Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG CALON MERTUA DAN CALON ISTRI

Soalnya treed sebelah adminnya pd minta duit klo mau cepet update bahkan update private lewat dm kalau di bayar wkwkwkwk
 
PART 8

Suasana cukup cerah, mata kuliah telah berlalu, dan Arban nampaknya ingin segera pulang untuk berbaring setelah harus menahan diri agar tidak berdiri sepanjang mata kuliah terapan sebelumnya. Namun ketika sampai di parkiran, keadaan malah berkata lain, salah seorang teman Arban mengajaknya ke cafe yang berada tepat di depan kampus untuk sekedar bersantai bersama 1 orang lainnya. Pada awalnya Arban merasa keberatan karena malam nanti harus lembur kerja kembali. Namun dengan sedikit bujuk rayu, maka Arbanpun mengalah dan memilih mengikuti teman temannya tersebut karena berpikir tidak ada salahnya sedikit bersantai menikmati kopi di cafe depan kampus tersebut.

Mereka bertiga pun segera menuju gerbang kampus sambil berjalan kaki karena jaraknya yang tidak terlalu jauh. Tidak lupa pula Arban menelpon Ana dan mengabarinya bahwa dia akan pulang terlambat karena keluar bersama beberapa temannya.

"Iya sayang, akukan ga kemana mana, cuman depan kampus kok."
"Awas ya kemana mana lagi abis itu. Oh iya, mamah aku juga ke cafe depan kampus situ deh kayaknya. Soalnya dia bilang mau ketemu temen yoganya gitudeh."
"Iya sayang, nanti kalau ketemu aku sapa kok."

Merekapun sampai di cafe tersebut yang nampaknya tidak terlalu ramai dan memilih untuk duduk di dekat jendela yang menghadap ke arah jalan raya. Mereka mengobrol cukup berbobot seputar politik, bisnis dan ekonomis daerah yang nampaknya sedang menurun akibat nelayan dan petani yang kesulitan memasarkan hasil kerjanya. Sebenarnya organisasi Arban pada chapter sebelumnya adalah organisasi yang bergerak di bidang distribusi ikan dan sayuran dalam skala sedang dari para petani dan nelayan kepada rumah makan, restoran, hotel, maupun pasar pasar lokal. Namun karena keterbatasan kemampuan Arban dan teman-temannya untuk mengelolanya, maka bisnis tersebut sulit untuk dibuat lebih besar karena memerlukan banyak persyaratan dan permasalahan yang harus dibenahi oleh Arban. Sehingga Arban tidak bisa berbuat banyak untuk sementara ini dalam menghadapi turunnya ekonomi masyarakat di daerah tersebut.

Ketika sedang asyik mengobrol, masuk 2 orang wanita sambil bergandengan tangan yang nampaknya sangat riang karena tertawa riuh yang menarik perhatian pelanggan di dalam cafe tersebut.

"Eh itu bukannya Ibu Aini ya??" Ucap si A ketika melihat wanita yang masuk tersebut nampak berbeda dari biasanya.
"Iya, kok udah make hijab?? Perasaan 2 hari yang lalu enggak gitu deh." Ucap si B salah satu teman Arban.
"Itu satunya siapa ya??" Tanya si A yang nampaknya penasaean dengan teman Ibu Aini tersebut.

Berbeda dengan Arban yang hanya memperhatikan dua wanita tersebut dengan santai karena sudah mengenal keduanya. Ya, kedua wanita tersebut adalah Bu Dewi dan Ibu Aini yang masuk bersama-sama. Nampak oleh Arban bahwa Bu Dewi dan Ibu Aini sangat akrab walaupun berbeda umur, setau Arban sendiri Bu Dewi baru baru ini mengikuti kelas yoga dan baru berjalan 2 minggu. Mengingat hal tersebut, Arban tentunya dapat menebak bahwa teman yoga Bu Dewi yang dimaksud oleh Ana adalah Ibu Aini sang dosen muda. Alasan Bu Dewi sendiri melakukan yoga secara rutin menurut pengkuannya kepada Arban adalah agar memiliki badan menggoda seperti Ana dan membuat Arban betah katanya.
Suasana lain nampak berbeda pula dengan Ibu Aini yang nampaknya memakai hijab setelah kejadian persetubuhan mereka berdua yang gagal di malam beberapa hari yang lalu. Tentu saja hal tersebut dia lakukan hanya semata mata untuk menutupi bekas cupangan merah di lehernya yang diberikan oleh Arban dalam jumlah banyak. Sejak kejadian itu jugalah Ibu Aini menjadi lebih feminim di depan Arban untuk menarik perhatian Arban. Namun Arban mencuekkan Ibu Aini dan kurang memperdulikannya sebelum Ibu Aini mengiyakan tawaran Arban tempo hari.

Nampak Bu Dewi dan Ibu Aini dan Bu Dewi duduk di meja yang sama dan saling berhadapan sambil terus mengobrol. Melihat hal tersebut, Arban mempunyai rencana lain dan memutuskan untuk mengajak teman temannya untuk segera kembali. Karena merasa waktu yang dilalui sudah cukup, makan teman-teman Arban pun mengiyakan ajakan Arban dan memutuskan untuk segera pulang. Merekapun segera menuju ke parkiran kampus untuk mengambil mereka dan berpisah ke arah tujuan masing masing. Nampaknya Arban tidak berniat pulang karena arah tujuannya berbanding terbalik dengan arah rumah. Dirinya terus memacu motornya dan berakhir di sebuah parkiran hotel.

"Ke hotel X sekarang." Isi pesan Arban ke sebuah nomor whatsapp.

Melihat sudah terdapat tanda dua centang biru, Arban pun segera masuk kedalam hotel untuk check-in dan mendapatkan nomor kamar 78. Kaki Arban punn terus melangkah hingga sampai ke nomor ruangan tersebut dan segera masuk.

"Kenapa harus kesana??" Isi balasan pesan dari pesan yang Arban kirim 8 menit yang lalu.
"Ibu mau video Ibu saya sebar kemana mana??" Ancam Arban yang rupanya pesan tersebut ditujukan kepada Ibu Aini.
"Ibu sedang dalam perjalanan kesitu." Balas Ibu Aini yang nampaknya panik akan ancaman Arban.

Membaca pesan tersebut membuat Arban tersenyum licik dan segera mengirimkan nomor kamar yang digunakannya sekarang lalu membuang dirinya diatas kasur empuk diruang kamar tersebut. Cukup lama dirinya menghayal hingga hampir tertidur dan suara pintu diketuk pun terdengar. Mendengar hal itu, Arban pun diam sejenak lalu segera bangkit dan membukakan pintu tersebut. Nampak seorang wanita muda dengan hijabnya yang kurang rapi pertanda itu adalah pertama kalinya dirinya kembali memakai hijab sedang berdiri di depan pintu menggunakan baju kemeja putih dipadukan dengan rok ketat berwarna hitam layaknya pekerja kantoran biasa. Bukannya marah atau kesal, sang wanita justru segera masuk dan memeluk Arban dengan kencang.

"Kamu ngapain ajak Ibu kesini??" Tanya Ibu Aini sambil terus memeluk Arban.
"Gatau sih, menurut Ibu kenapa coba??" Tanya Arban balik sambil menutup pintu.
"Sesekali kerumah dong atau kita pacaran aja ya mulai sekarang biar bisa ketemu gini lagi." Ucap Ibu Aini beruntun yang nampaknya sangat senang hingga berkata sembarang kata.
"Hahaha, aku ngajak Ibu kesini cuman buat bulan madu sama Ibu sih sama selesain masalah tempo malam." Ungkap Arban sambil tertawa dan tangannya sudah berada tepat di buah pantat Ibu Aini.

Mendengar hal tersebut, bukannya tersinggung dan marah namun Ibu Aini langsung mendorong Arban dan menindihnya. Dari sejak insiden di rumah dinas jelas terlihat bahwa Ibu Aini adalah seorang wanita yang agresif dan liar namun kurang pengalaman sex karena ini adalah yang pertama kali baginya.

"Mphhhh... harusnya kamu perkosa aja Ibu malam itu shhh aaaah." Terang Ibu Aini sambil duduk diatas perut Arban dan membuka kancing kemeja Arban satu persatu hingga dada bidangnya terpampang jelas yang membuat Ibu Aini terangsang.
"Nggak deh, ntar bukannya enak malah digrebek tetangga Ibu." Jawab Arban menanggapi ucapan Bu Dewi sambil tangannya juga melepas kancing kemeja Ibu Aini dengan santai.
"Ngh shhh aaah, badan kamu sexy banget Arban." Nafsu Ibu Aini tidak tertahan ketika tangannya mulai mengelus kulit dada Arban.
"Suka??" Tanya Arban setalah habis melepas kancing kemeja Ibu Aini dan melepaskannya dari tubuh mungil Ibu Aini sehingga hanya menyisakan bra berwarna putih.
"Ngh aaaah suka bangeeeet, Ibu pengen suami kaya kamu sejak dulu." Ungkap Ibu Aini sambil menjilati leher dan dada Arban hingga payudaranya yang lembut dan terhalang bra menempel tepat di perut Arban
"Kalau aku jadi suami Ibu, Ibu harus hamil anak aku dong." Ucap Arban sambil mengelus-elus pucuk kepala Ibu Aini yang nampak liar menjilati kulit leher Arban.
"Ngh aku mau hamil puluhan anak kamu pun ga masalaaaah asal kamu puaaas ah ah ah ouhhh shhh memek Ibu kamu apain Arbaaan shhh ah ah." Erang Ibu Aini yang terkajut karena resleting roknya telah turun dan lepas hingga menyisakan celana dalam berwarna putih disertai tangan Arban yang telah bersarang di dalamnya.
"Ibu cantik banget kalau pake hijab." Puji Arban sambil terus mempermainkan memek Ibu Aini yang terhalang celana dalam tipisnya dengan ganas dan kasar.
"Ngh ah ah ah ampun geli banget Ibu pengen pipisss memek Ibu ngiluuuu ouhhhhhh." Desah Ibu Aini yang langsung terkulai lemas dan ambruk diatas tubuh Arban dengan nafas yang tidak beraturan.
"Nah itu namanya orgasme." Jelas Arban sambil mengeluarkan tangannya yang telah penuh lendir bening dari memek Ibu Aini.
"Aaaah iyaaaa shhh ampuuun." Ucap Ibu Aini mengangguk pasrah berulang kali dengan wajah sange berat karena baru kali ini merasakan sensasi seperti ini dan tidak tau harus berbuat apa. Walaupun demikian sebenarnya Ibu Aini berulang kali menonton video porno yang dikirimkan Arban namun tetap saja dirinya kurang akan pengalaman.

"Ibu mau dikontolin nggak??" Tanya Arban di depan wajah Ibu Aini.
"Ngh ahh shh ampun ah ah ah shhh aaah." Bukannya menjawab, nampak Ibu Aini hanya mendesah lemah dengan pasrah.
"Jawab dong." Perintah Arban sambil menampar payudara Ibu Aini yang masih tertutup bra.
"Ouuuuh ampuuun shh ah nghhh ampun shhh ah ah." Erang Ibu Aini yang lagi lagi terkejut dengan aksi Arban terhadap dirinya untuk pertama kalinya.
"Mau atau enggak??" Tanya Arban sambil kembali menampar buah pantat Ibu Aini yang hanya tertutup cd hitam.
"Mauuu..." Lolong Ibu Aini pasrah karena kesakitan setelah kedua buah pantatnya ditampar berkali-kali oleh Arban dengan kasar.
"Ibu pernah liat kontol nggak??" Tanya Arban sambil berdiri dan memposisikan Ibu Aini agar berlutut di depannya.
"Aah shhh enggak ngh, belum pernah." Jawab Ibu Aini yang nampak cukup was was karena ini akan menjadi pertama kali baginya untuk melihat sebuah kontol secara langsung di depan matanya.
"Bukain dong." Pinta Arban kepada Ibu Aini.

Nampak Ibu Aini yang ragu ragu pun secara perlahan-lahan meraih resleting celana Arban dan membukanya. Setelah terbuka, Ibu Aini terlihat cukup tegang ketika melihat kontol jumbo Arban yang masih tertutupi celana dalam boxer.

"Haaaaahhh..." Nampak Ibu Aini sangat terkejut dengan penampakan kontol Arban yang hampir mirip dengan lengan mungilnya dengan panjang yang tidak bisa dia kira kira lagi setelah dibuka olehnya.
"Kok Ibu kaget??" Tanya Arban nampak gemas dan lucu dengan sikap Ibu Aini tersebut.
"I..i....ini kok bisa gede banget Arban.." Ucap Ibu Aini terbata bata.
"Katanya nggak pernah liat langsung, kok ini dibilang gede banget, hahahaha." Ucap Arban mengejek Ibu Aini yang begitu histeris dan nampak panik.
"Ini nggak bakal muat di memek Ibu." Ucap Ibu Aini spontan sambil terus memandangi kontol Arban yang berdiri tegak di depan matanya dengan menantang.
"Katanya mau hamil anak aku, gimana sih Ibu." Ucap Arban sambil meraih tangan Ibu Aini dan memposisikan agar Ibu Aini mengenggam kontol miliknya.
"Kamu pernah sama Ana??" Tanya Ibu Aini sambil terus memperhatikan kontol tersebut seakan akan mempelajari bentuk dan teksturnya.
"Pernah, coba dijilat dong Ibu." Pinta Arban yang nampak keenakan dengan halusnya tangan Ibu Aini.
"Mphhh mphhh mphhh ngh ahh shhh." Nampak erotis ketika Ibu Aini mulai memasukan kontol tersebut secara perlahan kedalam mulutnya dan mulai mengulum layaknya anak kecil yang memakan es krim.
"Masukin lagi aaah, bibir Ibu mungil banget." Erang Arban yang baru merasakan sensasi bibir sensual seperti milik Ibu Aini yang nampak begitu nikmat dan tebal.
"Ngh aaaah gamuaaat mphhhhh nghhhhh mphhhhhhhh mphhh." Terlihat jelas bahwa Ibu Aini berusaha sekuat tenaga memuaskan mahasiswanya tersebut demi mendapatkan cinta walaupun sedikit menggunakan tubuhnya yang sering diidam idamkan oleh para mahasiswa lain karena bentuknya yang membuat birahi naik. Namun kini dirinya malah berlutut di depan laki laki yang bahkan tidak menghargai tubuhnya sedikitpun dan hanya digunakan sebagai objek sex pemuas birahi yang nikmat.

"Ah Ibu cantik banget pake hijab." Puji Arban sambil mengelus elus kepala Ibu Aini yang tertutup hijab.
"Mphhh aaah slurp slurp slurp, kamu suka nggak??" Tanya Ibu Aini melepas kulumamnya dan mendongak ke arah Arban.
"Suka, Ibu jadi cantik banget." Puji Arban kembali sambil membungkuk dan menarik Ibu Aini kedalam pelukannya.

Nampak sekali bahwa Ibu Aini hanyut dalam angannya dan imajinasi ketika tubuhnya dipeluk oleh Arban dan kepalanya menempel tepat di dada bidang milik Arban. Tubuh Ibu Aini nampak sudah sepenuhnya bugil memperlihatkan payudaranya yang cukup besar diimbangi dengan buah pantatnya yang sangat semok dan berisi dengan warna kulit putih yang membuatnya begitu mempesona. Cukup lama mereka berpelukan hingga Ibu Aini memposisikan tangannya menggenggam kontol jumbo milik Arban dengan inisiatifnya sendiri. Melihat hal itu, Arban nampaknya memiliki rencana lain dan segera mengambil kain hitam lalu menutup mata Ibu Aini dan memposisikan agar Ibu Aini menungging diatas kasur.

Setelah Ibu Aini menungging dengan sempurna, terlihat Arban segera mengambil sebuah dildo dari tas miliknya dan memasang setting maximal.

"Shh kamu mau ngapain??" Tanya Ibu Aini yang nampak bingung karena disuruh menungging sedari tadi.
"Mau jebolin anus Ibu." Jawab Arban sambil memasukkan salah satu jari tengahnya kedalam anus Ibu Aini secara perlahan lahan.
"Shhh aaaah ngh ampun shhh uuuh sakiiiit Arbaaaaan ahhhh shhh nghhhh ampun ouhhhh shhhh..." Erang Ibu Aini ketika jari Arban sudah masuk setengah.
"Tahan Ibu, bentar lagi enak kok." Ucap Arban sambil menghentakkan jarinya kedalam anus Ibu Aini lalu memompa nya dengan kasar.
"Ah ah ah ah shhh ah ah ampun ampun Arban ampun ahhh ahhh sakiit ampuuun ouhhh toloooong aaah shh aah ampuuun ouhhh shhhh.." Erang Ibu Aini yang nampak histeris. Bahkan kini jari Arban nampak memerah karena darah segar dari Anus Ibu Aini yang dia permainkan.
"Ouhhh shhh ah ah ah periiih ampuuun shhh aaagh sakiit Arbaaaan ampuun ah ah ah ah ampun shhh aaah nghhh." Nampak Ibu Aini yang tidak berdaya dan histeris hingga lututnya bergetar hebat karena memaksa menopang berat tubuhnya.
"Ibu mulai sekarang harus jadi pelacur saya, apapun yang saya katakan harus Ibu turutin, dengar nggak?? " Terang Arban sambil salah satu tangannya meraih payudara Ibu Aini dan meremas nya dengan kasar dan kencang.
"Oouhhhh iyaaa aaah ahhh jari kamu enak shhh ah ah ah terus Arban teruuus lebih kenceng ah ah ah shhh ouhh mphhhh nghhh shhhh..." Setelah beberapa saat ternyata anus Ibu Aini menjadi terbiasa dengan sodokan jari Arban yang kasar, bahkan kini wajah Ibu Aini nampak cabul dan mulai menggoyangkan pinggulnua untuk menyambut sodokan jari Arban. Cukup lama Arban mempermainkan anus Ibu Aini hingga dirinya memutuskan untuk mencabut jarinya.

"Ouuuhhh enaaaak shhhh Ibu sampe pipis berkali kali aah ahh shhh mphhh ahhh ahhhh enak enak ouhh nghhhh..." Terang Ibu Aini yang anusnya telah tunduk dijari Arban.
"Ibu mau jadi pelacur atau peliharaan nih???" Tanya Arban sambil kembali menampar buah pantat Ibu Aini dengan cukup keras.
"Aaaah ngh guk guk guk.. Ibu mau jadi keduanya aaaah lagi lagiii ouhhh nghhhh ahhh ahhh.." Bukannya marah dan kesakitan, nampaknya Ibu Aini malah menikmatinya dan meminta lebih lagi hal tersebut.

"Lacur aaaah...." Erang Arban mendongak sambil menghentakkan kontolnya dalam satu kali sodokan kedalam anus Ibu Aini.
"Oughhhhhhh Arbaaaaaan ampuuuunnnn mphhhh..." Histeris Ibu Aini yang langsung terjatuh dan pingsan.
"Cih sial, baru juga ditusuk." Keluh Arban sambil menampar pelan pipi Ibu Aini yang tidak sadarkan diri.

Mendapati hal ini, nampak Arban cukup kesal lalu dirinya mengambil HPnya dan menelpon sebuah nomor tanpa mencabut kontolnya dan malah memompa anus Ibu Aini yang pingsan sambil menelpon.

Setelah 15 menit, pintu kamar diketuk dan memaksa Arban mencabut kontolnya lalu membuka pintu kamar yang menampakkan seorang wanita lain.

"Ngapain manggil tante kesini??" Tanya Bu Dewi setelah Arban membuka pintu dah hanya memakai handuk. Melihat Bu Dewi sampai, Arban segera masuk kedalam kamar dan mempersilahkan Bu Dewi untuk masuk juga.
"Hah?? Itu kan Ibu Aini teman tante. Kamu apain dia Arban??" Tanya Bu Dewi kembali yang sangat terkejut karena terdapat seorang wanita diatas kasur yang sedang tidak sadarkan diri dalam keadaan telanjang.

"Lonte tidak tau diri." Ucap Arban kesal sambil menampar pantat Bu Dewi berkali kali.

Plak... Plak.. Plak..

"Ouhhhh maaf tuan nghhh." Ucap Bu Dewi yang merasakan perih pada buah pantatnya karena tamparan Arban tersebut.
"Kocokin nih." Pinta Arban sambil menekan kepala Bu Dewi agar berlutut di depan kontolnya yang sudah tegang setelah handuknya dilepas.
Tanpa diperintah untuk kedua kalinya, Bu Dewi segera berjongkok dan memainkan kontol Arban tersebut menggunakan tangannya.
"Mphhh shhhh uhhhh makin gede aja kontol kamu Arban." Puji Bu Dewi yang tidak cukup untuk memainkan kontol Arban hanya dengan menggunakan satu tangannya.
"Suka??" Tanya Arban sambil mengelus-elus pucuk kepala Bu Dewi dengan lembut.
"Suka mphhh slurp slurp nghhhh kontol nghhh kontol mphhh mphhh slurp slurp slurp..nghhh slurp slurp slurp...mphhh shhhh slurp..." Diperlakukan dengan lembut seperti itu justru membuat Bu Dewi menjadi semakin horny dan dengan rakusnya menjilati kontol milik Arban yang ada di depan matanya tersebut.

"Bu Dewi!!?" Setelah sadarkan diri, nampak Ibu Aini menjadi sangat lemas dan sangat terkejut ketika melihat Bu Dewi sedang berlutut sambil menjilati kontol milik mahasiswanya tersebut yaitu Arban.
"Mphhh slurp slurp nghhh Bu Aini?? Shhh maaf ya saya ikutan gabung shhh nghhh slurp slurp slurp..." Ucap Bu Dewi seakan akan tidak memperdulikan kehadiran Ibu Aini ditempat tersebut yang sedang terkejut.

Setelah puas merasakan pelayanan dari mulut Bu Dewi, nampak Arban segera memposisikan Bu Dewi agar berbaring dan segera menindih nya lalu Arban kembali menghentakkan kontolnya dalam satu hentakan kuat kedalam memek Bu Dewi tersebut yang membuat Bu Dewi menjadi histeris karena merasakan sebuh benda tumpul menerobos paksa kedalam lubang peranakannya.

"Oughhh gede banget ahhhh ahhhh shhhh ahhh ahhh mphhh mphhh nghhh ahhh ahhh kontol kontol nghhh ahhh ouhhh memek tante penuhhh shhh..." Erang Bu Dewi sambil membuka kakinya lebar lebar guna menyambut kontol milik tuannya tersebut.
"Lonte gini malah sange ya di nonton pas ngentot??" Bisik Arban pelan sambil menjilati leher Bu Dewi dengan lembut.
"Ahhh ahhhh ahhhh ahhh ampun tuan ouhhh ampunnn memek tante perih banget ouhhh.." Desah Bu Dewi ketika merasakan kontol Arban benar benar mengaduk seluruh isi memeknya hingga ke bagian terdalam.
"Lacur anjing, cabul banget aah." Ucap Arban ketika melihat wajah Bu Dewi yang sudah benar benar horny dan sange.
"Ahhh shhhh ahhh tante keluar ouhhh tuaaaaaaan kontoool ahhh ahhh ouhhh nghhh.." Nampak tubuh Bu Dewi bergetar hebat bagaikan ikan yang menggelepar diikuti dengan memeknya yang kejang kejang akibat orgasmenya yang begitu hebat.
Mengetahui hal tersebut, justru Arban sama sekali tidak berniat membiarkan Bu Dewi untuk beristirahat dan malah kembali memompa Bu Dewi dengan lebih liar.
"Enak mana sama kontol suami tante??" Tanya Arban disela sela persetubuhan hebat mereka hingga keringat nampak membasahi kasur tepat di sisi Ibu Aini yang sedang menonton aksi bejat mereka.
"Ouhhhhh enakan kontol tuannn ouhhh ahhh ahhh mphhh shhhh kontol kontol." Jawab Bu Dewi tanpa rasa malu sambil meremas remas payudaranya guna memberikan kenikmatan lebih pada dirinya sendiri.
"Dasar binor binal." Ucap Arban sambil memompa memek Bu Dewi dengan lebih kasar dan kuat hingga menimbulkan bunyi yang sangat erotis diiringi dengan desahan dari Bu Dewi yang benar benar menggila.
"Ahhh ahhh ahhh ampun shhhh mphhh ahhhh ahhh nghhh kontol kontol ahhhh kontol shhhh kontol ahhh ahhh.." Desah Bu Dewi yang nampaknya sudah kehilangan akal sehat miliknya..
"Sempit banget ni memek." Ucap Arban sambil meremasi payudara milik Bu Dewi yang bergoyang mengikuti irama hentakannya pada memek Bu Dewi.
"Ahhhh ahhh entotin sepuas tuan memek itu punya tuan ahhh shhhh nghhhh tante keluar lagi ouhhhhhh enak bangeeeet.." Erang Bu Dewi sambil mengunci Arban menggunakan kedua kaki dan tangannya hingga terasa kontol Arban benar benar mentok mengenai rahim Bu Dewi yang hangat.
"Hahaha, malah muncrat gitu ya lonte." Ejek Arban sambil tertawa mengejek seakan akan sangat puas.
"Ahh ampun tante gakuat nghhh tante mohon ouhhh." Mohon Bu Dewi dengan mata sayu yang hampir terpejam.

Setelah mencabut kontolnya, Arban segera bangkit dan beranjak menuju ke arah Ibu Aini yang mematung dan menyaksikan aksi mereka tersebut.

"Mphhh shhh ahhh mau juga nggak Ibu??" Tanpa basa basi lagi, nampak Arban yang langsung mencumbu bibir Bu Dewi dengan sangat panas.
"Nghh mphhh shhhh kontol kamu gede banget sayang nghhhh mphhh..." Ucap Ibu Aini sambil membalas lumatan bibir Arban dan tangannya menggapai kontol Arban yang masih keras walaupun sudah menggempur 2 lubang dihari itu lalu memgocoknya perlahan.
"Memek Ibu bisa nagih sih itu kalau udah dimasukin." Bisik Arban ditelinga Bu Dewi sambil mengelus elus pucuk tangan Bu Dewi yang sedang mengocok kontol miliknya.

Setelah beberapa saat, nampak nafsu Ibu Aini sudah tidak terbendung dan segera berbaring.
"Ngh ayo masukin." Nampak Ibu Aini yang tidak mau kalah dari Bu Dewi segera mengangkang dan meminta Arban untuk memasukkan kontol nya kedalam memeknya yang masih perawan saat itu juga.
"Shhh perek banget uhhh." Tidak ingin kehilangan moment, Arban segera menindih Ibu Aini dan mengerahkan kontolnya untuk menembus memek Ibu Aini tersebut.
"Oughhhh pelan pelan sayang shhh ughhhh keras banget ouhhhhhh.." Nampak Ibu Aini benar benar kurang pengalaman hanya bisa mengerang ketika kontol Arban perlahan lahan masuk kedalam memeknya hingga 3/4 nya.
"Aaah fuck masuk juga.." Ucap Arban lega setelah berhasil menembus memek perawan Ibu Aini yang diikuti dengan darah segar yang menetes dari memek Ibu Aini dengan begitu banyak.
"Ampun ouhhh memek Ibu penuh shhh cabut ouhhhh ampun ampun cabut dulu shhh aghhhh toloong..." Setelah kontol Arban masuk seluruhnya, nampak Ibu Aini merasakan ngilu yang teramat sangat di bagian selangkangannya seakan akan seluruh tulang tulangnya dipatahkan sehingga dirinya memberontak dan memohon kepada Arban agar kontolnya tersebut dicabut. Namun bukannya kasihan, justru Arban malah memompa memek Ibu Aini tersebut dengan kecepatan penuh yang membuat Ibu Aini menganga hingga tidak mampu bersuara dan hanya mampu mencakar cakar belakang punggung Arban yang terus menggempur memek miliknya dengan sangat kasar.

"Hahaha nikmatin aja deh, ntar lama lama juga enak ni memek.." Ucap Arban sambil terus memompa memek Ibu Aini tanpa rasa kasihan ketika melihat Ibu Aini mulai meneteskan air mata.
"Aagh memek Ibu mau robek ahhh ahhhh ahhh shhhhh ahhhhh ampun Arban ouhhhh kontol kamu gede banget ahhh shhhhh.." Erang Bu Dewi ketika Arban kembali memaksakan kontolku agar masuk lebih dalam hingga menyentuh pintu rahim Ibu Aini.
"Ahh memek Ibu sempit banget uhhhh.." Puji Arban yang sangat menikmati memek perawan tersebut hingga merem nikmat.
"Ahhh ahhhh nghhhh kontol ouhhhh memek Ibu penuh banget shhhh ahhh ahhh mphhh.." Desah Ibu Aini ketika memeknya mulai terbiasa dengan sodokan kontol Arban tersebut dan merasakan memeknya seakan akan mengenggam erat kontol yang sedang memperkosa memeknya.

Karena tidak kuasa menahan nafsu birahi yang sangat tinggi akibat memek Ibu Aini sangat sempit dan nikmat, nampak Arban benar benar dibuat tidak berdaya hingga untuk pertama kalinya dirinya ingin menyemprotkan sperma miliknya lebih cepat dari biasanya.

"Crot.. Crot... Crot.." Entah berapa kali kontol Arban menyemburkan sperma ke dalam memek Ibu Aini secara tiba tiba hingga Ibu Aini merasakan rahimnya terisi suatu cairan kental hangat hingga perutnya juga ikut terisi penuh.

"Ouhhhh jangan tumpah dalam shhhh aghhhhhh Arbaaaaaan.." Erang Ibu Aini histeris ketika sadar bahwa Arban sudah menumpahkan cairan panasnya kedalam memek miliknya tersebut.
Tanpa rasa bersalah justru Arban kembali mencumbu bibir milik Ibu Aini dan mencabut kontolnya.
"Mphhh nghhh shhhh mphhh..." Terbawa akan nafsu, nampak Ibu Aini yang juga membalas serangan dari Arban tersebut dengan tidak kalah hebat.
"Nghhhh Arban ouhhh Ibu sayang kamu.." Ucap Ibu Aini sambil tersenyum manis menatap bola mata Arban.

Setelah puas bermesraan, Arban segera bangkit dan duduk di sebuah kursi.
"Bersihin dong lonte..." Perintah Arban kepada Bu Dewi yang sedang colmek sedari tadi sambil menonton permainan calon menantunya tersebut dengan sang dosen muda.

Mendapati perintah tersebut, Bu Dewi segera merangkak mendekati Arban lalu menjilati batang kontol miliknya.

"Mphhh slurp slurp nghhhh guk guk guk slurp slurp nghh.." Tanpa rasa jijik dengan begitu lihai Bu Dewi menjilati kontol Arban tersebut sambil sesekali mengkulum buah zakar milik Arban.
"Shhh geli ouhhh." Erang Arban sambil membuka lebar kakinya untuk memberi ruang pada Bu Dewi yang sedang menjilati kontolnya dengan rakus.
"Mau sperma juga tuan nghhh.." Pinta Bu Dewi menatap Arban sambil membuka mulut.
"Lonte shhh.." Nampak Arban kembali nafsu melihat sikap cabul Bu Dewi yang seperti itu.
"Nghhhh guk guk mphhh slurp slurp slurp slurp kontol nghhh.." Tanpa pikir panjang kini Bu Dewi kembali menjilati kontol milik tuannya tersebut.
"Ahhh lidah tante emang terbaik.." Puji Arban sambil memompa kontolnya dalam mulut Bu Dewi dengan kasar.
"Nghhh glok...glok..glok...glok..." Tanpa memberikan perlawanan nampak Bu Dewi dengan pasrah membiarkan Arban memperkosa mulutnya tersebut.
"Ahhh fuck lonte minum nih kencing.." Erang Arban sambil mendongak keatas karena merasakan ngilu pada kontolnya.
"Mphhh ngh aaaaaa..." Dengan sigap Bu Dewi membuka lebar mulutnya untuk menampung air kencing dari Arban yang disemprotkan dengan deras.

Setelahnya Arban segera mengencingi mulut Bu Dewi hingga penuh yang ditampung oleh Bu Dewi menggunakan mulutnya hingga lumer karena mulutnya tidak mampu menampung semua air kencing milik Arban tersebut. Setelah Arban selesai mengencingi mulut Bu Dewi, nampak Bu Dewi yang segera merangkak mendekati Ibu Aini yang masih ngos ngossan dan sudah tidak berdaya.

"Mphhh.." Tanpa malu nampak Bu Dewi mencumbu bibir Ibu Aini yang masih penuh dengan air kencing milik Arban.
"Oughhhh apa yang Bu Dewi...mphhhh.." Pada awalnya Ibu Aini nampak bingung dengan aksi Bu Dewi tersebut hingga akhirnya Ibu Aini mengerti dan membalas lumatan Bu Dewi untuk berbagai air kencing milik Arban sambil bercumbu.

Setelahnya mereka berdua larut dalam birahi dan saling bercumbu satu sama lain. Melihat hal itu tentu saja membuat Arban terangsang karena kedua anjing peliharaan miliknya sudah saling akrab dan bisa dia garap bersama kapan saja dia mau. Setelah puas bercumbu, nampak Bu Dewi dan Ibu Aini segera merangkak berdua datang ke hadapan Arban lalu mulai menjilati kontol Arban dimana mereka mambagi tugas dengan Ibu Aini yang menjilati batang kontol Arban dan Bu Dewi yang menjilati buah zakar Arban dengan ganasnya dengan serta sangat rakus.

BERSAMBUNG
 
Maaf suhu suhu semua jika updatenya terlalu lama karena saya harus pulang kampung bersama Ana dan setelah pulang kampung kami banyak kegiatan bersama mendekati bulan puasa bersama keluarga saya maupun berdua saja dimana itu harus diselingi dengan saya yang harus bekerja sebagai pengawas dan asisten dosen sehingga itu menyita waktu dan pikiran saya akibat urusan yang menumpuk dan sifat Ana yang begitu manja bikin saya susah untuk sendiri🙏🙏🙏
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd