Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Cerita Paidi

bagi aku dalam hidup ini,hidup hanya sekali,cinta sekali dan matipun juga sekali .maka tidak ada yg namanya mendua
#save mba novi
 
sundul dulu ahh... kali aja TSnya insyaf, bikin apdet.

pendek-pendek gak papa, yang penting apdet :D
 
Wadewwwhhhh...woi suhu Pai...:galak:

Mau pura pura amnesia ya biar ga ditagih update..

Hadewhhhhh....:fiuh:
abis baca joni kroco sih,bagus banget tuh ceritanya. Pertarungan tingkat tinggi yang dibuat dalam bentuk komedi. Ah lupa, paidi dah apdet belom? Katanya kondangannya dah kelar?
 
Last 2 chapters..............

Jelang puncak konflik. ane masih kesulitan mengembangkan cerita. maunya pai tambahin sana sini, malah yang ada ngerusak suasana.
ya udah pai relakan chapter berikut pendek. pendeeeek banget.

Maaf ya para pembaca, pai gak bisa ngasih bacaan yang lebih panjang :ampun:
 
abis baca joni kroco sih,bagus banget tuh ceritanya. Pertarungan tingkat tinggi yang dibuat dalam bentuk komedi. Ah lupa, paidi dah apdet belom? Katanya kondangannya dah kelar?

mas pai harus apdet juga masa dikalah sama si mbek
 
abis baca joni kroco sih,bagus banget tuh ceritanya. Pertarungan tingkat tinggi yang dibuat dalam bentuk komedi. Ah lupa, paidi dah apdet belom? Katanya kondangannya dah kelar?

Jangan suka ngeles suhu...:hush:

Kondangan udah dibubarin suhu ama satpolong pp...mengganggu jadwal updet katanya..;)

Makanya jangan plin plan suhu..Novi udah ningguin noh..biar Indri ane amanin dulu..:polisi:
 
updet dong pai..
pai baik deh, nanti dikasih coki coki lho sama mbek
 
Kemarin adalah masa lalu. Besok adalah masa depan. Dimanakah kita berada? Hari ini, saat inilah kita berada.

Lembar demi lembar kanvas masa depan yang tersaji, pasti akan kita gores dengan kuas yang kita tentukan sendiri warnanya. Menjadikannya lukisan, satu demi satu. Apapun wujud lukisan itu, baik atau buruk, itulah masa lalu kita. Itulah takdir yang telah kita lewati.


Chapter 24 : Aku Percaya Pilihanku



Sore ini, aku duduk di teras depan kamar kost ku. Kemarin, aku sudah menuliskan pilihan yang kelak akan aku jalani. Aku tahu, keputusanku mengantarkan Indri ke Sumenep akan membawa konsekuensi yang besar, terutama bagiku di masa depan. Dan aku harus menyiapkan banyak kuas dan cat yang nanti akan kugunakan untuk melukis kanvas-demi-kanvas berikutnya.

Tadi siang Novi telah kembali dari rumahnya di Jakarta, untuk mengurus wisudanya yang akan dilaksanakan tiga hari lagi. Sedangkan wisudaku? Aku sendiri sudah selesai mempersiapkannya (entah apa yang perlu dipersiapkan oleh wisudawan laki-laki). Acaranya sendiri dilaksanakan besok pagi. Orang tuaku datang besok, langsung ke gedung serbaguna, tempat dilaksanakannya wisuda.

“Mas Pai...” Ucapnya dari gerbang kost.

Aku tersenyum melihatnya

“Hai Nov. Gimana kabarmu sayang” Ucapku setelah Novi mendekat.
“Baik, muach” Novi mengecup ringan pipiku
“Ni buat calon suamiku tercinta” Novi memberi bingkisan kepadaku
“Heh? Apa ini? Kok tumben? Gak usah repot-repot Nov”
“Halah, buat suami sendiri kok repot”

Kubuka bingkisan itu, dan tersenyum karenanya.

“Terima kasih banyak ya Nov. Sudah perhatian sekali sama Paidi”
“Hehehe. Besok kan mas?”
“Iya. Novi datang kan?”

Novi tersenyum tersipu, manis.

“Gimana kabar mas Pai selama Novi tinggal?”
“Alhamdulillah baik, masih tetap seperti ini. Nih, apa ada yang kurang?” ucapuku sambil menepuk kepala, dada, dan perut.
“Hehehehe gak sampe segitunya kali mas”
“Hahaha biar saja, siapa tahu Novi masih pengen ngecek kondisiku”
“Idih, gak segitunya kali”
“Hehehe, gimana kabar Novi selama di Jakarta? Gimana Papa Novi?”
“Alhamdulillah, baik-baik semua. Papa malah antusias pengen mas segera ke sana”
“Hah? Masa?” Ucapku dengan ekspresi terkejut yang dibuat-buat
“Iiiih mas Pai, nyebelin. Ekspresinya itu lho... Nggilani”
“Cih, udah mulai terkontaminasi bahasa sini ya”
“Eh? Masa? Beneran nih?” Novi tersipu
“Hahahaha gak papa lah kalo Novi begitu”
“Emang gak papa. Ciyus?”
“Ciyus? Gini nih. Muach” Kukecup pipinya cepat
“Awww Mas....” Novi terkejut dengan seranganku yang mendadak

Sesaat kemudian kami tertawa. Suasana saat ini terasa riang sekali. Akupun merasa ketika bersamanya seluruh bebanku terhapus begitu saja. Novi mampu menghadirkan suasana ceria dalam sekejap. Ku akui itulah kelebihannya.

“Oh ya mas, ceritain ke Novi dong, gimana bisa ke Banyuwangi? Rame kagak?”

DEG...

Pertanyaan yang sungguh aku hindari sodara.

“Banyuwangi? Jauh”
“Iya? Emang berapa lama dari sini?”
“Lama sih, setengah harian dari sini. Kalau berangkat pagi bisa sore atau malem sampainya”
“Oooo. Kapan-kapan ke sana yuk”
“Hehehe boleh kalau ada waktu” aku tersenyum kecut.

Tersenyum manis, Novi menyandarkan kepalanya di pundakku. Kurasakan sentuhan-sentuhan kasih tulus tanpa noda. Kucium kepalanya, dia menoleh. Kutatap matanya. Mata orang yang benar-benar mencintaiku dengan sepenuh hati.

“Apa salahnya aku punya mimpi” sanggah Novi
“Kita gak bisa terus-terusan hidup dalam mimpi Nov”
“Kalau gitu akan kubuat mimpi itu menjadi kenyataan” kata Novi mantap
“Akan kutunggu kau walaupun Novi harus sendiri sampai tua”

Rasa bersalah tiba-tiba menyeruak dari dalam hati. Menggoyahkan keangkuhan, membuatku tersadar yang telah kulakukan. Maafkan aku Nov. Aku menyembunyikan fakta ini darimu.


Pai....


Kau jahat Pai....


Dia itu lho mencintaimu tulus....


Tapi kau khianati dia....



Dadaku penuh sesak. Kebimbangan kembali menyeruak. Pikirku kembali terkotak. Aku tahu aku mencintai Indri. Tapi di sisi lain aku juga mencintai Novi, sama besarnya dengan perasaanku kepada Indri.

Aku tahu keputusanku kali ini akan membawa implikasi panjang dalam perjalanan kehidupanku selanjutnya. Namun tak kurang rasa bimbang juga menyeruak dari dalam hati, haruskan kusakiti hati orang-orang yang kucintai dan mencintaiku?

“Maaf, saat ini aku belum bisa menjadi pacarmu. Tapi aku janji suatu saat ketika hati ini sudah mantap, akan kulamar kau seperti seorang ksatria yang melamar putri raja”
“Hiks... terima kasih mas....” kata Novi sambil terisak
“Hanya satu tugas Novi kedepannya”
“Apa itu?”
“Ajari aku cara mencintaimu”
“Apapun itu, aku akan melakukannya untukmu, ksatriaku”

“Nov...”
“Ya mas?”
“Apakah kau percaya kepadaku?”
“Kenapa mas bertanya seperti itu?”
“Entahlah, aku hanya ingin memastikan masa depanku”
“Pastilah mas. Hanya kau yang ada di hatiku. Aku percaya sepenuhnya kepadamu”
“Terima kasih banyak Nov”


Pai....


Jujurlah....


Katakan siapa yang kau cintai....


Siapa yang kau pilih....


Kemana kau kan melangkah....


Bersikaplah seperti seorang ksatria....


Katakan....


Sejujurnya....



Novi kembali meletakkan kepalanya di pundakku. Bermanja terhadapku. Dipeluknya mesra lenganku. Dimainkan lembut jemari tanganku.

“Aku cinta padamu, Ndri”
“Aku juga mas”
“Bersediakah kau menyimpan cinta kita selamanya?”
“Ya, mas. Aku bersedia. Akan kusimpan untukmu, mas. Selamanya”

Bismillahirrohmanirrohim....

“Nov...” aku ragu, entah, mungkin juga takut
“Maafkan aku” kataku pelan
“Maaf kenapa” Novi berkata tanpa menoleh
“Aku...” kataku tertahan

Aku percaya pilihanku. Aku percaya itu kamu. Bila memang salah, biarlah salahku. Bukankah aku berhak cintai kamu, selama kau mencintaiku. Akan lebih salah jika kuabaikan rasa ini...
 
Dah ngaku dosa aja gan, kalo dia bener cinta plus sayang, dia pasti memaklumi. Asal setelahnya kita pegang kepercayaannya, jangan sampai bilang.
 
Dah ngaku dosa aja gan, kalo dia bener cinta plus sayang, dia pasti memaklumi. Asal setelahnya kita pegang kepercayaannya, jangan sampai bilang.

Itu yang ane percaya om. Tapi, entah bagi paidi :mabuk:
 
Bikin geregetan aja om Pai nih...:galau:
 
setelah si mbek bikin pnasaran sama si kaos singlet karung tepung...
eh, ini si pai bikin baper kentang...

piss om pai..
 
ane dukung om pai , novi yang pertama dan indri yang ke dua ( karena hamil ulah om pai )... jelaskan pada novi cinta kalau cinta om pai terbagi 2 , dan sama besarnya ( seperti suhu ichi dapat 4 bidadarinya ) pasti novi busa ngerti kok ... hehehe ngomong pa sih ane ... ...
ane dukubg banget kalau om pai dapat kan ke dua bidadari nya ... b
 
Bimabet
klu emang indri pilihannya pai ane nggak terima ,pokoke nggak terima ! lho kok ane yg emosian ya !
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd