Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Lhaaa mestiiii.... Dari kemaren malahan ditungguin update nya hu...
Wong ceritanya gue banget gini....
:semangat::mantap:
 
Offcourse laaa menanti part 5.... waiting for nat to change from hating selingkuh to loving it....
 
Siap update malam ini, supaya bisa menemani pembaca sekalian yang gak bisa tidur karena abis menjalankan sunnah kamis malam bersama pasangannya. Proses agak tersendat tadi karena ane juga abis ena ena sama bini di rumah. Hehehe

Thanks yang udah ngeramein dengan leave comment di mari, update kali ini dijamin #NoKentang kayak cerita-cerita sebelah. ;)

Update siap sebentar lagi, stay tune!
:tegang:
 
------------
PART 5

"Morning Phone Sex"




POV Nicko

Setelah pergumulanku dengan istriku malam tadi yang cukup liar menurutku. Aku merasakan efek yang cukup kontradiktif pada diriku, secara fisik tubuhku terasa cukup pegal-pegal ketika aku bangun pagi ini, tapi perasaanku terasa sangat happy mengingat pergumulan malam tadi. Istriku Natalie bersedia mengikuti permainan fantasiku, bahkan tidak menolak ketika aku menggunakan dildo sebagai alat bantu untuk membuat permainan tadi malam begitu nikmat.

Pagi ini aku bangun dari tidurku lebih dulu dari istriku. Kulihat dia masih tertidur lelap di sebelahku, jam dinding masih menunjukkan pukul 05.30 pagi. Matahari sudah cukup terang bersinar, tapi masih cukup dini untuk memulai aktifitas mengingat ini adalah hari sabtu, dimana biasanya aku beraktifitas cukup santai karena ini weekend. Bahkan seringkali aku berkesempatan mempunyai waktu santai ketika sabtu ataupun minggu. Hari ini sebenarnya aku telah sepakat bersama istri dan sahabatku Ricko ketika kami jalan-jalan semalam untuk sedikit rekreasi ke tempat wisata di kota ini. Ricko minta untuk diantarkan untuk melihat situs Candi Gedung Sembilan yang terletak sekitar tidak sampai satu jam perjalanan dari rumahku ini, mumpung lagi bisa liburan katanya.

Tapi ketika aku membuka handphone untuk mengecek notifikasi yang ada, aku membaca pesan dari rekan bisnisku yang mengatakan bahwa pagi ini kami harus bertemu dengan klien yang ingin membeli barang jualanku dalam jumlah yang cukup besar. Klienku ini termasuk incaranku sejak lama karena reputasinya yang cukup baik. Rekanku bilang bahwa meeting ini sebenarnya cukup mendadak, karena klien tersebut juga dadakan mendapatkan pesanan dari langganannya dan menginginkan bertemu denganku.

Kemudian aku melihat ke arah istriku yang masih tertidur di sebelahku untuk berniat membangunkannya.

"Mih, mih... Bangun mih." kataku sambil mendorong-dorong kecil tubuhnya.

"Mih, bangun. Papih ada meeting mendadak sama klien pagi ini." aku semakin keras menggoyangkannya, tapi masih cukup lembut.

"Heeeemmm...mm" dia menggumam dan sedikit menggeliat, namun belum juga bangun.

"Pasti dia sangat kelelahan semalam."
"Yasudah lah, nanti saja aku kabari dia kalau sudah bangun." ucapku dalam hati sambil bergegas bangkit dari tempat tidur.

Kemudian aku memakai celana pendekku dan segera menuju kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat. Ketika aku menuju ke kamar mandi, kulihat sekilas kearah kamar tamu dan ternyata Ricko juga masih belum bangun.

"Pasti dia nggak bisa tidur semalam setelah melihat kami sedang bercinta."
"Rasain, siapa suruh ngintip!"
ucapku sambil tertawa dalam hati mengingat sahabatku yang semalam secara tidak sengaja terpergok olehku sedang mengintip kegiatanku bersama Natalie di kamar.

Setelah aku selesai menyiapkan semua keperluanku sendirian, dan memutuskan untuk segera berangkat. Aku melihat mereka berdua masih belum bangun juga.

"Nanti saja lah, aku kabari mereka berdua"
"Semoga meeting ini cepat selesai"
ucapku dalam hati.

Setelah aku pastikan segala keperluan meetingku sudah beres semua, akupun menyalakan sepeda motorku yang akan aku pakai menuju tempat meeting itu. Aku memutuskan tidak menggunakan mobilku supaya aku bisa cepat datang dan pulang karena tidak ingin terjebak karena kemacetan akhir minggu kadang saja terjadi. Dan aku tidak mau itu menghambat perjalananku nanti. Tepat pukul 6.00 pagi akupun meluncur ke tempat meetingku, meninggalkan istri dan sahabatku berdua di rumah


POV Natalie

"Heeeeehmmmp...haaah"
Kugeliatkan badanku yang terasa sangat lelah ini, kemudian aku berusaha membuka kedua mataku yang masih terasa berat karena aku tidur cukup larut semalam, bahkan menjelang pagi. Setelah aku berhasil membuka kedua mataku kulihat ternyata sudah pukul 07.00 pagi. Sepertinya aku terlalu lelah untuk bangun lebih pagi, karena pertempuranku semalam, cukup dua ronde percintaan tetapi berkali-kali orgasme yang diberikan oleh dua pria yang berbeda. Suamiku dan sahabat dari suamiku.

Aku tersenyum sambil menggelengkan kecil kepalaku mengingat kejadian di rumah ini semalam. Bisa-bisanya aku bercinta dengan sahabat dari suamiku sendiri, walaupun kuingat suamiku sendiri justru berfantasi demikian.

Sebelum aku beranjak, aku melihat ponselku. Kulihat pesan whatsapp suamiku yang mengabari bahwa dirinya ada meeting klien dadakan pagi ini. Aku hanya membalas singkat dengan menanyakan kapan selesainya, karena aku ingat bahwa pada hari ini kami akan pergi bersama Ricko untuk menemaninya jalan-jalan ke tempat wisata di pegunungan dekat kota ini. Tapi suamiku belum membaca pesanku itu.

Aku putuskan untuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dari sisa-sisa percintaanku ini. Aku tidak sempat lagi bersih-bersih setelah aku keluar dari kamar Ricko semalm karena aku sudah terlalu lelah.

Ketika aku keluar kamarku ini, kulihat Ricko sedang duduk di ruang tamu sambil menonton acara televisi, dia sedang menikmati secangkir kopi yang mungkin dibuatnya sendiri, sambil sesekali menghisap rokoknya. Tapi yang tiba-tiba membuat aku berdesir, kulihat dia hanya menggunakan celana pendek di tubuhnya. Bagian atas tubuhnya dibiarkan terbuka, kulihat tubuhnya yang seksi sebagai seorang pria karena otot-otot tubuhnya yang kuingat semalam kusentuh itu cukup membuatku menikmati pemandangan itu. Kulihat tubuhnya sedikit berkeringat, entah habis apa dia aku tidak tau.

"Hai pagi Rick! Udah bangun kamu?" sapaku kepadanya.

"Iya Nat, habis olahraga sebentar tadi."
"Nih udah bikin kopi juga kok."
"Abis yang punya rumah belum bangun-bangun." jawabnya sambil mengomentariku yang kesiangan sambil tersenyum usil kepadaku.

Aku kemudian berjalan mendekat ke arahnya sambil berkata;
"Masih ngantuk tau!"
"Aku sampe kamar langsung tepar semalam"

"Hahahaha"
"Capek banget ya emang semalem?" balasnya tertawa sambil bertanya menggodaku.

Aku hanya memelototkan mataku kepadanya merespon gurauannya.

"Kamu kok belum pakai baju sih, malu loh nanti diliat orang" ucapku kepadanya.

"Malu sama siapa?"
"Orang cuma kita berdua doang kok disini."
"Nih, Ricko tadi whatsaap gue katanya ada meeting mendadak pagi ini dan belum tau kapan pulangnya" jawabnya sambil menyodorkan ponselnya kepadaku.

Kemudian kulihat dia tersenyum penuh arti setelah mengucapkan hal itu.

"Eh, iya ya!" ucapku kaget mengingat saat ini benar hanya ada kami berdua.

"Kamu keliatannya capek banget Nat, sini mau gue pijitin gak?"
"Gue nggak enak udah bikin kamu tambah capek semalem. Udah dikerajin si Nicko abis itu dikerjain gue. Hehehehe" ucapnya dengan mimik wajah mesumnya.

"Rickoooo...!!!"
"Kamu ih, sukanya gitu.. Nggodain aku terus. Dasar mesum!" jawabku dengan mimik wajah kubuat cemberut.

"Hahahahaha"
"Kamu tau gak? Mukamu yang kaya gitu yang malah bikin aku gemes pengen meluk kamu, beneran deh. Sini Nat!" ucapnya tertawa sambil mengarahkan tangannya seakan mengundangku ke pelukannya.

Aku memutuskan berjalan ke arahnya, dan duduk di sebelahnya sambil menaruh ponsel yang kubawa di atas meja di depan kami. Kemudian dia langsung merangkul tubuhku mendekatkannya ke tubuhnya. Semerbak aroma kelelakian tercium di hidungku, sedikit keringatnya yang masih tersisa di tubuhnya akibat dia baru selesai berolahraga terasa di kulitku. Tapi aku tidak merasa risih sedikitpun, aku justru merasakan nyaman dipeluk oleh tubuhnya yang kekar itu sehingga aku tidak menolak perlakuannya ini terhadapku.

"Lah, ini bukannya baju yang semalam kamu pake?"
"Pantesan masih bau-bau apa gitu." ucapnya sambil memperhatikan tubuhku yang masih berpakaian sama seperti yang kugunakan semalam ketika bercinta dengannya.

"Biarin! Gak apa-apa bau, yang penting cantik!"
"Lagian kelakuannya siapa sampe bikin aku jadi bau gini."
"Weekkk" ucapku sambil menjulurkan lidahku membalas perkataannya.

"Iyaa deh, Natalie yang cantik dan semok"
"Maaf yaa udah bikin kamu jadi bau. Tapi kan kamu yang mulai semlem, gue mah kepancing aja" ucapnya sambil mencubit pipiku dan kulihat wajahnya seperti ingin menciumku.

"Aduuh... Sakit tau Rick!"
"Tadi katanya mau mijitin, ini kok malah dicubitin akunya." ucapku mengalihkan pemicaraan sambil mendorong pelan wajahnya yang hampir mendekati wajahku.

"Hehehe... Masih inget ternyata dia.." ucapnya sambil meringis.

"Ya udah, rebahan sini, gue kasih pijitan paling enak sedunia deh." katanya kemudian lalu mengarahkan tubuhku untuk rebah di sofa kamar tamu ini.

Setelah aku tengkurap, dia mulai memijat tubuhku mulai dari kaki sampai ke paha dan punggungku. Aku malah menikmati pijatannya di tubuhku, dia memijat dengan baik kurasakan.. Tubuhku mulai merasa rileks menikmati pijatannya.

"Belakangnya udah nih, gantian depannya sekarang" ucapnya sambil menarik tubuhku sehingga sekarang posisiku terlentang sementara dia duduk bersila di bawah sofa di sampingku.

Pijatannya dimulai kemudian mulai dari kaki dan naik ke pahaku. Di pahaku dia memijat lebih lama, dan sesekali tangannya sedikit menyenggol sisi dalam pangkal pahaku. Aku tiba-tiba menahan mulutku yang ingin mendesah akibat perlakuannya ini.

"Bajunya buka ya, biar enak mijitnya Nat, ngganggu nih baju." ucapnya seraya menegakkan tubuhku dan menarik pakaianku lalu melemparnya entah kemana.

Aku yang diperlakukan demikian oleh Ricko hanya bersikap pasrah saja. Aku tidak menolak sedikitpun arahan-arahannya. Kulihat wajahnya ketika kembali memijat pahaku sangat memperlihatkan wajahnya yang sedang fokus memanjakan tubuhku dengan pijatannya. Kulihat otot di lengannya yang bergerak mengikuti tekanan-tekanan telapak tangannya pahaku yang sekarang sudah berpindah ke tanganku, dan sesekali menyenggol payudaraku yang sudah tidak ditutupi apapun. Ahh... tiba-tiba darahku berdesir ketika tangan kanannya mulai merambat di gundukkan vaginaku.

Pijatannya sudah beralih menjadi sentuhan-sentuhan di area sensitifku itu. Aku mulai mengerang menahan sensasi ini, yang kudapatkan kembali hanya beberapa jam setelah aku disetubuhi olehnya dini hari tadi. Tanganku tiba-tiba mencengkram lengan kirinya yang kokoh itu, yang diletakannya di atas perutku karena aku makin tidak kuat menahan rangsangan-rangsangannya di vaginaku.

Ketika aku hampir sampai karena perbuatan tangannya di vaginaku, sepagi ini, di rumah suamiku, tiba-tiba ponselku yang tadi kutaruh di atas meja berbunyi, ketika kulihat nama yang tertera di layar ternyata suamiku yang meneleponku.

"Rick, bentar. Nicko nelpon!!" ucapku menghentikan Ricko yang sedang berusaha membawaku ke dalam orgasme pertama setelah aku bangun pagi ini.



POV Orang Ketiga

"Haloo.. Iyaa pih" ucap Natalie ketika mengangkat telp dari Nicko suaminya.

"Halo mih, udah bangun?" tanya Nicko di ujung telp.

"Udah pih, papih udah selesai?"

"Belum mih, baru aja dateng orangnya nih."

"Ih, masih lama dong!" ucap Natalie merajuk kepada suaminya.

"Iya, ntar kalo udah selesai. Papih langsung pulang ke rumah kok"
"Mamih lagi ngapain?"

"Masih di kamar pih. Kenapa?"

"Ricko udah bangun belom mih?

"Ya nggak tau lah, mamih aja masih di kamar." ucap Natalie sambil melirik ke arah Ricko yang sekarang sedang memperhatikan Natalie yang sedang ngobrol di telepon bersama suaminya.

Mendengar itu, Ricko terlihat terkejut, dan seperti menahan tawanya karena ternyata Natalie sedang berbohong kepada suaminya yang berkata bahwa dirinya sedang masih berada di kamar. Padahal kenyataannya sekarang Natalie sedang bersama Ricko di ruang tamu dengan kondisi telanjang bulat setelah dipijat oleh Ricko dan sedang mulai masuk ke tahap servis selanjutnya.

Lalu Ricko kembali meletakkan tangannya di atas vagina Natalie dan mulai mengelus perlahan seperti tadi. Natalie yang merasakan itu, langsung melotot ke arah Ricko sambil menahan tangannya bermaksud menghentikan kelakuan Ricko.

"Udah kamu diem aja" bibir Ricko mengucap lirih hampir tanpa suara yang masih bisa dibaca oleh Natalie.

"Mamih di kamar lagi apa?" tanya Nicko tiba-tiba di ujung telp.

"Lagi tiduran aja pih, masih capek mamih." jawab Natalie masih cukup tenang.

"Hehehe... Capek enak dong tapinya" goda Nicko kepada Natalie.

"Hehehe... Iyaa gara-gara papihh... Aaaachh" ucap Natalie yang tadinya tertawa sebentar lalu tiba-tiba menahan desahan karena jari-jari Ricko sekarang sudah mulai menyusup ke dalam vaginanya.

"Eh, mamih kenapa?" ucap Nicko menyadari suara seperti Natalie menahan sesuatu.

"Ini pih, sebenernya mamih lagi mainan dildo yang semalam, gapapa kan pih?" jawab Natalie sekenanya mencari alasan.

"Hehehehe... Dasar mamih, pagi-pagi udah mainan itu."
"Syukur deh kalo mamih mulai suka pake itu" jawab Nicko dengan mengganti kata dildo menjadi kata 'itu' sambil melirik ke kiri dan kanannya, karena waspada obrolannya ditelepon dengan istrinya ini terdengar orang lain di dekatnya.

"Iyaahh pih, mamih mulai suka..aah dildonya yang papih kasih. Makasihh yaach papih sayaang... aaach..." ucap Natalie yang sekarang sudah tidak takut suara desahannya dicurigai suaminya, karena pasti suaminya berpikir bahwa desahannya ini bukan karena dirinya sedang dirangsang vaginanya oleh Ricko sahabatnya itu, melainkan oleh dildo pemberiannya.

"Iyaa sayaang... Sama-sama... Papih seneng kalo mamih seneng kok" ucap Nicko sama sekali tidak curiga atass perkataan Natalie istrinya.

"Aaaachhh... hmmmphhs...seeshhh" desahan Natalie mulai menjadi-jadi karena Ricko sekarang sedang menjilati vagina nya, sambil terus mencolokkan jarinya di lubang vagina Natalie.

"Mam! Suaranya pelanin sih. Entar kedengeran Ricko lho." ujar Nicko tiba-tiba mendengar desahan istrinya yang cukuo keras dirasa.

"Iyaacch.. Pih... Aaach... Enaaak pih..."
"Biariin si Ricko denger pih, biar nanti aku suruh bantuin aku mainin dildo di memek akuu...aaach...boleeh khaan papih sayaangss aach.." ucap Natalie mulai tidak terkontrol, malah sekarang dia mengatakan bahwa ingin Nicko mendengar desahannya. Dia tau suaminya tidak akan marah atas perkataannya.

Ricko yang mendengar hal itu hanya menggeleng sambil tersenyum tenang, dan melanjutkan kegiatannya merangsang vagina dari istri sahabatnya itu.

"Iyaa iyaa mih, suruh Ricki bantuin mamih aja sekarang." sahut Nicko menanggapi ucapan istrinya.

"Mih, klien papih udah dateng. Mamih lanjut aja, ini papih pake headset kok. Papih masih mau denger mamih mainan itu yah." ucap Nicko kepada istrinya, memberi tahu bahwa meeting akan segera dimulai karena kliennya sudah datang tapi juga mengatakan keinginannya mendengar istrinya bermasturbasi menggunakan dildo di dalam kamar, yang ada dipikiran Nicko seperti itu. Walau kenyataannya tidak demikian yang terjadi sebenarnya di rumah mereka sekarang.

"Iyaaach...pihhh... achhh"

Natalie makin mendesah karena Ricko semakin cepat mengocok memeknya sambil terus klitorisnya dihisap-hisap oleh Ricko yang membuat Natalie semakin tidak kuat menahan nafsunya yang sudah mulai tinggi.

"aaachh...piihh...enaaak pihhh..."
"mamih panggil Ricko kesini bantuin mamih yaach pih, biar lebiih enaakhh mamiih.. aaach..." ucap Natalie semakin meracau karena memeknya semakin terasa gatal ingin meledak.

"Eheehmmm..." Nicko hanya berdeham merespon racauan istrinya di ujung telepon yang dia dengarkan di wireless headset yang terpasang di salah satu telinganya. Perlahan Nicko yang sedang meeting itu, merasakan penisnya mulai mengeras, dia horny mendengar istrinya ditengah meeting dengan rekan bisnisnya. Tapi dia berusaha tetap berkonsentrasi membahas kerjasama yang sedang akan disepakati ini. Karena kalau deal ini berhasil tembus, keuntungan besar siap diterima oleh Nicko.

"Riiick..ohh...Sini bantuin akuuhh mainin memekku Rickk..ahhh" ucap Natalie bersandiwara di ponsel yang masih diletakkan ditelinganya karena dia tau suaminya masih mendengarkannya.

Ricko kemudian semakin mempercepat kocokannya, dan Natalie semakin dekat dengan orgasme pertamanya di pagi ini. Dan beberapa saat kemudian...

"Ahhhh.... yeeeassh... ouuch... yeaassh...ohh..ohh"
desah Natalie cukup panjang menyambut orgasmenya, tubuhnya sampai bergetar diterjang gelombang kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari teman suaminya, yang mana pada saat ini suaminya sedang mendengar aktifitas dirinya lewat suara. Sebuah sensasi baru yang dirasakan Natalie, dan diam-diam dalam hatinya berkata jika dia menyukai sensasi ini.

"Pihhh... Kontolnya Ricko masukin ke memek mamih yaahh." pancing Natalie kepada suaminya.

"Eheehmm.." lagi-lagi Nicko berdeham seakan-akan memberikan persetujuan kepada istrinya untuk dimasuki oleh penis sahabatnya itu. Yang Nicko bayangkan pada saat ini juga hal yang sama, bahwa Ricko sedang memasuki vagina istrinya, sementara dia hanya bisa melihatnya. Bayangan yang seratus persen sedang terjadi di rumahnya, tapi dia tidak mengetahui bahwa hal itu sedang benar-benar terjadi pada detik ini juga.

Dada Nicko berdegub kencang hanya dengan membayangkannya, perasaan aneh dirasanya sekarang, tapi yang jelas perasaan horny lebih besar dari perasaan lainnya yang bercampur di dadanya pada saat ini. Untuk menutupinya, dia mengambil sebatang rokok dan menyalakannya, lalu menghisap dan menghembuskannya dalam-dalam, melepaskan perasaan lainnya tersebut, dan hanya tinggal perasaan horny nya yang masih menerpa dirinya.

Dia masih tetap bergabung di dalam obrolan dengan rekan bisnisnya itu, berusaha agar orang lain tidak melihat dirinya sedang dilanda horny karena sedang mendengar istrinya meracau dan mendesah di ujung headset yang masih terpasang di telinganya, sambil sesekali membetulkan posisi headset tersebut karena juga ingin mendengar suara istrinya dengan lebih jelas.

Sementara di rumah Nicko, Ricko sudah berada di posisi untuk memasukkan penisnya ke lubang kenikmatan milik istri sahabatnya itu. Lalu dia mulai menggerakkan pelan pinggulnya maju mundur untuk memuluskan jalan batang kejantanannya menerobos lubang surgawi milik Natalie.

Natalie semakin mendesah bersiap menerima sodokan batang kejantanan Ricko, sementara suaminya masih mendengar suara-suara yang terjadi di ruang tamu ini.

"Aaahhh piihh... Kontolnya Ricko mami masukkin yaaa pihhh..."
"Aach...enaak pihh oouchh... Gedee pihhh." racau Natalie mulai merasakan memeknya sedang dimasuki batang besar milik Ricko.

Ricko mulai cepat menggoyangkan pinggulnya, tapi dia masih ingat untuk menahan agar suara benturan pinggulnya tidak terdengar di telepon yang masih menyambung antara Natalie dan Nicko di luar sana.

Natalie semakin mendesah menerima serangan Ricko di memeknya, sampai tidak sadar bahwa ponselnya sekarang tidak lagi menempel di telinganya, walaupun masih berada di genggamannya. Tapi tangannya sudah menjuntai ke bawah sofa karena terhanyut dengan permainan Ricko di memeknya.

Adrenalin Ricko juga meningkat cepat berada di situasi ini. Menggarap istri sahabatnya sendiri, di ruang tamu dengan tirai yang terbuka, dan sahabatnya yang istrinya lagi digarapnya saat ini, sedang mendengarkan aktifitas penuh birahi di ujung telepon yang sedang dipegang oleh wanita yang sedang mendesah-desah liar di atas sofa ruang tamu ini.

Akibatnya, dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Begitupun juga dengan Natalie. Keduanya merasakan sensasi yang sama pada saat ini. Yang melecut libido mereka berdua dengan sangat cepat.

Natalie merasakan terlebih dahulu bahwa puncak kenikmatannya hampir sampai. Dan beberapa saat kemudian, Ricko juga merasakan bahwa spermanya sudah berkumpul di satu titik siap untuk dimuntahkan.

Natalie mengembalikan posisi ponsel ke telinga nya dan mulai meracau kepada suaminya di telepon bahwa dirinya akan segera orgasme.

"Acchh... yeeaaah... pihhh... mamiih mau dapet pihh..."
"Hmmphhss... Kontolnya mentoookkhh baaang..eetttss... Aaachh" racau Natali di telepon semakin tak terkendali karena orgasmenya yang kedua di atas sofa tamu ini akan segera datang.

"Mamiiihhh dapeet pihhh..."

"Ooochh... oooch.. yyeaaash kontol Ricko enaak bangeet sayaaang aaachhh" Natalie mendesah panjang menyambut orgasmenya yang akhirnya datang menghajar jiwanya.

Ketika Natalie masih terhempas kenikmatan yang baru didapatnya. Dia tidak menyadari bahwa Ricko yang masih menggempur memeknya yang masih berkedut karena diterjang gelombang kenikmatan yang cukup hebat. Lalu hanya beberapa detik setelah Natalie mencapai puncak, Ricko juga sampai.

"Crootss....croott...crootsss...crotttss"

Sperma kentalnya tumpah di dalam tubuh Natalie. Dia tidak kuasa menolaknya ketika dirasakan bagian dalam vaginanya terasa hangat oleh siraman sperma dari batang kejantanan Ricko, hingga dinding vaginanya berkedut lagi karena merespon hal tersebut. Dia sangat menikmati momen yang barusan terjadi. Ricko masih belum mencabut batang kejantanannya karena kedua kaki Natalie masih menahan pinggulnya. Kemudian Ricko merapatkan tubuhnya menindih Natalie dan mengecup bibirnya, disebelah ponsel yang berada tepat di samping telinga Natalie.

Sementara di ujung sana tubuh Nicko bergetar karena baru saja mendengar jika istrinya baru mendapatksn orgasme dengan mengatakan juga bahwa penis sahabatnya enak. Nicko sudah tidak bisa menahannya lagi, lalu dia pamit kepada kedua peserta meeting lainnya untuk ijin ke kamar kecil. Ketika sampai di dalam sana, dia segera membuka celananya dan mulai mengocok batang penisnya sampai memuntahkan sperma dengan jumlah yang cukup banyak di lubang toliet rumah makan tempatnya meeting saat ini.

"Pih... papih di kamar mandi?"
"Papih coli juga?" tanya Natalie.

"Iyaa mih, papih nggak tahan denger mamih tadi. Papih keluarin aja deh, daripada puyeng kepala nggak konsen ngobrol. hehehhe" sahut Nicko sambil membersihkan penisnya dan mengguyur ceceran sperma di lubang toliet rumah makan itu.

"Hehehehe... Dasar si papih, yaudah papih jangan lama-lama pulangnya. Kalo sampe jam 11.00 belom pulang, mamih sama Ricko berangkat ke Candi Gedung Sembilan duluan. Takutnya kesiangan, dikit waktunya."
"Nanti papih nyusul aja, motornya taro di rumah, nanti papih naik taksi aja ke yang mau pintu masuk kawasaan wisatanya. Nanti mamih jemput papih disana." ucap Natalie mengarahkan suaminya.

"Iyaa sayang, papih lanjut meeting ya.." ucap Nicko pamit dari ujung telepon.

"Yaa pih, daagh." sahut Natalie sambil memutus sambungan telepon suaminya.

Lalu Natalie menatap Ricko yang masih menindih tubuhnya, kepala Ricko masih rebah diatas dadanya dan batang penisnya juga masih belum dicabut dari lubang memeknya. Natalie tersenyum mengingat kejadian barusan, entah senyum bahagia atau senyum kepuasan atas kenikmatan dan sensasi yang baru direguknya. Lalu kemudian dia mengelus rambut Ricko dengan lembut meresapi bersatunya tubuh Ricko dengan tubuhnya saat ini.

"Rick, udah bangun dong.. Berat tauu" ucap Natalie tapi tidak juga berusaha melepas tubuhnya dari himoitan Ricko.

"hmmm...biarin...gue masih pengen meluk kamu." sahut Ricko masih meniduri tubuh Natalie.

"Hih, dasar kamu ya.. Ayoo buruan bangun, nanti Nicko keburu pulang.."
"Kalo dia liat kita lagi begini gimana jadinya coba?" ucap Natalie memperingati Ricko.

"Hehehe iyaa iyaa"
"Gimanna tadi Nat? Tadi itu phone sex kamu paling nikmat ya?" ucap Ricko sambil menatap jahil kepada Natalie.

"Iiihhh dasar resee deh kamu!" gerutu Natalie sambil menjewer telinga Ricko dan mendorong tubuh Nicko supaya bangkit.

"Hahahaha"
"Kalo butuh bantuan gue supaya bikin phone sex mu makin nikmat. Panggil gue aja ya Nat! Jangan yang lain. Gue jamin enak deh." sahut Ricko tertawa sambil bangkit melepas tubuh Natalie dan mencabut penisnya dengan cepat lalu berlari kecil ke arah kamar mandi yang mengakibatkan sperma miliknya sedikit tercecer di sofa tersebut.

"Gak mau! Kamu orangnya rese sih!" balas Natalie lalu bangkit dari sofa dan berjalan menyusul Ricko ke kamar mandi.




[to be continued]
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd