Sampailah Idan dan Risa di acara reuni tersebut, Risa mengajak Idan untuk menghampiri temantemannya.
"Hai Guys!!!" Sapa Risa pada sekumpulan perempuan disana
"yang ditunggu baru dateng nih guys! dari mana aja lo lama banget anjir.." ujar seseorang
"hehehe maap bestie biasalah miss independent..."
"yayaya taulah, eh sapa cha? baru lagi nih yg kemaren kemana hahaha.."
"sttttt!! gebetan baru haha .." Bisik risa pada temanya
"mmmmm mending yang ini cha daripada yg kemaren mah lewat anjir..."
"eh guys! kenalin ini Arsyad.."
"Hai ganteng....." ucap sekumpulan perempuan itu
Idanpun hanya tersenyum dengan sopan pada temanteman Risa, sesekali matanya menilisik jauh mencari keberadaan istrinya disana.
"hih ganjen bener..." ujar Risa
"hmmm dapet yg bagus mah gamau bagi bagi luu.." cetus salah satu dari mereka
Akhirnya mau tak mau Idanpun ikut berkumpul diantara perempuan" disana, sambil sedikit menanggapi pertanyaan mereka, kadang hanya tersenyum karna sedari awal mereka terus menyanjung parasnya. Hingga suasana terdengar riuh dan semua mata tertuju pada panggung kecil disana.
"ada apaan tuh?" ujar salah seseorang
"eh eh itu Aris mau ngelamar pacarnya deh kayaknya.."
"yuk sana yuk ..." ajak Risa
Idanpun mengikuti arah jalanya Risa hingga ia lihat Istrinya ada diatas panggung tersebut dengan lakilaki yg disebut Aris oleh temannya Risa, Idan terus mendekat hingga ia berada dibarisan kedua dengan tangan mengepal yg ia masukan kedalam hoodienya. matanya menajam bagai belati yg siap menusuk lawanya yaa idan memerhatikan keduanya dengan seksama.
Diatas panggung terlihat Aris bertumpu dengan satu kaki sambil memegang tangan Asya.
"Asya Fredellia Darmestha, dihadapan teman seangkatan kita yg menjadi saksinya aku mau minta kamu jd pendamping hidup aku. Will you marry me babe??"
Semua orang disana bersorak "TERIMA TERIMA TERIMA.." kecuali satu orang yaitu Idan.
Asya tersenyum saat mendengar suara riuh itu hingga akhirnya ia menjawab "Maaf ris aku gabisa.."
"Gabisa nolak maksudnya? bisa aja kamu babe hahaha.." Arispun berdiri dan tersenyum
"engga gitu, serius aku gabisa ris. Aku udah moveon dari kamu.." ucap Asya sambil melepas genggaman Aris ditangannya
"kamu bercanda kan?!"
"aku serius" ucap Asya mantap
"KAMU JANGAN MALU MALUIN AKU SYA!"
"kamu gainget? kamu mutusin aku? kamu pergi ninggalin aku? kamu yg bilang aku harus bisa bahagia tanpa kamu?! dan aku turutin ris, sekarang kamu datang seolah gaterjadi apa apa terus ngelamar aku? kamu kira aku mau nerima kamu? enggalah"
"TAPI ASYA KITA UDAH JANJIKAN! KAMU INGKARIN JANJI ITU HAH?! KAMU GAINGET KITA UDAH NGELAKUIN ITU?!" ucap aris dengan menggebu
"KAMU YANG INGKAR DULUAN KENAPA JADI AKU YANG SALAH?!!!! HAHAHA NGELAKUIN APA HAH?! HALU KALI AH.." jawab Asya dengan sinis
Pertengkaran mereka pun jadi tontonan gratis yg dilihat semua orang yg ada disana, ada yg mencibir Asya secara terangterangan dan itu terdengar di telinga Idan. Idan masih memperhatikan adu mulut keduanya diatas sana sampai akhirnya...
"GUYS!! KALIAN HARUS TAU KALO ASYA YG KALIAN KIRA BAIK ITU SALAH!!! DIA ITU JALANG YG BISA DIPAKE SIAPA AJA" teriak Aris
"brengsek!.. desis Asya
"WOHOO JALANG MARAH, HMMM GAPAPA SYA LO NOLAK GUE GARUGI KOK GUE KAN UDAH NGERASAIN SEMUANYA HAHAHA.." celoteh Aris
Asyapun tersulut emosi karna sekarang semua orang meneriakinya dan menertawakannya, iapun maju selangkah tepat berhadapan dengan Aris.
"HEH BANCI DENGER!! MAU LO BILANG GUE JALANG SEKALIPUN ITU GANGARUH SAMA GUE SEKARANG!! UDAH CUKUP DULU GUE ANCUR KARNA LO! KARNA UCAPAN LO YG NGERENDAHIN GUE SAMPE MAUMAUNYA GUE BERTAHAN SAMA COWOK BRENGSEK MODELAN KAYA LO!! BEGONYA GUE PERCAYA SAMA OMONG KOSONG YG LO BUAT SAMPE GUE TRAUMA DAN DEPRESI SENDIRI!!" Teriak Asya lalu mendorong Aris hingga terjatuh.
Suasana yg tadinya riuh seketika hening, semua orang menatap tak percaya pada apa yg dilakukan Asya. Asya turun dari panggung dengan nafasnya yg memburu, dadanya terasa sesak setelah meluapkan amarahnya. Berjalan menjauh dari kerumunan dihadapanya tanpa memperdulikan siapapun hingga jalanya terhenti karna genggaman tangan seseorang. Asya berhenti dan tak berniat berbalik untuk melihat siapa yg menghentikan langkahnya.
Seseorang itu kini berada dihadapannya tapi Asya tak mau melihatnya ia terus menundukan kepalanya dan mengatur nafasnya yg tersengal dari tadi hingga badanya direngkuh masuk kedalam pelukan yg hangat dan nyaman. Asya melawan ingin keluar dari dekapan seseorang tersebut namun ditahan hingga seseorang itu berkata
"Istriku hebat.."
Asya diam tak berkutik sama sekali ia tau siapa yg memeluknya, kini tangannya melingkar mempererat pelukannya dan menangis disana.
Idan terus mengelus punggung istrinya yg bergetar karna meredam tangisannya didalam pelukannya, ini bukan hal yg mudah untuk perempuan dengan trauma yg dalam Idan paham Asya butuh seseorang yg bisa ia percaya, menjadi pendengarnya, menjadi tempat pulangnya, dan itu suaminya.