Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Copas Budi budiman dan Layar sakti

Status
Please reply by conversation.
Wiihhh makin penuh aja tuhh storage nya
Cm kegunaannya hadiah blom dijelasin suhuu
Makasih update nya ....
 
Wiihhh makin penuh aja tuhh storage nya
Cm kegunaannya hadiah blom dijelasin suhuu
Makasih update nya ....
Kalau dijelaskan sekarang namanya spill bang. Hahahaha... Ga seru lagi ya embud....

Biar semua terbuka pada waktunya. Teruskan ceritamu kisanak...
 
Bab 9 Kencan pertama


Novi


" Haha.. kamu ini, yakin nih mau beliin kakak? "


Tanya Dewi yang melihat tingkah Budi, dia benar-benar mulai merasa bahwa Budi orang yang pemalu.

" Hah..ampun kak, yakin kok."

" Ya udah makasih loh Bud,mau langsung kakak bungkus pakai kertas kado? Buat hadiah kan? "

" Iya kak, maap ngerepotin "

" Gak apa-apa kan ini kerjaan kakak Bud, sebentar ya "

Dewi pergi untuk membungkus pakaian dalam yang Budi beli setelah Budi membayarnya di kasir. Tak lama kemudian Dewi pun kembali dengan sebuah kotak kado lucu berwarna pink lengkap dengan pita yang berwarna pink juga dan memasukkannya ke dalam kantong plastik.

" Makasih banyak loh kak Dewi "

" Sama-sama dek Budi " Ucap Dewi sambil tersenyum, dia memutuskan memberikan rekomendasi set pakaian dalam hitam yang elegan dan dewasa yang sedang populer di kalangan wanita karir.

Dia pun memilih set yang sama untuk dirinya sendiri.

" Eh..kak boleh minta nomor Hp atau messenger nya? Jadi biar gampang kalo Budi mau beli lagi, heheh "

" Hahaha tuh kan modus..nih catet ya " Dewi tertawa mendengar alasan Budi yang klasik, tapi dia tetap memberi tahu kontaknya, dia pikir mungkin Budi bisa menjadi teman ngobrolnya saat dia bosan.

" Makasih kak, aku duluan ya kak Dewi "

" Iya hati-hati ya Budi " Dewi pun tersenyum sambil melihat Budi yang keluar dari toko nya. Tak lupa dia langsung mengirim pesan jahil kepada Budi,

@Dewi94 : Btw itu ukurannya 36B ya Bud

@bhoedi : oh..gitu haha.***k ngerti aku.mksh kak aku jalan dl :D

Budi yang sedang berada di jalan pun membalas pesan chat Dewi

***

Budi langsung keluar dari mall dan naik angkutan umum dengan segera, sekarang sudah jam setengah tujuh malam, dan Budi ingin cepat-cepat makan malam. Setelah turun dari angkutan umum, dia langsung pergi ke rumah kosong untuk menyimpan pakaian detektif nya dan kembali ke rumah.

Karena malam ini adalah malam minggu, Budi pun mendapatkan jatah jaga warung sampai tengah malam, karena besok libur dan masih ramai pembeli sampai tengah malam.

Budi duduk di bangku depan warungnya sambil berlatih telekinesis dengan menggerak-gerakkan bebatuan kecil di depan warung, dia sudah mulai terbiasa dengan kemampuan nya ini, karena dia sudah mendapatkan pengetahuan tentang telekinesis, dia hanya perlu terbiasa dengan berkonsentrasi dan mengontrol pergerakan benda yang ia gerakkan saja, dia sudah mulai bisa mengendalikan dua batu kecil, namun dia hanya bisa mengangkat dua batu itu sebentar saja di udara, karena konsentrasi nya selalu buyar dan membuat telekinesisnya terhenti.

Budi berhenti berlatih jika mendengar suara langkah kaki orang yang lewat, dan dia pun melayani pembeli yang biasanya adalah pemuda yang membeli kopi dan rokok pada malam hari.

Dia pun meminum kopi hitam di bangku warung sambil merokok saat jam menunjukkan pukul 10 malam, dia berencana menutup warung pada jam sebelas malam dan pergi ke kontrakkan Indri. Dia mengambil handphone nya ketika dia melihat ada pesan chat yang masuk.

@vhie : dah tdr blm?

@bhoedi : blm, lg jaga warung nih, km kok blm tdr vi?

@vhie : Lg nntn drakor nih,mumpung mlm mnggu mau maraton :p



@bhoedi : horor..malming wktu nya pacaran kali

@vhie : kan pcr ku lg jga warung katanya :(

@bhoedi : pcr nya ga kurang cerdas tuh,pnya cewe cantik malah didiemin y, bkn nya di peluk :v

@vhie : :p aku lanjut nonton y Bud, ;p

@bhoedi : ok sayang

@vhie : :p

Budi tersenyum membalas chat dari Novi, dia merasa nyaman mengobrol dengan Novi, mungkin berpacaran dengan Novi bukan ide buruk pikirnya, namun ia sadar jika layar mesumnya ini tidak akan membiarkan kehidupannya tenang, dengan Quest yang selalu melibatkan wanita ini, Budi harus menyelesaikan setiap Quest bila ingin merubah hidupnya.


Setelah berlatih dan melayani beberapa pembeli, Budi menutup warungnya, dia melihat orangtuanya sudah tertidur lelap, dia pun pergi keluar rumah dengan sembunyi-sembunyi, setelah tiba di rumah kosong, Budi merokok dan membuka handphone nya untuk memeriksa apakah Indri sudah tidur atau belum.

@bhoedi : Bu udah tidur belum?

@indriyani :belum,ada apa Budi jam segini kok km blm tdr?

@bhoedi : aku ada perlu sm Ibu, penting bgt

@indriyani : perlu apa?kok mlm2 gini?

@bhoedi : ada mslh d rmh Bu, ini Budi aja ada diluar rumah :(

@indriyani : km serius?

@bhoedi : buat apa boong Bu

@indriyani : y udah km ksni aja..

Indri merasa aneh menerima pesan chat dari Budi di tengah malam ini, sekarang sudah jam setengah dua belas dan sebenarnya dia tidak ingin membawa orang masuk ke kontrakannya, namun karena dia mengenal Budi dengan baik, dia pun setidaknya harus mendengarkan masalah Budi, apalagi Budi sedang berada di luar rumah saat tengah malam begini.

Tak lama kemudian, Budi sampai di depan kontrakkan menggunakan pakaian detektif lengkap dengan masker dan kacamata, dia takut dilihat orang bahwa dia berkunjung malam-malam ke kontrakkan Indri yang bisa membuat reputasi Indri menjadi buruk.

Dia juga membawa kantong plastik yang berisi hadiah untuk Indri, dan Kue ulang tahun yang dia beli sebelum pergi ke mall.

Budi mengirim pesan chat kepada Indri bahwa dia sudah sampai di depan kontrakannya, dan dia menggunakan masker dan kacamata hitam.

Budi pun melihat Indri membukakan pintunya dan memberikan tanda kepada Budi untuk masuk dengan tangannya, Budi pun langsung masuk ke kontrakkan Indri.

" Ada apa Bud malem-malem begini? "

" Selamat ulang tahun Bu ! Budi bawa hadiah sama kue buat Ibu, heheh.. " Budi menjawab pertanyaan Indri sambil menunjukkan kantong plastik yang ia sembunyikan di belakang badannya.

" Ehh..kamu..malem-malem sengaja buat ngucapin doang? " Ucap Indri sambil terkejut.



" Hehe..maap Bu, abis biar pas ganti hari aja, maap udah ganggu Ibu malem-malem begini, ini diambil Bu " Jawab Budi sambil tersenyum.

" Ih Ibu kira kamu beneran kabur dari rumah, bikin kaget aja, duduk dulu Bud " Indri menyuruh Budi untuk duduk di sofa.

Budi pun duduk di sofa dan melihat di atas meja sudah tersedia cemilan dan minuman. Indri pun ikut duduk di samping Budi dan membuka isi kantong plastik yang Budi bawa, dia membuka kotak kue yang berisi kue black forest yang bertuliskan 'Happy Birthday' lengkap dengan tanda hati di bawahnya dan agak terdiam memandangi kue tersebut.

" Kamu beneran niat banget ya Budi Ampe malem begini..makasih loh, Ibu udah lama ga beli kue ulang tahun kaya anak muda sekarang " Ucap Indri sambil tersenyum kecil menatap Budi.

" Sama-sama Bu, sebenarnya mau nunggu besok, cuma Budi pikir sekarang aja sekalian. "

" Hah..kamu ini..terus kenapa bela-belain bawa kue malam-malam begini buat Ibu ?"

" Gak kenapa-kenapa kok Bu, Ibu kan guru yang baik di kelas dan baik banget sama Budi, terus karena kemarin ada kejadian yang bikin Ibu shock, Budi pengen ngehibur Ibu.. " Jawab Budi sesuai dengan skenario yang ia sudah siapkan sebelumnya.

" Gak ada maksud lain? " Indri tersenyum dan merasa senang mendengar alasan Budi yang memperhatikannya.

Dia tersentuh karena sudah lama tidak mendapatkan perhatian dari lawan jenis, Indri sangat fokus pada pekerjaannya dan tidak terlalu peduli dengan hal percintaan.

" Gak.***k ada Bu.. " Jawab Budi dengan gugup, dia takut jika Indri akan marah, meskipun benar jika Budi tertarik dengannya, Budi hanyalah seorang pelajar dan Indri adalah guru nya, jadi dia lebih seperti mengidolakan Indri, dan Budi yakin semua siswa memiliki rasa yang sama.

" Hah..Budi Budi.. coba kalau kamu bukan anak kecil dan seumuran sama Ibu.. " Indri bergumam secara tidak sadar sambil memandangi Budi, Budi yang sangat sensitif dengan kata ' anak kecil ' langsung mengerutkan dahinya dan berwajah serius, dia memandang Indri tanpa ekspresi.

" Maksud Ibu anak kecil gimana? Kedewasaan nggak diukur dengan usia Bu, tapi dengan pikiran. Ibu gak bisa nge-judge orang begitu aja, dan saya rasa saya adalah orang yang cukup dewasa dan tidak pantas disebut anak kecil, saya sudah berumur 18 tahun dan bukan anak kecil lagi.

Masih banyak orang yang berusia lebih tua tapi berpikiran seperti anak-anak dan ada juga remaja yang sudah bisa berpikir dengan dewasa. " Budi berbicara dengan nada yang datar dan tanpa ekspresi di wajahnya.

" Selamat malam Bu, maap saya sudah mengganggu "

Budi langsung pergi meninggalkan Indri yang masih terdiam dengan matanya yang terbuka lebar, Indri tidak menyangka gumaman yang ia ucapkan secara tidak sadar ditanggapi dengan begitu dingin oleh Budi, dan Indri baru pertama kali mendengar nada yang begitu dingin dari Budi yang biasanya sangat ramah, ia seperti berbicara dengan orang lain, dan wajahnya yang tanpa ekspresi itu membuatnya merasa bersalah.

Setelah beberapa saat, dia pergi keluar pintu kontrakkan, namun melihat Budi sudah tidak ada dalam pandangannya, Indri merasa hatinya seperti membeku di malam yang dingin ini..


*****


Budi sedang duduk di balkon kamarnya sambil merokok dan melamun memandangi langit malam.


Dia tidak bisa tidur setelah tiba di rumahnya, dia pun tidak membaca pesan chat yang masuk, dan dia tidak mengangkat telepon dari Indri.

Dia merasa malu karena marah secara tiba-tiba, tidak biasanya dia hilang kendali di depan orang lain, apalagi dia berkata tentang kedewasaan sambil bersikap seperti anak kecil.

Tanda titik hitam yang ada di dekat mata kiri Indri dan lesung pipi yang Indri miliki benar-benar mirip sekali dengan seseorang yang dulu hadir dihatinya. Dan apa yang Budi ingin lakukan bukanlah berlari dari rumah Indri, tetapi berlari dari masa lalunya sendiri.

' ho..masih anak kecil kayaknya gue..' Budi mengingat tentang masa lalunya ketika Indri mengatakan bahwa Budi adalah anak kecil, dia marah bukan kepada Indri, dia hanya marah pada dirinya sendiri di masa lalu yang seperti pengemis, dia ingin memukul dirinya di masa lalu,

Budi mengepalkan tangannya sekuat tenaga, urat-urat ditangannya pun menonjol, tangan kanan Budi mulai gemetaran karena kepalan kuatnya itu, dia menarik napasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan-lahan.

" kau seperti nyanyian dalam hatiku yang memanggil rinduku padamu..seperti udara yang ku hela, kau selalu ada.."

Budi bisa mendengar nada dering dari handphonenya, Indri masih mencoba menelepon Budi, namun lagu yang ia jadikan nada dering itu membuat ia semakin mengingat masa lalunya.

Budi berjalan ke meja belajarnya dan membuka laci yang berisi obat-obatan, Budi meminum obat tidur dan langsung berbaring di kasurnya, dia berharap cepat terlelap dan esok hari cepat datang menyambutnya.

**

Budi membuka kedua matanya dan menatap atap kamarnya, dia melirik ke arah jendela yang tidak ia tutup semalam, dan melihat bahwa awan putih sudah menghiasi langit biru. Budi meminum air putih yang ada di mejanya dan memijat dahinya, dia melihat handphone nya tergeletak di lantai, dan Budi pun mengambil handphone nya namun ia langsung men-charge handphone nya karena baterainya sudah habis.

Budi mengecek Questnya dan mulai menerima uang tunai 2jt dari hadiah Quest nya dan langsung menaruhnya di Storage, dia memiliki uang 2,4 juta di dalam Storage nya saat ini, dia pun melihat barang lain di Storage nya yang ia dapatkan dari Quest

Vitality Candy : raise your vitality upon use

Agility Candy : raise your agility upon use

Healing Candy : Heal body condition and cure illness upon use.

Charm Candy : raise your charm upon use.

Budi pun memakan semua permen selain healing candy yang mungkin bisa digunakan sebagai obat.

Budi merasa badannya lebih berstamina dan segar, pergerakan tubuhnya menjadi lebih lincah, dia merasa menjadi seseorang yang baru, bahkan ketika dia melihat dirinya sendiri, dia merasa memiliki karisma yang lebih dari sebelumnya, sesuatu dalam dirinya seperti menarik perhatiannya sendiri.

Setelah puas dengan hasil dari permen yang mengubah tubuhnya itu, Budi menyalakan handphone nya, dia melihat ada 10 panggilan tak terjawab, 2 pesan sms, dan 5 pesan chat. Budi membaca sms dari operator yang memberitahu bahwa kuotanya habis..lalu Budi pun mendaftarkan paket internet baru.

semua panggilan tak terjawab berasal dari Indri dan pesan chat berasal dari Novi yang memberikan ucapan selamat tidur, dan 4 pesan lain berasal dari Indri

@indriyani : kamu knp bud?

@indriyani : maap td ibu ga ada mksd buat nyinggung km.

@indriyani : kok ga diangkat,km gak apa2 kan dsana? :(

@indriyani : mksh kue sm hadiahnya..

Ketika Budi membaca pesan terakhir dari Indri, dia baru mengingat isi hadiahnya itu, namun karena sekarang keadaanya sudah menjadi seperti ini, Budi pun tak tau apa yang harus ia lakukan, dia hanya ingin menghindari Indri untuk saat ini.

@bhoedi : saya gpp bu, smlm saya langsung tdr jd ga bs angkat telp nya, sama2.



Sesudah dia memberikan balasannya dia pun langsung mengirim pesan chat kepada Novi,

@bhoedi : pagi vi.maap smlm ktdrn

@vhie : pagi jg, ia gpp

@bhoedi : hr ini jd gak?

@vhie : gk tau nih, kita ke mall yang dkt kan?

@bhoedi : iya

@vhie : satu jam lg deh, cewek kan hrs dandan dl

@bhoedi siap

**

Dua jam kemudian, di mall yang kemarin Budi kunjungi. Budi sedang duduk di bangku dekat parkiran,

" Maap telat Bud, aku nunggu mama keluar rmh dl"

" Iya gak apa, kan dari tadi udah bilang maaf terus di chat " Jawab Budi dengan senyumnya sambil melihat Novi yang baru datang menggunakan dress putih yang menutupi sampai ke lututnya itu, apalagi Novi menggunakan sepatu hak tinggi yang sama berwarna putih, disertai tas berwarna hitam-putih yang sangat cocok dengannya

Budi tetap duduk sambil memandangi Novi dari atas kepala sampai ke ujung kaki nya , dia benar-benar baru pertama kali melihat Novi berdandan seperti ini, dia seperti model dalam sesi pemotretan majalah fashion remaja.

Orang-orang di sekitar pun melihat ke arah Novi yang sangat mempesona ini, bahkan beberapa pria sampai di cubit oleh pacarnya karena memandangi Novi.

" Ehem, malah bengong, baru liat cewek cantik ya? " Ucap Novi sambil tersenyum puas melihat reaksi Budi.

" He..hehe maap, kamu cantik banget hari ini " Jawab Budi yang tersipu malu, dia merasa agak malu dengan dirinya yang hanya memakai kemeja hitam bercorak merah dan celana jeans hitamnya.

" Ehh tumben jujur haha, kamu juga cakep kok " Novi pun memperhatikan penampilan Budi, apalagi kemeja yang Budi pakai agak ketat dan memperlihatkan postur tubuhnya yang maskulin, dan Budi terlihat lebih menarik dari biasanya, seperti ada sesuatu yang membuatnya menjadi pusat perhatian, Novi sangat puas dengan Budi yang terlihat siap untuk kencan mereka yang pertama ini.

" haha, Yuk Vi ke dalem, kasian tukang parkir melotot terus tuh liat kamu haha " Budi pun menggenggam tangan Novi dan menuntunnya memasuki gedung mall, dia merasa mendapatkan keberanian baru setelah Novi memuji penampilannya, Budi mengajak Novi melihat sesuatu yang dia inginkan dan berjanji akan membelikannya.

" Hmm..yang ini bagus gak? " Ucap Novi yang keluar dari ruang ganti sambil memutarkan badannya, Novi menggunakan dress biru langit dengan lengan pendek, warna dress dengan warna kulit Novi membuatnya terlihat sangat cocok sekali, ini adalah pakaian ke-tiga yang Novi coba dan Budi hanya mengatakan hal yang sama sambil menahan kepala menggunakan dagunya.

" Bagus, langsung bungkus "

" Ih gitu terus dari tadi "

" Semuanya cocok sih, bentar cekrek dulu " Budi pun langsung memfoto Novi yang berpose secara refleks.

Budi biasanya akan bersikap jaim bila di tempat ramai seperti ini, tapi melihat Novi yang ceria dan cantik ini, dia melupakan semuanya dan hanya mengikuti keinginan dirinya saja. Apalagi dia mendapatkan Quest yang bisa membuatnya santai.

Quest : Belikan Novi barang yang dia sukai

Item Quest : Uang tunai Rp 5 juta



Hadiah : Uang tunai dari item Quest yang di gunakan x 2

Novi pun kembali dari ruang ganti, dan Budi menyuruh pelayan toko ini untuk membungkus 4 baju yang Novi pakai, namun Novi mengatakan bahwa dia hanya butuh satu pakaian saja.

" Satu aja Bud, aku ga bawa uang banyak ini "

" Eh? Kan udah aku bilang kalo aku yang bayar, aku lagi dapet rejeki nomplok ini, hari ini kalo belom abis ga boleh pulang kamu Vi, haha "

Ucap Budi dengan nada yang penuh percaya diri, ' akhirnya kesampaian berlagak orang kaya sehari ' pikir Budi, dia tahu ini bukan uang yang dia dapat dari bekerja, namun setidaknya ini berasal dari layarnya dan layarnya merupakan miliknya saat ini.

Budi pun membayar di kasir dengan uang cash yang ia dapatkan dari Item Quest.

" Ih..kamu gak apa-apa itu?uang darimana hayo? Kaya om-om yang lagi rayu cewek aja.. "

" Tenang aman kok, aku ada kerja sampingan online, pokoknya senang-senang aja kamu hari ini, Novi senang, om pun senang haha " Budi bercanda sambil menuntun Novi dan membawa barang belanjaannya. Budi pun membeli beberapa baju yang dipilihkan oleh Novi.

**

Budi sedang berada di tempat makan di dalam mall, dia duduk di samping Novi dan baru saja selesai makan siang.

" Sini Bud foto dulu " Ucap Novi sambil mengangkat handphonenya untuk melakukan selfie berdua dengan Budi, Budi lalu mendekatkan wajah mereka berdua hingga pipi mereka hampir bersentuhan.

" Ih malah nempel "

" Haha tuh wajah kamu kelihatan malu di layar "

" Ngagetin sih kamu "

" Lagi dong Vi, ntar kirim ke aku ya, kamera depan hp ku kurang bagus hehe "

" Iya iya " mereka pun mengambil beberapa foto bersama, mereka tidak mempedulikan orang-orang yang tersenyum melihat kemesraan mereka ini, dunia seperti hanya milik mereka berdua saja.
 
Terakhir diubah:
Bab 10 Burung Budi !


Novi



Novi sedang duduk di bangku taman yang ada di dekat mall tempat dia belanja dengan Budi, Novi melihat Budi yang membawa 2 buah es krim yang ada di tangannya, Novi pun tersenyum dan memotret Budi yang sedang berjalan ke arahnya.


" Eh jail foto-foto terus kamu Vi " Ucap Budi sambil memberikan es krim yang sudah ia beli, Novi pun hanya tertawa menanggapi perkataan Budi dan mengambil es krim nya.

" Perhatian banget nih kamu om "

" Haha..kan kamu pacar om, pasti om senangin lah "

" Ih malah ga malu di bilang om-om gitu, eh itu beneran gak apa-apa? Tadi kamu abis banyak loh belanjanya " Ucap Novi sambil khawatir, dia sudah berkunjung ke rumah Budi dan tahu bagaimana kondisi keluarganya, dia agak heran dengan kelakuan Budi yang mengeluarkan uang banyak dengan santai. Dia tidak ingin Budi terlalu memaksakan diri hanya untuk membuatnya senang.

" Udah dibilangin aku ada kerja sampingan eh "

" Tetep aja kan bisa ditabung buat yang lain Bud, kamu ga usah maksain gitu " Mendengar perkataan Novi yang tulus, Budi merasa tenang dalam hatinya, dia seperti kembali mengingat bagaimana rasanya menjadi orang yang disayangi.

Dia hanya menggenggam erat tangan Novi sambil melihat ke pepohonan di sekitarnya dengan ekspresi yang damai.

" Makasih Vi, tenang aja aku masih ada tabungan kok, tapi ya orang tua ku belum tau aku ada kerjaan online, jadi kamu ga usah khawatir. "

Novi hanya menyenderkan kepalanya ke bahu Budi sambil menghabiskan es krim nya, mereka tidak berkata apa-apa dan hanya diam memandangi pemandangan di taman ini untuk sejenak.

" Makasih ya Bud..tapi lain kali jangan banyak belanja kaya gini, aku ga mau ngerepotin kamu "

" Ya kalau gak ada uang gak bakal kaya begini"

" Iya..lagian cuma duduk santai kaya gini aja aku udah seneng kok Bud. " Novi merasakan Budi melepaskan genggaman pada tangannya dan memeluknya dari samping sambil mengusap kepalanya dengan lembut.

***

" Hai cantik,kok sendirian aja, boleh kenalan? Aku Boy, nama kamu siapa? " Seorang pria yang berumur sekitar 24 tahun dan memakai jaket kulit dan celana jeans biru baru turun dari motor sport nya di dekat taman, dia terlihat tampan dan penuh percaya diri, dan ketika dia melihat Novi, dia langsung menghampirinya.

" Maap kak, aku gak sendirian kok tuh pacarku disana " Ucap Novi sambil menunjuk ke arah Budi yang sedang membuang bungkus bekas es krim ke tong sampah yang ada di taman.

" Ada apaan bro ? " Ucap Budi yang menghampiri mereka setelah membuang sampah, wajahnya tersenyum dan sangat santai.

" Kagak, gue kira lagi sendirian ni cewek cantik, ga tau nya lagi sama bocah "

" Maksud lo apa ? " Budi langsung mengerutkan dahi nya mendengar perkataan kasar si pria tersebut.

" Sini cantik, aku anterin pulang aja , sayang cewek secantik kamu malah sama dia " Boy menghiraukan Budi dan malah menawari Novi untuk pulang dengan motor sport nya itu, dia sudah biasa melakukan hal seperti ini, meskipun kadang wanita yang dia tawari menolak, namun setidaknya nanti dia bisa menghampiri wanita yang ia goda dan mendapatkan kontaknya setelah pacarnya pergi, karena biasanya si pacar si cewek akan marah dan pergi duluan ketika melihat pacarnya terpesona dengan ketampanan dan penampilannya.

" Maap, aku sama pacarku nanti pulangnya " Ucap Novi dengan nada yang kesal. Boy hanya berpikir bahwa wanita ini hanya jual mahal di depan pacarnya saja, dan dia makin tertarik kepada Novi, namun tiba-tiba dia merasa tepukan tangan yang keras dan merasakan bahunya digenggam dengan sangat kuat.

" Eh apaan sih lu " Ucap Boy sambil mencoba melepaskan tangan Budi, namun tangan Budi tidak bergerak sama sekali.

" Sini bro ikut bentar " Budi menarik bahu Boy yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan terpaksa mengikuti Budi, namun dia memberikan pandangan mata kepada segerombolan pria di kejauhan yang merupakan teman geng motornya agar mengikuti nya. Novi memanggil Budi dan menyuruhnya untuk tidak melakukan apa-apa, tapi Budi hanya memandang Novi dengan wajah yang serius dan tidak berkata apapun.

Budi membawa Boy ke gang kecil di belakang bangunan yang ada di dekat taman,

" Haha dasar bocah langsung emosi aja cuma gitu doang " Boy ingin membuat Budi marah dan terus memprovokasinya.

" Tu cewek cuma malu-malu aja di depan elu, paling nanti pas lu pulang dia nyamperin sendiri haha " Boy tertawa sinis dan mengenggam kerah kemeja Budi dengan tangan kanannya.



Kemudian dia menggunakan telunjuk tangan kirinya untuk mendorong dahi budi.

Namun tawa Boy terhenti ketika merasakan pipi nya dipukul keras oleh Budi, badannya terdorong ke belakang dan dia bisa merasakan jika gusi nya berdarah, dia langsung membalas pukulan Budi namun pukulannya tidak mengenai Budi yang menunduk dan memberikan upper cut pada perutnya, dia merasa mual sekali merasakan pukulan keras ini dan langsung berlutut di tanah.

" Setan lu ! " Teman-teman Boy yang datang berjumlah lima orang, mereka langsung berteriak dan berlari melihat Boy berlutut di hadapan Budi sambil memegangi perutnya. Budi langsung memasang kuda-kuda dan bersiap menghadapi mereka.

Budi menahan pukulan pria yang paling dekat dengannya menggunakan tangan kiri dan tangan kanannya ia gunakan untuk memukul dagu pria tersebut, dia merasa kepalanya dipukul oleh pria lain dan ada yang memegangi badannya dari belakang untuk menahannya, Budi melepaskan tendangan dari kakinya kepada pria yang memukulnya itu, kaki Budi mengenai selangkangan pria itu dan membuat pria itu berteriak kesakitan.

Budi terus menerima pukulan di badannya, namun dia membungkukkan badannya sehingga pria yang memeganginya dari belakang terangkat dan jatuh ke depannya ,Budi pun berteriak sambil mengeluarkan telekinesisnya yang membuat pria yang menyerang Budi terdiam dan tak bisa bergerak, Budi merasa kepalanya pusing dan rasa sakit di kepalanya lebih sakit dari saat dia dipukuli oleh para pria ini, Budi segera memukuli perut dan wajah mereka dengan cepat dan langsung melepaskan telekinesisnya.

Budi memegangi kepalanya yang sangat sakit, dia tidak melihat dengan jelas, pandangan matanya kabur, dia berlutut sambil memegangi kepalanya diantara pria-pria yang sudah tergeletak tak sadarkan diri.

Dia melihat Boy yang sedang memuntahkan isi perutnya, meskipun pandangan mata Budi tidak jelas, dia masih mengenali Boy yang dari tadi hanya berlutut dan memuntahkan isi perutnya.

Budi pun berjalan menghampiri Boy dan menjambak rambut Boy untuk mengangkat kepalanya,

" Jangan macem-macem lu sama gua, kalo gua mau, gue bisa lanjutin terus ampe kelar idup lu ! Jangan pernah nongol lagi di depan gua atau cewek gua "

Ucap Budi sambil mencekik leher Boy yang berusaha melepaskan cekikan dari lehernya itu.

Budi pun langsung melepaskan cekikannya dan mengambil rokok di sakunya, dia menyalakan rokoknya dan mematikan rokok yang menyala itu di tangan kanan Boy.

" Cari gua kalo lu mau, tapi inget, lain kali bakal kelar idup lu " Budi pun pergi meninggalkan gang kecil sambil memegangi kepalanya, namun dia terhenti melihat Novi yang ada di dekat gang tempat Budi bertarung, Novi terlihat menangis dan sedang menelepon seseorang, Novi pun membalikkan badannya dan melihat Budi yang mengeluarkan darah dari hidungnya dan sedang memegangi kepalanya.

" Aaa..Budi ! " Novi langsung mengambil sapu tangan dari tas nya dan mengelap darah yang keluar dari hidung Budi, bahkan tangannya pun terkena darah Budi yang masih menetes.

" Gak apa-apa Vi.. aku cuma pusing dikit aja "

Novi pun meletakkan tangan Budi ke bahunya dan membantu Budi berjalan ke toilet umum. Orang-orang yang melihat mereka berdua hanya membiarkannya saja dan tidak ada yang membantu mereka, orang-orang yang ada di sekitar mengetahui geng motor itu dan tidak ingin terlibat masalah dengan mereka. Apalagi orang yang ada di taman hanyalah orang yang sedang berpacaran saja.

Novi memberhentikan taksi yang kebetulan lewat di dekat taman, dan membantu Budi untuk naik taksi.

" Aduh, Kenapa itu neng pacarnya berdarah gitu, mau ke rumah sakit ? " Ucap supir taksi itu melihat Budi yang memegang sapu tangan penuh darah yang ia tempelkan ke hidungnya.

" Gak Bang ke jalan dekat SMA Harapan Bangsa aja " Jawab Budi dengan suara yang pelan.

" Kita ke rumah sakit aja Bud, biar kamu langsung di obatin " Ucap Novi yang masih mengeluarkan sedikit air mata.

" Gak apa-apa kok ini, aku istirahat di rumah bang Evan aja bentar, berangkat pak " Budi pun menyuruh supir itu untuk menuju rumah Evan.

***

" Aduh buset Budi! " Evan yang sedang ngopi di bengkelnya langsung berlari ketika melihat Budi yang turun dari taksi dengan sapu tangan yang penuh darah, Novi pun mengikuti Budi sambil membawa barang belanjaan mereka. Evan langsung membantu Budi berjalan dan membawanya masuk ke rumahnya, dia juga menyuruh Novi untuk masuk dengan segera. Evan takut ada yang melihat kondisi Budi, dan dia tahu Budi tidak ingin orang tua nya tahu kondisinya sekarang ini.

" Kenapa ini, berantem sama siapa lu " Ucap Evan dengan penuh amarah, namun Novi langsung menjelaskan kejadian di taman kepada Evan.

" Nih catet nomor abang aja Non, kalo ada apa-apa tinggal telpon aja, kamu jangan ngasih tau temen sekolah kamu. " Ucap Evan yang mengetahui jika tadi Novi akan menelepon teman sekelasnya, untung saja dia baru menelepon satu teman wanitanya saja.

" Maap Bang, aku ga tau harus ngapain " Ucap Novi yang mengusap air matanya sambil meminum air.



" Hah.. sialan tu orang, untung babak belur semuanya itu, kalo ada abang udah abis tuh " Evan terlihat kesal mendengar kejadian yang menimpa Budi, dia lalu mengantar Budi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

" Udah bang aku cuci sendiri aja " Budi pun meminta Evan untuk meninggalkannya. Budi langsung mengeluarkan isi perutnya ketika sudah sendirian, dia sudah tidak kuat menahan rasa mual nya, dan kepalanya masih pusing sekali setelah memaksakan diri menggunakan telekinesis untuk menahan gerakan badan kelompok geng motor tadi.

Dia langsung mengambil Healing Candy di Storage nya dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya.

Permen yang berwarna hijau ini seperti memiliki rasa mint yang membuat mulut Budi terasa segar, permen itu meleleh dengan cepat di mulut Budi, dan dia merasakan tubuhnya seperti disiram air dingin dan langsung dipenuhi energi, bahkan rasa pusing dan mual-mual nya pun langsung hilang. Dia mencuci mukanya dan melihat bahwa darah yang keluar dari hidungnya sudah berhenti, Budi pun sekalian mandi untuk membersihkan tubuhnya.

" Bang! Bawain baju sama celana yang ada di kantong plastik ! " Budi berteriak kepada Evan agar membawakannya pakaian baru yang dia sudah beli, karena pakaiannya saat ini sudah kotor dan penuh darah. Budi mendengar suara langkah kaki dan dia pun membuka pintu kamar mandi, namun yang ada dibalik pintu itu bukanlah Evan, melainkan Novi yang membawa pakaian baru Budi di dalam kantong plastik.

Novi yang melihat bahwa wajah Budi sudah bersih dan terlihat segar, langsung mendorong pintu kamar mandi dan memegangi wajah Budi dengan kedua tangannya, kantong plastik yang ia bawa sudah terjatuh di luar kamar mandi.

" Kamu udah sembuh lagi?? " Ucap Novi dengan wajah yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia merasa senang dan langsung memeluk tubuh Budi dengan erat.

" Bagus deh.. aku takut kamu kenapa-kenapa " Novi yang sedang memeluk Budi pun merasa lega dan menurunkan tangannya dari punggung Budi, namun dia tiba-tiba merasa ada yang aneh, tangannya seperti menyentuh sesuatu yang hangat dan sedikit kenyal.

Lalu dia merasa di bagian perutnya ada benda tumpul yang seperti ingin menusuknya.

Novi yang menyenderkan pipinya di dada Budi pun merasakan pipinya menyentuh badan Budi, dia melepaskan genggaman pada sesuatu yang kenyal itu dan mundur selangkah, dia langsung melihat bahwa benda yang menusuknya itu adalah burung Budi yang panjang dan sedikit menengak ke atas.

Novi memperhatikan burung Budi yang terus membesar secara perlahan di depannya, dan merasa itu seperti akan meledak, dia lalu melihat ke wajah Budi yang terlihat kaget. Ketika mata mereka bertatapan, Budi menutupi burungnya itu dan berbicara dengan gugup dan pelan sekali,

" Da..da..dasar mesum ! "

Novi langsung berteriak dan langsung menutupi wajah menggunakan kedua tangannya, namun tentu saja celah diantara jari jarinya masih terbuka agar dia bisa tetap melihat sesuatu yang tegak dan kokoh berdiri itu.




****



" Wah lu jadi kinclong seperti baru Bud ! " Ucap Evan yang melihat Budi sudah terlihat bersih dan segar, Budi pun sudah memakai kaus dan celana baru, penampilan Budi yang menyedihkan tadi seperti hanya sandiwara saja.


" Kok pada diem-dieman gitu ? Eh..kalian berdua udah ganti baju segala, hahaha..tenang mulut Abang rapet kalo di sumpel rokok " Evan tertawa melihat Novi dan Budi yang duduk berhadapan, tapi Novi menundukkan kepalanya sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya, dan Budi pun melakukan hal yang sama.

" Tenang-tenang, aman sama Abang mah, Bud gue balik ke bengkel lagi ya "

" Ga usah bang, ini mau balik ke rumah juga, yuk Vi " Budi berdiri dan mengajak Novi ke rumahnya, dia merasa tidak enak melihat Novi yang terlihat malu dengan godaan Evan.

" Haha santai aja padahal, kalo ga ada tempat pacaran, nanti disini aja, murah meriah Bud haha" Budi hanya tersenyum menanggapi candaan Evan, Novi pun hanya malu menundukkan kepalanya. Mereka berdua pun berpamitan dan pergi menuju rumah Budi.

Budi menggunakan kaus putih dan celana jeans biru, sedangkan Novi menggunakan dress biru langit yang tadi ia beli. Mereka berjalan ke rumah Budi, dan sesampainya disana mereka disambut oleh orangtuanya Budi yang menyambut mereka dengan hangat, setelah berbicara sebentar dengan orangtuanya, Budi pun mengajak Novi ke kamarnya di lantai 2.

" Hmm..yang harusnya malu itu aku loh Vi " Jawab Budi sambil duduk di lantai balkonnya, Novi pun mengikuti Budi untuk duduk disampingnya.

" Ihh..kan tetep aja aku juga malu, kamu gak bilang-bilang kalo belum pake baju sih " Jawab Novi sambil menyenderkan kepalanya di bahu Budi. Budi pun memeluk Novi dari samping dan menempatkan tangannya di atas pundak Novi.

" Heheh..udah megang, liat, ga bayar pula kamu Vi"

" Kan..kan ga sengaja kali " Ucap Novi dengan suara yang pelan.

" Hmm.. cewek mesum yang suka megang pantat cowok dan memandangi pusakanya dengan mata yang buas ya " Ucap Budi menggoda Novi.

" Maap dong Budi, kamu diungkit terus ih jadi inget lagi kan, lagian kamu juga kemarin megang pantat aku,kamu juga ngintip...rok aku " Ucap Novi sambil menutupi matanya.

" Kan beda kali Vi, kamu megang langsung, dan liat langsung tanpa halangan haha, " tawa Budi terhenti ketika mendengar apa yang Novi ucapkan selanjutnya.

" Kita..kita pacaran ga sih Bud.."

" Eh? Bukannya kita emang pacaran, hehe" Jawab Budi dengan gugup.

" Seriusan.." Novi menatap mata Budi dengan serius. Budi tidak tahu harus berkata apa kepadanya, dia mengingat Quest-quest yang akan selalu membuatnya terlibat dengan wanita, apakah dia bisa memiliki hubungan yang normal?

" Aku sayang kamu kok Vi.." Budi berkata dengan wajah yang serius, Novi pun menjawabnya dengan suara yang pelan.

" Aku..juga sayang kamu Budi.." Novi pun melihat wajah Budi mendekatinya dan bibir mereka pun bersentuhan, Budi hanya mengecup bibir Novi secara perlahan sambil bertatapan dengan mata Novi.

Novi merasa terkejut dengan apa yang Budi lakukan, namun akhirnya Budi mulai melumat bibir Novi dan Novi pun mulai memejamkan matanya.

Novi bisa merasakan ciuman mereka semakin intens dan lidah Budi mulai mencoba memasuki mulutnya.

Novi pun membuka mulutnya sedikit agar memudahkan Budi untuk menemukan lidahnya, mereka saling bertukar liur dan menatap mata masing-masing dengan napas yang memburu.

Budi menggerakkan tangan kanannya untuk menyentuh payudara Novi yang masih dilapisi bra dan dress birunya itu.

Novi merasa terkejut tapi dia membiarkan tangan Budi meremas-remas payudara nya itu, Novi memejamkan matanya untuk membalas ciuman Budi yang semakin panas, gerakan tangan Budi yang meremas payudaranya membuat bentuk payudaranya berubah-ubah.

Budi menurunkan ciumannya ke leher Novi, dia menciumi leher sampingnya dan sesekali menjilati dan menggigit nya dengan lembut, Novi hanya bisa mencoba untuk menahan suara desahan yang hampir keluar dari mulutnya, dia benar-benar merasa terangsang dengan apa yang dilakukan Budi.

" ah..bud..jangan.." Novi berbisik ketika tangan Budi mulai masuk ke dalam dress dan bra nya, dia menyentuh puting yang imut itu, meskipun Novi berkata jangan, namun dia tidak memberikan perlawanan dan hanya menggigit bibirnya untuk menahan sensasi yang luar biasa baginya.

Napasnya tidak karuan ketika tangan Budi menyentuh dan memilin lembut putingnya itu, Novi mulai merapatkan pahanya seperti menahan sesuatu, celana dalamnya mulai menjadi lembab dan tidak nyaman.

Dia merasa takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi sensasi ini sangat sulit untuk dia tolak, ini merupakan ciuman pertamanya dan Budi langsung memberikan terlalu banyak hal baru yang belum pernah ia rasakan.

Novi hanya pernah melihat ciuman di drama-drama korea yang ia tonton, tapi menonton dan melakukannya merupakan hal yang sangat berbeda.

Selama ini dia hanya mengikuti gerakan ciuman yang Budi lakukan dan tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan, meskipun Novi bukan anak yang polos dan tahu tentang hubungan pria dan wanita, dia tidak tahu langkah-langkah apa yang harus dilakukannya.

Novi pun merasakan bibirnya dicium lagi oleh Budi, dia pun mulai menyambut bibir Budi dengan menjulurkan lidahnya untuk masuk ke mulut Budi.

Novi merasakan tangan Budi menarik-narik putingnya. Tangan Novi pun mulai masuk ke kaus yang dipakai Budi, Novi mengelus tubuh Budi dari dada hingga perutnya yang berotot itu.

Ketika dia melihat ekspresi wajah Budi yang sangat terangsang, dia pun ikut terangsang. Tangan Budi pun langsung melepaskan genggamannya dari payudara Novi dan bermaksud untuk menuntun tangan Novi untuk mengusap-usap tenda di celananya, namun apalah daya, gangguan selalu datang silih berganti, seperti ada sesuatu atau seseorang yang mencegahnya, dia mendengar ada suara langkah kaki dari tangga.

Budi dan Novi langsung menghentikan 'kegiatan' mesum mereka, mereka seperti kucing yang terinjak buntutnya, Novi merapikan dress nya untuk menghilangkan bukti.

Dan Budi pun berusaha membetulkan celananya untuk menyamarkan tenda biru di celanya . Di tangannya langsung muncul rokok dan korek yang langsung ia nyalakan.

ekspresi nya pun menjadi santai setelah ia memejamkan matanya sejenak, Novi masih membetulkan dress nya sehingga tidak melihat rokok dan korek yang muncul secara tiba-tiba di tangan Budi.

Saat Novi berbalik ke arah Budi, dia melihat Budi yang sedang merokok dengan santai dengan wajah tanpa dosa, dia bertanya-tanya dalam hatinya jika yang mereka lakukan sebelumnya adalah ilusi, namun dia masih bisa merasakan sensasi bekas remasan Budi .

Budi dengan wajah polos dan ramahnya menoleh kepada Novi dan memberikan senyuman seperti kakek tua yang bertanya pada cucu nya,

" Kenapa Vi? "

" Eh .." Novi masih bingung dengan apa yang terjadi, apalagi posisi duduk mereka sedikit menjauh. Namun pikiran Novi terganggu oleh orang yang muncul dari balik pintu kamar Budi,

" Bud?? Ibu masuk ya, katanya kamu lagi belajar di atas sama Novi, orang tua kamu lagi banyak pelanggan di warung " Indri pun muncul dari balik pintu kamar Budi.

Kedatangan Indri yang tiba tiba membuat Budi merasa kaget dan meruntuhkan tenda biru yang berada dicelananya itu.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd