Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG CALON MERTUA DAN CALON ISTRI

Saran hu, sifat bu dewi jgn diubah. Tetep jadi ibu yg jual mahal, pokoknya jadi budak seks tapi masih punya harga diri. Misal dipaksa kerja tanpa celana dalam.
 
PART 4

Hari yang panjang dan melelahkan bagi Bu Dewi karena harus disibukkan dengan berbagai pekerjaan di kantor serta harus mengurus pekerjaan rumah yang sangat menumpuk, hal ini dikarenakan Bu Dewi merangkap sebagai seorang ibu rumah tangga dan pekerja kantoran yang super sibuk namun enggan untuk mempunyai pembantu karena merasa tidak nyaman dan privasi itu perlu.

Seminggu telah berlalu sejak pacar dari anaknya, yaitu Arban mengirim video anaknya sendiri sedang ngentot dengan laki-laki yang juga pernah memperkosa memek miliknya hingga orgasme berkali kali. Video tersebut menampilkan adegan dimana Ana yang sedang bergoyang dan mendesah liar diatas tubuh Arban secara erotis dan binal, serta video kedua dibandingkan dengan dirinya ketika diperkosa oleh Arban dengan wajah yang tidak kalah sangat erotis. Setelah melihat kedua video tersebut untuk pertama kalinya, Bu Dewi sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Ana telah melakukan hubungan sejauh itu bersama Arban bahkan sampai membuat Ana tergila gila dan nampak binal ketika ngentot bersama. Hal ini dikarenakan, selama ini Bu Dewi selalu mengajarkan taat beragama dan adab yang baik kepada Ana agar terhindar dari hal-hal negatif.

Setelah kejadian tersebut, awalnya Bu Dewi sangat marah dan segera ingin menanyakan perihal tersebut kepada Ana. Namun, mengingat Arban juga memiliki video dirinya ketika ngentot yang menampakkan seluruh tubuhnya, Bu Dewi segera mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk mendiamkan masalah ini. Selain itu, Bu Dewi tidak ingin merusak kebahagiaan anaknya sendiri yang sangat dia sayangi.

Dilain sisi, Bu Dewi belakangan ini selalu terbayang oleh kontol Arban yang selama ini sangat dia dambakan dan inginkan. Setiap kali mengingat video yang dikirimkan oleh Arban, hal tersebut membuatnya sangat horny dan nafsu. Terutama ketika dirinya melihat video anaknya yang sedang bercumbu dengan gaya WOT yang nampak sekali bahwa memek anaknya sendiri tidak mampu menampung seluruh kontol Arban yang begitu panjang dan gemuk. Memikirkan hal tersebut, Bu Dewi kembali horny sehingga dia segera menyingkap daster dan mengelus bagian memeknya dari luar.

"Ouhhh Arban, aah shh." Bu Dewi menjadu sangat horny ketika menggesek gesek kemaluannya sambil membayangkan kontol Arban yang baru sekali meruda paksa memeknya. Tanpa jeda sama sekali, Bu Dewi terus mempermainkan memeknya sendiri bahkan hingga banjir oleh cairan lengket.
"Aahh shh ouhhh ngh, sial banget. Aku butuh kontol beneran kalau udah gini." Keluh Bu Dewi setelah hampir 30 menit namun tidak kunjung mendapatkan orgasme.
Tidak lama kemudian, terdengar bunyi bel berbunyi. Bu Dewi yang sedang sibuk berpikir bahwa Ana akan membukakan pintu untuk sang tamu. Namun hingga beberapa saat, bel tersebut terus berbunyi sehingga terpaksa bu Dewi harus menghentikan kegiatannya dan segera merapikan pakaiannya. Jam susah menunjukkan pukul 08:30 malam dan dirinya belum sholat isya sama sekali, ketika pintu dibuka. Dirinya sangat terkejut yang ternyata tamu tersebut adalah Arban.

"Assalamu'alaikum, halo tante." Sapa Arban sambil tersenyum lebar sambil mengedipkan mata menggoda Bu Dewi.
Melihat hal tersebut, Bu Dewi segera refleks menutup pintu karena terkejut. Namun ternyata dari belakang dirinya, muncul Ana yang baru saja dari dapur.
"Kenapa mah?? Siapa tuh?? Kok ditutup." Tanya Ana kepo dan heran akan tingkah Bu Dewi yang mencurigakan.
"Tuh gatau, mamah lagi capek aja tadi." Elak Bu Dewi berusaha tenang dan biasa saja.

Ana yang merasa aneh melihat tingkah laku Bu Dewi langsung segera membuka pintu dan menemukan Arban berada tepat di depan pintu.

"Loh, tadi kamu ya sayang??" Tanya Ana keheranan dan merasa bingunf.
"Iya dong, siapa lagi coba. Hahahaha." Sahut Arban bergurau sambil tertawa lepas yang entah apa maksudnya.
"Kok mamah tadi nutup pintu pas udah dibuka??" Tanya Ana berbalik kepada Bu Dewi penuh selidik.
"Tadi itu tiba-tiba dari atas ada kejatuhan laba-laba kok, makanya tante langsung kaget." Terang Arban berusaha menutupi kejadian tersebut.
"Oooh. Hmm, gitu ya. Yaudah ayo masuk, aku lagi masak sesuatu kebetulan banget kamu datang, ayo mah. " Ajak Ana kepada Arban dan Bu Dewi dan segera menuju dapur.
"Yaudah deh ayo, nih aku bawain martabak kesukaan kamu sekalian tadi pas aku balik kampus." Ucap Arban mengekor di belakang Ana. Ketika melewati Bu Dewi yang masih mematung dan membisu, tangan Arban mengelus elus pantat Bu Dewi sekilas dan berbisik ke telinga Bu Dewi.

"Ayo tante.." Goda Arban. Bu Dewi yang mendapat perlakuan itu, raut wajahnya langsung berubah antara terangsang dan marah namun tidak bisa berbuat apa-apa dan segera mengikuti Arban dan Ana ke dapur. Walaupun Arban sangat sering kesini dan tidak jarang berinteraksi dengannya, pertemuan kali ini adalah yang paling canggung diantara Arban dan Bu Dewi dikarenakan kejadian pemerkosaan yang sebelumnya.

Ketika berapa di dapur, Ana dan Arban sibuk bercanda dan asyik layaknya pasangan kekasih walaupun sedang memasak. Melihat hal itu, Bu Dewi merasa perlu untuk meninggalkan mereka berdua saja karena merasa tidak nyaman dan tidak ada yang bisa dikerjakan.

"Mamah ke kamar aja ya?? Lagi banyak kerjaan soalnya." Ucap Bu Dewi kepada Ana yang sedang sibuk memasak.
"Oke mah." Sahut Ana tanpa berbalik karena wajahnya sedang diolesi tepung oleh Arban yang iseng sambil tertawa ria.

Ketika 10 menit berlalu, pikiran Bu Dewi menjadi semakin tidak tenang dengan keberadaan Arban di rumahnya dan memutuskan untuk melanjutkan kegiatan tadi yang tertunda. Dirinya segera menyingkap daster nya kembali dan tangannya memainkan alat kelaminnya sendiri sambil duduk di kursi kerjanya.

"Shh aaghh, ngh ahh ahh ahh." Bu Dewi memainkan memeknya terus menerus sambil sesekali meremas remas kedua buah dadanya secara bergantian. Bu Dewi begitu menikmati kegiatan tersebut hingga tidak sadar bahwa ada yang memperhatikan dirinya dari pintu sambil tersenyum jahat.

Karena merasa nanggung, Bu Dewi segera memasukkan salah satu jari tengahnya kedalam memeknya dan dirinya merasakan sensasi begitu nikmat untuk pertama kalinya. Namun tiba-tiba, ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan menjilat-jilat lehernya.

"Shhh ouhhh ngh ah ah ah mphhh agh shhh ah ah ah." Mendapat perlakuan tersebut, Bu Dewi menjadi terangsang hebat sehingga dirinya mengerang begitu hebat.
"Tante ngapain nih?? Katanya tadi mau kerja. Hahaha." Ejek Arban sambil salah satu tangannya meremasi payudara Bu Dewi dari luar.

Kursi kerja Bu Dewi berada tepat membelakangi pintu sehingga Bu Dewi tidak mengetahui bahwa kegiatannya telah diamati oleh Arban sejak tadi dan datang memeluknya dari belakang.

"Ahhh ngapain kamu disini, keluar!!" Bentak Bu Dewi yang berusaha menahan nafsu.
Mendapat perlakuan tersebut Arban malah semakin gemas dan terus mempermainkan payudara Bu Dewi yang bahkan kini tangannya telah masuk kedalam baju Bu Dewi. Selain itu, sekarang salah satu tangannya telah berada tepat di memek Bu Dewi menggantikan tangan Bu Dewi itu sendiri sehingga membuat Bu Dewi tunduk.

"Aghhh shhh ah ah ah ampun, tante lemas. Enak banget shh aah aaah mphhh kamu apain memek tanteee digituin shh mphhh." Desah Bu Dewi yang ternyata orgasme hebat hingga muncrat begitu banyak cairan kental berwarna putih.
"Ckckck, tante ga beda jauh sama Ana ya rupanya. Sama-sama binal." Ucap Arban sambil memasukkan 2 jarinya kedalam memek Bu Dewi dan mengocoknya dengan liar hingga menimbulkan bunyi.
"Shhh ouh mphhhh shhh ngh ah ah ah ah ampun ampun, memek tante ngilu shh mphh."
Mohon Bu Dewi yang ternyata orgasme secara beruntun hingga 3 kali.
"Enak nggak tante??" Tanya Arban sambil mempercepat permainan jari tangannya dan mencupang leher Bu Dewi yang tertutup hijab.
"Nghhh shh ah ah mphhhh ah ah ah shhh." Bu Dewi yang mendapat pertanyaan tersebut tidak bisa berkata apa apa selain mendesah dan menggeleng gelengkan kepalanya karena terangsang hebat.

Pikiran Bu Dewi semakin kacau ketika mengingat video kontol Arban ketika ngentot yang dikirimkan Arban antara dirinya dengan Ana. Karena tidak tahan lagi, Bu Dewi segera turun dari kursi dan bersimpuh di depan Arban. Dirinya segera melepas tali pinggang Arban dan mengeluarkan kontol Arban dan segera memasukkan kontol tersebut kedalam mulutnya secara rakus.

"Mphhh mphhh shhhh ngg mphhh.." Suara peraduan antara mulut Bu Dewi dengan kontol Arban yang hanya mampu masuk setengahnya.
"Wah wah, tante ternyata nakal juga ya sampe inisiatif sendiri." Ucap Arban sambil mengelus-elus kepala Bu Dewi yang masih tertutup hijab.
"Mphhh shhh aaah, kontol kamu gede banget. Mulut tante gamuat ngh shh." Keluh Bu Dewi yang sangat horny dan nafsu.
"Hmm, terus gimana dong. Tapi memek tante bukannya muat ya???" Tanya Arban sambil memegang kepala Bu Dewi dan memaksakan agar Bu Dewi mau memasukan kontolnya kembali kedalam mulutnya.
"Ngh mphhhh ah..glok glok glok..." Bu Dewi nampaknya begitu menikmati permainan Arban yang kasar kepada dirinya ketika memaksanya agar mau mengulum kontolnya kembali. Bahkan kali ini, kontol Arban sampai masuk 3/4 dan liur Bu Dewi begitu banyak hingga meleleh jatuh dari pangkal kontol milik Arban. Melihat hal tersebut, Arban menjadi bernafsu dan mencabut kontol miliknya lalu menampar pipi Bu Dewi dan dielus elus menggunakan kontolnya secara bergantian kiri dan kanan.
"Mphhh shh aaah... ngh kontol..." Mendapat perlakuan tersebut, Bu Dewi malah mengeluarkan lidahnya keluar sambil menatap Arban memasang wajah ahegao layaknya peliharaan sambil pipinya ditampar tampar menggunakan kontol. Setelah bosan, Arban segera duduk di kursi kerja milik Bu Dewi tadi dan tanpa pikir panjang Bu Dewi segera mendekat lalu menempelkan kedua payudaranya untuk menjepit kontol Arban dan mengocoknya.

"Ah payudara tante gede banget, kalau pake payudara Ana kontol aku masih kelihatan soalnya gabisa kejepit semua." Puji Arban kepada Bu Dewi sambil tangannya memainkan puting payudara Bu Dewi.
"Shhh ahhh kamu sering ya diginiin Ana??" Tanya Bu Dewi yang ingin mengetahui hubungan Arban dan Ana sejauh apa.
"Kontol aku kering tuh tante, basahin dulu dong." Perintah Arban kepada Bu Dewi tidak menanggapi pertanyaan Bu Dewi.

Melihat hal itu, Bu Dewi segera menghentikan kegiatannya dan kembali memasukkan kontol tersebut kedalam mulutnya. Bedanya kali ini dia mengeluarkan liur lebih banyak agar kontol tersebut basah sesuai permintaan Arban. Setelah merasa cukup, Bu Dewi segera melanjutkan kegiatan paizuri tadi dan mengocok kontol Arban lebih cepat daripada tadi menggunakan payudaranya.
"Shhh kontol kamu gede banget, tante gakuat mphhh shh." Desah Bu Dewi yang benar-benar telah dikuasai oleh nafsu.
"Tapi tante sukakan?? Jujur aja gausah malu." Tanya Arban mengejek Bu Dewi.
"Ngh shh iya tante suka mphhh tante suka kontol kamu ngh shhh." Nafsu Bu Dewi semakin liar ketika merasakan kontol Arban di belahan payudaranya begitu hangat dan keras.
"Memek tante gamau nih??" Tawar Arban kepada Bu Dewi. Mendapat pertanyaan tersebut, Bu Dewi segera berdiri membelakangi Arban dan membungkuk lalu memasukkan kontol Arban kedalam memeknya dalam sekali hentakan.
"Shhh ouhhh ngh mphhh ah ah ah kontol kontol." Erang Bu Dewi ketika dirinya mulai memompa kontol Arban dengan liar.
"Dasar tante udah kaya lonte aja." Ucap Arban sambil menampar pantat Bu Dewi.
"Aah mphhh shhh tante suka kontol kamu tante cinta kontol kamu." Erang Bu Dewi yang malah semakin nafsu mendapat perlakuan tersebut.
"Kalau akunya ga dicinta nih??" Tanya Arban sambil tangannya meraih payudara Bu Dewi dan meremasinya.
"Mphhh shhh mphhh ngh aah, tante cuman pengen kontol sama badan kamu. Ngh ah ah ah mphhh shhh tante suka kontol kamuuu." Erang Bu Dewi merasa begitu nikmat dan terus memompa kontol Arban keluar masuk memeknya sendiri dengan dibantu cairan pelumas dari memeknya yang sangat banyak.

Karena merasa gemas, Arban tidak bisa menahan diri untuk menampar kedua buah pantat Bu Dewi yang sangat besar dan mulus sehingga Bu Dewi mendesah sejadi jadinya.

"Shh ngh mphhh shhh ouh ah ah ah ampun, memek tante ngilu tapi enak banget mphhh shhh kontol kamu terbaik ngh mphhh ah ah ah." Puji Bu Dewi kepada Arban.
Mendengar hal tersebut, Arban segera mencabut kontolnya dan memeluk Bu Dewi dari belakang.
"Tante cantik banget." Goda Arban sambil meremas remas kedua payudara Bu Dewi dan mengelus perutnya.
"Mphhh shhh kamu sering ngentot sama Ana ya??"
Tanya Bu Dewi kembali.
Bukannya menjawab, Arban malah menekan kepala Bu Dewi agar membungkuk dan menghentakkan kontolnya kedalam memek Bu Dewi.

"Shhh ouhhh kontool ngh mphhh sh ah ah ah shhh ngh." Bukannya marah, Bu Dewi malah terangsang dan menikmati perlakuan Arban tersebut.
"Dasar lonte." Ucap Arban sambil menampar pantat Bu Dewi terus menerus.
"Shhh mphhh shhh ah ah ah ngh tante lonteee kamu tante lonte pribadi kamu shhh ah ah entor tante sepuas kamu ouhh shhh ah ah ngh." Erang Bu Dewi merasakan kenikmatan yang tiada tara.
"Iyalah lonte, tante itu cuman boleh make kontol aku sekarang." Tambah Arban sambil terus meruda paksa memek Bu Dewi yang semakin licin dan basah.
"Shh ah ah ah mphhh ampun-ampun memek tante mau muncrat uuhh shhh mphhhh shhh ah ah ah ampuuun." Rupanya Bu Dewi akan kembali orgasme dan akan muncrat sehingga dirinya mengerang hebat.
"Nih tante biar Ana punya adek aku kasih tante sperma shhh." Arban semakin kuat memompa memek Bu Dewi dan berakhir dengan dirinya menumpahkan spermanya kedalam memek wanita yang telah resmi menjadi lonte pribadinya yang membuat Bu Dewi menjadi kejang kejang. Sperma Arban begitu banyak hingga 9 kali semprotan.
"Shhh ouhhh sperma kamu banyak banget di dalem memek tante, memek tante gakuat nampungnya." Nampaknya Bu Dewi sangat lemas setelah persetubuhan mereka selama 40 menit tersebut. Bahkan memeknya memuntahkan sperma Arban hampir setengah.

Setelah mencabut kontolnya, Arban menjambak rambut Bu Dewi dan memerintahkannya untuk mengulum kontolnya hingga bersih. Setelah dirasa bersih, Arban segera keluar kamar setelah memastikan kondisi diluar aman meninggalkan Bu Dewi sendiri. Setelahnya, Bu Dewi segera membersihkan diri ke dalam kamar mandi dan ingin membersihkan memeknya. Namun ketika sudah berada di dalam, Bu Dewi mengurungkan niatnya tersebut dan membiarkannya karena Ana sudah memanggil dirinya dari luar pintu kamar mandi. Setelah dirasa cukup, Bu Dewi segera ke ruang makan yang ternyata dirinya telah ditunggu oleh Arban dan Ana.

"Ishhh, mamah ngapain sih?? Lama banget." Keluh Ana kepada Bu Dewi.
"Mamah tadi kecapekan, taukan kerjaan mamah banyak."
"Yaudah deh, tadi juga Arban harus nelpon sama pimpinan kerjanya jadi aku harus nunggu kalian berdua." Ucap Ana berusaha menenangkan dirinya yang kesal. Mendengar hal tersebut, Bu Dewi faham mengapa Arban bisa berada dikamarnya tadi.
"Gausah dipermasalahin, ayo makan terus istirahat." Bujuk Arban sambil menggengam tangan Ana lembut. Mendapati perlakuan tersebut, Ana menjadi luluh dan kembali tersenyum.
"Hmm iyadeh, ayo." Ucap Ana mengiyakan bujukan Arban.
Merekapun segera makan malam dan menikmati masakan Ana yang sangat enak dengan menu ayam geprek, sayur lodeh, bakwan, dan nasi hangat.

BERSAMBUNG
 
Selanjut Ana di entot dengan mata tertutup sambil di bawa jalan ke kamar Ibunya, dan Bu Dewi pun shock sekaligus takjub dan terangsang akan keperkasaan Arban yg membuat Ana jadi sangat binal dan orgasme muncrat berkali kali di muka Bu Dewi langsung, Dan Bu Dewi pun dipaksa Arban untuk meminum air cinta anaknya dan menjilat memek Ana sampai kembali Orgasme lagi ke sekian kalinya tanpa diketahui dan di sadari oleh Ana sendiri bahwa memeknya sekarang lagi puaskan ibu kandungnya karena matanya tertutup kain hitam saking enaknya, saat Bu Dewi menjilat memek anak kandungnya Argam dengan kasar menyodok memek ibu Ana dengan kontol besarnya sampai membuat Bu Dewi Gelagapan menahan suara dan nafsu birahinya agar tidak ketahuan. sambil direkam Argam dengan ponselnya. setelah cukup merekam Argam pun lanjut main dgn Bu Dewi yg sdh hampir orgasme jg di depan anaknya yg ketiduran akibat kelelahan bercinta dgn Argam.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd