Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

nvidia_eyes

Adik Semprot
Daftar
3 May 2014
Post
145
Like diterima
1.353
Bimabet
Sekolah unggulan pucuk harum, itulah nama sekolah berasrama gabungan menengah pertama dan atas khusus untuk putri ini. Tempat dimana para orang tua yang umumnya dari kalangan berduit menitipkan anak-anak gadis mereka untuk dididik menjadi wanita terpandang atau istri yang baik untuk suami mereka kelak. Disinilah aku bekerja sebagai dokter selain membuka praktek di tempat lain. Aku Winston, usia 45 tahun, sudah beristri dan beranak dua.

Sekolah ini tidak banyak memiliki tenaga pengajar lelaki jadi siswi-siswi yang tinggal jauh dari orang tua disini menganggapku sebagai sosok bapak, terutama bagi para siswi yang mengambil ekstrakurikuler palang merah remaja dimana aku ditunjuk sebagai pembina. Mereka tidak sadar bahwa aku memiliki sisi gelap dibalik topeng bapak-bapak ramahku ini. Aku sangat menyukai kemolekan tubuh gadis muda. Jadi bisa anda bayangkan betapa bahagianya aku bisa bekerja disekitar gadis-gadis muda dan ranum seperti ini. Tentu saja aku harus pintar bisa mengontrol diri tidak bisa seenaknya menyentuh sembarang gadis di sekolah ini.

Diantara para siswi PMR dibawah asuhanku, ada satu yang menarik perhatianku, Luna namanya. Ketika pertama kali melihatnya aku sudah dibuat terpesona oleh wajahnya. Selama kegiatan PMR dialah anak yang paling aku perhatikan, terus ku perhatikan bokong dan buah dadanya yang sudah mulai merekah itu. Anak itu begitu cantik, ayu dan mempesona tingginya sekitar 159 bentuk tubuhnya aduhai dengan dada mengkal yang sangat sempurna, cukup besar kalau dibandingkan teman-temannya. Melihat kecantikan dan kemolekan tubuhnya setiap minggu, lama-kelamaan membuatku tak mampu menahan hasrat ini. Anak itu jelas sudah masuk dalam daftar targetku.

Tidak lama kemudian sekolah kami melaksanakan permeriksaan kesehatan buat seluruh siswi. Pemeriksaan ini memang program sekolah yang selalu dilakukan berkala setiap 3 bulan.

”Dok ini daftar anak yang perlu diperiksa hari ini.” ucap wali kelas menyodorkan daftar anak muridnya.

Ku perhatikan dengan seksama nama para siswi dan penyakit bawaan yang mereka. Ada nama Luna Yolanda disana. Bagus! Inilah saat yang tepat!

”Ibu Heni, buat anak-anak kelas ini, yang satu ini tolong taruh di giliran terakhir ya. Dia punya bawaan asma jadi pemeriksaannya bisa lama."

”Baik Dok...”

Selama sesi pemeriksaan aku benar-benar dibuat gerah dengan komolekan tubuh-tubuh remaja para siswiku. Apalagi libidoku sedang tinggi-tingginya sekarang gara-gara istriku sedang menyelesaikan kuliah dokter spesialis di luar kota. Memandangi tubuh mereka dan mengelus kulit secara diam-diam begini jelas saja semakin membuat nafsuku menggila. Hasrat ini pasti akan ku lampiaskan pada Luna nanti.

Akhirnya tiba juga giliran Luna, murid terakhir yang aku periksa hari ini. Segera aku persiapkan segala sesuatunya. Kamera handycam pasang secara tertutup siap membuat rekaman untuk kenang-kenangan. Tidak lupa juga aku siapkan 1 tablet aphrodisiac aku taruh di cangkir. Dia masuk ke ruang pemeriksaan dan langsung menghadapku. Dia tampak manis hari ini mengenakan seragam olahraga dan rambut dikepang ponytail.

”Selamat sore, Luna. Bagaimana kabarmu?”

”Sehat-sehat aja Dok.” jawabnya Luna dengan santai.

”Baik, pertama coba kamu minum dulu tablet itu.”

”Ini apa Pak Dok?”

”Cuma vitamin saja, tadi teman-teman kamu juga dapat.”

Dia langsung meminumnya tanpa curiga sedikitpun. Kemudian aku mulai pemeriksaan seperti anak-anak lainnya. Pemeriksaan aku usahakan berjalan dengan agak lambat agar obat yang aku beri tadi bereaksi. Aku perhatikan wajahnya agak memerah, Aku rasa aku sudah bisa maju ke tahap selanjutnya.

”Luna akhir-akhir ini asmanya sering kambuh?” tanyaku.

”Kadang-kadang Dok, di asrama ada pekerjaan renovasi jadi agak berdebu.”

”Wah, jadi susah dong. Lihat aja, nafasmu sekarang aja kayak tersenggal-senggal gitu.”

”Eh..? lho...? Iya ya... padahal Luna kan gak ada aktifitas berat tadi...” Sahut Luna sambil keheranan, tidak sadar ini bukan karena asmanya.

”Begini saja, bagaimana Kalau saya kasih kamu pijatan biar kamu lebih kuat pernapasannya, jadi gak sering kambuh lagi?”

”Pijatan bagaimana Dok?”

”ini pijatan khusus yang diajarkan istri saya yang ambil spesialis paru-paru. Kamu mau?”

”Iya dek Dok, aku mau coba.”

Inilah dia, Luna sudah masuk ke perangkapku.

”Baik, kalau begitu saya mau periksa dada kamu lagi.” Ucapku sambil mengembil stetoskop.

”Eh... diperiksa lagi? Ya udah Dok, silahkan periksa aja.” kata Luna sambil membusungkan dadanya.

”Begini saja tidak cukup, saya mau cari daerah sensitih di dadamu, coba kamu naikan bajumu. ”

”Eeeh... lhooo... tapi Dok...!”

”Kenapa? Kamu malu sama saya...?”

Luna hanya mengangguk saja malu-malu.

”Tenang saja saya ini kan Dokter profesional, kita kan juga sudah kenal lama...”

Dengan ragu-ragu Luna menaikan baju olagraganya memperlihatkan dadanya yang masih terbungkus kain penyangga warna putih. Dengan tangan agak bergetar aku tempelkan stetoskop di dadanya.

”Tidak bisa, saya masih kurang jelas... coba kamu lepas BH kamu juga...”

”e... e... Enggak bisa Dok... aku malu banget kalau gitu...!”

”Ayolah... tidak apa-apa... Cuma cukup sekali saja, setelah itu kita langsung tahu daerah sensitif kamu dimana.”

”...Ta... tapi... Dok...” jawab Luna ragu-ragu.

”Tidak apa-apa, Luna... ini demi kesehatan kamu sendiri.”

Berhasil, Luna dengan lugunya menuruti saja perintahku melepas pengait BH dipunggungnya dan menanggal kain penyangga dada itu. Inilah kelemahan terbesar pendidikan di Sekolah ini. Conditioning yang terlalu aman seperti ini membuat gadis-gadis disini terlalu lugu dan tidak tahu apa-apa soal lawan jenisnya dan seks. Jadi cukup dengan persuasif sedikit aku bisa menikmati keperawanan gadis-gadis disini.

Setelah melepas BH ukuran C itu, kini buah dada Luna yang selama ini membayangi fantasi nakalku akhirnya terpampang jelas. Dadanya sangat putih dan mulus, putingnya pink, benar-benar buah surga yang telah matang dan siap ku petik dan nikmati. Dengan stetoskop aku berpura-pura memeriksa dadanya.

__ichijou_hotaru_non_non_biyori_drawn_by_sincos__a075f1458a7c887a6911f12704740542.png

”nah ini dia, ini titik sensitif kamu.”

Luna hanya memandangiku dengan kebingungan. Mungkin ini pertam kalinya buah dadanya dipandangi oleh laki-laki seperti ini.

”Sekarang saya akan mulai pijatan disini biar paru-parumu lebih kuat.”

Aku mulai meremas kedua buah dadanya dengan tanganku. Begitu hangat dan lembut sekali dada Luna ini. Tidak lupa cubit dan pelintir juga putingnya, membuat nafas Luna semakin terengah-engah dan wajhnya makin merah. Karena efek obat tadi, dia pasti sedang sensitif sekali sekarang. Luna cuma bisa diam saja sambil mendesah-desah pelan ketika dadanya ku permainkan begitu. Aku tebak dia pasti sedang kebingungan karena seumur hidup, baru kali ini dia merasakan desakan seksuil yang begitu besar seperti sekarang.

Mulutku tidak tahan lagi untuk ikut mencercah kedua puting pink imutnya. Aku kulum dan hisap kedunya secara bergantian.

”Do.. Dok, buat apa dijilatin kayak gitu? Katanya Cuma dipijat saja?” tanya Luna bingung.

”Ini juga termasuk pengobatannya. Kamu cukup tahan dan nikmati, percaya saja sama dokter...” perintahku.

”Ba... Baik dok...”

Sekitar 5 menit aku menggerayangi buah dadanya yang baru tumbuh itu sepuasnya. Sambil terus meremasi dadanya ku pandangi raut wajahnya yang kegelian. Mata kami saling berpandangan. Dari raut wajahnya yang gelisah, aku bisa tahu dia mulai sadar akan niat bejatku. Tiba-tiba dia berdiri dan berusaha lari.

”U... Udah Pak Dok... Luna pulang dulu...!” kata Luna sambil menepis tanganku dari dadanya dan bersiap kabur.

Tak membiarkannya lari, aku tangkap tangannya dan tarik tubuhnya kedalam pelukanku. Tubuh Ita langsung terdukuk di pangkuanku. Luna mencoba berontak dari pelukanku tapi tak cukup kuat untuk melawan tenagaku.

“Pak… ah… pak… tolong jangan…!!” Luna semakin panik.

Luna tidak bisa lari lagi, celananya aku tarik kebawah sampai terlepas, menyisakan celana dalam pinknya. Posisi badannya aku putar sehingga sekarang dia duduk di pangkuanku saling berhadapan, bongkahan kontol dibalik celana panjangku menempel tepat di memeknya. Bibir dan telinganya langsung ku cumbui, aku tekan pinggulnya dan pinggulku semakin rapat.

“Ja… jangan… pak…TOLO-”

Dia berusaha teriak minta tolong tapi mulutnya langsung aku bekap deagan mulutku dan pelukanku ke dadanya semakin ku kencangkan hingga dia kesulitan bernafas, aku rasakan rontaannya makin melemah.

”Ssssst... Diam! Kamu lihat itu? Itu kamera. Kamu mau gambar bugilmu ini tersebar kemana-mana?!”

Dia tampak merinding ketakutan mendengar ancamanku. Kemudian aku lanjut lepas kancing dan turunkan resleting celanaku, seluruh kontolku langsung menyembul keluar, ku gesekan kepala kontolku benggolan memek Luna yang masih tertutup celana dalam tipisnya.

”Sleep… ah… sleeep ah…” Luna mendesah-desah merasakan geli di memeknya dan mulutku yang mulai mencumbui lehernya.

Tangan kiriku menelusup kebalik kaos Luna dan menyibakkannya keatas. Aku kulumi puting pinknya lagi bergantian.

”Uaaah... Paaak....” desah Luna lagi

”Bagaimana Nak? Main sayang-sayangan sama Bapak enak kan...?” tanyaku.

“Ah… sudah cukup Pak... Lepasin Luna...” rintihnya.

Mendengarnya memohon padaku dengan lirih begini mala membuatku tersenyum lebar penuh kepuasan. Aku berhasil menjatuhkan mentalnya, sudah waktunya untuk menikmati keperawanannya. Celana dalamnya aku lepaskan, kini memek Luna sudah bebas tidak tertutup apa-apa lagi. Aku arahkan kontolku mencari lubang surgawinya. Dan ketika aku tekan aku merasakan ujung kontolku sudah tepat di sasaran. Ketika aku coba tekan masuk,

“Ah… pak dok… sakiii-” Luna langsung menjerit kesakitan, tapi mulutnya ku bungkan.

“Bentar sayang bapak masukin ya…” bisikku ke telinganya.

“mmm.... mmmh... nnnng!!!” desah Luna panik.

Aku dekap pinggulnya jadi Luna tidak bisa menghindar dari sodokan kontolku. Sedikit demi sedikit terus ku dorong. Ledir percikan darah mengalir dari memeknya membuat kontolku semakin licin. Ketika saatnya kua anggap tepat, Langsung aku dorong kontolku masuk merangsek memeknya yang super sempit itu! Kontolku merangsek masuk dan merasakan begitu sempit dan nikmatnya lubang surgawi Luna. Sekali lagi, Aku berhasil merampas kegadisan muridku sendiri!

“Pak Dok… aduh… Pak… aduh… ah… ah….!!!” rintih Luna merasakan memeknya ditembus untuk pertama kali.

”Tenang saja Luna sayang. Kamu pasti akan keenakan sampai ketagihan nanti.” Hibur ku sambil mengecup bibirnya sekilas Kontolku mulai bergerak memompa memeknya.

“Ahhh… aaah… aaaah… memek Luna ngilu Pak...!!!!”

“Tahan dong Nak… uh…. uhhh… bapak kan lagi enak…..!!!”

”Ahhh… aaah… ooh... aaaah… udah pak... AAAAH....”

Aku terus memompa memeknya dengan kecepatan konstan. Ku rasakan Luna sudah orgasme beberapa. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, sedangkan pinggulku masih dengan perkasa memompa tubuhnya naik-turun. Tubuh Ita nampak sudah basah kuyup oleh keringatnya yang keluar deras dari pori-pori kulitnya.

Bosan dengan posisi begitu. Kontolku ku cabut, ku posisikan Luna sekarang duduk membelakangiku dan ku genjot dari belakang.

“UUUH…” desahnya ketika ditembus lagi kontolku.

Aku pegang pinggul langsingnya dan mulai menggoyangnya naik turun. Awalnya perlahan tapi ritme semakin ku percepat. Tubuh Luna mulai menegang lagi. Desahannya sayu-sayup keluar, aku biarkan saja asalkan tidak terlalu keras. Remasan dan sedotan memeknya ke kontolku juga makin kencang.

Plak plak plak plak plak plak plak bunyip paha kami saling beradu.

“Ah… ah… aha… pak… paak…”

Dari desahannya lemas tertahannya ini, aku tahu kalau Luna sudah menikmati persetubuhan ini. Seorang gadis remaja belia sedang disetubuhi seorang dokter cabul yang cukup tua untuk disebut ayahnya. Betapa indahnya pemandangan di ruang UKS sore itu. Luna paling tidak orgasme dua kali dengan posisi ini.

Aku sudah mulai merasakan desakan di pangkal kontolku. Tanda kalau ejakulasiku sudah tidak lama lagi, sudah tiba saatnya penutupan. Aku ubah posisi lagi. Kali ini aku rebahkan Luna di meja kerjaku, sedangkan aku memompa memeknya sambil berdiri. Dengan posisi ini aku bisa melihat tingkah Luna yang sedang belingsatan ketika ku genjot dengan kecepatan tinggi. Aku ambil Handycamku dan mengabadikan semuanya. Keringat sudah membasahi kulit putihnya, nafasnya memburu, dia hanya mengenakan kaos olahraganya yang tersibak keatas, buah dada ranum Luna yang sedang dalam masa pertumbuhan bergoyang-goyang seirama genjotan kontolku, matanya merem-melek, desahan-desahan lemas keluar dari mulutnya.

”...aah ...aah...aah...aauh ...aaaaagh”

”Gimana? Dipijat sama bapak enak kan? Kamu suka kan...?” tanyaku.

Dengan ragu dia hanya mengangguk lemah mengiyakan, wajahnya makin memerah karena malu dan tampak semakin manis saja.

Melihat itu aku jadi semakin semangat menggagahi gadis belia itu, ku taruh kameraku, pinggulnya aku pegang, dan aku genjot memeknya semakin kencang. Tidak lama kemudian, tubuh Luna menegang, desahan jadi agak keras, tangannya mencengkram tanganku yang lagi memegang pinggulnya, kakinya menjepit pinggangku, dan memeknya meremas dan meremas kontolku makin kencang. Ngentotin gadis secantik Luna dan merasakan betapa nikmatnya memeknya membuatku lupa diri. Biasanya aku selalu berhati-hati dalam menggarap siswi-siswiku, tapi kali bodoh amat! Aku tidak peduli lagi kalau gadis remaja tanggung yang sedang aku nikmati ini bisa hamil gara-gara ulah bejatku ini.

Saat kontolku memompa dengan kecepatan penuh, Luna orgasme dan memeknya mencengkram keras. Seketika itu juga, ku hentak habis kontolku sampai titik terdalam!

CROOOT... CROOOOOOT... CROOOOOOOOOTTH....

Lendir kental tumpah, mengalir deras kedalam banyak sekali! Aku isi penuh rahim Luna dengan pejuku!

Aku tarik tubuh Luna ke pelukanku dan ku lumat habis mulutnya. Pinggulku masih bergetar, kontolku berdenyut-denyut kencang, belum selesai memompa peju ke memek Luna. Memeknya juga masih meremas, memerah kontolku sampai tetes terakahir. Kami terus berpelukan selama 5 menit, menikmati sisa-sisa orgasme.

"Aaah... memang nikmat memekmu ini, Luna! Bapak jadi muncrat banyak! Maaf ya... nanti Bapak bayarin gugurinnya.” Bisikku di telinganya.

"Hiks... hiks..." Aku lihat mata Luna mulai berkaca-kaca.

Setelah tuntas, Aku dudukan Luna di kursi. Sisa sperma bercampur darah perawan mengalir dari memeknya dan membasahi pahanya. Aku ambil tisu membantu Luna membersihkan memeknya. Setelah itu aku bantu dia berpakaian lagi, ku suruh dia segera pergi kembali ke kelas.

”Sana, balik ke kelas. Ingat, rekaman kamu ada di Bapak. Anak miskin kayak kamu untung sekali bisa belajar pakai beasiswa disini. Kamu nggak mau kan dikeluarkan dari sini?”

Luna hanya menggeleng lemah.

”Bagus! Jangan sampai ini bocor ke orang lain, Paham?”

”Paham Pak.” jawabnya dengan lemas.

”Ya sudah, sana pergi. Oh ya, malam minggu Bapak datang ke kamarmu ya? Bapak masih penasaran sama memek sempitmu itu.”

Luna mengangguk lemah. Aku cium lagi bibir lembutnya sebelum dia pergi meninggalkan ruang UKS dengan langkah agak sempoyongan.

Ah puasnya! Setelah lama mengincar akhirnya berhasil ku nikmati juga kegadisan anak cantik, Luna Yolanda. Saat berjalan ke parkiran mobil untuk pulang, banyak anak yang sedang berolahraga atau sedang mengikuti ekskul menyapaku. Coba lihat tubuh-tubuh gadis muda yang harum nan energik itu. Sekolah ini seakan seperti kebun penuh buah yang bisa ku petik dan nikmati kapan saja. Kira-kira yang mana yang bisa aku santap selanjutnya?

bersambung (?)
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd