Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG BUNGA - BUNGA DUNIA
- Thread starter akangwarhol
- Start date
- Status
HeyDheAidos
Semprot Holic
- Daftar
- 16 Jun 2019
- Post
- 306
- Like diterima
- 315
keren ceritanya...ikutan nunggu updatenya suhu....
candracakep
Semprot Lover
- Daftar
- 11 Jan 2014
- Post
- 279
- Like diterima
- 378
Wowowo.......selalu ditunggu kelanjutannya
Mantap suhu
Mantap suhu
reg2
Pertapa Semprot
Kembali hadierr
Supermanid
Semprot Baru
- Daftar
- 25 Feb 2018
- Post
- 45
- Like diterima
- 45
keren hu, ditunggu update2 berikutnya
christiant123
Adik Semprot
- Daftar
- 8 Apr 2023
- Post
- 120
- Like diterima
- 159
Ditunggu hu updatenya..
akangwarhol
Semprot Kecil
- Daftar
- 1 Sep 2021
- Post
- 76
- Like diterima
- 2.976
26. LANGKAH BARU
. . .
“eh bentar-bentar Ngga, tinggal ganti jilbab kok”. Nafisa sudah rapi memakai kemeja tunik dan rok panjang, tetapi masih memakai handuk untuk menutup kepalanya. Hari ini adalah hari spesial buat Rosela. Awal bulan September dimana itu jadwal Wisuda periode 1 tahun itu di kampusnya. Kami berdua berencana datang setelah acara selesai, biar bisa ketemu sambil ngobrol-ngobrol sama Rosi.
“Kak Roooss!”. Teriak Nafisa sambil berjalan cepat.
“Hei Naf... apa kabar?”. Tanya Rosi sambil berpelukan.
“Selamat ya Ros”. kataku.
“Thank u Ngga”. Kata Rosi sambil tersenyum.
“baik kakakkuuuu! Selamat ya...akhirnya berhasil jadi mantan mahasiswa, pengangguran deh ini nanti, haha”. Ledek Nafisa.
“sialan lu, haha”. Jawab Rosi.
“eh Siva mana Ros? tak tampak batang hidungnya”. Tanyaku sedikit bercanda.
“baruuu aja balik, udah nemenin gue dari pagi sih dia, terus ini tadi katanya ada perlu, balik duluan deh”. Jelas Rosi.
“iya nih, kangen juga sama kak Siva, lama gak ketemu”. Sahut Nafisa.
“makanya sekali-kali main ke kost an mantan tetangga lu ini, jangan sibuk aja sama kuliah”. Kata Rosi
“iya lah, aku gak boleh kalah sama Kak Ros yang lulus dengan nilai cumlaude ini!”. kata Nafisa.
“udah gak bakalan bisa, hahaaa”. Ledek Rosi dengan tertawa sombong. Nafisa menguncupkan bibirnya.
“canda kali Naf, bisa laaah, lu kan pinter”. Kata Rosi sambil tersenyum ke Nafisa.
“Nafisa?”. Seorang Dosen perempuan memanggil Nafisa dari arah pintu masuk auditorium.
“Naf, dipanggil Bu Siti tuh, buruan samperin”. Kata Rosi.
“eh, iya.. ada apa ya?”. Kata Nafisa ke Rosi.
“Iya Bu!”. Jawab Nafisa sedikit berteriak.
“bentar ya sayang... aku kesana dulu kak Ros”. kata Nafisa.
“Iyaa”. Kataku bersamaan dengan Rosi.
“Eh pah, mah..”. kata Rosi menyapa papa mama nya yang menghapiri dia.
“Halo om, tante... Angga, temen Rosi”. Kataku bersalaman sambil memperkenalkan diri ke mereka.
“mamah sama papa ke mobil dulu ya sayang, kalau udah nanti kita baru cari makan, ajak sekalian ini temennya ya”.
“oh iya mah, Sela gak lama kok, paling ngobrol doang bentar”. Kata Rosi.
“ya udah, mari nak Angga, nanti ikut Sela aja kita makan bareng”.
“oh iya tante, siaap”. Kataku.
“banyak banget nama panggilanmu yak... yang Ocel lah, aku manggil Rosi, Nafisa kak Ros, ini keluargamu beda lagi, Sela.. haha”.
“haha, suka-suka yang manggil aja gua mah... asal gak dipanggil Rojak aja”.
“haha, abis ini deh aku panggil Rojak”. Kataku.
“oh iya Ros.. ngelanjutin yang tadi, gimana nih Ziva selama kost bareng kamu?”. Tanyaku sambil mengajak Rosi berjalan untuk nyari tempat duduk.
“yaaa gitu deh”.
“gitu gimana?”.
“orang ditemenin eee malah dia nya yang jarang di kost, gimana dong?”. Sambil duduk di kursi panjang di bawah pohon.
“hmmm... ya udah lah ya, yang penting kamu udah berusaha ada terus buat dia, selebihnya kan hak dia”.
Rosi menjawab dengan menganggukkan kepala.
“terus abis ini, apa nih rencana kamu?” tanyaku.
“beres wisuda ini?”
“ya iyalah apa lagi?”
“hehe, ummm... rahasia, wleee!”.
“hmmm, udah mulai main rahasia-rahasiaan aja nih ya”.
“haha, udah ah gak penting... yang jelas, besok gue udah gak di Solo lagi”.
“hah! Serius?! besok banget nih?”.
“ya itu udah dijemput bokap nyokap tuh”.
“yaaah, gak ada temen curhat lagi dong?”.
“gak usah sok sedih gitu deh! Lagian udah lama juga kan kita jarang komunikasi, pake acara drama segala”. Kata Rosi sambil tersenyum sinis kepadaku.
“hehe, ya gak gitu... gak enak juga kali Ros sama Nafisa”.
“iya iya paham... emmm eh lama juga ya Nafisa?”.
“iya juga ya? Eh tunggu sini bentar ya Ros”. kataku sambil berlari kecil ke arah penjual buket.
“nih, buat kamu!”. Aku menyodorkan buket mawar satu tangkai kepada Rosi.
“hah! Apaan nih?”.
“udah terima aja, buat sekedar kenang-kenangan dari partner curhatmu, haha”.
“hmmh.. oke deh, makasih ya.. Ngga”.
“sama-sama”.
“btw kenapa kok lu milih yang imitasi gini sih?”. Tanya Rosi.
“jiah dibilang imitasi... artificial”.
“ya itu maksudnya”.
“yaaa biar awet aja, yang asli juga besok udah layu, gak bisa disimpen”.
“laah, emang gue mau nyimpen? Pede banget lu, haha”.
“ya sapa tau.” Kataku sambil nyengir.
“terus kenapa warna putih?”.
“putih itu bersih, masih bisa kamu kasih warna apa aja terserah kamu, tergantung suasana hatimu, simple kan?! haha”.
“filosofi ngarang itu mah!”.
“ya emang, cari yang harganya murah aja tadi, haha”.
“wah parah lu, sumpah!”. kata Rosi smabil ketawa kecil.
“haaai.. maaf lama, aku cariin kemana-mana ee taunya duduk disini”. Kata Nafisa yang baru nongol.
“yakali gue sama Angga suruh berdiri terus disono nungguin elu”. Sahut Rosi.
“hehe, iya maaf kak Ros, agak lama tadi sama Bu Sitinya”.
“iye-iye gapapa, eh yaudah yuk nyusulin bokap nyokap, makan siang kita”.
“gimana yang?”. Tanyaku ke Nafisa.
“ya udah boleh yuk”. Jawab Nafisa.
***
1 bulan kemudian.
“Mbak Cantik!”. Sapaku kepada mbak Marta membuka obrolan di chat.
“hai Ngga, kenapa? Kangen?”.
“gak usah mancing-mancing deh mbak, haha”.
“hahaha, iya kenapa Ngga?”.
“kira-kira mobil operasionalnya mbak, minggu depan lagi dipake gak ya? Rencana mau pinjem sih”.
Aku dan mbak Marta memang sudah intens lagi berkomunikasi, seringnya sih ngobrolin soal sifat cewek, apalagi kalau pas kadang Nafisa ngambek ke aku. aku pasti minta saran ke mbak Marta gimana aku harus bersikap. Kami saling curhat dan kadang hanya sekedar ngobrol santai, lewat handphone, chatingan atau sesekali telepon. Komunikasi kami mulai intens lagi semenjak 5 bulan yang lalu, waktu mbak Lala lahiran anak pertanya. Ya.. anak pertama kami.
5 bulan yang lalu.
KRING..KRING
bunyi chat masuk di HPku sekitar pukul 7 kurang.
“Angga?”.
“halo mbak.. wah tumben nih nge-chat, apa kabar mbak?”.
“kamu udah denger kabar kalau Lala baru lahiran Ngga? Wah, bisa-bisa nya ya tuh anak, hamil gak ngasih kabar tau-tau dah brojol aja... bener-bener deh!”
“lololo, aku gak denger apa-apa tuh mbak.. ini serius mbak Lala baru lahiran?”. Kataku pura-pura gak tau apa-apa, ternyata mbak Lala beneran ngasih surprise ke mbak Marta. Tapi aku juga baru denger dari mbak Marta ini kalau mbak Lala baru lahiran. Sama sekali belum ada chat masuk dari mbak Lala semenjak pertemuan kami waktu itu.
“serius lah, orang dia sendiri yang ngasih kabar semalem, makanya ini aku langsung meluncur ke Solo”.
“loh jadi ini mbak mau ke Solo?”.
“bukan mau lagi, ini aku udah di Solo, jam 6 tadi nyampe”.
“astaga... express, mbak Lala gimana kondisinya mbak?”. Aku yang masih kaget mendengar berita ini tiba-tiba merasa sedikit gelisah.
“alhamdulillah sehat semua, anaknya cowok”.
“alhamdulillaaaaah!”. Mendengar itu, aku merasa sangat lega.
“si Lala tuh emang kebangetan deh, temen sendiri sampe gak tau kalau dia selama ini lagi hamil, hmmm”. Lanjut mbak Marta.
“ya udah, gak apa-apa lah mbak, toh yang penting sekarang impian mbak Lala untuk punya anak udah tercapai, kondisinya juga sehat semua, ya kan?!”. Kataku sedikit menenangkannya.
“iya juga, wah... gak kebayang sih betapa senengnya si Lala, aku aja yang denger ini seneng buanget!”.
“naaah, bener tuh... pasti mbak Lala seneng banget ini”.
“kesana yuk Ngga yuk! Jenguk si Lala sekalihan nengokin debay nya”.
“boleh, kapan mbak?”.
“entar sore gimana? Apa agak malem juga gapapa”.
“oke boleh mbak”.
“ya udah kalau gitu, gini aja.. nanti kamu ambil mobil operasional kantor yang dulu itu, ketemu si Alya, nanti biar aku kasih tau Alya nya.. terus kamu jemput aku ya Ngga, mobilku selama ini di jakarta soalnya”.
“oh gitu, siap mbak”.
“ya udah, aku tunggu ya”.
“eh mbak-mbak, boleh aku ajak Nafisa?”.
“boleh dong, sekalian kenalin sama aku, istri pertamamu ini, haha”.
“hmmm, suka asal ye kalau ngomong, haha”.
“haha, ya udah aku tunggu ya Ngga”. kata mbak Marta
~ Bersambung
. . .
“eh bentar-bentar Ngga, tinggal ganti jilbab kok”. Nafisa sudah rapi memakai kemeja tunik dan rok panjang, tetapi masih memakai handuk untuk menutup kepalanya. Hari ini adalah hari spesial buat Rosela. Awal bulan September dimana itu jadwal Wisuda periode 1 tahun itu di kampusnya. Kami berdua berencana datang setelah acara selesai, biar bisa ketemu sambil ngobrol-ngobrol sama Rosi.
“Kak Roooss!”. Teriak Nafisa sambil berjalan cepat.
“Hei Naf... apa kabar?”. Tanya Rosi sambil berpelukan.
“Selamat ya Ros”. kataku.
“Thank u Ngga”. Kata Rosi sambil tersenyum.
“baik kakakkuuuu! Selamat ya...akhirnya berhasil jadi mantan mahasiswa, pengangguran deh ini nanti, haha”. Ledek Nafisa.
“sialan lu, haha”. Jawab Rosi.
“eh Siva mana Ros? tak tampak batang hidungnya”. Tanyaku sedikit bercanda.
“baruuu aja balik, udah nemenin gue dari pagi sih dia, terus ini tadi katanya ada perlu, balik duluan deh”. Jelas Rosi.
“iya nih, kangen juga sama kak Siva, lama gak ketemu”. Sahut Nafisa.
“makanya sekali-kali main ke kost an mantan tetangga lu ini, jangan sibuk aja sama kuliah”. Kata Rosi
“iya lah, aku gak boleh kalah sama Kak Ros yang lulus dengan nilai cumlaude ini!”. kata Nafisa.
“udah gak bakalan bisa, hahaaa”. Ledek Rosi dengan tertawa sombong. Nafisa menguncupkan bibirnya.
“canda kali Naf, bisa laaah, lu kan pinter”. Kata Rosi sambil tersenyum ke Nafisa.
“Nafisa?”. Seorang Dosen perempuan memanggil Nafisa dari arah pintu masuk auditorium.
“Naf, dipanggil Bu Siti tuh, buruan samperin”. Kata Rosi.
“eh, iya.. ada apa ya?”. Kata Nafisa ke Rosi.
“Iya Bu!”. Jawab Nafisa sedikit berteriak.
“bentar ya sayang... aku kesana dulu kak Ros”. kata Nafisa.
“Iyaa”. Kataku bersamaan dengan Rosi.
“Eh pah, mah..”. kata Rosi menyapa papa mama nya yang menghapiri dia.
“Halo om, tante... Angga, temen Rosi”. Kataku bersalaman sambil memperkenalkan diri ke mereka.
“mamah sama papa ke mobil dulu ya sayang, kalau udah nanti kita baru cari makan, ajak sekalian ini temennya ya”.
“oh iya mah, Sela gak lama kok, paling ngobrol doang bentar”. Kata Rosi.
“ya udah, mari nak Angga, nanti ikut Sela aja kita makan bareng”.
“oh iya tante, siaap”. Kataku.
“banyak banget nama panggilanmu yak... yang Ocel lah, aku manggil Rosi, Nafisa kak Ros, ini keluargamu beda lagi, Sela.. haha”.
“haha, suka-suka yang manggil aja gua mah... asal gak dipanggil Rojak aja”.
“haha, abis ini deh aku panggil Rojak”. Kataku.
“oh iya Ros.. ngelanjutin yang tadi, gimana nih Ziva selama kost bareng kamu?”. Tanyaku sambil mengajak Rosi berjalan untuk nyari tempat duduk.
“yaaa gitu deh”.
“gitu gimana?”.
“orang ditemenin eee malah dia nya yang jarang di kost, gimana dong?”. Sambil duduk di kursi panjang di bawah pohon.
“hmmm... ya udah lah ya, yang penting kamu udah berusaha ada terus buat dia, selebihnya kan hak dia”.
Rosi menjawab dengan menganggukkan kepala.
“terus abis ini, apa nih rencana kamu?” tanyaku.
“beres wisuda ini?”
“ya iyalah apa lagi?”
“hehe, ummm... rahasia, wleee!”.
“hmmm, udah mulai main rahasia-rahasiaan aja nih ya”.
“haha, udah ah gak penting... yang jelas, besok gue udah gak di Solo lagi”.
“hah! Serius?! besok banget nih?”.
“ya itu udah dijemput bokap nyokap tuh”.
“yaaah, gak ada temen curhat lagi dong?”.
“gak usah sok sedih gitu deh! Lagian udah lama juga kan kita jarang komunikasi, pake acara drama segala”. Kata Rosi sambil tersenyum sinis kepadaku.
“hehe, ya gak gitu... gak enak juga kali Ros sama Nafisa”.
“iya iya paham... emmm eh lama juga ya Nafisa?”.
“iya juga ya? Eh tunggu sini bentar ya Ros”. kataku sambil berlari kecil ke arah penjual buket.
“nih, buat kamu!”. Aku menyodorkan buket mawar satu tangkai kepada Rosi.
“hah! Apaan nih?”.
“udah terima aja, buat sekedar kenang-kenangan dari partner curhatmu, haha”.
“hmmh.. oke deh, makasih ya.. Ngga”.
“sama-sama”.
“btw kenapa kok lu milih yang imitasi gini sih?”. Tanya Rosi.
“jiah dibilang imitasi... artificial”.
“ya itu maksudnya”.
“yaaa biar awet aja, yang asli juga besok udah layu, gak bisa disimpen”.
“laah, emang gue mau nyimpen? Pede banget lu, haha”.
“ya sapa tau.” Kataku sambil nyengir.
“terus kenapa warna putih?”.
“putih itu bersih, masih bisa kamu kasih warna apa aja terserah kamu, tergantung suasana hatimu, simple kan?! haha”.
“filosofi ngarang itu mah!”.
“ya emang, cari yang harganya murah aja tadi, haha”.
“wah parah lu, sumpah!”. kata Rosi smabil ketawa kecil.
“haaai.. maaf lama, aku cariin kemana-mana ee taunya duduk disini”. Kata Nafisa yang baru nongol.
“yakali gue sama Angga suruh berdiri terus disono nungguin elu”. Sahut Rosi.
“hehe, iya maaf kak Ros, agak lama tadi sama Bu Sitinya”.
“iye-iye gapapa, eh yaudah yuk nyusulin bokap nyokap, makan siang kita”.
“gimana yang?”. Tanyaku ke Nafisa.
“ya udah boleh yuk”. Jawab Nafisa.
***
1 bulan kemudian.
“Mbak Cantik!”. Sapaku kepada mbak Marta membuka obrolan di chat.
“hai Ngga, kenapa? Kangen?”.
“gak usah mancing-mancing deh mbak, haha”.
“hahaha, iya kenapa Ngga?”.
“kira-kira mobil operasionalnya mbak, minggu depan lagi dipake gak ya? Rencana mau pinjem sih”.
Aku dan mbak Marta memang sudah intens lagi berkomunikasi, seringnya sih ngobrolin soal sifat cewek, apalagi kalau pas kadang Nafisa ngambek ke aku. aku pasti minta saran ke mbak Marta gimana aku harus bersikap. Kami saling curhat dan kadang hanya sekedar ngobrol santai, lewat handphone, chatingan atau sesekali telepon. Komunikasi kami mulai intens lagi semenjak 5 bulan yang lalu, waktu mbak Lala lahiran anak pertanya. Ya.. anak pertama kami.
5 bulan yang lalu.
KRING..KRING
bunyi chat masuk di HPku sekitar pukul 7 kurang.
“Angga?”.
“halo mbak.. wah tumben nih nge-chat, apa kabar mbak?”.
“kamu udah denger kabar kalau Lala baru lahiran Ngga? Wah, bisa-bisa nya ya tuh anak, hamil gak ngasih kabar tau-tau dah brojol aja... bener-bener deh!”
“lololo, aku gak denger apa-apa tuh mbak.. ini serius mbak Lala baru lahiran?”. Kataku pura-pura gak tau apa-apa, ternyata mbak Lala beneran ngasih surprise ke mbak Marta. Tapi aku juga baru denger dari mbak Marta ini kalau mbak Lala baru lahiran. Sama sekali belum ada chat masuk dari mbak Lala semenjak pertemuan kami waktu itu.
“serius lah, orang dia sendiri yang ngasih kabar semalem, makanya ini aku langsung meluncur ke Solo”.
“loh jadi ini mbak mau ke Solo?”.
“bukan mau lagi, ini aku udah di Solo, jam 6 tadi nyampe”.
“astaga... express, mbak Lala gimana kondisinya mbak?”. Aku yang masih kaget mendengar berita ini tiba-tiba merasa sedikit gelisah.
“alhamdulillah sehat semua, anaknya cowok”.
“alhamdulillaaaaah!”. Mendengar itu, aku merasa sangat lega.
“si Lala tuh emang kebangetan deh, temen sendiri sampe gak tau kalau dia selama ini lagi hamil, hmmm”. Lanjut mbak Marta.
“ya udah, gak apa-apa lah mbak, toh yang penting sekarang impian mbak Lala untuk punya anak udah tercapai, kondisinya juga sehat semua, ya kan?!”. Kataku sedikit menenangkannya.
“iya juga, wah... gak kebayang sih betapa senengnya si Lala, aku aja yang denger ini seneng buanget!”.
“naaah, bener tuh... pasti mbak Lala seneng banget ini”.
“kesana yuk Ngga yuk! Jenguk si Lala sekalihan nengokin debay nya”.
“boleh, kapan mbak?”.
“entar sore gimana? Apa agak malem juga gapapa”.
“oke boleh mbak”.
“ya udah kalau gitu, gini aja.. nanti kamu ambil mobil operasional kantor yang dulu itu, ketemu si Alya, nanti biar aku kasih tau Alya nya.. terus kamu jemput aku ya Ngga, mobilku selama ini di jakarta soalnya”.
“oh gitu, siap mbak”.
“ya udah, aku tunggu ya”.
“eh mbak-mbak, boleh aku ajak Nafisa?”.
“boleh dong, sekalian kenalin sama aku, istri pertamamu ini, haha”.
“hmmm, suka asal ye kalau ngomong, haha”.
“haha, ya udah aku tunggu ya Ngga”. kata mbak Marta
~ Bersambung
Terakhir diubah:
alexdino26
Semprot Lover
Thanks updatednya gannn
check_mate
Pertapa Semprot
- Daftar
- 23 Apr 2018
- Post
- 4.903
- Like diterima
- 21.998
Thanks apdetnya @akangwarhol
manu ferara
Guru Semprot
- Daftar
- 23 Oct 2016
- Post
- 608
- Like diterima
- 735
Dan anaknya lala mirip kamu 
Juragan3033
Semprot Holic
- Daftar
- 16 Jun 2022
- Post
- 389
- Like diterima
- 608
Banyak untungnya nih di Angga...
sukacewemanisberjilbab
Senpai Semprot
Tanggung nih... Ga ada adegannya...
- Status
Similar threads
CERBUNG
Keluarga Baru
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
