Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG BUNGA - BUNGA DUNIA

Status
Please reply by conversation.
23. TERLENA SUASANA




Kubuka mata, ku tengok jam di dinding, masih jam 5 pagi lebih sedikit. Kulihat di hadapanku Mbak Lala masih mendengkur lirih dengan tubuh yang masih terbalut selimut agak tebal setengah badan.

“mimpi apaaa aku bisa-bisanya ngehamilin istri orang”. Dalam hati sambil ku belai rambut diatas telinga mbak Lala.

“hmmm..mbak mbak cantik baik hati yang ku kagumi sejak aku kenal ini, sekarang lagi mengandung anakku, bener-bener masih berasa mimpi!”. Masih belum bisa lepas pikiran-pikiran itu.

“mbak Lala mbak Lala, andaipun mbak bukan istri orang lalu minta aku tanggungjawab gara-gara udah bikin kamu hamil, aku pasti tanggungjawab juga sih mbak, dengan cara apapun, umur mah gak jadi soal!”. Pikirku sesaat saat itu.

“udah lumayan berumur, tapi cantiknya kayak masih remaja, apalagi dulu pas seusiaku ya?... hihi malah makin ngaco nih!”.

Aku bangkit dari tidurku kemudian duduk. Aku buka selimut yang menutup perut dan kakiku. Selimut yang sama dengan yang dipakai mbak Lala. Brrrrrr, lah kok dingin bangeeeet!. Enak nih kayaknya kalau bikin yang anget-anget. Aku ambil CDku lalu kupakai, kemudian ku ambil jaket motorku di ruang tamu lalu kuletakkan di kedua bahuku sekedar untuk mengurangi dinginnya pagi itu. Lalu aku ke dapur berharap ada yang bisa dibikin buat ngangetin badan. Kulihat ada kantong plastik tanggung yang bertuliskan merk salah satu minimarket. Wah! Baru belanja logistik nih mbak Lala. Aku lihat kantong plastik tersebut berisi beberapa bumbu instan, Saus sambal dan semacamnya lengkap dengan 1 kotak teh celup dan beberapa sachet kopi bubuk. Asiiik! Ngopi dulu laaah!

Aku bawa kapi itu ke kamar lagi, aku seruput lalu ku taruh meja disamping ranjang kasur. Kulepas jaketku kemudian naik lagi ke ranjang dan rebahan miring menghadap mbak Lala lalu memakai selimut lagi. Kuelus pipi mbak Lala kemudian dia menghela nafas panjang dan perlahan membuka mata sambil mengernyitkan kening.

“udah bangun Ngga?”.

Aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.

“jam berapa ini?”.

“setengah 6-an Mbak”.

“masih ngantuk nih” kata mbak Lala sambil menguncupkan bibirnya.

“bobok lagi aja kali mbak”. Sambil kubelai lagi rambutnya.

“emmm nggak ah”. Kata mbak Lala sambil maju menempelkan tubuhnya ke tubuhku dan memelukku, lalu tangan kirinya gerilya ke bawah meraba kontolku.

“kok udah pake CD aja kamu?”. Sambil berusaha melepasnya. Segera aku bantu mbak Lala untuk melepaskan CDku. Dielusnya kontolku yang belum begitu tegang sampai tak perlu waktu lama untuk membuatnya tegang maksimal.

“efek dingin nih, rasanya pengen olahraga terus buat angetin badan”. Candaku sambil kuremas pantatnya. Mbak Lalapun tersenyum lebar sambil mengangguk-angguk. Tanpa membuang waktu aku langsung mencium bibir mbak Lala. Tanganku berpindah ke atas, aku remas-remas payudara mbak Lala yang semakin padat itu. mbak Lalapun begitu menikmati mengocok kontolku di dalam selimut dengan tangan kirinya. Kami di posisi itu cukup lama, kami sangat menikmati suasana pagi itu. beberapa saat kemudian mbak Lala melepas ciumannya lalu bangkit duduk pelan-pelan sambil membuka selimut kami. Maklum, Bumil rada susah duduk soalnya. Dia meludahi kontolku lalu terus mengocoknya. Sesekali dia meringkuk lalu memasukkan kontolku ke mulutnya dan mengulumnya. Setelah puas mengulumnya, mbak Lala kembali duduk lalu berdiri lutut di atas perutku. Ku ludahi tanganku lalu aku lumurkan pada memek mbak Lala yang nyaris tertutup lebatnya jembut itu. terasa sudah sangat becek. Mbak Lala berusaha menduduki kontolku yang kubantu mengarahkan kontolku tepat di bawah memeh mbak Lala.

BLESSH! Batang kontolku perlahan masuk sepenuhnya ke memek mbak Lala. Mbak Lala mulai menaik turunkan pinggulnya untuk menggenjotku, tapi terlihat agak kesusahan dengan kondisi perut yang memang sudah sangat besar.

“Mbak, ngadep sana aja mbak, kayaknya lebih nyaman deh”. Kataku mengarahkan mbak Lala untuk memutar badannya membelakangiku. Mbak Lalapun menuruti saranku dan segera memutar badannya, mengambil posisi sedikit nungging di atas kontolku dengan tangan mbak Lala bertumpu pada ujung kakiku.

“masukin Ngga”.

Akupun memegang pantat mbak Lala untuk kuarahkan ke kontolku.

BLESSH!

“sssssh...ahhhh!!”. desah mbak Lala. Lalu mbak Lala mencoba menaik turunkan pinggulnya. Tampaknya benar posisi ini lebih nyaman buat bumil. Dengan mudah mbak Lala menaik turunkan pinggulnya menggenjotku. Uhhh! Nikmat banget rasanya! kontolku dihunjam berkali-kali oleh pantat montok ini! sesekali mbak Lala istirahat dengan menduduki kontolku yang tenggelam di dalam memeknya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. Nafas mbak Lala terdengar ngos-ngosan. Lalu aku mendorong pantat mbak Lala sampai kontolku keluar dari memek mbak Lala.

“Rebahan aja mbak, miring ke kiri”. Lalu mbak Lala mengambil posisi.

Aku angkat kaki kanan mbak Lala lalu ku duduki paha kaki kirinya. Kutaruh betis kanan mbak Lala di bahu kananku. Ku arahkan kontolku yang becek ini ke bibir memek mbak Lala.

BLESSSH!

“uuuhhhh...ssssshh!”.

Ku genjot pelan mbak Lala, sambil ku remas-remas toket mbak Lala bergantian kanan kiri. Sesekali aku elus perut besar itu. Aku dorong maju mundur pinggulku tidak terlalu kencang. Mbak Lala terlihat mendongakkan kepala sambil menggigit bibir bawahnya. Setelah beberapa lama di posisi itu, aku taruh kaki kanan mbak Lala di kasur menyilang. Memek mbak Lala terasa lebih menjepit, lalu aku ayunkan pinggulku lebih kencang sambil tanganku bertumpu pada paha dan pantat mbak Lala.

“sssh...ahhh...emmh!”. mbak Lala mendesah lirih.

Perlahan pinggulku ku dorong makin kencang. Sampai beberapa saat kemudian mulai terasa lahar dalam kontolku mau memaksa keluar, lalu seketika ku hentikan genjotanku biar gak keluar sekarang.

“aaaaahh...”. desah mbak Lala seraya sedikit mengejang.

Aku cabut pelan kontolku lalu ku arahkan mbak Lala untuk nungging, posisi doggy lagi.

“enakan gini sih Ngga kalo lagi bunting gini”. Kata mbak Lala sedikit ngos-ngosan.

“bener mbak, yang tadi ya buat variasi aja”. Kataku sambil tertawa kecil.

Keringat yang bercampur cairan memek itu membuat bibir memek Mbak Lala sangat becek. Lubang pantat yang menantang itupun langsung aku sikat. Aku jilat-jilat beberapa kali lalu ke kecup-kecup pantat yang sedikit basah dengan keringat itu. Ku arahkan lagi kontolku ke bibir memek mbak Lala, pelan-pelan aku masukkan, lalu aku ayunkan pinggulku tidak terlalu cepat.

“ssssshhh..ahh.. yang agak kenceng aja Ngga”. Kata mbak Lala.

“tenang mbak sayang”. Jawabku yang terus menggenjot mbak Lala dengan irama yang masih tidak terlalu kencang. Ku remas-remas pantat mbak Lala yang sesekali aku tampar-tampar saking gemesnya. Semakin kesini kulihat lubang pantat mbak Lala makin menantang. Lalu kumainkan lubang itu dengan jempol kananku. Kuludahi lubang pantat itu. kubasahi juga telunjuk kananku dengan ludah kemudian coba aku masukkan ke lubang pantat mbak Lala. Lumayan kan kalau bisa masukin dua lubang mbak Lala ini, coba pelan-pelan dulu laaah! Aku arahkan telunjukku dan ku tusuk pelan.

“auuh! Sakit Ngga, jangan dimasukin kesitu”. Baru masuk setengah, mbak Lala sudah merasa sakit, akupun menyudahinya dan ku cabut lagi jari telunjukku.

Wah, beda ternyata gak kayak mbak Marta yang sekali tusuk jari langsung bisa masuk, malah keenakan. Walaupun masukin kontolnya tetep butuh step by step.

Akhirnya ku fokus pada genjotan kontolku. Melihat mbak Lala yang sudah nampak lemas, akupun menambah kecepatan genjotanku. Sesekali aku tahan dengan tiba-tiba berhenti dan langsung kutusukkan kontolku jauh ke dalam. Aku pegang pinggul mbak Lala untuk menahan tubuhnya, lalu kuayunkan pinggulku makin cepat.

PLOK..PLOK...PLOK...

“ooooohhhh...ahh..ahhh!!”. desahan mbak Lala terdengar makin keras.

PLOK..PLOK... dan...

“aaahhhhh!!”. Akupun tak bisa menahan diri untuk tidak mengerang, bersamaan dengan tubuh mbak Lala yang bergetar dan menggelinjang. Aku tahan kontolku tetap di dalam memek mbak Lala beberapa saat lalu ku cabut perlahan, keluarlah cairan putih kental itu dari bibir memek mbak Lala walaupun gak sebanyak tadi malam. Ku tampar pelan pantat mbak Lala lalu ku masukkan lagi 2 jari kananku ke memek mbak Lala saking gemesnya. Ku obok-obok memek mbak Lala dengan 2 jariku itu. Mbak Lala hanya pasrah dengan menutup mata sambil mendesah lirih. Aku kocok jariku keluar masuk memek mbak Lala dengan cepat lalu berhenti dan ku kobel area g spot mbak Lala kencang.

“Ahhhhh... Ngga!”.

Setelah terlihat tubuh mbak Lala yang semakin tegang, langsung ku cabut ke dua jariku, dan tubuh mbak Lala kembali berkedut. Beberapa saat kemudian setelah nafas kami kembali teratur, aku arahkan mbak Lala untuk berbaring miring menghadap ke kanan dan aku berbaring terlentang di hadapan mbak Lala.

“udah lumayan anget kan mbak?”.

“gak anget lagi ini mah, membara, haha!”.

Kamipun hanya tertawa kecil.

“kamu tuh ya, mau bikin anget, yang ada malah bikin aku lemes”. Kata mbak Lala sambil menguncupkan bibirnya.

“hehe, udaranya mendukung banget sih mbak, jadi betah deh si dedek nyari kehangatan di dalem sangkarnya”. Kataku sambil meraba memek mbak Lala.

“hmmmm dasar!”. Kata mbak Lala tersenyum sambil mencubit hidungku.

“ini kok dibiarin gondrong sih mbak? Tumben”. Sambil ku mainin jembut mbak Lala yang memang sedang rimbun.

“ya siapa yang nyukur sih Ngga? Aku mana bisa, kehalang perut segini gedhenya”.

“eh iya ya.. lah kan ada pak suami mbak?”.

“dibilangin aku tuh dianggurin selama hamil ini Ngga, boro-boro mau nyukurin ini”.

“masak gak pernah sekalipun sih mbak?”.

“yeee gak percaya, tau tuh apa yang dia pikirin, ya oke trimester pertama emang rawan buat berhubungan badan, tapi kan kalau udah kuat bayinya justru dianjurin, eee dia tetep aja gak tega katanya, hmmm”.

“waaah, jadi ini sebenernya udah lama juga nih mbak Lala merindukan sodokan kenikmatan ini?”.

“iya lah!”.

“uuuuu kasihaaaan! Salah sendiri mbak Lala baru nongol. Wleee”. Ledekku sambil tertawa kecil.

“gak usah ngeledek deh, mbak balik ke kalimantan sekarang nih!”.

“ooo, udah gak lemes nih?!”.

“Angga ihhh!!”. Kata mbak Lala sambil menggelitiki perutku.

“hahaaa.. iya iya mbak becanda! Ampun!”.

“yaudah, nanti aku cukurin ya, biar rapi... atau pengen tetep gini aja ini?”. tanyaku.

“ya di cukur dooong, risih tau kalau gondrong gini tuh... abis mandi nanti aja cukurin ya”.

“mandi? Dingin-dingin gini mbak mau mandi? Mana airnya kayak es baru mencair lagi, brrrr!”.

“di kamar mandi ada water heater Angga, kalau gak mau kedinginan, emang dinginpun kamu mau gak mandi? Ih jorok banget sih!”.

“ooooh, ya kan aku gak tau mbak, hehe... lagian gak seru kalau disini mandinya pake air anget, gak dapet segernya... ya udah sih mandi agak siangan nanti aja, masih jam segini juga”. Kataku sambil nyengir dan melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul 6 pagi lebih sedikit. Setelah itu kami tarik selimut lagi lalu lanjut tidur lagi. Suasana gunung yang dingin gini emang paling enak Cuma makan, ngewe, tidur, ngewe lagi, tidur lagi, makan lagi kalau udah laper, ngewe lagi... haha.

Aku terbangun dan melihat jam sudah menunjukkan puluk setangah 9 pagi. Kulihat mbak Lala udah gak ada di tempat tidur. Aku bangkit dan duduk sambil mengucek mata, lalu ku ingat aku belum pegang HP dari tadi. Kupakai pakaianku lalu ku cari HPku di tas yang aku bawa semalam.

“pagi sayang, buruan mandi gih, baunya nyampe sini nih!”

Missed call 7x

“kemana sih, di tlepon gak angkat-angkat dari tadi?”.

Missed call 3x


Ternyata ada chat dan tlepon dari Nafisa dari jam 7 tadi, waduh! Keenakan sama mbak Lala bisa-bisa nya lupa sama Nafisa!. Aku tlepon balik tapi sinyal disitu tidak stabil di HPku.

“Ngga, udah bangun? Nih aku bikinin teh anget”. Terlihat mbak Lala yang memakai daster pendek dan lebih terlihat sexy dari yang dipakai tadi malam, rambutnya yang basah terurai menandakan kalau mbak Lala udah mandi, berjalan dari arah dapur.

“eh iya mbak, baru bangun ini... wah pas banget, makasih mbak”.

“mbak Lala udah mandi?”. Tanyaku.

“iya udah Ngga, lama-lama risih juga belum mandi”.

Aku hanya mengangggukkan kepala sambil menyeruput teh anget dari mbak Lala.

“eh Mbak, disini sinyal susah ya?”.

“ooh itu mah sim card kamu aja kali Ngga, kamu tethering di hpku aja tuh kalau mau, lumayan kuat sinyalnya”.

“mantab, pinjem dulu mbak ya”.

“iya pake aja”. Kata Mbak Lala sambil beringsut menuju ranjang lalu merapikannya.

~

“pagi sayaaang, maaf nih aku ketiduran lagi tadi, baru bangun ini, hehe”. Kataku membuka obrolan dengan Nafisa di tlepon.

“assalamualaikum”.

“eh iya, assalamualaikum sayaang”.

“waalaikumsalam, kebiasaan deh kalau libur gini pasti bangunnya siang”.

“hehe, iya maaf sayang... kamu udah mandi belum nih? Udah sarapan?”.

“udah, buruan gih mandi sono, terus minta tolong anterin aku ya sayang, ke rumah dosenku, ada yang perlu aku konsulin nih soal matkulnya”.

“eh.. sekarang yang?”.

“minggu depan, ya sekarang dong Angga sayaang”.

“eee.. anu, iya..oke-oke, kalau gitu aku siap-siap dulu ya, cantik... sama sarapan dulu sekalian ya, tungguin”.

“iyaa, udah gak usah buru-buru.. tapi ya jangan lama-lama, nanti siang udah gak di rumah lagi dosennya”.

“siap, ya udah sampai nanti sayang”.

“ati-ati ya sayang, nanti”.

“pasti... assalamualaikum”.

“waalaikumsalam”.

Buru-buru aku memakai jaket lalu berpamitan ke mbak Lala.

“mbak aku ke kota bentar ya”.

“loooh katanya mau nemenin aku disini?”.

“iya, kan aku belum bawa baju ganti juga mbak, sekalian ambil, ya mbak ya”.

“ohhh oke, tapi buru-buru amat sih? Gak mandi dulu, sarapan dulu? Aku belum sempet bikin sarapan juga sih”.

“udah nanti aja di kost an mbak gampang, udah di tunggu Nafisa nih”.

“Nafisa? Kayak pernah denger nama itu”.

“emmm... nanti deh aku ceritain, aku balik dulu ya mbak”.

“ya udah, kamu ati-ati di jalan, gak usah ngebut-ngebut”.

“laksanakan!”.

“oh iya, nanti tunggu aja di kota Ngga, biar aku kesana, kita barengan aja kesini nya naik mobilku, jadi gak usah pake motor kamunya”.

“oo gitu, boleh deh mbak, kabarin aja nanti kalau udah nyampe kota ya”.

“oke...”. jawab mbak Lala.



~ Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd