yang merasa sudah siap untuk memasukkan kontol besar lalu melepas ciumannya.

“aku masukin ya….”

Ningsih hanya menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui perzinahan yang akan ia lakukan ini. Perlahan mulai mengangkangkan kaki Ningsih dan kini kontol mulai mengarah ke bibir memek Ningsih. Tanganku memegangi batang kontol dan dengan lembut kepala kontol mulai masuk kedalam memek Ningsih. Aku bisa merasakan kehangatan setiap otot bibir memek Ningsih. Tangan Ningsih tidak tinggal diam. Tampak ia mulai membelai dan meraba dada bidangku . Sementara itu , setelah batang kontolku mulai masuk lalu memandangi Ningsih. Aku kembali mencium Ningsih. Sensasi yang sangat indah bagi. Aku memegang pinggul Ningsih dan dengan sekali sentakan lalu menerjang vagina Ningsih.

“Argggghhhhhhhh….”


Tapi tak semua kontol masuk kedalam memek Ningsih. Ningsih yang mendapat serangan yang tak terduga itu melliukkan badannya keatas yang sambut dengan ciuman.

“Emmmmppphhhhhhh….”

Dan tangan Ningsih seperti memukul dadaku. Sepertinya Ia merasakan sakit tapi nikmat yang ia alami untuk kedua kalinya. Seperti saat pertama kali ia hilang keperawanan. Tapi ini mungkin lebih nikmat dimana ujung kontolku terasa mengenai dinding rahimnya. Ada rasa nikmat yang tak bisa lukiskan dengan kata-kata. Aku yang merasa bahwa kini memek Ningsih sudah mulai beradaptasi dengan besarnya kontolku dan mulai menggoyangkan pinggulku. Sempitnya memek Ningsih membuat kontolku seperti mendapat pijatan yang nikmat. Kontolku hanya bisa kugerakkan perlahan-lahan untuk membiasakan memek Ningsih. Sementara Ningsih mencoba mengimbangi kontol yang sedang menggenjot tubuhnya.

“Argggghhhhh….Arggghhhh…..”

Hanya desahan yang kembali keluar dari mulut Ningsih.

Plokkkkk….. plokkkkk…..

Aku mulai memompa penis maju mundur. Sementara itu Ningsih terus terangsang dengan cubitan atau gigitan kecil di payudara nya. Indah sekali melihat pemandangan saat wanita cantik dan alim ini terjebak dalam perzinahan. Jilbab lebarnya tampak kusut mengikuti irama hentakan yang diterimanya. Sekali-kali menarik keatas jilbab yang menghalangi lidahku untuk menjilat leher Ningsih. Keringat mulai keluar dari tubuh kami berdua.

“Arrggghhhyh……. Bram….”

Lama genjot dalam posisi misionary ini membuatku tak dapat lagi menahan orgasme . Dan sepertinya hal yang sama yang Ningsih rasakan. Genjotan-genjotan yang kulakukan membuat Ningsih sangat menikmati persetubuhan ini.

“Arggghhhhh…. arggghhh,……..”

Croootttttt……crooooottttt…….

Crrreeeeetttttt….. creeetttttt….

Akhirnya dan Ningsih berbarengan mengalami orgasme. Aku lalu memeluk tubuh Ningsih dengan erat serta mencium mulut mungil itu. Sementara Ningsih membalas pelukanku dengan mengapit erat kakinya di pinggang . Dan tangannya memeluk erat leher yang baru saja menuntaskan tugasnya.

Plllooopppppp
Kontol keluar dari memek Ningsih. Tak terasa keringat mengucur deras pada kami berdua. Kami berdua mengatur nafas setelah pertarungan panjang tersebut. Aku lalu mengambil air minum di meja. Sementara itu Ningsih juga mencoba untuk duduk. Tapi memeknya sedikit mengalami rasa sakit. Kontol besarku ternyata membuat memek Ningsih yang untuk pertama kalinya menerima hantaman merasakan ngilu. Aku yang tahu Ningsih kesakitan. Lalu mendekatinya dan dengan perlahan air minum kembali berikan kepada guru cantik ini. tak ada kata-kata dari kami berdua dan hanya tatapan mata yang berbicara. Perutnya yang buncit itu aku elus-elus agar tidak kram. Aku elus-elus terus perutnya yang berisi anak pertamanya itu. Sementara Nisa masih menunggu di luar menunggu gilirannya.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd