Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG CINTA RUMIT ANTARA STW, BINOR, MAMAH MUDA, JANDA DAN ABG by SUMANDONO

Status
Please reply by conversation.
Khusus para suhu sbb: @PaijoKenthir1976 @togox @phallus88 @Ndoro Oolidsky @Bl4ckhorse @Yhonoz @Ima81 @Garonk84 @boen4r @Genthaloo_31 @kuciah @Sonic110 @DenjakaKliwon @kajaipapuih @ungkesangihe @menabur @Jakajaki @schnucki @marchay @bagaskara91 @sigitnoi @Byey terimakasih atas cendol dawetnya, bikin seger.
Enam
KELUARGA PAK OTONG





Pak Otong memiliki 6 orang anak. Yang paling tua bernama Sutinah berusia 40 tahun. Sutinah tidak punya anak meski sudah menikah 4 kali. Suami terakhirnya, yang merupakan Kakek Sugandi, meninggal karena stroke. Anak kedua bernama Jajang, usia 37 tahun. Menikah dengan Epon yang berusia 29 tahun dari desa sebelah, dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Rama. Saat ini Rama berumur 11 tahun. Anak ketiga bernama Nengsih, berusia 34 tahun. Dia menikah secara siri dengan seorang yang berasal dari Timur Tengah ketika Nengsih jadi TKW di Qatar. Walau Nengsih merupakan istri ke dua, namun ketika suaminya meninggal karena kecelakaan pesawat terbang, Nengsih mendapat harta warisan dari suaminya yang cukup besar. Dia memiliki anak perempuan yang sangat cantik bernama Nabila berumur 16 tahun. Anak ke lima bernama Kara, biasa dipanggil Engkar, berusia 31 tahun. Menikah dengan seorang guru yang mengajar di SD Karasak. Engkar sedang hamil anak kedua. Anak pertamanya bernama Titin berumur 5 tahun. Usia kandungannya kini sudah mencapai 5 bulan. Sedangkan anak bungsu Pak Otong bernama Mira, usianya 25 tahun. Menurut Pak Otong, Mira itu adalah hasil kecelakaan. Dia telat mencabut waktu ngecrot saat berhubungan badan dengan istrinya.

Mira menikah dengan Dudi ketika duduk di kelas 3. Selama 7 tahun menikah, Mira belum punya anak tapi dia pernah keguguran 2 kali. Meski begitu, Mira memilik 2 anak tiri. Dua-duanya perempuan. Yang satu bernama Shinta umurnya 18 tahun, baru lulus SMA. Kakaknya bernama Shanti, berumur 19 tahun. Shanti sudah bertunangan dengan orang Cikaso bernama Ijal, tapi Kang Dudi membatalkan pertunangan itu setelah tahu kalau Ijal ternyata sudah beristri.

Ke enam orang anak Pak Otong dan 3 orang cucu kandungnya serta 2 orang cucu tirinya, ikut menginap di rumah Gagan. Selain itu, ada juga Ma Uti, istrinya Kakek Ompong, yang berumur 60 tahun dan anaknya yang bernama Lilis, berumur 39 tahun beserta anaknya, yaitu Erin berumur 17 tahun. Erin adalah gadis manis yang sangat pendiam. Dia tidak sekolah tapi sudah lulus SMP. Dia sering ke kebun membantu ibunya memetik biji kopi.

Selain orang-orang yang disebutkan di atas, masih ada beberapa orang lagi yang ikut menginap di rumah Gagan malam itu. Tapi kalau diceritakan, terlalu banyak.

Rumah Gagan sendiri terbilang sangat luas. Ukurannya 11 X 11 meter. Memiliki 4 kamar tidur, dapur besar yang merupakan campuran dapur tradisional yang mengenakan tungku kayu bakar serta menggunakan gas LPG 3 kg. Lalu kamar mandi berukuran 2 X 3 meter dengan bak yang sangat besar dan tinggi. Bak itu berukuran 2 X 2 meter dan tinggi 1,5 meter. Selain digunakan sebagai bak mandi, bak itu berfungsi juga sebagai penampungan air yang berasal dari mata air Gunung Geulis. Selain dapur, kamar mandi dan kamar tidur, terdapat juga ruang keluarga sekaligus ruang makan yang luas plus ditambah ruang tamu yang juga sangat luas.

Dulu, ke empat kamar tidur itu masing-masing ditempati oleh kakek dan nenek, ayah dan ibunya serta Gagan sendiri. Satu kamar lagi merupakan kamar kerja ayahnya, yang merupakan kamar paling kecil berukuran 2 X 3 meter. Kini ruang kerja ayah digunakan sebagai kamar tidur oleh Bibi.

Selain rumah yang luas, Gagan juga memiliki tanah yang luas. Menurut catatan akta tanah, Gagan memiliki tanah seluas 15.000 meter per segi. Itu artinya satu setengah hektar. Luas muka tanahnya adalah 100 meter dan panjangnya 150 meter. Berbeda dengan warga lain, orangtua Gagan menanami sebagian besar tanahnya dengan pohon jati. Di sela-sela pohon jati ditanami pohon kopi yang hasilnya tidak begitu banyak, tapi cukup untuk dikonsumsi sendiri.

Pagi itu, Gagan terjaga oleh cahaya matahari yang menyemprot melalui jendela. Badannya terasa segar. Semalam, setelah pulang dari urusan desa, dia disambut Bibi di dalam kamarnya. Bibi berbaring di ranjang menunggu Gagan pulang dan langsung mengangkangkan kedua kakinya. Kontol Gagan yang kebetulan masih ngaceng karena belum ngecrot secara sempurna, tanpa banyak cingcong lagi langsung mengewe liang memek yang menganga itu. Walau memek Bibi tidak selezat milik Bu Kades, tapi Gagan bisa menggenjotnya hingga dia benar-benar ingin ngecrot secara alamiah. Akhirnya, setelah 10 menit mengulek memek Bibi, Gagan bisa ngecrot juga dengan sempurna. Plong rasanya. Dia kemudian tidur nyenyak.

Saat terjaga, dia sudah mengenakan celananya. Padahal semalam setelah ngecrot, dia langsung tidur tanpa mengenakan celana lebih dahulu. Gagan menduga pastilah Bibi yang memakaikan celananya saat dia tertidur.

Setelah kesadarannya terjaga penuh, Gagan ke luar kamar dan menemukan suasana meriah di dapur dan di ruang tengah. Mira, Nengsih, Ma Uti dan Lilis sedang sibuk memasak di dapur. Sementara bocah-bocah kecil berteriak-teriak bermain perang-perangan di luar rumah. Sedangkan Shinta, Shanti, Erin dan Bila sedang duduk di atas tikar di ruang tengah. Mereka sibuk membuat nagasari, sejenis kue tradisional khas masyarakat Sunda, sambil menonton TV.

Gagan pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritual pagi. Mandi, BAB dan gosok gigi. Selesai ritual pagi, dengan hanya berhanduk dia ke luar dari kamar mandi. Saat dia akan ke luar, Engkar yang lagi hamil 5 bulan, mendadak datang dari arah pintu belakang yang terbuka, langsung menuju kamar mandi, bertepatan dengan itu Gagan ke luar. Mereka bertubrukan. Tangan Engkar tak sengaa menyentuh kontol Gagan dari luar handuk. Deg! Jantungnya langsung berdebar.
“Gede bener.” Kata Engkar dalam hatinya. Dia lalu berkata, “maaf Kang Gagan, ceuceu pengen ngompol, udah enggak kuat.”
“Gapapa Ceu.” Kata Gagan dengan nada biasa. Dia memperbaiki ikatan handuknya yang hampir lepas.

Ma Uti, nenek 60 tahun yang awet muda dan centil ini, melotot ke arah tubuh Gagan yang ramping dan tinggi dengan perut rata seperti papan cuci jaman dulu. Sedangkan Mira, Nengsih dan Lilis pura-pura tak peduli. Saat tubrukan itu terjadi, sempat Ma Uti melihat sekilas kontol Gagan yang bergelantungan.
“Itu kontol apa terong.” Kata Ma Uti dalam hatinya. Diam-diam, dia jadi penasaran ingin melihat kontol anak muda itu secara langsung. “Syukur-syukur jika aku bisa diewe sama dia, pasti enaklah. Dijamin.” Katanya lagi dalam hati. Dia berjanji, suatu saat nanti, dia akan mengintip Gagan di kamarnya lewat jendela, “pasti akan lebih jelas melihatnya.” Katanya lagi dalam hati.

Gagan berlalu melewati ruang tengah. Para ABG melirik ke arahnya. Masing-masing dengan pikirannya sendiri. Shinta berpikir, ingin sekali-kali Kang Gagan menjemputnya di sekolah dengan mobil kijangnya. Dia memakai kemeja dan pantalon serta sepatu pantofel. Rambutnya telah dicukur rapi.
“Hai sayang, maaf agak telat menjemputnya.” Khayal Shinta. Pasti semua teman-temannya akan ngiri kepadanya karena punya kekasih yang ganteng dan kaya.

Sementara Shanti berkhayal Gagan mengajaknya jalan-jalan ke kota. Makan di restorant fastfood lalu pergi ke mall untuk cuci mata sekaligus belanja. Dia akan memeluk tangan Gagan dengan erat agar semua perempuan cemburu melihat keberuntungannya memiliki cowok yang ganteng dan banyak uang. Pulang dari mall, Gagan berbisik kepadanya mengajak ke hotel. Tapi Shanti akan pura-pura marah dan minta pulang. Sepanjang jalan Gagan pasti akan ngambek karena keinginannya tak terpenuhi. Shanti akan merayunya dan meminta Gagan masuk ke tempat sepi di tengah kebun. Di situlah dia akan menyerahkan memeknya. “Ah, aku jadi basah ngehayalin dia.” Kata Shanti dalam hatinya.

Sedangkan khayalan Bila beda. Gagan datang kepadanya dan secara sembunyi-sembunyi memberinya smartphone. Sebelum memberikan smartphone, Gagan berkata, “kamu akan aku kasih smartphone yang baru ini tapi sayaratnya… sun dulu.”

Bila akan merebut smartphone itu, mencium pipi Gagan secara kilat lalu kabur ke rumahnya.
“Eh, tapi kan rumah aku sedang diperbaiki kakek, mana bisa aku kabur.” Pikirnya. Mendadak saja Bila jadi merasa kesal sendiri.

Satu-satunya yang tidak berkhayal dari ke empat ABG itu hanya Erin. Dia berpikir realistis. Om Gagan bukan siapa-siapanya. Dan tak mungkin menyukai dirinya yang miskin. Dia datang ke rumah ini untuk numpang menginap sampai perbaikan rumah kakek selesai. Jika suatu saat berkesempatan bisa berbicara dengan Om Gagan, dia hanya akan mengucapkan terimakasih atas kebaikannya. Itu saja.





Tujuh
MINYAK MENJANGAN DAN MINYAK KAYU JATI





Gagan memasuki kamarnya dan melepaskan handuk. Dia membuka pintu lemari lebar-lebar. Memilih baju dan celana pendek yang akan dipakai hari ini, setelah itu dia memilih celana dalam. Sebelum dia memakai baju, dia pergi ke kabinet kayu dan membuka laci paling atas. Mengambil sebuah botol berwarna hijau ukuran 50 ml. Isinya adalah minyak menjangan yang sangat langka. Di kolong langit ini, hanya ada 2 orang yang bisa membuat minyak menjangan. Yang satu bernama Li Tai Po dari puncak Gunung Go Bi Pay di pedalaman China daratan. Yang satu lagi adalah Eyang Olot yang tinggal di puncak Gunung Guntur, Garut. Bagi segelintir orang di seluruh dunia yang mendalami masalah supranatural dan keajaiban alam, nama kedua orang tersebut adalah seperti dewa dalam ilmu kesehatan. Konon menurut pembicaraan para supranatural tingkat dunia itu, umur ke dua orang tersebut sudah mencapai 150 tahun. Tapi tubuh mereka terlihat seperti orang yang berumur 50 tahun. Sayangnya, walau pun lokasi tempat tinggal mereka sudah diketahui, namun untuk bisa bertemu dengannya sama sulitnya dengan mendaki ke atas awan. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menemui mereka. Itu pun tidak dengan cara sembarangan.

Dia mengangkat botol itu dan menyipitkan matanya untuk melihat isinya.

“Masih setengah, lumayan. Yang di kamar kost di Jakarta juga tinggal setengah. Hm, ini paling tinggal beberapa kali pake lagi.” Kata Gagan dalam hatinya. Dia lalu membuka tutup botol itu dan meneteskannya ke atas pubisnya yang berjembut pendek karena sering digunting. Lalu meratakan tetesan minyak itu ke seluruh batang kontol dan pelirnya. Terasa dingin dan sejuk. Setelah meletakan botol hijau itu, dia kemudian mengambil botol lain sebesar botol kecap berisi minyak kayu jati, lalu membalurkannya ke seluruh tubuhnya. Gagan ingat benar sore itu ketika dia baru saja pulang sekolah, ayahnya sedang sibuk menyuling daun dan kulit pohon jati di belakang rumah. Waktu itu Gagan masih duduk di kelas 1 SMP. Gagan disuruh makan dulu oleh ibunya tapi dia tidak mau. Setelah melempar tas dan baju seragam, dia pergi ke belakang rumah untuk mendekati ayahnya dan membantunya memasukkan kayu bakar ke tungku pembakaran.

“Sejak lulus dari IPB (Institut Pertanian Bogor) ayah sudah mendalami khasiat pohon jati ini, Nak.” Kata ayahnya dengan suara dalam membuka pembicaraan. Setiap sore adalah waktu terbaik bagi Gagan untuk ngobrol santai dengan ayahnya. “Cara terbaik untuk memaksimalkan khasiatnya adalah menyulingnya dan menjadikannya sebagai minyak atsiri kayu jati.”
“Emang khasiatnya buat apa sih ayah?”
“Banyak. Untuk kesehatan kulit, menghilangkan bau badan, menyembuhkan pegal-pegal, melancarkan peredaran darah… pokoknya banyak.”

Gagan ingat bagaimana ayah menjelaskan secara menditail zat apa saja yang terkandung dalam daun dan kulit kayu jati. Gagan mendengarkannya dengan seksama.

Pada saat mereka sedang ngobrol, mendadak entah datang dari arah mana, muncul seorang lelaki berusia sekitar 50-an melangkah mendekati mereka. Begitu melihat lelaki itu, ayah langsung berdiri dan menyambut lelaki itu dengan sangat hormat luarbiasa.
“Eyang… ini adalah sebuah kehormatan besar….”
“Cukup-cukup, jangan berlebihan. Aku datang ke sini cuma mampir sebentar. Kamu masih punya sedikit simpanan garam kan?” katanya sambil tersenyum dengan senyum bijak yang menyeluruh.
“Aduh eyang, jangankan cuma garam, seluruh rumah dan tanah ini akan saya berikan bila eyang inginkan.”

Lelaki itu tertawa kecil.
“Aku cuma butuh sedikit garam, gula dan beberapa lembar kain.”
“Apa pun yang eyang minta… masuklah dulu eyang.”
“Tidak, aku tidak bisa lama. Masuklah kamu ke dalam rumahmu, ambilah apa yang bisa kau ambil, aku menunggumu di sini sambil mengobrol dengan cucuku yang ganteng ini.”
“Baiklah eyang.”

Gagan sedang menatap lelaki itu dengan takjub. Lelaki itu memiliki sorot mata yang bercahaya seperti kelereng dan memiliki kharisma aneh yang sangat kuat dan berwibawa.
“Namamu Sugandi kan?” kata lelaki itu sambil mendekati Gagan. “Tahu apa artinya?”
“Saya tidak tahu eyang.”
“Su itu artinya bagus atau baik, gandi artinya cahaya matahari. Jadi arti nama kamu adalah cahaya matahari yang baik. Kamu tau apa maksud cahaya matahari yang baik?”
“Sedikit eyang.” Kata Gagan dengan agak ragu.
“Coba jelaskan kepada Eyang.”
“Cahaya matahari yang baik itu banyak eyang, yaitu misalnya untuk foto sintesis pada tumbuhan, mengeringkan biji kopi, ultraviolet dan lain sebagainya.”
“He he he… bagus cucuku. Nah itu artinya kamu harus menjadi orang baik, kamu harus memberikan kebaikan kepada orang lain. Sebaik-baik orang adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama. Nah, ini eyang kasih minyak menjangan, minyak yang sangat langka. Kamu oleskan pada daerah kemaluanmu dan buah pelirmu, agar kemaluanmu tumbuh dengan sehat dan kuat. Agar kau menjadi orang yang bermanfaat bagi perempuan mana pun yang menyayangimu. Jangan beri tahu ayahmu eyang memberi minyak ini, bahaya.”
“Kenapa bahaya eyang?”
“Karena minyak ini hanya bermanfaat bagi lelaki yang berusia antara 10 sampai dengan 30 tahun. Dan bagi orang yang sudah disunat. Kamu sudah disunat kan?”
“Sudah eyang. Kenapa yang tidak disunat tidak boleh eyang?”
“Karena yang tidak disunat, di balik kulupnya tersimpan jutaan bakteri. Jika minyak ini terkena bakteri tersebut akan mengakibatkan kebusukan. Dengarlah cucuku, sunat itu adalah tradisi leluhur kita yang sudah ada sejak zaman purba, di dalamnya mengandung rahasia kesehatan dan kenikmatan serta kekuatan dalam berhubungan badan. Nenek moyang kita, seperti tertulis dalam ribuan prasasti yang telah hilang, tetapi sebagian kecil masih tersisa di berbagai candi seperti borobudur atau candi cetho atau candi-candi lainnya yang tersebar di seluruh dunia, bahwa hubungan sex itu sifatnya wajib bagi manusia lelaki dan perempuan. Karena merupakan kebutuhan seperti halnya kita membutuhkan makanan, pakaian dan rumah. Suatu saat jika waktunya tiba, kau harus ke tempat eyang untuk belajar tentang semua hal ini… agar kau bisa menjadi Sugandi yang sesungguhnya.”
“Baiklah, di mana alamat rumah eyang? Nanti kalau liburan saya akan ke sana.”

Lelaki itu tersenyum sambil mengelus kepala Gagan.
“Tidak sekarang cucuku. Nanti jika waktunya tiba kita pasti akan bertemu. Simpan baik-baik minyak ini, jangan beritahukan siapa pun. Oleskan sesudah mandi, maksimal seminggu sekali.”
“I ya eyang.”
“Bagus, ini baru cucuku.” Katanya sambil tersenyum.

Saat ayahnya datang membawakan tas kain berisi barang-barang yang diminta, eyang menyambut tas kain dengan senyum lalu menyelendangkannya pada pundaknya. Eyang menolak penghormatan salim yang dilakukan ayah, dia berbalik kemudian melangkah pergi. Gagan menatap sosok eyang tanpa berkedip. Langkah Eyang tampak tenang dan pelahan. Namun ketika angin berkesiur dan merontokkan daun-daun jati, eyang seperti tiba-tiba saja menghilang.
“Siapa dia ayah?” tanya Gagan.
“Dia? Hm, kamu akan terkejut mendengarnya. Dia itu ayah dari kakek ayah. Wajah dan tubuhnya masih sama seperti ketika dia datang ke rumah kita ini ketika ayah masih kecil, seumuran kamu.”
“Rumahnya di mana ayah?”
“Di gunung guntur.”
“Namanya siapa ayah?”
“Dia biasa dipanggil Eyang Olot.”
“Gagan akan ke gunung guntur untuk ketemu eyang olot.”

Ayah tertawa kecil.
“Kamu takkan bisa menemukannya. Tapi jika Eyang ingin bertemu denganmu, dia bisa datang kapan saja ke sini. Atau dia yang akan membimbingmu menuju ke kediamannya.”

Gagan terdiam. Dia ingat persis kejadian di sore itu. Dia takkan melupakannya. Sambil terus membaluri seluruh tubuhnya dengan menggunakan minyak kayu jati, Gagan mengingat semua kejadian di sore yang indah itu. Sore yang tidak akan pernah terlupakan oleh dirinya selama hidupnya.

(bersambung)​
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd