Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cinta seratus juta Rupiah

Chapter XVI

"Say kamu masih inget namaku kan?? Kamu gak lupa aku kan?" Gadis itu membelai pipiku. Aku menggelengkan kepalaku. Sungguh aku tidak ingat apa apa saat ini.

"Ini aku say Vina, apa kamu lupa sama aku??" Aku hanya bisa diam. Aku tak tahu harus menjawab apa. Pikiranku benar benar kosong.

"Yaudah gak papa kok, kita mulai dari awal lagi ya, yang penting kamu udah disini lagi....." Aku tersenyum membalas ucapannya itu.

"Aku udah kabarin ortu kamu kalo kamu udah Sadar . Mereka mungkin datang besok pagi. Kamu istirahat lagi ya say...." Ia lalu membimbingku kembali ke tempat tidurku. Tubuhku masih begitu lemah . Kurebahkan tubuhku dikasur.

"Sweet dream honey, dream me...."
Bisik Vina sambil membelai rambutku.

.......***.......​

"Rio...... Sayang..... Bangun nak......"

Kubuka mataku, seorang bapak bapak dan seorang Ibu ibu kini berdiri disampingku.

" ini papa sama Mama nak, maafkan kami , kami baru tahu kalau kau susah sadar , untung ada Vina yang menjagamu, jadi dialah yang memberi tahu kami." Ucap ibu itu. Ya, walau Ingatanku masih buram tapi sepertinya sekarang aku sudah mengenali mereka. Mereka memang orang tuaku. Walaupun aku susah mengenali orang lain tapi kurasa aku masih bisa mengenali mereka.

"Dokter bilang kamu menderita amnesia akibat kecelakaan itu, kamu mungkin akan lupa dengan beberapa orang dan kejadian sebelum kamu kecelakaan. Tapi dokter sudah punya jalan keluarnya. Kamu harus diterapi sampai ingatan kamu pulih." Jelas ayah.

Aku menundukkan kepalaku. Aku benar benar ingin ingatanku kembali.
Apapun akan kulakukan untuk itu.

"Jadi apa yang harus aku lakukan??" Tanyaku pada kedua orang tuaku.

"Tentu saja pelan pelan , kamu harus rutin ke psikater, Eko dan Vina akan rutin menemani kamu...." Jelas ibuku

"Kapan aku bisa pulang Bu? Aku sudah tidak apa apa," Ibupun tersenyum. Ia lalu mengusap-usap kepalaku.

" kamukan baru sadar. Pasti perlu banyak istirahat. Nanti kita tanya dokter dulu." Sahut Ibu.

" Vina , bapak mau ngomong sama kamu bentar...." Ayahku tiba tiba mengajak Vina keluar kamar. Ada apa ini? Apa yang mereka berdua bicarakan?

POV Vina

Kami berdua keluar meninggalkan Rio dan Ibu sendiri dikamar. Entah apa yang ingin Ayah Rio bicarakan denganku.

"Vina, Bapak mau terima kasih selama ini kamu selalu perhatian ama Rio, Bapak mau beritahu kamu satu hal..." Sahut Beliau yang menatapku dengan serius.

"Ada apa pak??"

"Bapak mau minta tolong satu lagi dengan kamu dan teman teman kamu , sebenarnya kami sebagai orang tua Rio sangat ingin merawat Rio dikondisi seperti ini, tapi kesibukan kami membuat kami sulit untuk melakukan itu. Apa lagi Rio tinggal di jakarta dan kami sangat sibuk di Palembang. Kalau boleh bapak mau minta tolong , kalian sebagai teman baik Rio mau membantu bapak dan Ibu merawat Rio, paling tidak sampai terapinya berhasil dan ingatannya pulih." Jelas Beliau panjang lebar. Tentu ini kesempatan Langka bagiku. Dengan begini aku jadi lebih dekat dengan Rio dan mungkin lama lama aku bisa merebut hatinya.

"Oh gak papa Pak. Kami dengan senang hati akan merawat Rio. Lagipula kami sebagai teman baiknya sudah sepatutnya menolong Rio. " Sahutku dengan gembira. Ini kesempatan emasku.

"Dan satu hal lagi. Jangan lupa kamu jaga Wendy juga. Walau bagaimanapun dia calon istri Rio, wanita yang paling Rio cintai. Jika ia sudah sadar lagi, tentu ia sangat membantu ingatan Rio pulih....." Tambah Beliau. Aku lupa tentang gadis itu. Ah, lagipula banyak orang yang menjaganya seperti Ibu dan teman temannya.

"Siap pak....." Aku menganggukkan kepalaku tanda setuju. Semoga semuanya berjalan sesuai rencanaku.

~~~~***~~~~​

Hari berganti hari, akhirnya akupun keluar dari rumah sakit itu. Vina dan kedua temannya yang kembar itulah yang dengan rajin merawatku di rumah.

Ingatanku masih kabur. Aku harus menjaga fisikku dan dengan rajinnya menuruti perintah dokterku yang sudah menjadi ritual terapi penyembuhanku. Vina dengan sabar menemaniku di rumah . Ia lah yang menyajikan makananku dan menjaga ku untuk tidak melakukan apa yang dilarang oleh dokter.

"Say , kita jalan jalan yuk ke Ancol. Kita main di Dufan. Udah lama kan kita gak kesana..." Vina mengajakku pergi ke dufan. Aku menganggukkan kepalaku. Beberapa hari ini memang aku terlalu sering dirumah. Tentu aku butuh suasana yang baru.

"Aku pilihin baju kamu ya. Kamu harus kelihatan keren malam ini." Vina lalu memilihkan kemeja untukku satu persatu. Kami pun bersiap siap lalu bergegas beranjak ke Ancol.

Suasana disini sudah ramai. Banyak anak anak muda berpasang pasangan, dan juga keluarga yang berkumpul disana.

"Say, kita ke tempat boneka itu yuk..." Vina menarikku ke stan boneka yang tak jauh dari kami. Ada banyak boneka seperti boneka kucing , boneka kelinci , Barbie dan Teddy bear. Vina lalu mengambil sebuah boneka Teddy bear putih.

"Kamu ingat gak boneka Teddy bear putih ini??" Aku menggelengkan kepalaku. Vina pun tersenyum, mungkin dia lupa kalau aku belum bisa mengingat kejadian kejadian masa lampau dengan jelas.

"Ini boneka Teddy bear yang kamu ambil waktu pertama kali kita ketemu ditaman. Waktu itu aku baru putus dengan mantan aku. Aku sebel banget waktu pertama kali kita ketemu. Tapi setelah kita lebih dekat. Lama lama aku jadi suka kamu say, lama lama aku jadi sayang sama kamu. Memang simpel sih, tadi itulah cinta. Datang secara kebetulan, tapi susah banget untuk dilupakan gitu aja." Vina tersenyum. Pandangannya begitu dalam dan penuh perasaan. Andai aku mampu mengingat kembali momen itu.

"Kamu janji kan gak akan ninggalin aku lagi yo?? " matanya mulai berair. Satu persatu air mata itu mulai membasahi pipinya. Kuhapus air mata itu dengan kedua tanganku.

"Boneka ini namanya caca, boneka Teddy yang dirumah kamu namanya Bubu. Mulai sekarang mereka berpasang pasangan berdua. " aku tersenyum lebar lalu mengambil boneka Teddy bear pemberiannya itu.

Kami menghabiskan malam berdua bermain di taman ria malam itu. Vina terlihat begitu bahagia. Ia mengandengku erat. Kami seperti sepasang kekasih yang paling bahagia malam itu.

"Say , kita naik itu yuk ," Vina menunjuk ke wahana komedi putar. Tentu akan memberikan kenangan tersendiri jika kami berdua bersama di wahana itu.

"Boleh tapi antri yang sabar ya , antreannya lumayan panjang."
Vina menganggukkan kepalanya tanda setuju. Kami mengantre cukup lama di wahana itu. Kami menunggu dengan sabar sambil bercanda satu sama lain. Dan akhirnya giliran kamipun tiba.

Kami duduk saling berhadapan. Kedua mata kamipun bertemu. Ia memandangku dengan penuh rasa cinta.

"Just say it Rio..... Say That you love me......" Vina membelai pipiku, aku diam tanpa kata. Kata kata itu seperti tertahan dilidahku. Mengapa aku begitu bimbing dan sulit mengatakannya.

"Aku...aku........."

"Sssst" Vina menutup mulutku dengan jemarinya.

" I know it... Aku terima apapun perasaanmu padaku yo ...... I will always love you....." Vina kembali menetaskan air mata. Malam ini sudah beberapa kali aku melihatnya menangis. Aku tak tahu apa yang kurasakan sekarang. Apa itu rasa cinta apa itu hanya rasa simpati dan kasihan? Aku tidak tahu.

Vina memejamkan matanya lalu perlahan mengecup halus bibirku. Kubalas dengan lembut kecupan itu. Malam itu , ditengah pemandangan malam kota Jakarta, kami bercumbu satu sama lain. Aku tak tahu apa yang kurasakan sekarang. Apa itu rasa cinta apa itu hanya rasa simpati dan kasihan? Aku tidak tahu.

POV Wendy​

Kulihat Rio kini bergandengan berdua dengan gadis lain. Kutatap dengan jelas sosok gadis itu. Dia?? Apa jangan jangan?? Tidak??!!!!!

"Rio?!!! Om Rio??!!" Aku berlari mengejar mereka berdua. Namun mereka makin jauh dan jauh.

"Om Rio?!!! Om Rio!! Berhenti!!!!"

............

Aku terbangun dari mimpiku. Jantungku berdegub kencang. Mimpi itu begitu nyata. Apa yang telah terjadi??

"Wendy!! Kamu udah sadar sayang??"

Aku menoleh ke sampingku. Kulihat sosok Ibuku yang kini berdiri disampingku dengan raut wajah penuh kekhawatiran .

"Mama. Rio mana Ma?? Om Rio mana??" Tanyaku.

"Rio udah sadar nak... Dia udah gak papa tapi....." Ibu lalu menundukkan wajahnya. Syukurlah jika Rio sudah tidak apa apa. Tapi apa yang terjadi??

"Tapi apa Ma??" Balasku.

"Dokter bilang dia hilang ingatan nak...." Apa?? Kenapa bisa begitu?? Aku harus menemuinya sekarang , aku harus memastikan keadaannya sekarang..

"Ayo kita pulang Ma, Wendy udah gak papa , Wendy harus ketemu Om Rio....." Aku berusaha melepaskan diriku dari tempat tidurku. Tapi tubuhku terasa begitu berat, Aku terhempas kembali ke tempat tidurku. Kondisi tubuhku masih belom begitu kuat. Tapi aku harus bertemu Rio sekarang.

"Kamu tenang nak, kamu baru aja sadar. Kamu belum begitu pulih." Sahut Ibu sambil menggenggam tanganku.

"Wendy takut ma. Wendy cuma takut." Aku langsung memeluk ibuku. Aku takut , aku takut semua itu nyata. Aku benar benar ingin bertemu dengannya sekarang. Mimpi itu sangat mengganggu pikiranku......

To be continued
 
wah kayaknya makin seru ini
sambil ngembalikin ingatan rio
wendy sama vina saling bersaing buat dapetin dia

lanjut gan
nice one....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Dikit amat suhu :((
 
Hiks .... wendy nya blm jelas .... rs nya beda ? Hmmmm
 
Hmmm.. Gitu dong... Khan keren kalau gini..

Biar pendek yang penting pertanyaan pertanyaan liar selama ini terjawab sudah..

Aku setuju dengan beberapa suhu atas aku, puas puasin dulu sama vina, baru balikin ingatan Rio.. Itu baru maknyoosss..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gimana reaksi rio waktu liat Wendy yah, atau mungkin Vina ga mau mempertemukan mereka....
 
Gue sumpahin Rio sadar pas orgasme exe Vina.. Pas crot.. Teriaknya ooouucchh Wendy... Aku keluarr...!! :p
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd