Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Keren juga Om Hartono baru kenal langsung mau jor joran membantu Mama Rini...... Lelaki emank harus berani berkorban
Mantul dah Mama Rini.......



Estel gangguin ajah nih..... Mama Rini khan pengen bobok dekat Papa Tono
Kangen Mama Rini Toge
Mama Rini emang HOT.....
Mami menggoda hatiku nih
Kangen Mama Rini Toge
sialan...... ikutan ngaceng nih jadinya
Makasih Bos atas updetannya

Makasih suhu @dettolngenes
Komen membuat ane tambah semagat nih
thank suhu
 
Part 41: Sebuah penolakan

Pov Tasya

Siang ini begitu panasnya kota Semarang begitu menyengat badan menjadi lesu ingin pulang dan tidur bahkan perut lapar pun sudah terabaikan jam 13.30 aku pulang dengan mengdarai mobil aku dengan perlahan lahan tapi hari ini ada sedikit kegembiraan nilai ulangan Fisika yang tadi dibagi aku mendapt nilai 95 wah marem tenan aku sekali ini setelah kemarin berjibaku belajar sampai larut malan dan hasil nya bisa dilihat sekarang dan ucapan selamat dari guru fisika bu Damar membuat aku bangga baru kali ini aku mendapat nilai tertinggi di kelas ku biasanya aku hanya dapat no 2 setelah Puji Asmoro yang selalu dapat nilai terbaik tapi pada bidang studi yang lain tetaplah aku yang menjadi nomer satu ini adalah berkat mutivasi dari suamiku mas Bram Kusuma yang dulu hanya seorang kakek dan kerena wasiat dari nenek aku menjadi pewaris tunggal dari seluruh kekayaan nya tapi dengan syarat mau menjadikan kakekku sebagai suami sering aku panggil eyang kakung atau juga eyang Bram sebelum menjadi suamiku, tapi sebenarnya tanpa di minta oleh nenek aku pun sudah bersedia eyeng kakung Bram menjadi suamiku alasan eyang putri meminta aku menjadi istri dari eyang kakungku sendiri karena beliau belum pernah membahagiakan eyang kakung selama hidupnya sampai meninggal

Salah satu mutivasi eyang kakung dulu, kamu cucu eyang kakung harus pinter dan nanti kalau kamu dapat ranking eyang akan beri hadiah, ya macam macam hadiah lah yang aku terima dari eyang kakungku sebelum eyang putri meninggal motivasi ini yang menggugah kesadaran aku supaya bisa tampil no satu, ketika aku di terpilih jadi ketua OSIS aku itu pun motifasi dari eyang kakunag aku “Jadilah nomer satu maka dunia ada di dalam genggamammu” dan benar juga kata eyang kakung saat itu aku jadi amat terkenal dari semua siswa dari kelas X sampai kelas XII semua mengenal dari kepala sekolah, guru guru, karyawan TU bahkan sampai team cleaning servies sampai ibu kantin juga mengenal aku, juga pergaulanku juda ngak terbatas si sekolah saja tapi bertemu dengan pengurus OSIS se kota apalagi kegiatan aku sebagai paskibraka sekolah dan mewaliki sekolah sampai tingka jawa tengah

Tapi setelah kemarin eyang putri menyerahkan kepimpinan Larasati Group ini dan mas Bram ini sudah menjadi suamiku walau hanya secara adat dulu kerena ngak mungkin secara agama dan Negara sebeb aku masih sekolah SMA saja belum lulus bisa bisa aku di DO oleh sekolah

Aku sampai di apartemen langsung buka pintu dan aku sunggung sangat terkejut mas Bram kekasih ku merentangakan tangan untuk menyambut kedatangan aku langsung aku berlari dan jatuh kedalam pelukannya

“Mas Bram aku kangen” teriakku dan di sambut dengan pelukan penuh kerinduan

Mas Bram hanya tersenyum dan memberi ciuman di bibir aku sampai aku lupa menurup pintu setelah 5 menit kami berciuman mas Bram melepas ciumannya dan melangkah kepintu dan menutup pintu aparteman

“Mas kapan datangnya, kok ngasi kabar sih, Jam berapa datangnya, berapa hari di sini” kataku sambil mengikuti mas Bram berjalan ketika mas Bram duduk aku lngsung duduk dipangkuannya dengan wajah saling berhadapan

Langsung mas Bram mencium bibir aku dengan lembut sambil mengucap “Kalau tanya satu satu jangan borongan yo”

“Habis dari tadi mas Bram diam aja malah muter muter kayak gangsinagan” kata Tasya

“Ha ha ha kamu tu lucu sekali, dateng dateng langsuk peluk cium tapa nutup pintu juga” kata Mas Bram, lanjutnya “Sengaja ngak memberi tahu kok biar menjadi kejutan, baru tadi jam 10 sampai disini, terus apa lagi berapa hari di sini ya, paling lama tiga hari” kata Bram

“Sebentar ya mas ku sayang aku tak ganti baju dulu gerah juga pulang sekolah masih bauk mobil juga” kata Tasya sambil berdiri dan melangkah ke masuk ke dalam kamar mandi

Setelah keluar dari kamr mandi

“Kamu sudah makan belum” tanya mas Bram

“He he he belum lagi males banget untuk makan” kata Tasya

“Ngak boleh begitu Tasya kalau kamu sakit siapa coba yang akan ngurus” kata mas Bram, lanjutnya “Tu mas belian nasi bungkus kesukaanmu tadi ditaruh di almari makan”

“Makasih sayang ku” kata Tasya sambil mencium pipi mas Bram dan mengambil nasi dan lauknya dan di bawa ke ruang tamu dan makan sebelahnya mas Bram

“Mau mas” kata Tasya

“Ngak lah masih kenyang juga” kata Bram tapi tangan Tasya mengambil nasi dan di sodorkan ke mulut Bram dan terpaksa mas Bram membuka mulutnya dan menerima suapan nasi oleh Tasya

“Ini namanya pemaksaan” kata Bram sambil tersenyum

“Biarin, kan mesra gitu sang istri menyuapi suami nya yang baru datang” kata Tasya

“Ia ya” jawab Bram sambil mencium kening Tasya

Sebentar kemudian Tasya selesai makan dan mengembalikan piring ke kitchen dan mambwa gelas berisi air putih dan meminumnya

“Mas mau minum apa” kata Tasya\

“Ngak usah Tasya, perut ku masih penuh” kata Bram

Lalu Tasya kembali ke pangkuan Bram

“Bagai mana kaber mama mas” kata Tasya

“Baik tu malah kelihatan nya mamamu sudah akrap dengan keluarga Hartono, kemarin anaknya di bawa dan selalu nempel terus dengan mamamu” kata Bram

“Masih kecil ya” tanya Tasya

“Ya masih kecil lah baru sekitar 3 atau 4 tahunan gitu” jawab Bram

“Pasti lucu ya mas jadi pengin punya anak sendiri” kata Tasya

“Kalau aku pinginya bikin dadek bayi Tasya” kata Bram

“Ya udah ayo bikin dadek bayi” Jawab Tasya ambil melepas ikatan kimono mas Bram pakai lalu di ciumiya tetek Bram dan di jilatinya dan Tasya melihat ke bawah ternyata mas Bram sudah tidak memakai celana dalam dan tangan yang kiri aku langsung membelai penis Bram sedang yang kanan ada di pundak Bram dan ciuman Tasya berpindah dari tetek Bram ke bibir Bram dan Bram mulai meleguk karena gairah sexualnya terusik dan dalam beberapa hati ini memang di buat kentang sendiri karena belum berani memasukan penis ke memek Marisa gadis yang baru di kenal kurang dari 1 minggu ini walau sebenarnya Marisa rela untuk di setubui Bram

Diangkatnya tubuh Tasya dan di gendongya masuk ke kamarnya dan menurunkan tubuh Tasya sambil melepas ikatan kimono yang di pakai oleh Tasya dan sekali sentuh kimono Tasya jatuh di lantai sehingga Tasya telanjang bulat bersaman dengan terlepasnya kimono Tasya telepas pula kimono dari mas Bram sehingg mereka kini telanjang bulat dan mereka meneruskan ciuman mereka tangan Tasya ada di leher mas Bram sedang tangan Bram ada di pingul Tasya kadang juga di atas bongkahan pantat Tasya

Kini Tasya tangan kiri nya turun ke bawah membelai belai penis Bram yang sudah mulai tegang walau belum maksimal Payudara Tasya kini menjadi sasaran bibir Bram sambil sedikit membungkuk sehingga bibir Bram tepat di putting Tasya sebelah kiri dan juga tangan Bram yang yang kiri memnelai lembut vagina Tasya

“Maaaasss pegeell” kata Tasya

Bram langsung mengankat tubuh Tasya dai baringkannya di tengah tempat tidur dan terlentang pasrah dan kini Bram membuka selakangan Tasya dan mulai menciumi memek Tasya yang semakin tembem dan enak di cium terutama di cium bagian kelentitnya Tasya bisa berteriak teriak keenakan seperti Marisa kemarin sore ketika Bram mencium memek Marisa

“Udaaahhh mmaaasss” rengek Tasya tapi Bram ngak mau dengar rengekan Tasya tapi gerakan mulut Bram semalin cepat dan di imbangi dengan tusukan pada lubang peranakan Tasya dan tak terasa pinggul Tasya juga mulai ngak tenang bergoyang ke kanan ke kiri kadang juga di tekan ke atas

“Maaasssss aahhhhhh” teriak Tasya sseerrttt sseerrrttt sseeerrrttt

Tasya jatuh lunglay tapi mulut tersenyum setelah lima menit Tasya bangum dari tidur dan mendoronga mas Bram tidur terlentang dengan penis gagah menentang langit dan Tasya segera ambil posisi jungkok di bawah selakangan Bram dan mulai menjilati kepala penis sudah mekar bak jamur di jilati semua permukaan kepalanya kemudian begeser ke batang penis nya dan terakhir di kulumnya buah jakar Bram dan leguan Bram mulai terdengar memenui ruangan kamar di apeartemen Tasya

Bram sudah tidak tahan atas perlakuan Tasya terhadap penis nya segera Bram mengangkat Tasya di baringkan menghadap ke atas dan Bram pun bersiap penis besar mengacung segera bergesekan dengan vagina Tasya yang juga sudah merekah merah muda di sepanjang belahan memeknya

Bram pun mulai menggesek gesek kepala penis nya di permukaan vagina Tasya yang sangat licin dan dengan sekali tekan penis Bram yang panjang dan besar hanya bisa masuk separoh dan Bram menarik nafas yang dalan dan segera mengdorong sekuat tenaga dan Tasya hanya bisa mencerit ke enakan sambil memandang wajah Bram dan badan Bram sudah penuh dengan peluh dan setelah penis Bram masuk semuanya di genjot pelan dan terasa gesekan antara kulit penis Bram dan lubang vagina Tasya sehingga menimbulkan bunyi kemericik antara perpaduan ke dua kelamin kali kali Tasya yang tadinya si atas selakangan Bram kini naik ke pinggul Bram sambil mengkaitkan kaki satu dengan yang lain sehingga pinggul Tasya mengantung di pinggul Bram yang semkin lama semakin cepat sehingga Tasya pun mulai terasa kalau ada gelombang dasat yang berputar putar di sekitar vaginanya

“Maaasssss aakkuuuu piipiiissss” teriakan Tasya sambil menekan pinggulnya keatas di sertai kejang kejang dan mata mereka saling berpandangan dan saling melempar senyuman dan akhirnya Tasya jatuh lunglai

“Mah nungging sayang” peritah Bram sambil membimbing Tasya pada posisi nungging dan setelah posisi pas segera Bram memasukan penis nya kembali ke dalam vagina Tasya dan mulai lagi memaju mundurkan pinggulnya dan semakin lama semakin cepat sehingga timbul suara plok, plok, plok sesuai kecepatan gerak pinggul Bram di bawah pinggul Tasya yang semakin lama tubuhnya semakin jatuh ke kasur tapi pinggul Tasya tetap di pegang Bram pada posisi yang enak semakin lama semakin kebawah dan kebawah akhirnya Tasya jatuh tengkurup dengan selakangannya membuka lebar dan punggulnya menghadap ke atas sedang penis Bram tetap menancap di vagina Tasya dan semakin cepat

“Massss akkuuuuu piippiissss lagi” teriak Tasya

“Akuuuuu juugaaa” teriak Bram sambil menekan pinggulnya lebih dalam dan badannya ambruk menindih tubuh Tasya dan tangan Bram memainkan putting Tasya dan akhirnta Bram jatuh kelelahan dan tersungkur di samping Tasya yang menyambutnya dengan ciuman bibir yang sangat mesra

Setelah ciuman lepas dan kini Bram dan Tasya saling berhadap hadapan saling berciuman dengan sangat mesra

“Jeng aku mau cerita ya tapi jangan di putus dulu sebelum selesai ceritanya sebab ini mengenai nasib seseorang” kata mas Bram

“Mau cerita apa sih kok serius banget” jawab ku

“Ya memeng ini serius sehingga mas mohon di cermati cerita mas nanti ya” kata mas Bram, lanjutnya “Ketika mas sampai Jakarta di jemput oleh mama mu dan Hartono tunagannya dan di bawa ke kantor pusat MMC Group disana diperkenalkan dengan seluruh team yang di beri nama team 11 sebab beranggotakan 11 orang dan mas ini di tunjuk sebagai pimpinan team 11 ini dari 10 orang anggota team ini ada seorang yang di tujuk sebagai admin dari mas, tau maksudnya admin disini” kata Bram

“Tau mas, admin kalau di Larasai Group adalah sekretaris ya” kata Tasya

“Ya hampir sama sih sebenarnya juga ada perbedaan kalau sekretaris tugasnya menyeluruh tapi kalau admin hanya untuk kepentingan tertentu saja”jawab Bram

“Lanjut mas” kata Tasya

“Admin mas ini cewek namanya Marisa, cantik juga sih 11, 12 lah dengan Tasya” kata Bram, lanjutnya “Ngomo punya ngomong ternyata Marisa adalah putri dari mantan ajudan yang kini menjadi admin mas di team 11 ini jeng, dan ternyata lagi mas pernah berjanji dengan Marisa kalau mas akan menjadikan Marisa seperti kamu menjadi cucu mas Bram pada saat itu kan kamu juga masih menjadi cucu aku he he he sekarang mah lain menjadi cucu kesayangan dan menjadi calon istri aku dan menjadi kan hidup aku menjadi lebih bergairah lagi dan pada saat itujanji mas ingin menjadikan Marisa seperti kamu jeng tapi dengan syarat kalau Marisa harus pandai dan mencapai suksus dalam hidupnya, setelah 10 tahun lebih aku dan Maeisa ngak bertemu dengan secara tiba tiba di pertemukan kembali dan kini Marisa menagih janji mas pada saat dimakodam dulu”

‘Kok bisa sih mas membuat janji pada Marisa 10 tahun yang lalu” kata Tasya

“Itulah jeng dalam harti hanya ingin Maeisa temotifasi dalam belajarnya dan meraih sukses di masa kini Marisa sudah berusaha sekeras keras nya setelah janji mas Marisa dapat lulus tingkat SMP dengan mendapat ranking 3 di SMP nya dan selama di SMA Marisa selelu mendapat nilai yang baik dan mendapat selalu mendapat rangking minimal rangking 3 dan lulus SMP dengan nilai terbaik se Jawa Tengah sebeb setelahnya Marisa sekolah ikut kakeknya yang tinggal di sini dan kebetulan juga sekolahnya sama dengan sekolahan mu jeng di SMA Negeri XX di kota ini setelah lulus SMA di tererima di UGM di Fakultas Hukum dan S1 nya dapat diseleseikan dalam waktu 3,5 tahun langsug ambil S2 dan dapat diselesaikan dalam waktu 2 tahun dan kini menjadi pengacara di MMC group dan itu di benarkan oeh orang tuanya nya sendiri mas Kusnendar yang tadi pagi mas sempat bertemu beliau” kata Bram

“Jadi maksud mas apa dong” kata Tasya tambah penasaran

“Maksud mas ingin menepati janji mas ke Marisa menjadikan Marisa sepeti kamu juga menjadi cucuku dan sekaligus menjadi calon istri mas itu kalau itu memungkinkan seperti kamu jeng menjadi cucu aku dan sekaligus menjadi calon istri mas walau sebenarnya sudah resmi menjadi susmi istri secara adat suku Dayak di Kalimantan tengah dan kalau pun Marisa akan menjasiseperti kamu selain menjadi cucu aku juga menjdi calon istri aku itu pun harus se ijin jeng Tasya sebagai istri mas yang pertama mas kalau jeng Tasya keberatan ya ngak masalah kok mas ini semua tergantung dengan jeng Tasya” kata Bram selanjut” Seperti jeng Tasya kali ini termotifasi dan ingin menjdi orang nomer satu di lingkungannya sendiri seperti menjadi ketua OSIS di SMA dulu dan mewakili sebagai paskibra tingkat jawa tengah itu adalah sebuah prestasi yang membabggakan juga untuk jeng dan nanti hadiahnya setelah lulus SMA selain mendapt ijasyah dari SMA mu juga akan mendapatkan ijab syah dari aku jeng sebagai istri mas yang paling aku sayangi”

“Yee itu kan slogan yang penah di berikan pada aku mas Jadilah orang nomer satu maka dunia ada di tanganmu” kata Tasya

“Tapi kan benar kan kalau menjadi orang nomer satu itu dunia ada di genggamannya” kata mas Bram

“Benar juga mas, jetika itu aku menjadi orang terkenal semua siswa, semua guru dan karyawan bahkan sampai ibu kantin tukang bersih bersih di SMA ku semua mengenal aku itulah keunggulanku menjadi ketua OSIS” kata Tasya, lanjutnya “Lanjut mas ceritanya”

“Sekarang Marisa menuntut ke aku untuk menjadikan sama dengan kamu jeng menjadi istri mas” kata Bram dan sampai disini Bram diam melihat reaksi Tasya

Tasya diam sambil wajahnya semu merah dan reaksi Tasya ternyata sudah menjadi prediksi Barm selama ini

“Dan mas menyetujuinya Marisa kan” kata Tasya sambil bicaranya agak meninggi

“Dengarkan dulu cerita mas belum selesai tadi kan udah janji mendengar sampai tuntas baru boleh komentar iya kan” kata Bram

“Mas jahat” kata Tasya sambil meneteskan air mata

Bram buru buru merengkuh tubuh telanjang Tasya di dalam pelukan dan di ciumnya kening Tasya dengan penuh kasih sayang dan menghapus butir butir air mata dengan ciuman di sekitar mata Tasya yang masih terisek isek lrih

“Sayang dengarkanlah dulu cerita mas ini belum selesai justru pada bagian yang terpenting” kata Bram, lanjutnya cerita Bram sambil memeluk tubuh Tasya lanjutnya “Mas belum menjajikan apa apa pada Marisa karema mas tau masih ada dua penghalang yang merintangi maksud Marisa pertama orang tua Marisa adalah bekas anak buah mas ke dua kamu jeng mas mau kalau sudah ada persetujuan dari kamu jeng kalau kamu menolak ya mas ngak akan laksanakan ke inginan Marisa untuk menjadi istri mas, sekarang kunci permasalahan ada pada kamu jeng”

“Maaf mas belum belun Tasya sudah mevonis mas jahat” kata Tasya

“Kenallah dulu dan ajak bicara sebab menurut penilain mas kamu sama Marisa adalah sama sama sama pinter, sama sama manis dan yang terpenting kalau sudah punya pendirian susah di alihkan, kamu ingat waktu pertama kamu mengemukakan pendapatmu tentang mimpi kamu bertemu dengan eyang putri kamu setelah kamu ulang tahun ke 18 tahun kamu begitu gigihnya memperjuangkan cinta kamu ke aku dan kamu tau persis aku adalah kakek mu langsung ayah dari ibu kandungmu dan apa yang kamu katakan akan siap keluar keluar dari anggota keluarga orang tuamu dan akhirnya kamu menempati apartemen ini, ini juga yang terjadi pada diri Marisa” kata Bram, lanjutnya “Sama dengan Marisa ketika Marisa mengungkapkan perasaamnya kepadaku aku sudah berusa menolak nya pertma usia kita terpaut sangat jauh aku 58 tahun dan Marisa baru 25 tahun, ke dua orang tuanya mungkin juga ngak setuju akat perjodohan ku karena Marisa adalah sahabat aku dan ketiga aku sudah punya istri cantik muda dan pintar juga apakah istriku juga akan setuju kalau aku poligami”

Aku diam sejenak untuk melihat reaksi pada Tasya ternyata Tasya hanya diam saja dan Aku melanjutkan

“Maukah kamu mengenal Marisa terlebih dahulu sebelum kamu memberi jawaban boleh tidaknya Marisa menjadi istri ke duaku, dan dalam undang undang perkawinanpun memperbolehkan seorang laki laki mempunyai istri lebih dari satu asalkan istri pertama menyetujui nya jeng” kata Bram

“Aku mau mas berkenalan dengan mbak Marisa tapi perkenalan ini aku belum tentu aku setuju lho mas, jangan senang dulu” kata Tasya, lanjurnya “Sebab mas akan mendapat 2 memek kalau aku setuju ia kan” kata Tasya

“Ngak juga dik, aku kan udah tua juga sudah 58 tahun mungkin tenagaku akan cepat loyo kalau terus menerus melayani 2 memek yang masih segar segar” kata mas Bram, lanjutnya “Bukan nafsu semata jeng tapi janji seorang harus ditepati itulah janji laki laki dengan catatan bila semuanya menyetujuinya”

“Mbak Marisa sekarang ada di mana mas apa masih di Jakarta” kata Tasya

“Marisa ikut mas pulang ke Semarang kebetulan orang tua Marisa saat ini tinggal di Semarang di daerah Ngalian” jawab mas Bram

“Jadi mas Bran naik apa dari Jakarta”kata Tasya

“Mas naik mobil di belikan oleh pak Karta Atmaja mobil baru Marcedes Benz juga keren tu” kata Bram

“Jadi semlaman mas Bram semobil dengan mbak Marisa ya pasti mas Bram sudah dapat nenen nya ya atau memek nya juga” kata Tasya

“Kalau memek si belum kamau nenen nya ya sudah lah lawong kucing di tawari daging ayam mana tahan ha ha ha” kata mas Btram

“Ih mas Bram nyebelin” kata Tasya smbil mencubit ke perut mas Bram

“Sakit Tasya” jerit Bram sambil mengelus purut telanjangnya dari cubitan Tasya

“Jeng tau ngak jalan Palmularsih” kata Bram

“Tau mas itu dekat Musiun Ronggowarsito” jawab Tasya, lanjutnya “Mau apaan sih”

“Ada undangan makan malam dari keluarga Marisa nanti jam 7 nan” kata Bram, lankutnya “Jeng ikut ya sekalian perkenalan dengan Marisa”

“Okey aku ikut” kata Tasya

“Wah sudah jam setengah lima nih belum juga sholat ashar ayo bangun” kata Bram sambil menggendong Tasya masuk kamar mandi dan ritual mandi besar bersama pun segera di mulai dan setelahnya mereka melakukan sholat Ashar bersama

====skip====

Pov Marisa

Siang itu setelah mas Bram pacar baruku pulang ke tempat istri pertamanya Tasya aku langsung membatu ibu bersih bersih rumah menyapu lantai membersihkan kamar mandi dan apa saja lah yang bisa mengisi kegiatan aku dan baru selesai ibu dan bapak memanggilku dan di suruh duduk di ruang keluarga dan ada pak lek Jarwo adalah adik dari bapak yang datang dan mereka bertiga bapak, ibu dan pak lek Jarwo menanyai aku tentang hubunganku dengan mas Bram adalah mantan komandan bapak di kodan Brawijaya

“Nduk” kata Bapak

“Ya pak” jawabku

“Wis mantep tenan to kowe karo mas Bram Kusuma mbok di pikir maneh kowe ku sopo lan mas Bram kusuma iku sopo” kata Bapak (apa kamu sudah sungguh sungguh mamtab to, cobkamu pikir lagi kamu itu siapa dan mas Bram Kusuma itu siapa)

“Sampun pak” jawab aku (sudah pak) selanjutnya pakai bahasa Indonesia saja langsung, lajutku “Saya berani begini juga ada lampu hijau dari mas Bram kok mas Bram memberikan lampu hijau dan setuju saya menjadi pacarnya walau masih 50 % saja tapi itu sudah cukup untuk saya memperjuangkan cinta saya pak”

“Ya sudah kalau kamu sudah mantab, bapak, ibu dan pak lek mu juga akan mendukung pilihanmu tapi nanti kalau ada apa apa kamu jangan menyalahkan keluarga sebab ini adalah pilihan mu sendiri, nduk” kata bapak

“Begini nduk cah ayu” kata pak lek Jarwo, lanjutnya “Rencana bapak dan ibu mu kalau keluarga mas Bram setuju malah Sabtu atau Minggu akan di jiabkan sekalian di pondok pesantren modern di daerah Kaliwungu sebab pak Kyai nya itu teman pak lek nduk maksudnya biar syah dulu secara agama maksudnya pertama biar mengikat mas Bram supaya lebih bertanggung jawab yang kedua menghindari fitnah sebab kamu akan bersamanya dalam waktu yang lama”

“Ia pak lek aku setuju mungkin juga mas Bram juga setuju sebab perkawinannya sekarang kuga masih siri kok pak lek nanti peresmiannya setelah dik Tasya lulus sekolah dan sekarang masih sekolah di SMA juga mungkin 2 bulan ke depan juga” kata aku

“Kalu begitu mas mbakyu aku pamit dulu terus langsung ke Kaliwungu biar aku bisa mendapat kepastian walau nanti ngak jadi ngak apa apa sebab pak kyai nya adalah sahabat aku sendiri” kata pak lek

“Sebetar pak lek” kataku

“Apa lagi nduk” kata pak lek

“Nanti kalau di sudah ada kepastian syarat apa yang perlu saya bawa” kata ku

“Paling kamu ngisi kas aja di pesanten itu saja sudah cukup” kata pak lek

“Sebentar pak lek” kataku sambil masuk ke dalam rumah dan keluar lagi dengan membawa beberapa lembar uang merah yang di serahkan ke pak lek, lanjutnya “Ini untuk transpot ke Kaliwungu paklek”

“Lho apa ini” kata pak lek terkejut, lanjutnya “Ini terlalu banyal nduk”

“Sudah di terima aja, ini rejekimu” kata bapak

Setelah pak lek pergi

“Bapak ibu nanti sore bisa ikut to bertemu dengan keluarga mas Bram” kataku

“Insyaallah nduk” kata bapak

Aku mengambil smartphone ku dan mencari lokasi café yang strategis ngak terlalu jauh dari rumah Ngalian dan aku menemukan sebuah café tampaknya baru saja di buka di jalan Pamularsaih dan aku pesan tempat di privat room atas nama Bram Kusuma jam 7 sampai selesai dan aku segera mengirim chart ke mas Bram Kusuma dan juga mengirim lokasi dari google map.

Setelah sholat dhuhur aku pamit ibu untuk tidur dulu dan minta di bangunu sekitar jam 4 untuk sholat ashar dan ibu mengiyakan.

====skip====

Pov 3rd

Café di jaln Palnularsih

Café ini termasuk baru sebab baru 1 tahun yang lalu berdiri disamping menyediakan menu menu tradisional juga nasi kucingan (Nasi yang di bungkus daun atau kertas Koran dengan menu bergagai nasakan tapi semua serba sedikit kalau sekali makan bisa 3 atau 4 bungkus) juga menyediakan berbagai gorengan juga minuman tradisional seperi wedang jae, tambah susu juga lebih enak dan di kemas dengan cara moderem dan terlihat besar di samping menu andalan adalah bebek bakar kas Palmulasih

Bram dan Tasya sudah sampai di café tersebut tepat jam 19 dan menyatakan udah pesan tempat atas nama Bram Kusuma dan langsung oleh pengurus café mengantar Bram dan Tasya masuk ruang tertutup dengan luas 3 x 3 meter persehi dan di gelari tikar pandan dan sebuah meja yang besar dan juga terdapt bantal bantal yang cukup besat untuk alas duduknya

“Ni café unik juga ya” kata Bra, pada Tasya, lanjutnya “Bisa di tiru bih buat pengembangan café Larasati ia ngak jeng”

“Betul mas aku setuju buat café dengan konsep seperti ini kalau nasi kucingan di solo apa namanya mas” tanya Tasya

“Warung angkringan atau juga disebut hek” jawab Bram sambil tertawa



Sementara di depan pintu prevari room yang di pesan telah datang keluarga Marisa bersama bapak dan ibu Kusnendar

“Assalamualaikum mas Bram dan mbak Tasya” kata Marisa an dikuti oleh bapak dan ibunya

“Wallaikumsalam” jawab Tasya dan Bram hampir bersamaan

Mereka saling berjabatan tangan dan saling cipiki cipila dan Tasya dan Marisa duduk berdampingan sedang di kelompok lain Bram bersama ke dua orang tua Marisa mereka duduk melingkar di bawah dengan bantal besar sebagai alas duduknya

“Udah pada pesan belum” kata Marisa

“Kita tungga mbak Marisa dulu biar pesannya bareng barenga” kata Tasya

“Ya udak” lalu Marisa berdiri memaggil waitress minta lembaran menu dan mereka memesan makanan mesing masing bagi Bram dan Bapak ibu Kusnendar membiarkan Tasya dan Marisa saling berkenalan dari hati ke hati dengan cepat mereka sling mengenal

“Mbak dudu sekolah di SMA nya dik Tasya kok” kata Marisa

“Ia mbak, udah berapa lama lulus” kata Tasya

“Udah 6 atau 7 tahun yang lalu dik” kata Marisa

“Jadi mbak Alumi SMA XX ya mbak” kata Tasya

“Ya he he he” kata Marisa, lanjutnya “Dik Mbak mau minta maaf ya”

“Untuk apa mbak” kata Tasya

“Aku kemarin udah menembak mas mu Bram” kata Marisa

“Lalu apa jawaban masku” kata Tasya

“Dia mau menerima aku menjadi pacar mas mu Bram kalau aku mendapat ijin dari mu dik sebab kamu sekarang sudah menjadi istri mas Bram yang syah” kata Marisa, setelah berhenti sebentar lanjutnya “Maaf ya dik kalau aku sudah lancing menembak mas mu yang nyata nyata sudah mempunyai istri, tapi aku berani melakukan karena mas mu dulu pernah berjanji dengan aku ketika aku masih berumu16 tahun dan duduk di bangku SMP kelas 3 dik”

“Lalu janji apa yang di ucapkan kala itu” kata Tasya

“Aku akan jadikan sama dengan cucunya yang bernama Tasya Anggraeni tapi aku harus pandai dan menjadi terbaik di mata teman temanku” kata Marisa, lanjutnya “Dan aku seperti mendapat motivasi untuk selalu menjadi orang nomer 1 dan selama SMA aku selalu menduduku ranking 3 minimal itu pun pada semester 1 kelas 1 karena penyesuain diri dengan lingkungan selebih nya ranking 1 terus sampai masuk perguruan tingga tanpa tes dan aku diterima di UGM fakultas Hukum dan setiap tahun aku selalu mendapat bea siswa dari Jarum foundation hanya untuk anak anak yang berprestasi dan aku lulus dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat sangat memuaskan dan langsung aku ditawai S2 di Fakultas yang sama dan aku tempuh dalan kurun waktu kurang dari 2 tahun dengan predikat Sangat memuaskan itu semua berkat dari motivasi dari mas mu Bram dan sampai hari Senin kemarin aku dipertukan kembali oleh mas Bram dan aku ingatkan tentang janji mas Bram untuk menjadikan aku seperti kamu dik Tasya dan aku rela kok kalau mas Bram mau manjaikan aku nomer dua di hatinya dan aku juga sadar kalau aku hanya gadis yang mempunyai cita cita ingin menjadi kekasih mas Bram yang kini sudah milik orang juga aku hanya bisa mengharapkan belas kasian dari seorang gadis yang sangat cantik yang kini memiliki mas Bram dan mencitainya dengan sepenuh hati dik, aku juga sadar kalau keininanku terlalu tinggi setinggi langait dan sangat sulit di gapai hanya harapanku satu ke dik Tasya mau membagi Kasih mas Bram ke aku”

“Itu namaya mbak Marisa egois hanya memikirkan kepentingan mbak sendiri tanpa mempertimbangan aku sebagai istri mas Bram yang syah, pernahkah mbak berpikir seandainya mbak pada posisi aku di sini yang juga sangat mencintai mas Bram dari kecil malah dari SD kelas 1 atau 2 sampai saat ini dan aku sunggung bahagia sedah mendapatkan apa yang aku harapkan saat ini tiba tiba muncul wanita lain yang sama sekali tidak aku kenal dan secara tiba tiba juga menyatakan cintanya ke suami aku bahkan orang itu seakan ingin merebut suamiku dengan mengingatkan akan sebuah janji dari suami aku ingin menjadikan wanita itu seperti sebagai istrinya juga, itukan janji dari mas ku bukan janji aku dan di depan aku secara terang terangan, apakah mbak juga akan diam saja kalau kedamaian ketenagan dalam keluarga mbak terusik seperti itu kebahagian yang sedah didapat dari pengorbanan yang sangat menyakitkan, pernahkah mbak merasakan di usir dari rumah dan di buang seperti sampah oleh orang tua mbak sendiri dan itu aku merasakan sekali mbak dan masih terasa sakit di dalam dada ini” kata Tasya sambal meneteskan air mata

Seketika Marisa diam tanpa suara hanya penyesalan yang di dapat

“Maaf kan mbak ya dik, memang mbak terlalu egois tidak memilirkan posisi mbak saat ini sebenarnya mbak hanya ingim menjadi sahabat dik Tasya setidaknya teman lah dulu mbak sunggung menyadari keadaan mbak pada saat ini tidak begitu menguntungkan, maafkan mbak ya” kata Marisa

“Beda lagi critanya kalau mbak datang sebagai seorang teman dan tidak mengisik keluargaku pastilah sekarang mbak pikir wanita mana sih yang mau di poligami kecuali wanita itu seudah tau sebenar benarnya wanita itu dan menjadi sahabat sejati sehingga timbul toleransi yang mendalam dari wanita dan merasa senasip sepenaggungan mbak” kata Tasya

Jawaban Tasya yang semacam itu membiat Marisa sedikit malu atas sikap tergesa gesa tanpa mempertimbangankan perasaan lawan bicaranya memang kalau di pikir lagi seakan Marisa akan merebut mas Bram

Dari awal Bram, bapak dan ibu Kusnendar yang selalu memperhatikan bicara antara Tasya dan Marisa tak bisa berkomentar biar masalahnya di selesaikan sendiri dari ke dua gadis yang ada di depan mereka sementara pesanan pun datang dan mereka pun segera menghabiskan makanan mereka masing masing masih ada rasa cangung antara mereka berlima dan Bram sendiri nga menyangka kalau Tasya dapat menyangkal semua pernyataan Masisa dan membuat Marisa kalah dalam perdebatan itu senggung dewasa Tasya saat ini dapat menyadarkan kekeliruan Masira dalam melakukan pendekatan yang seakan memaksakan kehendaknya sendiri.

Bersambung

Part 42
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd