Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Lanjut suhu ....

Part 48 : Sebuah Missi



Marisa

Pov : 3rd

Pagi itu setelah sampai di apatemen Bram langsung membawa tas kami untuk di bawa masuk ke dalam apartement dan sesampainya Bram langsung menarik tangan Marisa dan memberi ciuman selamat pagi di kedua pipi kanan kiri Marisa dan Marisa pun membalas ciuman pipi Marisa dengan ciuman di bibir Bram ketika kami sama sama bediri di depan pintu apartemen

Bram membimbing Marisa untuk duduk di sofa dan mengambil ponselnya dan menghubungi Tasya dan kini Marisa duduk di pangkuan Bram sambil ke dua tangan Marisa berada di pundak Bram

“Assalamualaikum cantik” kata mas Bram mengawali telpun ke Tasya istri pertama Bran dengan memakai pengeras suara

“Wallalikumsalam masku” jawab Tasya

“Udah bangun sayang” kata mas Bram

“Baru aja bangun mas langsung sholat dan mau menghubungi mas Bram eh … mas Bram udah telpon aku” kata Tasya

“Ya mas baru sampai juga di apartemen mas dan teringat jeng Tasya langsung telpun jeng Tasya” kata mas Bram

“Assalamualaikum cantik” kata Marisa ikut ngomog

“Wallaikumsalam mbak ku” jawab dik Tasya, lanjutnya “Capek ya”

“Ngak kok dik mbak bisa tidur di mobil sama sama dengan mas Bram tau tau sudah sampai di Jakarta” jawab Marisa

“Aku senang mendengar kabar dari mbak Marisa dan mas Bram sudah sampai ke Jakarta dengan selamat, udah ya mas Bram dan mbak Marisa aku mau siap siap dulu nanti siang kalau mau berangkat ke Singapura telpun lagi ya, Assalamualaikum” kata Tasya

“Ya nanti kalau mas mau terbang mas ngabari ya cantik, Waalaikumsalam” kata Bram

Setelah menutup telpun Tasya

“Mas sholat dulu ya” kata Marisa sambil masuk kamar depan untuk bersih bersih dan mengambil air wudhu sakalian dan di susul Bram masuk ke dalam kamar mandi yang sama sambil melepas semua pakaiannya dan mengambil sarong dan berganti baju setelah ambil air wudhu dan mereka melakukan sholat berjemaah dan setelah sholat mas Bram duduk di depan TV dan mendengarkan berita pagi sari stasium TV swasta

“Mas mau minum apa” kata Marisa

“Kopi aja dik dengan gula sedikit ya” kata Bram kepada Marisa

“Ya” jawab Marisa

Setelahnya Marisa meletakkan kopi pesanan Bram dan kini duduk berdampingan di sofa ruang keluarga

“Jeng mau bertanya ya” kata Bram

“Ya mas mau tanya apa”jawab Marisa manja

“Kapan dik Marisa terakhir mentruasi” kata mas Bram

“Kapan ya” jawab Marisa setelah berpikir agak lama, lanjutnya “Kayakya udah tiga minggu yang lalu deh sehabis aku men dan minggu berikutnya aku di pertemukan dengan mas Bram dan dua minggu kemudian aku di persuting oleh mas Bram dan kini udah jadi istri mas Bram ngak nyangka juga dalam waktu 2 minggu aku sudah menjadi istri mas Bram yang amat aku nanti nantikan selama 10 tahun terakhir ini”

“Bagus itu sekarang kan masa ngak subur ya, soalnya aku ngak mau dik Marisa keburu hamil juga aku ingin masa masa indah bersama di Marisa dulu nanti setelah resmi dik Marisa menjadi istri aku secara Negara kita bertiga baru merencanakan punya dadik bayi ya bersama juga dengan jeng Tasya biar adil gitu dan mas juga ngak menyangka kalau dalam waktu 2 mingga ini dik Marisa sudah menjadi istri aku dan nanti kabar gembira ini akan aku beritakan ke keluarga Karta Atmaja dan memperkenalkan dik Marisa sebagai istri aku yang syah walau masih sirri biar ngak ada fitnah sebab aku dan dik Marisa sudah syah menjadi susmi istri dan dik Marisa nanti ngabari anggota tiam 11 ya” kata Bram

“Aku sunggung bahagia saat ini mas ternyata mas Bram sangat peduli ke aku dan keluargaku termasuk di Tasya entah dengan cara apa aku bisa membalasnya” kata Marisa, lanjutnya “Ya mas nanti berita ini aku sherr ke Wag kelompok sebelas dan beberapa foto pernikahan kita akan aku lampirkan ya”

“Coba lihat foto fotonya pernikahan kita, siapa yang ambil dik” kata Bram

“Kemarin aku pesan sama dik Antok untuk mengambil foto aku di ponselnya dan hasilnya di kirim ke aku” kata Marisa sambil membuka gateri foto pada ponsel Marisa dan memberikannya ke pada Bram ada 10 foto dengan spot yang berbeda spot pertama ketika Bram dan Marisa sampai ke pondok pesantren Glagah ireng di Kaliwungu spot ke dua Marisa dan Bram duduk bersanding di dampingi dengan Tasya di samping Bram sebelum ijab kabul, spot ke tiga ketika Bram baru melakukan ijab kabul sambil bersalaman dengan mas Kusnendar ayah dari Marisa dan menirukan ucapan pak kyai haji Shobirin sebagai pemandu ijab kabul spot ke empat dan kelima Marisa mencium tangan Bram dan Bram mencium kening Marisa spot ke enam Bram mamasangkan cincin perkawinan ke jari manis tangan Marisa spot ke tujuh Marisa memasangkan cincin perkawinan ke jari manis Bram spot ke delapan Bram ada di tengah di sebelah kiri Tasya dan disebelah kanan Marisa sambil memamperkan cincin kawin kami masing masing spot ke sembilan dan sepuluh foto foto keluarga baik dengan keluarga Marisa ataupun dengan keluarga pak Haji Shobirin

“Puas ya mas sekarang kita bertiga Aku, mas Bram dan dik Tasya harus selalu kompak semua persoalan mas Bram dan dik Tasya juga menjadi tanggung jawab aku juga dan aku juga setuju kalau mas Bram menghendaki menunda progam memiliki dadik bayi sampai setelah kita resmi menjadi suami istri secara syah di hadapan Negara” kata Marisa

“Eh dik udah hampir jam 7 noh” kata Bram, lanjutnya “Nanti pesawatnya jam berapa sih”

“Ya mas sudah siang ya, nanti pesawatnya jam 15.15 jadi paling lambat kita sudah sampai di bandara Soetta jam 14 lah” kata Marisa

“Dan rencana dik Marisa mau ke kantor MMC Group kapan” kata mas Bram

“Jam 8 nan gitu mas sambil memberi oleh oleh ke keluarga pak Karta Atmaja dan teman teman di MMC Group ya” kata Marisa

“Okey dik aku juga ingin ketemu dengan pak Karta dan Hartono juga untuk memberitahu pernikahan kita kalau mungkin juga memberi tahu ke Rini anak ku” kata Bram

“Mas aku mandi dulu ya biar segar” pamit Marisa ke Bram tapi sebelum Marisa meningalkan Bram tangan Marisa di pegangnya dan di tuntun masuk ke kamar Bram sambil melepas pakaian Marisa satu satu dari atas jilbab, baju Muslimah dan kini Marisa hanya memakai cd dan bra nya saja kemudian Bram juga melepas pakaian sendiri sehingga hanya memakai cd saja

Sebelum mereka bedua masuk kamar mandi yang ada di kamar Bram mereka sempat berciuman dulu dan mengankat tubuh Marisa tanpa melepas ciumannya ke dua tangan Maris kni berada di pundak Bram sedang tubuhnya terangkat oleh ke dua tangan Bram

Setelah sampai di dalam kamar mandi Bram menurunkan tubuh Marisa dan mengatur air hangat dari shawer dan keduanya mambasahi badan masing masing setelah Marisa melepas bra dan cd nya demikinan juga Bram melepes cd nya sendiri dan mereka berhadap hadapannya

“Tubuh mu memang menggairahkan dik, tunggu nanti di Singapura aku akan ambil keperawanan mu dik” kata Bram sambil membelai payudara Marisa penuh kelembutan dan Marisa masih takut takut untuk memegang penis Bram hanya mamegang pinggul dan perut Bram

Dan Bram tau keraguan dari Marisa kemudian memegang tangan Marisa dan disentukannya dengan penis Bram yang masih setengah tertidur dan Marisa belajar untuk membelai penis Bram yang semakin membesar di tangan Marisa

Sambil meremasi penis Bram Marisa sedikit mengadah wajahnya sehingga wajah mereka saling dekat dan ciumam mereka pun ngak bisa di hindari lagi Bram mencium bibir Marisa dan merapatkan tubuh nya ke tubuh telanjang Marisa sehingga tubuh Bram dan Marisa saling merapat dada mereka saling bersinggungan satu sama yang lain dan Bram merasakan benda lembut menempel dadanya yang bidang lembut bulat dan masih terasa kencang demikinan juga dengan Marisa merasakan bidang yang penuh otot itu menampel di buah dadanya membuat Marisa merasa dada bidang Bram menggesek putting Marisa yang semakin mengeras

“Massss” kata Marisa sambil menekmati gesekan dada bidang Bram di buah dadanya yang semakin mambesar

Ciuman Bram pun kini berheser ke telingga Marisa sebelah kanan dan memberi cupangan di leher di bawah telinga kanan

“Mas kok di beri cupangan sih” kata Marisa

“Ini sebagai tanda kamu dik Marisa itu milik mas Bram sepenuhnya” kata Bram

“Nanti kelihatan” kata Marisa sambil sedikit cemberut di bibirnya

“Ngak lah nanti kan tertutup jilbab kecuali dik Marisa memakai pakain biasa bukan muslimah” kata Bram

“Lha menurut mas Bram aku baiknya pakai pakain bisa atau pakain Muslimag mas” kata Marisa

“Kalau dik Marisa tanya ke mas mas akan jawab dik Marisa lebih pantas pakai pakain muslimah berjilbab kelihatan lebih anggun dan lebih cantik” kata Bram

“Ya udah kakau begitu aku mulai detik ini aku mau menggunakan pakaian muslimah yang tertutup jilbab walau mungkin pilihannya tetap ke kinian ya mas” kata Marisa, lanjutmya “besok di Singapura beli pakain muslimah yang pantas ya mas dan membelikan pakaian musliah untuk adik ku yang centil ya mas”

“Lalu memberikanmya gimana” kata Bra,

“Dikirim aja lewat paket biar kita ngak ribet” kata Marisa dan Bram menjawab dengan acungkan jempol ke atas

“Ya begitu dong istri Mas Bram dua duanya pakai pakaim muslimah cantik cantik yang satu manja dan yang lain keibuan pas seperti Niken istri mas yang dulu cantik manja dan keibuan” jawab Rangga sambil mencium tengkuk Marisa dari belakang sambil mengambil sabun cair di tuangkan di tangannya dan menyabuni buah dada Marisa dari belakang sambil menciumi tungkuk Marisa dan Marisa merasa kegelian bukan hanya di buah dada Marisa yang terkena belaian tangan Bran tapi semua tubuh Marisa bagian depan sampai perut yang rata dan celah vagina pun terjamah oleh ke dua tangan Bram

Bram membali tubuh Marisa sekarang mereka berhadap hadapan Bram mengambil sabun cair lagi dan dituangkan ke telapak tangannya dan mulai meusap tubuh Marisa bagian belakang demikian juga Marisa menuangkan sabum cair ke telapak tangannya dan membelai dada Bram yang bidang dan berbulu tipis hingga purut yang rata tak berkerut dan sangat keras kemudian kebawah lagi mennyentuh penis Bram dan menyabuni dengan pelan sehingga setiap jengkal kulit pada penis Bram tersabuni dan tak terlewatkan merata dari kepala penis sampai testis yang sangat membesar

Setelah semua rata Bram membalik tubuh nya membelakangai Marisa dan Marisa segera menuangka sabun cair kembali ke telapak tanganya dan mengusup pungung, pinggang sampai bongkahan pantat Bram yang masih sangat kencang dan setelahnya mereka berdua berdiri dibawah shawer yang mengalir air hangat untuk membersihkan sisa sabun yang masih melekat pada tubuh mereka

Setelahnya Marisa keluar dari kamar mandi di dalam kamar Bram untuk mengambil handuk di almari handuk yang sudah di siapkan oleh pihak pengelola aparteman setelah mengulungkan handuk ke Bram Marisa mulai mengeringkan tubuhnya di depan kaca rias yang ada di situ dan mengambil pengering rambut untuk mengeringkan rambut nya

Setelah badan Bram kering Bram membuka almari pakaian dan mengambil pakain setengah resmi celana panjang terbuat dari kain dengan warna hitam dan hem lengan panjanga dengan warna bibu laut dan padu denga dasi panjang melingkar di leher Bram dan kini menanti Marisa bermakeup di dalam kamar

“Dik tak tunggu di depan ya” kata Bram sambil mencium kening Marisa

“Ya” jawab Marisa



Jam 8 Bram dan Marisa sudah ada di mobil kembali menuju ke kantor pusat MMC Group Marisa mengenakan setelan baju Muslimah berwarna merah muda dengan dipadu dengan jilbab senada dengan celana panjang loging ketat berwarna hitam warna pilihan Marisa membawa Marisa menjadi wanita yang anggun penuh wibawa dengan bibir selalu tersenyum sungguh manis dan ayu wanita yang kini duduk di samping Bram dalam mobil B 124 M

“Dik pagi ini kok kamu kelihatan lain sih” kata Bram sambil tersenyum manis

“Kelihatan lain gimana sih” kataMarisa

“Tambah cantik” kata Bram

“Ah gombal tu mas Bram” jawab Marisa sambil kedua belah pipinta merona merah

“Kok gombal sih, mas bicara soal kenyataa” kata Bram, lanjutnya “Ini mungkin yang membaat aku jatuh cinta lagi pada dirimu bukan saja karena janji aku semata mata tapi juga aku kagum akan kecantikanmu dan aora keibuan yang terpancar dari sikap mu membuat aku sungug jatuh cinta” kata Bram sambil membelai pipi Marisa dengan tangan kiri sambil memperhatikan jalan

“Ya mungkin saja tapi aku merasa biasa aja sih mas seperti hari hari kemarin kemarin juga” jawab Marisa

Kemudian di lanjutkan dengan omong omong biasa saja

Setengah jam kemudian mobil Bram sudah masuk halaman MMC Group dan Bram mamarkir mobilnya di jajaran direksi dan mereka berdua turun dari mobil Bram membukakan pintu untuk Marisa dan tangan Marisa mengandeng tanga Bram di sebelah kiri

Semua karyawan dari MMC Group pada berhenti melangkah dan memperhatikan siapa yang datang memakai jilbab itu

“Massaallah ini dik Marisa ya, sampai pangling aku” kata seorang karyawati dari MMC group

“Ah mbak Ningsih tu ada ada saja wong biasa saja kok” kata Marisa

“Habisnya dik Marisa ganti penampilan sih” kata Ningsih

“Mbak belum kenal kan ini mas Bram suami aku” kata Marisa

Bram nengulurkan tangan nya dan di sambut oleh tangan Ningsih sambil menyebut “Bram”

“Ningsih” jawabnya

“Eh kapan nikahnua” kata Ningsih

“Minggu kemarin mbak walau masih nikah sirri dulu” kata Marisa

“Kalau ngak salah pak Bram ini calon besan pak Karta ya” kata Ningsih

“Benar mbak ini pak Bram bapaknya bu Rini calon istri pak Hartono” kata Marisa

“Lha kok bisa sih menjadi suami mu” kata Ningsih

“Bisa aja sih mbak kan namanya cinta itu ngak pandang bulu lho mbak” kata Marisa memberi penjelasan

“Ia sih” kata Ningrum

“Mbak aku duluan ya mau menemui pak Karta dulu” kata Marisa

“Oh ia dik silahkan” kata Ningrum

Marisa dan Bram pun bergegas naik life menuju lantal 10 dimana pak Karta dan pak Hatono berkantor setelah sampai di depan kantor Marisa mencoba menghubungi sekretaris pak Karta dan mengatakan kalau pak Karta belum datang kemudian Marisa berpesan kalau udah datang minta di kabari sebeb pak Bram Kusuma ingin menemuinya dan kami tunggu di ruang pak Bram ya” kata Marisa

Marisa dan Bram pun turun ke lantai 9 untuk masuk ke ruangan kerja begitu sampai di pintu sudah di hadang dengan anggota tiem 11 dan memberi ucapan selamat pada Bram dan Marisa atas pernikahan setelah tadi pagi Marisa meng upload foto foto pernikahannya dengan Bram

Sudah berkumpul team Hong Kong dan team Tokyo memanti kedatangan Bram dan Marisa

“Semanat ya mbak Marisa” ucap Fransiska sambil cipika dan cipika di sususul denga mbak Endang Mulyani dari team Tokyo langsung juga ucapan untuk Bram yang berada di sebelah Marisa dan mereka berdua mendapat ucapan selamat dari teman teman se team 11

Kemudian mereka masuk ke ruang yang biasanya di pakai meeting dan Marisa minta tolong untuk mengambilkan makanan yang kemarin di bawa dari Semarang dan mulai ngobrol sambil berdendau gurau

“Wah mbak Marisa tampak beda ya” kata Mas Antok, lanjutnya “Tampak gimana gitu”

“Mungkin juga dengan penampilan yang baru dan sekarang kan sudah ganti nama tu” kata Frasiska

“Ganti nama gimana” tanya Marisa

“Ganti nama dong menjadi nyonya Bram Kusuma” kata Fransika sambil tertawa dan ditirukan oleh semua yang hadir disana

Sampai akhirnya Marisa mendapat telp dari sekretaris pak Karta bahwa pak Karta siap bertemu dengan pak Bram

Bram dan Marisa kemudian pamit ke teman teman se team untuk menghadap ke pak Karta dan nanti siang mereka berangkat ke Singapura dan berpesan kalau team Tokyo siap siap berangkat setelah team Singgapura sampai di tanah air

Dengan bergandengan tangan Marisa dan Bram menuju ke lantai 10 tempat pak Karta dan Hartono berada dan Marisa mambawa tas beisi oleh oleh untuk keluarga Karta Atmaja

Kedatangan Bram dan Marisa di sambut gembira dengan pak Karta dan anaknya Hartono di samping juga ada ibu Karta Atmaja istri dari pak Karta Atmaja dan juga Rini anak Bram

“Hallo apa kabar mas Bram mari silahkan duduk” kata pak Karta

“Baik mas” jawab Bram

Bram pun kemudiam berjabatan tangan dengan ibu Neni istri pak Karta selanjutnya dengan Hartono dan anaknya Rini dan diikuti oleh Marisa

“Ibu Rini ini ada sedikit buah tangan dari kota Semarang” kata Marisa

“Ehh dik Marisa kok repot repot sih” Jawab Rini dan menerima bingkisan dari Marisa dan Bram dan mereka duduk di sofa ruang tamu dari kantor pak Karta

“Mau lapor nih mas Karta, aku dan Marisa akan berangkat ke Singgapura nanti siang jam 14 san” kata Bram

“Ya aku tau kemarin Marisa juga sudah bilang kok” kata pak Karta, lanjutnya “Bagaiman Marisa dananya sudah cair tho”

“Sudah cair pak malah sebagian sudah berangkat terutama team Sinagpura udah duluan berangkat pak” kata Marisa

“Ya udah sukses ya mas Bram, aku berharap khasusnya Hartono cepat selesai dan pemulihan nama baik segera dilakukan dan lagi tahanan rumah pun dapat segera di cabut” kata pak Karta

“Amin mas”jawab Bram, lanjutnya “Saya juga ingin memberi tahu pada keluarga pak Karta bahwa saya dan Marisa sudah resmi jadi suami istri walau masih perkawinan syah menurut agama saya atau perkawinan sirri pak”

Semua yang ada di ruangan itu sungguh terkejut termasuk anaknya Rini

“Kapan itu mas peresmiannya” kata pak Karta

“Kemarin Minggu siang mas di ponpes Glagah ireng di Kaliwungu mas” kata Bram

“Wah selamat ya mas Bram dan Mbak Marisa semoga langgeng ya mas” kata Pak Karta sambil berdiri dan mengulurkan tangan nya dan di ikuti oleh semua orang yang ada di ruangan itu

“Wah dik Marisa sekarang jadi ibu aku, aku harus panggil apa nih, ibu, mama atau bunda” kata Rini setelah memberi capan selamat dengan Marisa

“Biasa saja bu ngak usah ada yang di bedakan” kata Marisa

“Ayah jadi apa dong” kata Rini merajuk ke Bram

“Ya biasa aja Rini kamu bisanya panggil apa” kata Bram

“Dik” jawab Rini singkat

“Dan kamu dik Marisa panggilapa sama Rini” kata Bra

“Ibu mas” kata Marisa

“Ya di teruskan saja ngak apa apa ngak usah formil formilan jadi kaku semua” jawab Bram

“Ya udah kalau begitu aku akan panggil dengan mbak Marisa saja ya dan mbak Marisa juga sama ya” kata Rini

“Ah sepakat kalau begitu aku juga akan memanggil Marisa dengan mbak Marisa ah” kata Hartono juga

“Aku juga ya mbak Marisa” kata bu Neni istri pak Karta

“Mas Karta, akan aku usahakan dalam waktu 1 bulan kedepan kasus nak Hartono sudah di closed” jawab Bram

Tak lama kemudian aku dan Marisa pamit untuk siap siap dan mita pada pak Karta supaya meminjamkan salah satu supir untuk mengantar aku ke bandara dan membawanya kembali ke MMC Group ini dan menugaskan seorang supir dari MMC Group

“Siang pak Bram” sapa seorang laki laki dengan seragam MMC Group

“Siang juga” kataku

“Saya di tugaskan untuk membawa mobil pak Bram dan siap mengantar pak Bram ke bandara

“Ok ini STNK nya dan ini kuncinya” kata pak Bram

“Kita ke kos kossa dik Marisa dulu” kataku

“Pak Akhmat tau kan kos kosan ku” kata Marisa

“Tau bu” kata pak Akhmat supir MMC group ini

Marisa dan aku masuk ke dalam mobil setelah pintu belakang di bukala oleh Akhmat dan mempersilahkan Marisa dan Bram masuk kedalam mobil dan 15 menit kemudian Marisa dan Bram sudah sampai di kos kosas Marisa

Marisa mengajak Bram masuk kedalam kos kosas Marisa sambil membawa bingksan

“Assalamualaikum” salam Marisa ketika masuk rumah itu

Didalam rumah tampak ibu Margono yang meampunyai kos kosasn sedang mengendong cucunya yang masih balita sambil melihat siaran TV swata nasional

“Wallaikumsalam” jawab ibu Margono, lamnjutnya “Eh nak Marisa to pangling aku pakai jilbab sih” dan Marisa hanya tersenyum

“Ia buk, ini perkenalkan dulu suami aku” kata Marisa

Dan Bram pum mengulurkan tangannya ke bu Margono sambil menyebutkan nama “Bram”

Bu Margono pun menerima perkenalan Bram sambil mengulurkan tangannya “Margono” dan mereka beriga duduk di ruang tamu

“Kapan merried nya” kata bu Margomo

“Kemarim bu masih juga sirri juga kok, dan aku mau ijin nungkin sampai 3 minggu ke depan ada tugas dari kantor ke Singapura, Tokyo dan Hong Kong bu” kata Marisa

“Sama sama mas Bram juga” kata bu Margono

“Ia bu” jawab Marisa, lanjutnya “Permisi bu mau siap siap dulu, ayo mas bantu aku”

Marias dan Bram meninggalkan bu Margono dan Bram di tarik tangannya masuk ke dalam kamar kosas Marisa

Suasana kamar kos Marisa sangat nyaman ada almari pakaian dan meja risa da sebuah tempat tidur ukuran sedang dan sebuah sofa

“Duduk dulu mas” kata Marisa dan Bram duduk di sofa yang ada di dalam kamar Marisa dan Bram menarik tangan Marisa dan terjatuh dalam pangkuan Bram

“Dik enak juga ya kos kosan mu” kata Bram

Marisa hanya tersenyum sambil mencium pipi Bram dan Brampun mencium bibir Marisa yang menerima kecupan bibir Bram sambil memejamkan matanya

“Maaasss” kata Marisa

“Apa dik” kata Bram

“Mas Bram adalah laki laki pertama yang masuk ke kamar kos aku biasanya ibu Margono melarang tamu laki laki masuk ke kamar kos” kata Marisa

“Oh gitu ya, mungkin bu Margono berpikir aku adalah suamu dik Marisa dan aku bangga karena punya istri yang cantik, muda dan enegik” kata Bram

“Udah ah nanti ngak selesai selesai beres beresnya dan Marisa berdiri dari pangkuan Bram dan membuka almari pakaian dan mengambil beberapa pakaian saja dan peralatan maku up dan di masukan ke dalam tas kecil saja sebab semua pakaian Marisa yang ada di dalam almari semua terbuka ngak ada yang tertutup apa lagi pakaian gamis hampir tidak punya

“Kok bawa pakaian sedikit banget dik” kata Bram

“Semua pakaianku terbuka semua mas ngak punya pakaian gamis ini pun aku kemarin beli di Semarang” kata Marisa sambil memegang gaun yang di pakainya

“Ya udah nanti beli di Singgapur saja ya di sana banyak model pakaian yang beraneka ragam juga, dik Marisa tau ukuran baju Tasya kan” kata Bram

“Tau kok mas nanti aku juga mau belikan pakaian gamis untuk dik Tasya katanya setelah lulus nanti akan memakai pakaian gamis juga” kata Marisa

“Ya makanya nanti kalau di Marisa beli tolong belikan juga untuk jeng Tasya ya” kata Bram,

“Beres mas, nanti langsung di kirim lewat paket saja biar ngak kerepotan bawanya” jawab Marisa

Setelah selesai dari kos kosasn Marisa Bram ngajak dulu makan karena udah jam 10 lebih setelah makan mereka langsung ke apartemen Bram dalam perjalanan Bram minta supaya mobilnya di servis dan ganti olie kerena habis di pakai ke Semarang dan Solo juga sambil memberi uang untuk ganti olie dan servis ke pak Akhmad supir MMC Group

Setelah makan mobil di arahkan ke apartemen Bram dan menyatukan pakaian Marisa dengan pakaiannya Bram dan hanya menggunakan satu koper yang cukup besar untuk tempat pakaian Bram dan Marisa

Jam 12 siang mereka sudah beada di mobil menuju ke bandara Soetta menuju terminal pemberangkatan luar negeri dan jam 14 mereka sudah selesai urusan imirrasi dan menanti pesawat terbang yang akan membawanya Marisa dan Bram ke Singapura dengan menggunakan Maskapai Garuda



Bersambung ….

Part 49
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd