Malam itu, hujan lebat dan angin sangat kencang, seakan-akan merobohkan dinding rumah mertua ku, kulihat jam sudah pkl. 01:25wib.
Posisi tidur ku, berjarak 1 meter dari mertua ku, jadi aku dan kakak ipar ku tidur mengapit mertua ku.
Angin nya sangat terasa kencang sperti berteman air, aku bangun hendak melihat anak anakku dikamar dari gorden,
Sepintas kulihat semua sudah terlelap, namun mataku tiba-tiba tertuju pada tuti anak kakak iparku, yang membuat kelakian ku serasa berontak, bukan cara tidur nya, tapi tonjolan memek nya yg tebal dari celana leging nya yg warna biru Maron,
Tanpa sadar aku menelan ludah ku sendiri, bagaimana tidak,,, tuti yang tahun ini tamat SMA, panggul nya agak besar, susu nya sangat menantang dr balik kaos nya,
Mmmhhh..... Batinku.
Rupanya selimut mertua ku tidak cukup utk mereka, seperti hal nya aku hanya memakai sarung karena mertua ku hanya memiliki dua selimut dan 4 buah bantal.
Kulihat kakak dan mertua ku sudah terlelap, entah setan dari mana tiba-tiba aku memegang kontol ku. .
"ohh tuti.... " Desahku dalam batin
Ku kocok perlahan kontol ku, sambil menatap tajam gundukan memek serta susu tuti,, dari luar pakaiannya
Sambil menghayalkan menjilati memek tuti kukocok perlahan kontol ku yang membuat nafsu ku makin menjadi,
Tanpa berpikir panjang, setelah kulihat kembali mertua dan kakak ku, kuberanikan mendekati tuti dengan mengendap-endap, perlahan kucari lantai dekat tuti untuk berlutut agar lebih dekat lagi ke gundukan memek nya..
Uhhh hhhm.... Tanpa sadar atau nekat aku tidak tau, tanganku yang satu dengan gemetar mencoba meraba gundukan memek tuti yang begitu tebal, indah dan menggairahkan..
Ciplakan memek tuti sangat sangat mempesona ku, garis tengah nya sangat terlihat jelas dari leging nya..
Ohhh... Tuhan, ,, tangan ku berhasil menyentuh nya,, ku percepat kocokan ku sebelum semuanya sia-sia, walaupun sentuhan kecil tapi,,, aghjhhhh tutiii.. Ku.. .
Crottttt........ Aku mengeluarkan spermaku didalam celana ku,
"yaahh...!!! " panggil anita pelan mengejutkan kan ku, ternyata kami sudah saling bertatapan mata.
Deg... . Jantung ku seakan berhenti, dan sebentar lagi berpacu.
Aku ketakutan,, tanpa menjawab aku keluar dari kamar dan mencoba untuk tidur,
Ternyata kenikmatan yang kurasa barusan telah sirna dengan tatapan anakku anita.
Bersambung...