Part 12 : Budak Baru Bernama Mina
“silahkan duduk di sofa”, ucapku.
“baiklah”. Ucap Bu mina
“kenapa kau datang kesini? Bukankah ada suamimu di rumah?” ucapku.
“tidak dia sedang pergi pekerja karena hari ini dia shift malam…”ucapnya.
“lalu…?”
Sepertinya mina masih ingin mencaritahu dan mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi diantaraku dengan pak surya. Kenapa bisa aku membantunya dan juga ingin mengatahui curhat-curhatan dari pak surya.
"Bisakah kau menjelaskan semuanya? Tentang suamiku dan juga hutang-hutangnya" ucap bu mina
“maaf tapi curhatan pak surya adalah curhatan dari hatinya langsung jadi aku tidak bisa memberitahu semua dan intinya aku sudah memberikan uang 70jt kepadanya.” Ucapku.
“kumohon… aku ingin tahu semuanya…!!” ucapnya memelas kepadaku.
“tentu saja itu tidak gratis, terlebih lagi kurasa suamimu tidak akan bisa melunasi hutang-hutangnya dengan cepat. Kan? Bagaimana caramu membantu suamimu?” ucapku dengan nada tinggi.
“hmmm… tentang kemarin…. Aku…. Akuu….”
“kalau kau tidak mau kau tidak perlu memaksakan diri” ucapku menyela perkataannya.
“b-baiklah… aku akan melakukannya. Aku akan melakukan apapun agar bisa melunasi hutang-hutang keluargaku. Jadi tolong, bantulah aku… beritahu aku semuanya….” Ucapnya memelas.
“sudah kubilang itu tidak gratis, kau mengerti, kan? Maksudku?” ucapku. Sambil membenarkan posisi dudukku. Di hadapannya, diapun seperti mengerti maksudku. Tidak menunggu lama dia langsung duduk dan bersujud dihadapanku.
“kumohon beritahu aku…” ucapnya dia mulai melepaskan celanaku dan menggenggam penisku.
“masih kurang, jika kau ingin aku memberitahuku… kau tahu, kan?” ucapku.
Dia mengerti apa yang maksudku, dia langsung melepaskan seluruh pakaiannya di hadapanku.
“tunggu sebentar” aku menutup gordeng jendela dan mengkuci kontrakanku. Lalu duduk kembali dan melepaskan celanaku dihadapan bu mina.
“silahkan mulai…” ucapku.
“baik…” ucap bu mina.
Slurp… Slurp… Slurp…
Jilatan demi jilatan penis dia lakukan terhadap penisku. Dia menjilati penisku seperti dia menjilat es krim. Ini benar-benar terasa sangat nikmat sekali.
“kenapa kau hanya menjilatinya, lakukanlah dengan benar jika kau ingin mengetahuinya?” ucapku kepadanya.
Akhirnya dia langsung mengulum penisku masuk ke dalam mulutnya.
Klok… klok… klok… suara penisku masuk ke dalam mulutnya. Karena penisku masuk ke dalam tenggorokkannya.
“bagus, ini sangat nikmat sekali” ucapku.
Akupun mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi dengan pak surya dan juga beberapa curhatan pak surya denganku. Tapi tentu di bumbui dengan sedikit kebohongan tidak 100% full sama dengan yang terjadi. Dan hal tersebut membuat air matanya mulai keluar…
“kenapa kau diam saja? Teruskan!!” ucapku.
“b-baik… hikss… hiksss….” Dia terus menjilati penisku sambil menangis, aku senang melihatnya menderita seperti ini. karena memang ini adalah kesalahannya sendiri karena tidak bisa menjadi istri yang baik bagi pak surya.
"keluarkan penisku sekarang… mari kita buat perjanjian dulu…"
Ketika dia mengeluarkan penisku dia mulai sadar bahwa ukuran penisku sangatlah besar sekali. Karena dulu dia tidak melihatnya dengan jelas namun sekarang dia bisa melihatnya dengan jelas ukuran besar penisku di hadapannya yang membuat dia ketakutan.
“bagaimana kalau kau membayar hutang-hutang keluargamu dengan melayaniku?” sambil menarik dagu wajahnya keatas…
“a-aku… tidak… ”
“kalau begitu, kita sudah selesai pakai kemb-”
“baik… baik… aku akan melakukannya. Tapi tentu ada batas dan jangka waktunya.” Ucapnya dengan sedikit gemetaran.
“baiklah, karena hutangmu adalah 75jt kau harus melayaniku selama 4 bulan gimana?” ucapku
“a-apa… aku tidak bi…”
“kalau kau tidak mau gapapa, silahkan kau pergi. Biarkan pak surya yang membayarnya.” Ucapku.
“baiklah… aku akan melakukannya” dengan nada yang rendah.
“aku tidak bisa mendengarmu, jawablah dengan benar!” nadaku sedikit tinggi
“Baik… aku akan melayanimu!!” ucapnya dengan tegas
“baguslah sini kembali jilati lagi penisku…” ucapku
“baik…”
“dan sekarang kau harus memanggilku, tuan… mina…”
“huh…? Apa-apaan itu… ka-”
“bukankah kau bilang kau akan melayaniku?”
“baiklah, tuan”.
“baguslah, mina.”
Slurp…. Slurpp… Slurppp… Klok… Klokk… kklook…
“masukkan semuanya…”
“tidak bisa ini terlalu besar…”
“huh? Apa aku tidak mendengar!!” sambil memasukkan penisku dalam-dalam dan membuatnya sedikit tersedak dan lalu melepaskannya.
“Maafkan aku, tuan… cough… cough…” ucapnya dengan sedikit terbatuk-batuk…
“cepat lakukan, kembali lakukanlah dengan benar dan gunakan payudaramu sekarang…”
“baiklah, tuan…” tanpa kujelaskan dia mengerti apa yang ingin kulakukan kepadanya.
“haaaa…. Bagus lakukanlah seperti ini sambil gunakan dengan lidahmu”
“baiklah, tuan…”
Ini benar-benar terasa sangat nikmat sekali, aku tidak menyangka kalau bu mina akan melakukan hal seperti ini kepadaku. Bu mina yang selama ini menjauhiku dan melihatku sebagai pria yang hina sekarang dia sudah benar-benar menjadi budakku. Setelah dirasa cukup,
“sekarang, masukkanlah penismu. Sudah cukup.” Ucapku…
“t-taapi… pelan-pelan… ini s-sangat besar sekali, kemarin aku sampai tidak bi-”
“CEPATLAH!!” bentakku
“ba… baaa…. Ba-baiklah… tuan…” ucapnya.
Dengan posisi dudukku bu mina langsung memasukkan penisku ke dalam tubuhku. Tapi dia perlahan-lahan memasukkannya, baru saja seperempat penis yang masuk dia sudah meringis kesakitan… tanpa berlama-lama aku langsung menurunkan pinggulnya
“AAAAAAAAAAAAAARRRRGGHHH!!!” terikannya.
“diamlah bodoh, kau akan membuat orang lain curiga nanti!!”
“ma… maaafkan… maaafkan aku tuan…”
“cepat bergeraklah, jangan diam saja…”
“baa… baaaiklaaaahh… tuan…”
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
Suara desahannya menggema di ruang tamuku. Ini benar-benar terasa sangat nikmat sekali. Aku tidak menyangka dia akan secabul ini. Dia terus menerus melakukannya namun sambil menahan rasa sakit. Aku bisa melihatnya dari raut wajahnya...
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
Aaaaaaaaaaaarrrghhh…!!!
“apa-apaan ini… kau sudah keluar?” ucapku.
“aaa… i-itu… itu… itu karena penismu… penismu mencapai bibir rahimku… suamiku tidak pernah melakukannya seperti ini?” ucapnya
“benarkah? Kalau begitu hanya aku yang bisa memuaskanmu, kan?” ucapku
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
“aa…. Aku tidak tahu…” tanpa kusuruh dia menggerakkan pinggulnya sendiri
“jawablah dengan jujur, apa penisku lebih baik daripada suamimu?”
“ehh… haa… haaa… i-iyaaa…. Pe… penismu… jauh lebih baik dari suamiku… penismu terasa sangat nikmat sekali, tuan…!!”
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
“sudah cukup sekarang naiklah…”
“t-tunggu, tuan…”
Aku menggendongnya dan pergi ke kamarku. Lalu aku lemparkan bu mina di kasurku.
“jadi, apa yang harus kulakukan sekarang?”
“hmmm… mmm….”
“apa? Mina?”
“B-bisakah… kaa…. Kau masukkan penismu ke dalam vaginaku sekarang, tuan…”
“baik… jika itu keinginanmu…”
Tapi sebelum itu, aku menjilati vaginanya terlebih dahulu. Dengan pengalaman segudang ketika aku di SMA dulu, aku mulai memasukkan jariku ke dalam vaginanya dan mencari-cari titik sensitif di dalamnya.
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
Klitorisnya pun tak luput dari jilatanku. Aku terus menerus melakukannya
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
Akuuuuu akaaaannnn Keluaaarrr!!!
Seerrrrr…. Serrr…. Serr…. Keluar percikan cairan yang keluar dari vaginanya. Ini pertama kalinya aku melihatnya air mancur seperti ini…
“haaa… aahhh… t-ttuuu… tuaann… ini benar-benar nikmat sekali, tuan…”
“hahaha… kau benar-benar mesum sekali… kau adalah guru yang cabul”
“iyaaa… tuan… aku adalah guru yang cabul… silahkan nikmati tubuhku, tuaann…”
Ada apa ini? Darimana dia bersikap seperti ini. Aku sedikit kaget melihat tingkah lakunya, ini tidak seperti bu mina yang biasa kulihat sehari-hari dia benar-benar seperti wanita cabul sekarang.
“kalau begitu, aku akan mulai memasukkannya mina…”
“silahkan tuan…”
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
Suara desahannya menggema menjalar ke seluruh ruangan kamarku. Aku benar-benar menikmati persetubuhan ini. Dan sepertinya dilihat dari wajahnya dia benar-benar sudah mulai menikmatinya.
30 menit kemudian aku sudah mencapai batasku,
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
“aku sudah tidak kuat lagi, aku akan segera keluar…”
“keluarkan di dalam… hari ini adalah hari amanku…”
“tidak mau, bangunlah….”
Setelah dia bangun aku langsung memasukkan penisku ke dalam mulutnya.
Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
Crooott… Crottt…. Serrr…. Serrr… Serrr….
Muncratan spermaku di dalam tubuhnya dan juga cairan vagina yang cukup banyak keluar di vaginanya.
Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..
“ini benar-benar sangat nikmat sekali, tuan…”
“siapa yang suruh kau tidur? Jangan tidur disini… cepatlah bangun tidurlah di rumahmu, suamimu akan curiga jika nanti kau tidak ada dirumah…”
“baiklah, tuan…”
Dia langsung berdiri dan pergi ke ruang tamu untuk mengambil pakaiannya
“siapa yang suruh memakai pakaian? Keluarlah dengan telanjang seperti itu!”
“t-tapi bagaiam….”
“aku adalah tuanmu, kau harus menurutiku, kan?”
“ehhh… hmmm… b-baiklah… tuan…”
Dia benar-benar melakukannya. Dia pergi telanjang dan keluar dari kontrakanku dengan terburu-buru, aku melihat sekitar memang aman sekali karena tidak ada yang sedang berlalu lalang di sekitaran kontrakan kami sekarang…
Ini benar-benar nikmat sekali sambil aku membuka koper khususku… dan melihat beberapa barang istimewa yang biasa kugunakan terhadap beberapa wanitaku untuk balas dendam ketika dulu waktu SMA.
Sudah lama tidak bertemu kawan, akhirnya aku menggunakan kalian lagi… hahahaha
To Be Continued...