Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Cinta dan Kebohongan

Yok lanjut hu
Di forum semprot cerita Ntr ndk bnyk yg update
Jd kekurangan asupan bacol nih
 
CH 22





ibarat pepatah nasi sudah menjadi bubur itulah yg di alami oleh pak butet saat ini dirinya begitu gelisah setelah dengan penuh kesadaran telah mengenjot dan menandai tubuh wanita yg jg begitu di inginkan oleh bos besarnya



pak butet hanya bisa berharap semoga perbuatan mesum mereka berdua g ada yg mengetahuinya terutama tuan sanjaya yg bisa dengan mudah menghancurkan hidupnya dan bahkan bisa mengancam kedamaian keluarganya



tapi pak butet menyangkal semua gelisah di hatinya ketika matanya kembali menatap tubuh yg tergolek dengan indah di sampingnya



kirana saat ini sedang tertidur pulas di samping pak butet setelah baru saja mendapat kepuasan batin dari sopir tuanya yg sudah lama mengabdikan dirinya ke kirana



pak butet masih mengingat betul betapa nikmatnya jepitan lobang memek kirana ketika menggenjotnya dengan kasar dan membuat selangkanganya kini kembali berkedut



pak butet masih g menyangka di dalam hidupnya bisa menikmati tubuh indah dan sempurna milik majikanya yg terlihat anggun dan kalem di mata para karyawan toko butiknya



pak butet menghembuskan nafasnya dengan kasar setelah mobil yg di kendarainya berhenti di halaman rumah kirana dan sekali lagi matanya kembali memandangi wajah ayu kirana yg begitu damai saat tertidur pulas dengan posisi meringkuk



pak butet tanpa berkedip memandangi tubuh kirana dan teringat kembali kata2 kirana tadi di parkiran mall




"pak butet ingat yah jangan sampe arga mengetahui perbuatan kita, pak butet harus hati2!" ucap kirana dengan mimik muka cantiknya saat sedang serius



"pak butet kita pulang aja ya g usah ke butik lagi" lanjut kirana tersenyum penuh kepuasaan ke pak butet sambil tanganya tengah sibuk membenahi bra dan gamisnya yg di acak2 oleh pak butet



hah!! sekali lagi pak butet menghembuskan nafasnya dengan kasar bukan masalah ketahuan dengan adenya saja yg di takutkan pak butet saat ini tapi pak butet juga was2 perbuatanya bakalan di ketahui oleh tuan sanjaya yg hingga detik ini masih menyimpan perasaan untuk kirana di dalam hatinya




"bu kirana" pak butet mencoba membangunkan majikanya "kita udah nyampe"pak butet memandangi wajah kirana yg terlihat cantik dan anggun walaupun dalam kondisi tertidur



mata pak butet kembali menelusuri betapa indah bentuk tubuh majikanya yg tertidur pulas dengan senyuman kepuasan tergambar di wajahnya tanpa sadar tangan pak butet memegang bagian pipi kirana dan mengelusnya pak butet kembali membayangkan saat dirinya tengah menggenjot tubuhnya tadi



"ehhmmm" kirana bergerak dan sedikit menggeliat setelah merasakan sesuatu menyentuh pipinya buru2 pak butet menarik tanganya karna takut ketahuan sedang mengelus pipi majikanya





"ekhemm" kirana berdehem dan mengerjapkan matanya kemudian dia melihat pak butet yg sedang memandang ke depan





"udah nyampe pak" tanya kirana sambil melihat ke luar





"sudah bu kirana" ucap pak butet sedikit gagap




"hmm, ya udah aku ke dalam dulu ya" ucap kirana tersenyum manis ke pak butet yg masih memandanginya




"makasih ya pak" ucap kirana tersenyum penuh arti ke sopir tuanya tersebut





"i-iya bu kirana"





kirana kemudian keluar dari mobilnya dan mendongakkan wajahnya yg ayu ke dalam "pak butet, kita bener2 harus tutup rapat rahasia kita" ucap kirana dengan mimik muka yg serius




kirana merasa takut akan perbuatanya yg bakalan di ketahui oleh arga kirana sadar dirinya harus lebih hati2 sekarang jika ingin perbuatan mesumnya g kecium oleh anaknya



brakk!! bunyi pintu mobil yg di tutup oleh kirana, mata pak butet g berkedip memandangi tubuh bagian belakang dan pantat montok milik majikanya yg tadi belum sempat di rasakan olehnya





"sial memang indah sekali wanitamu tuan sanjaya" gumamnya lirih sambil memandangi tubuh bagian belakang kirana saat sedang berjalan dengan anggunya







******





"kamu tau kan alasan kita berdua berada disini hanya untuk menengoknya" ucap arga saat melihat widia yg dari tadi hanya diam semenjak memasuki ruangan tempat brian di rawat, widia semakin erat menggenggam tangan anaknya ketika mendengar ucapan arga yg berdiri tak jauh di belakangnya





"apa g ada cara lain untuk menebus semua kesalahanya" ucap widia datar tanpa menoleh ke arga




"aku g bisa melakukanya di sini" lanjut widia lirih dan matanya mulai berair




widia yg tadi sudah mencoba memantapkan hatinya sebelum memasuki ruangan ini menjadi ragu setelah melihat kondisi anaknya yg tergeletak lemah dan belum sadar dari komanya




emosi arga sedikit terpancing ketika mendengar penolakan widia yg menurutnya hanya membuang buang waktunya dan menolak keinginanya




arga ingin segera mengobati rasa perih di hatinya dengan cara memperlakukan widia sama seperti apa yg sudah di lakukan oleh brian cowok yg sudah melecehkan satu2nya wanita yg begitu di sayanginya




"kyaahh" teriak widia kaget saat merasakan gunung kembarnya tiba2 di remas oleh arga dari arah belakang
arga tampak memepetkan tubuhnya ke widia dan tanganya meremas dengan kasar gundukan montok milik widia yg masih terhalang pakaian yg di kenakanya




"lepaskan!! aku g mau melakukanya di sini" widia terperanjat dan mencoba menghentikan tangan arga yg masih berusaha meremas gunung kembarnya, widia mencoba menahan birahinya sekuat tenaga dan mencoba meronta dari dekapan arga yg tengah mengungkungnya




arga tampak g peduli dengan penolakan widia tanganya semakin aktif menggerayangi bagian sensitif tubuh widia sambil matanya melihat brian yg masih belum ada tanda2 akan bangun dari tidur panjangnya




"ahhh" desah widia lirih mencoba menahan birahinya widia merasa malu jika ketahuan menikmati pelecehan yg sedang di alaminya





"ahh, argaa.. jangan aku mohon" teriak widia kebingungan saat tangan arga malah mulai memelorotkan jasnya widia tanpa kesulitan karna widia yg memang jarang mengancingkan jasnya




arga tampak g peduli dengan ucapan wanita cantik di depanya dan dengan cekatan tanganya kembali di arahkanya ke gunung kembar widia dan meremasnya dengan kasar





"ahh jangan" desah widia saat tangan arga yg satunya mulai memreteli kancing blues warna biru muda yg di saat ini masih menempel dan menutupi tubuh indahnya




"tubuh kamu cantik banget" ucap arga saat memelorotkan pakaian widia dan matanya melihat pundak putih mulus widia dari atas




arga menelan ludahnya ketika melihat payudara montok widia yg masih terbungkus bra warna hitam yg sangat kontras dengan warna kulitnya yg putih mulus tanpa cacat



arga g menyangka di dunia ini ada yg menyamai level kemulusan kulit maminya yg saat itu pernah di lihat oleh arga saat kepergok tengah berbuat mesum beberapa minggu yg lalu




widia g bisa menahan lagi air matanya ketika tubuhnya sedang di gerayangi di depan anaknya yg saat ini sedang terbaring lemah di ranjang widia merasakan sesak di dadanya yg hanya bisa pasrah saat tubuhnya kini mulai di telanjangi oleh arga




arga yg melihat widia mulai menangis semakin bersemangat melecehkanya tanganya kini dengan leluasa meremas dan meresapi kekenyalan gunung kembar widia yg masih terhalang penyangga gunung kembarnya




"jangan aku mohon" cegah widia saat tangan arga tiba2 menarik branya ke atas dan seketika toket mulus widia menyembul keluar tanpa penghalang apapun




arga menghentikan aksi menggerayangi tubuh widia dan kini matanya fokus memelototi gunung kembar montok milik widia yg begitu mengundang rasa penasaranya, arga tampak semakin bersemangat ketika melihat gumpalan daging milik widia yg begitu indah dengan ujung boba sebesar ujung spidol yg berwarna kecoklatan tampak mengacung tegak menantang arga untuk menyentuhnya




widia tampak pasrah dia sepertinya sudah g bisa lagi menghentikan aksi arga yg bakalan menggagahinya di depan anaknya yg saat ini belum sadar dari komanya




tanpa mempedulikan widia yg kini meneteskan airmatanya arga langsung mengarahkan tangan ke gundukan kembar milik widia dan meremasnya, arga merasakan tubuh widia yg bergetar dan terisak





arga tampak g peduli dengan kondisi widia yg menangis dan terus meremas toket montok milik widia dengan kasar sambil jari jempol dan telunjuknya mencubik dan menarik2 ujung boba milik widia yg perlahan mulai mengeras tanda birahi widia mulai naik




arga tersenyum ketika merasakan dada montok widia yg menegang, arga tau saat ini wanita cantik yg sedang sesenggukan di depanya sedang mencoba sekuat tenaga menahan birahinya





"ahhh" desah widia yg akhirnya lolos ketika arga tiba2 menyentil ujung bobanya yg mengacung tegak arga tampak semakin bersemangat untuk mencabuli ibu dari temanya yg sudah membuat luka di hatinya





arga kemudian beringsut ke depan dan menggeser tubuhnya dan berdiri di samping widia arga nampak membungkukkan badanya dan mendekatkan kepalanya widia yg melihat tingkah arga tampak panik widia tau apa yg saat ini di inginkan oleh cowok yg masih seumuran anaknya




"ahhhhh" desahnya ketika ujung bobanya di caplok oleh arga, "jangan, ahhh" widia mencoba mendorong kepala arga yg menempel di gunung kembarnya, widia menutup mulutnya mencoba menahan desahanya widia hanya malu jika terlihat menikmati kelincahan mulut arga




tubuh widia bergetar merasakan lidah dan mulut arga yg bermain main di ujung bobanya, widia sudah lama g merasakan sensasi gunung kembarnya yg di jamah oleh laki2



arga yg mengetahui widia mulai menikmati tampak bersemangat dan kembali melanjutkan aksinya menyusu ke gumpalan daging montok milik widia, mulut arga bergantian mencaplok ujung boba widia dan merasakan tubuh widia yg bergetar hebat menahan sensasi nikmat di pucuk gunung kembarnya




"ahhh" desah widia lirih ketika masih mencoba menolak pelecehan yg sedang di alaminya dan akhirnya pertahanan widia mulai runtuh ketika merasakan mulut dan lidah arga yg begitu lihai memancing birahinya




widia merasakan memeknya kini mulai terasa gatal dan berkedut widia tampak pasrah dan malah memegang belakang kepala arga dan membenamkanya di dadanya




"ehhh" ucap widia kaget saat tiba2 kenikmatan yg di rasakan olehnya menghilang widia merasa sedikit kecewa ketika tiba2 arga malah menghentikan aksinya yg sedang menyusu di gunung kembarnya




"kenapa? ibu mau lanjut?" ucap arga dengan nada sedikit mengejek ke widia arga menangkap raut wajah widia yg seperti kecewa karna tiba2 dirinya menghentikan aksi mencabuli gunung kebarnya




"aku kira ibu g suka jika di lecehkan di depan anak ibu" lanjut arga sambil menatap mata widia yg sedikit sembab dan mendekati wajahnya arga kemudian mengusab bulir airmata yg tersisa sedikit di ujung mata widia




"bukanya tadi ibu menolak?" seringai arga di depan muka widia dan kemudian widia menundukan wajahnya dengan tanganya yg saling menggenggam




widia kembali tersadar dan merasa malu dan di rendahkan oleh arga widia hanya bisa menunduk tanpa berani menatap mata arga




arga kemudian mendongakkan wajah widia dan sedetik kemudian arga mendekatkan bibirnya dan melumat bibir widia yg kini hanya diam dan pasrah mengikuti kemauan arga





widia merasakan bibir arga yg melumatnya dan tiba2 dia teringat dengan seseorang ketika mulai merasakan sentuhan bibir arga, widia tanpa sadar mengalungkan tanganya ke bagian belakang leher arga dan kini widia malah berbalik melumat bibir arga dengan agresif




arga yg kaget mencoba melepaskan lumatanya namun terhalang oleh tangan widia yang melingkar di lehernya arga yg sudah berpengalaman soal menghadapi wanita tanpa menunggu lama akhirnya bisa mengimbangi lumatan bibir widia



mereka berdua berciuaman dengan panas di depan brian dan seolah widia sudah lupa dengan keraguanya tadi
dan terus melanjutkan aksi bertukar air liur arga melepaskan lumatanya dan melihat tatapanya widia yg sekarang tampak begitu menginginkan arga untuk menggagahinya




arga menatap bola mata widia yg terlihat sayu dan begitu menginkan sesuatu yg lebih dari ini arga kemudian mengarahkan tanganya ke paha widia yg tertutup stocking warna senada dengan kulit pahanya widia hanya diam saja saat arga elusan telapak tangan arga dengan perlahan mulai naik ke arah selangkanganya





widia menggigit bibir bawahnya dan sedikit menggelengkan kepalanya saat tangan arga mulai menelusup masuk kedalam roknya dan tangan itu perlahan semakin naik menuju daerah paling sensitif di tubuhnya





"ahhh" desah widia lirih ketika memeknya di sentuh dan di elus walaupun masih terhalang stocking dan cd yg masih menutupi area selangkanganya




"hmm, ibu sudah basah" bisikan arga pelan di kuping widia dan membuat badan widia meremang merasakan hembusan nafas arga yg mengenai kupingnya





"uhhhh" widia mendongakkan wajahnya merasakan sensasi gesekan nikmat di selangkanganya widia sudah lupa bahwa saat ini sedang berada di ruangan tempat anaknya di rawat




arga kemudian beringsut dan jongkok di depan widia tanganya kemudian menaikkan rok selutut milik widia dan dengan cekatan arga membuka lebar paha widia agar duduk mengangkang





arga menelan ludahnya menyaksikan pemandangan indah yg menaikkan birahinya tanpa aba2 tangan arga langsung memegang cd widia dan menggeseknya dengan pelan




"ahhh" desah widia sambil mendongakkan wajahnya badanya bergetar merasakan kembali sensasi yg sudah lama dia lupakan, widia memang selalu enggan jika di ajak bercinta oleh suaminya sendiri yaitu hanung wijaya




arga tampak kagum memperhatikan raut wajah widia yg keenakan dan dengan semangat tanganya terus mencabuli bagian paling sensitif dari tubuh widia





"jangan" ucap widia lirih dan menggelengkan kepalanya ketika tangan arga mencoba menarik stokingnya, widia hanya menggigit bibirnya ketika arga berhasil melucuti stokingnya




"ahhh" desahnya kembali ketika tangan arga mengelus memeknya yg kini hanya terhalang cd berenda warna hitam yg menutupi bagian selangkangan widia




"argaa" ucapnya sambil menahan tangan arga yg mencoba menarik satunya2 penghalang yg menutupi bagian sensitif widia, arga kemudian memegang kedua tangan widia dan dengan sebelah tanganya arga menarik sedikit paksa celana dalamnya widia yg tampak sudah basah terkena cairan lobang kenikmatan milik widia



"gaaa" ucap widia lirih dan terlihat malu2 saat arga berhasil menelanjangi bagian bawah tubuhnya, widia mencoba melepaskan genggaman tangan arga dan mencoba menutupi bagian memeknya




widia kemudian memandangi wajah arga yg tampak bengong saat menatap memeknya yg sedang di tutupi oleh kedua tanganya





"ibu jarang bercukur?" ucap arga tersenyum saat melihat memek widia yg berbulu cukup lebat dan ada bagian yg sedikit menonjol keluar tanda widia benar2 sedang sange



widia tampak sangat cantik ketika malu2 dan berusaha menutupi memeknya yg berbulu cukup lebat dengan kedua tanganya arga tampak sudah g bisa lagi menahan nafsunya dan segera menggeser tangan widia agar bisa melihat sesuatu yg berusaha di tutupi oleh widia





"jangan, aku mohon" tolak widia saat tanganya di geser oleh arga yg langsung terbengong melihat indah bentuk selangkangan widia yg begitu mengundang birahinya




"ahhh" desah widia sambil menutup mulutnya saat memeknya tiba2 di sentuh oleh jari telunjuk arga dan menggesek2nya




"lihat memek ibu sudah basah" ucap arga sambil menunjukkan jari telunjuknya yg basah terkena cairan lobang memek milik widia




widia tampak malu dan memalingkann wajahnya dan tak sengaja malah memandang ke arah brian yg sedang terbaring lemah, dada widia berdesir ketika melihat anaknya dalam kondisi dirinya sedang berbuat mesum di depanya





"akhhkkk" widia mendongakkan wajahnya karna kaget tiba2 merasakan memeknya kini sedang di masukin jarinya arga, badan widia bergetar merasakan sensasi tusukan pelan jari arga yg mengobel2 memeknya





"ibu suka" ucap arga sambil mengorek2 isi memeknya widia dengan tangan yg satunya masih menggenggam kedua tangan widia dengan pinggulnya yg bergerak tidak beraturan






"hahhh" desah widia panjang ketika arga mempercepat tusukan jarinya dan membuat suara kecipak yg terdengar dinseluruh ruangan




"ahhh gaaa" teriaknya lirih dan menyentak2kan pinggulnya ketika widia merasakan orgasmenya yg akan datang




"ehh" widia kaget ketika arga tiba2 menghentikan tusukan jarinya, widia merasa kecewa ketika gagal merasakan orgasme pertamanya




"aku g akan membiarkan ibu keluar dulu" ucap arga sedikit tersenyum ketika melihat widia yg menatapnya tajam, widia terlihat marah ke arga yg terang2ngan sedang menggodanya dan mengejeknya




"lepaskan" teriak widia menghempaskan tangan arga dan menurunkan kakinya yg sedang mengangkang lebar2 terlihat memeknya yg berbulu tampak basah dan ada sedikit cairan yg merembes keluar





widia kemudian membenahi posisi roknya dan menariknya ke bawah tak lupa widia jg menarik branya dan membenahi gunung kembarnya yg bergoyang ke kanan dan kiri tanpa penghalang apapun



"apa yg ibu lakuin?" tanya arga menghentikan aksi widia dan memegang kedua tanganya



widia hanya diam saja dan mengepalkan kedua tanganya widia terlihat begitu marah dan terlihat malu ketika perasaanya sedang di permainkan oleh arga



"kita belum selesai" lanjut arga menarik paksa widia agar berjongkok di depanya




"ibu belum lupa kan dengan kesepakatan kita berdua" ucap arga sambil menatap mata widia yg sedang menatapnya dengan tajam




widia tampak cantik ketika sedang marah2 dalam keadaan birahinya yg sedang naik arga hanya terkekeh dan pura2 tidak tahu dengan kemarahan wanita cantik yg saat ini sedang berjongkok di depan selangkanganya




"kenapa cuma diam, ibu mau jongkok seharian di situ?" ucap arga sambil merhatiin tingkah lucu widia yg sedang marah kepadanya




dengan sedikit enggan tangan widia mulai menyibak seragam arga dan mencari ikat pinggangnya arga dan membuka pengaitnya



arga memperhatikan widia yg mulai melepas pengait celana abu2nya tangan widia dengan cekatan menarik resleting arga dan memelorotkan celana abu2 milik arga




g pernah widia sangka dalam hidupnya dia bakal menyerah dengan anak ingusan seperti arga walaupun arga bukanlah cowok muda biasa karna dia merupakan pewaris tunggal kekayaan perusahaan konglomerat Asan grup



widia yg masih kesal tetap melanjutkan aksinya dan dirinya begitu kaget ketika menatap tonjolan besar diselangkangan arga yg masih tertutup celana kolornya dan dengan dada yg bergemuruh widia mulai memelorotkan celana kolornya




tampak sebuah pentungan besar baru saja mencuat keluar dan kini mengayun2 dengan gagah di depan wajah widia yg berjarak cuma beberapa centi, widia g menyangka cowok semuda arga memiliki barang yg mengerikan yg terletak di antara kedua kakinya





"gede banget" batin widia kaget dan tanpa sadar langsung menggenggam batang kejantanan arga yg bergerak2 di depan wajahnya




"ahhh" desah arga merasakan kelembutan telapak tangan widia yg mengurut kontol jumbonya




dada widia berdesir ketika mengocok kontol jumbo arga yg semakin membuat mulutnya penasaran untuk segera merasakan rasa kontol jumbo milik arga





"hummphh" tanpa menunggu perintah arga widia langsung memasukkan kontol jumbo arga kemulutnya widia mendiamkan sebentar dan setelah beradaptasi widia mulai memaju mundurkan mulutnya tampak arga mendesah dan mendongakkan kepalanya




"ahhh gede banget" batin widia sambil melepaskan kulumanya dan kembali memasukkan kontol jumbo arga kemulutnya





walaupun widia tipe wanita yg enggan melakukan aksi ini tapi widia g tau kenapa dirinya mau2nya memasukkan kontol arga ke mulutnya tanpa di minta oleh arga



widia merasakan kontol arga yg berkedut2 di mulutnya dan widia merasakan betapa tebalnya kontol cowok yg seumuran dengan anaknya




arga merasakan mulut widia sangat lihai dan g sebanding dengan cewek2 yg sudah pernah menyepong kontolnya menurutnya level widia berada di atas cewek2 yg pernah merasakan kontolnya yg menyumpal mulut mereka





"ahhh" desah arga ketika widia jg menjilati biji yg menggelantung di selangkngan arga tanpa rasa jijik sedikitpun widia tanpak semakin terbawa arus birahi dan kini tanpa malu2 lagi mulai menunjukkan sisi binalnya di depan arga




"tunggu" perintah arga dan memundurkan kepala widia yg sedang menikmati kontol jumbonya




"nyaris saja gua keluar di mulutnya" batin arga yg g rela jika gagal menikmati jepitan lobang memek widia




arga menarik tubuh widia agar berdiri tanpak arga menggeser tubuhnya dan duduk di kursi yg tadi sempat diduduki oleh widia




widia yg mengerti dengan maksud arga tampak malu2 dan mendekat ke arga yg sedang duduk dengan kontol jumbonya yg mengacung tegak bak mercusuar




"aku g bisa"tolak widia lagi setengah berpura2 karna kali ini widia begitu menginginkan kontol jumbo arga untuk mengaduk2 lobang memeknya





widia hanya masih gengsi jika terlihat juga menginginkan ini walaupun sebenarnya arga sudah tau jika widia saat ini benar2 sedang sange berat dan menginginkanya



"aahh" teriak widia saat arga yg sudah g mau bertele2 langsung menarik paksa tangan widia



arga kemudian memposisisikan kontol jumbonya tepat di depan memek widia yg terlihat sudah penuh cairan yg merembes keluar



"uhhhhh" desah widia saat kontol jumbo arga menyentuh bibir memeknya widia tampak menggigit bibirnya dia sudah g lagi memikirkan anaknya yg sedang berbaring lemah tak jauh dari dirinya yg sedang mengangkangi tubuh arga



blesss!!! akhirnya sakit hati yg dirasakan oleh arga berhasil dia balaskan ketika kontol jumbonya berhasil menembus lobang memek widia




"ahhhh" desah kedua insan yg terpaut umur cukup jauh ketika kepala kontol arga mulai masuk perlahan tubuh widia merinding merasakan kontol jumbo arga yg terasa penuh ketika perlahan menembus lobang kenikmatanya



arga menengok ke arah brian yg sedang tertidur lemah dengan senyuman di bibirnya sambil memeluk tubuh telanjang dari wanita yg sudah melahirkan cowok yg sudah melecehkan maminya



tampak kepuasan di hati arga ketika berhasil menggagahi widia di depannya langsung walaupun saat ini brian sedang g sadarkan diri





"uhhhh, pelan2" ucap widia lirih merasakan ngilu di lobang kenikmatanya yg sempit karna sudah lama g ada yg menjelajahi kedalaman lobang kenikmatanya




widia sudah tampak g peduli dan benar2 melupakan anaknya dan memilih mengikuti nafsunya widia sudah melupakan di mana dirinya sekarang dan lebih fokus merasakan kontol jumbo arga yg perlahan memasuki lobang kenikmatanya





"huphhmm" desah widia menutup mulutnya saat arga terus menekan pinggulnya ke bawah agar kontol jumbonya semakin menyeruak masuk menembus lobang memek widia




tubuh widia meremang merasakan sensasi yg sudah lama dia lupakan dan kini saat merasakan kembali widia bertemu dengan kontol jumbo yg menyebabkan rasa ngilu di lobang kenikmatanya



"sebentar jangan di gerakin dulu" ucap widia mencoba beradaptasi dengan ukuran jumbo kontolnya arga



"ahhhh" desah widia saat arga tiba2 malah menyentakkan kontol jumbonya dan akhirnya kontol jumbo milik arga berhasil masuk seluruhnya menembus lobang memeknya



tanpa menunggu kesiapan widia arga langsung menggerakkan pinggulnya dan membuat tubuh widia bergetar sekaligus merinding merasakan sensasi ngilu yg bercampur kenikmatan



"ahhh, hagh,,hagh" desah widia di pangkuan arga yg dengan kasar menghujamkan kontolnya semakin dalam, widia merasakan memeknya begitu penuh dan semakin hanyut terbawa nafsu kali ini widia tanpa malu lagi mulai mendesah dan mulai mengarahkan bibirnya untuk menciumi area leher jenjang milik arga



"cup, slrupp!! slrup!! bunyi lumatan bibir widia di bibir arga widia tampak mulai agresif sambil pinggulnya dia naik turunkan dengan liar



arga merasakan jepitan memek widia semakin sempit dan mengetahui jika sebentar lagi widia akan mencapai puncak dan semakin mempercepat hentakan kontol jumbonya




"aghh arga" desah widia semakin mempercepat gerakan naik turunya



"aku nyampe, ahhhhh" desah widia dengan tubuhnya yg tersentak sentak saat mendapatkan orgasme pertamanya tubuhnya begitu lemas dan ambruk memeluk tubuh arga



"hahh hahh hahhh" suara hembusan kasar nafas widia yg mencoba mengembalikan lagi kesadaranya




"uhhh" desah widia saat arga melepaskan pelukanya dan memandang ke arahnya arga sambil tersenyum widia malah mengusap pipinya arga dan sedetik kemudian widia kembali melumat bibir arga



"ahhh" desah widia saat melepaskan lumatanya di bibir arga



"aku mau nyoba posisi lain" ucap arga dan mengankat pinggul widia agar kontol jumbonya terlepas dari memeknya widia



plopp!! bunyi kontol arga yg terlepas dari memeknya widia




"ibu g mau jangan di sini ya, ibu mohon" ucap widia saat arga yg menyuruhnya untuk mendekat ke arah ranjang brian




"ibu g usah membantah dan turutin semuanya" ucap arga dengan nada sedikit meninggi



"tapi.. uhhh" ucap widia terhenti saat melihat wajah anaknya yg saat ini semakin dekat denganya widia menoleh ke samping dan g sanggup melihat wajah brian yg matanya tertutup rapat



"g usah tapi2an, mundurin bokong kamu" ucap arga yg menyuruh widia untuk menungging dengan tanganya yg bertumpu di ranjang brian



arga ingin menggagahi tubuh widia di depan muka brian dan membalas setiap rasa perih dan sakit hati yg selama ini di rasakan olehnya




tanpa arga dan widia ketahui sejak tadi ada sepasang mata yg sedang menyaksikan perbuatan mereka berdua, aurel sangat syok ketika melihat adegan di depan matanya, baru kali ini aurel melihat langsung seseorang yg sedang bercinta





aurel menyaksikan betapa liarnya widia saat sedang menunggangi arga di depan anaknya sendiri yg sedang terbaring koma



mata aurel tanpa berkedip menyaksikan setiap adegan live di depanya, mata aurel fokus menatap kontol arga yg kini sedang menghujam dengan kasar memek widia yg tubuhnya terdorong hingga ke depan meskipun tanganya widia sudah bertumpu dan memegang dengan erat tepian ranjang tempat brian di rawat


aurel g menyangka widia bisa berbuat seperti itu di depan anaknya yg saat ini sedang dalam masa kritis aurel melihat ranjang tempat brian berbaring kini begoyang dengan keras akibat hujaman kontol jumbo arga yg menubruk selangkangan milik widia dan membuat suara decitan dan kecipak selangkangan widia memenuhi seluruh ruangan ini



"hagh,hagh,,ahhhhhh" teriak widia mendongakan wajahnya tubuhnya tersentak sentak saat mencapai orgasme keduanya



aurel menutup rapat mulutnya dengan kedua tanganya saat melihat tubuh widia yg tersentak sentak dan melihat raut kepuasan dari wajahnya aurel tanpa berkedip terus menyaksikan setiap adegan panas mereka berdua yg membuatnya begitu penasaran




"aku nyampe, heghhkk" teriak arga mempercepat sodokan kontol jumbonya dan menghentakkan sedalam2nya ke memeknya widia



aurel hanya melongo dan semakin rapat menutup mulutnya ketika menyaksikan arga yg mendongakkan wajahnya dengan raut muka arga yg terlihat begitu puas dan seketika tubuhnya ambruk menimpa tubuh montok widia sambil arga melingkarkan tanganya ke perut widia dan memeluknya




aurel mendengar deru nafas mereka berdua dan melihat tubuh mereka berdua yg mengkilat karena keringat akibat adegan panas yg di lakukan oleh mereka




aurel masih g menyangka arga yg terlihat polos di matanya ternyata bisa bersikap liar seperti ini aurel kemudian melihat arga yg menarik kontol jumbonya dari dalam memek widia dan seketika itu jg memek widia mengeluarkan cairan kental yg jg baru pertama kali ini di saksikan oleh aurel





hanya terdengar suara deru nafas mereka berdua setelahnya dengan widia yg masih ambruk dan mencoba mengatur nafasnya yg ngos2san sedangkan arga memundurkan tubuhnya dan menempelkan bokongnya ke kursi yg tergeletak tak jauh darinya, buru2 aurel pergi dari ruangan itu dan berharap arga g menengok ke arah belakang




aurel sangat syok dan masih gemetar ketika berhasil keluar tanpa di ketahui oleh arga maupun widia aurel mencoba menenangkan dirinya dan menyandarkan punggungnya di tembok agar dirinya g terjatuh saat sedang berjalan dengan terhuyung




(flashback 30 mnt yg lalu)




"segera kirimkan nomor ruangan tempat anaknya widia wijaya dirawat"





tut!!tut!! bunyi telpon aurel yg memutuskan sambungan telponya





aurel begitu panik setelah mendengar arga yg akan mengunjungi rumah sakit tempat brian sedang dirawat, aurel takut arga akan berbuat nekat seperti waktu itu




memang kejadian tempo hari kirana yg berbuat mesum dengan seorang pemuda sudah tercium oleh tuan sanjaya dan tanpa sengaja aurel mengetahui kejadian itu saat menguping papanya yg sedang menelpon bawahanya dengan keadaan marah




aurel saat itu begitu syok dan sempat g percaya sampai dirinya sendiri menyelidiki dan menemukan kebenaran yg membuat hatinya hancur aurel g menyangka seseorang yg sudah di anggapnya seperti ibu bisa berbuat sesuatu yg begitu rendah di mata aurel



aurel memang tipikal cewek yg g akan pernah menyerahkan tubuhnya ke sembarangan cowok sebelum sah dan benar2 menjadi pendamping hidupnya



ding!! bunyi notifikasi hp aurel dengan segera aurel melihatnya dan membacanya aurel segera bergegas menyusul ke tempat arga dan berusaha menghentikan apapun rencana arga, aurel hanya khawatir terjadi dampak yg bisa merugikan hidup arga



aurel masih ragu dengan perasaanya saat ini apakah perasaan sayang antara kakak dengan adiknya atau perasaan lain yg selalu mebuat hatinya gelisah akhir2 ini


saat mobil aurel baru tiba di parkiran rumah sakit tempat brian di rawat dengan buru2 aurel langsung masuk ke dalam dan mendatangi meja receptionis rumah sakit dan menanyakan ruangan tempat brian di rawat ke meja reseptionis rumah sakit



"ruanganya nomor 345 di sebelah sana mb" ucap seorang cewek di meja receptionist



"nanti mb lurus aja terus belok ke kanan" lanjutnya lagi sambil menunjukkan arah ke aurel yg tampak gugup dan buru2



aurel melangkah ke arah yg di tunjukkan dan tanpa menunggu lama langsung menemukan nomor ruangan tempat brian di rawat aurel yg sudah terlanjur gelisah dan khawatir dengan arga langsung buru2 masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan hal pertama yg di dengarnya adalah suara aneh seperti suara desahan yg memenuhi ruangan




deg!! dada aurel berdegup karna aurel tau suara ini mirip dengan suara desahan wanita yg pernah di dengar aurel di ponselnya




aurel tau betul karna beberapa kali dia melihat video bokep yg di kirim oleh temanya karna temanya hanya iseng dan ingin mengerjai aurel yg selalu saja bersikap acuh dengan hubungan antara pria dan wanita dewasa




dengan perasaan gugup aurel semakin melangkahkan kakinya ke dalam dan menghampiri sumber suara desahan yg terdengar semakin nyaring di kupingnya dan betapa kagetnya aurel saat sedikit menyibakkan tirai yg menutupi adegan suara tersebut




aurel menyaksikan lagi adegan yg mirip di ponselnya tapi kali ini bedanya aurel menyaksikan langsung adegan itu dengan kedua bola matanya dan yg lebih membuatnya syok adalah pemeranya yg tak lain adalah adiknya sendiri arga dan nyonya widia wijaya yg g pernah terdengar skandal di rumah tangganya dan jg sangat setia ke suaminya bisa berbuat seperti itu





aurel menutup mulutnya karna takut berteriak akibat telalu terkejut dan lebih memilih menyaksikan langsung adegan panas mereka berdua yg membuatnya begitu penasaran




(flashback off)





"apakah rasanya senikmat itu" gumam aurel lirih ketika sudah keluar dari ruangan itu dan kembali mengingat ekspresi raut wajah widia yg terlihat sangat menikmati sodokan kontol jumbo arga



aurel menggigit bibirnya, sekarang dia g tau lagi harus berbuat apa karna begitu syok ketika baru saja menyaksikan adegan arga yg tengah menunggangi tubuh widia dengan kasar




"kenapa kamu berbuat begitu gaa?"



"apa kamu mencoba membalaskan rasa sakit hati kamu" lanjut aurel dengan matanya yg mulai berkaca kaca




aurel selama ini g pernah menangisi siapapun bahkan dia jg g menangis ketika mendengar kabar mami kirana yg berbuat hal tak senonoh




tapi kali ini aurel g bisa lagi membendung air matanya dan mulai menangis ketika melihat perbuatan arga yg menurutnya sudah kelewat batas, aurel begitu kecewa dengan arga yg mengambil jalan balas dendamnya seperti ini





"kenapa gaa, apa kamu menanggung semua perih dan kecewa selama ini"





"kenapa kamu g mau cerita sama aku" ucap aurel sambil sesenggukan, aurel merasakan dadanya terasa sesak karna begitu kecewa dengan perbuatan arga



"nggak!, aku g akan ngebiarin arga terjerumus ke arah sana, aku akan membuatnya berhenti menghancurkan rumah tangga orang lain" lanjut aurel sambil mengusap air matanya dan berusaha tersenyum walaupun hatinya masih perih



aurel buru2 pergi ninggalin rumah sakit dan berencana untuk membujuk arga untuk segera menghentikan apapun rencananya yg bakalan merusak citra baik dirinya



"ehh itukan arga" gumam aurel lirih dan kaget sambil menutup mulutnya buru2 aurel menggeser tubuhnya ke belakang dan mengintip arga dari balik tembok




aurel entah kenapa begitu enggan untuk bertemu arga walaupun tadi dia sudah bertekat untuk menghentikan arga tapi sekarang dia g yakin bisa menatap mata arga dengan cara yg sama lagi setelah melihat kejadian tadi yg membuatnya syok




aurel masih terbayang2 betapa liarnya kontol jumbo arga yg keluar masuk menembus memek widia yg terlihat begitu menikmati sodokan kontolnya arga aurel tampaknya belum bisa bertemu dengan arga sebelum dirinya sedikit melupakan kejadian barusan





******



arga melangkah dengan pelan di lorong rumah sakit dengan ekspresi yg sulit di gambarkan arga merasa senang sekaligus bingung dengan apa yg baru saja di laluinya




arga yg ingin menghancurkan harga dirinya widia malah di kejutkan dengan sikap widia yg malah terlihat begitu menginginkan ini semua dan malah terlihat menikmati setiap pelecehan yg di alaminya




widia justru terlihat senang sekaligus puas dengan sodokan kontol jumbonya yg menhujam dengan telak lobang kenikmatanya yg membuat widia terlihat seperti wanita binal yg haus akan belaian laki2





arga menghela nafasnya panjang dan melangkah meninggalkan rumah sakit dengan perasaan campur aduk karna tujuan balas dendamnya g sesuai dengan apa yg dipikirkanya arga teringat kembali dengan ucapan mulit widia tadi di ruangan tempat brian di rawat





**(( "aku bisa minta nomor pribadi kamu" ucap widia saat sudah kembali merapikan pakaianya yg berhamburan





"aku hanya ingin mastiin sesuatu nanti" ucap widia sambil menunduk karna malu bertatapan dengan arga




"aku minta kartu nama ibu, nanti aku akan hubungi" jawab arga sambil membenahi kancing seragamnya




"tapiii" ucap widia terhenti karna arga buru2 memotong ucapanya





"tenang aja aku akan bilang ke aurel bahwa aku sudah maafin kesalahan anak ibu" ucap arga sambil melihat widia yg tampak gelisah




"bukan,,bukan itu maksud aku" ucap widia lirih





"maksud kamu?" tanya arga yg g begitu mendengar ucapan widia





"ini kartu nama aku jangan lupa untuk menghubungiku nanti" ucap widia buru2 mengalihkan topik sambil tanganya menyodorkan kartu namanya dan tersenyum penuh arti ke arga. ))**





arga mengingat2 kembali apa maksud dari widia dan merasa ada yg aneh dengan wanita cantik tersebut



"apa maksud dia tadi" ucap arga sambil merhatiin kartu nama widia dan kemudian membuangnya ke tempat sampah dan berlalu meninggalkan rumah sakit







*****





"pak kenapa kog g dimakan, bapak lagi sakit" tanya istri pak butet yg melihat pak butet hanya mainin sendoknya dan belum memakan makanan yg sudah di siapkanya di meja makan




"g kog buk, bapak g kenapa2 ini jg dimakan" haapp!! pak butet langsung menyendokkan nasi kemulutnya setelah di tegur oleh istrinya




"hmmm ya udah ibu kebelakang dulu mau nyuci" ucap istri pak butet dan langsung nyelonong pergi




"tumben tuh aki2 g doyan makan biasanya kan lahap kalo lagi makan" gumam istri pak butet sambil melangkah ke belakang





hah!! pak butet menghela nafasnya dengan kasar dan kembali meletakkan sendoknya ke atas piring dan melihat ke arah depan menanti kedatangan seseorang yg sedang di pikirkanya




pak butet hafal betul dengan kebiasaan majikanya yg biasanya jam segini akan kedapur untuk bikin jus yg biasa dia minum dan kadang2 kirana juga ikut nimbrung di meja makan walaupun g pernah ikut makan bareng




"kog g di makan pak?" pak butet mendengar suara yg begitu lembut dan sudah hafal betul dengan pemilik suara indah ini yg tak lain adalah majikan cantiknya kirana




"ehhh, ibu kirana!" ucap pak butet gagap dan menatap wajah ayu yg saat ini sedang tersenyum cantik ke arahnya




deg!! jantung pak butet bergemuruh melihat senyuman kirana yg tampak cantik dan anggun ditambah saat ini kirana tanpa mengenakan jilbabnya dan membiarkan terurai rambut hitam panjang bergelombangnya yg sedikit di atas pinggang menambah kesan kalem dan adem bagi siapapun yg memandangnya




mata pak butet menatap ke bawah dan melihat majikanya hanya memakai daster rumahan tanpa legan dengan motif bunga berwarna merah yg membuat kepala atas dan bawah pak butet pusing




"pak butet kog malah bengong sih" ucap kirana sambil menggerakan tanganya di depan wajah pak butet yg sedang bengong sambil menatapnya




"g kog bu kirana" ucap pak butet tersadar dari lamunanya yg sedang mengagumi makhluk indah yg berdiri tepat di depanya



"ehh bu kirana" ucap pak butet kaget ketika kirana malah duduk berdekatan denganya



kirana biasanya selalu duduk di ujung ketika sedang ikut nimbrung di meja makan tapi sekarang kirana malah duduk dekat2 dengan pak butet yg membuatnya tambah gelisah



tercium aroma wangi sabun mandi dan harum sampo dari rambut kirana yg membuat pak butet semakin pusing dan membuat pikiran pak butet traveling kemana2 pak butet tau kirana habis keramas setelah tadi sempat bergumul denganya di mobil




"bibi kemana pak, pak,, pak butet" teriak kirana memanggil pak butet yg kembali melamun, kirana merhatiin mata pak butet yg sedang menelanjangi tubuhnya kirana tersenyum melihat tingkah sopir tuanya dan g merasa terganggu dengan mata jelalatan sopir tuanya





"pak butet" teriak kirana sekali lagi yg menyadarkan lamunan pak butet





"maaf bu kirana" ucap pak butet tergagap




"bapak kenapa, lagi g enak badan?" tanya kirana sambil melihat pak butet yg gelagapan




"eh g kog, saya g kenapa2"



"hmm g kenapa2 kog bengong dan melamun terus sih"


"bapak g lagi mikirin yg macem2 kan?" selidik kirana sambil tersenyum dan mengangkat sebelah alisnya



"eh bukan, itu anu,,saya"




"sayaaa?" tanya kirana manggut2 sambil mengikuti kata2 pak butet dan kemudian kirana tertawa cekikian ketika melihat tingkah pak butet yg kelihatan kikuk saat tengah di godanya




pak butet memilih menunduk karna salah tingkah saat di tatap oleh majikan cantiknya kepala pak butet semakin pusing dan selangkanganya kini mulai bergerak2 karna duduk berdekatan dengan kirana yg begitu menggoda birahinya





"ehhh, bu kirana" teriak pak butet karna kaget ketika tangan kirana malah hinggap di tonjolan selangkanganya sambil bibir kirana tersenyum manis ke arahnya





"hmmm, pantes!,, bapak lagi g mikirin hal mesum ke aku kan?" tanya kirana yg jg sedikit kaget karna ternyata kontol pak butet sudah keras dan berdiri tegak mengacung membuat kirana menggigit bibir bawahnya




"bibi kemana pak" tanya kirana sambil melihat ke belakang dan mastiin perbuatan mesum dengan sopir tuanya g di ketahui oleh istrinya




"dia lagi ke belakang mau nyuci katanya, ahhh" desah pak butet saat tangan kirana mulai mengelus kontol jumbonya yg sudah berkedut kedut




pak butet mendesis ketika tangan kirana jg menekan2 batang kontolnya dan mengurutnya maju mundur dari luar celananya




"bu kirana" pak butet kaget karna tangan kirana malah membuka resleting celananya dan mengeluarkan kontol jumbo pak butet dari dalam cdnya tampak kontol pak butet benar2 sudah tegak berdiri dan mengacung




"ssttt, bapak diem aja nanti kita ketahuan sama bibi" ucap kirana sambil menutup mulut pak butet dengan telunjuknya




pak butet mulai mendesis sambil sesekali melihat ke arah belakang takut jika sewaktu2 istrinya datang dan mengetahui perbuatan majikanya yg sedang mengurut kontolnya dari bawah meja makan



"enak pak?" tanya kirana sambil tersenyum genit ke arah pak butet yg mendesis keenakan dan terlihat lucu saat sesekali menengok ke arah belakang karna khawatir istrinya tiba2 datang



"i-iya bu kirana, tangan ibu lembut banget, ahhh" jawab pak butet sambil mendongakkan wajahnya dan kirana semakin mempercepat kocokan tanganya



"ehhh" ucap pak butet kaget saat tanganya di tuntun oleh kirana menuju ke gunung kembarnya pak butet kembali merasakan betapa empuknya daging kenyal milik majikan cantiknya




"ahhh"desah lirih kirana sambil memegangi telapak tangan pak butet agar meremas sedikit keras gunung kembarnya




"bu kirana g pake bra" batin pak butet yg merasakan kekenyalan dada kirana yg hanya terhalang kain tipis daster yg sedang di kenakanya dan samar2 telapak tangan pak butet merasakan ujung boba majikanya yg sedikit mengeras




"bentar pak" ucap kirana menghentikan kocokanya dan tanganya kemudian mulai melepas kancing bagian depan dasternya yg berjumlah tiga buah kancing dan kemudian mulai memretelinya



pak butet melihat majikan cantiknya yg mulai melepas satu persatu kancing dasternya dan mata pak butet samar2 dapat melihat belahan dada putih mulus milik kirana yg begitu menggoda birahinya




pak butet menelan ludahnya saat tangan kirana dengan buru2 mulai mengeluarkan kedua gunung kembarnya dan terpampanglah di depan mata pak butet dada montok tanpa cacat milik majikanya yg menggantung bebas tanpa penghalang lagi




"kog cuma di liatin sih" ucap kirana genit dan menuntun tangan pak butet agar meremas kembali kedua gunung kembarnya yg sudah menegang tanda birahi kirana sudah naik



"ahhhh" desah kirana saat tangan kasar milik pak butet hinggap di gunung kembarnya dan mulai meremasnya


tubuh kirana meremang saat telapak tangan kasar itu jg sedikit menyentuh ujung boba warna pink keclokatan miliknya



"payudara bu kirana cantik banget" ucap pak butet dengan gugup sambil dirinya fokus meremas bergantian kedua dada montok milik kirana




"ahhhh, aku bukan gadis lagi pak, dada aku udah kendor, uhh" ucap kirana sambil mendongakkan kepalanya merasakan nikmat remasan kasar sopir tuanya




"bener punya bu kirana paling cantik dari sekian wanita yg sudah pernah saya liat" jawab pak butet sambil menatap wajah kirana yg kenenakan



"ahhh bapak bohong"


"ahhh, pakkk,,hummph" desah kirana sambil menutup mulutnya karna tiba2 pak butet tanpa permisi langsung mencaplok ujung bobanya yg sudah mengacung tegak




tubuh kirana bergetar merasakan nikmat di ujung bobanya yg sedang di lahap dengan rakus oleh pak butet yg sangat bersemangat ketika dirinya sedang mencabuli dada montok milik majikanya




pak butet mengenyot dada montok milik kirana dengan liar dan bahkan air liur pak butet menetes dan merembes sampe ke area perut milik kirana yg g merasa jijik dan bahkan kirana malah membiarkan sikap semena2 sopir tuanya kirana malah merasa semakin ke enakan dengan ulah liar sopir tuanya yg mencabuli kedua gunung kembarnya




"ahhh pakk" pekik kirana sambil menyentak2kan tubuhnya kirana mendapat orgasmenya hanya dari mulut pak butet yg menyusu di dada montoknya




pak butet yg menyadarinya langsung menghentikan aksi mencabuli kedua toket kirana dan memperhatikan tubuh kirana yg lemas dan menyandarkan punggungnya di kursi pak butet dapat melihat dada montok majikanya yg bergerak naik turun sesuai irama nafasnya yg terdengar berat




pak butet menatap dada kirana yg memerah dengan ujung bobanya yg terlihat basah terkena air liurnya bahkan area perut kirana tampak basah dan nyeplak terkena air liur pak butet yg menetes hingga ke perut kirana




"ahhh" desah kirana ketika tangan pak butet menyentuh pahanya dan perlahan mulai naik ke arah selangkangan kirana yg masih mencoba mengumpulkan nyawanya kembali, pak butet terlihat begitu bernafsu dan ingin segera menunggangi lagi tubuh indah milik kirana



kirana merasakan tangan pak butet semakin naik dan menuju ke area sensitifnya yg saat ini terasa berkedut dan menginginkan untuk di jamah lagi




"pak kita lanjutin ke..." ucap kirana terputus karna ada yg berteriak memanggilnya




"mii, mamiii"




"mami udah pulang!!!?" teriak seseorang dari arah depan yg sedang memanggil2 kirana





"argaa!!" ucap kirana dan buru2 beranjak sambil membenahi dasternya yg awut2tan akibat ulah pak butet




"maaf bu kirana, saya kebelakang dulu nanti den arga curiga" ijin pak butet sambil merapikan resleting celananya dan buru2 berlari kecil ke arah belakang takut ke gap oleh adenya





"ya udah pak aku ke depan dulu ya!" ucap kirana dan membalikan badanya dan betapa kagetnya dia saat seseorang sudah berdiri di belakangnya





"argaaa!!!"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd