Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Kita

Waduh konflik satu belum selesai udah ada tanda2 mau konflik lagi nih, apalagi ada salah satu sahabat asya yg emang jadi mantan idan
 
Setuju idan asya pisah sih.. Ga sreg aja cwo sepolos idan dapet istri yg keras kepala dan "merasa lebih" Kayak si asya...
 
Pov Asya

"Idan ?"


Aku melihatnya! benar benar melihatnya, itu sangat jelas tapi siapa perempuan disampingnya? kenapa tanganya berpegangan begitu erat? aku memerhatikannya yg berjalan menuju meja yg berada diluar, aku mengamati setiap orang disana tapi aku tak mengenali siapapun, mereka begitu asing.

"Heh! dimakan kudil" ucap Ranti mengagetkanku

"Ini juga dimakan , sabar sih gada sabar sabarnya banget jadi orang"

"ya abis ngelamun aja sya , liat apaan sih?" ucapnya sambil menengok ke kanan dan kekiri

"galiat apa apa, udah diem macem robot squid game tau lu begitu"

Akupun melanjutkan aktivitasku sambil memerhatikan Idan yg berada diluar ruangan, aku bisa melihatnya dengan jelas dari samping bagaimana dia tersenyum, tertawa dan menikmati waktunya bersama perempuan itu.

Pedih!

Yap itu yang aku rasakan sekarang, beginikah rasanya di selingkuhi? jika tau sesakit ini aku takkan melakukannya saat itu. Haaah! sakitnya menjalar disekujur tubuhku! Kenapa sesakit ini rasanya Idaaan?! Sebenarnya aku ingin sekali menangis sekarang tapi untuk apa?! bukan kah ini balasan dari apa yg aku lakukan untuknya? mungkin ini belum seberapa bukan? Idan lebih merasakan yang lebih sakit dari ini. Waktu berputar begitu lambat seperti ingin puas melihatku tersiksa melihat pemandangan yg aku amati, aku tersenyum getir mengelus cincin pernikahan yg masih tersemat dijari manisku.

"Inikah jawaban dari semuanya by? Imissyou" batinku.

Normal Pov

Penyesalan selalu datang di akhir makanya sebelum melakukan sesuatu hal alangkah baiknya kita harus bisa memprediksi apa yang akan kita dapatkan nantinya.

Pukul 21.00 Asya sudah sampai di rumahnya, ia langsung masuk dan naik menuju kamarnya. Asya membersihkan badannya lalu memakai kaos milik Idan untuk menemani tidurnya, hal itu ia lakukan setiap malam karna hanya itu yang bisa ia lakukan.

Perasaanya tak baik baik saja sejak melihat suaminya bersama perempuan lain, katakanlah kini ia merasakan karma dari perbuatannya sendiri. Asya menarik laci di meja riasnya ia mengambil sebungkus rokok dan 1 cricket yang selalu tersedia untuk suaminya disana, ia membawanya menuju balkon dengan satu botol soju yang ia beli sebelum pulang tadi.

Asya duduk di sofa yang berada dibalkon kamarnya, menatap langit malam yang hanya disinari cahaya bulan, ia menyalakan rokok lalu menghisapnya dengan ahli.

"gaamnesia rupanya hahahaha" kekeh Asya sambil menatap rokok yg ia jepit di sela jarinya. Setelah sekian lama Asya berhenti kecandauan dari nikotin tersebut kini ia kembali menikmatinya.

Kepulan asap dari bibirnya menemani kegundahan hatinya ditambah sebuah lagu yang ia dengarkan sekarang dari "Labrinth - Jealous" menambah kesakitan pada hatinya. Air matanya jatuh begitu saja membasahi pipinya, Asya menikmati setiap rasa sakit dan pedih didalam hatinya.

Sedangkan ditempat lain Idan baru saja mengantar Mayang pulang, Yap! perempuan itu bernama Mayang seorang psikiater sekaligus sepupu Idan yang baru menyelesaikan pendidikanya diluar negri. Asya jelas tidak mengenal Mayang karna saat Idan dan Asya menikah sepupunya itu sedang menyelesaikan S1nya dan baru pulang 1 bulan yang lalu setelah kelulusannya.

Selama ini Idan selalu berkonsultasi pada sepupunya tersebut perihal gangguan kecemasan dan ketakutan yang ia alami setelah mengetahui istrinya berselingkuh, Idan yang terlihat tenang dalam menghadapi masalah rumah tangganya dan memendam semuanya sendirian ternyata menimbulkan masalah untuk dirinya sendiri. Idan di diagnosis terkena Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), yaitu serangan panik yang dipicu oleh trauma pengalaman yang buruk atau kejadian yang mengancam jiwa. Selama ini juga Idan rutin terapi dan mengonsumsi obat yg di anjurkan oleh psikiater pribadinya tersebut, tidak ada yang tahu perihal Idan mengalami PTSD kecuali Mayang.

"Makasih ya mas, udah mau bantuin mayang hehehe"

"hmm sama sama, makanya cari pasangan sanaaaaa bukanya nyusahin mas mulu. Yakali mas pura pura jadi pacar kamu terus hihhh"

"ya nanti mas kalo sempet hahaha, baru juga dimintain tolong 2x udah ngatain nyusahin. Ngaca deh mas yang nyusahin tuh siapa!"

"iyaiya tau mas nyusahin! dah ah mas mau pulang, kamu masuk gih. Byeeeee"

"uluh ngambek hahaha! m-mas? yakin mau ketemu istri mas ?" Idan pun mengerutkan keningnya menatap tak percaya lawan bicaranya

"kata kamu kalo mau sembuh total mas harus lawan semuanya, terus sekarang malah dibikin ragu lagi. Gimana sih?!"

"aku cuman mastiin massss, sensi banget jadi laki! yaudah pergi gih tiati yawww. Inget kalo ngerasa gabaik baik aja minum obatnya 3 aja jangan diabisin semua! Nanti overdosis aku yg disalahin"

"iyaiyaiya! byee mas pulang"

Idan pun melajukan mobilnya kembali dan menuju rumah mertuanya. Tak butuh waktu lama Idan sudah sampai, ia di sambut oleh Pak Damar dan istrinya. Mereka duduk bersama diruang tamu, sedikit berbasa basi menanyai kabar Idan dan kejelasan hubungan rumah tangga dengan putri semata wayangnya langkah mana yg akan diambil menantunya tersebut.

"kalo menurut Idan itu yang terbaik ya papah terima, Terimakasih udah jadi suami dan menantu yang baik Idan" ucap Pak Damar, Idan pun tersenyum dan mengangguk. Keputusannya sudah ia utarakan pada mertuanya.

"yaudah Idan naik dulu ya pap? mah? mau nemuin Asya" Mertuanyapun mengangguk mempersilahkan Idan pergi dari hadapannya.

Idan membuka pintu kamar Asya, melangkahkan kakinya kedalam mencari keberadaan istrinya.

"lah kosong?" ucapnya

Idanpun mencari Asya kekamar mandi hingga di walk in closet milik istrinya ia tetap tak menemukannya, Idan berjalan menuju arah balkon yang pintunya sedikit terbuka, ia mengintip dari sela kecil ternyata Asya ada disana dengan setengah botol soju yang tersisa, dan jari yang masih setia menjepit rokoknya, entah sudah berapa bungkus yg ia habiskan karna puntung rokoknya sudah berserakan di mana mana. Kondisinya memprihatinkan dengan mata yang sudah sembab karna menangis dan sedikit mabuk mungkin.

Idan memutuskan pergi ke kamar mandi dahulu untuk membersihkan badannya serta mengganti pakaian. Setelah selesai ia membawa segelas kopi dan menemui istrinya. Lagu Kesempatan Kedua dari Tangga masuk ke indra pendengarannya saat berjalan menuju balkon, Idan yakin itu dari ponsel milik istrinya.

Idan menaruh kopinya diatas meja lalu duduk dengan santai disamping Asya. Asya yang sedaritadi menundukpun tau kalo yang disampingnya kini itu suaminya, tapi untuk melihatnya sekilas pun ia tak mampu meskipun rindunya menggebu. Idan mengambil rokok yang berada ditangan Asya, dengan tenangnya ia menghisap dan mengepulkan asapnya ke udara.

"are you oke?" tanya Idan sambil menatap Asya dari samping, Asya hanya diam tak mampu menjawab pertanyaan suaminya. Kini perasaannya takut, takut akan kenyataan Idan meninggalkannya.

"lantainya lebih menarik ya daripada aku?"

karna tak kunjung mendapat jawaban dari pertanyaannya, dengan satu gerakan Idan mendudukan Asya dipangkuannya. Dengan kedua tangan Asya menutupi wajahnya, rasanya malu memperlihatkan wajahnya didepan Idan.

Pov Idan

Dia tetap menutupi wajahnya yang kurasa berantakan karna menangis, aku mencoba meraih tanganya yg cukup kuat menutupi wajahnya itu.

"kamu gamau liat aku? ohh udah gakangen ya sama aku hmm?"

Perlahan tanganya mulai bisa kuraih, ku genggam dan kuusap dengan lembut. See? matanya sembab dan hidungnya sudah memerah seperti tomat hahahha.

Aku tersenyum memandanginya, Asya masih menunduk tak mau menatap wajahku. Kuusap lembut pipinya dengan ibu jariku, bahunya bergetar menahan tangis, aku memberanikan diri untuk menariknya kedalam pelukanku kuusap dengan lembut punggungnya, ku biarkan Asya menangis sepuasnya dibahuku.

Cukup lama kami berada diposisi ini hingga tangisnya mulai reda dan nafasnya juga sudah teratur. Aku meregangkan pelukanku, Asya tidak menolak hanya saja pandangannya tetap kebawah. Tanganku terulur menghapus jejak air mata di pipinya.

"Idaan, Asya minta maaf" cicitnya. Suaranya serak dan pelan, aku diam tak menjawab. Ia menghela nafas dan kembali bersuara.

"Maaf Asya udah nyakitin Idan selama ini, Maaf Asya udah khianatin Idan dengan selingkuh, Maaf Asya udah banyak bohong sama Idan, Maaf Asya gajadi istri yang baik buat Idan, Maaf buat semuanya. Mmmm k- kalo Idan mau lakuin hal yang sama gapapa Asya terima kok t-tapi kalo Idan mau ninggalin Asya.." belum selesai dengan kalimatnya Asya kembali menangis dan menggelengkan kepalanya.

"A-asya ga- gamau by" Aku kembali memeluknya sambil menatap langit malam yang sangat gelap.

"siapa yang bilang aku mau ninggalin kamu hmm?" tanyaku sambil mengelus punggungnya dengan lembut. Ia hanya menggeleng sebagai jawaban.

"yakin aku boleh selingkuh?" tanyaku lagi, kini ia mengangguk tapi setelah beberapa detik ia menggeleng. Aku terkikik akan responya yang membingungkan hahaha.

"lho gimana sih tadi katanya boleh? kok sekarang engga? yang bener yang mana sayanggg?" dia diam tak memberikan respon apapun, akhirnya aku meregangkan pelukanku dan menatapnya tak ku biarkan ia menatap ke arah lain. Mata kami bertemu, matanya yg menjadi favoritku hingga sekarang. Aku tersenyum memandangi parasnya yang selalu cantik di mataku, aku ingat bagaimana aku terpikat dengan aura dingin yang ada pada dirinya hingga aura dingin itu berubah menjadi hangat seperti sekarang. Tanganya terulur mengelus rahangku yang tegas, dan merapikan rambutku yang sedikit berantakan.

"jadi boleh ga Idan selingkuh?" tanyaku memastikan, ia hanya menggeleng dan mencebikkan bibirnya. Aku kembali tersenyum melihat tingkahnya.

Gemas hihi!

"Dengerin, kalo kamu gak yakin sama apapun jangan di ucapin sayanggg. Misal Idan selingkuh nih emang udah siap ngerasain sakitnya hmm?" ia hanya menggeleng sebagai jawaban.

Pov Asya

"Dengerin, kalo kamu gak yakin sama apapun jangan di ucapin sayanggg. Misal Idan selingkuh nih emang udah siap ngerasain sakitnya hmm?" ucapnya, aku otomatis menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Wanita mana yang mau diselingkuhi? tidak ada bukan! Yayaya aku tau aku yang salah oke! stop memojokanku seperti itu pembaca yang terhormat, apa kalian tidak pernah khilaf huh?! Asya juga manusia yagesya, lagian tadi aku sudah terbakar hanya dengan melihatnya bersama perempuan lain di cafe.

"Asyaaaaaa" panggilnya, aku kembali menatapnya melihat paras tampan milik suamiku. Ku lihat mata coklatnya yang terlihat tenang namun dingin, tidak seperti biasanya sorotnya berubah.

Ada apa?! aku bertanya pada diriku sendiri.

"Idan minta maaf kalo selama ini Asya ga bahagia sama Idan, Idan minta maaf kalo selama rumah tangga suka ninggalin Asya buat kerja keluar kota, mmm Makasih buat segala hal yang Asya kasih buat Idan, Makasih juga udah sabar banget ngadepin Idan" ucapnya dengan lembut.

Deg!

Pikiran ku melayang mencari arti dari penuturannya tersebut, Apa ini?! Inikah jawaban dari semuanya? Idan akan pergi?!
 
Bimabet
kentang lagi dah .. cuma bisa bikin konak jantung doang nih .. lanjut dooong wkwkwkwk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd