Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Part 45: Kepanikan Bram




Tasya Anggraeni




Marisa

Pov Bram Kusuma

Perasaan ku campur aduk ngak karuan setelah mendengar oltimatun istriku Tasya Anggraeni sungguh aku ngak menyangka kalau Tasya punya karisma semacam itu bisa mampengarui orang orang di sekitarnya aku pun heran sendiri kata kata yang terucap dari mulut mungilnya membuat suasana hati yang tak menentu terutama ancaman akan melarang aku untuk kembali ke Jakarta bila aku ngak bisa memenui syarat yang di buatnya melerang aku kembali ke Jakarta, bisa bisa kalau semua rencana aku yang tersusun sangat rapi dan akan mengacaukan semuanya tapi disisi yang lain aku juga berharap besok minggu aku dan Marisa sudah menjadi suami istri yang syah

Apakah mungkin aku mampu memenui keinginan istri mudaku, apakah aku Bandung Bondowosa yang mampu membiat candi Prambanan hanya dalam waktu semalam atau Sangkuriang yang mampu membuat telaga dan perau semalam Aku bukan siapa siapa dan hati ini tambah galau juga dengan candaan si Kusnendar kampret malah tertawa terbahak bahak seakan tidak bersalah lalu aku ajak Kusnendar dari rumah mencari solusi sebaiknya bagaimana aku akan bersikap

Baru aja keluar dari komplek perumahan di mana Kusnendar berada aku melihat sebuah masjid mungkin ini jalan yang paling mudah beserah ke hadirat Allah supaya aku mendapat tuntunan dan kebetulan hari sudah menjelang sholat luhur sekalian

Setelah melakukan sholat aku dan Kusnendar ke tempat adiknya yang bernama Jarwo Mahardika adalah adik terkecil dari keluarga Kusnendar

“Assalamualaikun dik Jarwo” kata pak Kusnendar setelah sampai di pintu rumah Jarwo

“Wallaikumsalam” terdengar suara jawaban dari dalam rumah dan pintu depan segera di buka

“Oh mas Kus to, monggo monggo silahkan masuk” kata seorang priya yang membukaan pintu seorang laki laki kira kira berusia 35 atau 40 tahunan

“Kenalkan ini mantan komandan ku dulu di kodam Brawijaya” kata Kusnendar

“Oh pak Bram Kusuma ya calonnya Marisa ya mas” kata adik Kusnanto sambil menyalami aku dan menyebutkan namanga “Jarwo”

“Bram” kata ku sambil menerima tangannya

“Dik Jarwo gimana kemarin urusannya dengan temanmu pengelola ponpes itu” kata Kusnaendar

“Lha kemari katanya mas Kus suruh ngesel dulu waktunya kurang pas, ya udah tak kengsel lagi mas” kata Jarwo

“Gimana to ini aku kok malah binggung sih” kata Bram

“Begini mas Bram, kemarin itu setelah kamu pulang pamit mau ke Solo aku menghubuni adik ku ini supaya mencarikan orang yang bisa mengawinkan segera secara agama dulu setelah aku mendengar dari Marisa aku menghubungi adik ku ini yang dulu pernah belajar di ponpes di jawa timur untuk menghubungi temannya yang kini menjadi pimpinan di ponpes di daerah kali wungu tapi malamnya nak Tasya dengan tegas menolah Marisa sebagai istrimu dan aku kengsel lah, mangkanya tadi pagi setelah mendapat jawaban dari nak Tasya mau menerima Marisa sebagai madunya maka ibunya Marisa dan nak Tasya mengusulkan supaya di resmikan sekalian dan itu membuat kamu panik kan setelah nak Tasya mengulimatum kamu supaya berusaha agar sebelum berangkat ke Jakarta berdua sudah syah dulu” jelas Kusnendar

“Oh ya Allah baru dong saya Terima kasih Ya Allah ku kau berikan aku kemudahan ini, tau kaya gitu ya aku ngak sepanik ini pikiran menjadi kacau dalam waktu semalam harus cari pengulu dimana aku mencarinya ha ha ha plong aku sekarang, terima kasih mas Jarwo mas atau om ya” kata Bram

“Ya om lah, kalau Marisa itu ponakan dari dik Jarwo dan mas Bram ini jadi suami Marisa” kata Kusnendar sambil cengengesan

“Ngak usah seformil gitu to mas Kus ini ada ada saja” kata Jarwo

“Ha ha ha apasih makna sebutan” kata Kusnendar

“Bu ne bikin minum 3 ya ada tamu mas Kus dan calon mantunya” kata Jarwo

“Ya mas sebentar” teriak seorang wanita dari dalam rumah

Sebentar kemudian muncul istri Jarwo dari dalam rumah sambil membawa 3 cangkir teh hangat

“Begini mas Jarwo” kata Bram, lanjutnya “Kalau kita kesana sekarang sambil memastikan waktu nya sekalian kalau bisa sih Minggu pagi besok soalnya minggu sore aku dan dik Marisa harus berangkat ke Jakarta bisa ngak ya”

“Oh sangat sangat bisa mas ajo di minum dulu dari pada mubadir” kata Jarwo

“Bu ne aku pergi dulu ya ke tempat kyai haji Sobirin untuk nganter mas Kus dan mas Bram” kata Jarwo pamit pada istrinya

Dan segera mereka bertiga langsung pergi ke pondok pesanten kyai haji Sobirin dan per jalanan hampir setengah jam melalui jalan toll Semarang Jakarta yang baru di resmikan sebulan yang lalu

Dalam pejalamam aku tersenyum senyum selalu karena hati ku amat senang mendapat istri lagi muda cantik lagi ngak kalah dengan Tasya paras nan ayu dan senyumnya selalu mengambang di bibir mungilnya dan ketika kemarin bibir Marisa ku hisap seakan aku mendapat lotre jutaan rupiah sampai sampai mas Kus yang berada di samping aku menegur ku

“Ngapain mas kok senyum senyum sendiri gitu” kata Kusnendar

“Biasa lah mas, sepertinya ngak pernah muda gitu” kata ku sabil tertawa lepas bebas menggabarkan hatiku juga sangat bahagia

Setelah keluar jalan Toll di daerah Kendal aku mengarahkan mobil ke suau tempat di mana banyak tanaman tebu di kiri kanan jalan sehingga pondok pesantren milik Kyai Haji Sobirin ini dinakanan pondok pesantren Glagah ireng (Glagah = bunga tebu)

Pondok pesantren ini terlihat sepi damai dan tentram itu yang aku rasakan pertama kali aku menginjakkan kaki si pondok pesantrn ini dan ketika aku, mas Kusnanto dan mas Jarwo sampai di pondok pesantren ini masih sekitar jam 1 siang mas Jarwo langsung masuk sebuah rumah yang tampak megah disamping rumah megah itu ada aula besar dan di sekelilingnya ada rumah rumah model pendopo ada 10 rumah pendopo mengelilingi masjid cukup besar juga di tengah tengah antara Aula dan rumah yang megah tadi baru samping sampingnya ada bangunan tingkat dua yang kanan dan kiri bagunan utama dari pondok pesantren itu halamann tertata rapi dan teduh membiat orang krasan duduk berlama lama di halaman pondok pesantren itu

“Asallamualaikum” sapa Jarwo ketika masuk runag utama

“Wallaikumsalan, eh pak Lik Jarwo, monggo silahkan masuk abah ada kok” sapa seorang gadis segera berdiri dan masuk dalam rumah sambil berteriak memanggil abahnya

Kami bertiga duduk di teras rumah tersebut memang sudah di sediakan tempat duduk taman yang melingkar saling berhadapan satu dengan yang lain tak beberapa lama keluar laki laki kira kira seusia dengan mas Jarwo memakai sarung dengan baju koko lengan panjang

“Mas Haji ini kenalkan ini kakak saya mas Kus” kata Jarwo sambil menunjuk ke mas Kusnendar, lanjutnya “Dan ini mas Bram Kusuma mamtan komandan mas saya” sambil menujuk ke diri aku

“Sebentar aku kok ngak asing ya dengan mas Bram Kusuma ini” kata kyai haji Sobirin, lanjutnya “Apa mas Bram pernah bertugas di Jombang sebagai Danramil”

“Pernah dan pak haji pernah tinggal di Jombang ya” kata ku

“Ya aku pada waktu itu masih mondok di pesanten tebu ireng, Wok kamu ingat ngak kita sama sama mondok di pesantren itu” kata pak Kyai

“Aku kok lupa ya pak haji” kata Jarwo

“Mas Bram ini pernah di panggil oleh pak kyai dan akan di jodohkan dengan putrinya ning Safitri ingat mas Bram” kata pak kyai haji Sobirin, lanjutnya “Tapi gagal karena mas Bram menolak karena sudah punya istri di Surakarta dan seminggu kemudian mas Bram datang lagi dengan istrinya ibu Niken Larasati”

“Lho kamu kok masih ingat padahal peistiwa itu sudah lama sekali berlangsung” kata Jarwo

“Ia lah aku masih ingat dan segar dalam ingatan ku kerena mas Bram aku menjadi stress berat karena ning Safitri adalah pacar aku saat itu dan kini menjadi istriku mas Bram, bagai mana aku bisa lupa dengan orang yang membuat aku linglung setengah mati, tapi setelah peristiwa itu aku jadi berani melamar ning Safitri untuk menjadi istri aku terima masih mas Bram telah memberi semangat aku untuk meraih cinta sejati aku”

“Wah hebat benar mas Bram ini sejak dulu punya karisma dan daya tarik tersendiri” kata mas Kusnendar

“Wah biasa aja mas jangan melebih lebihkan berita to” kata ku

“Bagaimana aku ngak mengada ada kok mas” kata Kusnendar, lanjutnya “Pak haji kedatangan ku kali ini minta doa dan safaatnya untuk anak aku Marisa yang saat ini menjadi tunagan mas Bram Kusuma dan minta pak haji mau menikahkan secara islam dulu biar syah dan tidak menimbulkan fitnah”

Berita itu membuat pak haji terbengong bengong lanjutnya “Bagaimana dengan ibu Niken Larasati mas aku ngak mau kalau di kemudian hari menjadi masalah yang rumit”

“Istri aku Niken Larasati sudah meninggal dunia 5 tahun yang lalu, sedang aku kini mempunyai istri lagi yaitu cucu aku sendiri yang kini masih di SMA dan aku sudah nikah dengan cucu aku Tasya Anggraeni dengan sirri juga nanti setelah Tasya lulus aku akan meresmikan secara syah baik dari sisi agama ataupun dari sisi Negara dan Marisa ini calon istri aku yang ke dua adalah putri pak Kusnendar mantan ajudan aku di kodam Brawijaya dan Marisa sudah mendapat ijin dari Tasya istri aku”

“Lha kok bisa” kata haji Sobirin

“Karena Tasya itu akta kelahirannya bukan anak dari anakku juga melainkan anak kemenakan dari sahabat aku dan mereka setuju untuk menjadi wali Tasya” kata Bram

“Ha ha ha hebat mas Bram aku salut 100% salut” kata pak kyai haji Sobirin

“Lalu apa yang bisa saya bantu mas Bram” kata pak Haji

“Saya minta di nikahkan dengan Marisa putri sahabat saya pak Kusnendar besok siang sekitar jam 10 atau jam 11 san pak haji” kata ku, lanjutnya “Berapapun biayanya akan saya penui sebagai mahar”

“Saya hanya minta dibuatkan tendon air untuk bisa menampung air yang di gunakan 24 jam non stop di belakang jadi bukan untuk kepentinan pribadi ku tapi untuk kepentingan pesantren pak” kata pak haji

“Baik” Rangga mengelurakan buku kecil dari dalan tas nya dan menuliskan angka di dalam buku itu lalu menyobeknya dan memberikan pada pak haji dan pak haji menerima sobekan kertas itu dengan nominal sudah tertera di dalan kertas itu ternyata cheque

“Wah ini terlalu banyak pak” kata pak haji

“Mungkin bisa untuk membeli keperluaan lainnya pak haji” kata Bram

“Alhamdulilah” seru pak haji sambil menaikan tangannya ke depan dada dan mengadah ke langait dan setelahnya kedua pangannya di katupkan di depan wajahnya

“Sebentar mas Bram ada yang akan aku perkenalkan dengan mas Bram” kata pak haji, lanjutnya “Umi ada tamu kok di diamkan saja ya” teriak pak haji

“Eh ada tamu to kok ngak memberi tahu sih abah nih” kata seorang wanita setegah baya dengan patas masih membayang kecantikan di masa muda

“Udah kamu duduk sini aja biar Ning yang membuatnan minum” kata pak Haji

“Ya sebentar” kata bu haji istri pak haji sambil masuk dan menyuruh anak perempuannya untuk membuatkan minuman untuk para tamu dan setelahnya bu haji mengambil korsi dan duduk di samping suaminya

“Coba umi perhatikan siapa tamu ku ini” kata pak Haji sambil menumjuk ke aku

Lama umi haji memperhatikan tamu yang baru di tunjuk pada suaminya ucapnya “Siapa ya” sambil mengingat ingat dan berguman sendiri “Kalau wajahnya ngak asing asing banget tapi lupa entah kapan aku bertemu, abah nih bikin penesaran aja”

“Coba ingat ingat lagi kapan bertemu dengan mas ini mungkin sebagai bambaran waktu abah masih di pesantren bersama sama dengan Jarwo” kata pak haji

Bu haji masih mengamati tapi ngak ketemu temu dan demikian juga dengan ku juga masih senyam senyum sendiri akhirnya

“Assalamualikum Dik Safitri apa kabar” ucap ku

Dan sapaan ku ternyata menbuat mata bu haji terbelalak terkejut

“Astafirullah, eh Wallaikumsallam” kata bu haji, lanjutnya “Mas Bram Kusuma ya”

“Ha ha ha akhirnya ketahuan juga pak haji” kata ku

“Ya iyalah mas yang memanggil aku dengan sebutan dik tu hanya mas Bram selain itu tidak ada yang ada memanggil namaku itu dengan ning sampai abah sepuh dan umi sepuh juga memanggil aku dengan sebutan ning benar kan abah” kata bu haji Safitri

“Ternyata dunia ini sempit ya dik” kata ku

“Ia mas Bram apa kabar berapa cucunya” kata ibu haji

“Kok malah tanya cucunya sih umi, kan mas Bram ini minta ke aku untuk menjadi pengulu untuk menikahkan mas Bram ini dengan putri pak Kusnendar yang bernama Marisa” kata pak haji

“Oh begitu ya maaf ngak tau” kata bu haji, akat nikahnya di mana dan kapan”

“Besok siang dan tempatnya juga di sini” kata pak haji, lanjutnya “Kan cuma pernikahan sirri aja sebab sorenya mas Bram ini harus berangkat bersama Marisa ke Jakarta untuk suatu urusan dan supaya menghilangkan fitnah”

“Lalu berapa orang yang akan hadir mas” kata Safitri

“Tidak banayak mungkin juga 10 orang begitu” kata ku, lanjutku “Oh ia pak haji tolong siapkan juga saksi saksi karena ini rencana dadakan sih jadi aku ngak sempat mencari saksi saksi”

“Baik besok aku siapkan saksi saksinya, kalau dari keluarga pak Kus mungkin ada saksi” kata pah Haji

“Ya paling ya ini Jarwo aja” kata pak Kusnendar, lanjutnya “Ya Wok kamu siap”

“Siap mas Kus” kata Jarwo

Setelah itu di lanjutkan dengan selahturahmi sampai setengah jam kemudian aku, mas Kusnendar dan mas Jarwo mohon ijin untuk pulang

Sesampainya di rumah mas Kusnendar langsung makan siang bersama dan tak lama kemudian aku dan Tasya minta diri untuk intirahat dan untuk menyiapkan segala sesuatunya baik untuk syarat perkawinan atau emas kawin yang berupa cincin yang sama bentuknya dengan milik Tasya dan beberapa pakaian sededek sak pengadek (Pakaian lengkap sebadan) sebagai syarat aku memberi sandang dan pangan untuk Marusa dan itu dipersiapkan oleh Tasya istri ku yang manja

Sesampainya di rumah aku dan Tasya kecapaian setelah makan malam dimall dan akhirnya tidur agak sorean setelah melakukan sholat isha bersama dulu dan tertidur bangun bangun aku merasa kimono yang aku pakai sudah lepas dari tubuh aku dan Tasya baru mengoral penis aku yang tampak sudah membesar

“Mas udah bangun” kata Tasya

“Jam berapa jeng” kataku

“Masih tengah malam mas” kata Tasya, lanjutnya “Aku minta jatah aku sebelum mas berangkat ke Jakarta lagi bersama mbak Marisa” tanpa basa basi

Setelah akhir kata Tasya, Bram mengambil inisatif mencium bibir Tasya dengan lembut dan merebahkan Tasya terlentang di sempingnya dan kini Bram sudah berada di atas tubuh Tasya yang terlentang sempurna ke dua tangan Tasya berada di pinggamg Bram kini mulai Bram mengambil peran yang dominan di atas tubuh telanjang Tasya yang pasrah dan menerima perlakuan Bram di atas Tubuh Tasya

Bram pun segera mencium bibir Tasya kembali dan tangan Bram mulai melepas tali kimono yang Tasya pakai sehingga Tasya setengah telanjang Bram pun sangat menikmati tubuh telanjang Tasya cucu kesayangannya dan kini menjadi istri pengganti Niken yang sudah lima tahun meninggal karena kangker

“Aku sangat mengagumi tubuh mu jeng sejak kamu kecil ketika aku sering mandi bersama dengan dirimu dan setelah aklil balik aku di larang oleh Niken malah aku sering mambayangkan tubuh telanjangmu di samping tubuh Niken istriku” kata Bram

“Kin tubuh aku sudah menjadi bagian kehidupan mas Bram tapi maaf kan Tasya ya belum bisa mengikuti kemana mas Bram pergi sesuai dengan janji Tasya sebab masih mengikuti ujian akhir SMA tapi sekarang ada mbak Marisa saudara aku yang akan mengikuti mas Bram pergi biar ngak kesepian lagi dan bercinta setiap saat dengan mbak Marisa semoga mas Bram puas dan selalu di damping oleh istri istri mas Bram yang sangat mengagumi mas Bram dan mendambakan mas Bram selalu imam dalam hidup kami berdua” kata Tasya

“Benar jeng aku juga merasa tersanjung seorang tua kakek kakek seperti aku di karuniai 2 istri yang sangat cantik cantik yang satu keibuan yang lain manja dan lincah dan kedua istriku saling melengkapi menjadi hidupaku manjadi sangat sempurna” ucap Bram sambil mendekatkan bi birnya dan mencium bibir Tasya dengan sangat mesra

“Massss” susra Tasya menggema di kamat tidur apartemen Tasya

Bram hanya menghentikan sebentar ciuman bibir Tasya dan menggeser arah ciumannya ke telingga kanan Tadya yang dini paling dekat dengan mulut Bram, dibasahi telinga Tasya dengan air liur dan menciumi anak telinga Tasya sambil membisikan sustu kata

“I love you” bisik Bram

“I love you too” guman Tasya sambil menikmati kuluman bibir Tasya di anak telinganya disebelah kanan

Tangan Tasya mulai meraba raba selakangan Bram dan mendapatkan apa yang di carinya dan di genggemnya dengan sanagt hati hati seakan benda ini harus di jaga keberadannya penis Bram mulai menegang sedikit demi sedikit di dalam gengeman tanga lembut Tasya

Bram pun tidur menyamping tangan kanan ada di barah kepala Tasya dan tangan kirinya mulai membelai vagina Tasya yang sudah tidak memakai celama dalam semenjak kemarin sore setelah melaukan sholat isa bersama tangan kiri Bram membelai lembut vagina Tasya yang masih tertutup rapat rapat di bukanya celah memanjang tanpa rambut yang mengganggu diikuti celah melintang dari bawah ke atas dari atas dubur Tasya sampai kelemtit Tasya di belainay beberapa kali sehingga jari jari Bram merasa ada cairan yang mengikutui gerakannya

“Ohhhh mmaaaassss ….” leguk Tasya yang sangat menikmati pelakuan Bram atas dirinya

Kini bibir Bram sudah berada di atas leher jenjang Tasya dan beberapa saat menciumi dan meninggalkan air liurnya di sekitar leher jejang Tasya

“Ohhh mmaaassss … geelliii” ucap sadar sambil memejamkan mata merasakan seasasi yang di biat suami tuanya Bram Kusuma

Sebentar kemudian bibir Bram sudah bergeser lagi ke payudara Tasya dan mencilati lembah dan ngarai buah dada Tasya higga basah dan terakot di cilatnya pulung Tasya kanan kiri berhantian semenraea tangan kiri masih di daerah selakangan Tasya dan memainkan kelentitnya sambil memejet mejet kelintit dan Tasya mulai menggeser geserkan pantatnya karena merasakan rasa geli yang amat sangat apa lahi ketika bibir Btam menyedot dengan paksa putting Tasya yang sebelah kiri

“Ohhhh mmaaaasssss aaaahhhh …” kata Tasya diakhiri denga desisan dari mulut Tasya

Bram menghetikan sebentar sedotannya di putting Tasya dan melihat wajah Tasya tambah cantik ketika Tasya sudah mulai horny dan tersenym sendiri melihat Tasya sangat menikmati rangsangan yang di berikan

Laki laki mana yang melihat kecantikannya bertambah mengalai rangsangan yang sangat hebat pada diri pasangannya dan ketika pasangannya mengalami peningkatan hormon sexualnya meningkat membawa perubahan wajah sang kekasih tambah ayu dengan mata yang sayu dan Tasya melihat dan merasakan Bram menghetikan ciumannya di buah dada nya dan melihat apa yang terjadi dan melihat Bram dengan senyum kecil baru memandang dirinya

“Maaasssss ahhhh ….” bisik Tasya sambil membelai wajah tampan leleki tua yang kini menjadi suaminya

Bram pun segera mencium bibir Tasya kembali dalam kecupan yang sebentar dan kini bibir Bram mengarah ke putting yang satunya lagi tapi pada putting sebelah kiri bukan menyedot saja tapi di tambah gigitan kecil di bawah puttingnya

“Maaaassss ssaakkiiitttt …. “ teriak Tasya manja tapi Bram tidak mengghentikan ciumannya malah memambah gigitan gigitan kecil kecil di sekitar putting Tasya baik yang kiri dan kanan ada lima cupangan merah merah di sekitar dada Tasya

Setelah puas Bram berman main di payudara Tasya kini Bram pum menggeser ciuman dan gigitan mengarah ke perut Tasya dan kini berhenti pada lubang pusar Tasya man menciumi pusarnya dan membuat cupangan sekali lagi si daerah pusar Tasya

“Maaassss ggeeeelliiiii ….” teriakTasya

Sememtara tangan kiri Bram sudah mulai masuk keliang peranakan Tasya sambil memaju mundurkan 2 buah jari telunjuk dan jari tengah

“Ahhhh mmaaasssss ….” kata Tasya sambil memegang kanan kiri celah memeknya yang di tusuk 2 jari tangan Bram sambil sedikit mengangkat pinggulnya

Secara perlahan tapi pasti bibir Bram bergeser kearak kelentit Tasya yang sudah membesar dan kini menjadi sasaran berikutrnya dan ketika untuk pertama kalinya lidah Bram menjilat kelentit Tasya

“Aahhhhhhhh mmaaasssss …” suara Tasya menggema seantoro ruangan itu dan itu membiat Bram lebih bersemangat lagi

Lidah dan bibir Bram bekerja sama utuk membuat keletil Tasya keenakan sambil mencium dan menyedot kelentit Tasya yang mulai basah kuyup dengan ludah Bram yang merupakan lubrikan yang sangat mujarap untuk mambuat vagina Tasya lebih basah

Apalagi tangan kiri Bram masih memusuk didalam lubang senggama dan tangan satunya lagi siap siap memberi rangsangan di ke dua putting secara bergantian dan tak beberapa lama lagi gerakan pinngul Tasya mulai tak teralur diangkatnya pinggul tinggi tinggi tapi Bram tetep mempertahankan ke dudukan di atas vagina Tasya yang semakin mengembang

“Maaassss iinnniiiii aahhhhh … ennaakkk bbaangg … eeetttt mmaassss ….” teriak Tasya dan tanpa sengaja tubuh Tasya melengkung ke bawah kepala Bram dan menekannya sekuat tenaga ke dalam memek nya dan ….

“Aahhhhhh mmaaassss kkee … lluuaarrrrr” kata Tasya dengan tubuh melengkung keatas pinggul menekan dengan kepala Bran dan sempurna nafas sebentar berhenti dan dia akhiri kejang kejang hebat di seluruh tubuh nya bukan hanya pinggul nya saja dada, kepala, perut semua kejang dan Bram hanya bisa melihat istri mudanya orgasme terhebat yang pernah Bram lihat dan sambil menanti selesainya orgasme Tasya Bram berbaring di sampingnya sambil membelai mesra rambut Tasya dan mencium pipi nya

Dengan sedikit sisa tenaga Tasya membuka matanya dan membiat rangkulan di leher Bram dan merespon ciuman Bram dengan ciuman di bibir Bram dambil tersenggal senggal mengatur pernafasan yang mulai teratur dan setelah semua reda

“Maassss diiapaaiinn siiihhh koookkkk eennaaakkk bbaanggeetttt” kata Tasya sambil tersenym

Bram tidak menbalas nya tapi dengan senyum lalu mencium bibir Tasta yang terbuka di transfer ludah Bram ke mulut Tasya dan Tasya menerima air surga dengan senang hati

“Masss terimmaaa kkaassiiiihhhh” kata Tasya

“Lanjut jeenggg” kata Bram dan di balas anggukan oleh Tasya

Pinggul Bram mulai bergerak ke atas tubuh Tasya yang terlentang sempurna dan mamposisikan tubuh Bram dengan tengkurap dengan bertumpu pada kedua paha nya dan paha Tasya berada di atas paha Bram setelah membuka selakangan Tasya lebih lebar

“Siiaaappp jengg” kata Bram

Tasya hanya mengangguk pasrah

Bram mulai menempelkan penis Bram di atas vagina Tasya dan menggosok gosokksn sepanjang belahan memeknya dan sedikit menekan kepala penis nya ke bawah dan

Blleeeesssss seluruh kepala dan batang kontol Bram medesak dan masuk dengan sempurna ke dalam memek Tasya yang sudah basah kuyup karena lubrikan yang di kekuarkan oleh vagina Tasya dan bersamaan masuknya penis Bram legukan panjang terdengar baik dari mulut Tasya dan Bram bersaut sautan bagai orkes simponi yang akan memulai pertunjukan konser birahi dari kedua insan berlainan jenis Bram dan Tasya

Bram mendiamkan sebentar penis besarnya di dalam vagina Tasya untuk mengambil nafas sesaat dan mulai menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah denga irama pelan kemudian tubuh Bram rebahan di atas tubuh Tasya yang terlentang dengan kedua kaki mengadah keatas sedang vagina Tasya di coblos sempurna oleh penis Bram yang panjang dan besar sedang Bram sendiri posisi nya menyerupai katak yang tertumpu pada paha nya sedang badanya sejajar dengan Badan Tasya dan mulut Bram persis berada di atas bibir Tasya mata mereka saling pandang dan senyuman mereka mengembang sehingga bibir mereka saling bersetuhan satu dengan yang lain

Lidah Bram nendesak masuk ke mulut Tasya dan menggelitik rongga mulut Tasya yang menerima lidah Bram dengan sebuah sedotan panjang di dalam lidah Bram yang masuk kedalam mulut si cantik Tasya

Tangan Bram membelai kepala Tasya dan mencium keningnya sehingga kepala Tasya berada di antara leher dan kelapa Bram yang masih mengayun penis nya keluar masuk dengan sempurna

“Mmaassss eennaakkkk …” desah Tasya yang bibirnya ada di sebelah telinga Bram

Bram hanya tersenyum dan menambah kecepayan pompaannya di pinggul Tasya yang kini ke dua kaki nya dikaitkan di pingganga Bram sehingga Bram merasa perut dan selangkangan nya menempel sempurna di perut Tasya dan kini Bram memposisikan dirinya duduk pada tumpuan pahanya dan menarik tangan Tasya supaya sejajar dengan tubuhnya di angkatnya sedikit pantat Tasya dengan maksud kali kali Bram bisa sejajar dengan tempat tidur dan mendudukan Tasya di antara selakangannyan yang sedikit terbuka

“Pegel juga jeng ganti posisinya jeng Tasya di atas” kata Bram

Setelah Bram enak duduk di atas tempat tidur dengan ke dua kaki sejajar dengan rempat tidur di mana mereka sedang bertempur Tasya pun mengambil alih kendali persetubuhan dengan menggoyangkan pinggulnya ke atas dan kabawah kesamping kiri dan kanan juga kadang mengdeseknya ke depan belakang sehingga kelentit Tasya bersesekan sempirna dengan bulu bulu kelamin Bram

Di tariknya tubuh Tasya merapat ke dalam pelukan Bram dan tangan tangan Bram kini berada di pantat dan jari jarinya merabai anus Tasya

“Mas jijik ah tempat tai kok” kata Tasya

“Ngak papa Tasya nanti semakin lama semakin enak kok” kata Bram sambil menciumi bibir Tasya yang mengembang dan kini Bram sedikit membungkuk dan buah dada Tasya yang kini menjadi sasaran serangan Bram selanjutnya

“Mas udah ah ngak enak kalau di rabain dubur ku” kata Tasya

Bram pun menghentikan rabaannya di dubur Tasya yang memeng Bram ngak pernah menyentuh dubur Tasya selama permainan sex mereka

Tiba tiba Tasya berteriak

“Maaasssss eennakkk” kata Tasya

Dan gerakan Tasya kini hanya focus ke depan belakang sehingga kepala penis Bram menyentuh daerah g sting Tasya dan terus mempercepat rasa enak dalam vagina Tasya menyebabkan Bram mendiamkan kan konsentrasi pada patudara Tasya dengan menciummi nya kadang menyedot nyedot putting Tasya dan kini Tasya merasakan ada gelombang dari dalam memeknya dan akhirnya menekan lebih dalam penis Bram masuk ke dalam vagina Tasya dan badan Tasya kejang kejang dan di pegangi tubuh Tasya supaya tetap pada berada di posisi tegak dan di rebahkan di atas tubuh Bram

Setelah Bram mendiamkan sebentar tubuh Tasya yang baru saja mengalamu orgasme yang ke dua kali Bram nengangkat tubuh Tasya dan merebahkan di bawah tubuhnya tanpa melepas cepitan penis Bram di dalam vagina Tasya

Setelah mencapai posisi yang di harapkan langsung Bram menggenjot secara cepat pinggulnya naik turun dan hanya satu dua menit kemudian Tasya berteriak lagi

“Massss akuuuu kkeeelluuaaarrr … “ teriak Tasya

Tasya pun kejang kejang kembali Bram hanya mamperlambat tusukan kontol nya ke dalam vagina Tasya tapi setelah nafas Tasya mulai teratur lagi Bram langsung menggenjot dengan rpm tingga dan Tasya menerima itu dengan menahan nafas dan mengimbangi tusukan penis Bram

“Maaassss jjaaahhaaatttt ….” teriakan Tasya tapi tak di hiraukan Bram sebab Bram baru konsentrasi untu mengeluarkan spermanya yang sudah menggantung di depan kepala penis nya

“Taasss syyaaa ahhhhh ….”Teriak Bram sambil menekan pantannya lebih kedalam lagi sehingga kepala penis Bram menusuk di dinding peranakan Tasya yang merasakan akan orgasme lagi

“AAhhhh Taaasss ssyyaahhhh” teriak Bram

“Ahhhh mmaaasss Brraaammmm” teriak Tasya

Chooottt choooottt chooottt

Seeerrtttt sseerrrtt sseeerrttt

Dua tiga menit Bram Tasya tubuhnya menempel sangat ketat dan semakin lama semakin longgar dan akhirnya Bram kelekahan jatuh terguling di samping Tasya

“Makasih Tasya love you” kata Bram sambil mencium kening Tasya

“Love you too” jawab Tasya

Dan mereka saling berciuman kembali dan akhirnya Tasya dan Bram jatuh tertidur lagi tidak sempat untuk membersikan diri Bram lanngsung menarik selimut yang tertumpuk si bawah tempat tidur dan memeluk tubuh telanjang Tasya setela mereka berciuman kembali dan zzzzzz

Bersambung
Part 46
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd