Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Captain Ngentot - Perjalanan Mencari Kepuasan - Update Tamat

Episode 10​

Kita kembali tiga tahun setelah aku menikah dengan Nina. Aku kembali izin bertugas dengan Ririn. Aku lalu menemui Kiki dan anakku, tinggal bersama mereka selama seminggu. Aku kembali izin bertugas, lalu pulang dan menemui istriku Linda.



“ papaaaa!”



Linda menyambutku dengan anak kembar kami. Linda hamil hampir tiga tahun yang lalu. Ia menyembunyikan kehamilannya dariku. Ia hamil saat aku pulang dan bertemu dengannya sebentar lalu ngentot dengannya. Ia hamil setelah anakku dari Ririn baru saja lahir dan aku sempat pulang menemuinya,



“ kamu jarang sekali pulang sekarang mas. Kamu sibuk terus. Tapi aku seneng, kamu akhirnya di sini. Berapa lama kamu pulang?”



Aku akhirnya tinggal dengan Linda selama dua minggu. Tentu saja selama dua minggu itu aku menyempatkan sehari untuk menemui istriku Titi, si perawat cantik yang juga tinggal dengan anak perempuanku. Titi tinggal di Villa tidak jauh dari desa Linda. Ia sudah berhenti dari pekerjaannya dan sekarang hidup bermewah-mewah di Villa dengan uang pemberianku.



Aku sudah tidak menipu lagi. Uangku berlipat-lipat ganda karena investasi yang aku lakukan dengan bantuan Yessi. Dialah yang membuatku tidak harus menipu lagi, dengan mencari uang lewat investasi. Aku semakin kaya. Yessi hidup sehari-hari dengan gaya hidup yang sangat glamour, dan ia masih menutup diri dari laki-laki mana pun. Ia tinggal di kondomonium seharga 20 miliar, dan terkadang bersama teman-temannya. Berkatnya aku hidup bahagia dengan semua istri-istriku dan semakin kaya.



Aku mengendarai Jaguar baruku, dan tiga di kondonium pribadiku, di mana Nina dan putraku sudah menungguku. Aku naik lift pribadi dan tiba di rumahku di lantai 25. Pintu lift terbuka dan



“ papaaa”



Mereka menyambutku. Aku memeluk Anakku lalu aku memeluk Nina. Aku datang dengan seragam perwira lengkap. Aku berencana tinggal bersama Nina selama beberapa bulan. Aku mungkin sesekali menemui istriku yang lain tapi kali ini, aku ingin tinggal bersama istri yang paling aku banggakan, Nina si mantan pramugari yang sempurna.



Malam itu, Anak kami sudah tidur. Aku dekup dia dengan mesra dan kami pun bercumbu. Kami saling melucuti pakaian kami dan terus mercumbu meluapkan rindu di dalam diri kami.



Nina melepas cumbuannya. Kami sudah sama-sama bugil. Nina lalu berlutut. Wajah cantiknya kini berhadapan langsung dengan kontolku. Ia kocok pelan kontolku, membuka mulutnya lebar-lebar lalu mulai mengulum kontolku.



“ slrrrp slrrrp slrrrp”



“ ahhh Mamahh ahhh”



Aku meremas kepalanya. Nina menyapu bersih kontolku dari kepala hingga batang dan buah zakarku. Ia memompa kontolku, mengulum-ngulumnya dengan irama yang teratur. Sesekali ia kecup kepala penisku dan menjilatinya dengan liar. Kulumannya semakin ganas hingga tak lama penisku memuncrat di dalam mulutnya.



Nina menelan semua sperma yang keluar dari kontolku. Ia lepaskan kontolku dari bibirnya, lalu menelan semua sperma yang memuncrat di dalam mulutnya. Nina lalu tersenyum dan menatapku dengan manja. Ia kembali berdiri dan kami pun kembali bercumbu mesra. Kini giliranku memanjakannya dengan menjilati memeknya



“ yahhh ohhh yahhh ahhh ahhhh pahh ahhh”



Tubuh Nina menggeliat. Ia jepit kepalaku dengan kedua pahanya. Ia remas kasur itu dan terus menggeliat dan mendesah keras. Ia memejamkan matanya dan terus memekik keras. Lidahku menjilati memeknya tanpa ampun, menjelajah dan menjilat-jilat dinding memeknya tanpa ampun.



Nina orgasme hebat. Cairan orgasme memuncrat deras membasahi kasur dan wajahku. Nina mendesah puas. Ia tersenyum lebar. Ia remas penisku dengan gemas dan mengocoknya pelan. Ia kembali mengulum penisku dengan ganas hingga tak lama, penisku kembali berdiri dan tegang setegang-tegangnya di dalam mulutnya



Kami sampai di permainan final. Aku tahan kedua tangannya dan dengan posisi misionaris aku menggenjotnya dengan keras dari atas dan tanpa ampun. Nina kembali mendesah kencang. Buah dadanya memantul-mantul karena genjotan kontolku yang dahsyat. Memeknya semakin basah dan aku terus menggenjotnya nafsu. Aku menikmati setiap detik jepitan dinding memeknya yang dahsyat.



Kami berganti posisi. Nina tiba-tiba bangkit dan mendorongku sehingga kini ia diatas dan aku terbaring pasrah. Nina semakin nafsu. Ia genjot kontolku tanpa ampun dan menggoyang pinggulnya dengan ganas. Aku meremas buah dadanya dari bawah. Aku membalas genjotan Nina dari bawah dan kedua selangkangan kami bertepuk-tepuk dengan ganas. Kamar itu menjadi ramai dengan suara tepukan selangkangan dan desahan kami. Aku percepat genjotan kontolku hingga tak lama, kami orgasme bersama-sama



Nina jatuh kepelukanku. Memeknya kini penuh dengan air maniku. Kontolku masih terus berkedut-kedut di dalam memeknya. Ia menatapku manja seraya berbisik



“ aku pengen hamil lagi selama papah pulang”



Aku tersenyum. Aku pun ingin menghamilinya lagi. Kami istirahat sebentar sebelum melanjutkan permainan itu ke ronde ke dua.



Nina terbaring lemas setelah tiga ronde adegan ngentot. Ia tertidur bersama anak-anak kami. Aku memakai handuk lalu keluar kamar. Aku berjalan keluar kamar lalu mengetuk sebuah kamar. Kamar itu terbuka dan aku pun tersenyum



“ ah bapak. Saya jadi malu”



Aku juga menyewa Baby sitter untuk membantu Nina. Aku membuka handukku lalu masuk ke kamar Baby sitter anakku. Kami pun bercumbu. Aku pun melewati malam itu dengan mengentot Baby sitter anakku, selama Nina tertidur pulas dengan anakku.



Aku sudah cukup bersenang-senang selama lima tahun terakhir. Hidup kaya raya, ngentot lalu menikah dengan istri orang dan cewek-cewek cantik, aku mendapat hampir segala yang aku inginkan. Aku jadi terlena. Aku lupa dengan apa yang mengejarku. Aku bahkan membohongi diriku sendiri. Aku benar-benar menganggap jika aku seorang perwira tni yang mungkin akan pensiun dalam waktu dekat. Bukan berhenti, aku justru berniat menambah istri-istriku. Seolah tidak puas dengan segala kepuasan dunia yang aku terima.



“ papa Gapapa pergi sendiri?”



“ ya, kan kebutuhannya mendadak, papa pergi sebentar saja terus balik lagi”



Hari itu hujan turun dengan sangat lebat. Nina kehabisan popok, susu dan minyak telon anak kami. Aku turun dari lift dan membeli kebutuhan anakku di Mall di bawah kondomonium. Aku turun bersama Baby sitter kami yang masih remaja. Kami tiba di supermarket Mall dan belanja berdua.



“ bapak Benny”



Hari itu hari Kamis. Tapi bagiku, itu hari dimana semuanya berubah. Dua pria berseragam loreng menghampiriku. Aku sebenarnya masih santai seolah tidak terjadi apa-apa.



“ ya?”



Jawabku santai.



“ bisa ikut kami sebentar”



Semua orang menoleh. Baby sitter itu seketika ketakutan. Aku pegang tangannya, lalu berbisik



“ kamu pulang duluan ya. Nanti bapak menyusul”



“ iya pak”



Baby sitter berjalan duluan ke kasir. Sedangkan kedua prajurit tni itu menggiringku ke parkiran. Satu berpangkat sersan dan satu berpangkat kopral. Mereka parkir di basement Mall yang sangat sepi. Tidak ada cctv di sana. Aku melihat mobil Jeep yang terparkir sendiri di basement itu



“ ini ada apa ya pak?”



Jantungku mulai berdegup-degup kencang. Mereka akan membawaku pergi. Tidak salah lagi. Mereka sudah tahu yang sebenarnya. Jantungku berdegup dan aku segera berpikir sesuatu untuk menyelamatkan diri



“ bapak berhak untuk diam. Bapak telah menipu istri dan mertua bapak. Bapak sudah menggunakan identitas teman kami untuk menipu banyak orang. Bapak seharusnya malu. Kami bisa saja memukuli dan mempermalukan bapak di depan umum! Hari ini bapak harus bertanggung jawab atas perbuatan bapak! Kami akan bawa bapak ke pihak berwajib”



Aku terdiam. Salah satu dari tentara itu menahan kedua tanganku dari belakang. Aku harus menyelamatkan diri. Cuma itu yang ada dipikiranku. Aku segera melepaskan kedua tanganku, berbalik ke belakang, lalu kurebut pistol dari pinggang prajurit itu dan



“ dor! Dor!”



Aku melepas dua tembakan. Satu tewas ditempat dan satu masih menggelepar. Ia berusaha lari, merayap sehingga lantai parkiran penuh dengan bercak darahnya. Prajurit itu lalu tewas ditempat bersama temannya. Aku kaget bukan main. Aku terkejut dengan apa yang terjadi. Aku sembunyikan pistol itu di belakang celanaku lalu berlari melarikan diri. Aku buang handphoneku lalu berlari keluar dari Mall itu meninggalkan Nina dan anakku.



“ lho? papa tiba-tiba pulang?”



Aku naik taxi dan sempat pulang ke rumah Ririn. Aku sempat mengganti pakaian dan membuang pakaian lama. Aku segera memeluknya. Aku memeluk Ririn dan anakku. Aku menyembunyikan pistol itu di rumahku, lalu aku membuka pakaian dan mandi di rumah Ririn.



Aku mengguyur tubuhku dengan air. Aku baru saja membunuh dua orang. Badanku gemetar. Aku dapat mendengar suara tv dari kamarku ketika Ririn menonton tv



“ Dua prajurit tni ditemukan tewas tertembak di lapangan parkir sebuah Mall. Saksi mata mengatakan kedua prajurit tersebut menggiring seseorang ke parkiran sebelum terdengar suara tembakan dan kedua prajurit tersebut ditemukan tewas tertembak. Pelaku masih berstatus buron dan dalam pengejaran aparat kepolisian. Masyarakat dihimbau berhati-hati karena pelukan memiliki senjata api dan sangat berbahaya.”



“ waduh serem banget ya mas. Ini aku lihat di twit**ter katanya pelakunya tni gadungan gitu. Papa kenal dengan dua tentara itu?”



Aku selesai mandi. Riri melihat berita itu dan dengan polosnya bertanya denganku. Aku hanya tersenyum dan menjawab



“ tidak juga. Tapi kami semua berduka karena kejadian ini”



Aku tidak tahu berapa lama lagi permainan ini akan berakhir. Bisa jadi beberapa hari, jam bahkan beberapa menit lagi. Aku tangkap kedua pipi Riri lalu aku cumbu bibirnya dengan gemas



“ mass genit ih, masih sore juga”



Aku tidak mempedulikannya. Aku lepaskan handukku lalu mendekatkan kontolku ke bibir Ririn. Ririn tersenyum genit, dan langsung melahap kontolku. Ia kulum kontolku dengan ganas dan sesekali menjilatinya. Ia hisap kontolku hingga beberapa menit kemudian aku ejakulasi di dalam mulutnya



“ oohh masass Yahh yahhhh ohhh yahhhh masssss”



Aku menggenjot Ririn di atas kasur dengan posisi misionaris. Aku lebih ganas dan liar dari biasanya. Aku tahan kedua tangannya dan menggenjot kontolku dengan kencang. Aku cumbu bibirnya dengan liar, lalu kedua tangannya meremas toket Ririn dan sesekali memainkan putingnya



Hujan turun dengan deras. Jam menunjukkan pukul 1 malam. Aku sudah mengentot Ririn 6 kali dan ia pun sudah orgasme berkali-kali. Ia sangat lemas. Baby sitter menjaga anak kami semalaman. Aku kembali berpakaian menggendong anakku lalu membawanya ke kamar kami.



Aku tertawa malam itu dan tidak percaya aku mempertahankan kebohongan ini selama ini. Biasanya seorang suami bahkan tidak mampu menjaga rahasia, kalau ia punya seorang selingkuhan, sedangkan aku, aku menikah dengan enam wanita lain dan dunia tidak mengetahuinya. Aku menangis karena hari itu aku kehilangan Nina dan anakku, aku melihat di berita dan polisi kini mulai menginterogasi Nina dan anakku. Tinggal menunggu waktu hingga mereka membongkar semuanya.



Aku mengentot Ririn pagi itu. Baby sitter kami yang mengurus anakku. Dengan posisi WOT ia menggenjot kontolku dari atas, menuruti kehendakku. Aku remas buah dadanya dan menggenjotnya dari bawah. Kontolku berkedut hebat, kami sama-sama mendesah panjang hingga tak lama aku ejakulasi hebat di dalam memeknya. Kami orgasme bersama-sama untuk ketiga kalinya



“ Mas nafsu banget pulang dari tugas”



“ mas cuma kangen kamu.”



Aku sebenarnya sangat takut hari itu. Aku menutupinya dengan menggentot Ririn hingga aku puas. Aku remas toketnya, aku cumbu liar bibirnya, aku jamah sekujur tubuhnya sambil mengentotnya hingga aku puas. Sore itu ketika mereka tidur siang, aku naik mobilku dan menghampiri Kiki, istri keduaku.



“ papaaa”



Aku bertemu dengan Kiki dan anakku. Aku memeluk mereka, ini seperti perpisahan bagiku. Kami makan sore bersama dan mengatakan aku mungkin tidak lama. Aku hanya menyempatkan diri pulang saat bertugas. Kami makan sore bersama diluar, di resto tidak jauh dari rumah kami. Anak kami tidur di jalan pulang. Kami membaringkannya dan aku pun langsung mencumbu bibir Kiki. Aku dorong ia ke kasur dan dengan posisi misionaris aku mengentotnya tanpa ampun.



Aku pulang setelah magrib, setelah puas ejakulasi dan orgasme bersama di dalam memeknya selama berkali-kali. Tubuhku lemas karena aku terlalu banyak ejakulasi hari itu. Aku pulang dan Ririn telah menungguku. Aku memeluknya lalu memeluk anakku



“ apa jadinya papa tanpa kalian”



Aku bertahan selama beberapa minggu di rumah Ririn meski dalam pengejaran Tni dan polisi. Aku bahkan sempat menginap empat hari di rumah Kiki. Aku melewati minggu-minggu itu dengan sangat menikmatinya. Aku ngentot setidaknya tiga kali sehari dengan Ririn atau Kiki. Aku berhenti mengentot Ririn karena beberapa minggu setelah malam itu, ia kembali positif hamil. Aku memeluknya dan kami menangis haru.



Kiki juga hamil. Aku sebenarnya sangat bahagia. Aku sangat ingin kebohongan ini terus berlanjut. Aku seharusnya berusaha lari dengan mereka namun malam itu, empat mobil polisi mengepung rumahku. Mereka mendobrak itu, menerobos masuk, dan Ririn pun berteriak. Aku berhasil melarikan diri tepat sebelum mereka mengepung rumahku.



Aku berlari. Aku berjalan ke lorong sempit di mana aku biasa tidur sebagai gelandangan dulu. Aku sangat berusaha mempertahankan Ririn dan Kiki, karena mereka berdua adalah istri-istri kesayanganku. Mereka adalah alasan aku memulai kebohongan ini. Aku berbaring di lorong itu dan menangis.



Lalu dua mobil berhenti tidak jauh dari lorong itu. Aku melihat enam orang bersenjata Laras panjang masuk ke lorong itu. Aku bersembunyi. Tidak salah lagi, mereka mencariku. Mereka tidak terlihat seperti polisi. Mereka mungkin akan membunuhku di tempat. Aku melihat salah satu dari mereka mengenakan celana loreng.



“ cari! Tadi dia lari ke arah sini”



“ siap kapten!”



Mereka berjalan memasuki lorong. Mereka berdiri tepat di dekat posisi aku berbaring. Mereka melihat foto Kiki dan Ririn serta anak-anakku tergeletak di lantai. Mereka sadar aku baru saja di sana.



Kilat pun menyambar. Hujan makin lebat. Saat itulah aku keluar dari tempat persembunyianku. Aku todongkan pistol dan



“ dor! Dor!!”



“ rttt! Rtttt!”



Suara tembakan terdengar dari lorong yang sepi itu. Aku berjalan diantara ke enam mayat mereka. Keinginanku untuk hiduplah yang membunuh mereka. Mereka semua tentara. Tidak tahu siapa yang menyuruh mereka. Apakah orang tua Nina, atau kenalan Benny yang marah karena aku mencuri identitasnya, atau kenalan tentara yang kubunuh, aku tidak pernah tahu. Polisi tiba beberapa menit kemudian. Malam itu aku memilih pergi, menghilang diantara malam.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd