Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Lanjutan ….

Part 42: Kegalauan Marisa


Marisa


Tasya

Tak lama kemudian makanan pesanan mereka datang dan dengan cepat mereka menghabiskan makanan mereka dan mereka bergegas pulangkan karena pesaraan canggung antara kedua keluarga

Sebelum meraka berpisah Marisa sempat mengutaran keinginannya untuk menjalin hubungan dengan Tasya sebagai seorang sahabat

“Dik Tasya” kata Marisa sedikit canggung

“Apa mbak” jawab Tasya singkat sama sama canggungnya

“Besok dik Tasya punya acara ngak sianglah sehabis pulang sekolah aku ingin mengenal dik Tasya lebih dalam lagi dan ingin menjadi sahabat dik Tasya” kata Marisa

“Boleh mbak asal mbak berjanji ngak akan merbicara lagi tentang mas Bram aku mau tapi kalau mbak menyinggung lagi tentang mas Bram aku langsung pergi dan aku ngak mau berteman lagi sebab aku ngak mau keluargaku atau rumah tangga ku menjadi lebih runyam mbak tau kan maksudku” kata Tasya

Dalam mobilpun Tasya dan Bram tidak banyak bicara dan perasaan canggung masih menyelimuti perasaan mereka

“Jeng Tasya kok diam saja sih, mas Bram minta maaf ya dik telah membuat jeng Tasya ngak enak hati, dari awal mas sudah bilang kalau hubungku dengan Marisa tegantung juga dengan sikap jeng Tasya terhadap Marisa” kata Bram

“Aku tau kok mbak Marisa saja yang terlalu percaya diri mungkin juga aku di samakan antara pendidikan dengan logikanya tapi sering kali mengabaikan perasaan orang lain dianggapnya semua orang harus mau melakukan setiap kemaunnya” kata Tasya

“Aku angkat topi sama jeng Tasya karena ketegsannya dan penolakan Marisa aku sendiri udah sangat kewalahan menghadapi keinginannya” kata Bram, lajutnya “Sekarang mas mu punya senjata yang paling ampuh untuk menoloak keingiannya dan ini sesuai dengan prediksi mas sebelumnya”

Sebentar kemudian Tasya dan Bram sudah sampai di apartemen Tasya dan mereka segala turun dan masuk ke dalam apartemennya

====skip====

Pov Marisa

Sesampainya di rumah Marisa masih dalam keadaan shock berat pandangannya kosong dan pertama kali bu Kusnendar lah yang merasa anak gadisnya aneh sepulangnya dari makan malam bersama keluarga Bram

Pak dan bu Kusnendar perlahan lahan mendekati putri tersayang yang sedang murung ada di dalam kamar

“Udah nduk ini adalah pengalamanmu yang bagus menjadi kan kamu lebih dewasa dan setiap keingnan harusnya di perjuangkan dan ibu ngak menyangka kalau kamu begitu merendahkan Tasya yang kamu anggap masih anak anak SMA aja belum lulus kan jadi kamu terlalu percaya diri untuk medapatkan mas Bram yang sebenar benarnya milik Tasya sepenuhnya” kata ibu Kusnendar

“Bapak merasa perjuanganmu belum maximal untuk medapatkan pria idamammu dan perjuangku masih panjang bukan dengan kata kata tapi juga dengan perbuatan dan bapak ingatkan siapa mas Bram itu dia priya paling setia dengan pasangannya dia pria yang tulus yang selalu menghargai sikap pasangannya dan selalu setia pada setiap komitmen yang di ucapkannya kamu ingat cerita mas Bram pagi tadi ketika Tasya berhasil mendapatkan hatinya kerena Tasya mendapat rekomendasi dari istrinya mbak Niken sehingga Tasya bisa meluluhkan hati mas Bram, dekati Tasya taklukkanlah Tasya tanpa menyinggung mas Bram dulu sehingga antara kamu dan Tasya adalah satu dan dari situ kamu akan mendapatkan hati mas Bram sepenuhnya jangan menyerah kuncinya satu berdoa dan berusaha kalau perlu kamu tinggalkan MMC Group mu bikin usaha sendiri biro bantuan hukum di Semarang atau di Solo untuk mendekati Tasya dan bantu perusahan Larasati Group untuk bantuan hukum sehingga kamu mendapat nilai plus di mata Tasya dan Bram bapak percaya kamu bisa” kata pak Kusnendar memberi semangat pada putrinya sepaya segera bangkit dari kererpurukan

“Ya pak, bu aku memang salah langkah tadi sehingga aku harus berjuang dari awal lagi, terima kasih atas segala dukungannya ke aku dan tadi sebelum pulang aku menyatakan keinginanku menjadi temannya bahkan mungkin sebagai sahabatnya tapi Tasya mau menjadi teman atau mungkin sebagai sahabatnya tapi dengan satu syarat tidak menyinggung keluarga dan rumah tangganya dengan mas Bram kalau aku menyinggung keluarganya atau rumah tangganya dia akan pergi dan ngak mau menjadi sahabatku lagi” kata Marisa

“Ya itu adalah awal yang baik untk memperbaiki hubunganmu dengan Tasya dan itu bisa mendekatkan diri untuk mendapatkan pria idamammu nduk” kata bu Kusnendar

“Pak bu Tasya mohon doa restunya semoga semuanya lancar” kata Marisa

====skip====

Pro: 3rd

Sesampainya di rumah Bram langsung mencium bibir Tasya dengan sangat mesra dan Tasya pum membalas ciuman Bram tak kalah mesranya mereka berciuman dengan berdiri di depan pintu apartement Tasya dan tangan Bram berusaha menelanjangi Tasya demikina juga Tasya mencoba menelanjangai Bram seakan mereka berlomba saling menelanjangi pasangannya kini Tasya hanya tersisa celana dalam model g sting yang cuma menutupi miss v nya saja demikian juga Bram hanya memakai celana dalan model boxer sehingga penis Bram merasa longgar

Diangkatnya tubuh Tasya tanpa melepas ciuman mereka sempai di tempat tidur dan Bram segera melepas ciumannya dan menidurkannya di tepi ranjang dan memita Tasya untuk menungging dengan pantas di tepi temat tidur Bram sebera menciumi punggung Tasya yang halus dan dengan pelan bibir Bram berpindah dari punggung hingga pinggang sambil tangannya tak lepas dari vagina Tasya yang mulai terekspos

Bibir Bram kini berada di atas ke dua bongkahan pantat Tasya yang di rasakan semakin besar pantat Tasya dan Bram sempat pembanding dengan pantat Marisa dan tambah bergairah membelai pantat Tasya di ciumnya bongkahan pantat Tasya sampai belahan pantat itu di jilatnya anus Tasya dan Tasya pun meleguk nikmat bibir Bram terus ke bawah sehingga belahan memek Tasya yang berwarna merah muda terlihat jelas hal ini membaut Bram semakin penasaran dan segera di jalurkan lidahnya pada lubang senggama dan menyusuri jalur itu ke atas kebawah hingga menyentuh bukit kecil di atas belahan itu

Di Baliknya tubuh Tasya hingga terlentang dan diciumnya memek Tasya denga penuh pesaaan sambil memejamkan mata merasakan nikmat belahan memek Tasya yang pada lidahnya ada rasa asin sedikit yang menambah gairah tumpahan cairan cinta Tasya terus merembes keluar membasahi vagina Tasya langsung di sapu bersih oleh lidah Bram yang berfungsi membersihkan cairan yang keluar dari memek Tasya

Tasya mulai mengerang erang keenakan dengan tangan Bram pun ngak tinggal diam meremasi bongkahan pantat Tasya dan sekitit membungkuk sehingga tubuh Bram sejajar dengan tubuh Tasya bibirnya kini pindah ke payudara Tasya yang semakin mengembang keras memainkan putting Tasya dan di dorong pelan tubuh Tasya yang telanjang Tasya menjadi santapan Bram yang senantisa bergerak ke atas an ke bawah tangan Bram sudah dari tadi berada di atas memek Tasya membelai dengan halus dan penuh perasaan

“Maaassss ….” erangan Tasya terputus ketika bibir Bram dengan cepat menyumbat mulut Tasya dan dengan penih perasaan Tasya juga melimat bibir Bram dengan penuh rasa sayang tangan Tasya menyusup kebawah dan membelai penis Bram yang sudah mulai membengkah di tangan Tasya dan tersenyum manis dan di balas dengan anggukan Bram yang mulai rebahan di samping Tasya di lebarkannya selakangan Tasya sehingga Bram mudah mengakses memek Tasya dan mulai mempercepat gerakan tangan nya tak lama kemudian Tasya merasa ada suatu yang mendesak dari dalam vaginanya

“Maasssss…..aahhhh….” jerit Tasya dan itu membuat Bram lebih bersemangat lagi mempercepat gosokan jari jari Bram pada lubang peranakannya dan akhirnya Tasya kejang kejang sambil menikmati orgasmenya tatapan mata mereka saling bertumu di lanjutkan bibir mereka juga saling bertemu terjadilah ciuman yang amat panjang dan lembut

“Mass masukin dong” kata Tasya sambil merubah pusisi tidurnya dengan terlentang sempurna dengan kedua kaki terbentang agak jauh Bram pun segera ambil posisi di belakang pantat Tasya dan penis Bram sudah berada di atas belahan memek Tasya dan degan gerakan di gosok gosokanlah kepala penis Bran yang bak jamur yang sedang merkah itu sampai 6 kali dan dengan tekanan yang lumayan besar kepala penis Bram menguak masuk perlahan lahan membelah memek Tasya yang terasa sempit menggigit penis Bram yang jumbo

“Maassss…..“ ucap Tasya sambil memandang wajah Bram yang perkasa pejantan tua yang penuh gairah sekarang baru merasakan jepitan memek Tasya di penis Bram dilebarkan selakangan Tasya dan badan Bram ikut rebah yang menumpang badan nya dengan tangan kanan dan bibirnya mencium bibir Tasya dan menyambutnya dengan sangat mesra

“Maasss nneenneennn akuuuu” kata Tasya

Bram pun segera mersepon dengan membungkan badannya lebih dalam lagi sehingga bibir Bram bisa menjangkau putting Tasya yang mencuat sementara pinggul Bram juga sudah mulai bekerja maju mundur dengan sangat pelan Tsaya pun merasakan desakan penis Bram di dalan vaginanya dan sedotan sedotan pada putting nya menambah gairah yang Tasya cepat naik dan merasakan ke dua tangan Tasra kini berada di atas pundak Bram dan kedua kakinya saling mengakit satu dengan yang lain diatas pinggul Bram yang mengayun sempurna

Tasya masih memnikmati goyangan pinggul Bram yang semakin lama semakin cepat dengan goyangan pantat dan Bram mulai berkeringat di sejuhur tubuhnya mengkilap katena pantulan sinar dalam kamar Tasya selama 20 menit kemudian Bram terus melaju gerakan pinggulnya tanpa ampun dan Tasya hanya bisa pasrah atas aksi Bram yang masih ada di atasnya dan Tasya pun tak lepas pandangannya pada wajah Bram yang bertambah gagah dan ganteng di mata Tasya di saat awal ejakulasi terus di nikmati wajah sang kekasih tuanya dalam menyelesaikan tuntas tugas akhir dalam perang birahi dengan Tasya.

Tasya yang sudah menyerah 5 menit yang lalu hanya menikmati ayunan penis Bran, dan tiba tiba Bram mendengus dengus seperti banteng yang hilang kendalinua gerakan pinggulnya sudah tidak teratur lagi di tambag goyang apantat nya yang kekiri dan kekanan dengan tekanan tertentu akirnya dengan kekuatan yang puncak

“Jeng Tasya, ahhhhhh …..” teriak Bram pelan tapi masih bisa di dengar oleh Tasya yang berada di depannya, tapi Tasya ngak mengalaimi perubahan sebab dirinya juga merasakam gelombang yang amat dasyat dari dalam vaginanya chhootttt, cchhhoootttt, chhhooottttt sampai lima kali semburan sepermanua membasai cagina Tasa dalam hitungan ke tiga Tasya juga orgasme lagi sseerrtttt, sseerrrttt, sseerrrtttt …..lalu ke duanya terkapar Bram jatuh terguling tanpa tenaga di samping kiri Tasya sambil menciumi bibir Tasya yang dengan mesra membalas perlakuan Bram

“Jeng besok pagi setelah subuh mas akan ke Solo dulu mau ambil passport yang sudah jadi 2 hari yang lalu” kata Bram

“Lho kok pagi amat sih” jawab Tasya heran

“Kan besok hari jumat dan kamtor imigrasi buka cuma setengah hari” kata Bram

“Oh ya ngak papa kok mas dan besok siang Tasya pulang sekolah akan keluar denga mbak Marisa mas tadi sebelum pulang mbak Marisa ngomong ke aku” kata Tasya, lanjutnya “Mau tanya boleh”

“Ya ngak papa jeng, tapi mas minta jangan bawa emosi ya, mau yanya apa sayang” kata Bram sambil mencium biir Tasya yang tersenyum manis

“Baik mas tadi sudah mbak Marisa janji ngak akan membawa nama Mas Bram lagi yang bikin aku jadi emosi, habis gimana baru aja ketemu langsung menunjukin kalau dia suka pada mas Bram yang kini menjadi suami aku, istri mana ngak jengkel coba seakan mbak Marisa akan merebut mas Bram dari tanganku emosi kan dan Kalau boleh tau perasaan mas Bram yang sebenarnya dengan mbak Marisa supaya aku ngak salah ambil keputusan” kata Tasya

“Ya ya mas sangat paham sekali dan mas Bram bersyukur kalau jeng bisa meredam keinginan Marisa menjadi istriku sebab pak dan bu Kusnendar pun sangat sulit mengendalikan Marisa kalau sudah punya keingnan ngak bisa di redakan dan akan berbuat brutal seperti tadi pagi ketika aku ketemu pak dan ibu Kusnendar ketika mengantar Marisa ke rumahnya subuh tadi dan Marisa malah ngomong akan bunuh diri kalau bapak dan ibunya tidak mau mendukung keinginan Marisa itu lah jeng mungkin hanya jeng Tasya saja yang bisa mengendalikannya sedang kalau keng Tasya menanyakan persaan ku terhadap Marisa ya memag sejak pertemuan aku yang ke dua dengan nya ada persaraan kasian setelah Marisa menunggu sekian lama untuk memperoleh kepastian dari mas dan rasa kasian itu kini berubah menjadi rasa sayang dan kiinginan mas hanya satu di akhir hidup mas yang kurang beberapa tanun ini menghadap semeeta dan keinginan mas untuk nenepati janji mas sebab janji adalah hutang jeng seperti hutang harus di lunasi sebelum ajal tiba” kata Bram

“Ya sudah mas Bram tidur dulu aku akan menyelesaikan PR ku dulu hanya 5 soal kok” kata Tasya

“Ya jeng” kata Bram sambil mencium bibir Tasya dengan lembut dan menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya

Tasya pun turun dari tempat ridur dan hanya memakai kimono untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya yang belum terjamah dan mulai berpikir kalau aku seperti sekarang ini menoah Mbak Marisa menjadi madu aku dan itu akan membawa mas Bram menyesal sepanjang sisa hibupnya dan aku ngak mau itu terjadi seperti amanah eyang putri ingin selalu membahagiakan mas Bram sepanjag sisi hidupnya

Lima belas menit aku selesai dengan PR dan selesai sambil mempersiapkan buku buku yang akan di bawa besok pagi aku sempat merenung tentang peristiwa dengan Marisa

Dari awal tadi siang setelah aku ketemu mas Bram pulang dari Jakarta membawa kejutan yang amat sangat tau tau mas Bram sudah berada di dalam apertemenku dan aku sangat senang mas Bram kembali tanpa banyak tanya aku langsung berlari memeluknya dengan perasaan sangat aku rindu dan setelah melakukan persetubuhan yang sangat berkesan mas Bram menceritakan bertemu dengan Marisa yang kini bekerja di MMC group dan di tunjuk sebagai adminnya mas Bram semacam sekretaris dan menceritakan hubungan nya dengan Matisa dengan penih semangat aku hanya tersenyum mendengar cerita mas Bram sampai mas Bram menyatakan kalau Marisa sudah menembak mas Bram dan mas Bram menerima dan kini sedah menjadi pacar mas Bram tapi hanya 50 % saja

Apa apaan ini pacar hanya 50 % saja dan menurut pengakuan mas Bram dan aku percaya itu benar kalau Marisa sudah digagai oleh mas Bram walau tidak sampai ML ada rasa cemburuku timbul dan ingin berontak mas Bram ngak mungkin menolak kalau Marisa tidak punya senjata yang membuat mas Bram tak bisa berkutik dengan dalih janji yang di ucapkan mas Bram 10 tahun yang lalu dan aku sangat menyadari kalau mas Bram selalu bersifat gentel dimama yang sudah di ucapkan berusaha untuk di tepatinya

Disamping itu apakah mas Bram juga mencintai Marisa seorang gadis manis yang termotifasi dengan pribadi mas Bram seperti juga aku selalu termotifasi dengan mas Bram sehingga wajar kalau Marisa sangat senang bertemu kembali dengan mas Bram dan mengharapkan cinta nya dengan mas Bram terbalas

Bagaimana dengan mas Bram sendiri?

Apakah bener mas Bram mencintai Marisa?

Apakah mas Bram ingin membina rumah tangga dengan Marisa?

Apakah perasaan mas Bram ke Marisa sama dengan perasaan mas Bram ke aku?

Dan tadi sudah terjawab sudah mas Bram hanya ingin menepati janji nya dengan Marisa membiat Marisa setara dengan aku menjadi istrinya

Kalau memang benar aku ngak akan menghalangi cinta mereka aku tidak mau seperti mama ketika aku menyatan keinginanku untuk menikah dengan mas Bram yang nota bene adalah eyang kakung ku sendiri ayah dari mama ku sehingga aku keluar dari rumah dan menempati apartemen ini

Aku juga ngak mau di cap sebagai wanita yang egois seakan memonopoli mas Bram kalau dalam hati mas Bram sendiri sangat mencintai Marisa maka akan terjadi perselingkuhan antara mas Bram dan Marisa bermain cinta di belakang saya itu lebih menyakitkan lagi dan aku ngak mau itu terjadi tapi aku tetap ingin menjadi nomer satu aku tetap ingin meresmikan perkawinanku dulu sebelum mas Bram dan mbak Marisa menghadapan pengulu

Sebenarnya aku rela untuk membagi kasih dengan mbak Marisa sebab berbagai factor salah satunya adalah libido mas Bram sendiri sangatlah besar dan aku merasa kualahan walau usiaku masih 18 tahun dan mas Bram sudah kepala 5 tapi tenaga dan kekuatannya melebihi laki laki muda hampir setiap permainan aku pasti KO duluan baru setelah aku orga sampai berkali kalimas Bram baru bisa ejakulasi mungkin ini yang membuat eyang putri dulu menginginkan aku menjadi jodoh mas Bram dan mungkin eyang putri juga tau kalau mas Bram ngak pernah selingkuh dan selalu setia pada eyang putri Niken dan aku kini merasakan sendiri betapa perkasanya mas Bram ku lelaki tua yang kini menjadi suami aku

Tasya punmulai menyusul mas Bram Tidur di sampingnya

====skip====

Pov Tasya

Pagi hari jam 4.30 aku terbangun dari tidur ku dan seperti pagi pagi sebelumnua aku selalu bangun jam seperti ini aku melihat mas Bram tersenym dalam tidurnya dan berguman lirih dik Marisa, aku pun merasa terkecut sekali melihat mas Bram ngelindur (bicara sendiri dalam tidur) semula aku ingin membangunkan mas Bram jadi aku urungkan dan mendekatkan telingaku du bibir mas Bram sekali lagi aku mendengar lebih jelas mas Bram memanggil dik Marisa entah sedang berimpi apa

Aku sempat bertanya pada diriku sendiri Apakah aku cemburu? tentu lah aku cemburu

Apa aku sakit hati? aku ngak merasa sakit hati malah aku merasa kewajaran saja

Apakah mas Bram benar benar mencintai Marisa sehingga terbawa dalam mimpi? aku ngak tau dan ini nanti akan menjadi pokok bahasan ku

Aku cium bibir mas Bram dengan kelembutan dan aku sedikit melumat bibir mas Bram dan menanti respon nya Mas Bram terkejut tapi sebentar kemudian dan bisa menguasai diri

“Terkejut ya mas” kata ku

“Iya nih” kata mas Bram

“Dikira dik Marisa ya mas” kata ku

“Apaan sih” kata mas Bram sambil menarik kepalaku dan mencium keningnya

“Jangan bohong, mas tu ngak bisa bohong kok” kataku

“Ah ada ada saja kamu jeng, jam berapa ini” kata Mas Bram sambil mengalihkan pokok pembicaraan

“Baru jam lima kurang mas” kata ku

“Ayo mandi lalu sholat tar telat lagi yang di salahin mas Bram juga” kata msa Bram

“Biarin weekkk” kataku

Kami berdua bangun dari tempat tidur dan masuk kamar mandi berdua dan mandi pum berdua kali saling menyabuni dan saling cium bagai penganten baru yang baru bulan madu

Setelah selesai mandi kami berdua sholat subuh dan mas Bram berganti pakaian aku lansung ke dapur menyiapkan makanan untuk sarapan berdua hanya berupa dua tangkap roti berisi telor dadar dan kopi tanpa gula kesukaan mas Bram dan coklat panas untuk diriku dan aku masih memakai kimono yang aku pakai semalam

Setelah selesai sarapan mas Bram pamit ke aku

“Jeng aku berangat dulu ya” kata mas Bram

“Nanti sore langsung pulang lho mas, ada yang akan aku tanyakan ini penting” kataku

“Ya mas juga rencana akan kembali lagi sore lah mungkin juga malam sampai disini lihat kondisi dan situasi ya jeng” kata mas Bram sambil mencium bibirku dengan sangat mesra dan aku juga merespon nya dengan tak kalah mesranya.

Setelah mas Bram berangkat aku baru siap siap gati baju seragam untuk hari senin pakaian Pamuka yang sudah aku siapkan dari semalan dan jam 06.15 menit aku sudah berada di mobil aku dan berangkat ke sekolah.

===skip===



Pov Bram Kusuma

Pagi ini aku berangkat ke Solo untuk mengambil passport ku yang sudah jadi 2 hari yang lalu dan harus di ambil sendiri tidak boleh di ambilkan orang lain jam 6 aku berangakat dengan mobil B 124 M melintasi jalan jalan kota Semarang yang masih kelihatan sepi menuju gerbang toll menuju kota Solo

Hari ku sungguh ngak enak sekali seakan aku mencarikan mungsung untuk kekasih mudaku Tasya yang tadi malam menyatan dengan tegas penolakannya ketika Marisa memohon agar Tasya mau membagi cintanya ke aku, tapi aku malah galau ngak karuan atara merasa bersalah ke Tasya telah mencarikan mungsuh dan aku juga bersukur karena dengan demikina aku ngak akan pusing pusing mencari alasan untuk menolak Marisa tapi di lain sisi aku juga merasa kehilangan Marisa karena aku dengan sendirinya tidak bisa menepati janjiku Marisa 10 tahun yang lalu juga aku bingung dengan diriku sendiri

Perasaan yang paling mengganggu aku dan merasa ngak enak dengan pak Kusnendar bersama ibu sebab ini di luar predisiku kalau Tasya akan dengan frontal menolak Marisa tapi yah bagaimana lagi sudah terjadi, kemudian aku mulai membuka diri sendiri dengan sebuah pertanyaan yang peling mendasar

Apakah aku sudah jatuh cinta dengan anak ajudan ku sendiri?

Apakah aku benar benar menginginkan dia?

Kalau aku ngak menginginkan dia mengapa perasaan ku menjadi aneh begini, pikiranku selalu tertuju pada Marisa walau aku sedang ML dengan Tasya kekasih aku sampai sampai terbawa mimpi ahhhh …

Tadi pagi sebelum aku berangkat Tasya memintaku untuk segera kembali ke Semarang ada beberapa pernyaan yang sangat penting yang harus di tanyakan apakah itu? dan tidak boleh menginap di Solo

Kalau pertanyaan itu mengenai Marisa akan aku jawab dengan jujur dan tapi aku juga tidak mau kehilangan cinta ku terhadap Tasya kalau bisa sih dua duanya apakah aku kuat melawan ke duanya aku bisa jamin fisikku sekarang baru di puncak ditunjang plah raga secukupnya aku baru tidak menyombongkan diri badan aku baru fit fit nya dan juga penis ku belum pernak kalah melawan Tasya yang nota bene masih sangat mudah bahkan Tasya selalu menjerit jerit keenakan ketika penis aku mengobok obok vaginanya dan dapat di pastkan Tasya sampai 3 atau 4 kali orga dalam satu kali petempuran padahal aku masih kuat bertempur melawan Tassa sampai 3 kali serangan choot ku ke vagina Tasya bukan aku sombong sih tapi itu kenyataan dan selama dengan Tasya aku ngak pernah selingkuh bermain api dengan orang lain karena pertama aku ngak mau mengkianti cintaku ke Tasya ke dua memeng ngak ada wanita yang menarik untuk aku ajak berkencan

Tapi setelah aku bertemu dengan Marisa rasa iba ku yang keluar mendengar cerita Marisa, perjuangan Marisa, dan yang ngak bisa aku lupakan janji aku ke Marisa 10 tahun yang lalu dan aku merasa harus menepati janji seorang laki laki walau janji itu akan menjadikan Marisa sebagai cucu aku bersama dengan Tasya yang saat itu masih kelas 2 atau 3 SD dan dan aku ngak punya pikiran lain kalau Tasya akan mengganti kedudukan Niken iatri ku yang meninggal kerena kangker rahim dan dengan keinginan Niken lah aku menyerah dan menjadikan Tasya istri aku dan sebentar lagi aku akan meresmikan pernikahan ku dengan cucu aku sendiri kebetulan akta yang di miliki Tasya nama orang tus tercantum Margono dan Sulastri dari desa Puguh kabupaten Wonosobo dan aneh nya lagi Margono juga setuju mengawinkan aku dengan Tasya sampai aku merasa ngak kuasa semesta mengenai takdirku ini

Senelum aku melaksanakan ijab kabul secara agama dan pemeritah aku di kejutkan oleh pertemuan ku dengan Marisa yang mengingatkan aku tentang janji 10 tahun yang lalu dan dalam janji aku itu akan menjadikan Marisa seperti Tasya cucuku padahal kini Tasya sudah menjadi istri aku syah tapa surat nikah hanya di saksikan oleh keluarga tiriku di perdalaman Kalimantan

Inilah yang di tuntut Marisa bukan sebagai cucu aku lagi tapi menjadi istri aku ini lah yang membat aku pusing 7 keliling akhirnya aku pasrah akan kehendak semesta akan takdir ku kalau memang Marisa di takdirkan menjadi wanitaku pasti ada jalan keluar yang baik kalau aku harus memilh antara Tasya dengan Marisa dapat aku jawab aku akan memilih Tasya gadis mungil yang membawa perubahan dalam hidup ini

Jam 7 lebih aku hentikan mobil B 124 M di rest area di daerah Salatiga aku keluar dari mobil masuk sebuah café yang sudah buka pagi itu aku memesan secangkir kopi hitam kesukaanku dan duduk di salah satu pojok café yang memang tidak begitu ramai di rest area ini aku ambil Hp kemudian menghubungi Marisa yang aku sangat kawatir sejak semalam aku ngak berani menghubuninya sebab aku masih berada di sisi Tasya

“Assalamualaikum, mas” kata Marisa lembut membalas panggilan telpun pagi ini

“Wallaikumsalam dik Marisa, udah bangun” kata ku

“Udah tadi jam 5 terus subuhan bersama bapak dan ibu” jawab Marisa

“Ehh … sejak kapan di Maris sholat lagi” kataku

“Kemarin waktu mas Bram menghantar aku ke kost aku dan mas Bram ijin mau sholat di masjid depan kost aku dan itu membuat motifasi ke aku supaya aku sholat lagi mas” kata Marisa

“Ya syukur lah kalau kamu sudah terbuka untuk selalu bersyukur ke Allah senesta alam ini” kata ku

“Mas posisi di mana sekarang” kata Marisa

“Aku di rest Area di daerah Salatiga menuju ke Solo” kataku

“Kok pagi amat sih berangkatnya” kata Marisa

“Memang aku sengaja berangkat pagi, kan ini hari jumat kan kantor imigrasi buka setengah hari” kata ku

“Udah sarapan belum” kata Marisa

“Sudah tadi di buatin roti tawar setangkep sama telor oleh jeng Tasya” kata ku

“Oh ya udah kalau gitu” kata Marisa

“Nanti siang ada acara ketemu Tasya ya” kata ku

“Ia, kok tau mas Bran” kata Marisa

“Kan tadi sebelum berangkat Tasya cerita ke aku nanti pulang sekolah mau ketemuan sama mbak Marisa sih” kataku

“Lha ia itu mas, aku sungguh bodoh sekali kemarin malam seakan aku ingin merebut mas Bram dari tangan dik Tasya, maaf ya mas Bram aku terlalu percaya diri” kata Marisa

“Kalau menurut aku dik Marisa terlalu mengagap enteng Tasya masih anak SMA aja belum lulus kan jadi terlalu meremehkan Tasya” kata mas Bram, lanjutnya “Aku juga ngak menyangka kalau Tasya punya pikiran sedewasa itu dan mungkin juga pengalaman hidup yang membuat Tasya begitu dari bayi baru lahir Tasya sudah di buang oleh ibunya Rini dan di pelihara oleh keluarga Margomo di Wonosobo dan kini menjadi orang tua nya, setelah setahun istriku Niken mambawa pulang Tasya dan di rawat oleh eyang putrinya sampai lulus SD dan SMP di asuh oleh Rini sendiri itupun atas desakan mantan suaminya dulu sampai mau lulus SMA dan tiba tiba mendpat warisan perusahan Larasati Group tapi dengan syarat Tasya mau menjadi pendamping aku sebab semasa hidup Niken istriku belum sempat membahagiakan aku karena terikat janji oleh Almarhum bapak nya Niken harus mebesarkan perusahaannya itu lah Marisa, setelah jadi dengan aku dan sekonyong konyong tanpa badai tanpa angina kamu ngomong kaya gitu siapa sih yang ngak galau” kata ku

“Ia itu mas, kalau menurut mas Bram masih bisa di perbaiki ngak” tanya Marisa

“Kalau itu sih kayaknya masih bisa tapi masih harus lebih pelan lagi soalnya hati Tasya sudah timbul apreori itu sulit tapi boleh kok di coba hanya pesan mas pada mu Marisa kamu harus lebih sabar perlakukanlah Tasya sebagai adikmu dan aku percaya kamu bisa dengan demikina sedikit demi sedikit perasaan apreori terhadap dirimu semakin lama semakin hilang dan pada saat itu kamu masuk sebagai saudara atau sahabat” kata ku

“Sampai kapan?” kata Marisa

“Ya tergantung kegigihanmu sendiri Marisa” kata ku, lanjutnya “Sudah ya dik Marisa selamat berjuang semoga sukses”

“Tapi mas Bram aku masih membutuhkan kekuatanmu sebagai motivasi yang sangat Marisa perlukan tanpa dorongan dan motivasi dari mas Bram akan sia sia usahaku ini” kata Marisa

“Itu pasti dik” kata ku, lanjutnya “Udah ya, Assalamualaikum”

“Hati hati mas jangan ngebut, Wallaikumsalan” jawab Marisa



Bersambung ….
Part 43
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd