Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Cinta dan Kebohongan

Bimabet
CH 21




"permisi pak" ucap winda sopan ketika lagi2 berpapasan dengan pak dayat di depan kelasnya



"kamu udah sembuh" tanya pak dayat dan melihat gelagat yg sedikit aneh dari muridnya tersebut



"ehmm, itu aku udah enakan kog pak" jawab winda yg gugup karena merasa pak dayat sedang memperhatikan dirinya yg kelihatan gugup



"ya udah lain kali kalo sakit jangan di paksain masuk ya"



"siap pak" ucap winda tersenyum manis walaupun hatinya merasa g enak dengan gurunya tersebut karna telah berbohong dan bolos di jam mapelnya



"ngomong2 kemana si arga, kog g barengan sama kamu" tanya pak dayat yg membuat winda semakin gugup




"itu arga lagi.., lagi ke toilet pak" ucap winda berbohong sekali lagi dan menyumpahi dirinya sendiri



"baik, kali ini bapak masih mentolelir dia karena nganterin kamu ke uks" ucap pak dayat dan langsung membuat pipi winda memerah setelah pak dayat menyebut nama uks yg mengingatkanya kembali dengan adegan2 mesum yg telah dilakukanya berdua dengan arga



"ya udah kamu masuk ke dalam" ucap pak dayat tegas ke muridnya yg kelihatan kikuk saat ditanya olehnya



"i-iya pak" ucap winda melangkah ke dalam kelas sambil menghembuskan nafasnya lega karna bisa lolos dari pertanyaan gurunya tersebut


"hai guys" ucap winda ceria ke gengnya dan langsung duduk manis di kursinya




"cie2 ada yg lagi seneng nih, bagi dong tipsnya" ucap nabila seperti biasa memulai topik yg bakalan nyudutin si winda



"tips2 g ada" ucap winda sewot ke nabila yg berusaha memulai bahan bully an ke dirinya lagi



"si arga kemana?" tanya ayu setelah hanya melihat winda yg masuk sendirian ke kelas



"ehmm, lagi ke toilet" bohong winda yg tau kemana arga sebenarnya



"kamu lagi ada masalah apa sih gaa" batin winda teringat kembali saat ayu menyebut namanya winda teringat lagi saat arga yg buru2 pamit pergi ninggalin dia saat lagi panas2nya di ranjang uks



"btw kamu g pa2 kan win mukamu kog merah banget" ucap ayu tiba2 yg membuat winda kaget dan segera memegangi pipinya



"ihh enggak kog" ucap winda sedikit gugup takut perbuatan mesumnya di ketahui oleh sahabatnya terutama si nabila yg suka mancing2 dirinya



"iya wajah kamu merah banget win" ucap wulan yg jg merhatiin winda



"hmmm, kamu g habis ngapa2in kan sama arga"ucap nabila yg seketika membuat dada winda berdebar
karna tebakanya memang benar



"nabila!! jangan mulai ya" ucap winda yg pura2 marah ke sahabatnya yg paling ngeselin tersebut



"kali ini aku setuju sama nabila, kamu g habis ngapa2in kan sama arga" tanya ayu yg melihat gelagat aneh dari winda yg kelihatan kikuk saat membahas tentang arga



"ayu kamu kog malah belain nabila sekarang" ucapnya sambil menggembungkan pipinya yg masih memerah



"emangnya habis ngapain winda" tanya wulan yg lemot seperti biasanya dan membuat winda semakin terpojok winda yg gelagapan tampak lucu saat di interogasi oleh ketiga sahabatnya yg penasaran denganya



"jadi??!" tanya ayu yg serius dan mendapat tatapan malu2 dari winda



nabila yg melihat sikap winda tampak antusias menunggu jawaban darinya sementara wulan mulai g nyambung dan memilih mengambil hpnya dan mulai lanjut menscroll layar hpnya



winda makin gugup dan menggigit bibir bawahnya kemudian menatap dengan malu2 ke arah ayu dan nabila yg menunggu jawaban darinya




huh!! winda menghembuskan nafasnya dengan kasar dan kelihatan sudah bersiap buat menghilangkan rasa penasaran dari kedua sahabatnya




"jadi" ucap winda yg tampak mulai serius dan mendekatkan kepalanya ke arah ayu dan nabila yg jg mengikutinya



"rahasia!" lanjutnya yg mebuat ayu dan nabila kaget dan kesel ke winda yg malah kini berbalik menjahili mereka berdua



"winda" teriak ayu yg merasa masuk perangkapnya



"ahh dasar si toge" ucap nabila kesel ke winda



"nabila!"teriak winda yg malu karna nabila mengejek dadanya yg memang montok dan menyembul dari balik seragam putih abu2nya



"bodo" ucap nabila yg seperti merasa g bersalah menyebut winda dengan sebutan toge(toket gede)


"hmmm, aku tebak kamu pasti habis ciuman kan sama arga" ucap nabila dan membuat ayu menutup mulutnya


"ehhh" ucap winda kaget



"g ada ya, apaan sih kamu billa! ayu kamu jangan percaya sama omonganya nabila!" ucapnya kemudian menatap ayu yg seperti percaya dan kaget dengan omongan nabila



"ayuu!! tau ah" ucap winda sambil berbalik ke depan dan pura2 mengambil sesuatu di tasnya



"hmmm jadi udah ada yg di cipok pagi2 begini" ucap nabila berbisik dan masih berusaha menjahili winda yg kelihatan g kepancing omonganya




"hmm ada deh"



winda masih ragu untuk memberi tahu para sahabatnya tentang perbuatanya karna sifatnya yg memang pemalu dan masih polos





******


arga berjalan dengan buru2 di lorong sekolahnya, dia ingin segera pergi ke tempat aurel buat mastiin apakah keluarga sanjaya memang mengetahui tentang masalahnya dengan brian tempo hari


"eh" arga terkejut saat tiba2 ada yg berdiri di depanya dan menghadangnya



arga masih menatap orang tersebut yg hanya diam saja dengan raut wajahnya yg kelihatan marah kepadanya




"kinan!!" ucap arga kaget



"ehh" lanjutnya lagi saat tanganya tiba2 malah di pegang oleh kinan dengan sedikit memaksanya dan langsung menyeret arga masuk ke dalam toilet


"kinan, kamu kenapa" tanya arga saat sudah masuk kedalam toilet wanita sambil matanya merhatiin kinan yg kini sedang menatapnya dengan tajam


"ehmm, kamu apa kabar?" tanya arga mencoba mengalihkan topik ketika kinan masih diam dan kelihatan marah kepadanya



"kenapa ni anak kog diem dari tadi"batin arga



"kalo g ada yg mau di omongin kakak cabut ya" ucap arga sengaja memancing gadis imut yg masih diam di depanya



"hmm kenapa nih cewek" batin arga yg merasa di kacangin




"kinan?, kamu kinan kan jangan2 bukan!" ucap arga berusaha memancing kinan buat ngomong




"g lucu" akhirnya kinan mau ngomong dan kemudian menundukkan wajahnya



hik!!hik!! terdengar suara tangisan kinan yg membuat arga lagi2 selalu dihadapkan dengan situasi yg g mengenakkan hatinya arga memang selalu g tega jika dia melihat cewek sedang menangis



"kinan? kamu g pa2" ucap arga dan mendekatinya


"emang kak arga pernah peduli sama aku?" jawabnya sambil menepis tangan arga yg akan memegan tanganya



"kamu ngomong apa sih?, kakak kan selalu peduli sama kamu"



"bohong, kak arga bohong" teriak kinan yg kini matanya mulai berkaca kaca



"kakak g pernah peduli sama kinan"



"kak arga kemana aja aku telpon, aku chat g pernah kak arga balas" lanjutnya lagi masih terisak dan membuat arga terdiam



arga ingat akhir2 ini dirinya sudah melupakan kinan dan g pernah membalas chatnya ketika kinan yg selalu mencoba menghubunginya



"kakak bohong, hik!!hik!!hik!!" ucapnya sambil menangis sesenggukan



"maafin kakak" ucapnya kemudian memeluk tubuh kinan yg berusaha menolaknya



"kak arga bohong, kak arga bohong!" ucapnya di pelukan arga sambil memukul2 dada bidangnya arga bisa merasakan tubuh mungil kinan yg bergetar dipelukanya



"lepasin aku" ucap kinan tiba2 dan langsung melepaskan pelukan arga kinan kemudian memundurkan tubuhnya dan menatap mata arga dengan tajam



"aku jg mau ngerasain apa yg sudah kak arga lakuin ke kak winda"




deg!! jantung arga berdegup kencang arga begitu kaget dengan ucapan kinan yg tiba2 membahas perbuatan mesumya tadi dengan winda di ruang uks



**(kinan memang setiap hari pergi ke sekolah arga berharap dia bisa menemui arga di sekolah, harapan itu berubah menjadi menyakitkan ketika tanpa sengaja dia melihat winda sedang menyeret tangan arga dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan uks




kinan kemudian buru2 mengikuti mereka dan kemudian dengan rasa penasaran kinan mengintip mereka berdua dari jendela yg celah gordenya sedikit terbuka




alangkah terkejutnya kinan melihat adegan yg belum pernah dilihat cewek abg seperti dirinya kini sedang terjadi di depan kedua matanya




kinan melihat dengan mata telanjangnya adegan winda dengan cowok yg selama ini di pujanya sedang bercumbu dengan panas di atas ranjang ruang uks




hati kinan begitu perih melihat mereka walaupun begitu kinan tetap melanjutkan menonton mereka yg sedang asik bergumul dengan panas di atas ranjang)**




"maksud kamu!!"tanya arga kemudian melihat ke arah kinan yg malah membuka kaos warna putihnya di depan matanya



arga menelan ludahnya ketika baru pertama kali ini melihat dengan mata telanjangnya tubuh mungil kinan si gadis abg baru tumbuh yg begitu menggoda birahinya



arga dapat melihat dengan jelas tubuh kinan yg masih tertutup tanktop warna putih samar2 arga jg melihat tali bra warna hitam yg saling bertumpuk di pundak kinan




"kinan kamu apa2an" tanya arga yg kaget dan berusaha untuk mengendalikan dirinya agar g menubruk tubuh kinan yg terang2ngan sedang mencoba menggoda nafsunya



"aku tau semua perbuatan kak arga tadi dengan kak winda di ruangan uks" ucap kinan yg membuat arga tambah kaget



"kinan aku.."



"udah kak arga g usah banyak alasan jika kak arga memang sayang sama aku kakak lakuin jg ke kinan seperti apa yg sudah kak arga lakuin jg ke kak winda" ucap kinan dan berjalan mendekati arga


"kinan" ucap arga lirih ketika tanganya tiba2 di pegang dan diarahkan menuju kedadanya yg sudah mulai tumbuh



"ahhh" desah kinan ketika toketnya diremas2 tangan arga yg di gerakkan sendiri olehnya




arga dapat merasakan kekenyalan gunung kembar gadis abg yg baru tumbuh dewasa di telapak tanganya



"kinan stop" teriak arga yg membuat kinan kaget dan ketakutan


"maaf kakak g bermaksud ngebentak kamu" ucap arga tersadar ketika melihat kinan yg sekarang kembali menunduk



"kenapa kak, kenapa kak arga g mau apa dada kinan masih kecil, aku tau punya kak winda lebih dari punyaku" ucapnya sambil kembali terisak


"bukan itu, arghhh" teriak arga sambil mengucek mukanya dan menenangkan nafsunya


saat ini ada urusan yg lebih penting daripada tubuh aduhai dari kinan arga yg buru2 ingin pergi tampak kebingungan akan menjelaskan ke cewek imut di depanya yg sekarang tampak kalut penuh amarah



"kinan bukan kakak g mau, tapi saat ini aku lagi buru2" ucap arga menjelaskan sambil memegang pundaknya kinan




"maksud kakak" tanya kinan dengan mata sembabnya




"kakak bukanya g mau ngelakuin sama kamu, pasti..pasti kakak bakal lakuin tapi g sekarang" ucap arga yg membuat dada kinan dag dig dug



" aduhh ngomong apaan sih gua" gumam arga lirih yg membuat kinan tambah bingung



"oke kak arga" ucap kinan mulai paham dan mencerna omongan arga



"maksud aku bukan itu"


"kamu masih kecil, kamu belum boleh ngelakuin seperti ini" lanjut arga berusaha menjelaskan



"tapi kak, aku beneran suka sama kak arga" ucap kinan yg membuat arga tambah puyeng


"lagian aku udah dewasa umur aku jg udah hampir 17 tahun"


"maksud aku bukan itu.. argghhhh!!" arga menghembuskan nafasnya dengan kasar dan berusaha untuk tenang



"gini deh kakak janji besok kinan kakak ajak jalan, ya"



"bener?" ucap kinan mastiin



"iya bener" jawab arga


"tapi kamu jangan nangis lagi ya" ucapnya sambil mengusap airmata kinan di pipinya dengan jempolnya



"iya kak, aku udah g nangis lagi kog" ucap kinan yg malu2 di depan arga



arga kemudian melepaskan tanganya yg memegang pundak kinan dan menggeser tubuhnya arga takut dirinya bakalan khilaf jika dekat2 dengan tubuh mungil kinan yg sekarang tampak begitu menggairahkan



"terus tuh kaos kamu pake lagi" ucap arga menunjuk kaosnya kinan yg tergeletak di lantai



"janji ya kak arga" ucap kinan yg sudah g terisak lagi dan memungut kembali kaosnya yg tergeletak di lantai ada sedikit seurat senyuman di bibir manisnya



"iyaa" jawab arga dan langsung di peluk oleh kinan yg belum jg memakai kaosnya kembali



"dasar cewek nakal mau2nya tubuhnya di pegang sama sembarangan cowok" ucap arga yg kini sudah bisa mengajak kinan becanda lagi


"ihhh kak arga, aku bukan cewek gampangan" ucapnya tak terima dan melepas pelukanya


"lagian aku kayak gini cuma ke kak arga doang" lanjutnya lagi sambil manyunin bibir dengan mata yg masih sembab



"hmmm, ya udah kakak percaya"



"kakak cabut dulu ya, dan ingat kejadian di uks jangan sampe ada yg tau" wanti2 arga ke kinan yg masih menggembungkan pipinya dengan imut



"kalo kak arga nepatin janji bakal lakuin sama seperti ke kak winda, kinan bakal tutup mulut rapat2" ucapnya yg membuat arga menelan ludahnya karna teringat betapa kenyalnya toket sekal milik kinan si cewek abg



"kamu ya, tadi kakak bilang apa" ucapnya gemas sambil tanganya mengacak2 rambut kinan



"ihhh kak arga kebiasaan" ucap kinan pura2 ngambek


"jadi?" kinan masih tetap kekeh menunggu jawaban dari arga



"kita liat besok ya, ya udah kakak beneran cabut sekarang"



"jangan lupa kaosnya di pakek ntar pada heboh orang2 liat tubuh kamu" ucap arga pamit pergi sambil menjahili kinan


"dasarr resek" jawab kinan sambil menjulurkan lidahnya ke arga dan menatap punggungnya dengan sedikit rasa kecewa


"aku beneran sayang kamu kak arga" ucap kinan lirih sambil menatap arga yg kemudian menghilang dari balik pintu toilet



*****



"jalan pak" ucap kirana saat masuk kedalam mobilnya yg sudah di tunggu oleh sopir pribadinya yg selalu setia menjaga dan mengantarnya kemanapun dia pergi



"kog malah bengong" ucap kirana tersenyum manis ke pak butet yg membuat pak butet menatapnya



"ibu duduk di depan?" tanya pak butet sambil tergagap



"hmm kenapa apa g boleh aku duduk didepan" ucap kirana sambil menatap pak butet yg salah tingkah ketika duduk bersebelahan denganya yg semalam telah membuat bagian atas dan bawah dirinya tegang




"ya udah jalan pak, udah telat" ucap kirana kemudian mengambil hpnya di tas




"baik bu kirana" ucap pak butet melirik majikan cantiknya yg saat ini tengah fokus menscroll layar hpnya



kirana tampak sangat anggun dengan baju gamisnya yg selalu menutupi dengan sempurna tubuh putih mulusnya pak butet masih g menyangka cewek se anggung dan secantik dia bisa berbuat seperti itu kepadanya


(flasback malam tadi di dapur rumah kirana)



"itu suara apaan ya di depan" gumam pak butet setelah keluar dari kamarnya yg terletak di sebelah dapur



pak butet saat ini hanya memakai kolor dan bertelanjang dada karna dia baru saja hohohihi dengan istrinya yg sekarang sudah tertidur lelap akibat ulah pak butet yg menggenjotnya dengan liar



walaupun usia pak butet sudah hampir berkepala 6 namun dirinya masih perkasa di atas ranjang dan selalu membuat istrinya yg montok kuwalahan meladeni nafsu pak butet



pak butet kemudian berjalan ke arah dapur dan melihat pantat seseorang yg tengah menungging sedangkan tubuhnya terhalang pintu kulkas



"itu kayak bu kirana" batinya setelah mendekat dan melihat seseorang tersebut tengah mencari sesuatu di dalam kulkan


"astaga, pak butet" pak butet yg sedang merhatiin pantat bulat majikanya tersebut terkaget saat kirana menutup pintu kulkas dan berteriak kepadanya



"bapak ngagetin aja sih" lanjutnya lagi dan kini malah mata pak butet dengan kurang ajarnya melihat ke arah dada montok majikanya



samar2 pak butet dapat melihat boba kirana yg nyeplak dari balik baju tidur tipis yg sedang dia kenakan dan membuat kontol pak butet yg berurat bergerak2 dari balik kolornya



pak butet masih ingat betul kejadian dia melihat betapa cantik dan mulus dada majikanya tersebut saat memergokinya tengah berbuat mesum dengan seorang cowok di rumah ini




pak butet ingin melupakan kejadian tersebut tapi dia selalu teringat kembali dengan bentuk dan mulusnya dada majikanya jika hanya sedang berduaan denganya


dan malam ini pak butet malah mendapat suguhan lagi di depan matanya walaupun saat ini pucuk bobanya masih tertutup dan hanya samar2 sedikit kelihatan dari balik pakain tidur tipisnya



"pak, bapak kog diem aja" ucap kirana sambil menyentuh lengan pak butet dan menyadarkan pak butet dari lamunan mesumnya



"ehh" ucap pak butet kaget saat kirana tiba2 malah mendekat ke arahnya dan membuat hidung pak butet mencium aroma wangi yg manis dari tubuh majikanya yg selalu di hormatinya


"maaf bu" ucapnya sambil g sengaja malah melihat ke arah celah dada kirana yg terbuka sedikit dan membuat kontol pak butet semakin berkedut dari dalam celana kolornya



kirana yg menyadari tatapan pak butet ke dadanya malah tersenyum dan membiarkan mata sopirnya tersebut yg jelalatan dan terang2ngan sedang memandangi gunung kembarnya



"pak, pak butet" ucap kirana yg membuat pak butet sadar dari tatapanya yg mesum ke arah tubuh majikanya sendiri



"iya bu maaf, saya kira tadi ada maling" ucap pak butet sedikit gagap



kirana kelihatan g risih dan membiarkan saja saat dengan terang2ngan dadanya yg montok tengah menjadi santapan mata mesum sopir pribadinya



"ohh, maafin ya pak butet aku cuma haus pengen minum" ucap kirana masih memegang tangan pak butet dan membuat pak butet makin gugup plus sange



"i-iya bu kirana"



kirana kemudianmengalihkan pandanganya ke arah bawah dan tampak kaget ketika melihat sebuah tonjolan yg besar di selangkangan sopirnya



"ehh itu" gumamnya lirih




"gede banget" batin kirana dan membuat dadanya berdesir kirana memang sudah lama mendambakan belaian dari lelaki yg membuatnya susah mengontrol nafsunya akhir2 ini


memek kirana terasa gatal lagi dan mulai becek saat melihat tonjolan besar dari balik celana kolor sopir tuanya dan membuat gairahnya yg tadi sempat mereda kini kembali naik lagi



tanpa sadar tiba2 kirana malah memegang tangan sopir tuanya tersebut dan membuat pak butet kaget dengan perlakuanya yg tiba2



"bu kirana" ucap pak butet kaget saat tanganya tiba2 di arahkan oleh kirana ke gunung kembarnya yg menerawang dari balik baju tidur tipisnya


pak butet yg masih kaget dengan perbuatan majikanya hanya diam saja ketika tanganya saat ini berada digunung kembar majikanya dan dia jg belum berani menggerakanya walaupun begitu telapak tangan pak butet dapat merasakan kelembutan dada montok milik kirana dan samar2 telapak tangan pak butet jg merasakan ujung boba kirana yg sudah mengeras tanda kirana memang sedang sange



pak butet masih g menyangka di dalam hidupnya bisa mendapat kesempatan menggenggam benda kenyal milik majikanya yg akhir2 ini sering di bayangkan olehnya



pak butet kemudian fokus ke arah wajah kirana yg tampak menikmati genggaman kasar tangannya dan perlahan membuat memeknya kirana semakin berkedut dan gatal



kirana tau apa yg di lakukanya sekarang dapat menyebabkan masalah besar tapi kirana sudah g tahan lagi karna nafsu birahinya yg sudah mengalahkan logikanya


saat pikiran kirana yg semakin kacau plus sange tiba2 kirana di kejutkan oleh suara arga yg berteriak memanggil2 dirinya dari arah depan

"mii, mamii" suara yg membangunkan kirana yg tengah dilanda horni dan langsung menyadarkanya dari perbuatan mesum dengan sopir pribadinya


pak butet tampak gugup dan ketakutan kemudian dia melepaskan genggaman tangan di toket putih mulus majikanya dan menggeser tubuhnya menjauhi kirana



kirana kemudian menatapnya dan tersenyum kirana tampak tenang menghadapi situasi yg bisa membuatnya kembali di benci oleh anaknya




(flashback end)



"pak butet liatnya kedepan ntar nabrak loh" ucap kirana merasa senang sedang di perhatikan oleh pak butet



"ehh maaf bu kirana" ucap pak butet tergagap karena ketahuan sedang memperhatikan majikanya yg duduk anteng di sebelahnya




*******




"beberapa proyek kita yg sedang berjalan tampak menunjukkan hasil yg bagus dan sesuai dengan prosedur yg sudah ada"




saat ini tampak tuan sanjaya sedikit cemas berulang kali dirinya melihat ke layar hpnya menunggu kabar terbaru dari putrinya tentang arga




tuan sanjaya g begitu fokus dengan persentasi yg sedang dilakukan oleh bawahanya berbeda dengan seseorang yg saat ini sedang menatapnya dalam keremangan ruangan karna lampu ruangan rapat ini sedang di matikan ketika sedang persentasi membahas ke untungan proyek perusahaan ini



sukma dari tadi menatap tuan sanjaya penuh kemenangan bahkan jika tuan sanjaya memberikan saham terbesar ke dua ke anak laki2 satu2nya sukma g bakalan gentar karna dirinya saat ini sudah memiliki kartu as untuk melawan tuan sanjaya



"baik itu saja yg bisa saya sampaikan" ucap seseorang yg sedang melakukan persentasi dan kemudian lampu ruangan kembali menyala terang dan memperlihatkan muka2 dari orang2 petinggi perusahaan konglomerat Asan Grup




sebuah ruangan yg begitu besar dengan meja bundar memanjang dan di kelilingi oleh kursi yg sekarang sedang di duduki para pemegang saham Asan Grup




tampak papanya bella dan jg baskara sedang duduk berdampingan mengapit sukma sanjaya yg duduk tak jauh dari tuan sanjaya yg duduk paling ujung di kursi khusus orang nomor satu di perusahaan Asan Grup




"baik, ada yg perlu di tanyakan?" ucap seseorang yg tadi barusaja selesai persentasi




"maaf menyela" ucap seseorang dengan tiba2 sambil mengangkat sebelah tanganya yg tak lain adalah barata raharjda yg memang terkenal punya nyali yg tinggi



"bukanya rapat ini bertujuan untuk mengenalkan kepada kita siapa pewaris ke dua Asan grup"ucapnya yg membuat raut wajah tuan sanjaya sedikit terganggu



walaupun begitu tuan sanjaya dapat tetap menjaga wibawanya di depan semua orang dan berusaha menahan egonya dan membiarkan barata menyelesaikan omonganya



"maaf sekali lagi tuan sanjaya" ucapnya pura2 sopan dan menunduk ke tuan sanjaya




"baik memang agenda rapat kali ini seperti yg di bicarakan oleh bapak barata raharjda" ucap tuan sanjaya menatapnya tajam dengan aura yg begitu mengintimidasi dirinya




"sialan gua kog selalu gugup jika bertatapan denganya" batin barata yg marah ke dirinya akibat ketidak berdayaanya ketika berhadapan dengan tuan sanjaya



"memang benar kabar dari desas desus sepeti yg kalian pikirkan" tuan sanjaya masih melirik ke arah ponselnya yg tergeletak di depanya




(di luar gedung)




"huh..macet banget jam segini!" ucap arga merasa jengah dengan kemacetan kota ini




"maaf mas dilarang parkir di sini!!" ucap seorang satpam yg menghampiri arga



"ehh iya pak" jawab arga dan kemudian melihat ke arah sebuah gedung yg sangat tinggi dan megah



"ini g salah si aurel ngasih gua alamat" batinya setelah melihat betapa megah dan mewah gedung pencakar langit di depanya




"kalo mas g ada keperluan silahkan pergi" ucap satpam dengan sopan ke arga




"ehmm, maaf pak saya memang ada urusan di sini" ucap arga menjelaskan dan kemudian mendapat tatapan sinis dari si satpam




"kalo boleh tau mas ada urusan apa ya"




"saya mau menemui aurel" ucap arga datar



"aurel, maksud mas aurel yg mana ya"



"setau gua disini kan cuma ada satu orang dengan nama aurel" batin si satpam yg menuju ke aurel sanjaya sang putri dari pemilik perusahaan ini



mata si satpam kemudian merhatiin arga dari ujung kepala sampai ujung sepatu



"mana mungkin bocah kayak dia ada urusan sama bu aurel" batinya lagi yg melihat arga cuma pake seragam putih abu2 dengan jaket kulitnya warna hitam




"maaf mas disini cuma ada satu orang yg namanya aurel yaitu putri pemilik perusahaan ini" ucapnya menanyai arga karna tak yakin ketika melihat penampilan arga yg masih bocah SMA



"bener pak saya mau nemuin dia" ucap arga yg membuat satpam semakin siaga jika pemuda di depanya bisa jadi akan mengacaukan rapat yg sedang berlangsung




"maaf mas sekarang mas pulang aja karna g mungkin bu aurel ada janji sama mas" ucap satpam mengusir arga dengan halus






"ni satpam kenapa sih" batin arga yg sedikit dongkol denganya





"arga" teriak seorang wanita yg tiba2 datang mendekati mereka berdua




"bu aurel" ucap satpam tergagap dan menunduk kan kepalanya




arga jg menoleh dan melihat ke arahnya "cantik" batin arga terpesona saat melihat aurel yg memakai kacamata dengan setelah blus warna biru muda dan di padukan dengan rok pendek ketat warna abu2 sedikit di atas lutut menambah kesan sexy di tubuhnya yg tinggi dan langsing



"lama banget sih" protesnya di depan muka arga


"waduhh mati gua ternyata dia memang kenal sama bu aurel" batin si satpam yg ketakutan




"ayok" ucapnya sambil menyeret tangan arga





"ehh, sebentar" ucap arga menepis tangan aurel




"apalagi" tanya aurel yg kesal sambil melihat arga yg melepaskan helm nya




"nih, sekalian parkirin yg bener motor gua" ucapnya sambil melempar helm nya ke satpam yg sempat membuatnya jengah tadi




"ba-baik pak" ucapnya tergagap



"siapa dia kog kelihatan deket sama bu aurel"ucapnya terkejut karna baru pertama kali melihat sikap bu aurel yg terlihat manja ke seseorang



semua pasang mata di perusahan saat ini sedang menatap dengan bingung dan terkejut melihat seseorang yg terkenal dingin dan cuek di perusahaan ini sedang menyeret tangan seorang cowok yg sedang memakai seragam sekolah SMA


tak terkecuali ketiga cewek cantik yg bertugas di meja reseptionis yg membungkuk kan kepalanya ketika aurel lewat di depan mereka



"eh itu yg digandeng bu aurel siapa ya" ucap salah satu receptionis cewek ketika aurel sudah berlalu dan atasanya tersebut tampak sangat akrab dengan cowok yg sedang di seret tanganya dengan paksa


"ganteng!!" celetuk tiba2 temen cewek receptionis di sampingnya yg terpesona dengan tampang arga



"bangett!!" ucap satunya lagi jg terpesona dengan ketampanan arga



ketiga cewek tersebut masih menatap atasanya yg menggandeng tangan cowok ganteng yg kelihatan pasrah sampe mereka masuk ke dalam lift dan menghilang dari pandangan mereka bertiga




"aurel lo mau bawa gua kemana sih" ucap arga kesal saat berada di dalam lift




arga masih meliriknya dan mengamati tonjolan yg lumayan menonjol di blus yg sedang di kenakan oleh aurel



"ehhh" arga terkaget karna tiba2 aurel menghadapkan tubuhnya ke arga dan mendorongnya ke belakang hingga punggungnya menyentuh dinding lift


"bilang apa kamu tadi" ucapnya kelihatan marah



samar2 arga dapat merasakan keempukan tonjolan bagian depan aurel yg menyentuh rusuknya karna tinggi aurel cuma sedagu arga



"panggil kak aurel!!"ucap aurel dengan nada tegas sambil menatap lekat2 mata arga



"coba kalo berani kamu ulangi lagi cara kamu manggil aku" ucap aurel yg bibirnya hampir menyentuh bibir arga



ting!!! pintu lift terbuka dan aurel segera menggeser tubuhnya menjauhi arga dan segera memalingkang wajahnya




muka aurel tampak memerah dadanya bergemuruh dirinya merasa aneh kenapa jantungnya bisa berdebar2 saat bersama dengan arga






(di dalam ruangan rapat)



"baiklah rapat dadakan hari ini memang bertujuan untuk memperkenalkan calon pewaris saham terbesar kedua perusahaan Asan grup" ucapnya sambil melirik ke ponselnya yg sedang menyala dan jg ada notifikasi dari aurel yg masuk ke ponselnya




"pa dia di sini" bunyi tulisan di ponsel tuan sanjaya yg membuat tuan sanjaya menyunggingkan senyuman



"baik saya akan menghilangkan rasa penasaran kalian semua"



"bawa dia masuk" ucap tuan sanjaya ke pria gagah yg berdiri tak jauh darinya semua orang di dalam ruangan memandang ke arah pintu yg di buka oleh pria tersebut



ceklek!!! suara pintu di buka


(2 menit sebelumnya)


"lo mau bawa gua kemana" tanya arga yg g di tanggapi oleh aurel dan tetap menyeretnya dan berhenti di depan sebuah pintu




ceklek!!



pintu yg berukaran besar di depanya kemudian terbuka mata arga melihat seorang pria tinggi dan gagah yg membuka pintunya dari dalam belum sempat arga bertanya tiba2 aurel langsung menyeretnya masuk kedalam




arga begitu kaget setelah melihat isi di dalam ruangan yg sangat luas dengan puluhan orang2 yg sedang duduk mengitari meja berbentuk lonjong dan di tambah mereka semua sedan memandanginya



seorang bocah yg hanya memakai seragam beserta jaket hitam kulitnya yg terlihat di mata mereka semua


"aurel lo apa2an" tanya arga berbisik dan ditatap aurel dengan tatapan yg seperti marah ke dirinya



"baik perkenalkan dia adalah pemegang saham terbesar kedua perusahaan Asan grup dan juga merupakan pewaris keluarga sanjaya" ucap tuan sanjaya yg membuat semua mata tertuju kepadanya


"haaaaa" arga begitu terkejut dengan omongan tuan sanjaya



"pewaris, saham apa maksudnya" ucap arga sambil menatap aurel yg sama sekali g mendengarkan ocehanya



"selamat tuan sanjaya"suara orang yg bersahutan dan bertepuk tangan dengan riuh di tengah kebingungan dari arga dan ada satu orang yg begitu kaget yaitu papanya bella yg masih mengenali arga



"dia kan" ucapnya kaget dan menyumpahi dirinya yg telah berbuat kasar dan mengusirnya dari rumahnya kemaren



baskara merasa nyawanya hampir hilang ketika melepaskan permata yg begitu berharga yg sudah di bawa kerumah dengan susah payah oleh putri kesayanganya


baskara sekarang begitu merasa bodoh ketika ada kesempatan untuk menangkap buruan yg besar malah di gagalkan oleh ulahnya sendiri yg malah meperlakukanya dengan semena2



berbeda dengan adiknya sendiri yaitu sukma yg tampak tenang sambil merhatiin arga dan jg tuan sanjaya sukma kemudian melirik barata yg jg bersikap tenang seperti dirinya



"aurel lo ikut gua" ucap arga tiba2 sedikit membentak aurel dan memegang tanganya kemudian menyeretnya keluar bersamanya





tuan sanjaya yg melihatnya hanya tersenyum dan menatap kedua anaknya yg pergi ke luar ruangan tuan sanjaya belum memberi tahu bahwa arga adalah anak kandungnya karna tuan sanjaya tau dengan kekuatan yg mereka miliki mereka dapat dengan mudah menggali informasi siapa pemuda itu sebenarnya




"baiklah itu saja perkenalanya mari kita lanjutkan lagi rapatnya" ucap tuan sanjaya merasa lega walaupun jika hari ini arga g bisa hadir dalam rapat kali ini dia masih tetap bisa menjadi pewarinya



tuan sanjaya hanya ingin memberi tahu ke semua orang bahwa dia sekarang bisa mengenalkan dan menemukan seseorang yg bakalan jadi penerus perusahaanya



tangan arga memegang dengan kasar dan menyeret tangan aurel yg terlihat kesakitan dan berusaha melepaskan genggaman tangan arga



"gaa lepasin, sakit" ucap aurel berusaha melepaskan genggaman tangan arga yg menyakiti pergelangan tanganya




brakk!! arga kemudian menyentak tubuh aurel dan memepetkanya ke tembok setelah tadi dia celingak celinguk melihat situasi sekitarnya dan memastikan tidak ada orang



"lu apa2an hah" bentak arga di depan muka aurel


"saham, penerus, apa maksudnya" lanjut arga emosi karna merasa aurel menjebaknya untuk masuk ke keluarga sanjaya




aurel hanya diam dan menatap arga dirinya baru pertama kali di perlakukan seperti ini oleh seorang cowok dan membuat jantungnya berdebar



"kenapa lo diem aja, apa maksud dari dia" tanya arga sekali lagi



"gaa, lo kasar banget sih"




"meski kamu g suka sama papa tapi dia merupakan ayah biologis kamu" ucap aurel ikut emosi ketika mendengar ucapan arga yg sama sekali g menghormati papanya



"jadi mau g mau kamu tetap bagian dari keluarga sanjaya" lanjutnya lagi menatap tajam ke arah arga yg jg terlihat marah denganya



"sampe kapanpun gua g mau ikut campur dalam urusan keluarga kalian"ucap arga dan melepaskan kungkunganya dari tubuh aurel yg di pepetkanya ke tembok


aurel tersenyum sinis ketika mendengar omongan arga


"saat orang lain berusaha mati2an dan menggunakan segala cara bahkan mengorbankan hidupnya hanya untuk mendapatkan sepersen saham dari Asan grup"


"tapi kamu malah mau menolaknya, kamu tau kan arti dari penerus keluarga sanjaya" lanjut aurel yg sama sekali g di tanggapi oleh arga



arga sebenarnya tau arti dari kepemilikan saham karna arga jg paham dengan cara kerja pasar saham dunia tapi arga hanya ingin menjauh dari keluarga sanjaya yg menurutnya akan membuat maminya bersedih lagi ketika kembali lagi ke keluarga yg dulu sempat mengusirnya



"gua mau balik dan jangan pernah lo ikut campur lagi dalam hidup gua" pamit arga sambil menunjuk muka aurel



plakk!! tiba2 aurel langsung menampar pipi arga dan membuat pipinya memerah


"apa maksud kamu hah, kamu mau ngejauhin aku sama mami kirana lagi" bentak aurel penuh emosi ke arga


"kamu tau selama ini aku selalu mencari mami kirana, aku sangat ingin ketemu dengan dia"


"jadi jangan seenaknya kamu bilang bakalan nyuruh aku menjauh" lanjutnya lagi dengan nada yg masih meninggi



arga hanya mengepalkan tanganya menahan emosi dia g mau di dalam hidupnya memukul seorang perempuan karna arga sangat menyayangi dan menghormati maminya yg jg seorang perempuan



"dengan cara lo bohongin gua, lo udah g berhak lagi ketemu sama mami" ucap arga yg membuat aurel begitu marah



"dasar brengsek" tap!! arga menangkap tangan aurel yg hendak menamparnya lagi



"cukup aurel ato gua bisa lebih kasar dari ini" ucap arga dengan nada tinggi dan mencengkram pergelangan tangan aurel



arga menatap mata aurel dengan tajam dan membuat aurel dada aurel semakin berdebar arga kemudian melepaskan tangan aurel dan menggeser tubuhnya


arga melihat sikap aurel yg aneh sambil memalingkan wajahnya tanganya memegang pergelangan tangan satunya yg kini terlihat memerah


arga menghela nafasnya dan kemudian melangkah pergi ninggalin aurel yg masih diam dan menghindari pandanganya


"kenapa aku selalu gugup kalo di tatap oleh arga" batinya menyumpahi dirinya yg g berdaya ketika bertatapan dengan arga


"aku g bohongin kamu soal brian" ucap aurel yg menghentikan langkah arga



"kalo kamu mau tau soal brian ikutin aku" ucap aurel datar



"dan bakalan aku tunjukin kekuatan dari pemegang saham perusahaan Asan Grup" lanjutnya sambil berlalu




"apa maksudnya, dia g bohong lagi kan kali ini"arga kemudian membalikan badanya dan mengikuti langkah aurel dari belakang




******



"bu kirana kenapa ya" ucap pak butet yg sedang memikirkan sikap dari majikanya yg menurutnya sangat aneh semenjak kejadian semalam


pak butet saat ini sedang menunggunya di parkiran sebuah mall setelah tadi kirana menyuruhnya mengantar ke sini


pak butet saat ini sedang melamun mengingat lagi kejadian tadi saat kirana yg duduk di depan dan seperti sengaja memancing mancingnya dengan hal2 yg membuat kontolnya semakin berkedut


ditambah hidung pak butet dapat mencium aroma wangi dari tubuh kirana yg duduk di sebelahnya dan sedikit menempel ke padanya


berulang kali kirana bertanya sambil tanganya yg beberapa kali dengan sengaja menyentuh pahanya yg otomatis membuat selangkanganya mulai berontak



"aneh banget bu kirana apa hanya perasaan gua aja" gumam lirih pak butet



pak butet hanya takut jika dia khilaf dan g bisa mengendalikan nafsunya ketika kirana yg seperti sedang berusaha menggodanya


pak butet jg takut perbuatanya nanti ketahuan oleh arga dan bahkan yg lebih menghawatirkanya adalah perbuatanya di ketahui oleh tuan sanjaya


"moga aja bu kirana g mancing gua2 lagi, jujur gua udah g kuat jika di perlakukan seperti ini olehnya" gumamnya lirih sambil kebali mengambil bungkus rokoknya yg isinya masih tersisa separoh




********


"dia di dalam, dia jg merupakan pemegang saham di perusahaan ini" ucap aurel datar dan tanpa menatap arga


arga kemudian menatap aurel yg berdiri di sampingnya dan ingin bertanya siapa yg di maksud olehnya


"kamu bakalan ngerasain dampak dari kekuatan yg sudah di berikan oleh papa"



"hahh maksudnya" ucap arga yg penasaran dengan ucapan aurel



"kamu selesain sendiri" ucap aurel dan pergi ninggalin arga tanpa menatapnya



"dia masih marah sama gua" gumam arga lirih menatap punggung aurel yg berjalan berlenggak lenggok bak model dengan tubuh tinggi dan langsingnya




arga kemudian menatap pintu yg lumayan tinggi dan lebar di depanya arga masih bingung dengan ucapan aurel tadi dan dengan sedikit ragu arga mengetuk pintu dan membukanya



tok!!tok!!tok!!



"permisi" ucapnya sambil mendorong pintu tersebut dan hal yg pertama di lihatnya adalah punggung seorang wanita dengan rambut sebahu warna hitamnya yg bergelombang dan tampak cantik


wanita tersebut tampak berdiri dan memunggungi arga dan hanya diam saja hingga arga mendekat ke arahnya


"permisi mb" ucap arga sedikit kikuk




wanita tersebut kemudian membalikkan badanya dan menghadap ke arga sambil bibirnya tersenyum manis ke arga



"cantik banget" batin arga terpesona dengan penampilanya yg memakai setelan jas warna coklat dengan roknya yg sedikit di bawah lututnya



arga memperhatikan wajahnya yg tampak ayu dan keibuan di tambah tubuhnya yg tinggi dan sedikit berisi mirip dengan tubuh maminya



arga g menyangka di dunia ini ada yg menyamai level kecantikan dan keanggunan dari maminya


"maaf anda mencari saya" ucap arga setelah puas melihat perempuan tersebut



"perkenalkan saya widia" ucapnya sambil nyodorin tanganya ke arga


"saya mamanya brian" lanjutnya lagi



deg!! jantung arga sedikit berdegup ketika mendengar ucapanya perlahan emosi arga sedikit terpancing ketika terdengar lagi nama brian di kupingnya


arga tampak g mau menyambut tangan dari mamanya brian dan dengan perlahan mamanya brian menarik tanganya dengan sedikit canggung


"aku memang sedang mencari kamu, dan meminta ke aurel untuk mempertemukan kita" ucapnya sambil menatap arga



hilang sudah rasa kagum arga setelah mengetahui identitas wanita cantik di depanya yg kelihatan sepantaran dengan maminya



widian menatap arga dengan gugup karna melihat arga seperti berusaha menahan emosinya ketika memberi tahu dirinya adalah mama temanya



"aku hanya ingin minta maaf sama kamu" ucapnya sedikit gugup



"dan maaf jika anak saya telah berbuat salah sama keluarga kamu" ucap widia sambil menunduk dan meminta maaf dengan tulus ke arga




emosi arga sedikit mulai terpancing ketika mendengar ucapan mamanya brian yg mengingatkanya kembali dengan kejadian pahit dalam hidupnya




"saya bener2 gagal dalam mendidiknya, saya minta maaf ketika anak saya sudah menyakiti perasaan kamu" lanjut widia sambil matanya mulai berkaca kaca



widia memang merasa bersalah ke arga karna ulah anaknya yg melecehkan maminya sehingga membuat arga menghajarnya hingga koma



arga masih diam tanganya mengepal dengan kuat dan berusaha menahan emosi dan gemuruh di hatinya dan menghembuskan nafasnya dengan kasar




"aku g bisa maafin anak ibu, maaf kamu hanya buang2 waktu" ucap arga dengan nada sedikit tinggi




widia semakin terisak ketika mendengar ucapan arga, dia begitu takut jika arga g mau mendengarkan permintaanya untuk melanjutkan kontrak perusahaan yg bakal dilanjutkan ketika mendapatkan maaf dari arga



walaupun widia g mungkin membahasnya karna widia tau tujuan dari semua ini hanya karna tuan sanjaya ingin membalas jg sakit hatinya akibat ulah anaknya yg mengganggu wanitanya



tuan sanjaya g mungkin menyerang anaknya karna tau tuan sanjaya jg masih ada perasaan dengannya sama seperti ke kirana tuan sanjaya ingin menggunakan arga untuk menyelesaikan sendiri masalah antara anak mereka berdua



widia akhirnya sedikit tenang dan menatap ke arga dengan tajam dan tampak gugup karna laki2 semuda dirinya adalah pewaris kedua perusahaan konglomerat Asan Grup



"apa yg harus saya lakukan agar kamu bisa memaafkan kesalahan brian" ucapnya yg membuat arga menyunggingkan seurat senyuman


dia berfikir saat ini adalah waktu yg pas buat membuktikan perkataan aurel arga kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat ke widia kemudian mendekatkan bibirnya ke kuping widia


"kamu g akan pernah sanggup dengan semua permintaanku" ucap arga sambil meremas dada widia dan membuat widia kaget



arga hanya ingin menguji seberapa sabar ibunya brian dan jg ingin sedikit mengobati rasa sakit hatinya dengan membalas perbuatan yg di lakukan brian lewat tubuh ibu kandungnya



dada arga sebenarnya berdegup kencang saat ini dia takut jika dirinya nanti bakalan di laporin dengan kasus pelecehan seksual tapi sedetik kemudian arga mulai tenang kembali setelah melihat wanita cantik nan anggun tersebut hanya diam saja dan g menunjukkan kemarahan sedikitpun




arga sekarang merasakan dampak dari kepemilikan saham yg tadi sempat di tolaknya mentah2 arga bisa merasakan kepatuhan dari wanita cantik seumuran maminya yg kini hanya diam saja ketika baru saja dilecehkan olehnya



"itu permintaanku"ucap arga kemudian menjauh dari widia



"apa kamu sanggup" lanjutnya lagi setelah arga duduk kembali dan merhatiin sikap widia yg hanya diam saja mata arga jg sedang jelalatan menelisik setiap bagian tubuh wanita cantik didepanya yg sangat membuat penasaran dirinya seperti apa bentuk tubuh wanita cantik tersebut di balik jas warna coklat yg sedang dia kenakan




widia yg masih kaget hanya menunduk baru kali ini di hidupnya dirinya merasa begitu di lecehkan dan membuat dadanya sesak karna di perlakukan seperti ini oleh teman anaknya sendiri


"ya udah gua mau cabut dulu" ucap arga dengan nada sedikit menggertak widia yg masih diam saja dan menunduk



"ibu hanya membuang2 waktu jika seperti ini" lanjut arga dan semakin membuat widia bingung dengan apa yg harus dia pilih antara harga dirinya atau perusahaanya sekarang yg berada di ujung tanduk



"baiklah aku akan nurutin semua omongan kamu" ucap widia dengan bibir yg bergetar




widia sudah membuang harga dirinya yg selama ini selalu di jaganya widia g pernah membiarkan tubuhnya di jamah oleh sembarangan lelaki bahkan suaminya sendiri baskara sudah lama g menyentuh tubuh widia




"tapi kamu harus janji ini merupakan rahasia kita berdua" ucapnya sambil menatap arga dengan matanya yg berkaca kaca



widia g punya pilihan selain membiarkan arga berbuat sesukanya dia lebih takut jika perusahaan yg sudah susah payah di bangun olehnya terancam bangkrut




"jadi hanya segini harga diri dari seorang wanita yg sudah memiliki suami" ucap arga dengan senyuman kemenangan


deg!! jantung widia seperti tertusuk ribuan duri ketika mendengar omongan arga


"pantas saja jika anda belum bisa mendidik anak anda dengan baik" lanjut arga yg memang sengaja membuat malu ibu dari laki2 yg sudah menginjak2 harga dirinya



"memang kekuatan dari uang membuat orang2 seperti anda mulai mendekat dan bahkan rela menggadaikan harga dirinya di depan orang yg bahkan adalah teman sekelas anakmu sendiri" ucap arga yg seperti mengeluarkan semua sakit hatinya



widia semakin malu di hadapan cowok.seumuran anaknya dirinya merasa sangat rendah dan hanya menunduk tanpa berani melihat wajah arga ketika mendengarkan setiap kata2 makian dari arga yg tampak sangat membenci ulah anaknya



"kenapa apa setiap ucapanku membuat dadamu sesak" ucap arga lagi




"itulah yg kurasakan ketika melihat ibu kandungku sendiri sedang di lecehkan di depan kedua mataku " ucap arga dengan nada tinggi dan membuat widia kaget dan memandangnya dengan sedikit takut


widia seolah sedang berhadapan dengan seseorang yg auranya mengintimidasi dan mengingatkanya ke seorang lelaki yg selalu ada di hatinya



"maafin semua kesalahan anakku" ucap widia yg akhirnya g bisa lagi membendung tair matanya dan menangis sesenggukan di depan arga


arga yg melihatnya merasa iba dia merasa memang sudah keterlaluan tapi memang ini yg harus dilakukanya agar sedikit mengobati rasa kecewa dan sakit hatinya selama ini



"aku bakal maafin anak ibu, tapi ada satu syarat lagi" ucap arga menatap tajam ke arah widia yg kini sedang sesenggukan dan matanya sembab merasakan antara rasa malu dan sakit hati yg bercampur jadi satu




"apa syaratnya" tanya widia yg melihat arga tersenyum misterius ke arahnya




*******


"pak butet dari tadi kog lirik2 terus sih" tanya kirana yg merasa pak butet terus memperhatikanya



saat ini mereka berdua sedang berada di parkiran mall setelah kirana selesai mengurus segala urusanya dengan klien yg selalu memesan dari butiknya



"maaf bu kirana" ucap pak butet tergagap karna ketahuan sedang melirik tubuh kirana




pak butet kelihatan g bisa fokus ketika duduk bersebelahan dengan kirana karna terus teringat kejadian semalam ketika tanganya meremas2 gunung kembar majikanya


"pak butet kenapa, ada yg mau di omongin" tanya kirana yg melihat pak butet terus meliriknya dengan ragu2



"maaf bu kirana jika saya lancang" ucap pak butet sedikit tergagap



"bu kirana tolong duduk saja di belakang" lanjutnya lagi dan g berani menatap kirana



"hmm, bapak g nyaman jika saya duduk di depan" tanya kirana pura2 marah ke sopirnya




"kenapa, apa karna kejadian semalam"



deg!! jantung pak butet bergemuruh ketika kirana malah membahas perbuatan mereka di dapur semalam



"bu-bukan itu maksud saya" ucap pak butet gugup



"hmm, jadi?" tanya kirana sambil tersenyum manis ke pak butet sambil mengangkat sebelah alisnya


pak butet hanya diam saja karna bingung mau jawab apa ke majikanya yg terlihat sangat anggun dengan pakaian gamis yg menutupi lekuk tubuh indahnya dengan sempurna



"bapak mau megang lagi" tantang kirana ke sopirnya yg kelihatan mulai gelisah dan kikuk saat di tatap olehnya



"maksudnya??" tanya pak butet yg begitu kaget dengan omongan kirana



"ehhh" ucapnya kaget saat lagi2 tanganya di arahkan ke dada montoknya



"masih kencang kan" ucap kirana sambil melihat ke gunung kembarnya yg sedang di pegang oleh sopir tuanya



"i-iya" ucap pak butet tergagap



pak butet masih g menyangka setelah begitu lama ikut dengan kirana baru kali ini pak butet melihat tingkah binal majikan cantiknya tersebut



"bu kirana" ucap pak butet tambah gugup saat tangan kirana tiba2 menuju ke selangkanganya yg mulai bergerak2 dari balik celana panjang warna hitamnya



"hmm, udah mulai keras ternyata" ucap kirana sedikit genit sambil mulai mengelus tonjolan di selangkangan pak butet




"remes dong pak, jangan diem aja" ucapnya sambil menggigit bibir bawahnya



"ta-tapii.." ucap pak butet ragu karna dirinya jg khawatir dan takut jika perbuatanya bakalan diketahui oleh arga dan lebih takutnya lagi tuan sanjaya yg mengetahui perbuatanya




"g usah pake tapi2 an"ucap kirana mennggenggam tangan pak butet dan menuntunya untuk meremas gunung kembarnya


"ba-baik" ucapnya kemudian dan tanganya mulai meremas pelan gunung kembar kirana dan mengikuti setiap gerakan tangan kirana yg sedang menggenggamnya



pak butet dapat merasakan kekenyalan dada kirana walaupun terhalang bra dan setelan baju gamis kirana yg sedikit longgar



"ahh" desah kirana sambil menggigit bibir bawahnya



pak butet yg melihat wajah sange kirana tambah semakin bersemangat buat meremas dada majikanya kali ini tanpa permisi tangan pak butet tanpa ragu jg mulai meremas dada yg satunya sehingga membuat kirana makin blingsatan merasakan nikmat yg terlarang ini



"bentar pak" ucap kirana di sela rangsangan nikmat remasan kasar sopir tuanya



pak butet kemudian melepaskan tanganya yg sedang asik hinggap di dada montok majikanya dan melihat kirana yg menggapai resleting di punggunya



pak butet menelan ludahnya ketika melihat kirana yg melepaskan gamisnya dengan perlahan kontol pak butet semakin berkedut ketika melihat gamis kirana perlahan turun dan memperlihatkan pundaknya yg putih mulus



"kog liatinya gitu banget sihh" tanya kirana sedikit menggodanya




"ehh maaf, tubuh bu kirana mulus banget" ucap pak butet sambil matanya menelanjangi tubuh putih mulus kirana



kirana menurunkan gamisnya dengan perlahan sampe ke pinggangnya dan kali ini mata pak butet dapat melihat betapa mulusnya gunung kembar majikanya yg cuma tertutupi bra warna hitam yg sangat kontras dengan kulit bening milik kirana



"remes lagi pak" ucap kirana meminta ke pak butet tanpa malu2 lagi




kirana seolah sudah g peduli dengan akibat dari perbuatanya saat ini, kirana lebih menuruti hawa nafsunya yg memang tergolong besar dan kirana saat ini sangat membutuhkan belaian seorang lelaki



tanpa menunggu lama2 pak butet langsung mengarahkan kedua tanganya dan meremas kedua toket kirana yg cuma terhalang bra


tubuh mulus kirana tampak sangat menggoda saat hanya tertutupi bra bertali sangat tipis yg menempel di pundak putih mulus tanpa cela milik kirana



pak butet meremas dengan gugup kedua gunung kembar majikanya yg selama ini selalu di bayangkan olehnya tangan pak butet meresapi setiap kekenyalan dari dada montok majikanya yg tampak berusaha menahan desahanya akibat rangsangan tangan pak butet



terlihat sekali warna yg kontras antara warna kulit tangan pak butet yg hitam kecoklatan dengan dada putih mulus tanpa cacat milik kirana


tanpa menunggu lama akhirnya pak butet menelusupkan tanganya ke dalam bra dan meremasnya dengan perlahan yg membuat tubuh kirana bergetar



"ahh" desah kirana yg akhirnya g bisa lagi menahan nikmat remasan tangan kasar sopir tuanya kirana masih berusaha menahan desahanya dengan menutup bibirnya menggunakan sebelah tanganya



kirana merasakan memeknya semakin gatal dan berkedut ketika remasan pak butet jg menyenggol ujung bobanya yg sudah mengacung tegak



"pak butet" ucapnya malu2 saat pak butet tanpa permisi langsung mengankat bra warna hitamnya ke atas dan menyembulah toket putih mulus tanpa cacat milik kirana yg sudah menegang tanda kirana saat ini benar2 sudah horny



"uuuhhh" desahnya sambil menutup mulutnya ketika ujung bobanya tanpa permisi langsung di kenyot dengan kasar oleh mulut berkumis sopir tuanya



pak butet menyusu ke bos majikanya dengan rakus mulutnya mengenyot kanan dan kiri ujung boba pink kecoklatan milik kirana yg terlihat memerah akibat dari ulahnya



sambil menahan desahnya mata kirana jg melirik pak butet yg sedang asik menyusu di gunung kembarnya dan membuat tubuhnya bergetar tanpa sadar tanganya bergerak ke arah belakang kepala pak butet dan menekan wajah pak butet yg tenggelam di gunung kembarnya yg montok



kirana tampak sangat menikmati setiap rangsangan dari mulut pak butet di gunung kembarnya bahkan air liur dari pak butet sampe menetes ke perutnya yg tampak sedikit berlemak karna kirana yg sudah pernah hamil dan melahirkan



kirana merasakan memeknya semakin berkedut dan merasakan orgasme pertamanya semakin dekat tubuhnya mulai meremang dan tanganya semakin kasar meremas rambut pak butet yg sedang asik mencabuli kedua dada montoknya yg mulai terasa sedikit perih




"ahh pak butet!!" desahnya sambil tubuhnya bergetar kirana mendapatkan orgasme hanya dengan mulut pak butet yg bermain dengan kasar di kedua gunung kembarnya kirana tampak ngos2san wajahnya semakin memerah dan membuatnya semakin terlihat ayu di mata pak butet



pak butet masih memandangi wajah majikanya yg masih berusaha mengambil nafas dengan bagian gamisnya yg sudah acak2 kan bagian depan tubuhnya kini terbuka lebar di tambah dengan branya yg sudah terangkat sampai ke lehernya kirana tampak cantik dan anggun dengan jilbab yg masih menutupi rambut indahnya



"bu kirana tadi" ucap pak butet terhenti ketika majikanya tersebut menggenggam tanganya dan tersenyum manis kearahnya sambil mengangguk dan membenarkan omongan pak butet bahwa dia baru saja orgasme hanya dengan rangsangan mulut pak butet yg mencumbui gunung kembarnya



"ahh pak" desah kirana saat pak butet kembali menyentil2 ujung boba kirana yg masih mengacung tegak dan penuh dengan air liur pak butet



"tubuh bu kirana cantik banget" ucap pak butet tanpa sungkan lagi ke majikannya yg sekarang sudah pasrah sambil menyenderkan punggungnya ke kursi




kirana hanya tersenyum menanggapi omongan pak butet dan kembali menutup mulutnya ketika ujung bobanya di emut lagi dengan kasar oleh pak butet




"pak butet" ucap kirana kaget saat pak butet menurunkan sandaran kursinya dan membaringkan tubuh kirana yg tampak pasrah dan mengikuti kemauan pak butet



pak butet kini sudah melupakan rasa takutnya dan semakin bersemangat mencabuli tubuh indah majikan cantiknya yg dengan sadar malah merelakan tubuhnya sendiri kepadanya




"ahhh, sakit pak" desahnya menahan sakit dan nikmat ketika ujung boba yg satunya jg di tarik2 dengan kasar pak butet tampak masih belum puas hanya menyusu ke dada montok majikanya



"pak, ahh" desah kirana saat pak butet tanpa permisi memasukkan tanganya ke rok panjangnya dan mengelus dengan kasar paha mulus kirana



pak butet tampak g peduli ketika tangan kirana memegang tanganya dan menggelengkan kepalanya pak butet terus mengarahkan tanganya menuju ke selangkangan kirana



"ahhh" desah kirana saat telapak tangan kasar milik pak butet menyentuh celana dalamnya




"basahh" gumam lirih pak butet yg kaget karna celana dalam kirana sudah banjir oleh cairan lobang kenikmatanya



pak butet semakin bersemangat menggosok memek kirana dari luar celana dalamnya dan membuat tubuh kirana gemetar merasakan nikmat rangsangan di memeknya



"ahhh" desah kirana saat jari telunjuk pak butet menusuk lobang memeknya kirana semakin hanyut dalam lingkaran birahi dan tanganya melepaskan genggamanya di tangan pak butet yg sedang menggaruk2 memeknya dari luar celana dalamnya yg sudah banjirr



tanpa menunggu persetujuan majikanya pak butet langsung mengankat rok panjang kirana sampe ke atas pinggang dan kirana yg memang mengerti langsung sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkan pak butet untuk mengangkat rok panjangnya



pak butet menelan ludahnya ketika melihat betapa mulusnya tubuh bagian bawah majikanya yg saat ini hanya tertutup cd warna senada dengan bra nya tatapan kirana tampak sudah pasrah dengan apapun yg bakalan di lakuin pak butet ke tubuhnya



"ahhh" desah panjang kirana sambil menutup bibir sexynya ketika tanpa permisi memeknya yg sudah banjir tiba2 langsung di caplok oleh bibir tebal pak butet



pak butet kelihatan sangat rakus dan kasar ketika lidahnya menjelajahi setiap jengkal bagian selangkangan majikan sexynya



mulutnya dengan telaten menjamah dan mengecup bagian apapun yg terlihat begitu menggairahkan di mata pak butet pak butet merasakan bagian selangkanya semakin membesar dan berkedut kedut akibat mendapat rangsangan dari tubuh putih mulus milik kirana




kirana semakin hanyut dalam kubangan nafsunya dan membiarkan saja ketika tangan pak butet mulai menarik celana dalamnya yg sudah basah dan memelorotkanya sampai ujung kaki dan menyangkutkanya di salah satu kakinya



"pak butet" ucap lirih kirana dengan manja sambil menutupi bagian memek berbulu lebatnya yg sudah banjirr akibat ulah sopirnya




pak butet kemudian memegang tangan kirana dan menyinkirkanya dari memeknya mata pak butet kini dapat melihat dengan jelas bentuk memek majikan sexynya yg membuat kontol pak butet semakin berkedut kedut



"ahhh" desah kirana ketika bibir tebal pak butet dengan kasar mencaplok memeknya dan menjilatinya tanpa rasa jijik sedikitpun



desahan sexy kirana terdengar begitu merdu di kuping pak butet dan membuatnya semakin bersemangan untuk mencabuli memek berjembut lebat milik majikanya




setelah puas menjilati bagian dalam memek majikanya tangan pak butet kemudian memegang memek kirana dan menyibakan jembutnya yg menutupi bagian memeknya dengan kedua jari tanganya



pak butet menelan ludahnya ketika melihat isi bagian dalam memek majikanya yg berwarna pink dan tanpa gelambir memek yg sangat indah yg pernah di lihat oleh mata pak butet



"memek bu kirana cantik banget" ucap pak butet dan membuat kirana sangat malu dan memalingkan wajahnya



"ahhh" desah kirana ketika merasakan jari telunjuk pak butet mulai menelusup masuk dan menusuk2 memeknya yg semakin basah oleh cairan lobang kenikmatanya



tubuh kirana tampak bergetar ketika merasakan telunjuk kasar milik sopirnya yg keluar masuk dan mengkorek lobang memeknya



pak butet semakin bersemangat mengkorek2 isi di dalam memek majikanya yg tubuhnnya semakin blingsatan kirana jg menaikan pinggulnya karna menahan sensasi nikmat yg sejak lama belum pernah di rasakan olehnya lagi



"ahhh pak" desah kirana sambil mengankat pinggulnya tinggi2 dan menyentak nyentakkan tubuhnya




kirana mendapatkan orgasmenya lagi dengan hanya jari telunjuk sopir tuanya yg terlihat kaget saat melihat tubuhnya yg bergetar hebat ketika mendapat orgasme



"bu kirana aku sudah g tahan" ucap pak butet kemudian menurunkan celananya dan tampak kesusahan karena ukuran mobil kirana yg kecil di bandingkan dengan tubuh tambunya



dengan susah payah akhirnya pak butet berhasil melepas celananya dan kemudian memelorotkan kolor yg biasa di pakainya di rumah



mata kirana melotot saat melihat kontol jumbo milik pak butet yg sudah mengacung tegak tanda pak butet siap buat memuaskan nafsu birahinya



tubuh tambun pak butet kemudian menaiki tubuh ramping kirana dan memposisikan kontolnya di selangkangan kirana dan pak butet bersiap untuk menembus memek majikanya yg selama ini belum ada lagi yg di ijinkan masuk oleh pemiliknya


"pak" ucap lirih kirana ketika pak butet membuka lebar2 pahanya yg sengaja di rapatkan karna kirana masih malu2



kirana hanya bisa pasrah ketika sopir tuanya melebarkan pahanya dengan sedikit memaksa dada kirana mulai bergemuruh ketika memeknya yg sudah terbuka lebar tanpa penghalang kini akan di memasuki oleh benda tumpul sopir tuanya yg tampak sudah g bisa lagi menahan keinginanya untuk menggenjot memeknya



"ahhh" desah lirih kirana ketika pintu memeknya di sentuh oleh ujung gundul kontol pak butet yg sudah mengacung tegak dan berkedut




kirana yg sudah bernafsu tampak g perduli lagi dengan akibat yg bakalan di timbulkan oleh perbuatanya kali ini kirana lebih memilih menuruti nafsunya dan membiarkan saja saat pak butet terlihat bersiap dan akan memasukkan kontolnya yg sudah berkedut2 dan terasa sedikit ngilu



bless!!




"ahhhh" desah kedua insan yg terpaut usia cukup jauh ketika sama2 merasakan nikmat persetubuhan yg tabu ini



kontol pak butet akhirnya menembus memek kirana wanita yg sama sekali g pernah di bayangkan oleh pak butet tubuhnya dapat di nikmati olehnya dan malah dengan suka rela menyerahkan tubuhnya dengan sendirinya




pak butet mulai mendorong perlahan dan semakin dalam memasukkan kontolnya tanganya mulai menyibakkan jembut lebat yg menutupi memek kirana agar semakin memudahkan kontol jumbonya masuk lebih dalam ke memek indah milik majikanya



pak butet masih mendiamkan kontolnya yg terasa ngilu karna memek kirana yg begitu sempit dan dengan perlahan semakin mendorong masuk



"ahhh, haaahh" desah kirana mendongakkan wajahnya ketika merasakan kontol jumbo milik sopir tuanya akhirnya masuk semuaya mata kirana melihat ke arah memeknya yg berbulu kini terasa ngilu karna kontol jumbo pak butet yg sedang memasukinya




"ahh sempit banget bu korana" desah pak butet mulai menggerakan pinggulnya dan mulai mempercepat genjotanya di memek majikan cantiknya



"pak ahhh" desah kirana sambil menutup mulutnya kirana mulai bisa menikmati genjotan sopir tuanya kirana tampak sudah melupakan janjinya dengan arga dan lebih memilih menuruti nafsunya karna menurut kirana arga g bisa memberikan apa yg dinginkan oleh tubuhnya



"ahhh bu kirana" desah pak butet sambil mempercepat tusukanya di memek majikanya tangan pak butet diarahkanya ke gunung kembar majikanya yg berguncang hebat akibat sodokanya


"ahhh, hahhh" desah kirana ketika merasakan remasan kasar pak butet dan sodokan kontolnya yg semakin cepat tubuh kirana tampak kesulitan mengimbangi genjotan sopir tuanya yg mulai sedikit kasar mobil kirana tampak bergoyang dengan hebat akibat sodokan kasar pak butet



jika ada orang yg melihat mereka pasti tahu bahwa ada aktifitas mesum di dalam mobil yg sedang bergoyang di parkiran sebuah mall



"ahhh bu kirana" desah pak butet merasakan jepitan memek kirana yg semakin meremas kontolnya ketika pak butet dengan kasar mengusu ke dada montok majikanya yg tampak berguncang hebat akibat genjotanya




"ahhh pak aku nyampe" desah kirana dengan tubuhnya yg bergetar pak butet dapat merasakan kontolnya semakin licin ketika kirana menyemprotkan cairan orgasmenya




pak butet kemudian mencabut kontolnya dan mellihat ke arah memek majikanya yg mengeluarkan cairan dan sebagian menempel di batang kontol hitam beruratntya




"uhhh" desah kirana ketika tanpa rasa jijik pak butet malah mendekatkan bibirnya dan menjilati memek majikanya yg basah terkena cairan lobang kenikmatanya



"udah pak aku g kuat" ucap kirana merasakan ngilu di memeknya



"maaf bu kirana" ucap pak butet kemudian memposisikan ujung kepala kontolnya lagi di memek kirana



bless!!




"ahhhh" desah mereka berdua ketika kontol pak butet kembali memasuki lobang memek kirana



plok!!plok!!plokk!! suara benturan selangkangan mereka berdua dan suara kecipak dari lobang memek kirana yg sudah banjir menggema di setiap sudut di dalam mobil



pak butet semakin bernafsu menggenjot memek kirana yg tubuhnya sudah lemah ketika baru saja mendapat orgasme pak butet tanpa sungkan lagi mulai menggenjot dengan sangat kasar tubuh majikanya mulutnya tanpa henti mencaplok ujung boba kirana yg mengacung tegak



pak butet mengarahkan bibirnya ke bibir indah kirana dan akan menciumnya kirana yg sadar menolaknya dan memalingkan wajahnya tampaknya masih ada harga diri dari kirana yg g membiarkan pak butet mencium bibirnya



"maaf bu kirana" ucap pak butet setelah kirana menolak bibirnya dan di balas kirana dengan tersenyum manis ke pak butet




"ahh bu kirana aku mau keluar" ucap pak butet semakin kasar menggenjot dengan tubuh kirana yg tersentak sentak ke atas dan tampak pasrah dengan perlakuan kasar pak butet



"jangan di dalam pak" ucap kirana di tengah tanda2 orgasmenya yg ketiganya





"ahhhh, heghhkkk!!" desah pak butet sambil menghujamkan kontolnya dalam2 dan sedetik kemudian mencabutnya




crott!!crottt!! 5x semburan kontol pak butet di arahkan ke perut kirana dan sebagian mengenai dada putih mulus kirana dan ada jg yg mengenai dagunya berbarengan dengan pak butet menyemburkan spermanya memek kirana jg squirt ketika mendapatkan orgasme ketiganya



tubuh tambun pak butet kemudian ambruk dan menindih tubuh ramping kirana yg tampak merasa nyaman ketika di tindih oleh tubuh sopir tuanya



hah!!hah!! suara nafas pak butet yg terdengar di telinga kirana ada seurat senyuman tipis di bibir kirana ketika dahaganya selama ini dapat dipuaskan oleh pak butet



kirana tampak merasa nggak menyesali melakukan perzinahan dengan sopir tuanya karna dirinya merasa arga malah menjauh darinya ketika kirana memintanya untuk membantunya




******


"kerja bagus sayang, kamu memang g pernah ngecewain papa" ucap tuan sanjaya dan mengecup pucuk kepala putri kesayanganya yg hanya duduk diam di sofa ruang kerjanya




tuan sanjaya tampak sangat senang dengan kehadiran arga di rapat para pemegang saham walaupun sempat tadi dirinya sedikit terusik dengan omongan istrinya





"mas sekarang boleh menang, tapi liat aja nanti kemana anak itu akan berlabuh" ucapan sukma di ruangan rapat dan langsung melengos tanpa melihatnya



tuan sanjaya masih mengingat ucapan sukma yg kini terngiang2 di telinganya dan berusaha mengabaikanya saja karna menurutnya bukan hal yg penting baginya




sekarang tuan sanjaya akan fokus untuk merayakan keberhasilanya yg sukses membawa kirana kembali ke kehidupanya walaupun saat ini dirinya masih selangkah untuk bisa kembali bersama dengan wanita yg masih ada di hatinya



"sayang kamu kog diem aja" tanya tuan sanjaya yg merhatiin putrinya yg hanya duduk diam dan melamun



"sayang, aurel" ucapnya dan memegang pundak putri kesayanganya




"ehhh papa" ucap aurel setelah sadar



"kamu kenapa? kamu sakit?!" tanya tuan sanjaya yg melihat gelagat aneh putri cantiknya tersebut




"maaf pa, aurel g pa2 kog" ucap aurel berusaha sedikit tersenyum walaupun perasaanya saat ini sedang g enak



aurel masih memikirkan kenapa dirinya merasa lemah dan g berdaya jika di tatap oleh adiknya sendiri aurel belum pernah mengalami seperti ini dalam hidupnya dan semakin membuatnya terobsesi dengan arga adiknya sendiri yg baru2 ini di temuinya dalam hidupnya



"ya sudah, kalo kamu g enak badan kamu boleh pulang duluan hari ini" ucap tuan sanjaya yg bakalan tau aurel pasti akan menolaknya



"oke pah aku pulang, kayaknya badan aku lagi g fit" jawab aurel yg membuat tuan sanjaya kaget dan tersenyum ke putinya yg kelihatan g bersemangat


tuan sanjaya sering menyuruh aurel yg kelihatan kurang sehat tapi aurel selalu menolak setiap omonganya dan lebih memilih menjaga sikap profesionalnya dalam bekerja


"ya udah kamu mampir ke dokter spesialis papa ya"



"papa seneng akhirnya kamu mau ngedengerin omongan papa" lanjut tuan sanjaya merasa bangga karna bisa membuat aurel menuruti omonganya




aurel yg berwatak keras memang selalu menentang siapaun yg menyuruh2nya termasuk tuan sanjaya aurel hanya ingin membuktikn ke semua orang bahwa dia bisa sukses di karirnya tanpa campur tangan tuan sanjaya




"ga usah pa aku mau pulang aja" ucap aurel datar dan kemudian beranjak dari duduknya dan memeluk tubuh tuan sanjaya




"aku duluan pa" ucap aurel sambil berlalu




tuan sanjaya menggelengkan kepalanya baru kali ini dia melihat putrinya yg seperti malas buat melakukan sesuatu



"mau kemana tuh anak" gumam aurel lirih sambil melangkah keluar ruangan



aurel sebenarnya sedang berbohong ke papanya dia sebenarnya ingin menyusul arga yg saat ini sedang pergi dengan istri pemilik grup keluarga wijaya dan menyuruh orang2nya untuk membuntuti kemana mereka pergi



aurel mengingat lagi ketika arga yg tiba2 pergi bersama widia dan berusaha akan menghadangnya dan aurel menghentikan langkahnya saat tiba2 papanya memanggil dirinya


tut!!tut!!tut!! suara dering telpon aurel yg berusaha menghubungi orang suruhanya



"dimana mereka?" tanya aurel setelah telponya terhubung ke orangnya




"di rumah sakit!!" teriak aurel kaget dan membuat orang2 kantor memandang ke arahnya





******



"maksud kamu??" suara teriakan terdengar di kuping arga




widia begitu kaget dengan persyaratan terakhir yg di berikan oleh arga ketika mereka berdua saat ini sedang berada di parkiran sebuah rumah sakit terbesar di kota ini



arga tadi memang sengaja memintanya untuk mengantarkanya ke tempat brian sedang di rawat dan akan memberi tahu satu lagi persyaratan setelah tiba di sana tapi widia g menyangka persyaratan supaya arga mau memaafkan kesalahan anaknya adalah seperti ini


"apa ada masalah nyonya" ucap bodyguard widia yg sedang duduk di belakang kemudi dan hanya memandang ke arah depan



"g ada apa2, ahhh" ucapnya mencoba mati2an menahan desahanya ketika gunung kembarnya yg masih tertutupi dengan jas saat ini sedang di remas2 oleh arga yg kelihatan menikmati momen saat melecehkan dirinya




selama perjalanan ke rumah sakit ini tangan arga memang g pernah diam dan menjelajahi setiap jengkal bagian tubuh ibu temanya yg berusaha mati2an menahan desahanya




arga memang berniat untuk menghancurkan harga dirinya dan arga ingin mengetahui seberapa tabahnya dia jika di perlakukan dengan semena2 oleh teman anaknya




"nggak!! aku g mungkin ngelakuin itu di tempatnya brian" ucapnya sedikit berbisik sambil menggigit bibir bawahnya ketika merasakan sensasi remasan tangan arga yg jg mulai mengelus2 paha mulusnya yg masih tertutup rok pendeknya yg sedikit di bawah lutut




arga terkekeh dirinya begitu menikmati setiap keangkuhan dan kesombongan perempuan di sampingnya yg berusaha tetap tenang ketika bagian sensitif tubunya sedang di raba2 oleh tangan arga





"ahhhh" desahnya sambil menggelengkan kepalanya dan menutup rapat2 mulutnya dengan kedua tanganya



tangan arga tampak mulai menelusup masuk ke dalam roknya dan merabai pahanya yg tersa mulus di telapak tangan arga widia makin panik saat tangan arga mulai merambat nauk dan menyentuh bagian depan celana dalamnya



widia menggelengkan kepalanya dan seperti memohon ke arga supaya menghentikan aktifitas mesumnya yg tengah mengelus2 memeknya dari luar celana dalamnya




arga yg melihatnya tampak sedikit kesal dan dengan sedikit kasar jari telunjuknya tetap dia garuk2kan di memek ibu temanya yg saat ini terasa mulai basah




"jika ibu g mau ya sudah sampe di sini saja" ucap arga pura2 kesel dan mengeluarkan tanganya dari dalam roknya widia



widia terlihat kebingungan di samping dirinya yg sekarang sudah terpancing birahinya tapi di sisi lain g mungkin dia melakukanya di samping anaknya yg saat ini masih koma



"oke aku mau balik" ucap arga kemudian tanganya meraih pintu mobil dan akan membukanya



"baik akan aky turutin semua kemauan kamu" ucapnya sambil menundukan wajahnya karna widia merasa malu dan membuat hancur harga dirinya dengan apa yg barusaja di ucapkanya



sementara dari tadi body guard widia hanya mendengarkan suara2 aneh dari nyonya majikanya dan hanya berani menatap dari kaca spion dan melihat bocah yg duduk di belakan dengan majikanya sedang melakukan sesuatu ke nyonya majikanya



"kamu tunggu di mobil" ucap widia kedirinya yg masih g mengetahui bahwa majikanya saat ini sedang di lecehkan oleh seseorang




"baik nyonya widia" ucapnya sambil mengangguk ke nyonya majikanya




kemudian dia melihat dari kaca spion majikanya tampak turun berbarengan dengan pemuda yg usianya sama dengan anak majikanya dan dengan kurang ajarnya dia berani memegang tangan majikan yg begitu di hormatinya dan menyeretnya dengan paksa untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah sakit




"siapa dia, berani banget kaya gitu sama nyonya widia" gumamnya lirih masih terus melihat nyonya majikanya yg saat ini berjalan sambil tanganya di seret oleh seorang cowok yg kelihatan masih SMA
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd