Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Dabu Sang Penakluk Istri Orang Season 1 (END)

Part IV : Awal Kehancuran Keluarga Pak Surya

Keesokan harinya aku bangun pagi hari sengaja agar bisa bertemu dengan Bu Mina karena beliau biasanya pergi jam 6 untuk ke sekolah. Saat aku pergi keluar aku melihat bu Mina sedang bersiap-siap untuk pergi sambil berpakaian Dinas gurunya dan menenteng tas-nya. “selamat pagi, bu!” ucapku kepada bu mina. “eh, nak. Dabu. Selamat pagi. Tumben bangun pagi-pagi”. “iya hari ini saya harus segera pergi ke kampus untuk menyelesaikan beberapa berkas2 yang harus saya isi Bu”. “oh, begitu…” jawabnya dengan nada sedikit ketus. Tidak biasanya dia bersikap seperti ini. Aku mencoba untuk memanaskan suasananya sedikit lagi, “Kok pak surya tidak keluar bu? Biasaya dia pagi-pagi hari membawa gorengan atau kopi untuk saya”. “aku juga tidak tahu, mungkin di masih di pabrik. Soalnya dia tidak pulang”, “ohiya, maaf ya… atas ketidaknyamanannya… karena kemarin saya bertengkar lagi dengan suami saya. Saya takut mas dabu tidak betah dan pergi darisini seperti beberapa orang yang pernah ngontrak disini. Tolong saya benar-benar minta maaf. Saya takut nanti kami diusir dari sini karena sudah kembali menganggu penghuni di kontrakan Bu Lina”.”oh tenang saja bu, saya tidak akan mempermasalahkannya. Kok…”.”terima kasih, nak dabu… kalau begitu saya pergi dulu. sudah terlambat. Assalammualaikum. Wr.wb.”.”waalaikumsalam wr.wb.”.​

Ternyata Bu Mina benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kemarin. Ini benar-benar sesuai dengan rencanaku. Aku kembali masuk ke kamarku dan membangunkan pak surya. Dengan setengah sadar pak surya terbangun dia segera pergi beranjak dari kamarku untuk pergi mandi, setelah aku memberitahu kalau bu mina sudah pergi ke sekolah. Tak lupa aku memberikan amplop 20jt untuk dia membayar hutang-hutangnya dan mengembalikan BKPB motornya bu mina kembali dari bank. Akupun mulai menyusun ulang rencanaku karena kali ini tidak sesuai dengan rencana awal yang akan kulakukan terhadap keluarga pak surya. Setelah itu, aku pergi mandi dan bersiap untuk ke kampus aku sengaja tidak membawa mobilku karena aku masih mahasiswa baru aku takut kalau aku membawa mobil nanti akan banyak orang yang menandaiku. Sesampainya di sekitar gerbang depan kontrakan aku berpapasan dengan Bu Lina dan juga suaminya. Suami Bu Lina akan pergi kembali ke samarinda untuk bekerja. Tak lupa Bu Lina menawarkanku roti untuk sarapannya. Karena Bu Lina memaksanya aku jadi harus berkunjung ke rumahnya untuk mengambil roti panggang tersebut. Tapi hal yang tidak kuduga adalah ketika aku masuk ke rumah dengan Bu Lina aku baru sadar kalau daster yang dia gunakan kali ini benar-benar tembus pandang aku bisa melihat jelas payudara dan lekukakan tubuhnya, di balik dasternya dia sama sekali tidak menggunakan pakaian dalam. Betapa kagetnya aku ketika melihatnya. Sesuatu yang tidak kusadari ketika aku berada di luar barusan.

Hal tersebut membuatku fokus sampai-sampai membuat penisku sedikit tegang, dan juga aku salah memasukkan selai malah ke tanganku. Hal tersebut membuat Bu Lina tertawa terheran-heran akan kelakuan kikuk-ku. Dia benar-benar tidak sadar kalau saat ini seorang pria dihadapannya sedang menatap tajam tubuh indahnya. “mah, papah pergi dulu, bawa anak-anak. Papa juga mau perpisahan dengan anak-anak”. “iya, bentar pah. Mamah bangunkan dulu anak-anak”. Pemandangan indah itu tidak berjalan lama hanya beberapa menit saja karena panggilan dari suami bu lina. Aku sedikit jengkel karena ketika aku hanya sebentar menikmati tubuhnya. Setelah aku selesai sarapan di rumahnya Bu Lina aku bergegas untuk pergi ke kampus dan tak lupa aku juga berpamitan dengan Bu Lina, awalnya Pak Dwi mengajakku untuk pergi berangkat bareng. Tapi aku tidak mau karena takut akan menjadi bahan pembicaraan terlebih lagi mobil yang dikenakan oleh Pad Dwi adalah mobil eropa yang sangat mewah sekali. Akhirnya beliau tidak memaksaku dan aku pergi ke kampus setelah berpamitan dengan pak dwi dan bu lina.​

Di kampus aku hanya mengisi beberapa berkas-berkas sebagai mahasiswa baru dan juga sekaligus beberapa tagihan yang harus kubayar selama 1 semester ke depan. Tidak ada yang menarik di jurusanku karena memang mungkin jurusan teknik jadi hanya ada beberapa wanita saja dan muka mereka biasa-biasanya. Berbeda dengan dosen yang akan mengajariku nantinya, disana banyak sekali dosen wanita yang cantik2 walaupun usia mereka berbeda jauh denganku. Aku melihat kebanyakan dari mereka sudah memakai cincin mas kawin. Itu artinya mereka sudah memiliki suami. Tidak banyak yang kulakukan saat di kampus hanya diberi pemberitahuan tentang mos, pengenalan kampus dan lain-lain. Serta beberapa hal yang harus aku lakukan sebelum masuk yaitu ospek. Hal ini adalah hal paling kubenci karena tidak ada gunanya bagiku, dan toh isinya hanyalah pelampiasan alumni atau angkatan atas terhadap junior mereka.

Sore Hari, setelah semua yang kulakukan di kampus aku pergi kembali ke kontrakanku ketika aku masuk lewat depan aku di panggil oleh bu Lina untuk masuk ke dalam sekaligus mangajakku makan bersama. Aku melihat pakaian Bu Lina sama dengan tadi pagi cuman bedanya kali ini aku melihat celana dalam bewarna merah marun terlihat jelas dari luar sedangkan untuk bagian atas, tentu dia tidak menggunakan apapun. “bagaimana suasana kampusnya?”.”ya, begitu. Bu biasa mahasiswa baru hanya itu-itu saja yang saya lakukan. Pengenalan dan ospek kampus saja”.”oh, begitu, ya… ini ambil makan juga daging ayamnya ini ibu buat sengaja karena hari ini adalah hari pertama kamu pergi ke kampus, kan?”.”terima kasih, bu…”.”tidak usah sungkan, kalau kamu lapar datang saja ke rumah. Dan sekalian temenin ibu. Sekarang udah gaada suami, biar ada yang nemenin aja”. “baik, bu… nanti saya akan sering-sering datang kemari”. “ohiya, pak dwi… kapan kembali lagi ke jakarta, bu?”.”ibu gatau, katanya dia lagi ada kerja sama dengan perusahaan baterai di cina untuk tambang batu baranya bekerja sama dengan mereka, mungkin akan sedikit lebih lama daripada biasanya”.”oh, begitu…” sekali lempar dua burung terjatuh, itulah yang kupikirkan saat ini karena aku benar-benar memiliki kesempatan emas untuk menikmati Bu Mina dan juga Bu Lina. Tapi ada yang harus aku urus terlebih dahulu, mengenai memanipulasi Bu Mina… “Oek… Oek… Oek…”. Kami berdua mendengar suara dari tangisan anaknya yang masih balita, dia langsung pergi ke kamar anaknya dan membawa anaknya tersebut ke meja makan. Dan hal yang tak terduga pun terjadi, aku melihat dengan jelas Bu Lina mengeluarkan payudaranya dan mengasongkannya ke mulut anaknya. Hal tersebut membautku tidak fokus dalam memakan dan sampai membuatku tersedak. “pelan-pelan, dek Dabu kalau makan”.”iyaaa bu… saya belum makan dari siang jadi mungkin saya sangat lapar sekali sekarang” aduh sialan aku harus menjaga etikaku di depan Bu lina. Bodohnya aku kenapa aku seperti ini. Aku mulai mengalihkan topik dengan menanyakan keberadaan anak Bu Lina yang satunya lagi, dia bilang anaknya memang sering main sampai sore hari setelah jarang di rumah, karena di dekat sini banyak sekali taman dan juga anak-anak di sesusianya. Aku mendengarkan secara detail apa yang dibicarakan oleh Bu Lina sampai membautku tahu semua yang terjadi di rumah ini ketika tidak ada Pak dwi atau dengan adanya pak dwi. Selesai aku makan, aku berterima kasih kepada Bu Lina atas pemberian makanannya lalu tak lupa aku juga mengatakan akan sering-sering main kemari agar Bu lina tidak bosan. Tentu saja itu adalah rencana awal aku agar lebih dekat dengan Bu Lina. Sesampainya di depan kontrakanku aku melihat Bu mina melamun kembali di depan teras kontrakan. “halo, bu… Bu…”. “eh mas… dabu… hmmm… ada apa ya…?”.”engga saya melihat ibu lagi-lagi melamun”. “iya ini saya lagi khawatir dengan suami saya. Dia masih belum pulang juga sampai sekarang”.”mungkin dia lagi kerja sambilan bu…” aku memulai pembicaraan dan perlahan-lahan Bu Mina curhat kembali tentang suaminya yang sudah menghabiskan uang 20jt sampai menggadaikan BPKB motornya lagi. Aku mulai menenangkannya agar dia tidak terlalu memikirkan hutang-hutangnya, setelah beberapa menit kami mengobrol, pak surya datang dengan sumringah karena dan membawakan BPKB motor istrinya. Tak lupa pak surya bilang kalau ini semua berkat gaji dan juga penghasilannya selama dia bekerja paruh waktu dan sebagai buruh di pabrik. Dia juga bilang semua hutangnya sudah lunas. Tentunya dia tidak berani untuk bilang padaku kalau itu semua uang dariku, karena takut dimarahi oleh istrinya

Mereka berdua terlihat bahagia, namun dipikiranku… nikmatilah kebahagian semu ini karena kesengsaraan kalian akan segera dimulai, akupun masuk ke dalam kontrakanku. Aku merebahkan tubuhku dikasur karena jujur, hari ini snagat melelahkan sekali. Aku terbangun pukul 10 malam, karena lapar. Walaupun sore tadi aku sudah makan, namum aku masih lapar karena memang porsiku barusan belum puas. Akhirnya aku pergi mandi untuk membersihkan tubuhku dan pergi mencari makan malam. Ketika aku akan pergi keluar melalui pintu depan, aku melihat bu lina keluar dan dia langsung memanggilku untuk masuk ke dalam. Dia meminta tolong untuk membantunya memperbaiki lampu kamar mandi yang mati. Akhirnya akupun pergi dan membantunya. Sesampainya di kamar mandi aku kaget ketika melihat pakaian dalam dan juga celana dalam tercecer di balik gantungan pintu kamar mandinya. Aku berpura-pura tidak melihat apapun, dan ketika ada kesempatan saat bu Mina mengambil lampu, aku langsung mengambil celana dalam dan pakaian dalam tersebut.​

Setelah itu, aku berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan langsung naik ke atas bak mandi untuk mengganti lampu yang rusak dengan yang baru. Ketika semuanya sudah selesai aku menyuruh bu lina untuk menyalakannya dan ketika lampunya nyala, lagi-lagi aku melihat bu lina tidak memakai bra. Pakaiannya tembus pandang dimataku. Apakah dia sengaja melakukannya? Atau dia memang seperti ini? Akupun mulai bertanya-tanya… setelah selesai aku memutuskan untuk pamit dan bilang kalau aku ingin pergi mencari makanan akan tetapi bu lina malah memberikanku bekal nasi dan juga beberapa lauk yang masih tersisa, karena bu lina memaksanya alhasil aku menerimanya begitu saja. Aku tidak jadi pergi keluar dan kembali masuk ke dalam kontrakanku. Setelah aku selesai makan, aku berniat keluar untuk ngaso atau nongkrong sambil bermain hp. Namun, hal yang tidak terduga adalah Pak surya yang lagi-lagi tertunduk lesu.

“Pak surya. Kenapa diam diluar pak sendirian begini malam-malam”. “iyanih, aku tidak mengerti ada apa denganku belakangan ini. Aku benar-benar selalu tertimpa kesialan”.”eh… maksudnya apa, pak?”. ”hmm… gimana yaa aku juga binggung menceritakannya”. Karena dilihat dia sepertinya malu membicarakannya aku merubah topik dengan membicarakan hal yang terjadi waktu kemarin kita pergi ke tempat karaoke. Dan hasilnya pak surya benar-benar lupa dengan apa yang kita lakukan. Diingatannya kita hanya minum-minum dan aku yang bermain-main dengan para PL. sesuai dengan harapanku pak surya benar-benar lupa kejadian kemarin. “saya iri kepada mas dabu. Mas dabu masih muda dan juga pasti dapat memuaskan wanita dengan kemampuan dari mas dabu”.”ehh apa maksudnya pak?”.”ah… jangan pura-pura, bapak tahu mas dabu kemarin memesan dua PL dan menikmatinya sendirian, kan? Mas dabu hebat”.”ohh… iya iya… ahh saya engga melakukan apa-apa kok kita cuman minum-minum saja kemarin”.”yang benar? Mas dabu tidak menyentuh mereka?” . tentu tidak bodoh, kan kau yang menikmati tubuh mereka. “tidak, aku hanya minum-minum saja dan mereka hanya menemani kita saja. Kan pak surya yang bilang”. “ohiya, saya lupa hehehe”. Percakapan kami mulai ngalor ngidul kesana kemari. Dan akhirnya sedikit pancinganku aku berhasil mengetahui apa yang sedang terjadi dengan pak surya kali ini. Bukan masalah hutang ataupun uang akan tetapi tentang penisnya yang tidak bisa berdiri. Istrinya sudah menunggu lama karena dia memang sudah satu minggu kemarin menunggu untuk berhubungan seks. Dia bercerita juga kalau Bu mina sangatlah menginginkan keturunan. Sudah banyak sekali teman-temannya bahkan keluarganya yang menanyakan tentang kapan memiliki anak dst… diusianya saat ini seharusnya dia sudah memilki 2 anak tapi sampai sekarang dia belum diberikan anak sama sekali. Dan inilah yang membuat pak surya stress karena penisnya tidak berfungsi sama sekali. Diapun merasa aneh kalau biasanya dia bisa cepat terangsang hanya dengan melihat istrinya telanjang tapi sekarang dia benar-benar tidak bisa. Penisnya tidak bisa berdiri. Sudah 2 jam dia melakukan penetrasi dan lain-lain namun tetap saja hasilnya sama dia tidak bisa ereksi. “inilah awal penderitaanmu”. Aku berpura-pura polos dan tidak tahu tentang cara hal-hal berkaitan dengan seks.

Rencana awalku sudah dimulai, aku akan membuat pak surya tidak bisa berhubungan seks dengan istrinya dan lalu membuat istrinya melakukan denganku. Hahahaha…. Aku mulai menenangkan pak surya pasti penisnya bisa kembali normal dan mulai menyemangatinya. Setelah kita berbincang-bincang tidak terasa jam menunjukkan pukul satu malam. Dan akhirnya kamipun berpisah dan masuk ke dalam kontrakan masing-masing. Ketika aku rebahan aku merasa ada yang janggal di celanaku, dan aku lupa kalau aku sedari tadi membawa celana dalam dari Bu lina… daripada aku memikirkan tentang masalah dari pak surya aku malah membayangkan kembali tubuh semok dari Bu Lina sambil coli dan mencium-cium aroma cairan yang sedikit tertempel disana… crot… crot…crot… kocokanku akhirnya melemparkan cairan panas…. Dan akupun akhirnya tertidur lelap.


Beberapa minggu kemudian aku disibukkan dengan masa ospek kuliahku dan juga tak luput berkunjung ke rumahnya bu lina untuk menemaninya sesekali. Tidak terasa hari itu adalah hari terakhir ospek jurusan kami dan akhirnya di malam hari aku pulang ke kontrakanku. Aku pulang larut malam sekali sehingga tidak mampir ke rumah bu Lina. Tapi ketika aku mau masuk ke kontrakan aku melihat Bu Mina sedang tertunduk lesu di teras sambil mendengarkan lagu di speakernya yang dia bawa keluar. “eh, bu mina. Tumben bu jam segini masih di luar”.”eh, nak dabu…” aku berhasil memecah lamunannya dan tidak hanya itu aku melihat ada raut kekecewaan dari Bu mina. aku tidak bertanya apapun dan mengganti pakaianku. Aku mulai terpikir untuk memanipulasi bu mina sekarang karena ketika aku pulang aku tidak melihat pak surya ada di dalam rumahnya. Tapi aku harus menahannya terlebih dahulu, mungkin nanti saja kartu as ini kumainkan kurasa lebih baik memainkan hatinya terlebih dahulu. Aku melirik di jendela dan melihat Bu Mina masih diam di luar, aku ingin pergi menghiburnya dan juga tak lupa membawakan beberapa cemilan dan minuman hangat yang tentunya sudah aku campur dengan obat perangsang khusus wanita dari belanda.


Ketika aku keluar aku membawakan beberapa cemilan dan minumannya kepada bu mina. Awalnya bu mina menolak tapi perlahan-lahan dia merasa sungkan dan akhirnya mencicipi minuman dan beberapa cemilan, aku mulai membuka topik pembicaraan sambil tak lupa aku memastika obat tersebut mulai bereaksi. dia mulai menceritakan kisahnya yang menikah dengan pak surya lalu beberapa kesulitan keluarganya tentang hutang, ibunya yang sakit dan dia kesepian karena setiap kali pak surya lembur tidak ada yang menemaninya. Jadi dia ingin sekali memiliki momongan agar ada yang menemaninya ketika dia sedang kesepian. Dia membicarakan kisahnya sambil tangannya sesekali menggesekkan di bagian dada atau bagian bawahnya. Obatnya sudah bereaksi.

Tiba-tiba dia membicarakan masalah suaminya yang tidak ereksi. Sudah beberapa hari ini tubuhnya tidak dijamah oleh suaminya. Dan dia malah menyalahkan kondisi tubuhnya yang tidak seksi lagi ataupun menyalah usianya yang sudah tua, dengan mata sayu dia menceritakan betapa menyedihkannya dia sekarang ini dengan masalah yang selalu bermunculan, “Mas dabu, apa aku memang tidak menarik, ya?””mungkin karena usiaku sudah tua suamiku sudah tidak bergairah lagi denganku sekarang”.”tidak, bu… ibu masih muda dan tidak pantas ibu mengatakan hal tersebut. Menurut saya ibu masih sangat seksi. Kalau saya adalah suami ibu, saya akan memuaskan birahi ibu”. Dengan senyuman manisnya kepadaku Bu mina ceria kembali. Dia tersipu malu dengan perkataanku. Dan akupun mulai mendekatinya lalu memberanikan diri memegang wajahnya dan mengusap air mata yang sempat keluar ketika dia bercerita ”kalau boleh jujur Bu mina masih terlihat seperti gadis. Aku saja iri dengan pak surya bisa menemukan istri seperti Bu Mina”. Bu mina diam sejenak dan tidak mengatakan sepatah katapun. Aku memberanikan diri mendekatkan wajahku dan mencoba mencium bibirnya… Slurp… Slurp… Muach… akhirnya kamipun berciuman dengan mesra awalnya Bu mina tidak meresponnya namun perlahan-lahan dia mulai melumat bibirku dengan ganasnya. Sejenak dia menghentikan ciuamannya “jangan melakukannya disini, nanti ada yang lihat. Gimana kalau kita melakukannya di dalam saja”.”baik, sayang…” sambil aku mencium kembali bibirnya.

Akupun membantunya membersihkan beberapa cemilan dan gelas minuman. Awalnya dia ingin melakukannya didalam kontrakannya tapi aku menolak dengan alasan takut pak surya tiba-tiba datang. Akhirnya aku menariknya masuk ke dalam kontrakanku. Sesampainya di dalam kamar aku mulai mengunci pintu dan menutup rapat-rapat jendela kamar di kontrakanku. Inilah yang kutunggu-tunggu akhirnya aku bisa menikmati tubuhmu mina…. Hahahahahaha



To Be Continued…


 
Mantapp. Cerita baru suasana baru langsung update berulang. Mantullll
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd