Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta dan Pengabdian 2 Bidadari (+ Pic)

Part3- Aku cinta pertamannya

Setelah kejadian dikontrakan itu hubungan percintaan kami semakin intim bukan berarti melulu soal seks, terkadang Dini membuat masaka untukku, ketika diajak makan diluar Dini selalu merespon. “Dek, makan diluar yuk?” tanyaku. “Ga usah mas, duitnya ditabung aja, aku udah masakin kamu nih, ada sayur asem sama tahu goreng”. Hidupku berubah karena Dini, yang biasanya keluar ke daerah sebelah blok N atau Kepala Taring Gajah atau seputaran selatan sekarang jadi tidak pernah nongrong lama untuk menghabiskan malam, ya paling nongrong sebentar sebatas menjaga pertemanan.

Seperti laki – laki lainnya yang senang sekali “ngapelin” pacarnya, begitu pula aku. Malam itu sehabis pulang kantor aku berencana main ke kontrakan dini, sebelum mampir aku sempatkan membeli makanan ringan Martabak Telor. “Yang, kamu dikontrakan?” tanyaku, Dini pu menjawab “Iya dong Mas, aku dah siapin makanan buat kamu juga nih.”. Sebenarnya ketika mengirikan BBM itu posisiku udah di Betamidi di gang depan Kontrakan Dini. Ku ketuk pintu kontrakanya, Dini langsung membuka pintu dan menarik ku masuk, sepatuku dibawanya ke dalam ruang tamu sambil menoleh kanan – kiri melihat situasi dan kemudian menutup pintu sambil berujar “Ga enak kalo dilihat yang lain, mas”.

Diruang tamu sudah dihamparkan karpet plastik seratus ribuan yang diatasnya sudah dihidangkan makanan sederhana tapi sampai sekarang makan dari masak Dini itu masih terasa enak, ada sayur asem, sambal terasi dan Tahu-Tempe Goreng. Dini duduk bersilah dihadapku, dengan mengunakan daster standar ibu – ibu komplek berwarna hijau dia mengambilkan makan malam untukku. Aku makan dengan lahapnya dan aku habiskan satu mangkok sayur asem yang diambilkan Dini untukku. (pelayanan ini belum pernah aku alami dari pacar – pacarku sebelumnya), Dini melayani bak aku suaminya sendiri.

“Mas sudah makannya?” tanya Dini,

“Iya dek makasih banyak ya sayang udah repot – repot masakin.” Jawabku

“ Iiihh, biasa aja mas, itu udah tugasku kali” Jeda sesaat sambil mata genitnya mengoda “tapi makasih doang nih?” timpal Dini

“Terus adek maunya apa dong? Cintakuuuu…”aku mengoda sambil mencubit hidup peseknya

“Mau disayang dong!” jawab Dini sambil merapikan piring dan mangkok , Dini kemudian mengangkut piring dan mangkok itu ke dapur untuk dibersihkan.

“Mas numpang pipis ya cintaaaa” goda ku lagi sambil berjalan melewati bagian belakang tubuh Dini saat menaruh piring kotor, sebelum ku tutup pintu ku sempatkan memukul bokong Dini “Plaaak”

“Iiiihh, sempet – sempetnya ya, mau pipis pake mukul pantat orang segala”

Selang beberapa menit setelah buang air dan meluruskan posisi penisku, aku keluar kamar mandi. Ku kira Dini sendang membersihkan dapur atau mencuci piring-mangkok, tak tahunya dia sudah rebahan di atas kasur Kamar tidurnya (kode untuk minta disayang lebih ini dalam hatiku).

Aku langsung singgap merayap dari ujung kasur yang berada dekat pintu menuju ke tubuh Dini yang sudah dibumbui parfum khas minimarket, aku langsung menuju ke bibirnya. Kami bergumul, kami saling berpacu dalam nafsu. Tanganku ku arahkan kebagian selangkangnya, kusigap daster tispis keatas, langsung menyentuh celana dalam putih itu. Ku elus – elus pelan vaginannya dari luar, sambil menahan kenikmatan Dini semakin binal dalam memainkan lidah. Kutarik celana dalamnya sampai sebatas lutut, kembali ku elus – elus pelan, mulai dari bawah pusar jari ku menari diantara rambut kemaluannya yang halus sampai ke klitorisnya. Kuserang klitorisnya dengan jari telunjuku, aku putar – putar bongkahan daging kecil itu,

“Masss…..geli banget mas” Dini merespon dengan mengapit pahanya dan mencengram tangan kananku.

“Napa yang?” tanyaku,

“Geli tahuuuu , maass”, jawab Dini manja sambil mengecup bibirku

“Geli apa enak, yang?” godaku kembali

“Iiiihhh, kamu itu pinter banget ya, jangan -jangan udah sering ya ma mantan – mantanmu”

Ku lanjutkan permainaku dengan melumat bibir vaginannya, lidahku menari di mulut vagina Dini, naik-turun, naik-turun dan naik-turun lagi, ku basahi vaginanya dengan air liurku sampai detik – detik Dini mengejang hebat,

Rambutku ia Jambak, “Masss….aku ga bisa gini!!, aku mau pipiiiiisss, maaasss”

“Aaaahhh…..maaaaaasss” (cruttt….cruttt….crutttt..) bibir vagina Dini berkedut, badannya meneganng dan selangkannya diangkat dan ditekankan vaginanya kemulutku, ia klimaks sedangkan aku masih tanggung.- tangungnya,membuat otak hewaniku semakin liar dan bersemangat

Langsung kulanjutkan permainan keronde selajutnya, ku merayat kebibir atasnya setelah menyerang bibir bawah Dini, aku arahkan tangan kanannya keselangkannyaku. Dini tidak merespon dan tak tahu harus apa lagi yang ia lakukan, Dini hanya menempelkan telapak tangannya di luar celanaku didepan reseleting celana dasar kerjaku berwarna biru.

Karena momen sudah pada titik tertinggi, nafsu sudah terasa di denyut nadi dikepala dan aku langsung membuka celana sekaligus celana dalam ku berbarengan, tampa komando tanpa pemanasan lanngsung ku arahkan batang penisku ke bibir vagina Dini,

“Siap, yaaanngg” , Dini hanya memejamkan matanyanya tanda setuju

“Aaaahhh…….”hanya itu jawabnya, dadanya terangkat dan badanya mengejang

“Maaaas,……saaaayaaaang adek untuk selamanya” langsung ku pacu kenjotanku dengan kecepatan penuh, sampai puncak kenikmatan itu kuraih tak sampai 5 menit, kemudian

“Aaaaahhhh….aaahhh” aku mengejang, kuhentakan pinggulku sekuat - kuatnya, kusemprotkan cairan cinta ini Rahim Dini “Crooooot….Crooot….Crooott, terima ini dek….Mas sayang adek!” rasanya seperti sedang onani tetapi ketika klimaks kamu gengam erat penismu, seperti itulah rasanya vagina Dini mencengram batang penisku, Aku tahu dia belum sampai di ronde kedua ini, tapi ketika kecepatan mengejotku maksimal ia posisikan dirinya pasrah dan menatapku dengan cinta, seakan ingin berkata “ini aku dan Rahim ini aku siapkan untuk anak – anakmu.

“uuhhh, capek mas?”sambil Dini memposisikan diri bersandar dilenganku, dan diusapnya rambutku

“capek banget, ngejot kamu itu yang.”Ku goda dia

“Ihhh, mulai godain lagi ya” sambil mencubit perutku

“Dek, kamu tadi belum dapet ya?” tanyaku sambil tersenyum ringan

“Maksud mas?”

“Maksudnya kamu udah keluar belum pipisnya, yang” tanyaku lagi

“heheheheh, belum mas tapi mas puaskan?” tertawa kecil dan lanjut menjawab “Maaf ya mas belum bisa melayanimu sampai puas”(kentang sih main dengan satu gaya dan hanya sebatas ngecroot doang)

“Emang Kamu sama mantanmu kalo berhubungan intim, ngapai aja?” tanyaku lebih jauh dan mulai memasang muka serius penuh antusias

“Ya gitulah mas, gimana lagi”Sambil membuang muka malu

“Kamu ga pernah main diatas dek?......kamunya yang megang kendali?”

“Ga lah mas, ga aneh – aneh aku mas (terdiam sejenak), emang ga sakit gitu mas? Kalo aku yang diatas”

“Adek pernah nonton film porno?”

“Ga pernah mas, tahu pria dewasa itu semenjak menikah aja, mas.”

Sejenak ku tarika nafas panjang dan membenarkan prediksiku dalam batin. Selama ini, Dini masih polos dan seperti wanita daerah kebanyakan atau bisa jadi “mantan”-nya only sexs with out love, hanya “ngcrooot” tanpa memikirkan perasaan dan kenimatan pasangannya.

Jadwal “bermesaraan” kami paling sebulan 2-3 kali, itu juga harus menyesuaikan dengan jadwal shift kerja dia. Pertemuan kami pun tak selalu diselesaikan dengan hubungan intim karena ada hal berbeda di diri Dini yang aku kagumi dan terkadang meluruhkan nafsuku.

Suatu ketika aku dapat tugas luar,ke negeri ginseng sekitar 3 minggu, disana kami hanya telpon – telponan sewajarnya, bertanya kabar sedang berkegiatan apa, tanpa PS apalagi VCS, handphonenya masih BrownBerry type gemini seingatku.

Doni : “Pulang nanti mau mas dioleh – olehin apa sayang?”

Dini : “Oleh – oleh apa ya mas?, ga usah aja.” Tarikan nafas Panjang untuk mengumpulkan keberanian “Mas pulang dengan selamat dan sehat aja itu oleh – oleh terindah”

Tidak ada pertanyaan yang aku harapkan, seperti : “kamu jangan godain cewek – cewek kroya yang cantik – cantik” atau instruksi “kamu jangan banyak “minum” disana”

Hati laki – laki mana yang ga luluh dengan respon seperti itu, tapi tanpa sepengetahuannya aku belikan smartphone Sungsang type Note-2 warna hitam (aku ingat ini karena suatu hari nanti smartphone ini pernah rusak dan tidak bisa dierbaikin di CS local), dan selama di negeri ginseng aku tidak banyak beli oleh – oleh, hanya untuk orang tua dan beberapa teman kantor dan tidak sempat berpikiran “jajan” sembarang apalagi ingin mencoba. Hasil tabungan perjalan dinas ini aku gunakan untuk membuat kejutan ke Dini, karena aku tahu dia pasti tidak pernah jalan -jalan apalagi menginap dihotel berbintang. (naik pesawat aja belum pernah)

Doni : “Yang, pilih gunung, pantai atau pulau?”

Dini : “tebak- tebakan apa nih?”

Doni : “tebak aja sih, pake nanya balik”

Dini : “ya udah Pulau “

Berberapa saat kemudian

Aku kirim ScreenShoot tiket liburan ke Pulau ratusan untuk 2 hari 1 malam

Dini : “ini serius mas?, Makasih ya sayang, Aku sayang kamu selalu”

Doni: “Aku udah ngambil cuti kok, jadi aku pas – pasin jadwalnya sama jadwal kamu off”

Dini : “So sweet :o

Doni : “Kan mau bulan madu ma kamu, mau buat dedek gemes”

Dini : “:bata:

Aku masih ingat banget hari itu hari Rabu pagi pukul 5.30, ku parkir mobil ku di parkiran betamidi (sebelumnya, aku selalu kasih tips ke tukang parkir betamidi agar kalo lagi ngapel atau nungguin ga ada yang ngerecoki)

Dini : “Pagi mas, aku ga telat kan?”Sambil membuka pintu dan duduk kursi penumpang kiriku

Doni : “Baju ganti bawa?”

Dini : “Bawa”

Doni : “Make up bawa?”

Dini : “Bawa”

Doni : “Celana dalam bawa?”

Langsung dicubit perutku oleh Dini, “Nakal, ayok jalan”

8fd1751347687113.jpg

Selama perjalanan baik dimobil dan dikapal dari Jakarta ke Pulau, Dini banyak diam, merangkulku dan sesekali memandangku dalam, sesampainya dipantai pulau sekitar jam 10 pagi, kami diberi kesempatan bermain dan mengeksplor isi pulau sesuai arahan EO, sekitar jam 12an kami diberi freetime, untuk istirahat dan makan siang sampai dengan jam 3 sore. Kami diantar ke bungalow masing – masing. Aku berlari bergegas ke kamar mandi untuk mandi. Kulihat Dini sibuk merapikan barang bawaan kami, menyusun tas dan ranselku. Secepat kilat aku mandi dan keluar hanya mengunakan boxer tanpa celana dalam dan segera rebahan dikasur sambil ku nyalakan TV agak sedikit keras, ku pukul pantatnya Dini, “Sana Mandi, yang bersih, lalu layanin aku ya cantik”,

“Idiihh…ngarep banget” jawabnya.

Dini pun pergi mandi, pikiranku melayang – layang membayangkan akan berseks ria dengan Dini akan ku eksplor tubuh mungilnya. Disaat sedang asik melamu

“Mas bisa minta tolong sayang”,

“iya cinta”

“Tolong ambilin handuk dan pakaian dalam di Tasku dong”

Aku segera beranjak dari posisi PW-ku, menuju tas jinjing Dini

“Mau warna apa dek?” tanyaku,

“Terserah Mas aja.”

Kubuka tasnya dan kucari pakaian dalam yang paling menarik menurutku, memang Dini orangnya polos sekali, aku kira akan kutemukan lingerie,tidak tahunya pakaian dalam Dini adalah model standar mall jongkok atau pasar tradisional dipinggiran Jakarta, tapi kesederhanaan ini yang membuatku makin cinta, kuambil BH warna putih dan CD warna putih berumbai – rumbai berserta handuk tentunya. “Ini yang” ujarku sambil mengetuk pintu, “Makasih ya cinta” jawab Dini. Beberapa saat kemudia Dini keluar dengan berbalutkan handuk putih dan menuju meja rias akan membuatkan ku teh hangat,

Sambil mengaduk teh ku peluk Dini dari belakang,

“hari ini hari untukku” ucapku,

“hari ini dan esok aku untukmu mas.” Jawab Dini

Kulepaskan haduknya berlahan dan jatuh dilantai, Dini masih berdiri dan terpaku membelakangi ku, tangannya berpegangan dipinggir meja rias kamar bungalow. Ku kecup dia dari mulai leher melewati tulang belakangnya, sampai ke bagian pinggulnya. Ku pegang pinggulnya lalu lidahku mulai mejalar dibagian belahan bokongnya. Dini merespon dengan sedikit menjijitkan kaki kanannya sehingga bokongnya agak sedikit terangkat dan menungging, pinggulnya ku dorong kebelakang agar vaginanya menojol dan lidahku dapat mengapai klitorisnya, kujilatin klitorisnya seperti anak kecil menjilati lollipop, manis vaginanya membuatku semakin haus untuk menjilati

“Maaas, ampuuuuunnn maaass” Dini semakin menjijit dan menunggingkan pantatnya, lidahku bisa menjangkau lebih dalam vaginanya.

“Maaaass, akkkkk….uuuu, maauuu kaaaaaa….muuuu, aap…..aaaahhhh”, makin ku percepat penjelajahan lidahku dibibir vagina Dini agar dia semakin penasaran dan kurasakan Dini sebentar lagi mencapai puncak,

“Maaaasss……eeehmmm…..eemmmm(mengigit bibirnya)” seasat kemudian “AAAAAAAHHHHH……” teriakan Dini panjang, tak terbendung “cruuuuttt….cruuuttt…”, cairan kenikamatnya mucrat, segera ku hisap dengan lidahku dan setelah berapa kali bergumul dengan Dini baru kali ini kurasakan cairan kenimatannya menyemprot dengan kencang dan banyak sekali. Kakinya gemetar dan badannya lemas, seperti energi itu ter-release keluar semua. Segera ku pegang badan dini dari belakang dibagian ketiak sebelum dia roboh.

“Dek, mas belum kamu puasin loooh”

“Mas, lemes banget boleh aku isti….” Secepat kilat kumasukan jari tengahku ke vaginanya basahnya “aaahhhhh”

“Maaaassss….sakittt” kukocok agak kasar dan cepat vaginannya, “eeemmmmhhh, maaaassss, aampuuunnn sayaaannngg” Dini hanya bisa menundukan kepala , posisinya masih saama dengan ketika aku menjilatinya kakinya ia jinjitkan sedang bokongnya agak ia nunggingkan.

“enak yang?”

“perih sayaaaaaaahhh….AHHHH…AHHHH” ku percepat kocokan jariku

“Masih sakit yang?atau enak”

“Ahhhhh….AHHHHH” suaranya makin naik turun berteriak tak beraturan, sesaaat kemudian diamengapitkan jariku dengan Pantatnya

“AAAAAHHH….MAAAASSS….AKKKUUUUU” segera aku lepaskan boxerku agar penisku terbebas dan segera memasuki sarangnya, karena ku tahu sarangnya sedang membuka pintunya untuk diberikan energi kenimatan

“AAAAHHHH….maaaaaasss….kamu masukan mas!!!” Dini kaget ketika untuk pertama kalinya penisku penetrasi dalam posisi standing doggy

“Dek…mas masukin yaaa….aaaahhhhh” Akupun dibuat berteriak bersemangat
680e691347687107.jpg

“MAAASSS MENTOOOK, ENNNAaaaakkkk maaaassss saaaayyaaanggg” responnya berteriak kemudia memelan ketika kepala penisku masuk dan menyentuh pintu rahimnya

“Kamu….kamu mau hamil!!” tanyaku

“Eeeehmmmm……eemmmm” masih terdiam dan mengigit bibir

Ku pegang pinggulnya yang bulat, kupercepat kenjotanku dari belakang “ Ploookk….ploookkk…ploookk” vagina yang becek ditambah patatnya yang beradu dengan perutku menambah ekspresi bercinta ini lebih sempurna.

“Lihat dek, Ini ayah bagi anak – anakmu kelak….”

“kamu mau hamil anakku?” sambil memegang dan menengadahkan wajah Dini untuk melihat bayangan wajahku dicermin meja rias yang sedang mengejot pantatnya dibelakang.

“Maaaaasss ham…..milllll………AAAAAAAkkkuuuuu””

“AAAAhhh….Ahhhmmm” badan Dini mengejang – mengejang danmenunging – nunggingkan pantatnya, tanda akan sampai klimaks , kepalanya iya tundukan, hamper terkulai dia

“Gantiannnn deeeekkk, Terima anak – anak mas”, ku percepat genjotanku di vagina Dini yang sudah banjir dan cairan kenikmatanya sudah mengalir sampai ke pahanya

“MAAAANAAA MAAAASSS, HAMILI AKUUUU, MAAAAS” Dini segera sigap menjepitkan dan menyempitkan vaginanya, tangan kanannya mengapai dan menahan badanku untuk tetap mengejot tapi aku ga kalah akal, ku cabut batang penisku. Dini pun kaget

“Mas?ada apa?” sambil menoleh kebelakang

“Dek pindah kekasur yuukk”perintahku ke Dini, Dini pun menuruti tapi ia pindah tiduran dikasur dan terlentang.

“Idiih katanya mau dihamili masak gitu – gitu aja?”

“terus aku disuruh ngapain mas?” tanya Dini sambil merubah posisi tidurnya miring, aku tidur terlentang disampingnya

“Kamu diatas dek”

“Pelan – pelan ya, mas”

“Kan kamu yang mengang control atas aku dek, mas mah pasrah aja”

Dini memposisikan diri diatas paha ku, dipandangnya Penisku sesaat, kemudia digengamnya sambil berkata “dasar ya kamu nakal”

“aduh sakit dek, nanti ga bisa buat dedek gemes kalo digituin”

Dini berjongkok, mulut vaginannya tepat diatas kelapa penisku. Ku pegang penisku dan ku arahkan kemulut vaginannya, Kelapa Penisku mulai masuk, berlahan Dini menurunkan bokongnya dan

“Maaaaasssss……enaaaakkkk baaaaaangggeeet” setelah seluruh bagian Penisku dilahap oleh Vagina dini

“Sekarang genjot mas dek”

“Kayak gini mas” dini mengejot pelan….pelan…..pelan….

“Nikmati dek, nikmati hubungan ini”, goyangan Dini semakin agresif selayaknya seorang koboy wanita yang sedang menunggangi kuda jantan perkasa

“Maaaaaasss…..MENTOOOOKKKK…LAAAAGGii”

Ku rasakan sebentar lagi Dini Klimaks, kubantu dia, kubantu genjot dari posisi bawah, tangannya berpegangan dipundaku, kepalanya diangakat dan dalam posisi melihat langit – langit kamar.

“MAAAASSS….MAAAAS….KEEELUUUAAARRR” Dini keluar untuk kedua kalinya setelah kubuat kentang saat standing, kedutan vaginanya terasa memeras batang penisku. Dini terkulai lemas dipelukanku, badannya ia rebahkan didadaku sehingga buah dadanya menempel. Aku diamkan sejenak agar dia menikmati momen ini, batang penisku masih berdiri tegak dan tertanam didalam vaginannya

“Gimana yang?enaaak? tanyaku

“Makasih ya mas” tersenyum manis dan akan mencium bibirku “enak sayang”

“Mau hamil anaknya mas?”

“Mauuuuu maaasss….masss belum keluar ya?”

“Sekarang kamu Nungging yang! Posisi kayak sujud”

“iiihhh aku diajarin yang engga – engga”

“Tapi enak kan?”

Dini langsung menarik diri dan menungging disebelahku,

Segera ku posisikan Penisku menghujam Vaginannya, Ku geseke – gesek sebentar dan “bleeessshh” tanpa ada perlawanan Penisku mudah untuk dimasukan

“AAAHHHH, MAAASS…..masuk ga bilang – bilang”
f158021347687108.jpg

Ku gejot dengan ritme pelan – pelan , cepat kemudian berhenti sejenak, mulai kembali pelan – pelan sekali sampai aku bisa rasakan gelombang – gelombang dikulit bagian dalam vagina Dini, kemudia ku percepat dengan spontan berulang – ulang

“Maaass….apppaaaa iniiii maaas” sambil memiringkan wajah ingin memandangku

“Enaaaakkk…..AHHHH…., aku maaauuuu pipis lagiiiii” tambah Dini lagi sambil me-ngedenkan Vaginanya

“Bentar yaaanaannngg, aaakuuuu belum sampeeek” kalimat itu bak energi tambahan untuk memuaskan dia.

“GAAAAA…KKKKUUUUUUAAAAATTTT……AAAAAHHHHHHH” dengan berteriak Dini mendapatkan Big O untuk ketiga kalinya, Pantatnya ia tunggingkan, kepalanya ia benamkan dibantal dan lengkuk tubuh dalam posisi menambah seksi tubuh imutnya

“Maaaasss sebentar lagiii….aaaahhhh….aaahhh” ku percepat genjotanku

“Maaaaaassss keluarin maaaasss” Dipegangnya pantatanya dengan kedua belah tanggannya dengan maksud untuk membuka space vaginanya
0081591347687110.jpg

“MAAAAASS HAMILII AKUUU AAAHHHHH” Dini berteriak, semangat dan nafsuku semakin bergejolak

“DEEEEEEKKKKKKK…..KEEELUUUUAAARRRR….AAAAHHHHHHHHH” aku melenguh panjang dengan sekali sentakan ku tanamankan Penisku terdalam sepenunya vagina Dini. Badanku bergetar, merinding dan implusnya mengalir dari unjung kepala penis sampai ke sel - sel dikepalaku dan “Crooooooot, Crooot, crooot..(lebih 7 kali aku menyeprotkan spermaku)”

Dini dengan sigap langsung berbalik dari posisi nunggingnya dan berdiri dengan tumpuan lutur menciumku

“Makasih ya lelakiku” kepalanya disadarkan ke dadaku

“Tuuuuhhh kan bleber kemana – mana, maninya mas.” Sambil mengusap rambut pajang sebahunya

“Sini masuk ke rahimnya Bunda lagi”, Dini mengelap cairan spermaku yang mengalir keluar dari vaginannya dan kemudian diusapkan kembalik ke vaginanyanya

Akupun terkulai dan rebah dikasur setelah pertempuran lebih dari 40 menit ini, begitupula Dini rebah disebelahku, merangkul dan menyandarkan kepalanya didadaku

“Gimana dek?”

“Makasih ya mas, semoga kali ini jadi ya” sambil mengelus perutnya

“Maninya mas banyak banget, sampe tumpah – tumpah tadi, masak ga ada yang gol” sambil bermanja ria Bersama

“Mas aku boleh jujur ga?”

“Ya boleh dong”

“Aku baru kali ini benar – benar menikmati beginian mas, sampai mau copot semua tulangku”, menarik nafas Panjang dan memandang sambil memandang keatas “selama berkeluarga aku ga pernah menikmati hubungan suami istri, suamiku” langsung ku potong dengan meletakan jari telunjuk dibibir tanda tidak usah dilanjutkan

“Maaaass, akum au ngomong.” Sedikit ngambek “Kamu itu cinta pertamaku dan aku baru merasakan menjadi wanita seutuhnya denganmu, izinkan aku untuk mengabdi untukmu.” Dini mengucapkan kalimat itu dalam satu tarikan nafas.

“Kamu sekarang jadi bagian dalam hidupku, dan lupakan masa lalu mu, kita hadapi dunia ini Bersama kedepan”

“Makasih ya mas”

“Makasih juga ya dek, udah mau melayani mas, mas ada hadiah untukmu” aku bangkit dari kasurku menuju ransel gunungku, ku keluarkan smartphone sungsang yang ku beli di negeri gingseng. Dan menyodorkan HP itu ke Dini

“Ini ambil, dikasih suami itu gab oleh nolak, tapi kalo ga dikasih gab oleh minta” sindirku

“iiiihhhh….makasih ya sayang, buka sekarang?”

“Ga….buka tahun depan” candaku “pake baju dulu yuuukk, habis renang nanti yang – yangan lagi ya”

“Siaap BOOOSSS!!! Sampe ngangkang nih aku sama kamu mas”

“Ok…*** mau punya dedek bayi?”

“Mauuuu dooongg punya anak dari kamu mas” Dini loncat dari Kasur dan memeluk pundakku sambil mengecup pipi kananku

“Daaah….pake baju dulu giihh” perintahku, Dini pun menaruh HP barunya dimeja rias dan selajutnya berlari kekamar mandi untuk membersihkan diri
Mantep kalii dinii
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd