Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG CALON MERTUA DAN CALON ISTRI

Kalau soal hubungan ini Arban orangnya setia suhu, cuman suka jajan diluar tapi itupun pilih pilih gasuka jajan yang bayar bayar
Uuuh.. aku hanya penikmat karyamu hu
Ngikut aja

Eh tapi Arban pengikut poligami gak Hu? Emang bener judulnya calon mertua dan calon istri, tapi kalo poligami kan mertua 4, bini 4 juga hu


Hahahahahahahahahahahahaha
 
PART 7

Malam telah sampai dan bulan bersinar dengan terangnya, di sebuah ruangan salah satu gedung Universitas masih terlihat nyala lampu yang cukup terang dengan beberapa pria di bawahnya. Terdapat 8 orang di dalam ruangan laboratorium bekas tersebut dengan keringat yang mengalir cukup deras walaupun udara yang berhembus terasa sejuk karena jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Tolol, sudah berapa kali aku bilang, jangan pernah menyelundupkan barang seperti itu dalam pengiriman!! Kita ini pengusaha, bukan pengedar!!!" Arban membentak cukup keras kepada 2 orang di depannya yang merupakan teman semasa SMA-nya hingga kini menjadi partner bisnisnya yang mereka bangun bersama sama sejak awal kuliah dan dia sebagai ketua dari bisnis mereka tersebut yang bergerak di bidang distribusi beberapa barang.
Baru saja tadi sore dirinya ingin tidur sejenak karena lelah setelah dari luar kota untuk menanyakan perihal ketersediaan pasokan barang dagang mereka dari para produsen. Namun bukannya dapat tertidur, dirinya malah mendapatkan telepon dari salah seorang temannya yang bertugas menjaga gudang, bahwa di salah satu box barang yang baru saja sampai, dirinya menemukan obat obattan terlarang dengan berat hampir 7 kg dengan berbagai jenis berbeda. Tentu saja hal tersebut memaksa Arban harus mengadakan rapat mendadak dengan mereka semua yang memiliki tugas di masing-masing bidang sesuai keahlian mereka yang berakhir dengan perdebatan panjang hingga memaksa Arban harus mengeluarkan beberapa tamparan keras kepada 2 orang temannya yang bertugas sebagai penyalur barang dari produsen ke mereka ke kota. Sebagai seorang pemimpin, tentu saja Arban harus memiliki sifat keras dan tegas jika salah satu anggotanya tidak mau mengikuti aturan yang telah mereka buat sejak awal agar tidak terulang kembali.
Ketika sedang dalam situasi yang benar benar tegang dengan berbagai umpatan dari mereka, pintu ruangan bekas lab yang mereka pakai tiba tiba terbuka dengan suara yang cukup keras.

"Apa yang kalian lakukan disini!!??" Bentak seseorang secara tiba tiba dari arah pintu.

Karena terkejut, semua orang seketika langsung menoleh ke asal suara yang cukup keras tersebut. Setelah melihat siapa pelaku dari kejadian tersebut, mereka mematung sejenak dan segera keluar tanpa sepatah katapun seperti tidak terjadi apa apa.

"Semua orang boleh keluar kecuali kamu Arban!! " Perintah orang tersebut yang ternyata adalah Ibu Aini, yaitu seorang dosen muda dari kampus tersebut yang terkenal suka mempersulit mahasiswanya tanpa alasan yang jelas. Di belakangnya berdiri beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang sepertinya penasaran dengan kejadian tersebut namun tidak berani berkomentar karena takut dengan ke-8 orang di dalam gudang yang wajahnya nampak benar benar tegang dan penuh amarah.

"Loh kok gitu Bu?? Maksudnya bagaimana??" Tanya Arban cukup emosional yang tentu saja tidak terima dengan perlakuan dosen berumur 29 tahun tersebut yang nampaknya mencari masalah dengan dirinya.
"Kamu merupakan ketua dari mereka mereka ini, jadi kamu ikut Ibu ke ruangan Ibu sekarang."
"Ck sial.. Kalian bubar duluan dan selesaikan masalah tadi, besok pagi semua itu harus selesai." Ucap Arban pasrah karena tertekan kepada teman temannya yang diikuti dengan kesiapan mereka.

Setelah semua teman temannya keluar, Arban segera mengikuti Ibu Aini menuju rumah dinas dosen yang berada di belakang pelataran kampus tersebut. Sepanjang perjalanan di penuhi dengan hutan dan rimbunnya pohon karena berada di sekitar fakultas kehutanan.

Dari belakang, dirinya menangkap bentuk tubuh Ibu Aini yang cukup sexy bak gitar spanyol yang sehari harinya memakai rok pendek dan kemeja putih sehingga menambah kesan sensual pada dirinya. Selama ini, Arban jarang memperhatikan Ibu Aini walaupun sering berjumpa. Menurut beberapa informasi yang sering didapatkan oleh Arban, Ibu Aini adalah seorang wanita yang ditinggal oleh tunangannya tepat 2 bulan sebelum menikah sehingga Ibu Aini memutuskan untuk tidak dekat dengan laki laki manapun sejak saat knk. Menurut Arban sendiri, Ibu Aini adalah wanita yang cukup cantik dan sexy diikuti dengan rambut tidak terlalu panjang yang selalu dikuncir dan berwarna pirang karena tidak mengenakan hijab. Namun karena sifatnya yang menurut Arban kurang baik sehingga Arban kurang menyukai dosen muda tersebut.

Butuh 7 menit lebih bagi mereka berdua untuk sampai di area rumah dinas tersebut, nampak oleh Arban lingkungan yang sudah sepi karena gelapnya malam dan terkesan horor karena suara hewan malam saling bersahur. Setelah sampai di rumah dinas nomor 5, Ibu Aini segera membuka pintu dan memerintahkan Arban untuk duduk di kursi teras.
Cukup lama Arban menunggu diteras luar sambil memikirkan pemecahan masalah barusan hingga tidak sadar bahwa Ibu Aini memperhatikan dirinya dari pintu.

"Masih lama ngelamunnya??" Tanya Ibu Aini mengagetkan Arban.
"Ngapain Ibu ngajak saya jauh-jauh kesini??" Tanya Arban tanpa berniat menjawab pertanyaan Ibu Aini tersebut.
"Menurut kamu?" Nampaknya Ibu Aini merencanakan sesuatu hal yang ditandai dengan senyuman tipisnya yang ditangkap aneh oleh Arban.
"Ibu nggak usah macam-macam sama saya, walaupun saya hanya asisten dosen, saya punya koneksi kuat dengan beberapa dosen senior daripada Ibu, apalagi Ibu seorang wanita yang tentu saja kalah fisik sama saya." Ancam Arban kepada Ibu Aini dengan tujuan menindas Ibu Aini.
"Oh ya??Emangnya saya apain kamu??" Ucap Ibu Aini nampak santai.
"Kalau ada yang mau Ibu bicarakan, mending sekarang aja. Saya mau balik, saya belum makan malam dan ingin tidur." Pinta Arban yang tidak ingin bertele tele lagi.
"Ayo masuk.." Ajak Ibu Aini sambil masuk kedalam rumah.

Mendapati ajakan tersebut, justru Arban menjadi semakin tidak mengerti dan bingung. Setelah beberapa saat, Ibu Aini tidak mendapati Arban masuk, sehingga dirinya segera kembali keluar dan menarik tangan Arban agar masuk kedalam rumah.

Tangan Ibu Aini terus menuntun Arban masuk hingga sampai di ruang makan, nampak diatas meja makan penuh dengan hidangan kesukaan Arban yang entah kapan disiapkan oleh sang dosen muda tersebut. Dari sini jugalah Arban menyadari bahwa Ibu Aini hanya memakai setelan baju tidur tipis berwarna merah dengan wangi parfum yang hampir meluluhkan imannya. Nampak olehnya pergerakan Ibu Aini yang biasa saja tanpa takut oleh Arban yang terkenal akan nakal dan berjiwa liar namun baik hati dan suka menolong.

"Kamu tau, saya disini hanya tinggal sendiri dan sering kesepian Arban." Ucap Ibu Aini membuka obrolan sambil mengambil piring dan mengisinya dengan beberapa menu makanan seperti nasi, ayam bakar, dan capcay lalu diletakan di pinggir meja untuk Arban.

"Saya pernah hampir menikah dan ternyata tunangan saya malah pergi meninggalkan saya tanpa alasan yang jelas." Jelas Ibu Aini sambil bertatapan dengan Arban dengan senyum tipis yang dibalas dengan tatapan tajam Arban.

Entah apa tujuan Ibu Aini membawanya kesini, namun Arban benar benar memasang kewaspadaan yang sangat tinggi karena tidak bisa menebak tujuan Ibu Aini.

Perlahan-lahan Ibu Aini melangkah berhadapan dengan Arban dengan jarak yang sangat dekat. Nampak sekali bahwa tinggi badan Ibu Aini tidak sama dengan Arban yang hanya sampai di dagunya sehingga Ibu Aini harus mendongak keatas untuk memandang wajah tampan Arban yang diikuti dengan kedua tangannya yang memeluk leher Arban.

"Saya cinta sama kamu Arban, kamu itu type Ibu banget soalnya dalam segala aspek." Ucap Ibu Aini secara tiba tiba tanpa canggung dan secara perlahan salah satu tangannya melepaskan pelukan di leher Arban dan turun melepas kancing kemeja Arban secara satu per satu. Mendapati hal tersebut, Arban hanya diam dan mengamati apa yang akan dilakukan Ibu Aini.
"Kamu selalu buat Ibu kagum dengan sifat kamu bahkan banyak mahasiswa yang jatuh cinta sama kamu, sayang banget rasanya kamu harus berakhir sama perempuan sekelas Ana yang manja dan gabisa ngasih apa-apa ke kamu." Ucap Ibu Aini sambil mengelus-elus sixpack dan otot bisep Arban yang sangat terbentuk sambil mengeluarkan penyesalannya bahwa Arban harus berlabuh hati ke Ana yang dikenal manja dan sering membuat Arban kesusahan.

"Saya punya hubungan dengan Ana itu sejak masih SMA, jadi Ibu gabisa banyak komentar soal urusan pribadi saya." Ucap Arban sambil memegang tangan Ibu Aini dan mengeluarkannya dari perutnya lalu memasang kembali kancing kemejanya.
"Hahahaha, sifat seperti itu yang Ibu suka banget dari kamu. Kamu punya tempramen yang kuat dan keras. Ayo makan." Mendapati jawaban dari Arban tersebut, Ibu Aini hanya tertawa seakan akan sudah tau akan mendapat respon tersebut.

Mereka berdua pun duduk dimeja makan dengan posisi saling berhadapan. Karena merasa lapar, Arban tidak memiliki opsi lain selain memasukkan makanan tersebut kedalam mulutnya. Awalnya Arban merasakan makanan tersebut di lidahnya untuk memastikan apakah aman atau tidak, setelah dirasa tidak mengandung barang dan zat aneh maka dirinya segera makan dengan lahap.

"Hebatkan?? Ibu sering mengawasi dan memperhatikan kamu sampai makanan kesukaan kamu bisa Ibu tau." Ucap Ibu Aini yang nampaknya tidak makan sama sekali.
Ungkapan tersebut langsung menjawab pertanyaan di benak Arban tentang bagaimana bisa semua makanan kesukaan miliknya dapat terpampang dimeja ini.
"Ibu masih muda, kalau memang benar Ibu suka atau cinta sama saya, maka itu adalah hal yang sia-sia. Saya punya Ana dan saya cinta sama Ana." Ucap Arban sambil terus makan dan tidak peduli dengan ucapan Ibu Aini tersebut.

Mendengar hal tersebut, Ibu Aini segera berdiri dan berjalan menuju posisi Aeban lalu ikut duduk di paha Arban dan menggenggam tangan Arban.
"Ibu masih perawan, gapapa kan kalau kamu selingkuh sama Ibu cuman buat malam ini?? Anggap aja ini nggak pernah terjadi." Ucap Ibu Aini sambil mengelus bibir Arban dan tersenyum menggoda, bahkan kini kancing baju tidurnya telah terbuka 3 yang menampakkan bra merah muda miliknya dengan belahan payudaranya.

Dengan pikiran yang kacau, Arban segera mengambil air minum yang tersedia. Baru saja dia memasukkan air tersebut ke mulutnya, dirinya segera memyemburkan air tersebut.

"Sial, apa maksud Ibu memasukan obat tidur kedalam sini!!??" Bentak Arban cukup keras dan segera mendorong Ibu Aini agar turun dari pangkuannya. Tau akan hal itu, Ibu Aini sangat terkejut karena Arban dapat mengetahui bahwa air minumnya dicampurkan dengan obat tidur tanpa rasa. Itulah yang tidak diketahui oleh Ibu Aini yaitu Arban memilik indra yang sangat kuat baik perasa, pendengar, maupun kepekaan pikiran. Tidak heran Arban mampu mengetahui bahwa air minum tersebut mengandung dosis obat tidur.

Tidak mau berlama lama lagi, Arban segera merapikan diri dan berjalan menuju pintu keluar dengan tergesa-gesa. Baru saja dirinya melangkahkan kaki beberapa langkah, tiba-tiba saja dirinya sadar dari belakang ada ayunan tongkat pemukul yang langsung saja segera dia hindari. Ternyata itu adalah Ibu Aini yang gelap mata sehingga ingin membuat Arban pingsan dengan pukulannya.

"Hahaha, kocak banget, Ibu pikir saya orang biasa mau Ibu pukul pake pukulan lemah dan lambat gitu." Tawa Arban sambil menggeleng gelengkan kepala.

Tidak menyerah, Ibu Aini bagaikan kesetanan langsung mengayunkan tongkat tersebut kesembarang arah yang semuanya dihindari dengan sangat mudah oleh Arban. Cukup lama dirinya berusaha hingga kehabisan tenaga dan nafas yang terengah-engah diikuti oleh keringat yang membasahi bajunya setelah 10 menit mencoba.
Menyerah akan dirinya, Ibu Aini segera melepas tongkat ditangannya lalu menangis tersedu-sedu dengan cukup keras hingga terduduk dan menutupi wajahnya dengan rambut yang acak acakkan.
Awalnya Arban hanya memperhatikan tangisan Ibu Aini tersebut tanpa ekspresi. Namun setelah beberapa saat, Arban merasa cukup iba dan segera mendekat kearah Ibu Aini lalu mengelus rambutnya hingga tangisan Ibu Aini reda dan berhenti. Setelahnya Arban mengangkat dagu Ibu Aini dan mencumbu bibirnya dengan lembut dan perlahan.

"Mphhh mphhhh..." Mendapati perlakuan tersebut, Ibu Aini benar benar terkejut dan tidak bisa melakukan perlawanan karena tidak memiliki pengalaman apa-apa dengan seorang laki-laki dalam urusan seks.

Mengetahui hal tersebut, Arban segera menuntun agar Ibu Aini berdiri dengan posisi tetap saling mencumbu hingga beberapa waktu.

"Mphhh shh ngh aaah... hah hah hah.." Setelah Arban melepaskan cumbuannya nampak wajah Ibu Aini yang memerah dan nafasnya yang sangat tidak beraturan karena ciuman pertamanya telah diambil oleh seorang mahasiswa muda yang sangat dicintainya.
"Ternyata sifatnya aja yang nakal, tau taunya masih gabisa apa apa. Hahaha." Ucap Arban sambil tersenyum mengejek.

Tentu saja ketika mendengar hal tersebut hati Ibu Aini cukup kesal sehingga membuat dirinya mendekati Arban dan membalas mencumbu bibir mahasiswa muda tersebut dengan liar walaupun masih nampak pemula. Tidak puas dengan hal itu, Ibu Aini segera melompat dan disambut dengan gendongan Arban.

"Ngh mphhhhh shhh ahhh.. Ayo masuk ke kamar shhhh ah mphhhhh shhh." Ajak Ibu Aini sambil melepaskan cumbuannya kembali dan menunjuk sebuah pintu kamar. Mendapati arahan tersebut, Arban segera berjalan sambil menggendong Ibu Aini dan bibir yang masih saling mencumbu dan menyerang satu sama lain. Setelah masuk kedalam kamar, Arban segera membaringkan Ibu Aini diatas ranjang dan menindihnya sambil menjilati leher Ibu Aini yang membuatnya mengerang hebat. Bahkan kini leher Ibu Aini penuh dengan bekas cupangan hingga leher Ibu Aini yang awalnya berwarna putih mulus kini menjadi merah.

"Shhh ouhhhh nakal banget kamuuu, geliiiii shhh Ibu pipis aah ahhhh shhh." Erang Ibu Aini yang benar benar tidak tahan dengan tangan Arban yang sudah masuk kedalam memeknya walaupun hanya dielus-elus yang bahkan membuatnya orgasme untuk pertama kalinya. Nafas Ibu Aini menjadi berat dan wajahnya memerah dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.
Tanpa disadari Ibu Aini, ketika masuk kedalam kamar tadi Arban terlebih dahulu meletakkan HPnya diatas meja dalam posisi mereka mengarah keatas kasur.

"Nggak pernah disentuh ya ni memek??" Tanya Arban kebingungan sambil tangannya terus mengelus-elus memek Ibu Aini yang diikuti dengan jawaban Ibu Aini berupa gelengan kepala dengan wajah yang sudah benar benar horny berat dan nafas yang memburu.
Dari sinilah Arban baru sadar bahwa dalam kamar tersebut di penuhi dengan fotonya yang nampaknya diambil secara diam-diam. Bahkan disitu terdapat fotonya yang sedang mandi di pantai hanya menggunakan celana pendek dan memamerkan otot-otot tubuhnya.

Elusan tangan Arban telah berubah menjadi kocokan menggunakan jari yang membuatnya Ibu Aini terkejut dan terangsang hebat.
"Shhh ouhhh ngh ah ah ah ah shhhh aaaah aaaah ampuuun geliii." Erang Ibu Aini histeris.
"Pernah diginiin nggak sama mantan Ibu?" Tanya Arban yang menaikkan kecepatan kocokkan jarinya.
"Shhh ahhhh nggak pernah shhh mphhhh ah ah shhh pipiiiiis geliiii ampuuun ah ah ah." Desah Ibu Aini menjadi jadi diikuti dengan orgasmenya yang hebat hingga beberapa saat.
"Maaf ya Ibu, saya gabisa lebih lama lagi disini." Ucap Arban sambil bersiap untuk berdiri. Namun tentu saja hal tersebut tidak dibiarkan oleh Ibu Aini yang membuat keadaan sekarang berbalik yaitu Ibu Aini yang menindih tubuh kekar Arban menggunakan tubuh mungilnya layaknya anak SMA diatas tubuh seorang binaragawan. Bahkan sekarang Ibu Aini tidak lagi mengenakan celana karena dilepaskan oleh dirinya sendiri dan menyisakan celana dalam saja berwarna pink dan menambah kesan erotis dirinya dengan baju tidur yang hampir terbuka juga.

"Mphhh shhh kamu harus jadi milik Ibu malam ini Arban ngh shhh ahh ah ah ah." Ucap Ibu Aini sambil menjilati leher dan wajah Arban dengan liarnya hingga liur membasahi leher Arban hingga mengkilap.
"Saya gabisa jadi milik Ibu sampai kapanpun, kecuali Ibu yang jadi milik saya." Ucap Arban sambil memeluk leher Ibu Aini dan tersenyum tipis.
"Maksud kamu??" Tanya Ibu Aini bingung.
"Ibu jadi budak seks kontol saya." Bisik Arban ditelinga Ibu Aini dengan halus yang membuat Ibu Aini terkejut dan mematung beberapa saat sehingga dirinya segera turun dari tubuh Arban.
"Keluar kamu!!!" Bentak Ibu Aini yang merasa harga dirinya tidak dianggap sama sekali oleh Arban.
"Kenapa?? Bukannya Ibu yang pengen ya tadi. Hahahaha." Ejek Arban sambil bangkit dan duduk disisi kasur.
"Keluar kamu!!!" Bentak Ibu Aini kembali sambil menunjuk pintu kamar.

Dari luar pula terdengar bunyi kendaraan motor yang ternyata adalah teman Arban yang dia perintahkan kesini setelah 45 menit ketika sedang di teras tadi. Mengetahui hal tersebut, Arban segera bangkit dan mengambil HPnya lalu menunjukkan rekaman video yang baru saja terjadi lalu berbisik kepada Ibu Aini.
"Saya kasih waktu Ibu untuk berpikir atau saya jual aja tubuh Ibu ke mahasiswa lain biar Ibu di tau sebagai dosen cabul." Bisik Arban sambil meremas payudara Ibu Aini dan mencium pipinya yang membuat Ibu Aini mematung dan membisu.

Setelahnya Arban segera berdiri dan keluar dari kamar tersebut lalu keluar dari rumah dinas tersebut.

"Ngapain aja sih bro??" Tanya teman Arban yang menjemputnya menggunakan motor matic menyambut Arban yang baru saja keluar.
"Biasalah tu dosen banyak masalah." Jawab Arban menutupi kejadian tadi.
"Tu dosen emang dikenal keras kepala sama suka cari masalah sih." Lanjut teman Arban tersebut.
"Yaudah sih ayo balik." Ajak Arban kepada temannya karena lelah dengan harinya ini.
Motor pun dinyalakan dan berjalan menjauh dari rumah Ibu Aini menuju parkiran gedung fakultas dimana terdapat motor Arban yang disimpannya tadi sore.

Setelah sampai dirumah, Arban segera mandi dan memenangkan diri sejenak dengan cara meminum jus jeruk. Dirinya lalu mengambil HPnya dan mengirim video kejadian barusan melalui aplikasi whatsapp ke nomor Ibu Aini diikuti dengan foto perut sixpacknya.

"Buat temen Ibu Aini malam ini." Ungkapnya.

Ketika membuka aplikasi tersebut juga dirinya menemukan pesan dari Bu Dewi yang berisi foto foto telanjang dan video colmek Bu Dewi di toilet kantor hingga total 28 foto dan 11 video dengan isi pesan menjelaskan bahwa dirinya rindu akan kontol jumbo milik Arban dan ingin meminta waktu untuk ngentot walau sebentar. Sudah 5 hari terlewati sejak persetubuhan mereka di toilet mall dan sejak saat itu juga Arban tidak memiliki kesempatan untuk ngentot dengan Bu Dewi akibat kesibukannya yang benar benar padat. Berbeda dengan Ana yang dapat membuat Arban senggang kapan saja jika dia mau karena Ana merupakan tuan putri bagi Arban yang harus dikabulkan semua keinginannya. Aneh tapi nyata, namun Ana dan Arban sudah berpacaran hampir bertahun-tahun lamanya dan mereka masih baik-baik saja hingga kini.

Dilain sisi, Ibu Aini yang menerima pesan tersebut menjadi sangat horny dan membuatnya sange kembali. Dirinya pun segera melakukan hal sama yang dilakukan Arban barusan kepada dirinya yaitu colmek dengan cara menusuk nusuk memeknya menggunakan jari tengahnya untuk pertama kalinya. Mengetahui bahwa Ibu Aini membaca pesan singkatnya, Arban segera mengirim video kembali yaitu video porno yang berisi adegan hubungan intim antara dosen muda dengan mahasiswanya diikuti dengan pesan berupa.

"Video pembelajaran untuk Ibu Aini."

Tanpa pikir panjang, Ibu Aini segera memutar video tersebut dan colmek semalaman menggunakan foto sixpack dan video porno yang dikirim oleh Arban hingga orgasme berkali kali dan membuatnya pingsan karena lemas. Sensasi baru telah didapatkan oleh Ibu Aini dan membuat sisi binalnya tampak keluar.


Pagipun menjelang dan Arban sudah siap di depan rumah Ana untuk berangkat-bersama sama ke kampus walaupun jam masih menunjukkan pukul 06:34.

"Assalamu'alaikum..." Ucap Arban di depan pintu rumah tersebut.
"Iyaa waalaikumsalam." Jawab suara seseorang dari dalam diikuti dengan pintu yang terbuka. Ternyata yang membuka pintu adalah Bu Dewi yang hanya memakai daster seperti biasa dengan hijab berwarna hitam menutupi kepalanya. Melihat Bu Dewi yang membukakan pintu, Arban hanya tersenyum dan segera masuk kembali diikuti dengan pintu yang tertutup dengan perlahan dan Bu Dewi segera berjongkok di depan kontol Arban lalu menjilatinya dari luar dengan liar seperti anjing yang kelaparan dan menginginkan tulang.

"Hahahaha, sange ya lonte??" Tanya Arban sambil mengelus elus kepala Bu Dewi.
"Mphhh shhh iyaaa tuan ngh mphh mphhh kontoool ngh mphhhh ah ah mphhhh.." Jawab Bu Dewi sambil melepas kancing celana Arban dan mengeluarkan kontol kesukaannya.
"Ana mana??" Tanya Arban kembali sambil duduk dikursi sofa.
"Shhh ouhhh Ana lagi tiduuur tuan, shhh uhhh kontoool mphhh shhh aaaaah." Bu Dewi yang sudah tidak tahan lagi segera menduduki kontol Arban dan memasukannya kedalam memek miliknya dengan posisi membelakangi Arban.
"Shhh ouhh ahh ahh ah ah ah ngh shhh mphhh kontol kontol tuan mau kontol." Desah Bu Dewi benar benar sange berat, walaupun baru saja mulai namun keringatnya sudah mengucur deras.
"Pelan pelan aja deh lonte." Pintar Arban sambil memeluk Bu Dewi dari belakang dan meremas remas payudara besar tersebut dari belakang dengan cukup kasar.
"Shhhh uuhhh gede bangeeet, shhh remas tetek tante tuaaan tante mohooon ah ah ah." Nampaknya Arban tidak melakukan pergerakan apa apa dan membiarkan Bu Dewi memompa kontolnya sendiri.
"Tante binal banget. Hahaha." Ucap Arban diikuti dengan tangannya yang terus meremasi payudara milik Bu Dewi.
"Ngh aaaah lonte tante lonteee haus kontoool ngh ah ah ah ah." Bu Dewi terus memompa penis Arban bagaikan kuda yang berlari tanpa henti menggunakan memeknya yang penuh akan lendir.
"Suami tante kapan pulangnya??" Tanya Arban sambil meremas kencang puting Bu Dewi.
"Shhh aaaaah ampun tuaaaan sakiit shhh ah ah sakit tuaaan." Erang Bu Dewi yang merasa kesakitan ketika putingnya diperlukan seperti itu.
"Dijawab dong lonte." Bukannya berhenti, Arban justru semakin meremas nya dengan kuat.
"Shhh minggu depan tuan aaah aaah tuaaaan memek tante kejang kejang tuaaaan ah ah ah shhhh." Jawab Bu Dewi diikuti dengan memeknya yang bergetar hebat diatas kontol Arban yang masih menancap di dalamnya lalu terasa semburan hangat berupa cairan kental dari memeknya yang mengalir deras.

Suami Bu Dewi atau ayah dari Ana adalah seorang pelaut yang jarang sekali pulang kerumah, terkadang suami Bu Dewi tersebut hanya pulang selama 6 bulan sekali dalam jangka 1 minggu. Selain itu suami Bu Dewi tersebut tidak mampu memberikan kepuasaan kepada Bu Dewi akibat kontolnya yang pendek dan kecil serta mudah crot. Sehingga ketika merasakan sensasi nikmat bersetubuh menggunakan kontol Arban, itu membuat Bu Dewi menjadi menggila dan memeknya menjadi layaknya anjing liar.

"Shhhh ughhh ngh mphhh shhhh ah ah ah enak banget kontol tuan di memek tante, gede banget shhh ah ah ah ah memek tante langsung longgar sama banjir shhh ah ah ah mphhh ampun shhh uhhh." Bu Dewi terus memompa kontol Arban tanpa jeda diikuti dengan pujian kepada tuannya tersebut. Cukup lama mereka melakukan adegan tersebut dengan Bu Dewi yang memegang kendali menggunakan memeknya.
Bahkan kini, memek Bu Dewi berubah menjadi merah merona akibat terlalu lama memompa kontol jumbo tersebut menggunakan lubang mungilnya yang baru terbiasa menggunakan kontol jumbo Arban.

Namun hal tersebut masih kurang puas bagi Arban sehingga dirinya segera mencabut kontolnya dan menjambak rambut Bu Dewi dari luar hijab menuju kamar Ana. Ketika pintu dibuka, benar saja Ana masih tertidur dengan lelapnya. Awalnya Bu Dewi kebingungan dengan apa yang akan dilakukan Arban. Namun setelah Arban memerintahlan Bu Dewi untuk membungkuk menghadap Ana dengan bertumpu disisi tempat tidur Ana, dirinya mengerti dengan tujuan Arban membawanya kesini dan segera melakukan perintah tersebut. Baru saja Bu Dewi membungkuk, Arban segera mengangkat daster Bu Dewi dan menghentakkan kontolnya kedalam memek Bu Dewi tersebut dengan kasar dan kuat.

"Shhh ouhhhh kontoll nghhhh shhh mphhh ah ah ahhh tuaaaaan... " Bu Dewi tidak memiliki pilihan lain selain menahan desahannya agar tidak sekencang biasanya.
"Kenapa lonte?? Mana desahan binalnya pas dapat kontol." Tanya Arban sambil menampar pantat Bu Dewi dengan cukup keras.
"Ngh shhhh ahh ahh ampun tuan shhh ah ah ah ampun tuan ampun." Mohon Bu Dewi yang benar benar tidak tahan, bahkan kini memeknya mengeluarkan lendir dengan sangat deras seperti kran air.
"Desah cepatan lonte." Perintah Arban sambil menampar pantat Bu Dewi kembali.
"Ah ah ah tuan kontol tuan enak shhh ah ah memek tante ngilu tuan enak banget kontol tuan." Erang Bu Dewi dengan lidah yang menjulur layaknya anjing dan wajah yang benar benar sange.
"Ni memek lonte anjing, udah berapa kali keluar lonte???" Bahkan kini tamparan Arban beralih ke payudara Bu Dewi yang bergantung layaknya pepaya matang.
"Shhh ouhhhh 4 kali tuaaann, memek tante gatal banget shhh ah ah ah." Erang Bu Dewi antara sakit dan nikmat yang tidak tertahan akibat sodokan rudal jumbo milik Arban yang benar benar dahsyat.
"Bilang apa ke Ana nya lonte??" Ucap Arban sambil terus memompa memek Bu Dewi dengan cepat dan meremasi payudaranya dengan kasar.
"Nghh shhhh ah ah ah Ana sayaaang, mphhhh ah ah ah kontol suami kamuuu shhhh mamah pinjam dulu yaaaa ouhhhh tante pengeeen kenciiiing." Akibat rangsangan yang begitu hebat, Bu Dewi tidak kuasa menahan untuk mengeluarkan air kencingnya dengan semprotan yang benar benar kuat. Mengetahui hal tersebut, Arban segera mencabut kontolnya dari memek Bu Dewi dan membiarkannya kencing dalam posisi membungkuk sambil memvideonya.
"Shhh tante mohon jangan kamu videooo tuaan, tante maluu uuuuh tuaaan enak bangeeeet shhh ah ahh.. " Lega sekali rasanya Bu Dewi dapat mengeluarkan air seninya walaupun itu dilantai kamar anaknya yaitu Ana. Melihat hal itu, Arban hanya tertawa sambil meremas remas payudara Bu Dewi.

Tidak mau tuannya kecewa, Bu Dewi segera berjongkok dan mengulum kontol Arban dengan lebih liar dari biasanya sebagai permintaan maaf, bahkan Bu Dewi tidak malu ketika menjilati buah zakar Arban yang cukup besar yang membuat Arban merasa geli dan nikmat secara bersamaan.
"Shh lepas dulu lonte, aku mau ke wc." Pinta Arban kepada Bu Dewi.
"Mphhhh shhh aaah ngapain tuaan mphh shh ngh ah ah..." Tanya Bu Dewi sambil terus menjilati alat kelamin Arban tanpa henti hentinya.
"Shhhh mau kencing huh." Jawab Arban yang menahan rasa ngilu di buah zakarnya.
Mendengar hal tersebut, bukannya melepaskan kontol Arban, namun Bu Dewi justru memasukan kepala kontol arban kedalam mulutnya dan mendongak memandangi Arban.
Melihat hal itu, Arban pun mengerti dan mengeluarkan air seninya kedalam mulut Bu Dewi dengan derasnya.
"Nghhh shhh aaaah gluk gluk gluk..." Hal itu membuat Arban terkejut, awalnya dirinya mengira bahwa Bu Dewi akan memuntahkan air kencingnya. Namun yang terjadi malah Bu Dewi menelan semua air kencingnya tanpa sisa.
"Aaah lonte sialan lacur shhh." Arban benar benar tidak tahan lagi dan menyemprotkan semua air kencingnya kedalam mulut Bu Dewi hingga habis ditelan oleh Bu Dewi.
"Ahhh makasih tuaaan nghhh segar shh ah ah ah ngh mphhhh...." Nampaknya Bu Dewi begitu menikmati minuman pagi tersebut dengan hati yang senang.

Mengetahui Arban akan mengeluarkan sperma, Bu Dewi kembali menjilati buah zakar Arban semakin liar dan memasang wajah ahegao untuk memancing Arban. Mendapatkan perlakuan tersebut, Arban segera melepaskan kuluman Bu Dewi dan menampar pipi Bu Dewi menggunakan kontolnya berulang-ulang yang berakhir dengan adegan Arban menumpahkan sperma kental miliknya diatas kepala Bu Dewi yang tertutup hijab dan bahkan sebagian sperma tersebut mengenai wajah Bu Dewi.

Jam menunjukkan pukul 07:11 dan mereka sudah mencapai kenikmatan masing masing. Setelahnya Arban segera merapikan pakaiannya dan Bu Dewi membersihkan bekas persetubuhan hebat mereka barusan menggunakan kain pel dan lap.

"Sekali lagi yuk lonte." Ajak Arban sambil mengelus elus buah pantat Bu Dewi yang sedang mengepel.
"Shhh ouhhhh memek tante ngilu tuaaan, kontol tuan gede bangeet shhh aaah." Keluh Bu Dewi memohon agar tidak melanjutkan persetubuhan tadi akibat memeknya yang nampak perih.
"Mphhhh shhh ahhhh..." Namun Arban tidak peduli dengan hal tersebut dan menarik kepala Bu Dewi lalu mencumbunya dengan liar. Lidah mereka berdua saling berpagut dan saling melilit di dalam mulut.
"Mphhhh shhh ahh ahhh tuaan.." Desah Bu Dewi yang kembali horny.
"Tante itu lonte aku, jadi kapanpun aku mau, tante gaboleh nolak dengan alasan apapun." Ucap Arban sambil mencupang leher Bu Dewi sebagai bukti persetubuhan mereka pagi ini.
"Nghhh shhh ouhhh baik tuaaan mphhhh..." Erang Bu Dewi yang benar benar merasakan nikmat duniawi. Tangannya tidak mau kalah dan kembali meremas kontol Arban dari luar celana.

Ketika sedang asyik bercumbu dan bersilat lidah, tiba tiba Ana menunjukkan pergerakan akan bangun yang membuat Bu Dewi panik dan melepaskan cumbuan bibirnya dari bibir Arban dan segera keluar kamar. Tidak lama kemudian, Ana segera bangun yang disambut oleh Arban...

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd