Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Copas Budi budiman dan Layar sakti

Status
Please reply by conversation.
Bab 11 Bisikan Gaib


Indri



Indri merasa resah setelah bangun dari tidurnya, kue ulang tahun yang Budi beri kepadanya terasa hambar, kue yang seharusnya sangat ia sukai karena rasa coklat itu terasa pahit, dia seperti melakukan hal yang berdosa kepada Budi.


Setelah dia membuka isi dari hadiah yang dibungkus oleh Budi, dia merasa aneh semalaman dan tidak bisa tidur nyenyak seperti biasanya.

Anak seusianya memberikan pakaian dalam untuk wanita sangat tidak masuk akal, apakah ini tanda bahwa Budi melihatnya sebagai lawan jenis dan bukan sebagai seorang guru? Apakah ini hanya keisengan Budi semata? Atau kah dia benar-benar ingin mengatakan bahwa dia serius memiliki perasaan padanya sehingga sangat terluka saat Indri menyayangkan bahwa dirinya masih anak kecil.

Indri bergumam demikian karena dia memang merasa bahwa Budi adalah orang yang baik, apalagi dia telah menolongnya, menghiburnya, dan memberikan kejutan padanya, tapi sejak kapan? Kenapa tiba-tiba dia berbuat demikian sekarang? Apakah karena sekarang adalah semester akhir di sekolahnya dan dia tidak ingin menyesalinya jika tidak mengungkapkan perasaannya sebelum lulus sekolah?, ' Aahh apa maunya sih dia ' , Indri memijat dahinya sambil terus berpikir, dia tidak mengerti cara anak muda sekarang yang semakin aneh dalam memberikan hadiah ulang tahunnya ini.

Dia ingin mengacuhkan kejadian semalam, namun dia mengingat apa yang dia rasakan ketika melihat Budi yang pergi begitu saja sesudah berkata dingin seperti itu.

Indri melihat balasan chat Budi yang terlihat dingin itu, dia merasa agak marah kepada Budi, jika dia memang benar-benar memiliki rasa padanya, mengapa dia tidak membicarakannya baik-baik saja, jika karena hal seperti ini sudah membuatnya marah, bagaimana dia menahan amarah jika mereka menjalin hubungan dan menerima perkataan orang-orang yang mengkritik hubungan mereka.

Indri pun berhenti berpikir dan menonton drama korea untuk mengalihkan perhatiannya, namun drama yang kebetulan ia tonton merupakan perjuangan seorang murid yang mencintai gurunya. Dia pun menontonnya dengan serius, padahal ketika episode pertama, dia hanya melihat artis pria nya saja dan tidak terlalu peduli dengan ceritanya, namun kini dia merasa tersentuh dengan perjuangan si murid.

Indri membaca CERITA di web forum, sampai manhwa erotis yang menceritakan asmara antara guru dan muridnya untuk meneliti apa yang harus dia lakukan. ' hah..hah..mana episode selanjutnya sih..' dia malah menemukan dunia baru baginya, dia merasa bersedih ketika menyadari bahwa dia menghabiskan usianya dengan terlalu serius, kini disaat usianya sudah tak lagi muda, dia menemukan hal-hal baru yang menyenangkan.

Indri memejamkan matanya sesudah selesai mandi dan berdandan, dia bahkan memakai lipstik di bibirnya itu, dia akan meminta penjelasan kepada Budi tentang maksud dari hadiah semalam dan mengapa dia langsung pergi semalam.

Indri tahu jika Budi akan menghindarinya di sekolah dan akan mengacuhkan pesan chat nya, maka dia akan mengunjungi rumah Budi untuk menanyainya. Indri pernah membeli sesuatu di warung Budi ketika warung dekat rumahnya tutup, dan dia juga bertemu Budi dan orang-tuanya di warung dan telah memperkenalkan diri pada mereka. Indri pun menguatkan dirinya untuk keluar rumah dan bertemu Budi.

***

" Budi..? Novi..? Udah selesai belajarnya? " Indri melihat Budi dan Novi di balkon kamar Budi, mereka seperti sedang bersantai saja disana.

" I..iya Bu, Aku sama Budi baru aja selesai,hehe" Novi sedikit tersenyum menjawab pertanyaan yang tiba-tiba dari Indri, Novi agak terkejut melihat wali kelasnya tiba-tiba muncul di kamar Budi.

" Kamu Budi kenapa merokok? Kamu kan masih sekolah.."

" Iya dan anak sekolah masih kecil dan gak boleh merokok Bu, Budi tau kok, hehe " Ucap Budi yang memotong perkataan Indri, dia harus bisa memegang situasi ini, bahkan perkataan masih kecil yang ia ucapkan hanya untuk membuat Indri mengingat kejadian semalam dan bermaksud membuat Indri merasa tidak nyaman sehingga Indri cepat pergi.

Dia agak kesal dan kaget sekali dengan seseorang yang telah mengganggu pelajaran biologi nya bersama Novi.

"Oo..oh..bagus kalo udah tau..eh maksudnya itu ga baik buat kesehatan buat dewasa atau anak kecil juga sama kok " Indri panik menjawab pernyataan dari Budi, dia tidak menyangka hal yang pertama Budi lakukan adalah menyerangnya.

" Iya, tapi ya setiap orang memiliki alasan tersendiri dan tidak bisa dijelaskan dengan logika seperti matematika yang Ibu ajarkan yang harus ada rumus nya " Budi masih memasang senyumnya itu sambil menghisap dan menghembuskan asap dari mulutnya.

" Ka..kamu ini ya.." Indri seperti tidak bisa membalas perkataan Budi yang terus menyerangnya, dia mulai menggigit bibirnya sendiri dan sambil mengerutkan dahinya.

Novi seperti bisa melihat laser yang keluar dari mata Indri yang terlihat kesal dan dari mata Budi yang masih tersenyum itu, dia hanya bisa menyimak pertarungan itu dengan seksama.

" Hahahaha Budi..bagus..bagus..kalo gitu Ibu pulang dulu, kalian silahkan lanjutkan saja belajarnya, selamat sore "

" So..sore Bu.." Novi menjawab salam dari Indri dan melihat Indri yang turun dari tangga meninggalkan mereka.

" Bu..bud gimana ini..Bu Indri marah loh liat kamu ngerokok " Novi yang khawatir jika Budi akan terkena masalah langsung bertanya kepada Budi sambil memegang tangannya.

" Hehe gak apa-apa Vi, harus begitu biar cepet pergi, itu kamu gimana sih ga di lap bekas di lehernya, hampir aja ketauan loh " Budi menunjuk ke leher Novi yang terlihat basah karena dijilati Budi tadi.

" Eh tadi beneran kan, ku kira aku doang yang liat ilusi, kamu cepet banget santai dan masang wajah tanpa dosa " Ucap Novi dengan agak kesal, namun berhenti melihat rokok yang Budi pegang gemetaran.

" Ha..ha..ini masih gemeteran aku, kaget Vi.."



" Hahaha..dasar kamu.."

" Haduh.. benar-benar bahaya..ya "

" Kamu sih Bud.. macem-macem segala.."

" Iya kata yang nolak tapi malah diem keenakan Ahh, Ahh Budi geli heheh " Ucap Budi dengan senyum mesumnya.

" Ihh..mesum.. " Novi pun langsung menunduk malu, Novi mendengar nada pesan di handphone nya dan melihat pesan dari Ibunya yang menyuruhnya segera pulang karena cuaca diluar sudah mendung.

" Aku pulang dulu Bud, mama nyuruh pulang " Novi mengangkat wajahnya yang membaca pesan dari handphonenya itu, dan langsung berdiri, Budi pun ikut berdiri dan langsung memeluknya.

" Iya.. makasih ya buat hari ini " Budi pun langsung mencium bibir Novi secara perlahan sambil memeluknya dengan erat.

Novi merasa tangan Budi turun dari punggungnya secara perlahan dan langsung meremas-remas pantatnya, "ini balesan yang tadi.." Ucap Budi yang langsung berbisik di telinga Novi dan mengecup telinganya dengan lembut.

Novi hanya bisa menahannya dan membalas Budi dengan mengarahkan tangannya ke celana Budi, dia meraba perut Budi dan menurunkannya secara perlahan, dan ketika dia merasa akan menyentuh "adek budi", dia melepaskan usapannya dan mundur selangkah sambil menjulurkan lidahnya.

" Pulang dulu ya, dadah Budi ! " Dia pun turun menuju tangga sambil tersenyum puas melihat wajah Budi yang seperti seorang korban pelecehan, dia bahkan mendengar Budi bergumam " mayan lah bahan buat malem ".

***

Setelah Budi mengantarkan Novi naik taksi, dia langsung kembali ke rumahnya, dia bertemu dengan Ibu nya yang menanyai kenapa Indri langsung pulang, namun Budi hanya menjawab jika Indri marah melihat Budi merokok dengan santai, Ibunya pun menyuruh Budi untuk meminta maaf kepada Indri dengan segera karena khawatir.

" Hah..nanti deh Budi minta maap sama Bu Indri, tenang aja Bu "

" Nanti nanti, cepetan sekarang! Kalo kabarnya nyampe sekolah gimana coba kamu ini, mau Ibu larang kamu ngerokok lagi hah? "

" Si..siap bu..Budi istirahat dulu nanti aja agak malem kesana deh " Budi akhirnya menyerah kepada Ibunya itu, dia langsung ke kamar untuk mengecek notifikasi di Questnya, dia mengacuhkan notifikasi sejak tadi karena terlalu serius dengan apa yang dia lakukan hari ini.

✓ Quest : Belikan Novi barang yang ia sukai

Hadiah akhir : Uang tunai Rp 8 juta

✓ Hidden Quest : Tunjukkan kejantananmu kepada wanita dengan ' kepala ' yang tegak

Hadiah : lotre spesial x 1

✓ Quest : Dapatkan ciuman pertama Novi

Hadiah : Mentality Candy x 1 , Vitality Candy x 1, Strength Candy x 1, Agility Candy x 1 , Charm Candy x 1, healing candy x 1

Quest : Buat Indri tidak berdaya dan jinak kepadamu !

Hadiah : Photographic memory

Budi tersenyum senang melihat hadiah yang ia dapatkan dari Quest yang dia tidak ketahui, dia pun tidak menyadari mendapatkan Quest baru untuk mencium Novi dan langsung mendapatkan hadiahnya.



Namun dia berfokus pada Quest terakhir yang harus ia selesaikan.. dengan hadiah yang ia bisa dapatkan dari Quest itu, Budi yakin bahwa dia bisa mendapatkan nilai yang bagus saat Ujian Nasional bulan depan, dan bisa mengubah banyak hal lainnya.

" Hahaha..boleh juga nih Quest.." Budi pun memikirkan rencana apa yang harus dia lakukan sambil membuang tisu ke tempat sampah yang ada di kamar nya.





*****




Budi memakan semua permen yang dia dapatkan dari Quest satu persatu, tentu saja dia menyisakan healing candy untuk keadaan darurat.


Kini permen yang dia akan makan adalah mentality candy, dia berharap permen ini bisa menambah kekuatan pikirannya agar dia bisa menggunakan telekinesis dengan lebih baik.

Saat Budi merasakan mentality candy meleleh di dalam mulutnya, kepalanya terasa sangat ringan sekali, dia bisa berpikir dengan lebih jernih dan konsentrasi nya lebih baik dari sebelumnya.

Dia pun mencoba menggerakkan beberapa benda sekaligus, dan dia bisa mengontrolnya sekaligus sekarang, buku-buku pelajaran Budi berputar-putar mengelilinginya secara perlahan-lahan.

Kemudian dia mulai mencoba mempercepat putaran buku-buku sampai dia merasa agak pusing, Budi pun beristirahat sejenak untuk menyegarkan kepalanya yang mulai terasa lelah.

Setelah beristirahat sejenak, dia mulai mengambil hadiah yang ia nanti-nantikan sejak tadi, Budi sengaja untuk menerimanya setelah dia mencoba hadiah lainnya.

Setelah mencuci tangannya dengan sabun sampai bersih, Budi mulai membuka isi dalam Storagenya, disana terdapat gelas yang ditutupi oleh kertas yang memiliki lubang di tengahnya dan diikatkan pada gelas menggunakan karet gelang. Budi pernah melihat benda yang sama seperti itu ketika dia mengikuti arisan pada saat masa SMP nya...

" Hah..meskipun kelihatan sederhana, isi nya pasti bagus nih hahaha " Budi berharap dia mendapatkan sesuatu yang sangat berguna bagi dirinya, lalu dia mengambil gelas itu dari storagenya dan mulai mengocok gelas itu secara perlahan, kemudian dari lubang itu keluar gulungan kertas kecil yang dimasukkan dalam sedotan. Budi pun mulai mengeluarkan kertas itu dan membukanya secara perlahan, "jangan coba lagi plis.. "

" Invisibility Candy x 5 "

Gelas dan kertas itu pun langsung menghilang di udara seperti tidak pernah ada sebelumnya, lalu Budi menemukan permen baru yang ada di dalam storagenya itu,

" Invisibility Candy : Turn your body invisible for 10 minutes.

Budi tersenyum puas dengan apa yang dia dapatkan dari lotre spesial ini, menjadi tak terlihat selama 10 menit bisa mengubah situasi apapun yang dia hadapi kelak. Bahkan dia tidak perlu khawatir lagi bila mendapatkan Quest yang mengharuskannya untuk mengintip wanita.

" Ha..haha..ni layar niat banget jadiin gue mesum", Budi semakin menguatkan dirinya bahwa dia harus menerima kenyataan yang mengharuskannya terlibat dengan beberapa wanita yang dia temui, sejauh ini layarnya sudah memberikan Quest yang berhubungan dengan Novi, Indri, dan Dewi.


Dia tidak tahu harus berhadapan dengan wanita mana lagi di masa depan, dia hanya bisa mencatat nomor penjual obat kuat yang selalu berkomentar di setiap berita dalam salah satu browser nya untuk menyiapkan dirinya sendiri untuk pertempuran yang akan dia hadapi di masa depan.

***

Saat ini Budi sedang berada di depan rumah kontrakkan tempat Indri tinggal. Ibunya mengusir Budi dari rumah setelah dia selesai makan malam dan menyuruhnya jangan kembali ke rumah sampai meyakinkan Indri untuk tidak melaporkan Budi yang merokok di rumahnya itu.

Meskipun dia merokok di rumah dan tidak memakai seragam, tapi jika para guru mengetahui sikapnya di rumah, mereka akan memiliki kesan yang buruk kepada Budi.

Budi mengirimkan pesan chat kepada Indri yang menyatakan bahwa dia berada di depan kontrakannya,

@bhoedi : Maap Bu, saya ada perlu sama Ibu, saya udah ada di depan.

@indriyani : Perlu apa ?

@bhoedi : Nanti aja bicara langsung sama Ibu.

@indriyani : Gak bisa di sekolah aja besok?

Budi tersenyum melihat jawaban Indri yang terlihat marah, dia tahu bahwa Indri marah karena kejadian siang tadi, namun yang membuat dia heran adalah mengapa Indri sampai datang ke rumahnya hanya karena dia marah.

Budi mematikan handphone nya dan memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam apa yang terjadi pada Indri.

Budi memakan invisibility candy dan mengetuk pintu rumah Indri secara perlahan, dia menunggu sampai Indri membukakan pintu depannya itu. Indri yang sudah membukakan pintu terlihat bingung melihat tidak ada siapapun di depannya, dia mengira Budi lah yang mengetuk pintu dan bermaksud untuk menyuruhnya masuk, kemudian dia melangkahkan kakinya keluar rumah untuk mencari Budi. Setelah melihat bahwa tidak ada siapa-siapa di sekitarnya, dia pun kembali masuk kedalam rumahnya.

Setelah Indri masuk ke dalam rumah, dia menuju kamar tidur dan melepaskan jaket yang dia kenakan sebelum membuka pintu depannya, saat ini Indri hanya mengenakan baju tidur berwarna putih tanpa lengan yang menutupi tubuhnya sampai ke bagian paha. Setelah Indri menyimpan jaketnya, dia kembali ke ruang tamu untuk menonton acara yang ada di televisi dan duduk menyandar di sofanya.



Indri mengirim pesan chat pada Budi yang ternyata tidak sedang aktif, dia merasa kesal karena melihat Budi yang langsung mematikan koneksi internetnya itu, dia pun memutuskan untuk membiarkannya saja dan kembali menonton televisi.

' Budi sayang sama Bu Indri… '

Indri yang sedang menonton langsung terkejut mendengar suara bisikan yang berasal dari belakangnya, dia langsung membalikkan badannya untuk melihat asal dari suara itu, namun dia tidak melihat apa-apa di belakangnya, dia pun kembali menonton acara televisi dan berpikir bahwa suara tadi hanya halusinasi nya saja.

' Budi sayang..banget sama Ibu..'

Indri membukakan matanya lebar-lebar dan berkata dengan pelan-pelan, " Budi ? " Namun dia tidak mendengar apapun kali ini, Indri mulai merasa aneh dengan kejadian ini, dia benar-benar yakin jika dia mendengar suara bisikan Budi dua kali.

' Ibu juga sayang kan sama Budi.. '

Indri mungkin akan menjerit ketakutan jika suara yang dia dengar bukanlah suara Budi, dia hanya menyalahkan dirinya sendiri yang mungkin sedang kesal kepada Budi dan berhalusinasi.

Indri pun menyandarkan kepalanya ke sofa dan memejamkan mata untuk menenangkan dirinya sendiri, namun kali ini dia mendengarkan suara bisikan Budi lagi,

' Budi sayang sama Ibu.. '

Kali ini dia tetap memejamkan matanya saja dan tak melakukan apapun, tak lama kemudian dia merasakan ada yang mengusap kepalanya dengan lembut sambil membisikkan kata-kata sayang itu.

Entah mengapa Indri malah merasa rileks dengan usapan pada kepalanya itu, ' Ibu juga sayang kan sama Budi.. ' kali ini dia merasakan kecupan lembut pada lehernya, Indri tetap memejamkan matanya dan dia mulai teringat Budi.

Indri sebenarnya hanya tersentuh dengan perhatian yang diberikan Budi kepadanya, namun setelah kejadian semalam dan setelah menonton hubungan asmara antara guru dan muridnya, dia mulai memiliki sensasi yang aneh pada dirinya.

Hubungan yang tak lazim itu seakan membuat dirinya berdebar-debar, apalagi jika dia membayangkan dirinya menjalin hubungan dengan Budi, dia seperti melakukan hal terlarang yang menegangkan.

' Hah.. sepertinya aku terlalu banyak pikiran dan sangat frustasi.. Sampai sampai berimajinasi yang aneh aneh '

Indri pun membuka matanya sejenak dan memandangi atap ruangannya, dia beranjak pergi dari sofa dan pergi ke kamar setelah mematikan TV nya.

Indri memasukan colokan charger pada handphonenya dan memutar musik klasik untuk menemaninya tidur, kemudian dia mematikan lampu kamar dan mulai berbaring di atas tempat tidurnya.

Indri membalikkan badannya hingga ia tidur menyamping, dan pandangannya mengarah ke tembok kamarnya. Ketika ia memejamkan mata, ia mendengar lagi suara Budi di dekat telinganya, bisikan yang lembut itu disertai udara hangat yang berhembus ke telinganya dengan lembut.

Kali ini Indri merasakan kecupan kecil lehernya itu disertai usapan lembut pada paha nya, Indri masih berpikir bahwa ini adalah halusinasi dan hanya membiarkannya saja, namun kini napasnya mulai terburu-buru dan dia mulai bergairah.

Indri pun mulai bergumam dengan pelan sambil memanggil nama Budi, ' Budi…' . Indri merasakan usapan itu mulai mengarah ke pantatnya dan mulai meremasnya secara perlahan-lahan,

' Ibu mau kan jadi pacar Budi.. ' bisikan itu mulai mengganti perkataannya, dan mulai mengecup telinga Indri dengan lembut, Indri tetap memejamkan matanya dan hanya menyebut nama Budi dengan lembut.

Namun usapan pada pantatnya mulai bergeser ke paha nya, dan Indri merasa usapan itu semakin bergeser ke pangkal pahanya secara perlahan-lahan dan ikut menggeser rok nya, sentuhan itu pun berhenti di dekat selangkangannya dan kembali mengusapnya dengan lembut.

Indri pun mulai merapatkan kedua pahanya untuk menahan hasratnya yang semakin menjadi jadi.

Namun celana dalam nya menjadi semakin basah ketika dia merasakan usapan pada daerah Intim nya. Usapan itu sangat pelan dan menyusuri daerah di atas bagian sensitifnya itu.

" Hah... Hah.. sedikit lagi... "

Ketika Indri semakin jatuh dalam lamunannya, dia tersadar oleh suara ringtone dari handphone nya yang berdering, tetapi ketika dia mencoba untuk bangun, tubuhnya tidak bisa bergerak dan hanya diam saja.tetapi setelah beberapa saat kemudian, dia bisa bergerak kembali dan Indri pun segera bangun dan mengangkat telepon yang ternyata berasal dari orang tuanya.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd