Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Dabu Sang Penakluk Istri Orang Season 1 (END)

Part 13 : Nafsuku yang membawa petaka

Keesokan paginya. Aku bangun jam 6 pagi untuk mulai mempersiapkan pemasangan cctv yang diperintahkan oleh bu lina terhadapku. Aku mulai merapihkan beberapa peralatan yang kami beli kemarin dan juga tak lupa mengatur beberapa hal lainnya. Ketika aku keluar dari kontrakanku aku melihat bu Mina berjalan sedikit gontai mungkin akibat apa yang kita lakukan kemarin malam. Aku tidak sempat menyapanya karena dia terburu-buru untuk pergi ke sekolah. Mungkin di terlambat ke sekolah akupun tidak tahu. Akupun mulai berjalan menuju rumahnya bu lina.

Sesampainya di rumahnya bu lina pintunya sedikit terbuka,



“assalammualaikum, Bu lina…. Bu….” Ucapku. Beberapa kali aku melakukannya tidak ada sahutan dari bu lina ataupun jawaban dari rumahnya. Aku berinisiatif untuk masuk ke dalam rumahnya. Sambil memanggil-manggil bu lina yang tidak kunjung di jawab olehnya.

“Ahhhhh… Haaaa… Ahhhh…” suara desahan yang kudengar di pagi hari di dekat kamarnya bu lina. Karena penasaran aku mulai mendengati kamarnya dan melihat apa yang sebenarnya terjadi di dalam kamarnya bu lina.

Ahhhhh… Haaaa… Ahhhh…

Ahhhhh… Haaaa… Ahhhh


Suara desahan itu terus menggema di rumah bu lina, aku sedikit tercenggang ketika melihat bu lina melakukan masturbasi di pagi hari. Dengan mainan kecilnya yang kulihat seperti vibrator bu lina terus menyusuri klitoris dari vaginanya dan jari tangannya masuk-keluar ke dalam lubang vaginanya.

Ahhhhh… Haaaa… Ahhhh…

Ahhhhh… Haaaanghh!!!

Serr… Serr… Serr….


Aku lihat kalau bu lina sudah mencapai puncaknya dengan keluarnya air mancur dari vaginanya. Tak lupa hal tersebut membuat penisku tegang maksimal di pagi hari ini. Untungnya ketika itu aku memakai celana yang sedikit longgar sehingga penisku tidak terlihat tegang maksimal dari luar. Aku lihat bu Lina masih tiduran diatas kasurnya karena dia baru saja mencapai orgasmenya barusan.

Dalam pikiranku mulai bercambuk… apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku langsung masuk saja? Atau aku seperti pecundang menunggunya diluar seperti biasanya. Karena terus memikirkannya membuat nafsuku yang mengambil alih akal sehatku ketika itu.

“Bu linaa….” Ucapku sambil membuka pintu kamarnya.

“EH… Dabu… Apa yang ka-” sebelum menyelesaikan ucapannya aku langsung masuk dan menerjang tubuhnya bu lina dan menindihnya.

“Ibu harus bertanggung jawab, lihat kontol saya jadi seperti ini” ucapku

“hmmm…. Hmmm…. Tunggu, kamu jangan melakukannya…” ucapnya merintih sambil mencoba untuk melepaskan dirinya dari terjangan tubuhku. Namun itu semua tidak berhasil, semuanya sia-sia…

“Lihat ini bu… ibu harus bertanggung jawab…!!!”

“A….a…apa itu…?!!” ucapnya sambil terkejut melihat penis besarku. Karena mungkin penisku tidak sebesar penis suaminya. karena bu lina memang tidak memakai celana dalam dan pakaiannya sudah sedikit terbuka memudahkanku untuk langsung memasukkan penisku ke dalam tubuhnya.

“sudah, bu… jangan melawan, saya tahu ibu kesepian jadi mungkin… saya bisa mengisi kekosongan ibu daripada melakukannya dengan vibrator itu, bu…” ucapku

“t-tunggu j-jangan… kamu tidak… b-boleh… Aaaaaargghhh!!”

Dalam satu hentakan aku berhasil memasukkan penisku ke dalam tubuhnya. Dan hal tersebut membuat bu lina tidak berdaya.

“l-lepaskan… penismu… itu… sangat saaa… aaaaangh!!”

Aku menghunuskan kembali dan memompanya secara perlahan-lahan karena aku merasa penisku diremas dengan sangat kencang sekali oleh vaginanya.

Ahhhhh… Haaaa… Ahhhh…

Ahhhhh… Haaaanghh!!!


Tubuh bu lina seperti cacing kepanasan, baru saja 5 menit kami melakukannya bu lina sudah mencapai klimaksnya,

“Assalammualaikum, Bu linaa… Bu….”

Ucapan salam tersebut membuatku menghentikan pergenjotan kami. Dan aku langsung melepaskan penisku dan buru-buru membereskan pakaianku. Bu lina pun melakukan hal yang sama.

“diam disini, jangan kemana-mana.” Ucapnya.

Setelah selesai memakai pakaiannya kembali bu lina pergi keluar untuk mengecek siapa yang berkunjung ke rumahnya saat itu. Tentu dengan cara berjalan yang sedikit tidak normal dan menahan rasa sakit di kedua kakinya, bu lina keluar dari kamarnya.

“ehh… bu amel, ada apa bu?” ucapnya

“itu bu... ehh… ibu gapapa? Apa ibu sedang sakit?” ucap bu amel.

“gapapa, saya sedari kemarin mules. Mungkin kalau duduk sekarang sudah baikan, gimana ada apa?” ucapnya.

“begini bu, kemarin bu irma bilang kalau ada orang yang masuk dan memergoki orang yang masuk untuk mencuri sepeda motor yang terpakirkan di depan kontrakannya bu april” ucapnya

“ohh.. begitu, nanti saya urus. Ada mobil nya nak, dabu disana, kan?”

“ada bu, justru itu. Tadi saya berkunjung ke kontrakannya sepertinya dia tidak ada di kontrakannya bu sedang pergi keluar kayaknya, makannya saya pergi kemari untuk langsung melaporkan yang terjadi.”

“baiklah, nanti saya saja yang mengurusnya. Nanti saya akan berbicara dengan bu irma juga.” Ucapnya

“baik, bu. Kalau begitu saya pamit dulu. assalammualaikum…”

“waalaikumsalam.” Dengan menutup pintunya dan menutup pembicaraan tersebut bu lina berjalan ke ruang tamu. Aku yang sedari tadi melihat percakapan mereka dan ketika kulihat bu amel sudah pergi aku langsung saja keluar dan ingin membantu jalan bu lina.

“bantu aku dudukan di sofa sebelah sana…” ucapnya dengan nada yang sinis.

“baik, bu… mari…”

Setelah aku membantu bu lina berjalan ke sofa, bu lina pun duduk dan menatap tajam ke arahku.

“kenapa kamu melakukannya barusan?”

“maaf bu…,” hanya kata itu saja yang terlontarkan di mulutku.

“kamu tahu kan? Ibu sudah punya suami dan juga anak? Kenapa kamu masih berani melakukan hal tersebut?”

“maaf bu… saya tadi…” belum selesai aku menyelesaikannya bu lina langsung menyela perkataanku.

“sudah, sudah… ibu juga mengerti. Kamu tidak salah, ibu saja yang ceroboh karena tidak menutupi pintunya dengan rapat. Ibu juga salah disini.” Ucap bu lina.

“saya benar-benar minta maaf bu… karena ibu kemarin bilang menyuruh saya pagi-pagi untuk datang memasang cctv rumah ibu terlebih dahulu… jadi tadi saya…”

“sudah, jangan membahasnya lagi. Sekarang lakukan tugasmu. Ibu mau kamu memasang beberapa kamera yang sudah ibu perintahkan kemarin… ibu mau istirahat dulu, kaki ibu kesakitan gara-gara penis besarmu itu… lihat ini… cairan vagina ibu sampai tercecer keluar, gimana kalau tadi bu amel curiga?”

“maaaf… bu… saya benar-benar tidak sengaja melakukannya… saya khilaf bu” dengan nada memelas.

“sudah gapapa, cepat pasang saja kameranya. Ibu mengerti kok… kamu juga masih muda.” Ucapnya.

Tanpa berlama-lama lagi aku mulai memasangkan beberapa kamera cctv di rumahnya bu lina. Dan juga beberapa request dari bu lina yang ingin memasangkannya di kamar anak-anaknya juga.

2 Jam kemudian setelah aku selesai memasang kamera cctv aku melihat bu lina tertidur di sofa. Akupun mulai melakukan aksiku dengan memasangkan kamera cctv yang langsung menghadap ke kamarnya karena bu lina hanya tahu kalau kamera ini tidak bisa bergerak dan hanya fokus ke satu arah saja membuatku berhasil menipunya. Dia tidak tahu kamera ini bisa digerakkan sesuai dengan keinginan kita. 15 menit kemudia setelah aku memasangnya,



“bu… bu linaa… bu…”

“ehh, iya gimana? Sudah kamu pasangin semuanya?” ucapnya

“sudah, bu sekarang tinggal buat yang kontrakan aja.”

“kalau begitu, coba kamu aja yang pasang dan urus sendiri, ibu masih sakit ini. Gabisa jalan. Cepat pergi sana…” dengan nada yang ketus kepadaku. Karena tidak biasanya bu lina seperti ini kepadaku. Aku langsung pergi meninggalkan rumahnya bu lina dan masuk ke kamarku untuk membawa beberapa kamera cctv untuk kupasangkan.

“Mas dabu… mass…” ucap seorang wanita yang memanggilku.

“ehh, bu amel. Ada apa bu?”

“darimana saja kamu? Itu heboh di depan sana kontrakan cepat bantu…”

“sebentar bu saya bawa laptop dulu sekalian mengecek yang maling kemarin malam”

“eh… kamu tahu darimana?” dengan nada terheran karena bu amel belum memberitahuku sebenarnya apa yang terjadi.

“ahh… yaahh itu dari bu lina. Barusan setelah saya selesai sarapan bu lina menyuruh saya untuk pergi ke kontrakan belakang mengecek kamera mobil saya. Katanya ada maling kemarin” ucapku dengan nada sedikit gugup

“ohh… iya.. iya cepat, yaa” ucapnya

Aku bergegas keluar dengan membawa beberapa cctv dan juga laptopku.

“sini ibu bantu sepertinya banyak sekali barang-barang yang harus kamu bawa” ucap bu amel

“iyaa bu, terima kasih.”

Bu amel membantuku membawakan kamera cctv yang akan dipasangkan di kontrakan. Akhirnya kamipun pergi ke kontrakan belakang untuk melihat apa yang terjadi. Disana sudah ada beberapa wanita, aku mengenali bu april dan bu ayu saja sedangkan satunya lagi aku tidak tahu. Sesampainya di depan kontrakan bu april aku dan bu amel menyimpan barang tersebut di depan mobilku.


“ohh ini yang mau masangin kameranya? Wuihh masih mahasiswa nih? Tumben ada mahasiswa yang ngontrak disini?” ucap salah satu wanita itu

“iyaa, awalnya saya juga kaget ga biasanya bu lina mengizinkan mahasiswa tinggal disini karena dia takut kalau itu bisa membuat berisik dan menganggu kenyaman kontrakan disini.” Ucap bu april.

“ini… mas dabu dia mahasiswa di universitas negeri di dekat sini.” Ucap bu amel

“iyaa, dia anak pintar bu dan baik, mungkin itulah kenapa bu lina mengizinkannya tinggal disini.” Ucap bu ayu.

“ehh… benarkah? Ibu belum kenalan. Perkenalkan nama ibu Irma Dewi puteri, kamu bisa memanggil ibu, bu irma saja.” Ucapnya.

“iyaa bu, nama saya Dabu Arseto… ”


“wuih, namanya aneh juga ,ya? hahaha” ucap bu april. Aku sudah biasa mendengarkan perkataan yang dilontarkan oleh bu april tersebut karena memang sejak aku sekolah dari SD pun banyak yang mengatakan hal tersebut.

“iya bu, gatau orang tua saya yang memberikannya…” ucapku.

“ehh, nanti sampaikan saja yaa kejadian yang terjadi kemarin bu april saya mau pergi dulu… ini sudah terlambat.” Ucap bu irma.

“iyaa… iyaa baik, bu. Hati-hati dijalan…” ucap bu april.

Aku melihat pakaian bu irma seperti pernah melihatnya, tapi dimana ya? Aku tidak terlalu ingat karena hari itu dia memakai pakaian batik dan aku mengenal pakaian batik itu tapi entahlah, aku lupa dimana aku melihat pakaian batik tersebut.

To Be Continued…
 
Part 14 : Kamera CCTV


Sebelum aku memasangkan kamera cctv aku mulai terlebih dahulu membackup video yang terpasang di kamera dashboard mobilku. Kulihat beberapa video dan kejadian yang terjadi kemarin. Dan mengunduhnya beberapa. Setelah selesai aku menyeting video dengan 3 video sekaligus terpasang.

“melihatnya di dalam saja, mumpung gaada siapa-siapa di dalam kosong” ucap bu april

“Bu amel, maaf lebih baik bu amel saja yang melihatnya sendiri saya mau mengatur kamera cctv agar enak di pasang dimana saja ini bawa saja laptopnya, bu…” ucapku kepada bu amel

“ehh… nanti aja bareng-bareng siapa tahu kami bisa bantu…” ucap bu amel

“gausah bu, gapapa biar cepat juga bu…”

“yasudah kalau gitu, ibu bawa dulu. yaaa…” ucap bu amel

Setelah itu aku mulai membawa beberapa peralatanku di mobilku dan tak lupa juga membawa beberapa kamera cctv. Aku sudah mensetting beberapa kamera dipasangkan di tempat-tempat tertentu. tak lupa aku memasangkan beberapa kamera CCTV di kamar mandi. Itulah alasanku agar bu amel tidak membantuku karena aku ingin memasangkan beberapa kamera cctv di toilet tersebut. Karena sudah pernah kuceritakan sebelumnya kalau semua penghuni kontrakan disini toiletnya berada diluar kecuali kontrakanku.

Setelah selesai memasang kamera cctv di beberapa toilet, aku melirik kiri-kanan keluar dari toilet dan memang tidak ada siapa-siapa disana.

“Mas dabu… sini sebentar…” terikan bu amel yang membuatku sedikit terkejut.

“iyaa.. bu ada apa?” ucapku. Untung saja aku sudah keluar dari kamar mandi tersebut. Dan aksiku tidak ketahuan karena aku sudah memasangkan kamera di dalam toilet. Kamera tersebut aku beli dengan uang bu lina dan juga bu lina tidak menyadarinya sama sekali ketika kemarin aku membelinya.

“sudah, jangan banyak bertanya… cepatlah sini” ucap bu amel yang menyuruhku untuk cepat-cepat sampai ke dalam kontrakan bu april. Akupun dengan sedikit berlari menghapiri kontrakan bu april. Aku melihat ekspresi dari bu april yang sedikit terkejut.

“ada apa, bu?” ucapku

“ini… video ini kok saya sepertinya kenal siapa, ya?” ucap bu april

“bisa engga kamu zoom aku tadi nyoba-nyoba kok gabisa, makannya aku menyuruhmu kemari” ucap bu amel.

“sebentar, bu…” sambil mengambil laptopku aku sedikit melihat ke arah laptop aku mulai melakukan apa yang diminta oleh bu amel dan bu april. Betapa terkejutnya mereka berdua kalau pria yang dipergoki oleh mereka berdua adalah pak surya. Akupun sama halnya seperti mereka terkejut. Apa yang dilakukan oleh pak surya? Bukannya kemarin dia bilang kalau dia sedang kerja shift malam?



Kami bertiga melihat dengan jelas ternyata pak surya bukan datang untuk mengambil motor ataupun barang-barang beharga pemilik kontrakan akan tetapi barang yang dia incar adalah beberapa celana dalam dan juga pakaian dalam wanita.

“tuhh, kemarin juga aku melihat seorang pria yang mencoba mencuri pakaian dalam bu ayu! Ternyata pak surya selama ini?” ucap bu april.

Akupun tidak menyangka kalau selama ini yang melakukan aksi mesum ini adalah pak surya. Mampuslah kau surya… kau benar-benar sudah hancur lebur sekarang…

“coba potong bagian ini dan itu, nanti ibu berikan ke bu lina… sebagai bukti” ucap bu amel.

“sebentar, bagian sini juga nahh yang ini biar lebih jelas juga” ucap bu april

Akupun menuruti perminataan mereka berdua. Dan mengeditnya di adobe premier.

“aku tidak menyangka, pak surya yang selama ini terlihat baik ternyata berpelakuan seperti binatang” ucap bu april

“kudengar sih, bu mina curhat kepadaku kalau dia sudah tidak tahan dengan pak surya, bukan hanya kebiasaan buruknya yang suka berhutang, tapi juga kebiasaan berjudi dan mabuknya. Bahkan kemarin bu mina curhat padaku kalau dia ingin menceraikan pak surya…” ucap bu amel.

Aku terkejut dengan perkataan bu amel, kenapa bu mina ingin cerai dari pak surya? Bukannya kemarin dia merelakan tubuhnya untukku dan membayar semua hutang-hutangnya dengan tubuhnya? Ada apa ini? Akupun hanya menyimak dan mendengarkan perkataan mereka sambil juga mengedit beberapa video.

“bukan hanya itu, bu mina juga tertekan oleh keluarganya, dia ingin secepatnya punya momongan tapi apalah daya, jeng… tahuga kondisi penisnya pak surya?” ucap bu amel

“ehh… ada apa nih. bu?” ucap bu april

“penisnya gabisa bangun, bu mina memintaku untuk mencarikan obat perangsang saat nanti aku pergi dinas ke luar negeri” ucap bu amel

“apa? Benarkah? hahahaha” ucap bu april

“beneran jeng, kemarin aku denger sendiri curhatan dari bu mina…” ucap bu amel

Mereka sibuk membongkar tentang kondisi keluarga pak surya dan juga bu mina. Akupun hanya menyimaknya dan tersenyum, mereka tidak tahu kalau akulah aktor dibalik kesengseraan keluarga mereka. Aku yang sedang mengedit video sedikit tidak fokus karena melihat ke arah selangkangan dari bu april yang terlihat jelas olehku karena aku duduk bersebrangan dengan mereka. Aku melihat celana dalam yang dikenakan oleh bu april bewarna merah berbunga, serta tak luput aku melihat bu amel yang juga celana dalamnya terlihat olehku. Bu amel mengenakan celana dalam putih polos, ini benar-benar diluar dugaanku. Aku benar-benar seperti mendapatkan durian runtuh.

Karena memang mereka berdua memakai daster dengan terusan yang hanya mencapai diatas lutut untuk roknya, hal tersebut membuat penisku sedikit terangsang,

“Mas dabu? Sudah selesai belum?” ucap bu april

“hhmmm sebentar bu tinggal saya render saja…” ucapku yang sedikit terbata-bata karena pertanyaan dari bu april yang membuyarkan lamunanku barusan.

Setelah hasil dari renderanku selesai. Aku menyerahkan hasil video yang ku edit kepada bu amel, mereka melihatnya dari laptopku.

“bisa engga kamu kirim lewat wa saja? Atau email ibu” ucap bu amel. Akupun dan bu amel saling bertukar nomer telepon. Dan akhirnya aku memutuskan mengirimkannya via google drive dengan share link. Dan tak lupa aku aktifkan mode share video agar bu amel tidak perlu mengklik share link nya cukup melihatnya dari wa saja. Karena memang skil IT-ku yang tinggi membuat apa yang kujelaskan kepada bu amel dengan cepat dimengerti.


Setelah memberikan video tersebut aku menitipkan laptopku ke bu amel karena dia ingin mencari-cari mungkinkah ada hal yang aneh saat kemarin malam. aku lalu pergi keluar untuk kembali memasangkan beberapa kamera cctv tak lupa dengan arah yang dapat memudahkanku melihat ke dalam kamar kontrakan. Aku sengaja melakukannya agar aku bisa mengintip apa yang dilakukan oleh beberapa pasutri disini.

“mas dabu, sudah selesai? Kalau sudah sini masuk ke dalam, ibu sudah masakkan makanan untuk mas dabu” ucap bu aprli.

“sebentar bu tinggal satu kamera lagi. Nanti saya kesana bu.” Ucapku.

“nak, dabu… apa semuanya sudah selesai” terdengar suara wanita yang kukenal

“ahh iya bu lina, sudah tinggal ini satu lagi…” ucapku

“begitu, ya? Kamu sendiri yang mengerjakannya?” ucap bu lina

“iyaa, bu sendirian. Bu amel sama bu april sedang melihat-lihat kejadian yang terjadi kemarin malam. ohiya untuk lebih jelasnya mending ibu ke kontrakannya bu april saja.” Ucapku

“baiklah, kalau begitu…” ucap bu lina

“bu, ibu baik-baik saja…?” ucapku

“ibu gapapa, sudah lupakan yang terjadi di pagi hari, jangan membahasnya lagi” ucapnya

“baik, bu…”

Bu lina berlalu meninggalkanku, tidak ada senyuman yang biasa dia tunjukkan kepadaku ketika berbincang. Dan dia berjalan sedikit tidak normal mungkin, dia masih menahan rasa sakit diantara kedua kakinya akibat kejadian pagi tadi.

Setelah aku memasang beberapa kamera cctv-nya, aku pergi ke kontrakan bu april.

“sini masuk, tuh makan dulu ada ayam goreng sama tahu tempe buat kamu…” ucap bu april

“terima kasih, bu…” ucapaku. Akupun bergegas untuk mengambil makanan karena jujur aku benar-benar sudah sangat lapar sekali karena sedari tadi pagi aku belum sarapan sama sekali. Aku melihat bu amel menjelaskan semua yang terjadi kepada bu lina. Lalu diapun sama mengeluarkan ekspresi yang tidak percaya tentang apa yang terjadi. Dia tidak hanya menjelaskan pelaku yang selama ini melakukan tindakan tersebut tapi juga menunjukkan hasil video yang sudah aku edit dan tak lupa menjelaskan kondisi dari rumah tangganya bu mina dan pak surya. Sambil makan aku hanya dapat menyimak apa saja yang mereka berbincangkan tak lupa bu april pun melakukan hal yang sama.

Pak surya bukan keluargamu saja yang hancur tapi martabatmu dilingkungan inipun hancur. Tapi dalam lamunanku akupun berpikir, mungkinkah itu semua karenaku? Nanti saja aku cek obat-obatan apa saja yang sudah kuberikan kepada pak surya setelah selesai makan.

To Be Continued...
 
Part 15 : Kenikmatan tubuh Bu Lina


Setelah selesai aku makan siang itu, aku izin pamit. karena dirasa tugasku sudah selesai aku pergi dari kontrakannya bu april.

“nak, dabu… nanti malam ke rumah ibu, ya? Ada yang ingin ibu bicarakan nanti.” Ucap bu lina

“baik, bu… kalau begitu saya pamit terlebih dahulu. Assalammualaikum.”

Akupun beranjak pergi dari rumah kontrakan bu april menuju kontrakanku, di perjalanan aku memikirkan apa yang akan dikatakan oleh bu lina kepadaku? Mungkinkah dia akan mengusirku dari rumah atau dia akan melakukan sesuatu terhadapku. Entahlah lebih baik aku mulai menginstalasi kamera cctv di kontrakan ini.

Sesampainya aku di depan kontrakan aku langsung menginstalasi beberapa kamera cctv dan tak lupa melakukan record terhadap beberapa kamera tersembunyiku. Setelah selesai aku tiduran di kontrakanku karena jujur sangat melelahkan sekali hari ini. Karena banyak sekali yang harus kulakukan selain pemasangan cctv, aku juga tidak sengaja berhubungan intim dengan bu lina.

Tok… Tok… Tok…

Suara ketukan pintu rumahku dan seorang wanita yang memanggilku.

“nak, dabu… assalammualaikum…”

Akupun bergegas membukakan pintunya dan mengucapkan salam balik kepadanya.

“waalaikumsalam, ada apa bu lina?” ucapku dikagetkan dengan kedatangan bu lina yang tiba-tiba datang menemuiku.

“ehh… baru bangun tidur? Kirain ibu kamu kemana? Bukannya kamu sudah janji mau ketemu ibu di rumah malam ini?” ucapnya

“ohiya, bu saya lupa. Bukannya nanti malam, ya?”

“yaa allah, sekarang udah jam 9 malem loo… kamu gatau ya?” ucapnya

Akupun melihat jam dinding dan benar jam sudah menunjukkan pukul 9 malam aku tidak sadar kalau aku tertidur selama ini. Tidak biasanya aku tertidur pulas di siang sampai malam.

“ya sudah ibu bicaranya di dalam kontrakan nak dabu saja” ucapnya

“silahkan bu masuk…”

“wuihh… ruangannya lebih bersih daripada yang ibu bayangkan. Ibu kira kamar pria terlebih yang masih bujang bakalan kotor dan berantakan”

“hehe… engga bu. Saya selalu membersihkan kamar saya setiap harinya bu.”

Bu lina pun duduk dan menghampiriku. Beliau ternyata tidak menanyakan masalah tentang kejadian pagi tadi melainkan masalah yang terjadi antara bu mina dan pak surya. Dia menceritakan semua yang dikatakan bu amel dan ingin menvalidasinya terhadapku. Dan akupun menceritakan semua yang terjadi diantara pak surya dan bu mina termasuk masalah hutang karena itulah yang aku ketahui. Tentu saja aku tidak menceritakan tentang aku memperkosa bu mina ataupun aku yang membantu pak surya dalam melunasi hutang-hutangnya.

Setelah mendengarkan penjelasanku, bu lina semakin yakin untuk mengusir pasutri tersebut.


“saya rasa dengan beberapa bukti-bukti ini, saya akan mengusir mereka darisini karena sudah menganggu kenyamanan para pengunjung.” Ucapnya

Disisi lain aku bersyukur kalau bu lina ternyata tidak akan mengusirku tapi disisi lain aku merasa kecewa karena bu mina yang baru saja kutaklukan pergi meninggalkan kontrakan ini.

“tunggu bu, saya ada ide… daripada kita langsung menangkapnya sekarang dan mengusirnya kenapa kita tidak menangkap basah pak surya saja?” ucapku

“hmmm….” Bu lina sambil memikirkan pendapatku

“saya rasa tidak adil kalau bu mina ikutan dalam masalah ini, terlebih lagi saya mendengar beberapa kali bu mina disakiti oleh pak surya. Dan beberapa jeritan lainnya, bu… sepertinya pak surya sering melakukan kdrt terhadap bu mina” ucapku yang tentu itu semua tidak benar. Karena aku sedang memikirkan cara agar bu mina dan pak surya berpisah. Dan bu mina tetap berada di kontrakan serta pak surya yang pergi meninggalkan kontrakan ini.

“kalau begitu, apa yang akan kita lakukan?” ucapnya

“lebih baik begini saja bu, kumpulkan saja semua penghuni kontrakan disini dan nanti kita melakukan eksekusi secara bersama-sama dan bertahap bu… saya yakin pak surya akan terjebak ke dalam perangkap yang akan kita susun nantinya.” Ucapku tegas kepada bu lina.

“karena tindakan pak surya adalah orang yang mesum dan harus diberikan hukuman terhadap apa yang dia lakukan, bu?”

“kalau begitu, kamu juga harus dihukum dong karena sudah memperkosa ibu tadi pagi?” ucapan bu lina yang membuatku terdiam.

“ada apa ini…? Kenapa kau tidak berani menjawabnya?” ucap bu lina

“ahh… tentang itu…”

Aku tidak diberikan waktu untuk menjelaskan apa yang terjadi, bu lina tiba-tiba mencium bibirku.

Clupp… Clupp… Muacchh… suara kecupan dan lumatan dari bu lina.

“tidak usah memikirkannya, nak dabu… ibu tahu nak dabu sering menatap tubuh ibu diam-diam dan juga mengintip ibu ketika selesai mandi”

Deg… jantungku berdegup dengan kencang setelah mendengarkan penjelasan tersebut dari bu lina.

“ibu tahu, kok… jadi ibu membiarkan saja dan ibu tidak tahu kalau kamu punya sesuatu yang perkasa disini…” sambil menyentuh penisku bu lina menatapku dengan tatapan yang menggoda. Kami saling bertatapan satu sama lain dan clup… bibirku langsung melumat bibir dari bu lina.

“kalau selama ini ibu tahu, kenapa ibu baru sekarang berani mengungkapkannya…?” ucapku

“karena ibu engga tahu kalau, nak dabu punya sesuatu yang besar ini… ahhh” suara desahan dari bu lina karena aku sedikit merangsang vaginanya. Aku mulai meraba-raba bagian bawah tubuhnya dan kurasakan cairan yang sudah keluar dari tubuhnya.

“waahhh, ternyata ibu sangan mesum sekali, ya?” ucapku

“memangnya kenapa? Ibu jarang dijamah jadi mau gimana lagi… suami ibu pun sudah tidak seperkasa dulu… jadi ibu haus akan seks…” ucapannya yang membuatku semakin berani untuk menggasak bu lina.

“tunggu bu, bagaimana dengan anak ibu?”

“tenang saja, mereka sudah pada tidur kok…”

“tapi bu… gimana kalau kita melakukannya di rumah ibu saja daripada disini takutnya nanti anak ibu mencari ibu” ucapku

“hmmm… yasudah, cepatlah datang ke rumah ibu ya, ibu menunggumu di rumah.” Ucap bu lina sambil menggodaku dengan kedipan manjanya.

Aku tidak bisa melakukannya disini, karena aku tahu kalau kamarku tidak kedap suara. Dan terlebih lagi barang pesanan kedap suaraku untuk kontrakanku belum datang jadi aku tidak berani melakukan seks di kamarku kecuali bersama dengan bu mina.

Akupun bergegas merapihkan barang-barangku dan pakaianku setelah itu aku pergi ke rumahnya bu lina.

“assalamulaikum, bu…” belum selesai aku mengucapkan salam bu lina langsung menarikku ke dalam. Tak lupa dia langsung mengunci pintunya. Dan memerkan lingirie yang biasa dia gunakan kepada suaminya. dia memakai pakaian yang sangan seksi sekali saat itu dengan warna merah merona lingirie tersebut membuatku langsung ngaceng…

Anyeng, bener-bener ieu euy juara pisan. Berbeda dengan lekuk tubuh bu mina yang ramping, bu lina sedikit berisi dan tak lupa ukuran payudaranya yang sangat sekel sekali. Aku langsung menciumi tubuhnya tanpa henti dan langsung menggendongnya.

“aww… pelan-pelan… nak… kamu sudah tidak kuat ya?”ucapnya. aku hanya mengangguk saja dan kembali menicu bibir dan tubuh dari bu lina.

“malam ini kau akan menjadi suamiku dan aku adalah istriku sekarang…” ucapnya

“baiklah, sayang… mari kita lakukan di kamar…”ucapku menyambut pernyataannya

Akupun membawa tubuh bu lina masuk ke dalam kamarnya. Dan melemparkan tubuhnya

“sayang , kamu kasar sekali… aaaahhhh”

“karena aku sudah lama ingin sekali mencicipi tubuhmu, sayang…”

“ahhh… yeaahh… ahhh nikmat sayang….”

Aku langsung melepaskan pakaianku dan celanaku tak lupa aku melakukan foreplay terhadap tubuhnya bu lina. Payudaranya pun tak luput dari jilatanku. Aku menghisap putingnya dengan sangat keras, hal tersebut membuat susu asi dari bu lina keluar secara perlahan-lahan. Aku pun dengan buasnya meminum susu asi yang keluar dari payudaranya

“jangan diminum semuanya, ntar anakku tidak kebagian, ahhhh…. ”

Tanpa mendengarkannya aku beralih dari satu putting ke putting yang lainnya. Dan menghidapnya dengan sangat buas sekali. Bu lina pun mulai menikmatai rangsangan yang kuberikan kepadanya. Sudah puas aku menikmati tubuhnya payudara dari bu lina aku beralih ke vaginanya.

Dengan sedikit menari keatas pakaiannya aku bisa melihat jelas vagina dari bu lina. Aku menjilatinya dan juga memainkan klitorisnya dengan tanganku.

“ahh jangan disana, sayang… aku belum mencucinya… ahhhh”

Aku terus memainkan klitoris dari bu lina dengan lidahku dan mengorek-orek titik sensitif di vaginanya, karena aku tahu kalau bu lina sudah sangat basah sekali jadi memudahkanku untuk mencari titik sensitifnya. 10 menit berlalu aku melihat tubuh bu lina mulai bergetar

Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..



Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..




Aaaaaaaaaaaarrrghhh…!!!



Terikan dari bu lina yang membuatku tercengang karena tidak hanya orgasme pertama yang keluar dari tubuhnya bu lina tapi juga air mancur yang keluar dari tubuhnya sangatlah deras sekali. Aku tidak pernah melihat hal semacam ini sebelumnya. Air mancur itu keluar mengenai tubuhku dan wajahku, aku sedikit merasakan air tersebut dan memang sedikit asin kurasakan.

“kau luar biasa sekali sayang, ini sangat nikmat sekali… aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya”

“kalau begitu mari kita mulai sekarang…”

“tunggu sebentar sekarang giliranku… sayang…”

Bu lina langsung mendorong tubuhku dan dia menari penisku lalu mengocokkannya

“sekarang aku yang akan memuaskanmu… clokkk… clokkk” suara mulut bu lina yang memasukkan penis besar ku ke dalam mulutnya. Aku merasakan sedikit linu karena mengenai gigirnya tapi akujuga merasa nikmat karena dia melakukannya sangat lihat sekali

“ahhh… terus sayang ini sangat nikmat sekali… ahhh” ucapku

Klokkk… Klook…. Klok…..

Klokkk… Klook…. Klok…..

Klokkk… Klook…. Pwaaahh…


“Sayang kamu ternyata kuat sekali, ya? Karena suamiku diginiin pasti langsung keluar” ucapnya

Akupun tersenyum dengan pujian yang dia lontarkan. Dan tak lupa aku menarik tubuh bu lina sehingga kami melakukan posisi 69. Bu lina mulai menjilati penisku dengan ganas sekali dan akupun melakukan hal yang sama dengannya. Menjilati klitoris dan vaginanya serta mengocok-ngocok kembali vaginanya.

5 menit kemudia setelah aku melakukan hal tersebut...

Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..

Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..


Aku keluaaaaar!!!


“Tunggu sebentar aku juga, aku akan keluar bu….” Ucapku sambil akhirnya kamipun keluar secara bersamaan. Bu lina ambruk di depan penisku dan dia menjilat seluruh sperma yang keluar di dalam penisku. Begitu pula bu lina yang mengeluarkan cairan vaginanya mengenai wajahku.

Aku langsung menaikkan posisi dari tubuh bagian bawahnya bu lina dan memasukkan penisku ke dalam bu lina, karena kurasa sudah cukup untuk foreplaynya

“tungggu sayang, ibu baru aaaaangghh… ahhh… ahhh” suara bu lina ketika aku memasukkan penisku langsung ke dalam tubuhnya. Aku melakukannya dengan posisi doggy style.. itu membuat penisku menyentuh bibir rahimnya.



Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..

Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..

Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..

Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..



Walaupun bu lina sudah turun mesin 2 kali, tapi vaginanya benar-benar terawat dan tidak hanya itu aku merasakan kalau penisku diperas dengan sangat kuat oleh vaginanya. Ini benar-benar diluar dugaanku kukira vaginanya akan longgar tapi kurasa tidak, mungkin karena penisku yang besar membuat lubang vagina bu lina yang harus menyesuaikan penisku…

“ahh sayang ini sangat nikmat sekali, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya…” ucapnya

Aku pun terus mengenjotnya dengan kasar. Tidak hanya posisi doggy style akupun melakukan berbagai posisi lainnya tak lupa aku melakukannya dengan menghisap payudaranya. Tentu saja karena susu asinya membuatku bergairah karena mengeluarkan susu asi yang sangat banyak sekali…

1 jam 30 menit aku melakukannya akhirnya kamipun mencapai batasnya. Aku tidak tahu berapa kali bu lina orgasme karena yang kutahui ini adalah kali keduaku keluar.

Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..

Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..

Haaaa…. Ahhhh… Aaaaahh…. Shhhhsss…..

Haaaa… aaahhhh… arrrrghh…. Haaa…..


sayaaaang…. Aku sudah tidak tahan lagi… aku akan keluar…!!

“aku juga… aku akan segeraa keluar…”

Crot…. Serrrr…. Crottt… Crot…. Serrrr…. Crottt…

Cairan vagina dan spermaku yang keluar secara bersamaan di dalam tubuhnya bu lina. Hal tersebut membuat bu lina. Benar-benar tidak berdaya dan ambruk di kasur. Aku melihat bu lina yang sudah terkapar dan tidak berdaya. Kurasa dia pingsan. Karena aku bangunkan sedikit dia hanya mengigau dan tidak bisa berkata apa-apa lagi….

Akupun bergegas berpakaian dan tak lupa menyelimuti tubuhnya bu lina yang telanjang. Aku pergi meninggalkan bu lina di rumahnya. Malam itu adalah benar-benar malam yang tak terlupakan bagiku aku akhirnya bisa membuat bu lina menikmati penisku. Dan semua pertanyaan tentang bu lina akhirnya terjawab sudah. Setibanya di kamar kontrakanku aku melihat bu mina yang merenung di depan teras rumahnya.


“bu mina… bu… bu…” ucapku membuyarkan lamunan dari bu mina

“ehh… maaf mas dabu… ehh tuan…” ucapnya

“sudah bu, jangan bilang begitu. Kita sedang diluar sekarang…”

“maaf… mas dabu…”

“kenapa ibu diluar? Apa yang sedang ibu pikirkan?” ucapku

“tentang pak surya, ternyata dia selingkuh dari ibu…” ucapannya membuatku berpikir sudah saatnya untuk memisahkan mereka.

“bu sebenarnya saya sudah curiga, karena tidak mungkin dia berhutang karena berjudi bu… bisakah ibu ikut kemari sebentar” tanpa mendengarkan jawab dari bu mina aku menarik dan membawanya masuk ke kontrakanku. Di dalam kamar tersebut aku menunjukkan beberapa video tentang pak surya dan juga beberapa foto ketika kejadian di karaoke. Semuanya terlihat jelas. Dan hal tersebut membuat shock bu mina. Dia tertunduk lemas dan tak kuasa menahan rasa tangisnya. Dia benar-benar sudah tidak bisa menahan emosi rasa sakit dan sedih secara bersamaan. Ini pertama kalinya aku melihat bu mina seperti begini. Aku pun membantunya untuk duduk di sofa agar membuatnya sedikit rileks tak lupa aku memberikannya segelas air putih.

“aaa…. Aapppaaa… yaaaangh…. H..haaarus kulakukan sekarang…. Hiks… hikss hikss…” ucapnya sambil bersedih tak kuasa menahan rasa sakit di hatinya.

“aku mendengar dari bu amel kalau suamiku sudah mencuri pakaian dalam bu irma dan bu ayu tapi aku tidak tahu kalau dia juga melakukan hal seperti ini kepadaku…” ucapnya sambil menangisi kemalangan nasib dari keluarganya.

“aku sudah tidak tahan lagi… aku ingin cerai dengan suamiku sekarang. Aku sudah bulat….” Ucapannya yang membuatku senang. Inilah yang aku tunggu-tunggu akhirnya tiba kehancuran dari pasutri inilah yang sudah kunantikan sejak lama. HAHAHAHA

To be continued…
 
Mulai sekarang dan seterusnya saya akan up cerita 5 sekaligus dalam 1 hari, dan harinya tentatif dikarenakan mulai komplek dan banyak karakter yang bermunculan ke depannya. jadi biar saya ga pusing juga dan lupa dengan ceritanya... terima kasih.. jangan lupa like nya suhu suhu sekalian...:bacol::bacol::bacol::bacol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd