Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG DENDAM DAN SAJAM DI UJUNG MALAM - UPDATE 05

--- 05 ---

TANDA TANYA

SLRRRP SLRRRP SLRRRP..

Lidah Pak Beni penuh nafsu melumat bibir Tuti. Suaranya mengecap menggema seisi kamar. Terdengar hingga keluar kamar membuyarkan lamunan Aco yang masih merenung di meja makan.

"Masih kuat lanjut?"

"Masih dong Mba! Udah lama saya tuh pengen ngewe sama Mbak.."

"Ohyaaa? Kenapa ngga bilang dari dulu? Kalo gitu kan bisa main bertiga sama Aco waktu burungnya masih ada."

"Ya saya baru tahu kalo Mba tuh punya nafsu seks yang sangat liar begini.."

"Iya Pak.. terlebih saya sudah lama tidak merasakan kontol selama diluar kota. Sibuk kerja, lupa ngewe!"

"Hahahaha.."


Gurauan di tengah sesi bercinta ronde dua itu dilanjut dengan lidah Pak Beni yang menjelajah di seputaran kemaluan Tuti. Mata Pak Beni berbinar-binar merasakan sensasi daging darah muda yang berbeda dari istrinya di rumah. Ia melumat dengan sempurna, tidak menyisakan satu sentipun daging yang terpampang di depan itu. Pelan-pelan ia memasukkan dua jarinya mengitari lubang kenikmatan itu. Ia memutar-mutar memainkan dengan ritme yang pas sehingga dengan segera vagina itu membasahi jari-jari Pak Beni.

"Enak banget Paaaak. Jago banget sih. Siapa yang ngajarin?"

"Hehehehe belajar lah dari bokep."

"Wah ternyata suka nonton bokep juga ya?"

"Ngga sering-sering atuh. Ngga bebas di rumah!"

"Iya lagian ngapain juga nonton bokep. Kan ada istri di rumah. Langsung praktek lah!"

"Iya.. tapi kalo sama istri ngga bisa main seliar ini. Dia mah gelian kalo dimasukin jari begini."

"Hahahaha.. apes deh. Yaudah sama Tuti aja kalo Pak Beni pengen praktek!"

"Hahahaha.. SIAAAP!"

"Keluarin dong Pak. Bikin Tuti muncrat!"

"Iya pasti dooong~"


Dengan cekatan jari-jari itu semakin cepat dan semakin trengginas memainkan aksinya. Semenit kemudian, mata Tuti sudah mulai memutih, bibirnya membuka, menjulurkan lidah ke angkasa. Ia merasakan surga dunia hadir di selangkangannya.

"Ahhhh ahhhh ahhh enak banget Pakkk terus terussss!"

"Iyaaah Mbak pengen keluar yaaa."

"Iyaa Pakkk pengen muncratin di muka Bapak!"

"Ayuuukkk.."

Hitungan detik berselang dan air keluar dari lubang kenikmatan itu. Muncrat hingga mengenai muka Pak Beni. Ia terkaget-kaget merasakan air kenikmatan membasahi seluruh mukanya.

"Gilaaa banyak banget Mbaaaak!"

"Iya nihhh sange banget. Buruan dimasukin Pak udah ngga sabar nih Tuti."

Hujan semakin deras dengan lenguhan mereka berdua. Petir semakin gemar menyambar menyamarkan teriakan dua orang yang memadu kenikmatan. Ia menjadi semacam terompet sangkakala di kepala Aco yang masih memagut memandang sepucuk surat yang memiliki teka-teki tersendiri. Sebuah kalimat yang sama dan tertulis di pesan singkat orang yang memiliki nasib sama dari kampung lain. Ia mengambil handphone dari meja seberang, menuliskan pesan singkat.

"Saya Aco yang tadi jumpa dengan Mas di rumah. Besok ada waktu untuk bertemu, Mas?"

"Bisa. Dimana dan kapan?"

--- BERSAMBUNG ---


SEBELUMNYA: 04 - MENU MAKAN MALAM YANG PANAS
 
--- 05A ---

TANDA TANYA

"Bagaimana? Ada yang bisa saya bantu?", tanya Jiwo membuka obrolan.

"Umm.."

"Bingung kenapa? Persoalan kontol kamu yang hilang?"

"Iya begitulah, Mas."

"Tidak perlu disesali. Saya pun akhirnya menerima keadaan itu."

"Bagaimana Mas bisa menerima keadaan itu? Sementara kejantanan laki-laki ditentukan oleh barang itu."

"Saya sudah merasa cukup merasakan kenikmatan bercinta."

"Waduh.. panjang juga nih kalau diladenin."

"Ya begitulah.. kembali ke awal apa yang ingin kamu cari dengan mengajak saya bertemu?"


Aco memandang sekitar, takut-takut ada seseorang yang ikut nimbrung pembicaraan mereka berdua, mengingat mereka berdua menjadi viral di tengah perbincangan kampung. Penjual warung kopi tampak begitu santai dari kejauhan, sepertinya orang ini tidak mengikuti pembicaraan terkini mengenai kasus Aco dan orang di kampungnya, Jiwo.

"Saya ingin mengetahui bagaimana cerita detail sebelum kejadian hilangnya barang Mas Jiwo. Apakah maaf sebelumnya melakukan seks dengan perempuan berbaju merah?", Aco melanjutkan pembicaraan

"Iya baju merah. Apakah orang yang sama?"

"Bisa jadi, Mas."

"Apa lagi ciri-ciri yang kamu ketahui?"

"Paras cantik dan berambut panjang."

"Sama berarti! Apakah di kaki kanannya ada semacam gambar tato?"

"Saya tidak begitu ingat karena kejadiannya cepat sekali. Saya terlalu keenakan mendapat blowjob dari dia."

"Gila luuu lemah kali! Hahahaha saya dong dapat main lama."

"Emang kejadiannya dimana dengan perempuan itu?"

"Di tempat Bunda Yonce.."

"Tempat apa itu?"

"Biasa tempat pelesiran malam."

"Apa ciri-ciri di badan yang menempel dengan perempuan itu?"

"Ngga ada sih.. cuman ada gambar tato.. macan kalo ga salah.."

"Kok ga salah sih Mas.. emang ngga diperhatikan?"

"Ngga laaah keenakan juga soalnya dapat WOT dari dia..."

"Hahaha sama ajaaa!"

"Gimana? Kamu mau cari perempuan itu?"

"Iya mau saya cari. Emang Mas Jiwo tidak penasaran?"

"Saya sih sudah tidak terlalu memusingkan itu, ya karena yang saya bilang di awal tadi. Saya sudah merasa cukup dengan seks."

"Waduhh.. kenapa itu?"

"Ada deh.."

"Bisa diantar ke tempat Bunda Yonce?"

"Bisa. Nanti malam."


Aco lantas menunggu tiba waktu malam itu di rumah Jiwo. Dengan beribu pertanyaan dan jawaban yang semakin merekatkan hubungan mereka berdua dari dua orang yang awalnya asing. Kini karena sebab burung yang hilang, dua orang itu mencari siasat bersama. Bunda Yonce adalah target pertama mereka.
--- BERSAMBUNG ---


SEBELUMNYA: 05 - TANDA TANYA
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd