Di lain tempat...
Lantunan musik santai mendayu dayu terdengar syahdu di telinga para pengunjung restoran kala itu
"Udah jangan di pelototin terus terus nanti matamu jatuh"
"Ah sial luh"
"Hihihi.. Namanya mas irkham, dia seorang nahkoda asalnya dari kota xxx, dia emang ganteng banget.. Mapan juga.. Tapi jangan berharap dapetin dia, dia udah punya istri"
"Oh ya? "
"Ya, kalo gatau malu silahkan aja ajak kenalan siapa tau dia tertarik"
"Hemm"
Percakapan dua wanita yang melihat irkham duduk sambil memainkan hp yang berjarak 2 meja dari tempat mereka duduk, silvi nama wanita cantik itu berumur 25 tahun darah campuran china dan indo dengan wajah yang cantik yang sedari tadi tertarik dengan ketampanan dan kegagahan irkham sedangkan temannya bernama wulan berumur sama teman silvi sedari masa kuliah dan wulanlah pemilik restoran tersebut, wulan tau nama dan asal usul irkham karena irkham sering sekali mampir ke resto silvi ketika berlabuh di kota ini semenjak masih sendiri,. Bahkan keduanya kerap bercengkrama walau hanya sebentar mengingat irkham adalah pengunjung setia dan wulan adalah pemilik resto yang sopan terhadap pelanggan, keduanya kenal beberapa tahun lalu sebelum irkham menikah bahkan wulan sendiri kecewa ketika irkham memberi kabar bahwa dirinya akan menikah 3 bulan lagi ketika pulang yang membuat wulan sedikit merasakan sakit hati akibat dirinya menaruh rasa pada pria tampan tersebut.
"Loh hei hei silvi, mau kemana lu? Woy"
Tanpa menggubris temannya silvi berdiri dan mendekati irkham yang sedari tadi sendiri
"Maaf mas, sendiri? "
"Iya ka, kenapa? "
"Boleh saya duduk disinih? " Sembari silvi menunjuk kursi kosong di depannya
"Ya boleh" Irkham mengijinkan silvi
"Kenalin, aku silvi.. Jangan panggil aku kak ya mas.. Kayanya aku lebih muda dari mu" Sembari mengulurkan tangan
" Oh ya, maaf.. Iya saya irkham" Irkham menyambut uluran tangan silvi
Mereka pun berbincang bincang cukup lama bahkan silvi sendiri beberapa kali tertawa sambil menutup mulutnya seperti kebanyakan wanita ketika sedang bercanda dan ketawa, sedangkan dibalik meja kasir wulan memperhatikan tingkah mereka berdua dan geleng2 melihat silvi yang dengan berani menyapa irkham tanpa mempedulikan status irkham, tak heran bagi wulan yang sudah tau sifat silvi yang playgirl sejak jaman kuliahan dulu.
-------
Dirumah intan..
"Hehehe gimanah mbak? Bagus kan videoku? " Kekeh pak romli
"Maksud bapak apa? Bagiku video seperti itu gak masalah pak! Ga usah sok ngancam ya" Kata intan melotot
"Yaaahh bagi mu emg ga masalah walaupun kesebar kesana kemari, tapi bagi mas irkham gimana ya kalau liat istri cantik tercintanya yang dianggapnya dewi harus memuaskan dirinya sendiri bahkan sambil diliatin ke publik? "
Bagaikan tenggelam dalam lautan, intan tergagap dan tak tau harus berbicara apa untuk membela dirinya. Ia tau kalaupun tersebar sudah hal lumrah karena wanita jaman sekarang sudah banyak yang bermain web live tapi bagi suaminya? Mas irkham pasti akan kecewa pada dirinya yang baru dinikahi harus bermain nakal dan di pertontonkan ke publik hanya karena alasan bosan dan mencari uang tambahan
"Lalu apa maumu pak? " Geram intan
"Hehehe tenang mbak intan, saya cuma mau mbak intan live lagi di depan sayah dan sebelum itu mbak intan harus meminum ini dulu" Kata pak romli yang menyuguhkan air cola dalam kemasan dan menaruhnya di meja tepat dihadapan intan
"Apa ini pak? "
"Itu hanya air cola yang dingin bekas saya tadi minum, dan saya janji akan menghapus video mbak intan asalkan mbak intan meminum ini dan melakukan live seperti yang ada di video saya"
Intan bimbang apakah dirinya harus meminum air tak jelas ini walaupun dia tau dari bau, kemasan, dan warna sudah jelas itu hanyalah air cola biasa namun ia tak tau apa ada sesuatu di dalamnya? Lalu apakah dirinya harus melakukan live sembari telanjang dan menari nari di depan pak romli????