Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Kita

"mari lupakan tentang kita"

Asya terdiam mematung, tak tahukan Idan kalo debaran jantung istrinya sangat cepat saat mendengar kalimat yg terucap dari bibirnya itu?. Idan tersenyum tanpa beban, sedangkan Asya menatapnya dengan sendu. Idan mengamit kedua tangan Asya dan menciumnya.

"Lupain tentang kamu yang selingkuhin aku dan lupain kamu yang liat aku cium Mayang di cafe tadi"

"kamu liat aku?" tanya Asya

"ya liaaat dong sayang, malahan aku sengaja tadi ciumin Mayang biar tau respon kamu kalo liat aku mesra sama orang lain gimana. Aku kira kamu bakal nyamperin aku terus ngamuk, eh malah pulang. Kenapa bu ? panas ya ? hahahaha"

"Ihhhh Idan ngeselinnnnn" Teriak Asya sambil memukul pelan dada suaminya yang kini malah tertawa puas melihat tingkah lakunya.

"tadi kamu bilang Mayang? itu sepupu kamu yang kuliah diluar negri itukan? Kok aku gangenalin sih ihh? beda banget sama waktu kita videocall?" tanya asya

"kurusan ya? diet kali. gatau aku" jawab Idan acuh

"by?" panggil Asya

"hmm?"

"Makasih udah mau maafin kesalahan aku, dan makasih masih mau bertahan sampe saat ini. Aku sadar kesalahan aku fatal banget, gaseharusnya aku ngelakuin itu tapi aku janji ini pertama dan terakhir aku berbuat kaya gitu"

Idan mengangguk dan tersenyum mempercayai ucapan Asya, semoga saja Asya benar benar menepati janji yang ia ucapkan padanya.

"sekarang kita masuk oke! udaranya udah gaenak soalnya" ucap Idan

Idan meminum kopinya yang sudah dingin terlebih dahulu, lalu menggendong Asya menuju kamar mandi. Mereka berdua kini berdiri berdampingan di depan wastafel sambil menggosok gigi, Idan yang selesai lebih dulu kini memeluk Asya dari belakang. Tatapan mereka bertemu di depan cermin, Idan menyandarkan dagunya dibahu sang istri sedangkan tangan Asya yang lain mengusap lembut pipi Idan. Sudah lama rasanya mereka tak semesra ini.

Selesai dengan kegiatannya dikamar mandi merekapun kembali kekamar, Idan mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur. Sedangkan Asya sudah berbaring terlebih dahulu diatas kasur, setelah mencharge ponselnya Idan berbaring di samping istrinya.

"Babyyyy, siniii" ucap Asya sambil merentangkan tanganya, Idanpun masuk kedalam pelukan istrinya. Puas menciumi leher Asya, Idan menyandarkan kepalanya di dada istrinya, tanganya melingkar di perut Asya yang ramping, sedangkan tangan Asya mengelus kepala suaminya dengan penuh kasih sayang.

Rasa takutnya kini menghilang, Asya bersyukur Idan masih mau memaafkannya dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri.

"Sayang?"

"Apa ganteng?"

"gajadi hehe"

"ihhh gajelas, mau apa by hmm?"

"engga yang, gajadi"

"harus jadi Idaaan! mau apa kamu teh? mau nenen hmmm?" tanya Asya to the point

"engga ihh suudzon wae kamumah yang" balas Idan

"terus apa? jangan bikin aku kesel deh by.."

Pov Idan

Sebenarnya aku ingin mengetahui perbuatan Asya dan Bagas saat checkin di hotel waktu itu, tapi sepertinya aku belum siap menerima penjelasannya. Bagaimana ini? apakah aku harus bertanya atau tidak membahasnya sama sekali?. Astaga Idaaaaan kenapa segala kena PTSD sih jadi nyusahin diri sendiri begini kan haishhh. Aku mulai tak tenang dengan fikiran ku sendiri sekarang, perasaan cemas dan ketakutan mendominasiku sehingga membuat tubuhku bereaksi dengan gelisah.

Relax Idaan relaxx, jangan sampe Asya tau tentang ini.

"by? kamu gapapa sayang? kok keringetan sih?"

"hah? gapapa kok yang cuman gerah aja kali" elakku

"gerah? dingin gini byyy, ngaco kamumah"

"masasih? aku ngerasanya gerah lho Sya. Dahlah Idan ngantuk yang, aku tidur duluan gapapa?"

Asya hanya mengangguk sebagai jawaban dan terus mengusap keningku, lama kelamaan karna ulah tangannya itu aku benar benar mengantuk dan terlelap begitu saja.

Pov Asya

Sebagai isatri aku tau ada yang tidak beres dari suamiku, gelagatnya aneh dan sikapnya sedikit berubah. Idan yang mesum menghilang? atau dia jijik ya? melihatnya terlelap dalam damainya tidur membuatku berfikir banyak hal. Ada apa sebenarnya?.

Aku bangun dari tempat tidur saat melihat ponsel Idan menyala, ada beberapa pesan dari Mayang yang baru saja masuk.

"Mas are you oke?"
"Mas aman kan?"
"Mas bales ih!!! Mas berhasilkan?"
"Massss jangan di read doang ishhh!! Mas gapapa kan ? baikbaik aja kan? gakambuh kan?!"


Aku berfikir sejenak saat melihat pesan terakhir yang dikirim Mayang, "kambuh?" gumamku. Idan gapunya riwayat pemyakit apapun selama ini, lalu apa yang harus kambuh? kenapa Mayang terlihat sangat khawatir? tanpa berfikir lagi aku langsung menelfonya dan pergi ke arah balkon.

"Hallo Mas? Mas berhasilkan? Mas bisa ngobrol kan sama Mba Asya? ga takutkan? ga cemas kan? gagelisah lagikan?? Mas jawab ihhh" ucap Mayang. Aku semakin bingung dengan rentetan pertanyaan yang dilontarkannya.

"Masssss? kok diem? Mas ga baik baik aja ya? yaudah gapapa minum obatnya 3 sekarang, seenggaknya bisa bikin mas lebih tenangkan" ucapnya lagi. Aku masih diam mencerna semua ucapannya, Idan sakit? tapi sakit apa?.

"Mayang ini Asya" ucapku

"e eh mba ?" dengan gugup Mayang menyapa

"ada apa sebenernya? Idan sakit apa ? kenapa harus minum obat biar tenang? jelasin May" tuntutku.

"a ah itu mba mm haishhh" aku masih diam tak menyahutinya terdengar helaan nafas panjang mayang dari sambungan telfon.

"jadi gini mba, sebenernya ini rahasia tapi kayaknya mba juga harus tau keadaan suami mba Asya gimana yakan? dari hasil rekam medis yang Mayang terima beberapa bulan lalu Mas Idan di diagnosa PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma. Mba ngertikan?"

"gangguan mental maksudnya?" tanyaku memastikan, aku tau soal ini karna akupun pernah merasakannya. Ingat? Aku trauma dengan permainan jari? tapi Idan bisa nyembuhin soal itu yakan?.


"hmmm ya, dari terapi terakhir bisa May simpulin kalo Mas Idan trauma dengan yang namanya perselingkuhan. Maaf mba, may tau apa yang terjadi dirumah tangga kalian saat ini karna cerita mas Idan. Mungkin lukanya udah pernah ada dan sekarang tambah parah makanya ngebuat keadaan mentalnya keganggu, tapi mba gaperlu khawatir fase hancurnya udah lewat kok, sekarang Mas Idan lagi proses penyembuhan tapi emang butuh banget support dari orang terdekat sebenarnya biar Mas ga ketergantungan obat penenang tapi Mas bilang jangan kasih tau siapa siapa masalah ini mba, dia gamau nyusahin katanya."

Aku diam tak bersuara, memikirkan semua ucapan Mayang barusan. Tak percaya akan akibat perselingkuhan yang aku lakukan membuat mental suamiku hancur. Jahat sekali Asya!.

Idan melewati fase hancurnya sendirian tanpa dampingan siapapun, aku pernah merasakan bagaimana sakitnya berada di fase itu. Rasa bersalahku padanya semakin menjadi, hatiku sesak membayangkan dia berjuang sendirian saat itu, air mataku lolos tetes demi tetes membasahi pipi. Aku terisak kecil membayangkan sakitnya menjadi Idan, aku hanya bisa berucap maaf tanpa suara.

"Mba? mba masih disana?" panggil Mayang, aku mencoba menetralkan suaraku yang mungkin akan terdengar berbeda karna menangis sesaat tadi.

"mmm yah mba disini, kenapa May? ada yang bisa mba lakuin biar Mas idan cepet sembuh?" tanyaku

"mba cuman perlu support mas Idan aja sebenernya, soal sembuh itu balik lagi ke dirinya sendiri tapi mbaaaa sebenernya gada manusia yang sembuh dari traumanya karna traumatic itu kaya Selamat dari kecelakaan tapi cacat seumur hidup jadi sembuh atau ga sembuh ya tetep berdampingan sama traumanya sendiri. May cuman bisa bilang tolong jangan sampe ada lagi kejadian yang sama karna kita gatau batas akal sehat manusia sampai mana, mba ngertikan ya maksud mayang gimana? sekarang tinggal mba yang berusaha dan sabar ngadepin mas Idan kedepannya."

"apa keluhan Idan selama ini?" tanyaku

"kecemasan dan ketakutan berlebihan semenjak mas Idan tau mba selingkuhin dia. Mas Idan ngerasa dirinya galayak dan gabisa bahagiain mba makanya mba selingkuh dari dia, kalo soal takutnya May liat dari pikirannya sendiri sih mba. Maaf ya mba sebelumnya, waktu terapi Mas Idan bilang takut mba udah dipake sama selingkuhan mba dan dari ketakutan itu sendiri mulai muncul pikiran yang berlebihan gitu katanya kaya bayangan mba hubungan badan sama orang lain , atau dia denger suara mba ngedesah tapi bukan nama mas yang di panggil, dan banyak lagi sih mba."


Aku benar-benar terkejut dengan penuturan Mayang sekarang, separah itu pengaruh perbuatanku padanya. Selama ini aku berfikir Idan baik baik saja tapi ternyata ia hanya pura pura tenang agar orang lain tak melihat sedalam apa lukanya. Maaf sayang aku terlambat menyadarinya.

"apa emosinya naik turun May?" tanyaku lagi

"terakhir may liat mas Idan emosi bulan kemaren deh mba, akhir-akhir ini udah stabil sih tapi kalo mba penasaran coba pancing aja gimana reaksinya" Aku mengangguk mengerti

"terus apalagi?"

"mmmmm kayanya mba punya tugas deh dari aku" ucap Mayang.

"tugas? tugas apaan may?" tanyaku bingung

"buat Mas bisa nyentuh mba seutuhnya, ngertikan ? hubungan badan gitu lho mbaaaa"

"lah? emang kenapa? apa hubungannya sama masalah ranjang May?"

"Astaga mbaaaa, tadi may udah jelasin tentang ketakutan Mas apakan? May yakin Mas gaakan mau ngelakuin itu ke mba. Mba harus bikin fikiran mas fokus ke mba, jangan sampe overthinking kemana mana apalagi ngebayangin mba sama laki laki lain. Pahamkan maksud may?"

"masa sih? tadi Idan meluk aku kok"


Aku masih tak habis fikir dengan akibatnya bisa seperti ini, kalo begitu aku harus bisa membuat suamiku seperti dulu bagaimanapun caranya! Lebih baik Idan mesum yang meminta jatah setiap hari daripada menjadi pasif aku tak bisa membayangkanya sama sekali. Sialan.

"yaa kalo mba gapercaya coba aja dulu kissing, Mas ngebales engga ? kalo Mas diem aja fix mba yang harus usaha sih" balasnya, aku mencerna perkataanya.

"oke besok mba coba, yaudah makasih ya may buat penjelasannya. Ohiyaaaa besok besok jangan ciumin suami orang lagi yaaaa"

"hehehe maaf ya mbaa suaminya dipinjem jadi pasangan aku soalnya cakep sih hahaha"

"yayaya gapapa, yaudah mba tutup yaa may..."

"eee eeeh mbaaa, may mau ngasih tau kalo di tas mas Idan ada obat penenang."

"iyaiya nanti mba buang, mas mu gabutuh itu! mas mu bakal sehat kaya sebelumnya pokoknya. Pegang omongan mba sekarang oke. Bye May"


Sambungan telfon pun terputus dan aku kembali ke kamarku. Masih tak menyangka dengan semua yang ku dengar tapi kenyataannya memang begitu. Ku buka waistbag yang digunakan Idan lalu membuang semua obat yang ada disana, tega tak tega aku harus melakukan ini demi kebaikannya. Aku kembali ke atas kasur setelah menaruh ponselnya di tempat semula, tak lupa akupun menghapus chat Mayang dan panggilan keluar agar Idan tak curiga.

"Mari berjuang bersama Idan, Asya yakin Idan bisa kaya dulu lagi. Maafin Asya udah buat semuanya hancur, tapi Asya janji bakal perbaikin semuanya meskipun tak sesempura semula by. Iloveyou bayiii gantengg"

Aku masuk kedalam pelukannya yang hangat, menatap penuh kagum pada wajahnya yg masih terlelap dalam tidurnya, aku baru sadar kalo bawah matanya sedikit menghitam. Kuusap wajahnya dengan lembut dan menciumnya beberapa kali sebelum aku tertidur menyusulnya.
 
Bimabet
Asya ngapa jadi egois begini si... Segala obat dibuang, lakinya gila baru nyahooo
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd