Bab 9 Kencan pertama
Novi
" Haha.. kamu ini, yakin nih mau beliin kakak? "
Tanya Dewi yang melihat tingkah Budi, dia benar-benar mulai merasa bahwa Budi orang yang pemalu.
" Hah..ampun kak, yakin kok."
" Ya udah makasih loh Bud,mau langsung kakak bungkus pakai kertas kado? Buat hadiah kan? "
" Iya kak, maap ngerepotin "
" Gak apa-apa kan ini kerjaan kakak Bud, sebentar ya "
Dewi pergi untuk membungkus pakaian dalam yang Budi beli setelah Budi membayarnya di kasir. Tak lama kemudian Dewi pun kembali dengan sebuah kotak kado lucu berwarna pink lengkap dengan pita yang berwarna pink juga dan memasukkannya ke dalam kantong plastik.
" Makasih banyak loh kak Dewi "
" Sama-sama dek Budi " Ucap Dewi sambil tersenyum, dia memutuskan memberikan rekomendasi set pakaian dalam hitam yang elegan dan dewasa yang sedang populer di kalangan wanita karir.
Dia pun memilih set yang sama untuk dirinya sendiri.
" Eh..kak boleh minta nomor Hp atau messenger nya? Jadi biar gampang kalo Budi mau beli lagi, heheh "
" Hahaha tuh kan modus..nih catet ya " Dewi tertawa mendengar alasan Budi yang klasik, tapi dia tetap memberi tahu kontaknya, dia pikir mungkin Budi bisa menjadi teman ngobrolnya saat dia bosan.
" Makasih kak, aku duluan ya kak Dewi "
" Iya hati-hati ya Budi " Dewi pun tersenyum sambil melihat Budi yang keluar dari toko nya. Tak lupa dia langsung mengirim pesan jahil kepada Budi,
@Dewi94 : Btw itu ukurannya 36B ya Bud
@bhoedi : oh..gitu haha.***k ngerti aku.mksh kak aku jalan dl
Budi yang sedang berada di jalan pun membalas pesan chat Dewi
***
Budi langsung keluar dari mall dan naik angkutan umum dengan segera, sekarang sudah jam setengah tujuh malam, dan Budi ingin cepat-cepat makan malam. Setelah turun dari angkutan umum, dia langsung pergi ke rumah kosong untuk menyimpan pakaian detektif nya dan kembali ke rumah.
Karena malam ini adalah malam minggu, Budi pun mendapatkan jatah jaga warung sampai tengah malam, karena besok libur dan masih ramai pembeli sampai tengah malam.
Budi duduk di bangku depan warungnya sambil berlatih telekinesis dengan menggerak-gerakkan bebatuan kecil di depan warung, dia sudah mulai terbiasa dengan kemampuan nya ini, karena dia sudah mendapatkan pengetahuan tentang telekinesis, dia hanya perlu terbiasa dengan berkonsentrasi dan mengontrol pergerakan benda yang ia gerakkan saja, dia sudah mulai bisa mengendalikan dua batu kecil, namun dia hanya bisa mengangkat dua batu itu sebentar saja di udara, karena konsentrasi nya selalu buyar dan membuat telekinesisnya terhenti.
Budi berhenti berlatih jika mendengar suara langkah kaki orang yang lewat, dan dia pun melayani pembeli yang biasanya adalah pemuda yang membeli kopi dan rokok pada malam hari.
Dia pun meminum kopi hitam di bangku warung sambil merokok saat jam menunjukkan pukul 10 malam, dia berencana menutup warung pada jam sebelas malam dan pergi ke kontrakkan Indri. Dia mengambil handphone nya ketika dia melihat ada pesan chat yang masuk.
@vhie : dah tdr blm?
@bhoedi : blm, lg jaga warung nih, km kok blm tdr vi?
@vhie : Lg nntn drakor nih,mumpung mlm mnggu mau maraton
@bhoedi : horor..malming wktu nya pacaran kali
@vhie : kan pcr ku lg jga warung katanya
@bhoedi : pcr nya ga kurang cerdas tuh,pnya cewe cantik malah didiemin y, bkn nya di peluk :v
@vhie :
aku lanjut nonton y Bud, ;p
@bhoedi : ok sayang
@vhie :
Budi tersenyum membalas chat dari Novi, dia merasa nyaman mengobrol dengan Novi, mungkin berpacaran dengan Novi bukan ide buruk pikirnya, namun ia sadar jika layar mesumnya ini tidak akan membiarkan kehidupannya tenang, dengan Quest yang selalu melibatkan wanita ini, Budi harus menyelesaikan setiap Quest bila ingin merubah hidupnya.
Setelah berlatih dan melayani beberapa pembeli, Budi menutup warungnya, dia melihat orangtuanya sudah tertidur lelap, dia pun pergi keluar rumah dengan sembunyi-sembunyi, setelah tiba di rumah kosong, Budi merokok dan membuka handphone nya untuk memeriksa apakah Indri sudah tidur atau belum.
@bhoedi : Bu udah tidur belum?
@indriyani :belum,ada apa Budi jam segini kok km blm tdr?
@bhoedi : aku ada perlu sm Ibu, penting bgt
@indriyani : perlu apa?kok mlm2 gini?
@bhoedi : ada mslh d rmh Bu, ini Budi aja ada diluar rumah
@indriyani : km serius?
@bhoedi : buat apa boong Bu
@indriyani : y udah km ksni aja..
Indri merasa aneh menerima pesan chat dari Budi di tengah malam ini, sekarang sudah jam setengah dua belas dan sebenarnya dia tidak ingin membawa orang masuk ke kontrakannya, namun karena dia mengenal Budi dengan baik, dia pun setidaknya harus mendengarkan masalah Budi, apalagi Budi sedang berada di luar rumah saat tengah malam begini.
Tak lama kemudian, Budi sampai di depan kontrakkan menggunakan pakaian detektif lengkap dengan masker dan kacamata, dia takut dilihat orang bahwa dia berkunjung malam-malam ke kontrakkan Indri yang bisa membuat reputasi Indri menjadi buruk.
Dia juga membawa kantong plastik yang berisi hadiah untuk Indri, dan Kue ulang tahun yang dia beli sebelum pergi ke mall.
Budi mengirim pesan chat kepada Indri bahwa dia sudah sampai di depan kontrakannya, dan dia menggunakan masker dan kacamata hitam.
Budi pun melihat Indri membukakan pintunya dan memberikan tanda kepada Budi untuk masuk dengan tangannya, Budi pun langsung masuk ke kontrakkan Indri.
" Ada apa Bud malem-malem begini? "
" Selamat ulang tahun Bu ! Budi bawa hadiah sama kue buat Ibu, heheh.. " Budi menjawab pertanyaan Indri sambil menunjukkan kantong plastik yang ia sembunyikan di belakang badannya.
" Ehh..kamu..malem-malem sengaja buat ngucapin doang? " Ucap Indri sambil terkejut.
" Hehe..maap Bu, abis biar pas ganti hari aja, maap udah ganggu Ibu malem-malem begini, ini diambil Bu " Jawab Budi sambil tersenyum.
" Ih Ibu kira kamu beneran kabur dari rumah, bikin kaget aja, duduk dulu Bud " Indri menyuruh Budi untuk duduk di sofa.
Budi pun duduk di sofa dan melihat di atas meja sudah tersedia cemilan dan minuman. Indri pun ikut duduk di samping Budi dan membuka isi kantong plastik yang Budi bawa, dia membuka kotak kue yang berisi kue black forest yang bertuliskan 'Happy Birthday' lengkap dengan tanda hati di bawahnya dan agak terdiam memandangi kue tersebut.
" Kamu beneran niat banget ya Budi Ampe malem begini..makasih loh, Ibu udah lama ga beli kue ulang tahun kaya anak muda sekarang " Ucap Indri sambil tersenyum kecil menatap Budi.
" Sama-sama Bu, sebenarnya mau nunggu besok, cuma Budi pikir sekarang aja sekalian. "
" Hah..kamu ini..terus kenapa bela-belain bawa kue malam-malam begini buat Ibu ?"
" Gak kenapa-kenapa kok Bu, Ibu kan guru yang baik di kelas dan baik banget sama Budi, terus karena kemarin ada kejadian yang bikin Ibu shock, Budi pengen ngehibur Ibu.. " Jawab Budi sesuai dengan skenario yang ia sudah siapkan sebelumnya.
" Gak ada maksud lain? " Indri tersenyum dan merasa senang mendengar alasan Budi yang memperhatikannya.
Dia tersentuh karena sudah lama tidak mendapatkan perhatian dari lawan jenis, Indri sangat fokus pada pekerjaannya dan tidak terlalu peduli dengan hal percintaan.
" Gak.***k ada Bu.. " Jawab Budi dengan gugup, dia takut jika Indri akan marah, meskipun benar jika Budi tertarik dengannya, Budi hanyalah seorang pelajar dan Indri adalah guru nya, jadi dia lebih seperti mengidolakan Indri, dan Budi yakin semua siswa memiliki rasa yang sama.
" Hah..Budi Budi.. coba kalau kamu bukan anak kecil dan seumuran sama Ibu.. " Indri bergumam secara tidak sadar sambil memandangi Budi, Budi yang sangat sensitif dengan kata ' anak kecil ' langsung mengerutkan dahinya dan berwajah serius, dia memandang Indri tanpa ekspresi.
" Maksud Ibu anak kecil gimana? Kedewasaan nggak diukur dengan usia Bu, tapi dengan pikiran. Ibu gak bisa nge-judge orang begitu aja, dan saya rasa saya adalah orang yang cukup dewasa dan tidak pantas disebut anak kecil, saya sudah berumur 18 tahun dan bukan anak kecil lagi.
Masih banyak orang yang berusia lebih tua tapi berpikiran seperti anak-anak dan ada juga remaja yang sudah bisa berpikir dengan dewasa. " Budi berbicara dengan nada yang datar dan tanpa ekspresi di wajahnya.
" Selamat malam Bu, maap saya sudah mengganggu "
Budi langsung pergi meninggalkan Indri yang masih terdiam dengan matanya yang terbuka lebar, Indri tidak menyangka gumaman yang ia ucapkan secara tidak sadar ditanggapi dengan begitu dingin oleh Budi, dan Indri baru pertama kali mendengar nada yang begitu dingin dari Budi yang biasanya sangat ramah, ia seperti berbicara dengan orang lain, dan wajahnya yang tanpa ekspresi itu membuatnya merasa bersalah.
Setelah beberapa saat, dia pergi keluar pintu kontrakkan, namun melihat Budi sudah tidak ada dalam pandangannya, Indri merasa hatinya seperti membeku di malam yang dingin ini..
*****
Budi sedang duduk di balkon kamarnya sambil merokok dan melamun memandangi langit malam.
Dia tidak bisa tidur setelah tiba di rumahnya, dia pun tidak membaca pesan chat yang masuk, dan dia tidak mengangkat telepon dari Indri.
Dia merasa malu karena marah secara tiba-tiba, tidak biasanya dia hilang kendali di depan orang lain, apalagi dia berkata tentang kedewasaan sambil bersikap seperti anak kecil.
Tanda titik hitam yang ada di dekat mata kiri Indri dan lesung pipi yang Indri miliki benar-benar mirip sekali dengan seseorang yang dulu hadir dihatinya. Dan apa yang Budi ingin lakukan bukanlah berlari dari rumah Indri, tetapi berlari dari masa lalunya sendiri.
' ho..masih anak kecil kayaknya gue..' Budi mengingat tentang masa lalunya ketika Indri mengatakan bahwa Budi adalah anak kecil, dia marah bukan kepada Indri, dia hanya marah pada dirinya sendiri di masa lalu yang seperti pengemis, dia ingin memukul dirinya di masa lalu,
Budi mengepalkan tangannya sekuat tenaga, urat-urat ditangannya pun menonjol, tangan kanan Budi mulai gemetaran karena kepalan kuatnya itu, dia menarik napasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan-lahan.
" kau seperti nyanyian dalam hatiku yang memanggil rinduku padamu..seperti udara yang ku hela, kau selalu ada.."
Budi bisa mendengar nada dering dari handphonenya, Indri masih mencoba menelepon Budi, namun lagu yang ia jadikan nada dering itu membuat ia semakin mengingat masa lalunya.
Budi berjalan ke meja belajarnya dan membuka laci yang berisi obat-obatan, Budi meminum obat tidur dan langsung berbaring di kasurnya, dia berharap cepat terlelap dan esok hari cepat datang menyambutnya.
**
Budi membuka kedua matanya dan menatap atap kamarnya, dia melirik ke arah jendela yang tidak ia tutup semalam, dan melihat bahwa awan putih sudah menghiasi langit biru. Budi meminum air putih yang ada di mejanya dan memijat dahinya, dia melihat handphone nya tergeletak di lantai, dan Budi pun mengambil handphone nya namun ia langsung men-charge handphone nya karena baterainya sudah habis.
Budi mengecek Questnya dan mulai menerima uang tunai 2jt dari hadiah Quest nya dan langsung menaruhnya di Storage, dia memiliki uang 2,4 juta di dalam Storage nya saat ini, dia pun melihat barang lain di Storage nya yang ia dapatkan dari Quest
Vitality Candy : raise your vitality upon use
Agility Candy : raise your agility upon use
Healing Candy : Heal body condition and cure illness upon use.
Charm Candy : raise your charm upon use.
Budi pun memakan semua permen selain healing candy yang mungkin bisa digunakan sebagai obat.
Budi merasa badannya lebih berstamina dan segar, pergerakan tubuhnya menjadi lebih lincah, dia merasa menjadi seseorang yang baru, bahkan ketika dia melihat dirinya sendiri, dia merasa memiliki karisma yang lebih dari sebelumnya, sesuatu dalam dirinya seperti menarik perhatiannya sendiri.
Setelah puas dengan hasil dari permen yang mengubah tubuhnya itu, Budi menyalakan handphone nya, dia melihat ada 10 panggilan tak terjawab, 2 pesan sms, dan 5 pesan chat. Budi membaca sms dari operator yang memberitahu bahwa kuotanya habis..lalu Budi pun mendaftarkan paket internet baru.
semua panggilan tak terjawab berasal dari Indri dan pesan chat berasal dari Novi yang memberikan ucapan selamat tidur, dan 4 pesan lain berasal dari Indri
@indriyani : kamu knp bud?
@indriyani : maap td ibu ga ada mksd buat nyinggung km.
@indriyani : kok ga diangkat,km gak apa2 kan dsana?
@indriyani : mksh kue sm hadiahnya..
Ketika Budi membaca pesan terakhir dari Indri, dia baru mengingat isi hadiahnya itu, namun karena sekarang keadaanya sudah menjadi seperti ini, Budi pun tak tau apa yang harus ia lakukan, dia hanya ingin menghindari Indri untuk saat ini.
@bhoedi : saya gpp bu, smlm saya langsung tdr jd ga bs angkat telp nya, sama2.
Sesudah dia memberikan balasannya dia pun langsung mengirim pesan chat kepada Novi,
@bhoedi : pagi vi.maap smlm ktdrn
@vhie : pagi jg, ia gpp
@bhoedi : hr ini jd gak?
@vhie : gk tau nih, kita ke mall yang dkt kan?
@bhoedi : iya
@vhie : satu jam lg deh, cewek kan hrs dandan dl
@bhoedi siap
**
Dua jam kemudian, di mall yang kemarin Budi kunjungi. Budi sedang duduk di bangku dekat parkiran,
" Maap telat Bud, aku nunggu mama keluar rmh dl"
" Iya gak apa, kan dari tadi udah bilang maaf terus di chat " Jawab Budi dengan senyumnya sambil melihat Novi yang baru datang menggunakan dress putih yang menutupi sampai ke lututnya itu, apalagi Novi menggunakan sepatu hak tinggi yang sama berwarna putih, disertai tas berwarna hitam-putih yang sangat cocok dengannya
Budi tetap duduk sambil memandangi Novi dari atas kepala sampai ke ujung kaki nya , dia benar-benar baru pertama kali melihat Novi berdandan seperti ini, dia seperti model dalam sesi pemotretan majalah fashion remaja.
Orang-orang di sekitar pun melihat ke arah Novi yang sangat mempesona ini, bahkan beberapa pria sampai di cubit oleh pacarnya karena memandangi Novi.
" Ehem, malah bengong, baru liat cewek cantik ya? " Ucap Novi sambil tersenyum puas melihat reaksi Budi.
" He..hehe maap, kamu cantik banget hari ini " Jawab Budi yang tersipu malu, dia merasa agak malu dengan dirinya yang hanya memakai kemeja hitam bercorak merah dan celana jeans hitamnya.
" Ehh tumben jujur haha, kamu juga cakep kok " Novi pun memperhatikan penampilan Budi, apalagi kemeja yang Budi pakai agak ketat dan memperlihatkan postur tubuhnya yang maskulin, dan Budi terlihat lebih menarik dari biasanya, seperti ada sesuatu yang membuatnya menjadi pusat perhatian, Novi sangat puas dengan Budi yang terlihat siap untuk kencan mereka yang pertama ini.
" haha, Yuk Vi ke dalem, kasian tukang parkir melotot terus tuh liat kamu haha " Budi pun menggenggam tangan Novi dan menuntunnya memasuki gedung mall, dia merasa mendapatkan keberanian baru setelah Novi memuji penampilannya, Budi mengajak Novi melihat sesuatu yang dia inginkan dan berjanji akan membelikannya.
" Hmm..yang ini bagus gak? " Ucap Novi yang keluar dari ruang ganti sambil memutarkan badannya, Novi menggunakan dress biru langit dengan lengan pendek, warna dress dengan warna kulit Novi membuatnya terlihat sangat cocok sekali, ini adalah pakaian ke-tiga yang Novi coba dan Budi hanya mengatakan hal yang sama sambil menahan kepala menggunakan dagunya.
" Bagus, langsung bungkus "
" Ih gitu terus dari tadi "
" Semuanya cocok sih, bentar cekrek dulu " Budi pun langsung memfoto Novi yang berpose secara refleks.
Budi biasanya akan bersikap jaim bila di tempat ramai seperti ini, tapi melihat Novi yang ceria dan cantik ini, dia melupakan semuanya dan hanya mengikuti keinginan dirinya saja. Apalagi dia mendapatkan Quest yang bisa membuatnya santai.
Quest : Belikan Novi barang yang dia sukai
Item Quest : Uang tunai Rp 5 juta
Hadiah : Uang tunai dari item Quest yang di gunakan x 2
Novi pun kembali dari ruang ganti, dan Budi menyuruh pelayan toko ini untuk membungkus 4 baju yang Novi pakai, namun Novi mengatakan bahwa dia hanya butuh satu pakaian saja.
" Satu aja Bud, aku ga bawa uang banyak ini "
" Eh? Kan udah aku bilang kalo aku yang bayar, aku lagi dapet rejeki nomplok ini, hari ini kalo belom abis ga boleh pulang kamu Vi, haha "
Ucap Budi dengan nada yang penuh percaya diri, ' akhirnya kesampaian berlagak orang kaya sehari ' pikir Budi, dia tahu ini bukan uang yang dia dapat dari bekerja, namun setidaknya ini berasal dari layarnya dan layarnya merupakan miliknya saat ini.
Budi pun membayar di kasir dengan uang cash yang ia dapatkan dari Item Quest.
" Ih..kamu gak apa-apa itu?uang darimana hayo? Kaya om-om yang lagi rayu cewek aja.. "
" Tenang aman kok, aku ada kerja sampingan online, pokoknya senang-senang aja kamu hari ini, Novi senang, om pun senang haha " Budi bercanda sambil menuntun Novi dan membawa barang belanjaannya. Budi pun membeli beberapa baju yang dipilihkan oleh Novi.
**
Budi sedang berada di tempat makan di dalam mall, dia duduk di samping Novi dan baru saja selesai makan siang.
" Sini Bud foto dulu " Ucap Novi sambil mengangkat handphonenya untuk melakukan selfie berdua dengan Budi, Budi lalu mendekatkan wajah mereka berdua hingga pipi mereka hampir bersentuhan.
" Ih malah nempel "
" Haha tuh wajah kamu kelihatan malu di layar "
" Ngagetin sih kamu "
" Lagi dong Vi, ntar kirim ke aku ya, kamera depan hp ku kurang bagus hehe "
" Iya iya " mereka pun mengambil beberapa foto bersama, mereka tidak mempedulikan orang-orang yang tersenyum melihat kemesraan mereka ini, dunia seperti hanya milik mereka berdua saja.