Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Part 47 : Kembali ke Jakarta





Pov : Bram Kusuma

Setelah aku dan Marisa di dalam mobil dan mobil mersedes benz sudah jalan meninggalkan istriku tersayang Tasya Anggraeni yang di kemudikan oleh Antok saudara sepupu Marisa yang masih kuliah di kota ini juga sudah mengijak semester akhir juga

“Mbak mas kita lngsung ke Jakarta” tanya Antok

“Gimana dik kita langsung apa mampur ke rumah dulu” kata ku

“Manpir Ngalian dulu dik ada barang mbak yang belum terbawa sekalian pamit pada bapak dan ibu” jawam Marisa

“Siap mbak” jawab Antok

Aku dan Marisa duduk di bangku tengah dan bangku di sebelah supir di biarkan kosong

“Enak nya aku panggil om apa mas ya, mbak pada suami mbak Marisa” kata Antok kemudia

“Ya mas lah kan Mas Bram sudah menjadi suami mbak kan dan biar mas Bram tambah muda gitu” jawab Marisa sambil melihat kearah aku sambil tersenuyum

“Yang enak yang mana buat aku sama saja kok dik Antok” kata ku

“Oh ia mas aku boleh aku akan ajak teman aku biar aku punya teman untuk di ajak bicara” kata Antok

“Boleh dik malah aku tadi mau mengusulkan untuk mengajak teman yang bisa di ajak ngobrol semalaman kan perjalan jauh itu untuk transpot pulang jangan kuatir dik” kata Bram

“Bukan itu maksud aku mas uang saku dari mbak Marisa sudah lebih dari cukup kok mas” kata Antok, lanjutnya “Ya udah aku hubungi lagi sahabat aku”

“Ya udah kalau begitu” jawab ku, lanjutnya “Dik Marisa mau ambil apa lagi”

“Mas kemarim kan aku dengan dik Tasya belanja pakaian muslimah dan aku punya nadar jika cita cita ku dapat menjadi istri mas Bram aku akan memakai pakaian muslimah sebagai rasa syukur aku tapi pakaian itu masih tertinggal di rumah Ngalian” kata Marisa

“Ya udah kalau gitu sekalian ambil pakaian dik Marisa sambil menjemput teman dik Antok yang akan menemani dik Antok ke Jakarta” usul Bram

Antok pun segera mengarahkan mobil nya pulang ke rumah Ngalian sementara Bram dan Marisa sebagai penumpang duduk berdampingan sangat berdekatan dan tangan Bram kini ada di pundak Marisa dan kelapa Marisa ada di dada Bram dan Bram selalu menciumi kerudung jilbab yang Marisa pakai

Dengan kecepatam sedang Mobil Bram menuju ke rumah Marisa tidak ada 30 menit kemudian sudah ada di depan rumah Marisa dan Bram segera turun mengikuti Marisa masuk ke dalam rumah

“Assalamualaikum pak bu” kata Marisa bersemaan dengan aku

“Oh mas Bram ayo ayo masuk dulu” kata pak Kusnendar

“Ya pak” kata ku tapi malah di ketawain oleh pak Kusnendar

“Ngak lucu ah mas, panggil pak kok kedengarannya kagok juga ya” kata pak Kusnendar, lanjutnya “Seperi biasanya lah mas ngak usah formil fornilan gitu”

“Ok mas” kata Bram sambil menghela nafas lega sebab ini salah satu pemikiran Bram rasa kurang enak di hati mau panggil mas kok kenyataan nya ayah mertuanya kalau pangil bapak kok masih ragu juga

“Kapan mau berangkat ke Jakarta nya mas” tanay pak Kusnendar

“Setelah ini mas santai aja ngak tergesa juga kok sambil tunggu kawan dik Antok juga biar dik Antok ada temannya ke Jakarta nya” kata Bram

“Antok Antok sini” panggil pak Kusnendar

“Ya pak de” jawab Antok masuk ke dalam rumah dan duduk si korsi yang kosong

“Katanya mas Bram kamu mau ajak temanya ke Jakarta nya” tanya pak Kusnendar

“Iya pak de, dia baru jalan ke sini” lawab Antok

“Siapa sih” kata Pak Kusnendar

“Joko pak de teman Antok” jawab Antok

“Oh Joko putranya pak Kadarisman dosen Ikip itu” kata pak Kusnendar

“Benar pak de, Joko kan teman Antok ketika di SMA dulu dan kini kuliah juga di universitas yang sama tapi beda jurusan kalau Joko jurusan Pendidikan juga sudah semester akhir juga pak de” kata Antok

“Bagus lah” kata pak Kusnendar

“Udah pada makan belum” kata bu Kusnendar yang keluar dari dalam rumah

“Ngak usah bu de tar aja kalau laper kalau sekarang kenyang takut ngantuk bu de” jawab Antok

“Mas Bram juga belum makan ya” kata bu Kusnendar

Bram hanya tersenyum saja

“Nduk, ajak masmu makan gih” peritah ku Kusnendar ke putrinya Marisa

“Sebentas bu ini akan selesai nyiapi baju juga untuk di bawa ke Jakarta” kata Marisa

Sebentar kemudian Marisa keluar dan menggandeng tangan Bram untuk di ajak makan

“Udah silahkan mas, aku dan ibu udah kok baru saja malah” kata pak Kusnendar

“Mari mas mbak” kata Bram dan melangkah mengikuti tarikan tangan Marisa istrinya

“Mas harus makan banyak ya tadi kan tenaga mas udah terkuras dengan dik Tasya” kata Marisa

Aku hanya tersenyum mendengar komen Marisa

“Kok malah tersenym sih” kata Marisa kembali

“Habis harus bagai mana dik” kata Bram

“Ya gitu lho” kata Marisa

“Ya” jawab ku singkat

Bram duduk di korsi makan dan Marisa mambuka piring di atas meja makan persis di depan Bram dan mengisinya dengan nasi dan meletakkan kembali piring yang berisi nasi tepat di depan Bram

“Makasih sayang” kata ku sambil memegang tangan Marisa

“Sama sama mas” jawab Marisa dan kini Marisa mengabil piring tengkurep yang lain dan mengisinya dengan nasi dan duduk disamping Bram

“Wah ada sayur lodeh ya paling aku suka nih” kata ku sambil mengambil cawan yang berisi sayur ludeh dan menunangkan di dalam piringnya dan mengambil sepotong daging sapi yang di goreng dengan tepung dan sebelum sendokan pertama masuk ke dalam mulutnya Bram sempat menundukan kepala sembil mengucapkan basmalah

Marisa tersenyum melihat suaminya mulai makan dengan lahap

“Ayo dik malah bengong” kata ku ke Marisa

“Iya ia nih mas aku juga makan” jawab Marisa agak gugup dengan teguran Bram tadi

Tanpa banyak cakap Bram dan Marisa menghabiskan makanannya sebelum selesai makan dari depan terdengar salam

“Assalamualaikum” kata seorang laki laki

“Wallaikunsalam, oh nak Joko, masuk nak” kata pak Kusnendar

Setelah selesai Marisa dan Bram menyusul duduk kembali di dalam ruang tamu bergabung dengan pak dan ibu Kusnendar bersama Antok dan Joko

“Antok tolong tas mbak di dalam kamar di masukin ke begasi ya” kata Marisa ke Antok

“Baik mbak” jawab Antok berdiri dan melangkah menuju kamar Marisa

“Kenalkan dulu ini suami Marisa” kata pak Kusnendar ke Joko teman Antok

Bram dan Joko saling bersalaman dan saling menyebutkan nama

“Bram” kata Bram

“Joko” jawab Joko

“Dik Joko masih kuliah atau udah kerja” kata Bram

“Masih kuliah mas baru selesai KKN dan mau mengajukan proposal penelitian” kata Joko

“Di pendidikan ya dik” kata Bram

“Benar mas” kata Joko

“Wah jadi guru nih” kata Bram

“Kalau mas” tanya Joko

“Pengacara dik, Penganguran Banyak Acara” kata ku sambil tertawa

“Kok” jawab Joko semu heran

“Ia kan benar itu” kata pak Kusnendar, lanjutnya “Dulu tuh mas Bram ini mantan komandan bapak di Kodam Brawijaya Jok tapi sekarang udah pensiun juga jadi kan penganguran juga ya”

“Ah pak de ni ada ada saja” jawab Joko

“Dan sekarang usaha kecil kecilan kok” jawab ku

“Udah mas berangkat yok udah hampir jam 8 juga” kata Marisa ke Bram

“Ayok, dik Joko dan dik Antok udah siap” kata ku

“Siap mas” kata Joko dan Antok bersamaan

“Mas mbak aku berangkat dulu ya” kata Bram dan menyalimi tangan pak Kusnendar hendak menyium biku biku tangannya tapi oleh pak Kusnendar langsung di cegah dan merangkul tubuh Bram

“Ati ati di jalan dan semoga sukses selalu”kata pak Kusnendar

“Mohon doa restunya” kata ku

Lalu Bram hendak menyalimi bu Kusnendar tapi bu kusnendar tidak terima Bram memegang Tangannya sambil menjawab “Udah ngak usah salim juga mas” kata bu Kusnendar dan Bram memberi kesempatan untuk Marisa pamit pada orang tuanya dan di susul Antok dan Joko juga berpamitan

Bram duduk di korsi belakang bersama Marisa dan Joko duduk disamping pengemudi dan Antok jadi driver

“Langsung ke Jakarta mas” kata Antok

“Ya dik langsung aja jangan ngbut biasa saja santai ngak tergesa juga kok” jawab Bram

“Oh ia dik sebaiknya mampir di indo**rt beli makanan kecil dan minuman untuk teman di jalan” kata Marisa

“Siap mbak” jawab Antok

Setelah sampai di depan Indo**rt Marisa mengeluarkan uang di berikan ke Antok

“Ini tok pegang dulu kalau butuh apa apa di jalan” kata Marisa dan Antok menerima uang tersebut sambil membuka pintu mobil dan keluar di ikuti oleh Joko

“Dik cukup ngak uang dik Marisa” kata ku

“Jangan kuatir mas cukup kok aku kan jadi admin mas Bram dan kemarin baru cair dan udah di kirim ke tabunganku oleh mbak Siska yang mengurusi penairan dana dari MMC Group mas” kata Marisa sambil mencium pipi Bram

Bram mengabil dompetnya dan mengelurkan 5 lembar uang merah

“Untuk apa mas” kata Marisa

“Beli bensin lah kalau ngak ngak akan sampai di Jakarta” kata Bram

“Hix hix hix aku lupa pesan ke Antok tadi”kata Marisa

“Udah ngak papa juga kok aku kan suamimu jadi mulai saat ini yang menjadi sumber pendapanku juga milik dik Marisa juga” kata Bram

“Makasih ya mas udah ada untuk aku” kata Marisa dan Bram segera mencium bibir Marisa yang berada di dekat bibirnya dan tak lama kemudian pintu depan di buka dan ciumam mereka terlepas

“Ini mbak kembalinya” kata Antok

“Pegang aja dulu” kata Marisa sambil menerima tas yang berisi cemilan dan minuman untuk bekal di jalan setelah Antok dan Joko sudah ada di dalam mobil

“Oh ia di Antok bagai mana Bensin nya” kata Bram

“Tinggal sepertiga mas” kata Antok

“Nanti di pon beli ya ini untuk membeli bensin petra** ya” kata Bram

“Baik mas” kata Antok

“Pakai kwitassi ya dik” kata Marisa

“Baik mbak” jawab Antok

Kemudian mobil pun berjalan kearah jalan Toll menuju ke Jakarta dan sebelum masuk jalan Toll oleh Antok membeli bensin dan diisi sampai penuh

Jam 20 mobil Bram baru masuk jalan toll dan HP Bram bebunyi nada pangilan

“Tasya” bisik Bram ke Marisa di speker mas

“Ya” jawab Bram

“Assalamualikum sayang” kata Bram setelah membuka hubungan seluler dengan Tasya

“Waalikunsalam mas, udah sampai mana” tanya Tasya

“Baru saja masuk jaln toll jeng, kan tadi mampir dulu ke rumag pak mertua juga jeng” kata Bram

“Oh gitu ya” kata Tasya

“Hallo sayang adik mbak yang cantik baru apa ya” kata Marisa

“Baru selesai bikin PR Fisika mbak” kata Tasya

“Udah makan belum adik ku” kata Marisa

“Jangan kuatir mbak aku udah makan tadi pesan go food” kata Tasya

“Mas nanti kalau udah sampai Jakarta aku di kabrin ya” kata Tasya

“Baik jeng mungkin juga sampai jam 3 atau jam 4 tan gitu sampai Jakarta nya” jawab Bram

“Ya ngak papa mas pokoknya mas Bram dan mbak Marisa sampai di Jakarta harus segera ngabari ya” kata Tasya

“Ok dik Mas Bram dan mbak Marisa begitu sampailangsung ngabari dik Tasya yang cantik apa sih yang ngak buat adik ku yang cantik ini” kata Marisa ke ibuan

“Ya udah Assalamualaikum” kata Tasya sambul menekan tombol merah

“Wassalamualaikum adik yang cantik” kata Marisa

Bram hanya tersenyum dan bangga ke Marisa karena bisa mengerti keinginan Tasya bagai ibu dan anak saja mudah mudahan selalu kompak batin Bram

Mobil melaju dengan kecepatan sedang didepan Antok dan Joko ngobrol terus sedang di bangku belakang Bram dan Marisa juga sibuk memadu kasih dari remasan remasan tangan sampai ciuman bibir tapi mereka tetap waspada

Marisa kini dengan manjanya tidur di pangkuan Bram sambil tangan kanan Marisa selalu pada genggaman tangan kiri Bram dan tangan kanan Bram selalu mambelai kepala Marisa yang masih terturtup jilbab tapi Akhirnya Marisa melepas jilbab yang di pakainya dan di letakkan pada pundaknya

“Mas Bram ngak ngantuk” kata Marisa

“Ya dik Mas juga ngantuk sih tapi mas biasa tidur seperti ini kok dik tenang aja” jawab Bram

Marisa mau bangun dari pangkuan Bram tapi langsung di cegah oleh Bram

“Udah di Marisa tidur aja dulu mas juga bisa istirahat kok seperti ini” kata Bram

“Untung ya mas yang pegang mobil bukan mas Bram ya” kata Marisa

“Betul dik, tapi halus juga kok supirannya dik Antok” kata Bram

Bram membungkukan kepalanya sehingga menyentuh kening Marisa sambil berbisik “Selamat tidur sayang”

Marisapun mengankat kepalanya dan berusaha mencium bibir Bram dan chuuupp sambil mengucap “Selamat tidur mas”

Setelah Bram melepas ciumannya dan kini bergeser ke tepi dan memberi tempat untuk Marisa bisa tidur dengan santai

Tak beberapa lama Bram dan Marisa terlelep dalam tidur yang sangat enak dan ketika mobil berhenti di resh area waktu sudah menunjukan jam 1 lebih dini hari

Marisa terbangun disusul Bram juga terbangun

“Dik Antok sampai mana ya” pertama kali Marisa sadar

“Udah sampai Brebes mbak, katanya mau beli telor asin” kata Antok

“Oh ia, mas anter aku ke toilet ya nanti sama beli telur asin juga” kata Marisa sambil merapikan pakainanya dan Brampun keluar dari mobil sambil mengandeng Marisa turun dari mobil dan mengajaknya ke toilet yang ada di rest area tersebut sambil bergandengan tangan

Setelah selesai buang air Bram dan Marisa mencari tempat untuk sekedar membeli minuman hangat Bram pesan kopi dan Marisa pesan coklat dan mereka duduk berdampingan kan tangan tangan mereka ngak mau lepas sambil bercerita layaknya sepasang kekasih yang sedang di mabuk Asmara

Setelah selesai mereka kembali ke mobil dan menunggu Antok dan Joko masih di luar di dalam mobil yang gelap Bram sempat mencium bibir Marisa dengan mesra dan Marisapun menerima ciuman Bram dengan mata tertutup

Sebentar kemudian Antok dan Jaka masuk ke dalam mobil dan mobil pun langsung berangkat menuju Jakarta

“Mas Bram dan mbak Marisa saya nanti di turunin di stasiun Gambir ya mau langsung pulang ke Semarang aja masih banyak tugas yang harus di selesaikan juga” kata Antok setelah mobil berjalan mesuk ke jalan toll lagi

“Ya udah kalau begitu nanti dana nya mbak transfer ke rekening dik Antok ya” kata Marisa

“Ya mbak” kata Antok

Bram dan Marisa sekali lagi terlelep samapai mobil masuk Jakarta sekitar jam 4 pagi langsung mengarah ke stasiun Gambir untuk menurunkan Antok dan Joko yang akan langsung pulang ke Semarang

Sesampainya di stasiun Gambir Bram mengajak mereka untuk masuk di salah satu resto yang masih buka di pagi hari dan mereka makan bersama dengan menu yang ada di resto itu

“Dik Antok dan dik Joko mas mengucapkan terima kasih banget yan sudah mau ngateri aku dan dik Marisa ke Jakarta sebab nanti siang aku dan di Marisa harus tebang ke Singapura jadi aku bisa istirahat semalam di mobil sekali lagi terima kasih ya” kata Bram

“Dik Antok mana nomer rekeningmu” kata Marisa

Antok membuka HP nya melihat no rekeningnya yang sudah di tulis di HP nya dan menyebutkan dan Marisa segera mengirim sejumlah uang yang sudah di sepekati bersama kemarin sore tak lama kemudian Hp Ahtok ada notikasi masuk yang menyatakan pengiriman sukses

“Dik itu kan dari mbak mu tapi dari aku namti ya siang aku kirim” kata Bram

“Ngak usah mas ini sudah lebih dari cukup” kata Antok

“Lha katamya masih butuh dana banyak untuk bikin skipsi” kata Bram

“Makasih mas sebelumnya” kata Antok

“Nanti kalau udah lulus kabari aku ya aku ada pekerjaan untuk dik Antok” kata Bram

“Makasih mas saya usahakan secepatnya lulus mas” kata Antok

“Pekerjaan apa tho mas” kata Marisa

“Larasati Group itu membutuhkan tenaga IT dik dari pada aku cari orang luar lebih baik saodara sendiri kan lebih baik tho” kata Bram

“Ia sih” jawab Marisa, lanjutnya “Nah kamu dengar sendiri kan dik Antok cepetan di rampungkan skepsinya pekerjaan sudah menanti”

“Ya mbak terimakasih atas motifasinya” kata Bram

Setelah itu mereka berpisah di stasiun Gambir dan kini mobil di bawa oleh Bram menuju apartemen nya

“Akhrnya sampai juga ya dik” kata Bram sesampainya di Apartenemt dan menurunkan tas yang mereka bawa waktu sudah menunjukkan jam setengah enam pagi



Bersambung
Part 48
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd