Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Copas Budi budiman dan Layar sakti

Status
Please reply by conversation.
Bab 8 Kecepetan, Pelan-pelan aja.



Budi melihat Novi yang sedang merangkak mengelap lantai yang basah terkena tumpahan minuman yang Novi ambil.
Mata Budi bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti gerakan pantat Novi yang seakan mengajak matanya untuk tetap mengikuti gerakannya itu.

Sayangnya Novi tidak sadar jika kini ada seorang predator di belakangnya. Novi berniat untuk mengambil minuman yang telah ia tuangkan dari botol cola ke gelas plastik di meja, namun setelah dia menuangkan cola nya, tiba-tiba gelas itu seperti bergerak sendiri dan tumpah ke lantai, dia pun meminjam lap kain kepada Budi untuk mengelap air yang tumpah.

Budi gemetaran ketika telah berhasil menumpahkan isi gelas itu dengan telekinesisnya, namun kini dia ragu harus nekat melakukan Quest ini atau tidak.

Dia sudah banyak memanfaatkan Novi, dan dia merasa semakin bersalah jika harus memanfaatkan Novi hanya untuk Quest.

Budi berpikir sambil mengikuti gerakan pantat Novi yang terlihat lembut meskipun masih terbalut dengan rok nya itu.

Gerakan pantat itu seakan terus ingin menghipnotisnya, tangan Budi pun mulai berkeringat, dan napasnya pun tidak karuan.

' Pegang..enggak..pegang..enggak ' Lamun Budi sambil mengikuti gerakan senam pantat Novi.

Celana Budi pun mulai terasa agak sesak dan terlihat seperti tenda di bagian selangkangannya. Kini kepala atas dan kepala bawah Budi sedang berada dalam meeting yang serius di dalam pikirannya.

' Remes dikit aja komandan! '

' Kasian tong, masa Novi jadi korban mulu'

' Ya kan ga ada korban lain Dan! '

' Diem ah lu tong, banyak maunya terus '

' Ayolah Dan, pura-pura aja nepuk roknya,bilang kotor itu rok terus remes dikit sambil becanda, kan muka komandan tebel !

' Anjrit lu tong mau gue jepit pintu pala lu! '

' Hah..yang rugi komandan juga lah '

***

Budi pun memejamkan matanya dan membaringkan badannya ke kasur dan menatap atap kamarnya, wajahnya memerah dan napasnya tidak karuan.

Novi pun berdiri melihat Budi yang kelihatan aneh, Novi berpikir jika mungkin Budi tiba-tiba merasa sakit. Novi pun memanggil nama Budi namun Budi hanya diam saja melihat ke atap kamarnya.

Karena khawatir, Novi pun merangkak di atas tubuh Budi dan mencoba memegang dahi nya.

" Bud..kamu kenapa? Jangan bikin aku takut gitu deh.." Ucap Novi sambil memegangi dahi Budi dan mengelusnya.

" Hah..hah.*** apa-apa Vi..kamu ngapain ??" Budi tersadar dan melihat Novi yang sudah berada di atas nya, wajah mereka sangat dekat sekali.

Budi melihat wajah Novi yang khawatir kepadanya dan merasa tersentuh. Dia merasa bodoh karena sudah berpikiran jorok terhadap orang yang sangat perhatian ini padanya, ' hah..ngapain sih gua..'

Novi melihat wajah Budi yang terlihat sedih sambil menatap wajahnya, Novi bahkan bisa merasakan napas Budi yang menderu-deru, entah mengapa dia ikut sedih melihat Budi seperti itu, dan ingin melakukan sesuatu untuk menghiburnya.

Mereka saling bertatap mata sejenak, Novi pun menurunkan pandangannya ke bibir Budi sejenak dan dia mendekatkan wajahnya pada Budi dan mencium bibir Budi dengan tiba-tiba.

Budi merasa kaget dan hanya diam saja melihat Novi mendekatkan wajahnya dan tiba-tiba mencium bibirnya, namun Novi langsung melepaskan ciumannya dan berkata dengan malu dan panik,



" Maap Bud, aku.."

Perkataan Novi terhenti karena tangan Budi mendorong kepalanya ke arahnya dan langsung mencium bibir Novi lagi, kali ini Budi pun melumat bibir bagian bawah Novi dan mata Novi pun terbuka lebar merasakan sensasi itu.

Novi memejamkan matanya ketika merasa lidah Budi mencoba masuk ke dalam mulutnya untuk mencari lidahnya, Novi tidak tahu apa yang harus dia lakukan dan hanya mengikuti gerakan Budi yang memiringkan wajahnya agar bisa memasukan lidah Novi dan memasukkannya ke dalam mulutnya, Novi pun melakukan hal yang sama setelahnya.
Slrup... Slrup suara bibir mereka berdua
Mereka melanjutkan ciuman panas itu, dia hanya bisa mengikuti gerakan Budi yang sepertinya sangat berpengalaman itu, dia pun merasakan tangan Budi yang menyentuh pantatnya dan mendorongnya ke bawah, Novi pun menurunkan pantatnya, dia sudah tidak bisa berpikiran jernih, napasnya tidak karuan dan jantungnya sangat berdebar kencang, dia merasa sangat gugup,takut, dan bergairah sekali dengan apa yang mereka lakukan.

Novi merasakan benda keras yang mengenai bagian bawah perutnya, dia tahu jika itu adalah ' Tombak ' yang ia genggam kemarin, dia pun merasakan tangan Budi mulai meremas pantatnya pelan-pelan.

Novi merasa sangat lemas saat ini, matanya masih terpejam karena tidak berani melihat Budi, mereka pun masih berciuman sambil berpelukan di atas kasur, Novi merasakan bahwa payudara nya menempel pada tubuh Budi, dan pantatnya yang di remas-remas oleh Budi pun terasa..menggairahkan, Novi mulai merasa bahwa celana dalamnya sudah basah sekarang, apalagi benda keras itu seperti menusuk-nusuk perut bawahnya, Novi pun mulai menaikkan badannya sehingga benda itu mengarah ke selangkangannya, dia hanya mengikuti gairahnya dan melakukan hal itu.

Mereka pun melepaskan ciumannya beberapa saat kemudian dengan napas yang tak beraturan. Novi bisa melihat mata Budi yang terlihat sangat terangsang dan Novi yakin bahwa dia memiliki mata yang sama. Tangan Budi pun masih meremas pantat Novi, dan Novi pun masih menggesekkan selangkangannya ke benda keras itu.

Ahhh " Aku sayang kamu Budi.. " Ucap Novi yang
langsung melanjutkan ciuman mereka, Budi merasa terkejut dengan apa yang diucapkan Novi dan hanya
bisa meresponnya dengan ciumannya, tangan kanan Budi bergerak ke atas tubuh Novi dan mencoba memegang payudara Novi yang menempel pada badannya, Novi pun menggeserkan badannya sedikit untuk memudahkan tangan Budi menyentuh payudara nya.

Budi bisa merasakan bahwa payudara Novi lumayan besar, lembut dan kenyal, meskipun masih tertutup dengan bra dan seragamnya, bentuk payudara Novi pun berubah-ubah karena remasan tangan Budi. Mereka seperti sudah kehilangan akal sehat dan menjadi hewan buas yang mengikuti instingnya.

***

***

***

***

' Nah gitu gimana Dan? '

' Mending gue pake strategi A aja, kecepetan lu tong, pelan-pelan aja, kan baru aja mulai CERITA NYA '

' Ya udah pake strategi A aja, padahal strategi B tadi lebih bagus Dan! '

' Bagus kalo dia nya mau, kalo kaga ya digampar gua '

Budi menghentikan lamunannya dengan dirinya yang lain dalam imajinasinya itu, dia merasa sudah gila karena melakukan hal tersebut, tapi itu adalah kebiasaannya sejak dulu untuk menenangkan dirinya jika sedang gelisah.

*Plak*

" Apaan sih kamu Bud! Sakit tau " Novi merasa Budi menepuk keras pantatnya dan meremas pantatnya dengan pelan sekali.

" Tuh cicak jatoh ke situ jadi aku tepuklah daripada ngerayap kemana-mana " Jawab Budi dengan santai sambil menunjuk ke arah cicak tanpa buntut yang ia gerakkan dari atap kamar.

Budi pun tak lupa menjatuhkan buntut yang cicak itu lepaskan karena panik di dekat Novi.

" Ihhh jijik ! " Novi memasang wajah jijiknya sambil melihat cicak dan buntutnya yang ada di dekatnya itu.

" Hah..makanya jangan mikir yang jorok Vi, masa aku nepuk pantat kamu seenaknya sih hehe " Kata Budi dengan senyum dan wajah polos yang sebenarnya sudah berkeringat dingin di punggungnya.

Budi hanya meremas pantat Novi sekali dan dengan tenaga yang pelan agar terlihat bahwa ia tidak sengaja meremasnya.



" Gak perlu di remes juga kali " Kata Novi dengan nada yang agak kesal.

" Hmm..mungkin karena kenyal dan lembut, jadi kepegang gitu Vi, itu mah salah pantat kamu, ha..haha "

Budi tidak menyangka Novi merasakan remasan yang sudah ia lakukan dengan hati-hati itu. Novi pun langsung menutup mulutnya dengan wajah yang memerah karena Budi berkata seperti itu tentang pantatnya.

" Ihh..dasar alesan aja kamu..kok bisa jatoh gitu itu cicak,aneh "

" Hah..cicak aja tergoda sama kamu Vi, apalagi aku haha " Budi bercanda untuk mencairkan suasana.

" Ih gombal, tanggung jawab loh" Jawab Novi sambil malu-malu.

" Iya besok aku lamar kok haha "

" Malah becanda ih.."

" Besok aku ajak jalan-jalan deh, terus aku beliin apa yang kamu mau, kan besok minggu "

" Ehh..mau kemana? "

" Ya ke mall yang deket aja "

" Hmm.. aku bilang dulu deh sama mama ku "

" Oke, kabarin aja kalo bisa " Budi merasa lega, akhirnya dia bisa menutup mulut Novi dengan mengajaknya jalan-jalan.

" Kaya modus om-om aja kamu Bud ngajak belanja.. "

" Eh..kamu pernah? " Jawab Budi dengan kaget.

" Ya nggak lah, kata temen-temen kan gitu, dasar Budi ! " Novi pun menggelitiki Budi dan berhasil membuat Budi tertawa sampai mengeluarkan air mata. Lalu Novi pun pamit pulang setelah menerima telepon dari Ibunya yang sudah sampai di sekolah untuk menjemputnya.


Setelah mengantar Novi ke pinggir jalan, Budi menuju bengkel Evan, disana dia melihat Evan yang sedang mencuci tangannya yang kotor dan penuh oli di bak air yang ada di depan bengkel, Evan pun melirik ke arah Budi dan menyuruhnya menunggu diteras rumah Evan yang ada di samping bengkel.


" Udah beres pacarannya? Cakep banget cewek lu Bud, haha " Ucap Evan yang menghampiri Budi yang sedang duduk di teras rumahnya, di depan terasnya terpasang tirai bambu sehingga wajah orang yang duduk disini tidak akan terlihat. Disini adalah tempat Budi biasa merokok ketika masih sembunyi-sembunyi dari orang tuanya.

" Heheh, Budi gitu loh bang " Jawab Budi dengan wajah yang bangga, meskipun mereka belum resmi pacaran, tapi Budi tahu bahwa Novi sudah terlambat untuk pergi dari cengkraman tangan kotornya.

" Nah gitu dong, daripada mikirin yang masa lalu terus lu, mending senang-senang gitu sama cewek" Ucap Evan sambil menepuk-nepuk pundak Budi.

" Hah..jangan dibahas ah bang, males..lagian abang aja jomblo " Jawab Budi dengan agak kesal.

" Gue duda Bud, seenggaknya udah di asah, daripada elu pake tangan terus, ga bosen bohongin diri sendiri lu? Hahaha " Jawab Evan dengan wajah yang bangga. Evan berumur 30 tahun dan sudah cerai dengan istrinya, saat ini dia tinggal sendirian di rumahnya setelah istrinya pergi meninggalkannya.

" Ehem..iya Budi kalah deh, susah ngomong ama abang" Jawab Budi sambil mengalah dan tersenyum.

" Haha bagus kalo nyadar lu, bocah tadi kenapa mau gebukin lu Bud? "

" Biasa bang, barisan sakit hati. "

" Hah..dasar anak muda ada-ada aja "

" Ya udah di tolak tapi merasa jadi pacar aja, ga tau malu tu bang " Evan menganggukkan kepalanya sambil memberi like dengan mengangkat jempolnya kepada Budi.
Setelah itu Budi pun melihat notifikasi pada tanda Questnya

Quest : Berikan hadiah ulang tahun satu set bra dan celana dalam seksi kepada Indri saat tengah malam.

Hadiah : Agility candy x 1, Charm candy x 1, Uang tunai Rp Satu juta,


*****


" Selamat datang, silahkan masuk...? " Sambut seorang pelayan toko pakaian dalam wanita yangbsedang menyapa pelanggannya.

Namun dia sedikit terkejut melihat bahwa yang datang adalah seorang pria muda yang memakai celana jeans dan sweater dengan tutup kepala, serta wajahnya memakai masker dan kacamata hitam.

" A..anu mbak, saya boleh masuk? "

" I..iya pak silahkan masuk tapi bisa di buka dulu masker sama kacamata nya? Maap bukannya saya curiga tapi ini aturan dari atasan saya jika ada pelanggan yang menyembunyikan identitasnya kaya Bapak, karena sekarang banyak tindak kriminal.. " Ucap wanita itu dengan gugup, saat ini sedang banyak berita perampokan toko dan atasannya memerintahkan setiap penjaga toko untuk memastikan identitas si pembeli.

" O..oh maap,ia Mbak..sebentar " Jawab Budi dengan panik sambil melihat ke kanan dan kirinya, dan setelah memastikan tidak ada yang memperhatikannya, dia langsung membuka kacamata dan maskernya.

Budi sedang berada di toko pakaian dalam di mall terdekat, Budi hanya perlu naik angkutan umum selama 20 menit untuk sampai kesini. Dia memakai pakaian detektifnya untuk pergi ke dalam mall, dia tidak ingin ada orang yang tahu bahwa dia membeli pakaian dalam wanita.

Setelah Budi memikirkan rencana untuk menyelesaikan Quest ini dengan matang-matang, Budi langsung bersiap-siap untuk pergi. Dia memasukkan pakaian detektifnya ke dalam storage dan memakainya setelah dia berada di toilet umum.

Wanita penjaga toko ini pun melihat wajah Budi yang lumayan tampan dan agak memerah karena malu-malu, wanita itu pun menutup mulutnya sambil tersenyum.

" Hehe..masuk adek, malu ya sampe pake pakaian gitu " Wanita itu menggoda Budi yang salah tingkah itu.

" Ha..haha.. iya mbak, dipaksa kakakku buat beliin pakaian dalam buat hadiah ulang tahunnya.. "

" Oh kakak..iya kakak juga ngerti kok, gak usah malu, ayo sini masuk " Budi pun mengikuti wanita cantik ini, toko ini memang pantas jadi toko pakaian dalam, bahkan penjaga tokonya cantik dan memiliki aset yang besar. Budi mengikuti goyangan pinggul si wanita ini sampai ke dalam toko.

" Mau beli yang bagaimana dek? "

" Gak.*** tau juga..terserah mbak aja deh "

" Haha..kamu ini dek, kan ada model sama ukurannya, ga bisa asal, apalagi kalau bra kan harus pas sama ...payudara nya " Ucap wanita itu dengan agak canggung karena harus menjelaskan tentang pakaian dalam kepada lelaki yang masih muda ini.

" Yang menurut mbak bagus aja, eh menurut kakak bagus aja.." Budi teringat jika wanita ini tadi menyebut dirinya kakak dan membetulkan ucapannya.

" Hehe..kakak ajak kamu pilih-pilih aja ya, ntar kamu bilang aja mana yang cocok. " Budi pun menurut saja dan mengikuti wanita ini

Budi pun mengikuti program tur pakaian dalam untuk pertama kali dalam hidupnya, wajahnya memerah melihat pakaian dalam yang beraneka ragam, apalagi melihat celana dalam yang ada resleting di tengahnya dan ada pula yang tidak memiliki penutup di bagian tengahnya.

Meskipun Budi pernah melihat Film dewasa, tapi ini berbeda dengan melihatnya secara langsung, apalagi yang menjelaskan pakaian dalam ini adalah seorang wanita cantik dan seksi.

Budi merasa tangannya sudah penuh keringat, bahkan suaranya terdengar gugup ketika menjawab pertanyaan penjaga toko yang memiliki nama Dewi ini, Budi melihat namanya dari plat nama yang ada di saku bajunya.

Dewi pun merasa malu harus menjadi pemandu dalam tur Budi di dalam toko, dia merasa seperti sudah menunjukkan dunia baru pada pria muda ini, karena pria itu terlihat gugup dan malu-malu, tapi dia juga jadi merasa ingin menggoda pria muda yang malu itu dan senang melihat ekspresinya saat melihat pakaian dalam yang terlalu seksi.

" Ummm..ini G string dek, satu set sama bra nya juga, dan kalau pake ini, celana dalam ga bakal terlihat pinggirannya kalo pake rok atau celana yang ketat "

" O...oh..ya iya.."



" Jadi mau yang mana adek? "

" Terserah kakak aja, hehe..aku bingung juga kak "

" Yang ukuran berapa emang bra nya? "

" Ga tau juga kak.."

" Coba aja tanya dulu ke kakak kamu dia pakai yang ukuran berapa"

" Malu...kak..haha " Jawab Budi dengan gugup, dia pun menurunkan pandangannya ke arah payudara Dewi dan merasa jika ukuran Dewi hampir sama dengan Indri.

" Kakak ukurannya berapa? " Tanya Budi dengan polos.

" Eh..? Buat apa? " Jawab Dewi dengan kaget

" Maap kak, tapi kayaknya kakak saya seukuran sama kakak…maap kalau gak sopan kak." Budi merasa malu karena baru sadar jika ia berkata seperti itu berarti dia memperhatikan ukuran payudara Dewi.

" Ooh...iya deh.. Jadi model yang mana dek ? "

" Yang menurut kakak bagus aja.. "

" Umm..kisaran harganya? "

" Yang sedang aja kak.." Budi melihat ada notifikasi lagi di layar Quest nya dan melihat ada Quest baru disana,

Quest :Belikan Dewi pakaian dalam dan dapatkan nomor kontaknya.

Hadiah : Healing Candy x 2 ,Uang tunai Rp satu juta

Budi benar-benar mulai curiga bahwa layar ini adalah layar mesum untuk membuat pemiliknya menjadi mesum juga.

Budi menarik napas dalam-dalam namun ia terbayang tubuh Dewi yang memakai pakaian dalam yang tadi ia lihat, dengan warna bra dan celana dalam yang hitam dan memiliki lubang di daerah puting dan kelaminnya. ' asem..terlalu tinggi levelnya buat gue..' Dia pun menguatkan hati dan pikirannya dan memberanikan diri untuk melakukan misi itu.

" Kak Dewi..aku pilih yang sekitar harga 250 ribu satu set nya, aku beli dua set aja, satu buat kakakku, satu lagi buat kak Dewi karena udah bantu aku.. "

" ….." Dewi melihat Budi mengatakan hal yang mengejutkannya sambil tersenyum, namun ketika Dewi hanya diam saja melihat Budi, senyumnya terlihat berkedut-kedut.

" Ga.*** ada maksud lain kak..tolong terima rasa terimakasih Budi kak..haha.."

" Budi? Oh jadi namanya Budi...kamu jangan becanda gitu dong, sayang loh uang tabungan kamu " Jawab Dewi dengan agak canggung, dia tidak menyangka bahwa Budi bermaksud membelikannya pakaian dalam, dan ternyata dia membawa uang yang cukup banyak untuk seusianya, karena Dewi mengira Budi masih sekolah.

" Gak apa-apa Kak, aku masih ada banyak kok, hehe..lagian ini bukan tabungan juga kok " Budi terpaksa mengatakan hal itu agar membuat Dewi mau menerima hadiahnya.

" Kamu serius mau ngasih kakak juga? " Jawab Dewi sambil mengerutkan dahinya.

" Iya kak, kan tadi kakak udah repot-repot ngejelasin semuanya, Aku jadi pengen ngasih tanda terima kasih sama kakak "

" Kamu gak ngikutin cara-cara menggoda cewek yang aneh di internet kan? " Tanya Dewi yang masih mengerutkan dahinya.



" Ha..haha..langsung dibungkus aja kak" Budi hanya bisa tertawa dan berpura-pura tidak mendengar perkataan Dewi.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd