"sayanggg" panggil Idan yang baru saja masuk kedalam restoran tempat Asya berkumpul dengan ke 3 temannya.
Siang tadi Asya meminta ijin padanya untuk keluar bersama teman temannya, tentu saja sebagai suami Idan mengijinkannya dengan catatan tidak berbuat yang macam macam. Asyapun menyanggupinya karna memang rencananya hanya untuk berkumpul dan berbelanja seperti wanita pada umumnya. Setelah selesai dengan kegiatannya Asyapun menghubungi Idan untuk menjemputnya di sebuah restoran tempatnya berkumpul dengan Dini, Wina dan Mia. Dan disinilah Idan sekarang setelah selesai dengan pekerjaannya ia langsung meluncur ketempat Asya berada.
Asyapun menoleh saat mendengar suara suaminya dan tersenyum, namun senyumnya pudar kala Idan langsung duduk disampingnya dan sibuk dengan ponselnya sekarang.
"kamu masih ada kerjaan?" tanya Asya sambil menyuap makanan kemulutnya.
"hmm iya" ucap Idan tanpa mengalihkan pandanganya dari benda pipih tersebut.
Ketiga teman Asya hanya memerhatikan pasangan suami istri dihadapannya sekarang, Asya terlihat kesal karna kelakuan Idan sekarang.
"kalo masih sibuk gausah jemput padahal, aku bisa naik taksi" ucap Asya dengan nada ketus
Idan tak menggubrisnya sama sekali, ia masih sibuk dengan ponselnya itu, sampai akhirnya Idan beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar. Asya yang melihat itupun langsung menaruh alat makanya dengan keras ke atas meja membuat ke 3 temannya langsung menatap kearahnya yang kini menunduk.
Tak lama kemudian Asya terisak, entah kenapa perasaanya berubah tidak enak ada rasa sesak didadanya saat Idan pergi begitu saja. Idan tak pernah melakukan hal seperti ini, pikirannyapun jadi kemana mana sekarang, ditambah sebelumnya ia sedang membicarakan tentang perselingkuhan yang dilakukan suami temannya yang bernama Wina. Mia menghampiri Asya dan duduk di sebelahnya, ia mengusap pundak Asya yang kini bergetar.
"mungkin Idannya emang ada kerjaan Sya, udah jangan nangis malu diliatin orang" ucap Mia menenangkan
"ta- tapi Idan gapernah gitu Mi, gue takut dia selingkuh" balas Asya dengan sesegukan
"gamungkin Sya, kan lu bilang sendiri tadi Idan bucin banget kan sama lu? udah jangan diambil hati Syaa" sahut Wina dihadapannya
Asya mengangguk mengiyakan ucapan Wina namun air matanya belum mau berhenti juga sampai akhirnya Idan kembali menghampirinya.
"Asya kenapa kok nangis?" dengan panik Idan berlutut dan melihat wajah istrinya yang kini basah karna air matanya. Asya tak menjawab ia berusaha menghentikan tangisnya dengan menggigit bibirnya.
"Jangan digigit sayang nanti bedarah bibirnya" ucap Idan seraya menangkup wajah istrinya.
Tak perduli jika keduanya menjadi pusat perhatian banyak orang sekarang, Idan terus mengusap air mata yang keluar dari mata istrinya itu. Sampai akhirnya Asya sudah merasa bisa mengontrol emosinya, ia menarik nafasnya dalam dalam dan melihat Idan yang tepat berada di bawahnya karna bersimpuh dengan lututnya itu.
"Idan udah ga sayang ya sama Asya?" dengan terbata dan penuh sesak Asya bertanya, sontak pertanyaanya itu membuat Idan mengerutkan keningnya.
"atas dasar apa kamu nanya begitu hmm? Idan sayang banget malah sama Asya, kenapa mikirnya gitu?"
"bohong! tadi Idan pas dateng gapeluk Asya! ga cium juga! berarti Idan ga sayang itu!" dengan marah tapi manja Asya berucap membuat Idan menyunggingkan senyumnya.
"oh jadi sayangku mau dicium hmm? gini ciumnya? muuah muuahh muaah" ucap Idan sambil mecium wajah istrinya itu dan lalu memberinya pelukan.
"maaf ya Idan salah, bukan karna Idan ga sayang Asya lagi tapi tadi Idan masih ngurusin sesuatu sayang. Tapi sekarang sesuatunya udah ada ditangan aku nih, mau liat?"
Idanpun meregangkan pelukannya, ia kembali menghapus sisa air mata yang berada di wajah istrinya dengan lembut membuat Asya tersenyum malu.
"nih sayang buat kamu, tadi Idan ngurusin ini makanya gapeluk cium kamu pas dateng hehe" ucap Idan sembari memberikan sebuah papperbag, Asya tertegun kala melihat isi papperbag itu adalah sebuah kotak berisi perhiasan koleksi terbaru Tffany & Co yang ia inginkan.
Semalam sebelum keduanya tidur, Asya mengatakan pada Idan jika brand tersebut mengeluarkan perhiasan edisi terbaru namun limited edition. Asyapun tak berfikir jika Idan akan membelikannya karna ia tau barang tersebut baru launching dan sold out dimana mana namun sekarang ia mendapatkanya dari suaminya itu.
"byby ini? ini yang semalem aku liatin kan?" ucap Asya yang masih tak menyangka, Idan hanya mengangguk dan tersenyum melihat reaksi istrinya itu.
"ahhh byby makasihhh" ucap Asya sambil memeluk Idan dengan erat, ia mencium bahu suaminya itu berkali kali saking bahagiannya.
"are you happy sayang?" tanya Idan seraya meregangkan pelukannya, Asya mengangguk lucu seperti anak kecil yang diberi hadiah oleh orangtuanya.
Idanpun kembali duduk ketempatnya semula begitupun Mia yang tadi berpidaah karna menenangkan Asya yang menangis, Idanpun langsung menyantap hidangan makanan yang sudah ada diatas meja sesekali melirik istrinya yang terus tersenyum karna hadiahnya.
"kering gigi lu Sya nyengir mulu daritadi" ucap Dini membuat Asya menatapnya sinis.
"sirik aja wooo" balas Asya
Idan yang mendengar ucapan Asya begitu meliriknya sebentar lalu menyuapkan makanannya, kelimanyapun kembali hening karna sibuk dengan santapannya masing masing.
"Idan?" panggil Mia
"ya mba?" balas Idan seraya menatap lawan bicaranya
"mm gue mau nanya sesuatu boleh?" tanyanya lagi, Idanpun menganggukan kepalanya sembari menyuap makanan kedalam mulutnya.
"gue penasaran kenapa lu bisaa maafin kesalahan Asya yang dia selingkuh? kalo gue jadi lu pasti gue pergi sih Dan". Mendengar pertanyaan dari MIa, Idan menoleh sebentar pada istrinya yang kini ikut menatapnya seperti teman temannya. Dasar perempuan pasti segala di bahas batin Idan, Idan menghela nafas sejenak dan menyelesaikan kegiatan makannya.
"iyanih gue juga penasaran Dan, kok bisabisanya lu maafin padahalkan selingkuh tuh kesalahan paling fatal di dalam hubungan yakan?" sambung Dini
"oke oke gue jawab yaaa, jadi begini mba kalo misalnya masih pacaran mungkin Idan bakal milih buat lepasin Asya tapi masalahnya kejadian itu terjadi ketika kita udah nikah jadi buat mutusin berpisah tuh ya gagampang menurut Idan. Setelah kejadian itu terjadipun Idan galangsung bisa nerima semuanya makanya Asya di pulangin dulu kerumah orangtuanya waktu itu, Idan gamau gegabah ngambil keputusan buat pisah hanya karna satu kesalahan aja ya mungkin menurut banyak orang itu kesalahan yang fatal ya tapi menurut Idan sendiri hal itu masih bisa termaafkan, kenapa? karena setelah Idan pulangin Asya kerumahnya di Bandung dan Idan sendirian di Jakarta rasanya kosong banget. Idan yang udah terbiasa sama adanya Asya terus tiba tiba kehilangannya tuh jd kesepian, nah di momen itu Idan pake buat berfikir dan introspeksi diri. Kenapa Asya bisa selingkuh? itu yang Idan cari jawabannya sampe akhirnya Idan sadar kalo Asya mungkin kesepian makanya perselingkuhan itu bisa terjadi makanya Idan memilih buat maafin kesalahan Asya yg itu dengan catatan kalo terjadi lagi udah gada kesempatan berikutnya dan Asyapun setuju dengan permintaan Idan jadi ya yaudah si gitu aja" jelas Idan, sebenarnya ia sudah bosan dengan pertanyaan tersebut karna sering ditanyakan oleh teman Asya yg lain, lagian nih Asya cerita mulu sama temenya heran.
"ahhh ya ya ngerti, menurut lu definisi berkomitmen itu apa sih Dan?" tanya Wina membuat Idan mengerutkan keningnya.
"random banget mba nanyanya, berkomitmen ya? menurut Idan ya berkomitmen itu adatapsi yang ga cukup sehari, setiap harinya itu petualangan yang kadang menyebalkan, tapi seringkali menyenangkan tergantung pasanganya sendiri begitu"
"lalu gimana rasanya berkomitmen dengan Asya sejauh ini?" tanya Wina lagi
"sejauh ini menyenangkan meskipun banyak tapi tapinya haha, over all ya always happy kalo sama dia" pungkas Idan sambil melihat kearah Asya yang tersenyum mendengar ucapan Idan dan dihadiahi kecupan singkat dipipinya.
"kalian manis banget ih!! gue jadi iri, gue sama suami gue aja gagituu" ucap Wina, Idan hanya tersenyum menanggapinya.
"Dan kok lu bisa sabar banget ngadepin Asya sipala batu ini?" sekarang Dini yang bertanya
"Idan juga pala batu wkwk, tapi kalo sama sama keras malah berantem nantinya jd mending ngalah daripada ribut sih"
"hmm Dan Dan, coba urutin dari yang penting banget sampe gapenting aja. Asya, ibumu, anakmu siapa yang nomer satu sampe ketiga?" tanya Wina
"Asya, anak, ibu" jawab Idan
"alesannya?
"Asya adalah perempuan pilihan Idan buat menua bersama, ia rela ninggalin kedua orangtuanya demi Idan yang belum tentu bisa ngasih kehidupan layaknya kedua orangtuanya makanya Asya yang pertama, kalo anakkan nanti gedenya punya pasanganya sendiri, tugas kita sebagai orangtua cuman mendidik dan ngassih kehidupan yang baik gitu, trus kalo ibu ya meskipun anak laki laki selamanya milik ibunya tapikan setelah menikah harus istri dulu yg di prioritasinnya baru beliau gitu"
"hmmm, lu bucin banget ya sama Asya?" tanya Mia, Idan hanya mengangguk mengiyakan.
"lu mau tauga kenapa kita nanya nanya? sebenernya kita tuh penasaran sama apa yg Asya ceritain tentang lu ternyata pas liat aslinya semua yang di ceritain Asya tuh bener, lu pemilik semua love language dan kita akan iri kalo liat katanya begitu" jelas Mia
"masa sih mba?padahal Idan biasa aja lho cuman belajar aja jadi laki laki yang baik memperlakukan istrinya tuh gimana? Idan juga masih banyak kurangnya cuman mbanya aja gatau, lagian mba gabole tau iri sama orang lain begitu. Pasangan mba juga pasti punya kelebihannya masing masingkan"
"iya ada Dan, kelebihan suami gue jago banget selingkuhnya wkwk" ucap Wina
"suami gue apa ya kelebihannya? kelebihan berat badan kali wkwk" balas Dini
"kelebihan tunangan gue bisa ngilang sih Dan" ucap Mia
"ahh satu pertanyaaan lagi deh Dan, kenapa sih laki laki udah nikah tuh berubah? ga seeffort waktu pedekate?" tanya Dini, Idan yang mendengar pertanyaan teman istrinya itupun menoleh lagi pada Asya yang kini melihatnya dengan menggerakan dagunya seolah bertanya kenapa?
"kamu ngerasa aku berubahkah dari jaman pedekate sampe sekarang? kok temen kamu nanya begitu?" tanya Idan pada istrinya, ia berfikir Asya curhat dengan ketiga temannya sbelum ia datang tadi.
"engga tuh gada yang berubah cuman makin mesum aja, lagian aku ga cerita apa apa byby ih" bisiknya seperti tau apa yang difikirkan Idan.Idanpun kembali menoleh pada ketiga teman istrinya itu.
"engga semua begitu mba tapi ya mungkin rata ratanya gitu,mungkin kalo pedekate kan belum dapet nih kalo udah pacaran apalagi nikah kan udah dimilikin sepenuhnya jadi ya begitu. Tapi kalo Idan sendiri sih kaga begitu yaaaa, boleh ditanya sama Asyanya kalo gapercaya"
Kelimanya pun kembali berbincang santai sambil menghabiskan hidangan penutup yang ada diatas mejanya.